Anda di halaman 1dari 5

Ketidakpastian Heisenberg dan Dilema

Elektron: Partikel atau Gelombang?


// Rubrik Fisika Majalah 1000guru February 2011 //
Penulis akan bercerita sebuah fakta sederhana yang menjadi salah satu fondasi dari lahirnya
sebuah revolusi di fisika yang dibawa oleh mekanika kuantum (quantum mechanics). Fakta
ini terkenal dengan sebutan ketidakpastian Heisenberg, yang pertama kali diformulasikan
oleh Heisenberg pada tahun 1927. Meskipun ia dihadiahi penghargaan Nobel untuk
penemuannya yang sekilas sangat sederhana, arti fisis dari formulasi yang dirumuskannya
masih terus diperdebatkan sampai sekarang. Sebagian fisikawan bahkan berpendapat bahwa
Heisenberg agak keliru dalam memaknai formula yang dia buat sendiri. Oya, sebelum
melanjutkan baca artikel ini, ada baiknya teman-teman baca juga artikel elektron pembaca
pikiran (rubrik fisika majalah 1000guru edisi ke-1).
Sekarang mari kita diskusikan sebuah eksperimen sederhana. Kita letakkan sebuah layar
dengan sebuah celah (lubang) berupa lingkaran yang diameternya,

x,

kita asumsikan

diameter ini bisa diubah-ubah.

Kita tembakkan elektron satu demi


satu ke arah celah itu sedemikian rupa sehingga di setiap waktu tidak ada elektron yang
masuk celah secara bersamaan. Misalnya, satu jam sekali kita tembakkan satu elektron.
Sebagian elektron berhasil melewati celah dan sebagian yang lain yang gagal melewati
lubang dipantulkan balik. Lalu, kita lihat bagaimana perilaku elektron yang berhasil melewati
celah dengan menabrakkannya ke layar berpendar di belakang layar bercelah.
Nah, fakta dari hasil percobaan mengatakan bahwa kalau ukuran dari celah cukup besar
(misalnya lingkaran dengan diameter 1 cm), elektron yang berhasil melewati celah akan
terdistribusi di layar berpendar dalam area
dengan x:

yang proporsional (berbanding lurus)

Lx
Ini tentu saja sesuai dengan intuisi kita. Misalnya, kita bisa meniru percobaan di atas dengan
menggunakan kelereng berdiameter 0,5 cm dan ukuran celah misalnya berdiameter 1 meter.
Kelereng yang berhasil melewati celah (lubang) akan terdistribusi di layar berpendar dengan
area yang berbanding lurus dengan ukuran celah.

Peristiwa sangat menarik yang bertentangan dengan intuisi di atas akan terjadi kalau kita
perkecil ukuran lubang menjadi sangat-sangat kecil. Hasil percobaan menunjukkan, semakin
kecil ukuran celah, elektron akan tercerai-berai dan terdistribusi di layar berpendar di area
yang berbanding terbalik dengan ukuran celah

Lax
dengan a adalah sebuah konstanta.
Ingat bahwa elektron kita tembakkan satu per satu! Dengan demikian, hasil percobaan
elektron bisa diartikan bahwa semakin kecil ukuran celah, interval (dari kemungkinan) sudut
cerai elektron yang berhasil melewati celah tersebut semakin besar. Selain itu, karena
elektron ditembakkan horizontal, elektron tidak punya kecepatan vertikal sebelum memasuki
celah. Fakta bahwa elektron diceraikan dengan sudut tertentu (terhadap horizontal) setelah
melewati celah menunjukkan bahwa elektron mendapatkan kecepatan ke arah vertikal.
Interval dari nilai kecepatan ini tentu saja sebanding dengan sudut cerai maksimum sehingga
juga sebanding dengan

L,

yaitu

v=bL,

dengan

Karenanya rumus sebelum ini bisa ditulis seperti

vcx
dengan c adalah konstanta yang tidak sama dengan nol.

berupa sebuah konstanta.

Apa artinya ini? Secara matematis, semakin kita perkecil


Perhatikan bahwa

x,

semakin besar

v.

menunjukkan ketidakpastian posisi elektron di dalam celah dan

menunjukkan ketidakpastian kecepatan vertikal dari elektron setelah melewati celah. Oleh
karena itu, formula di atas bisa diartikan bahwa semakin kecil ketidakpastian posisi elektron
di dalam celah, semakin besar ketidakpastian kecepatan arah vertikal dari elektron ketika
keluar dari celah, dan sebaliknya. Inilah kurang lebih isi dari apa yang kemudian terkenal
dengan ketidakpastian Heisenberg.
Lalu bagaimana kita harus menjelaskan semua itu? Sekilas, fenomena ini mirip dengan apa
yang terjadi kalau elektron kita ganti gelombang. Misalnya, kita sering mengamati bahwa
ketika gelombang air melewati sebuah celah, maka gelombang akan terdifraksi. Di sisi lain,
semakin kecil ukuran celah, maka semakin besar sudut difraksi dari gelombang yang
melewati celah tersebut. Analogi ini menginspirasi untuk mengasumsikan bahwa elektron itu
gelombang, seperti yang dianjurkan oleh de Broglie (dengan argumentasi lain). Inilah yang
dianut fisikawan dan de Broglie mendapat hadiah Nobel untuk ide itu.
Tapi tunggu dulu! Bukankah kita tadi mengasumsikan kalau elektron kita tembakkan satu per
satu. Situasi ini tentu berbeda dengan gelombang air di mana molekul-molekul air ramairamai berkolaborasi melewati celah. Nah, yang membuat pusing, seandainya pun kita anggap
elektron itu gelombang yang tentu menjalar ke mana-mana, hasil percobaan menunjukkan
bahwa saat elektron menabrak layar berpendar, hanya lokasi tertentu dari layar yang
berpendar, yang menunjukkan bahwa elektron itu partikel yang terlokalisasi di titik tersebut.
Kalau elektron itu gelombang tentunya semua area layar berpendar akan berpendar ketika
elektron menabrak layar tersebut.
Artinya apa? Kalau kita anggap elektron itu gelombang, maka kita punya dualisme perilaku
elektron: saat elektron melewati lubang dia berperilaku seperti gelombang sehingga bisa
terdifraksi, sementara saat dia menabrak layar berpendar, dia berperilaku seperti partikel lagi.
Tentu saja tidak semua peneliti setuju dengan penjelasan di atas (termasuk penulis). Kita
misalnya bisa bertanya: apa yang membuat elektron berperilaku seperti gelombang di satu
situasi dan seperti partikel di situasi lain, dan kapan bisa begini, kapan bisa begitu?
Adakah yang tertarik bertualang memecahkan misteri di dunia mikroskopis ini?

