Memeh 3
Memeh 3
SKRIPSI
Untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Sosiologi Dan Antropologi Pada
Universitas Negeri Semarang
Oleh
Nuniek Diana Lestari
3501401056
Hari :
Tanggal :
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
ii
Pernyataan
karya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian atau
keseluruhannya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
“ Hati adalah raja maka berilah ia makanan dengan ilmu, sebab jika lewat tiga hari
ia tidak di isi oleh makanan berupa ilmu, maka ia akan mengeras dan akhirnya
Persembahan
dan dukungannya
v
PRAKATA
dalam rangka untuk menyelesaikan studi strata 1 (S1) Jurusan Sosiologi dan
Antropologi.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari
bantuan, dukungan, dan bimbingan berbagai pihak. Oleh karena itu pada
1. Dr. H. A.T. Soegito, SH. M.M. Rektor Universitas Negeri Semarang yang
(UNNES)
3. Dra. Rini Iswari, M.Si Ketua Jurusan Sosiologi dan Antropologi Fakultas
dan saran-sarannya.
dan saran-sarannya.
vi
6. Drs. Adang Syamsudin Sulaha, M.si selaku dosen penguji yang telah
7. Slamet Panca, S.Pd selaku kepala sekolah SMA Negeri 9 Semarang yang
8. Hj. Marlina, BA selaku guru sosiologi yang telah membantu penulis untuk
10. Semua pihak yang tidak dapat disebut namanya satu persatu yang telah
ini.
Semoga hasil karya ini dapat bermanfaat dan berguna khususnya bagi semua
Penulis
vii
SARI
viii
Hasil penelitian mengenai kreativitas mengajar guru pada mata
pelajaran sosiologi adalah 70,82%, setelah dikonsultasikan dengan kriteria
persentase hasilnya tergolong tinggi. Sedangkan data mengenai hasil
pemahaman siswa pada materi sosiologi pada kelas XI IS telah mendapat nilai
antar 70-79 dengan kategori lebih dari cukup. Korelasi positif antara
kreativitas mengajar guru dengan tingkat pemahaman siswa artinya setiap
kenaikan variabel X akan diikuti oleh penambahan variabel Y sebesar 30,5%.
Mengenai pengaruh antara kreativitas mengajar guru terhadap tingkat
pemahaman siswa dalam mata pelajaran sosiologi di kelas XI IS Semester I
SMA Negeri 9 Semarang Tahun Pelajaran 2005/2006 dengan nilai f hitung =
14,027 kemudian dikonsultasikan dengan f tabel = 4,06 dengan dk pembilang
= 1 dan dk penyebut = 34 - 2 = 32. Pada taraf signifikan 5% adalah sebesar
4,06 karena f hitung > f tabel maka ho ditolak dan ha di terima, hal ini berarti
ada pengaruh kreativitas mengajar guru terhadap tingkat pemahaman siswa
dalam mata pelajaran sosiologi di kelas XI IS Semester I SMA Negeri 9
Semarang Tahun Pelajaran 2005/2006 sebesar 30,5%. Selain faktor dari guru
ada juga faktor lain yang mempengaruhi tingkat pemahaman siswa yaitu
faktor fisiologis siswa, (kondisi badan siswa, keadaan fungsi-fungsi jasmani
tertentu terutama fungsi panca indra) serta motivasi dari diri siswa itu sendiri.
Agar pelajaran bisa diterima baik oleh siswa, guru ketika mengajar
tidak hanya menggunakan ceramah saja tetapi guru juga bisa menggunakan
metode yang bervariasi agar siswa lebih dapat memahami pelajaran sosiologi
yang telah disampaikan oleh guru.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................. ii
PERNYATAAN....................................................................................... iv
PRAKATA............................................................................................... vi
SARI...................................................................................................... viii
DAFTAR ISI......................................................................................... x
DAFTAR BAGAN………………………………………………………xiv
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………….xv
BAB I : PENDAHULUAN…................................................................. 1
B. Penegasan Istilah….............................................................. 3
E. Tujuan Penelitian…............................................................. 5
F. Manfaat Penelitian…........................................................... 6
G. Sistematika Skripsi….......................................................... 6
x
A. Pengertian Kreativitas…..................................................... 9
B. Pengertian mengajar…........................................................ 9
E. Pengertian Pemahaman….................................................. 24
1. Pengertian Belajar….................................................... 26
F. Pengertian Sosiologi…...................................................... 30
H. Kerangka Berfikir…......................................................... 34
I. Hipotesis…....................................................................... 35
xi
BAB IV : HASIL PENELITIAN….................................................... 54
B. Pembahasan….................................................................. 72
A. Simpulan…..................................................................... 76
B. Saran….......................................................................... 77
DAFTAR PUSTAKA….................................................................... 78
LAMPIRAN-LAMPIRAN…............................................................ 80
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Tabel Populasi…............................................................................ 39
xiii
DAFTAR BAGAN
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
7. Kisi-kisi Tes........................................................................................ 93
8. Pengantar Tes..................................................................................... 95
xvi
20. analisis diskriptif persentase variasi gaya mengajar guru................... 121
pembelajaran....................................................................................... 124
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
dapat mencapai sasaran maupun tujuan dari kegiatan belajar mengajar. Guru
ditentukan oleh beberapa faktor yang penting adalah guru, siswa dan
masyarakat. Secara umum hasil prestasi belajar sosiologi pada siswa disetiap
1
2
jenjang pendidikan negeri maupun swasta rata-rata masih rendah dan siswa
16-19). Untuk itu sebagai guru yang baik harus bisa membangkitkan semangat
belajar siswa, guru harus kreatif untuk menciptakan suasana belajar yang
menginginkan pelajaran dapat diterima dan dipahami oleh murid atau siswa
belajar merupakan jalan yang harus ditempuh oleh seorang siswa untuk
melakukan kegiatan belajar dapat disebut telah mengerti suatu hal atau sudah
secara mantap. Dalam pemahaman ini siswa tidak hanya dituntut untuk hafal
pembelajaran yang diharapkan karena siswa tidak bisa memahami apa yang
dijelaskan oleh guru, dan seringnya guru menekankan agar siswa banyak
membaca dan menghafalkan materi oleh siswa, untuk itu kreativitas guru
sangat penting.
dalam suatu peristiwa belajar mengajar dan seberapa hasil yang telah
Pelajaran 2005/2006” .
