Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1.2 Tujuan
Penyusunan dan penggunaan buku pedoman yang menjelaskan konsep dan
metodologi penghitungan tarif premi/service charge untuk masing-masing jenis
produk dalam bisnis Asuransi dan Penjaminan Kredit
diharapkan dapat
menghasilkan :
1.
Adanya kesamaan cara perhitungan tarif premi/service charge untuk seluruh jenis
produk bisnis Asuransi dan Penjaminan Kredit.
2.
Ditetapkannya tarif dasar premi untuk paket bisnis Asuransi dan Penjaminan Kredit
yang memiliki asas kompetitif dan asas menguntungkan untuk seluruh kantor
cabang/pusat dalam kurun waktu tertentu.
3.
Ditetapkannya kesepakatan tentang tarif dasar premi yang dipasarkan yaitu tarif
premi yang dijual ke pasar dapat berubah sesuai dengan permintaan pasar tetapi
masih berdasarkan pada tarif dasar premi yang telah ditetapkan yang dapat
disesuaikan dengan varibel-variabel yang relevan dengan tarif premi.
4.
5.
Disepakati dan dipilihnya metode monitoring dan evaluasi tarif yang didasarkan
pada kaidah-kaidah ilmiah, mudah digunakan, dan dipahami dengan tujuan agar
kebijakan tarif yang dihasilkan dapat menguntungkan perusahaan baik secara
finansial dan non finansial.
1.3 Manfaat
Kredit
Auransi
Kerugian
Pinjaman
1. Jaminan Pembukaan Letter of Credit (L/C) Impor (Usance L/C dan Sight L/C
sublimit TR/UPAS) Jaminan yang diberikan oleh Asuransi Asei kepada
Bank Pembuka L/C Impor untuk kepentingan Applicant / Importir dalam hal
terjadi kegagalan pembayaran (default payment) pada saat jatuh tempo L/C.
2. Jaminan Pembukaan Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) baik
Usance maupun Sight sublimit TR/UPAS). Jaminan yang diberikan oleh
Asuransi Asei kepada Bank Pembuka SKBDN untuk kepentingan
Applicant / Importir dalam hal terjadi kegagalan pembayaran (default
payment) pada saat jatuh tempo SKBDN.
3. Jaminan Kontra Bank Garansi (Counter Guarantee) dan Standby L/C
(SBLC). Jaminan yang diberikan Asuransi Asei kepada Bank Penerbit Bank
Garansi / SBLC untuk kepentingan nasabah (Debitur / Principal) apabila
Principal/Nasabah mengalami wanprestasi.
Obyek penjaminan Bank Garansi antara lain untuk keperluan :
Dan menurut Nelson, Caroline & R. Beauchamp (November 2002) tentang tariff
premi adalah
The cost of product provision is referred to as the pure premium (being the claims
costs) plus expenses. The required premium is generally formulated as:
Premium required = Pure Premium + Expenses + Profit Loading
or P
= (1+) E[X]
where:
Cadangan resiko
Biaya akuisisi
Overhead cost
Profit loading
Biaya akuisisi yang digunakan dalam model persamaan diatas meliputi biaya
pemasaran , biaya hubungan relasi, biaya komisi, dan biaya reasuransi. Biaya
reasuransi selayaknya digunakan dalam formula tersebut apabila suatu jenis produk
asuransi kredit perlu direasuransikan lagi untuk menyebarkan resiko kepada
reinsurer.
Dengan menggunakan formula komponen determinan tarif premi diatas, ada
tiga cara pendekatan dalam menentukan nilai variabel tarif premi yaitu:
1.
2.
3.
Expert adjustment
Statistical approach
Combination of expert and statistical approach
Expert Adjustment
Pengertian expert adjusment disini adalah nilai-nilai variabel penentu/komponen tarif
premi (Cadangan resiko, Biaya akuisisi, Overhead cost, dan Profit loading)
ditentukan berdasarkan pendapat para ahli atau praktisi yang memiliki pengalaman
lama dalam menggeluti bisnis asuransi/penjaminan kredit. Pengalaman dan
keahlian para pakar tersebut bisa dijadikan masukan untuk memberikan suatu nilai
dari variabel determinan tarif premi karena berdasarkan pengalaman tersebut
perilaku variabel determinan (determinant variable behavior) dapat diperkirakan
dengan tingkat akurasi yang dapat dipertanggungjawabkan.