Prinsip Ketidakpastian Heisenberg


panbran os Pengetahuan Umum, Ragam

Prinsip Ketidakpastian Heisenberg. Salah satu masalah terbesar dengan eksperimen


kuantum adalah kecenderungan yang tampaknya tidak dapat dihindari manusia untuk
mempengaruhi situasi dan kecepatan partikel yang begitu kecil. Hal ini terjadi hanya dengan
pengamatan terhadap partikel, dan hal ini membuat para fisikawan kuantum frustrasi. Untuk
mengatasi hal ini, fisikawan telah menciptakan sejumlah mesin yang rumit seperti akselerator
partikel yang menghilangkan pengaruh manusia secara fisik dari proses percepatan partikel
energi gerak.
Namun, hasil campuran fisika kuantum ditemukan saat menguji partikel yang sama yang
menunjukkan bahwa kita tidak bisa berbuat apa-apa kecuali mempengaruhi perilaku kuanta atau partikel kuantum. Bahkan cahaya yang digunakan para fisikawan untuk membantu
mereka dapat memahami lebih jelas objek yang mereka amati dapat mempengaruhi perilaku
kuanta. Foton, misalnya - ukuran terkecil cahaya, yang tidak memiliki muatan massa atau
listrik - masih bisa mengikat partikel di sekitarnya, mengubah velositas dan kecepatan.
Inilah yang disebut dengan Prinsip Ketidakpastian Heisenberg. Werner Heisenberg, seorang
fisikawan Jerman menetapkan bahwa pengamatan kita berpengaruh terahadap perilaku
kuanta. Prinsip Ketidakpastian Heisenberg terdengar sulit dipahami - bahkan istilah ini
sedikit membuat kita terintimidasi. Tapi itu sebenarnya hal itu mudah dipahami, dan begitu
Anda melakukannya, Anda akan memahami prinsip dasar mekanika kuantum.
Bayangkan bahwa Anda seorang yang buta dan dari waktu ke waktu Anda mengembangkan
sebuah teknik untuk menentukan seberapa jauh obyek dengan melemparkan bola yang
dirancang khusus untuk eksperimen anda. Jika Anda melemparkan bola dekat dengan tempat
anda duduk, maka bola akan kembali dengan cepat, dan Anda akan tahu bahwa lemparan
yang anda buat dekat. Jika Anda melemparkan bola pada sesuatu yang letaknya di seberang
jalan, maka akan memakan waktu lebih lama untuk kembali, dan Anda akan tahu bahwa
benda tersebut jauh.
Masalahnya adalah bahwa ketika Anda melemparkan bola - terutama bola yang berat pada
benda seperti bangku, maka bola mungkin menabrak beberapa benda dalam ruangan, tetapi
walaupun demikian masih terdapat momentum yang cukup sehingga bola tersebut kembali.
Anda dapat mengatakan dimana benda lain yang tertabrak, bukan dimana benda tersebut
sekarang. Selain itu anda dapat menghitung velositas benda yang anda lempar dengan bola,
tetapi Anda tidak tahu kecepatannya sebelum anda lempar dengan bola.

Ini adalah masalah yang diungkapkan oleh Prinsip Ketidakpastian Heisenberg. Untuk
mengetahui kecepatan quark maka kita harus mengukurnya, dan untuk melakukan
pengukuran, kita dipaksa untuk mempengaruhinya. Hal yang sama berlaku untuk mengamati
posisi obyek. Ketidakpastian tentang posisi suatu objek dan kecepatan membuat sulit bagi
fisikawan untuk menentukan banyak hal tentang objek.
Tentu saja, fisikawan tidak persis melemparkan bola pada kuanta untuk melakukan
pengukuran, karena gangguan sekecil apa pun dapat membuat partikel yang begitu kecil
menghasilkan perilaku yang berbeda.
Inilah sebabnya mengapa fisikawan kuantum dipaksa untuk menciptakan eksperimen
pemikiran berdasarkan pengamatan dari percobaan nyata yang dilakukan pada tingkat
kuantum. Percobaan pikiran ini dimaksudkan untuk membuktikan atau menyangkal
interpretasi - penjelasan terhadap seluruh teori kuantum.
Pada bagian berikutnya, kita akan melihat dasar dari bunuh diri kuantum - yakni dari
interpretasi Teori Banyak-Dunia terhadap mekanika kuantum.

Anda mungkin juga menyukai