B. Penegasan Istilah
1. Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari suatu (orang atau
2).
dan disajikan oleh guru kepada siswa berupa materi tentang interaksi
manusia.
C. Identifikasi Masalah
D. Rumusan Masalah
sebagai berikut:
pelajaran 2005/2006.
1. Tujuan Penelitian
Pelajaran 2005/2006
6
2005/2006.
2. Manfaat Penelitian
F. Sistematika Skripsi
motto dan persembahan, prakata, sari, daftar isi, daftar tabel, daftar
Bab V: Penutup
peneliti lain.
LANDASAN TEORI
1. Pengertian Kreativitas
Kreativitas bersumber dari kata bahasa inggris “to create” yang dapat
mengarang atau membuat sesuatu yang berbeda bentuk susunan atau gayanya
dari pada yang lazim dikenal oleh orang banyak. Jadi kreativitas adalah
kemampuan yang efektif untuk mencipta seperti dimaksud itu (Alisabana, 1997:
87). Beberapa ahli psikologi percaya bahwa kreativitas harus terbatas pada
penemuan atau penciptaan suatu ide atau konsep baru yang sebelumnya tidak
diketahui oleh manusia. Dengan kata lain bahwa kreativitas dapat diartikan
sebagai pola berpikir atau ide yang timbul secara spontan dan imajinatif yang
2. Pengertian Mengajar
suatu proses yang komplek, tidak hanya sekedar menyampaikan informasi dari
guru kepada siswa (Ali, 1983: 11). Secara global mengajar bisa dibedakan
9
10
fakta-fakta agar dikuasai, siswa-siswa sendiri hanya menerima atau pasif dan
materi, metode dan alat dengan siswa, siswa harus aktif. Jadi pengertian
pelajaran dan mampu menciptakan suasana yang menarik dan bisa memodofikasi
pembelajaran dan akan selalu menciptakan iklim yang segar dan kondusif bagi
anak didiknya agar mereka memiliki kemerdekaan, keberanian dan percaya diri
1) Maksimal: apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan itu dapat dikuasai
oleh siswa.
11
2) Baik sekali atau optimal apabila sebagian besar (76% s.d 99%) bahan pelajaran
3) Baik minimal: apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 60% s.d 75% saja
4) Kurang: Apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60% dikuasai oleh
siswa.
hafalan dan uraian-uraian yang berupa pengertian dari tokoh penting dalam
sosiologi hal tersebut selalu berjalan berulang-ulang dan bersifat monoton tentu
akan berakibat pada siswa timbulnya rasa bosan, kurang tertarik dan ada kalanya
siswa mengantuk di kelas dan akhirnya siswa tidak memahami apa yang
dijelaskan oleh guru. Apabila guru akan mengajar harus melihat siswa yang akan
diajar karena kemampuan anak pada setiap jenjang usia dan tingkat kelas
berbeda-beda. Anak pada jenjang usia atau kelas yang lebih tinggi, memiliki
kemampuan lebih tinggi dari yang di bawahnya. Pada waktu memilih bahan dan
metode mengajar guru harus mengerti benar tentang adanya keragaman ciri-ciri
siswa ini. Baik di dalam menyiapkan dan menyajikan pelajaran maupun dalam
baik atau tidak, apakah masalah yang diterangkan dapat dimengerti oleh para
siswa atau belum. Penjelasan yang kurang jelas memberi akibat negatif pada
para pelajar khususnya anak SMA, karena siswa menjadi tidak bergairah lagi
tidak mengerti hal yang diajarkan kurang jelas, maka guru yang kreatif akan
melakukan umpan balik kepada siswa untuk mengetahui bahwa apakah siswa
telah mengerti atau paham dengan penjelasan guru tadi. Berikut ini dapat
antara lain:
pengajar dengan sikap tidak percaya tentu ada sesuatu yang tidak beres.
ke murid.
3) Guru membagikan diktat supaya murid tidak terlalu banyak mencatat karena
dengan pelajaran sosiologi dapat diserap dan dimengerti oleh murid, bisa juga
karena siswa belajar dari yang tidak tahu menjadi tahu. Berikut menunjukkan
Bagan 1.
Tidak tahu
Proses belajar
Motivasi
Perhatian pada pelajaran
Menerima dan mengingat
Reproduksi
Generalisasi
Melaksanakan latihan dan umpan baliknya
Mengerti
sebagai berikut:
hubungan di mana setiap anak didik diberi kesempatan untuk mewujudkan bakat
informasi atau unsur-unsur yang ada. Yang dimaksud dengan data atau unsur-
unsur yang ada, dalam arti sudah ada sebelumnya atau sudah dikenal sebelumnya,
maupun yan dipelajari dalam keluarga atau masyarakat. Salah satu hal yang
menentukan sejauh mana seseorang itu kreatif adalah kemampuanya untuk dapat
dasarnya tidak merupakan sesuatu yang baru sama sekali, tetapi merupakan
baru dari hal-hal yang ada sebelumnya menjadi sesuatu yang bermakna dan
mengajar di dalam kelas. Guru yang kreatif akan mampu menciptakan iklim yang
kondusif dalam kelas akan tercipta dan mendorong siswa ikut belajar secara
kreatif.
Sebagai guru yang kreatif ketika mengajar bisa dengan cara-cara sebagai
berikut:
media dan alat-alat pelajaran dapat membantu siswa –siswa yang mempunyai
15
kurang dapat dibantu dengan alat peraga yang konkrit, anak yang
diskusi, kelompok.
1) Menyusun Satpel
kurang cepat atau lambat dalam belajar. Bantuan atau bimbingan dapat
diberikan pada jam pelajaran atau di luar jam pelajaran (Ibrahim, 2003: 25).