Statistical Approach
Penggunaan data empiris atau statistik menjadi dasar utama dalam statistical
approach ini sehingga hasil metode penghitungan dengan metode ini diharapkan
lebih realistis dan tidak ambisius.
Pada pendekatan ini, ada 3 (tiga) metode yang dapat ditempuh untuk menentukan
tarif premi yaitu:
1.
Pure Premium Method, yaitu suatu metode penentuan tarif dengan cara
merasiokan variabel loss dengan exposure seperti pada formula dibawah ini:
P=L/E,
Metode ini sebenarnya dapat disamakan dengan formula dalam menghitung Non
Performance Guarantee (NPG) yaitu
NPG = (Claim/ Credit Plafond) X 100 %
Secara konseptual, NPG adalah rasio antara net klaim dengan nilai plafond kredit
dalam bentuk persentase (%). Indikator NPG digunakan sebagai dasar untuk
menentukan batas yang aman (safe line) tarif dasar premi yang dihitung
berdasarkan data historis klaim dan plafond kredit dari setiap jenis produk
asuransi/penjaminan kredit. Dengan demikian, tarif premi yang menguntungkan
adalah harus diatas nilai NPG atau tarif premium > NPG. Namun penentuan tarif
premi dengan menggunakan indikator NPG ini harus melihat struktur pasar dimana
jenis produk asuransi/penjaminan kredit tersebut dipasarkan. Dalam pasar yang
bersaing, maka penentuan tarif ini harus melihat tarif premi pesaing agar tarif
preminya nanti lebih kompetitif dan menguntungkan. Kondisi yang menguntungkan
adalah berada dalam pasar yang monopolistik sehingga perusahaan dengan leluasa
dapat menentukan tarif premi di pasaran.
2.
Loss Ratio, yaitu secara konseptual adalah suatu rasio antara klaim yang terjadi
dengan jumlah premi yang diterima dalam bentuk persentase. Formula untuk
menghitung loss ratio ini adalah
Loss ratio = (Claim / Premium value) X 100 %
Loss ratio ini digunakan untuk mengukur loss atau kerugian yang dialami jika terjadi
klaim. Berdasarkan formula loss ratio tersebut maka ada 3 kemungkinan yaitu:
1.
Loss ratio 100 %, berarti bahwa premi yang diterima lebih besar
dibandingkan dengan klaim yang dibayar
2.
Loss Ratio 100 %, berarti bahwa premi yang diterima lebih kecil
dibandingkan dengan klaim yang dibayar atau dengan kata lain timbul
kerugian.
3. Loss Ratio = 100 %, yang mengindikasikan bahwa jumlah premi yang
diterima sama dengan klaim yang dibayar.
Namun pada kenyataannya, suatu tarif premi biasanya digunakan antara lain
sebagai cadangan resiko, komisi, biaya operasional, dan keuntungan perusahaan
dengan besaran jumlah yang bervariasi. Dengan demikian, berdasarkan
pengalaman bisnis (business experiences), jika loss ratio sudah melebihi angka 20
% dapat dipastikan perusahaan akan mengalami kesulitan dalam membiayai
operasional, cadangan klaim, komisi, bahkan kesulitan dalam menghasilkan
keuntungan. Untuk itu, berdasarkan pengalaman bisnis sebagai batas aman (safe
line) angka loss ratio untuk keuntungan perusahaan adalah tidak boleh melebihi 20
% ( 20 %).
3. Financial tracking method
Metode ini dihitung dengan cara menelusuri penggunaan nilai premi yang diterima
secara finansial mulai dari produk tersebut dalam proses pengembangan (product
development) sampai produk tersebut terjual dan memperoleh premi. Data historis
keuangan yang berkenaan dengan premi produk tersebut sangat dibutuhkan di
dalam menentukan struktur biaya tarif premi.
