Anda di halaman 1dari 10

BAB 5

HASIL PENELITIAN

5.1 Gambaran Umum PT. Ecogreen Oleochemichals


5.1.1 Sejarah
Asal kata Ecogreen terdiri dari Eco yang berarti lingkungan dan Green
yang berarti hijau dan jika di gabungkan berarti lingkungan hijau. Berdiri
pada tahun 1990,

yang dimana perusahaan ini bertujuan untuk ramah

lingkungan. PT. Ecogreen Oleochemichals sebelumnya bernama PT.


Aribhawana

Utama Belawan

yang

didirikan

oleh

salah

seorang

pengusaha Indonesia yang bergabung dalam kelompok usaha Salim Group


yang berlokasi di Belawan, Sumatra Utara.
Pabrik yang memproduksi Fatty Alcohol (Lemak Alkohol) ini bahan
dasarnya berupa minyak inti kelapa sawit atau yang dikenal dengan CPKO
(Crude Palm Kernel Oil) atau minyak kelapa yang dikenal dengan CNO
(Crude Nature Oil) yang didatangkan dari Pulau Sumatera, Sulawesi atau
Filipina. Selain itu didatangkan dari Kalimantan dan Singapura. PT. Ecogreen
Oleochemichals

tidak

hanya

memproduksi Fatty

Alcohol (Lemak

Alkohol) saja, tetapi juga memproduksi Methylester dan Glycerine. Dalam


menghasilkan produk-produk tersebut, PT. Ecogreen Oleochemichals sangat
menjaga kualitas produksinya. Hal ini terbukti dengan diterimanya sertifikat
ISO 9002 : 1994 (Quality Management Sistem atau Sistem Manajement
Mutu) dan yang telah dikonvermasi ke ISO 9000 : 2000, karena versi
1994 expired

pada

15

Desenber

2003. Selain

itu,

PT.

Ecogreen

Oleochemichals Medan juga peduli pada lingkungan dan telah disertifikasi

25

dengan ISO 14001 : 2000 (Environmental Management System) yaitu


standarisasi internasional tentang lingkungan.
5.1.2 VISI DAN MISI PERUSAHAAN
Visi :
Menjadi perusahaan kelas dunia yang efisien dalam menyediakan
produk-produk bermutu tinggi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
Misi :
1. Memproduksi dan memasok produk bermutu tinggi yang berdaya
saing atau melebihi harapan pelanggan.
2. Meningkatkan

efisiensi

dan

mempertahankan

pertumbuhan

keuntungan.
3. Mengembangkan kemampuan sumber daya manusia melalui
perbaikan berkesinambungan.
5.2 Data Hasil Penelitian
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian mengenai gambaran perilaku
pekerja mengenai penyakit Dermatitis kontak dan pencegahannya di PT. Ecogreen
Oleochemichals Medan-Belawan tahun 2015. Hasil penelitian ini diperoleh dari 60
responden yang bekerja di PT. Ecogreen Oleochemichals.

26

Tabel 5.2.1 Gambaran Pengetahuan pekerja

mengenai penyakit Dermatitis

kontak dan pencegahannya


Kategori

Jumlah (orang)

Persentase (%)

Baik

28

46.7

Sedang

25

41.7

Kurang

11.7

Total

60

100.0

Berdasarkan tabel 5.2.1 dapat diketahui bahwa dari 60 responden yang


mempunyai pengetahuan baik sebanyak 28 responden (46,7%), 25 responden (41,7%)
memiliki pengetahuan sedang sedangkan 7 responden (11,7%) mempunyai
pengetahuan kurang.
Grafik 5.2.1 Gambaran Pengetahuan pekerja mengenai penyakit Dermatitis
kontak dan pencegahannya

27

Tabel 5.2.2 Gambaran sikap pekerja mengenai penyakit Dermatitis kontak dan
pencegahannya
kategori
Baik
Sedang
Kurang
Total

Jumlah (orang)

Persentase (%)

31

51.7

24

40.0

8.3

60

100.0

Berdasarkan table 5.2.2 dapat diketahui bahwa dari 60 responden yang


mempunyai pengetahuan baik sebanyak 31 responden (51,7%), 24 responden (40,0%)
memiliki pengetahuan sedang sedangkan 5 responden (8,3%) mempunyai
pengetahuan kurang.
Grafik 5.2.2 Gambaran sikap pekerja mengenai penyakit Dermatitis kontak
dan pencegahannya