2) Guru memberikan rangsangan dan dukungan dalam kontek yang tepat dan
4) Semua siswa harus disikapi dan diberi perilaku secara adil tidak memuji
dapat terlayani.
guru harus diperhatikan dan dikembangkan karena sangat penting dalam proses
belajar mengajar. Dengan mengajar kreatif mungkin siswa bisa memahami dan
dituntut kreativitas guru dalam mengajar supaya murid bisa tertarik dan tidak
a. Mengajar Biasa
akan keluar pada ujian sehingga akan mengabaikan minat siswa serta akan
siswa hanya mendengarkan paparan dari guru, siswa hanya bersifat pasif dan
siswa.
b. Mengajar Kreatif
1) Guru dalam mengajar tidak terpancang pada satu buku, guru mencari bahan
atau sumber yang lain dan penjelasan menggunakan pemikiran guru bisa
menggunakan contoh, gambar atau siswa bisa memahami, guru juga bisa
menggunakan kata-kata yang lucu dan bisa menciptakan suasana yang santai
Dalam tahap ini berlangsung interaksi antara guru dengan siswa, siswa
Pengelompokan yang jelas dan bisa ditangkap oleh siswa. Sumber bahan
pelajaran adalah daya yang bisa dimanfaatkan guna kepentingan proses belajar
mengajar, baik secara langsung maupun tidak langsung, sebagian atau secara
keseluruhan (Sudjana, 2003: 76). Dengan demikian sumber belajar itu merupakan
bahan atau materi untuk menambah ilmu pengetahuan yang mengandung hal-hal
18
baru bagi si pelajar sebab pada hakekatnya belajar adalah untuk mendapatkan
hal-hal baru.
biaya serta kebijakan lainnya. Menurut Roestiyah (1989: 53) mengatakan bahwa
(d) Alat pelajaran (buku pelajaran, peta gambar, kaset, papan tulis kapur dan
spidol).
2) Guru bisa mengusahakan variasi dalam mengajar, untuk itu pengajar hanya
yang kiranya bisa dilakukan antara lain: Sekali waktu menugaskan seorang
sesuatu di papan tulis, menugaskan seorang murid untuk menjelaskan lagi hal
kelompok kecil untuk membahas suatu hal. Cara ini akan dapat memberi
warna lain dalam hal-hal yang rutin serta akan meningkatkan perhatian murid
belajar mengajar.
meliputi dua aspek yaitu: 1. variasi dalam gaya mengajar, 2. variasi dalam
Variasi ini pada dasarnya meliputi variasi suara, variasi gerakan anggota
badan dan variasi perpindahan posisi guru dalam kelas. Perilaku guru seperti itu
komunikasi antara guru dan anak didik, menarik perhatian anak didik, menolong
berikut:
Suara guru dapat bervariasi dalam intonasi, nada, volume dan kecepatan.
(b) Penekanan
baik, nah ini adalah bagian yang sukar, dengarkan baik-baik. Penekanan itu
Untuk menarik perhatian anak didik, dapat dilakukan dengan mengubah yang
Bila guru berbicara atau berinteraksi dengan anak didik, guru mengarahkan
pandangannya ke seluruh kelas, menatap mata setiap anak didik untuk dapat
Variasi dalam mimik, gerakan kepala atau badan merupakan bagian yang
Tiap anak didik mempunyai kemampuan indra yang tidak sama, baik
yang dimiliki tiap anak didik misalnya, guru dapat memulai dengan berbicara
lebih dulu, kemudian menulis di papan tulis dilanjutkan dengan melihat contoh
konkrit dengan variasi seperti itu dapat memberi stimulasi terhadap indra anak
didik. Ada dua komponen dalam variasi penggunaan media yaitu media
pandangan, media dengar, dan media taktil ini dapat diikuti uraian berikut:
bahan ajaran khusus untuk komunikasi seperti buku, majalah, globe, peta,
Variasi ini memerlukan sekali saling bergantian atau kombinasi dengan media
rekaman bunyi dan suara, rekaman musik, rekaman drama, wawancara bahkan
selain juga harus ada penggunaan komponen untuk tiap jenis variasi.
proses belajar mengajar yang utuh tidak rusak, perhatian anak didik dan
3) Guru menggunakan metode yang serasi dan menggunakan dua metode atau
menciptakan proses belajar dan mengajar, dengan metode ini diharapkan tumbuh
Guru yang kreatif berusaha untuk memilih metode yang serasi dan juga
kesegaran ketika menerima pelajaran di dalam kelas, terhindar dari rasa bosan
dan mengantuk, bahkan pelajaran akan dirasakan tidak sulit dan disenangi karena
Seorang guru yang baik dalam menyajikan suatu mata pelajaran dan apa
bila dia memang cukup paham dalam pembelajaran serta apabila dia yang cukup
kreatif maka dia tidak hanya membawakan satu macam metode saja dalam
misalnya pada satu jam pertama menggunakan metode ceramah, metode diskusi,
demonstrasi, metode tugas dan metode resitasi. Jadi guru tidak harus terpaku
yang bervariasi agar jalannya pengajaran tidak membosankan tetapi bisa menarik
untuk menjelaskan materi. Contoh materi pelapisan sosial guru bisa menggambar
bisa merangsang atau menarik perhatian siswa. Dan sekali tempo guru bisa
(a) Memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidkan,
kriteria tertentu:
(a) Media pendidikan identik artinya dengan pengertian keperagaan yang berasal
dari kata” raga” artinya suatu benda yang dapat diraba, dilihat, didengar dan
(b) Tekanan utama terletak pada benda atau hal-hal yang bisa dilihat dan didengar.
24
(d) Media pendidikan adalah semacam alat bantu belajar mengajar baik di luar
sebagai berikut:
(a) Meletakkan dasar-dasar yang konkrit untuk berpikir, oleh karena itu
megurangi “verbalisme”.
kalangan siswa.