Pada kenyataannya, tariff premi perlu ditetapkan dengan memperhatikan biaya
resiko yang akan ditanggung jika terjadi wanprestasi (default). Hal ini perlu
diperhatikan karena pendapatan yang diperoleh dari produksi premi jika tidak
mencapai hukum bilangan besar (the law of large number) tidak akan dapat cukup
membiayai resiko yang akan terjadi. Dengan demikian, perlu menetapkan suatu tariff
dasar premi yang mengadopsi biaya resiko dan biaya lainnya yang melekat pada
biaya produksi dan biaya pemasaran produk asuransi dan penjaminan kredit
tersebut. Indikator yang dapat digunakan sebagai pendekatan biaya resiko adalah
NPG atau loss ratio.
Tujuan akhir penghitungan tariff dasar premi ini adalah untuk memperoleh tariff
premi yang dapat dijual ke pasar (market premium) yang memiliki asas kompetitif
dan menguntungkan. Tarif dasar premi merupakan suatu tariff awal atau dasar
sebagai tolok ukur tariff premi yang didasarkan atas variable resiko (NPG/Loss
ratio) dan komponen tariff premi (seperti cadangan resiko, biaya akuisisi, overhead
cost, dan profit loading). Tariff dasar premi belum di sesuaikan dengan variable
lainnya yang relevan seperti tariff premi pesaing, karakteristik produk yang secara
signifikan disinyalir berpengaruh terhadap tariff premi, dan variable ekonomi lainnya.
Dengan demikian, tariff dasar premi benar-benar tariff dasar yang digunakan
sebagai premium base yang dapat mengadopsi variable resiko (NPG dan Loss ratio)
dan variable komponen tariff premi. Sementara itu, Tarif premi pasar (market
premium) yang dapat dijual dapat dihitung dengan menyesuaikan tariff dasar premi
dengan variable lainnya seperti variable tariff premi pesaing, karakteristik produk
(produk pemerintah dan non pemerintah), dan karakteristik bisnis (ada agunan/tdk
ada agunan, condition/unco, dan ada reasuransi atau tidak). Variable lainnya ini
harus dapat terukur sehingga dapat dilakukan proses penyesuaian secara kuantitatif
atau kualitatif dengan tariff premi dasar yang sudah ditetapkan.
Alur Proses penghitungan tariff premi yang dijual ke pasar berdasarkan tariff dasar
premi seperti yang nampak pada diagram di bawah ini adalah sebagai berikut:
1.
Menghitung Tarif Dasar Premi. Tarif dasar premi ini dihitung berdasarkan variable
resiko yang didekati dengan indicator NPG atau Loss Ratio dan Variabel komponen
utama tariff seperti cadangan resiko, biaya akuisisi, overhead cost, dan profit
loading. Metode penghitungan tariff dasar ini akan dijelaskan pada uraian
berikutnya. Pada tarif dasar premi ini berusaha agar tarif premi yang akan dihasilkan
memiliki sifat yang menguntungkan (profitable premium) karena telah mengadopsi
resiko produk dan variabel biaya dari komponen tarif premi.
2.
Penyesuaian dengan Variabel lainnya. Tariff dasar premi yang telah dihasilkan
harus diarahkan agar tariff premi tersebut dapat diterima oleh pasar (accepted by
market) yang memiliki sifat kompetitif. Untuk menyesuaikan tariff dasar premi agar
lebih marketable maka menggunakan variable lain yang secara signifikan
berpengaruh dalam menentukan tariff premi pasar ini. Variabel lainnya yang dilihat
pengaruhnya antara lain variable tariff premi pesaing, karakteristik produk, dan
karakteristik bisnis. Pengukuran pengaruh variable lainnya ini dapat digunakan
metode kualitatif atau kuantitatif sesuai dengan kebutuhan penghitungan tariff premi
pasar.