28

Tabel 5.2.3 Gambaran tindakan pekerja mengenai penyakit Dermatitis kontak


dan pencegahannya
kategori
Baik
Sedang
Kurang
Total

Jumlah (orang)

Persentase (%)

29

48.3

26

43.3

8.3

60

100.0

Berdasarkan table 5.2.3 dapat diketahui bahwa dari 60 responden yang


mempunyai pengetahuan baik sebanyak 29 responden (48,3%), 26 responden (43,3%)
memiliki pengetahuan sedang sedangkan 5 responden (8,3%) mempunyai
pengetahuan kurang.
Grafik 5.2.3 Gambaran tindakan pekerja mengenai penyakit Dermatitis kontak
dan pencegahannya

29

BAB 6
PEMBAHASAN

Perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati
dan dipelajari. Morgan et.al menyatakan bahwa perilaku adalah suatu yang dilakukan
oleh manusia dalam bentuk yang dapat diamati dengan beberapa cara. Dijelaskan
bahwa perilaku pekerja dapat mempengaruhi apakah pekerja tersebut akan terkena
penyakit atau tidak dalam hal ini penyakit yang diteliti adalah dermatitis kontak.
Gambaran perilaku ini mencakup pengetahuan, sikap dan tindakan setiap pekerja
yang menjadi responden.9
Berdasarkan penelitian dari 60 responden dari pekerja di PT. Ecogreen
Oleochemicals Medan-Belawan diketahui bahwa tingkat pengetahuan responden
tentang penyakit Dermatitis kontak dan pencegahannya adalah baik yaitu sebesar
46,7%. Menurut peneliti, hal ini terjadi karena adanya usaha dari pihak kesehatan
untuk memberikan informasi mengenai penyakit Dermatitis kontak ini kepada setiap
pekerja yang akan mulai bekerja. Sehingga hal ini tentunya memberikan informasi
lebih kepada pekerja mengenai penyakit dermatitis kontak ini.

Selain

itu

Notoatmodjo berpendapat, bahwa pengetahuan seseorang juga dapat dipengaruhi oleh


faktor umur, tingkat pendidikan. Bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh
pada peningkatan pengetahuan yang diperolehnya akan tetapi pada umur tertentu atau
menjelang usia lanjut kemampuan dalam menerima dan mengingat suatu pengetahuan
akan berkurang.9
Sikap responden mengenai penyakit Dermatitis kontak dan pencegahannya
adalah baik yaitu sebesar 51,7%. Hal ini terjadi karena para pekerja sudah sudah
mengerti bagaimana pencegahan penyakit dermatitis kontak tersebut. Menurut
Campbell mendefinisikan sikap adalah suatu sindrom atau kumpulan gejala dalam
merespons stimulus atau objek, sehingga sikap itu melibatkan pikiran, perasaan,
30

perhatian, dan gejala kejiwaan yang lain. Sedangkan Newcomb menyatakan bahwa
sikap adalah kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan
pelaksanaan motif tertentu. Dengan kata lain, fungsi sikap belum merupakan tindakan
(reaksi terbuka) atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi perilaku (tindakan
atau reaksi tertutup).9
Tindakan adalah hal yang sudah nyata (konkrit) berupa perbuatan (action)
mengenai situasi atau rangsangan dari luar. Tindakan dapat dibedakan menjadi 3
tingkatan menurut kualitasnya yaitu tindakan terpimpin, tindakan secara mekanisme, dan
adopsi.9

Tindakan

responden

mengenai

penyakit

dermatitis

kontak

dan

pencegahannya yang didapati oleh peneliti adalah baik yaitu sebesar 48,3%. Menurut
peneliti, hal ini disebabkan karena pekerja sudah mengetahui dan mengerti cara
pencegahan penyakit dermatitis sehingga pekerja sudah melakukannya langsung di
lapangan seperti, menjaga kebersihan diri khususnya tangan dan menggunakan APD
seperti sarung tangan, sepatu, dll.
Tabel 6.1 Gambaran perilaku pekerja mengenai penyakit Dermatitis kontak
dan pencegahannya