Pemahaman siswa adalah : domain atau kawasan satu lebih tinggi dari
siswa untuk menangkap arti suatu materi pelajaran, dapat berupa menjelaskan
beberapa teori belajar seperti dengan diuraikan oleh Darsono (2000: 13) bahwa
25
teori belajar yang mempengaruhi adalah pertama, teori tradisional yang melihat
proses belajar sebagai pengembangan ingatan dan daya pikir melalui latihan-
latihan atau kognitif. Kedua, teori belajar tingkah laku atau behaviorisme yang
melihat proses belajar sebagai perubahan tingkah laku. Ketiga, teori struktur yang
Dari ketiga teori tersebut di atas yang hendak dicapai melalui pengajaran
mencapai perubahan tingkah laku. Jenis jenjang pemahaman ini menuntut siswa
untuk memiliki pengertian yang cukup tentang materi sosiologi yang dipelajari,
diketahui secara mantap dalam pemahaman ini siswa tidak hanya dituntut untuk
atau masalah yang sama dengan yang pernah dipelajari atau diajarkan (Sudjana,
1996: 25). Siswa dikatakan paham adalah sebagai berikut: mengerti materi
Karena pemahaman sebagai salah satu tipe hasil belajar, maka di sini akan
komponen pembelajaran.
26
a. Pengertian Belajar
yang berkaitan dengan apa yang dialami oleh subjek didik. Di dalam kehidupan
mengartikan belajar sebagai berikut: “belajar adalah suatu aktifitas mental atau
di atas dapat disimpulkan bahwa belajar itu merupakan suatu usaha yang
b. Teori-teori belajar
1) Teori Koneksionisme
pokok yakni hubungan antara stimulus dan respon, assosiasi-asosiasi dibuat antara
44).
Tokoh terkenal teori ini adalah B.F. Skinner. Proses belajar menurut
skinner adalah bahwa respon yang timbul dalam proses belajar disebutnya operan
27
response atau instrumen respon . Respon itu ada lebih dulu, baru kemudian diikuti
Dari ke tiga teori belajar di atas dapat disimpulkan bahwa proses belajar
untuk berbuat.
Belajar sebagai proses atau aktivitas diisyaratkan oleh banyak sekali hal-
1) Faktor-faktor yang berasal dari luar diri pelajar, dan ini masih dapat
seperti misalnya: keadaan udara, suhu, cuaca, alat-alat yang digunakan untuk
Yang dimaksud faktor-faktor sosial adalah faktor manusia, baik manusia itu ada
(hadir) maupun kehadirannya itu dapat disimpulkan, jadi tidak langsung hadir.
2) Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri si pelajar, dan inipun dapat lagi
(1) Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas.
(2) Adanya sifat kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk selalu
maju.
d. Komponen Pembelajaran.
motivasi siswa, 2) bahan belajar, 3) alat bantu ajar, 4) suasana belajar, 5) kondisi
subjek yang belajar, ke lima komponen inilah yang bersifat dinamis, yang sering
berubah menguat atau melemah dan yang mempengaruhi proses belajar tersebut :
1) Motivasi siswa
29
atau tindakan tertentu. Perbuatan belajar terjadi karena adanya motivasi yang
2) Bahan belajar
perhatian oleh guru. Dengan bahan itu, para siswa dapat mempelajari hal-hal yang
Alat bantu belajar merupakan semua alat yang dapat digunakan untuk
lebih efektif dan efisien. Dengan bantuan berbagai alat, maka pelajaran akan lebih
menarik, menjadi konkrit, mudah dipahami, hemat waktu dan tenaga dan hasil
4) Suasana belajar
kacau, ramai tak tenang dan banyak gangguan sudah tentu tidak menunjang
belajar. Siswa dapat belajar secara efektif dan efisien. Apabila berbadan sehat,
memiliki bakat khusus, memiliki intelegensi yang memadai serta minat untuk
2. Pengertian Sosiologi
mengungkapkan realita sosial yang ada dalam masyarakat dengan prosedur dan
1) Fungsi
2) Tujuan
pengetahuan dasar sosiologi agar siswa mampu memahami dan menelaah secara
suatu sistem. Sementara itu sasaran yang bersifat praktis dimaksudkan untuk
mengembangkan ketrampilan sikap dan perilaku siswa yang rasional dan kritis
terdapat di masyarakat
c. Materi Pokok
belajar.
sebagai berikut:
ada pengaruh yang positif dan kreatif juga sangat menunjang keberhasilan siswa
demikian juga guru yang mengajarkan sosiologi sangat dituntut untuk melakukan
33
berupa pengertian dari tokoh penting dalam sosiologi hal tersebut selalu berjalan
berulang-ulang dan bersifat monoton tentu akan berakibat pada siswa timbulnya
rasa bosan kurang tertarik dan ada kalanya siswa mengantuk di kelas dan
akhirnya siswa tidak bisa memahami apa yang dijelaskan oleh guru.
Pada zaman sekarang ini guru yang kreatif sangat dibutuhkan agar
proses pembelajaran dan tujuan yang telah dirumuskan sesuai dengan ketentuan
GBPP akan terwujud dan peran guru kreatif sangat menunjang keberhasilan
dalam proses belajar siswa. Demikian juga guru yang mengajar sosiologi sangat
mengajar.
kreativitas akan menghindarkan dari segi teoritis, kegiatan statis dan verbalisme
membelajarkannya agar belajar sosiologi itu sebagai kegiatan dinamis yang jauh
dari menjemukan, bahkan sebaliknya justru merupakan hal yang sangat menarik
1. Kerangka Berfikir
abstrak, untuk itu diperlukan kreativitas seorang guru dalam penyampaian pesan.
contohnya dengan menggunakan variasi gaya mengajar, metode dan media yang
bervariasi yang dapat menjabarkan konsep yang bersifat abstrak tersebut menjadi
sesuatu yang lebih nyata atau konkrit. Hal ini dilakukan guru agar materi sosiologi
yang diterima siswa tidak bersifat verbalisme semata tetapi siswa betul-betul
memahami materi sosiologi yang diajarkan oleh guru dan timbul pemahaman
siswa yang baik terhadap pelajaran sosiologi. Dengan kata lain bahwa kreativitas
mengajar guru akan berpengaruh terhadap tingkat pemahaman siswa pada materi
sosilogi.