3.
Menghitung Tarif Premi yang dijual ke pasar (market premium). Tarif premi ini
ditentukan dengan menyesuaikan tariff dasar premi dengan variable lainnya yang
dianggap signifikan mempengaruhi asas kompetitif tariff premi di pasaran.
4.
5.
Monitoring dan evaluasi tarif Premi. Perkembangan ekonomi dan pasar asuransi
dan penjaminan kredit relatif dinamis yang menyebabkan supply dan demand pasar
bergerak dengan dinamis. Disamping itu, dengan network perusahaan yang semakin
luas tersebar di seluruh daerah di Indonesia, penggunaan tarif premi resmi yang
telah ditetapkan oleh manajemen perusahaan perlu dilakukan pengawasan dan
monitoring sehingga sesuai dengan tujuan kebijakan tarif premi tersebut. Untuk
mengantisipasi keadaan tersebut perlu dilakukan monitoring dan evaluasi tarif
secara periodik sesuai dengan kondisi ekonomi dan pasar asuransi dan penjaminan
kredit agar tarif premi tetap dapat bersaing dan menguntungkan. Periodisasi
evaluasi tarif premi perlu ditetapkan agar tarif premi selalu up to date dan sesuai
dengan persaingan tarif premi di pasaran.
kredit. Metode ini merupakan metode baru yang dikembangkan secara mandiri
berdasarkan pertimbangan dan kaidah-kaidah ilmiah serta praktek bisnis sehingga
memudahkan dalam mengaplikasikannya.
Dalam metode ini, apabila ada kesulitan dalam menelusuri penggunaan premi
secara finansial atau keterbatasan data untuk membiayai kegiatan bisnis seperti
biaya overhead, biaya pemasaran, maintenace cost, dan lainnya, maka dilakukan
pendekatan atau estimasi. Metode estimasi ini menggunakan data historis laporan
keuangan dengan memperhatikan nilai NPG atau resiko (klaim) untuk masingmasing jenis produk asuransi/penjaminan kredit yang dihitung dengan beberapa
tahapan yaitu:
1.
2.
3.
Menghitung struktur biaya (WC it) (cost structure) yang tertimbang dengan NPG
masing-masing jenis kredit/produk. Sebelumnya menghitung NPG dari masingmasing jenis produk. Tujuan penghitungan struktur biaya yang tertimbang ini adalah
agar struktur biaya tersebut dapat mengadopsi resiko yang timbul dari jenis produk
sehingga lebih realistik dengan pengalaman resiko dari produk tersebut.
Dimana:
NPG ni
= Non Performance Guarantee jenis produk I periode n
W nit =
Nilai jenis produk ke-i dari biaya variabel determinan ke t yang
tertimbang pada periode n
WC nit =
Nilai jenis produk ke-i dari variabel determinan ke-t yang
tertimbang dengan NPG periode n
4.
Menjumlahkan nilai WC nit diatas dengan nilai NPG masing-masing jenis produk
tersebut sehingga diperoleh suatu total komponen biaya yang tertimbang dari
komponen tarif premi yang telah ditentukan. Hal ini dilakukan agar biaya komponen
tarif premi diatas dapat menyerap resiko yang digambarkan dengan indikator NPG.
Dengan demikian, formulasi ini memberikan safe line yang jelas agar penetapan tarif
premi dasar sudah mencakup biaya-biaya komponen tarif premi yang telah
disesuaikan dengan resiko yang akan dialami oleh jenis produk asuransi dan
penjaminan kredit sehingga tidak mengakibatkan kerugian yang besar bagi
perusahaan jika terjadi wan prestasi (default). Nilai ini dapat disebut sebagai Biaya
(Cost) yang sudah disesuaikan (Cost adjusted).
dimana:
C (adjusted)it
Cadangan klaim = 15 % atau 15 % X Rp. 1,3 juta = Rp. 195.000,Biaya reassurance = 10 % ate 10 % X Rp. 1,3 juta = Rp. 130.000,-
3.
4.