Gambaran
perilaku

Baik

Sedang

Kurang

Orang

Orang

Orang

Pengetahuan

28

46,7%

31

51,7%

29

48,3%

Sikap

25

41,7%

24

40,0%

26

43,3%

Tindakan

11,7%

8,3%

8,3%

Total

60

100%

60

100%

60

100%

BAB 7
31

KESIMPULAN DAN SARAN


7.1 Kesimpulan
Berdasarkan data yang di peroleh dari hasil penelitian, dapat disimpulkan
bahwa :
1. Pengetahuan responden tentang penyakit dan pencegahan Dermatitis kontak
yaitu dalam tingkat baik sebesar 46,7%, sedang 41,7% dan kurang 11,7%. Hal
ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden tentang penyakit dan
pencegahan Dermatitis kontak adalah baik.
2. Sikap responden tentang penyakit dan pencegahan Dermatitis kontak yaitu
dalam tingkat baik sebesar 51,7%, sedang 40,0% dan kurang 8,3%. Dapat
disimpulkan bahwa sikap responden tentang penyakit dan pencegahan
Dermatitis kontak adalah baik.
3. Tindakan responden tentang penyakit dan pencegahan Dermatitis kontak
yaitu dalam tingkat baik sebesar 48,3%, sedang 43,3% dan kurang 8,3%.
Dapat disimpulkan bahwa tindakan responden tentang penyakit dan
pencegahan Dermatitis kontak adalah baik.
Jadi, berdasarkan data-data diatas bisa dikatakan gambaran perilaku pekerja
mengenai penyakit Dermatitis

kontak dan pencegahannya di PT.Ecogreen

Oleochemicals pada tahun 2015 adalah baik.


7.2. Saran
Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan yang telah diuraikan di atas,
peneliti mengajukan beberapa saran :
a. Bagi pihak perusahaan, agar dapat memberikan informasi ke pekerja tentang
penyakit dermatitis kontak dan pencegahannya. Agar dapat meminimalisir
angka kejadian dermatitis kontak.
b. Bagi pekerja , agar lebih mengetahui tentang beberapa faktor yang
berhubungan dengan terjadinya Dermatitis kontak dan mengetahui cara untuk
mencegah terjadinya Dermatitis kontak .
32

c. Kepada peneliti lain, bahwa penelitian ini masih banyak kekurangan seperti
jumlah responden yang harus ditambah dan waktu penelitian yang lebih
panjang.

DAFTAR PUSTAKA
1. Sumamur, Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hiperkes), Sagung
Seto, Jakarta, 2009.
33

2. Djuanda A, Djuanda S, Hamzah M. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi V,


Jakarta : Penerbit FK UI; 2009.
3. Hudhyono J. Dermatosis Akibat Kerja. Majalah Kedokteran Indonesia; 2002.
4. Siregar, RS. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Edisi Kedua. Jakarta:
EGC; 2004.
5. Anwar, Effionora. Eksipien Dalam Sediaan Farmasi (Karakterisasi dan
Aplikasi). Jakarta: Dian Rakyat; 2012.
6. Harahap M. Ilmu Penyakit Kulit. Edisi I, Jakarta : Hipokrates ;2000.
7. Mansjoer, Arief, et all. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi Ketiga. Jakarta:
Mdia Aesculapios FK UI; 2001.
8. RSUD Dr. Soetomo. Atlas Penyakit Kulit dan Kelamin. Surabaya :
Universitas Airlangga; 2010.
9. Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta,
2010.
10. Cahyono, A. Keselamatan Kerja Bahan Kimia di Industri. Yogyakarta :
Gadjah Mada University Press; 2004.
11. Koh David, Jayaratnam. Buku Ajar Praktek Kedokteran Kerja. Jakarta.
EGC. 2010.
12. Nasir ABD, Muhith A, Ideputri EM. Buku Ajar Metodologi Penelitian
Keshatan. Konsep Pembuatan Karya Tulis dan Thesis untuk Mahasiswa
Kesehatan. Cetakan I. Yogyakarta: Nuha Medika, 2011.

34

Anda mungkin juga menyukai