belajar mengajar dari guru yang kreatif diperoleh pemahaman materi yang
maksimal oleh siswa. Dengan kata lain bahwa kreativitas mengajar guru akan
2. Hipotesis
Sehubungan dengan hal di atas maka penulis mengajukan rumusan
skortotal
DP = x 100%
skormaksimal
2408
= x100%
3400
= 70,82%
Keterangan:
DP = diskriptif prosentase
berikut:
Menentukan interval
range
Panjang kelas interval =
banyakkelas
2550
=
4
= 637.5
Dari perhitungan di atas dikonsultasikan dengan kriteria persentase yang
sudah ditetapkan, maka kreativitas mengajar guru tergolong kriteri tinggi, sebab
optimal terhadap materi yang disampaikan oleh guru. Tingkat pemahaman siswa
= 1+ 3.3 log 34
=6
Interval
100 − 50
=
1 + 3,3 log 34
37
= 8,6
=9
Tabel. Tingkat Pemahaman Siswa dalam Mata Pelajaran Sosiolgi
Interval nilai Kriteria f %
< 60 Kurang 0 0.0
60-69 Cukup 8 23.5
70-79 Lebih dari cukup 15 44,1
80-89 Baik 10 29,4
90-99 Amat baik 1 2,9
100 Istimewa 0 0,0
Total 34 100
Berdasarkan tabel di atas sebanyak 44,1% siswa memperoleh nilai
antara 70-79 dalam kategori lebih dari cukup, 29,4% memperoleh nilai antara 80-
89 dalam kategori baik, 23,5% dengan nilai 60-69% dalam kategori cukup dan
b( NΣxy − Σx.Σy )
r2 =
NΣy 2 − (Σy ) 2
0,474(34.181122 − 2408.2541)
=
34(191705) − (2541) 2
= 0,305.
r2 x100%
0,305x 100%
30,5%.
METODE PENELITIAN
variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas atau variabel yang tidak
tergantung dapat diubah atau direkayasa oleh peneliti, sedang variabel terikat atau
variabel yang tergantung tidak dapat dimanipulasi oleh peneliti. Dalam penelitian
ini yang menjadi variabel bebas adalah kreativitas mengajar guru, sedang
2006.
1. Populasi
subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IS
38
39
No Kelas Jumlah
1 XI IS1 46
2 XI IS2 46
3 XI IS 3 48
Jumlah total 140
2. Sampel
penelitian ini adalah proporsional random sampling yaitu dari jumlah populasi
sampel yang akan diambil dalam penelitian ini digunakan rumus Slovin (Umar,
1998 : 78).
N
n=
1 + N .e 2
Keterangan :
n = Ukuran sampel
N = Ukuran populasi
b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek, karena hal ini
c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti untuk penelitian yang
resikonya besar, tentu saja jika sampel besar, hasilnya akan lebih baik.
alasan:
Oleh karena itu diambil 15 % yang didasarkan pada Arikunto (1997: 112).
N
n=
1 + N .e 2
140
=
1 + 140(0,15) 2
140
=
1 + 140.0,0225
140
= = 33,73
4,15
= 34
sebanyak 34 siswa dari ukuran sampel yang telah diketahui, selanjutnya akan
ditentukan perwakilan dari tiap kelas, di mana populasi yang dijadikan subjek
3. Variabel Penelitian
Arikunto, 1996: 91). Penelitian yang dilakukan dalam hal ini terdapat variabel
a. Variabel bebas
suasana yang menaik dan tenang dan bisa memodifikasi pelajaran. Yang dijadikan
b. Variabel terikat
Semarang tahun pelajaran 2005/2006 pada pokok bahasan stratifikasi sosial. Pada
variabel terikat peneliti tidak meneliti indikator tingkat pemahaman dari siswa
semester I SMA kelas XI IS, mampu memahami nilai yang terkandung dalam
pelajaran sosiologi, memahami keterkaitan ilmu Sosiologi dengan ilmu yang lain,
tetapi peneliti hanya ingin mengetahui tingkat pemahaman siswa sebagai akibat
adanya variabel bebas. Sebagai indikator dari variabel ini adalah nilai hasil postest
4. Instrumen Penelitian
a. Identifikasi variabel
kreativitas mengajar guru sebagai variabel bebas dan tingkat pemahaman siswa
b. Penyusunan instrumen
43
Angket disusun berdasarkan pada indikator yang telah penulis kembangkan dalam
menjaring data tentang pendapat siswa terhadap kreativitas mengajar guru pada
bentuk pertanyaan dengan 4 jawaban pilihan, ke-4 jawaban tersebut diberi skor.
tes yang penulis sesuaikan dengan kemampuan siswa yang dijadikan sampel
dalam penelitian. Pemberian skor untuk jenis tes tersebut adalah 1,2,3,4,5,.......,10.
pemberian skor tersebut dimaksudkan agar dapat dengan mudah diketahui berupa
hasil atau pemahaman yang diperoleh siswa dan akan dibuat kisi-kisi soal.
44
10 100% Istimewa
diajukan dalam suatu penelitian. Oleh sebab itu berkualitas atau tidaknya suatu
penelitian dijalankan, dan benar tidaknya data tergantung dari baik tidaknya
instrumen yang dibuat sedangkan instrumen yang baik harus valid dan reliabel.
Oleh karena itu dalam penelitian ini penulis melakukan uji coba
instrumen berupa soal yang penulis cobakan pada 25 siswa di luar sampel.