5.
6.
7.
Biaya pemasaran = 25 % atau 25 % X Rp. 1,3 juta = Rp. 325.000,Maintenance cost = 10 % atau 10 % X Rp. 1,3 juta = Rp. 130.000,Komisi sebesar 10 % atau 10 % X Rp. 1,3 juta = Rp. 130.000,Overhead cost = 10 % atau 10 % X Rp. 1,3 juta = Rp. 130.000,Profit loading = 20 % atau 20 % X Rp. 1,3 juta = Rp. 260.000,Untuk mengkonversikan nilai variabel determinan diatas dalam bentuk persentase
dapat dihitung dengan cara:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
pertimbangan dari para pakar asuransi dan penjaminan kredit agar tarif tersebut
lebih realistic berdasarkan pengalaman bisnis.
Dalam formulasi tersebut (nomor formula (vii) sampai dengan (xiii)) diharapkan
memperoleh suatu tariff dasar premi yang telah mengadopsi biaya komponen tarif
premi dan resiko yang telah terjadi.
Apabila berdasarkan data historis ditemukan nilai NPG yang sangat besar maka
perlu dilakukan suatu treatment yang dapat menjadikan tarif premi nanti lebih
kompetitif dan menguntungkan dengan jalan merubah periodesasi data NPG atau
disesuaikan dengan tarif premi pasar serta kondisi ekonomi makro yang berlaku.
Maksud metode ini adalah menentukan suatu nilai dimana tarif premi tersebut dapat
membiayai resiko dan variabe biaya yang digunakan dalam memproduksi jasa
asuransi dan penjaminan kredit untuk masing-masing jenis produk. Dengan
demikian, formula financially weigthed risk method ini dapat secara ringkas di
gambarkan sebagai berikut:
Tarif dasar premi (P) = variabel resiko + variabel biaya
Tahapan penghitungan dengan
metode Financially Weigthed Risk
menggunakan data fiktif sebagai contoh adalah sebagai berikut:
I.
dengan
Menghitung nilai variabel determinan yang diperoleh dari laporan keuangan selama
periode tertentu. Laporan keuangan yang digunakan ada dua cara yaitu di pilih
laporan keuangan dengan predikat minimal sehat pada suatu periode tertentu atau
merata-ratakan nilai laporan keuangan tersebut sesuai dengan jangka waktu
penutupan produk asuransi dan penjaminan kredit yang paling lama agar dapat
mencakup klaim yang terjadi. Periode yang digunakan dalam penghitungan tarif
premi ini adalah tahun 2002 2006, kemudian hitung rata-ratanya seperti pada
worksheet dibawah ini:
II. Pada worksheet A, kelompokan akun-akun yang termasuk variabel determinan tarif
premi/komponen tarif premi seperti pada worksheet B di bawah ini. Untuk variabel
cadangan klaim/resiko, burning cost, dan biaya reasuransi, apabila tidak ada nilainya
dalam laporan keuangan, maka dapat diestimasikan dengan cara:
a. Variabel cadangan klaim/resiko (CD) untuk masing-masing jenis produk, diestimasi
dengan menghitung:
Contoh: diketahui (nilai klaim / plafond kredit) variabel cadangan resiko/klaim
ditetapkan berdasarkan pendapat pakar asuransi & penjaminan kredit adalah 0,15,
maka nilai CD est adalah 0,15 X 206.078 = 30.911,68.
Pengertian total pendapatan disini adalah nilai total pendapatan yang diperoleh
dari hasil laporan keuangan seperti yang tercantum pada worksheet A diatas.
b.
Variabel biaya reasuransi dan maintenance cost (mc) dapat diestimasi dengan cara
mengalikan factor pengali (multiplier factor) yang berasal dari data empiris atau
expert adjusment dengan nilai total pendapatan yang ada di laporan keuangan.