(1) Angket
instrumen yang valid sebanyak 25 butir soal dengan taraf signifikan 5% dengan
rxy = 0.522 sesuai dengan hasil tiap butur soal, kemudian dikonsultasikan pada r
tabel = 0.396 sehingga r hitung > r tabel. Adapun soal yang tidak valid yaitu nomor 1,
4, 19, 20, 21, untuk perhitungan reliabilitas dengan belah dua diperoleh hasil r11 =
tabel = 0,396 sehingga r hitung >r tabel. Jadi dapat dikatakan bahwa instrumen yang
diujicobakan sudah reliabel secara signifikan soal yang dikatakan valid dapat
(2) Tes
butir soal dengan taraf signifikan 5% dengan rxy = 0,483 sesuai hasil tiap butir
soal, kemudian dikonsultasikan pada rtabel = 0,396 sehingga r hitung > r tabel. Adapun
untuk soala yang tidak valid dan dibuang yaitu nomor 8, 22, 24, 35, dan 40. untuk
signifikan 5% dikonsultasikan rtabel = 0,396 sehingga r hitung > r tabel artinya 0,900
46
> 0,396. Jadi dapat dikatakan bahwa instrumen yang diujicobakan reliabel secara
signifikan, sehingga hasil uji coba instrumen yang terdiri dari 40 butir soal
dengan menskor angket yang kemudian ditabulasi dan dimasukkan dalam rumus
Keterangan:
N = banyaknya subjek
Σ x = jumlah skor x
Σ y = jumlah skor y
maka r yang telah diperoleh (r hitung) dikonsultasikan dengan r tabel product moment
dengan taraf signifikan 5%. Apabila r hitung > r tabel maka instrumen dikatakan valid
dan apabila r hitung < r tabel maka instrumen dikatakan tidak valid.
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena
⎛ k ⎞⎛ Σσb ⎞
2
r11 = ⎜ ⎟⎜⎜1 − ⎟⎟
⎝ k − 1 ⎠⎝ σi 2 ⎠
Ket :
σi 2 = Varian total
kemudian dilihat pada tabel taraf signifikan 5% diperoleh r tabel = 0,396 setelah
selanjutnya adalah menetukan apakah soal tersebut reliabel atau tidak.soal yang
dikatakan reliabel jika r11 > r tabel dalam penelitian ini didapatkan bahwa r11 =
0,900, jadi 0,900 > 0,396 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa angket yang
a. Metode Dokumentasi
Semarang Tahun Pelajaran 2005/ 2006 yang dijadikan populasi dalam penelitian
ini dilakukan pengambilan data secara dokumenter. Data ini diambil dari daftar
sampling yaitu dari jumlah populasi ditentukan jumlah sampel sebagai objek
responden (guru) untuk dijawab, biasanya dalam bentuk daftar pertanyaan atau
pernyataan.
sebanyak 25 butir dengan 4 alternatif jawaban dengan nilai tertinggi 4 dan nilai
variabel. Setelah diketahui jumlah populasinya yang terdiri dari 140 siswa, maka
c. Metode Tes
dan dianalisis sehingga dapt menunjukan benar atau tidaknya hipotesis yang telah
dirumuskan.
kreativitas mengajar guru berwujud kulitatif oleh karena itu diubah menjadi data
R
S= x 100%
N
Keterangan :
S : Nilai persen
R
DP = x 100%
N
2408
= x 100%
3400
=70,82%
berikut :
berikut:
Keterangan:
N = Banyaknya subjek
Σx = jumlah skor x
signifikan 5% kemudian yang terjadi adalah jika harga r hitung > r tabel, berarti r hitung
signifikan sehingga ada hubungan antara variabel (x) dengan variabel (y)
n(Σxy ) − (Σx)(Σxy )
b=
nΣx 2 − (Σx) 2
S 2 reg
Freg =
S 2 reg
Sumber varian Dk Jk Kt F
Total N Σ y2 Σ y2 _
Regresi a 1 ( Σ y2) / n ( Σ y2) / n
Jumlah N Σ y2 _ _
Dk = Derajat kebebasan
Jk = Jumlah kuadrat
Kt = Kuadrat tengah
S2 = varian sampel
F = nilai uji, F
kaidah keputusannya adalah jika harga F sigifikan dengan demikian ada pengaruh
yang signifikan dari kreativitas mengajar guru terhadap tingkat pemahaman siswa
A. Hasil Penelitian
meliputi:
SMA Negeri 9 Semarang yang menjadi objek penelitian. Menurut angket dari
siswa adalah:
R
DP = x 100%
N
Skortotal
= x 100%
skormaksimal
54
55
2408
= x 100%
3400
Keterangan:
DP = diskriptif prosentase
N = skor maksimal
di bawah ini:
mengajar guru sosiologi dalam kategori tinggi karena ada 4 (empat) indikator
pelajaran) yang dinyatakan tinggi, namun ada indikator yang masuk dalam
kategori rendah yaitu ada 2 (dua) indikator (teknik penggunaan media belajar
Secara rinci maka kreativitas mengajar guru dapat dilihat rinciannya sebagai
berikut:
dengan nilai rata-rata 2,71 atau skor 68,75% (lihat lampiran 18 hal 119). Hal
menyatakan bahwa ketika mengajar guru selalu membawa alat peraga lebih
dari 10 kali, 14 siswa yang menyatakan bahwa guru dalam membawa alat
peraga antara 8–10 kali, 10 siswa menyatakan bahwa guru dalam membawa
alat peraga antara 5–7 kali dan 1 siswa menyatakan bahwa guru membawa alat
peraga kurang dari 5 kali (Data primer angket no. 6). Terkait dengan
dari seringnya guru melihat buku ada 10 siswa yang menyatakan bahwa guru
sering melihat buku lebih dari 10 kali, 16 siswa menyatakan bahwa guru
melihat buku antara 8–10 kali dan 8 siswa menyatakan bahwa guru dalam
melihat buku antara 5–7 kali dan seringnya membawa catatan ke kelas ada 4
siswa yang menyatakan bahwa guru selalu membawa catatan ke kelas lebih
dari 10 kali, 13 siswa menyatakan antara 8-10 kali, 12 siswa menyatakan 5-7
kali dan 5 siswa menyatakan kurang dari 5 kali (Data Primer Angket no 8).