Nilai variabel mc dan biaya reasuransi ini idealnya dihitung secara akuntansi
dari indikator keuangan yang ada. Seandainya ada keterbatasan dalam
memperoleh data tersebut dari laporan keuangan, maka nilai kedua variabel
tersebut dilakukan dengan pendekatan (estimasi) dari pendapat para pakar (expert
adjustment) untuk menentukan berapa besar persentase pengeluaran untuk kedua
variabel tersebut terhadap total pendapatan.
Worksheet B.
Pada worksheet B diatas adalah contoh penghitungan tariff untuk jenis produk
Jaminan Pelaksanaan pada Surety Bond dengan nilai NPGnya adalah 1,20 %.
Secara lengkap tahapan ini dapat dilihat pada lampiran.
III. Hitung W nit, WC it, dan C (adjusted)it seperti yang terlihat pada worksheet B diatas.
Contoh: Nilai Sni adalah andil klaim produk asuransi & penjaminan kredit ke I pada
periode n. Untuk melihat penghitungan S ni digunakan suatu contoh pada produk
jaminan pelaksanaan Surety Bond seperti tertera pada worksheet B diatas, dan nilai
Sni untuk produk tersebut adalah 18,07. maka untuk menghitung W nit untuk variable
cadangan resiko/klaim adalah
E nit
=
Biaya variabel determinan/komponen tarif premi ke-t untuk jenis
produk ke-i pada periode n
Misal untuk biaya variabel cadangan resiko (E nit ) seperti pada contoh worksheet B
di atas adalah 30.911,68
Karena WCit menggunakan data NPG, maka pada penghitungan diatas diasumsikan
nilai NPG suatu jenis produk berdasarkan data empiris adalah 1,20 %.
Setelah itu menghitung Biaya (Cost) yang sudah disesuaikan (Cost adjusted) (C
(adjusted)it ) dengan cara menambahkan nilai NPG dengan WC it. Contoh menghitung
C (adjusted)it untuk variabel resiko/klaim seperti pada worksheet B adalah
= NPG i + WC nit (cadangan resiko) = 1,20 + 0,1559538 = 1,35
Kemudian menghitung Total Cost (TC (adjusted)i) yang disesuaikan dengan resiko
(NPG) seluruh variable determinan seperti terlihat pada worksheet B diatas yang
bernilai 9,47. setelah itu, hitunglah rata-rata cost (C (adjusted)it) seperti pada worksheet
B dan diperoleh angka sebesar 1,35.
Dengan demikian, tarif dasar premi yang kompetitip dan menguntungkan adalah
ekuivalen dengan Rata-rata Cost (C (adjusted)i) yang disesuaikan dengan resiko (NPG).
Untuk menentukan nilai variabel biaya dapat dilakukan dengan cara:
imana jumlah variabel adalah 7, (p=7), maka
Rata-rata Cos(C (adjusted)I ) = (C (adjusted)it CD + C (adjusted)it Reas + C (adjusted)it MC + C (adjusted)it
BP + C (adjusted)it OHP + C (adjusted)it Profit + C (adjusted)it Komisi)/7 = (1,35 + 1,32+1,20 +
1,22 + 1,51 + 1,65 + 1,22 )/7 = 1,35
Jadi tariff dasar premi di atas adalah 1,35 sebagai rata-rata C
(adjusted)I
Dengan demikian, untuk menentukan variable biaya seperti pada rumus (x) di atas
adalah
= NPG + variabel biaya = rata-rata NPG
= 1,20 % + variabel biaya = 1,35
(adj)
= tarif premi
Skenario Pertama, jika berdasarkan data empiris NPG terekam bahwa nilai NPGnya relatif tinggi dan ketika digunakan sebagai dasar penghitungan tarif dasar premi
ternyata menghasilkan tarif premi yang tinggi dan tidak kompetitif, maka perlu
dilakukan penyesuaian kembali dengan jalan:
a.
Jika struktur pasar produknya adalah persaingan, maka tarif premi tersebut
disesuaikan dengan tarif premi pasar namun masih dianggap menguntungkan
perusahaan.
b. Jika struktur pasarnya monopolistik, maka gunakan hasil penghitungan tarif dasar
premi tersebut dengan melihat kemampuan debitur/konsumen produk asuransi dan
penjaminan kredit serta keuntungan perusahaan.
2.
Misal (menggunakan angka data fiktip) dalam memasarkan produk asuransi, jumlah
nilai plafond kredit yang diasuransikan adalah sebesar Rp. 100 juta dengan tarif
premi yang biasa diterapkan adalah 1,3 %. Maka nilai premi yang diperoleh dalam
bentuk rupiah adalah 1,3 % X Rp. 100 juta adalah Rp. 1,3 juta.
Premi sebesar Rp. 1,3 juta itu, menurut pengalaman dan pendapat para pakar
asuransi/penjaminan kredit atau praktisi, ukuran atau nilai yang digunakan untuk
membiaya variabel :
1.
2.
3.
4.
Cadangan klaim = 15 % atau 15 % X Rp. 1,3 juta = Rp. 195.000,Biaya reassurance = 10 % ate 10 % X Rp. 1,3 juta = Rp. 130.000,Biaya pemasaran = 25 % atau 25 % X Rp. 1,3 juta = Rp. 325.000,Maintenance cost = 10 % atau 10 % X Rp. 1,3 juta = Rp. 130.000,-
5.
6.
7.
Komisi sebesar 10 % atau 10 % X Rp. 1,3 juta = Rp. 130.000,Overhead cost = 10 % atau 10 % X Rp. 1,3 juta = Rp. 130.000,Profit loading = 20 % atau 20 % X Rp. 1,3 juta = Rp. 260.000,Untuk mengkonversikan nilai variabel determinan diatas dalam bentuk persentase
dapat dihitung dengan cara:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
pelengkap yang Konsep dalam penelitian ini terdiri dari strategi pemasaran di
mana didalamnya akan membahas: kredit UKM, keuntungan kredit UKM ,
strategi pemasaran kredit UKM, tingkat keberhasilan pemasaran kredit UKM
.
Kepesertaan:
1. Debitur Bank Umum yang berusia
antara 20 s/d 64 tahun, dan usia
tertanggung ditambah masa
asuransi maksimal 65 tahun
Asuransi memang banyak manfaat nya jika terjadi kejadian yang tak terduga,
asuransi yang umum di gunakan yaitu seperti asuransi motor, asuransi mobil terbaik,
asuransi perjalanan, asuransi pendidikan, asuransi kesehatan, asuransi rumah,
asuransi property , dan di bawah ini adalah fungsi dan isi polis asuransi
1. Fungsi Polis
Menurut ketentuan pasal 225 KUHD perjanjian asuransi harus dibuat secara tertulis
dalam bentuk akta yang disebut polis yang memuat kesepakatan, syarat-syarat
khusus dan janji-janji khusus yang menjadi dasar pemenuhan hak dan kewajiban
para pihak (penanggung dan tertanggung) dalam mencapai tujuan asuransi. Dengan
demikian, polismerupakan alat bukti tertulis tentang telah terjadinya perjanjian
asuransi antara tertanggung dan penanggung.
Mengingat fungsinya sebagai alat bukti tertulis maka para pihak (khususnya
Tertanggung) wajib memperhatikan kejelasan isi polis dimana sebaiknya tidak
mengandung kata-kata atau kalimat yang memungkinkan perbedaan interpretasi
sehingga dapat menimbulkan perselisihan (dispute).
2. Isi Polis
Menurut ketentuan pasal 256 KUHD, setiap polis kecuali mengenai asuransi jiwa
harus memuat syarat-syarat khusus berikut ini:
a. Hari dan tanggal pembuatan perjanjian asuransi
b. Nama tertanggung, untuk diri sendiri atau pihak ketiga
c. Uraian yang jelas mengenai benda yang diasuransikan
d. Jumlah yang diasuransikan (nilai pertanggungan)
e. Bahaya-bahaya/ evenemen yang ditanggung oleh penanggung
f. Saat bahaya mulai berjalan dan berakhir yang menjadi tanggungan penanggung