sebesar 3,09 atau skor 76,76% (lihat lampiran 19 hal 120). Hal ini ditunjukkan
bahwa metode dan teknik pembelajaran kreatif termasuk dalam kategori tinggi
dan 9 siswa (26,5%) menyatakan dalam kategori sangat tinggi serta tidak ada
akan dapat diketahui sejauh mana kesulitan yang dialami oleh siswa, sehingga
antara 5–7 kali (data primer Angket no 13). Penarikan kesimpulan dalam
59
setiap akhir materi merupakan langkah kegiatan guru yang perlu dilaksanakan.
penyimpulan oleh guru masih jarang dilakukan. Hal ini terlihat dari 34 siswa,
antara 8–10 kali, 9 siswa (26,5%) menyatakan antara 5-7 kali, 2 siswa (5,9%)
metode yang bervariasi perlu juga dilakukan guru, sebab dengan metode yang
guru dalam menggunakan metode yang bervariasi lebih dari 10 kali, 12 siswa
7 kali, 3 siswa (8,8%) menyatakan kurang dari 5 kali (data primer Angket no
15).
yang dipelajari. Hal ini terlihat dari 34 siswa, 15 siswa (44,1%) menyatakan
dari 10 kali, 11 siswa (32,4%) menyatakan antara 8-10 kali, 4 siswa (11,8%)
(discovery) dan ada hubungan timbal balik antara siswa dan guru. Secara
umum gaya mengajar yang digunakan guru dalam kategori tinggi. Untuk lebih
jawaban sebesar 2,91 skor 74,26% (lihat lampiran 20 hal 121). Hal ini
(79,4%) menyatakan bahwa variasi gaya mengajar guru dalam kategori tinggi,
ini terbukti dari 34 siswa, 14 siswa (41,2%) menyatakan bahwa guru sosiologi
antara 8–10 kali, 10 siswa (29,4%) menyatakan antara 5–7 kali (data primer
no 18). Namun demikian, harapan para sebagian besar siswa lebih menyukai
siswa (8,8%) menginginkan gaya discovery atau lebih mirip dengan CBSA
(data primer: angket no 19). Pada saat menggunakan variasi gaya mengajar,
sebagian besar siswa menyatakan sangat membantu dalam belajar siswa ini
12 siswa (35,3%) merasa terbantu, namun masih ada sebagian siswa yang
siswa masih belum bervariasi. Hal ini terbukti dari 34 siswa, sebanyak 21
bahwa guru hanya menggunakan ceramah murni ketika mengajar (data primer
Angket no 21).
siswa bercerita dengan teman sebangku, 2 siswa (5,9%) siswa tidur di kelas
22).
62
pelajaran yang digunakan sudah tinggi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel 9.
(64,7%) menyatakan dalam kategori tinggi, terbukti dengan nilai rata-rata 2,85
skor 71,56% (lihat lampiran 21 hal 122). Hal ini ditunjukkan bahwa dari 34
siswa (14,7%) menyatakan dalam kategori rendah, tidak ada siswa yang
rendah
yang disampaikan oleh guru mudah dipahami meskipun masih ada 11 siswa
(32,4%) merasa agak sukar dengan materi yang disampaikan guru (data primer
bahwa tanya jawab yang dilakukan oleh guru lebih dari 10 kali, 16 siswa
63
dahulu maka akan guru akan siap dalam memberikan pengajaran. Dari data
guru sering membuka buku lebih dari 10 kali, 9 siswa (26,5%) menyatakan
antara 8-10 kali, sebanyak 12 siswa (35,3%) antara 5–7 kali, sebanyak 2 siswa
pesan pelajaran (Arsyad, 2002: 4). Manfaat media pembelajaran antara lain: 1)
memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja; 7)
menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar dan 8)
merubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif. Betapa
dan sekolah diharapkan mampu mempersiapkan alat dan bahan atau media
pembelajaran.
64
media oleh guru Sosiologi di SMA Negeri 9 Semarang masih termasuk rendah
2,68 skor 49,08% (lihat lampiran 22 hal 123). Hal ini ditunjukkan bahwa dari
bahwa teknik penggunaan media oleh guru sosiologi masih dalam kategori
setiap mengajar dari 34 siswa terdapat 5 siswa yang menyatakan bahwa guru
antara 5-7 kali (data primer: angket no 2). Dalam hal yang menggunakan
media bervariasi antara 5-7 kali dan 3 siswa menyatakan kurang dari 5 kali
dialami oleh siswa akan segera diatasi. Berkaitan dengan kegiatan ini, ternyata
guru masih tergolong rendah dalam melakukan layanan ini. Untuk lebih
nilai rata-rata 1,74 skor (62,32%) (lihat lampiran 23 hal 124). Hal ini
66
dalam memberikan bantuan dan bimbingan khusus pada siswa yang kurang
cepat dalam belajar. Dari 34 siswa, 3 siswa menyatakan bahwa guru dalam
menyatakan antara 8-10 kali, 11 siswa menyatakan antara 5-7 kali, 2 siswa
bimbingan khusus dalam belajar (Data primer Angket no.9). Data lain
sosiologi tidak semuanya berkonsultasi ini terbukti dari 5 siswa yang berani
antara 5-7 kali dan hanya 1 siswa yang jarang sekali berkonsultasi yaitu
kurang dari 5 kali (data prtimer angket no.10). Rendahnya tingkat aktivitas
siswa dalam belajar ini menandakan bahwa layanan yang diberikan juga masih
(data primer no 11). Tapi dalam menerima gagasan baru secara terbuka dalam
kategori tinggi terbukti dari 34 siswa 6 siswa (17,6%) menyatakan bahwa guru
menerima gagasan baru secara terbuka lebih dari10 kali, 15 siswa (44,1%)
menyatakan antara 8–10 kali, 10 siswa (29,4%) menyatakan antara 5-7 kali, 3
siswa (8,8%) menyatakan bahwa guru menerima gagasan baru secara terbuka
menguasai pokok bahasan pada semester I SMA kelas XI IS, Siswa mampu
penelitian. Menurut hasil jawaban soal tes dari siswa termasuk kategori lebih
dari cukup. Ini terbukti nilai rata-rata 25,46 skor nilai 75.hal ini ditunjukkan
bahwa dari 34 siswa yang menjawab soal tes. Berdasarkan hasil penelitian
yang masuk dalam kategori amat baik 1 siswa (2,9%), yang masuk dalam
kategori baik 10 siswa (29,4%), yang masuk dalam kategori lebih dari cukup
15 siswa (44,1%) dan yang masuk dalam kategori cukup 8 siswa (23,5%).
68
Untuk lebih jelasnya dilihat pada tabel 8 dengan rumus perhitungannya adalah
sebagai berikut :
= 1 + 3.3 log 34 = 6
Interval
100 − 50
=
1 + 3.3 log 34
= 8.6
=9
Tabel 12. Tingkat Pemahaman Siswa terhadap Mata Peljaran Sosiologi
Interval nilai Kriteria F %
< 60 Kurang 0 0.0
60 – 69 Cukup 8 23.5
70 – 79 Lebih dari cukup 15 44.1
80 – 89 Baik 10 29.4
90 – 99 Amat baik 1 2.9
100 Isitimewa 0 0.0
Total 34 100
kategori lebih dari cukup, 10 orang siswa (29,4%) memperoleh nilai antara 80-
89 dalam kategori baik, 8 orang siswa (23,5%) dengan nilai 60-69 dalam
kategori cukup dan hanya 1 orang siswa (2,9%) dalam kategori amat baik.
ada pengaruh yang positif sebesar 0.552 dan kreatif juga sangat menunjang
yang berupa dari tokoh penting dalam sosiologi. Hal tersebut selalu berjalan
berulang-ulang ini akan berakibat pada siswa timbulnya rasa bosan, siswa
kurang tertarik dan ada kalanya siswa mengantuk di kelas, sehingga siswa
b( NΣxy − Σx.Σy
r2 =
NΣy 2 − (Σy ) 2
0.474(34.181122 − 2408.2541
=
34(191705) − (2541) 2
= 0.305
r2 x100%
0.305 x 100%
tingkat pemahaman siswa dalam mata pelajaran sosiologi dapat dilihat dari
tabel berikut.
70
mempunyai pemahaman yang cukup, 25% lebih dari cukup dan 25%
yang menyatakan bahwa kreativitas guru dalam kategori tinggi, 44% siswa
mempunyai pemahaman lebih dari cukup, 33% dengan pemahaman yang baik,
dan hanya 22% yang mempunyai pemahaman cukup terhadap mata pelajaran
dalam kategori tinggi, 67% mempunyai tingkat pemahaman yang lebih dari
cukup dan 33% mempunyai tingkat pemahaman amat baik. Hasil analisis di
atas menunjukkan bahwa semakin tinggi kreativitas guru dalam mengajar akan
sosiologi dapat dilihat dari hasil analisis regresi yang sebelumnya diuji
Keterangan:
*) Signifikan, karena F hitung > Ftabel
**) linear, karena F hitung < Ftabel
kebermaknaan model regresi sebesar 14,027 > Ftabel (4,06) pada taraf
uji kelinieran diperoleh nilai F hitung sebesar 0994 < Ftabel (2,471 pada taraf
yang diperoleh bersifat linier, artinya setiap terjadi kreativitas mengajar guru
pemahaman siswa pada mata pelajaran sosiologi dapat dilihat dari koefisien
siswa yang dicapai akibat adanya kreativitas guru sebesar 30,5%, selebihnya
2. Pembahasan
Untuk menunjang tujuan tersebut dibutuhkan pribadi guru yang kreatif. Lebih
lanjut menjelaskan bahwa sebagai guru yang kreatif ketika mengajar bisa
abstraknya kurang dapat dibantu dengan alat peraga yang konkrit, anak yang
menjadikan ruang kelas sebagai ruang sumber yang mengundang para siswa
alat peraga yang sesuai. Penciptaan ruang kelas yang santai, tenang dan
pembelajaran.
pengajaran. Berkaitan dengan kegiatan ini ternyata sebagian besar guru sudah
mempunyai kreativitas yang tinggi, meskipun masih ada beberapa yang masih
bantuan dan bimbingan khusus kepada anak-anak yang kurang cepat atau
lambat dalam belajar. Bantuan atau bimbingan dapat diberikan pada jam
pelajaran atau di luar jam pelajaran (Ibrahim, 2003: 25). Perilaku guru dalam
memberikan rangsangan dan dukungan dalam kontek yang tepat dan tidak
secara terbuka dan berusaha untuk memahami. 4) Semua siswa harus disikapi
dan diberi perilaku secara adil tidak memuji siswa tertentu dan menolak siswa
yang lain. Berkaitan dengan layanan ini, ternyata menurut pendeapat 47,1%
Berkaitan dengan hal ini ternyata guru sudah memiliki kreativitas yang tinggi.
pelaaran sosiologi. Hal terbukti dari hasil analisis regresi dengan diperoleh
75
Fhitung = 14,027 > Ftabel (4,149) yang berarti secara nyata ada pengaruh yang
ternyata 33% siswanya mempunyai pemahaman yang baik, 44% lebih dari
cukup. Ini membuktikan bahwa kreativitas guru yang tinggi akan diikuti
seorang guru dalam penyampaian pesan. Guru dalam penyampaian pesan bisa
variasi gaya mengajar, metode dan media yang bervariasi yang dapat
menjabarkan konsep yang bersifat abstrak tersebut menjadi sesuatu yang lebih
nyata atau konkrit. Hal ini dilakukan guru agar materi sosiologi yang diterima
materi sosiologi yang diajarkan oleh guru dan timbul pemahaman siswa yang
materi sosilogi.
BAB V
A. Simpulan
lain:
termasuk dalam kategori tinggi, yang berarti bahwa kreativitas guru dalam
lebih dari cukup, 29,4% dengan pemahaman yang baik dan 23,5% dalam
kategori cukup.
54
55
B. Saran
pelajaran sosiologi. Hal ini perlu dilakukan sebab media tersebut belum
3. Pemerintah harus lebih meningkatkan kualitas guru agar negara kita bisa