Anda di halaman 1dari 4

KEBIJAKAN EKONOMI INDONESIA vs NEGERI GAJAH PUTIH:

THAILAND
Pada kesempatan kali ini, penulis akan lebih banyak membahas mengenai
kebijakan ekonomi yang diambil antara negara Indonesia dibanding dengan
negara berkembang lainnya, yaitu Thailand. Seperti yang kita ketahui, Thailand
adalah salah satu negara di Asia Tenggara dengan sebutannya yang terkenal yaitu
negeri gajah putih. Mengingat di negara ini masih dikembangbiakan hewan gajah
sebagai salah satu ikon pariwisata sekaligus memperkenalkan kepada negara lain
tentang kepercayaan mayoritas di sana, yaitu Budha. Gajah identik sebagai hewan
yang ditunggangi oleh dewa seperti halnya dewa Indra (pada kepercayaan agama
Budha, mampu mengatur hujan, cuaca atau kesuburan di suatu daerah) sehingga
dari hewan ini cukup nampak adanya kepercayaan yang besar dari negara
Thailand atas agama Budhanya.
Sama halnya

dengan Indonesia, Thailand memiliki cuaca serta

keanekaragaman hayati yang cukup mendukung jalannya perekonomian Thailand.


Thailand menjadi semakin terkenal setelah daerah pariwisatanya yaitu Pantai
Pattaya termasuk dalam destinasi wisata paling banyak dikunjungi oleh turis
mancanegara. Bukan hanya itu, lekat dengan Indonesia, beras yang berasal dari
Thailand pun menjadi cukup dibutuhkan pasca kebijakan impor beras yang
diambil oleh Indonesia. Meski kita seringkali mengetahui, kemampuan Indonesia
untuk memproduksi berasnya sendiri dan adanya julukan negara agraris ternyata
belum mampu menyokong rasa percaya diri Indonesia dalam melancarkan
kebijakan ekspor beras seperti yang dilakukan oleh Thailand.
Dalam sebuah tulisan yang dibuat oleh Wike Dita Herlinda pada
m.bisnis.com dengan judul Ekonomi ASEAN: Thailand Diganjal Subsidi,
Filiphina Stop Volatilitas pada tahun 2013 menunjukkan keseriusan Thailand
untuk mengembangkan ekspor beras terutama dengan mengeluarkan kebijakan
subsidi bagi petani beras dan karet. Berbanding terbalik dengan Indonesia yang
justru mengurangi subsidi pertanian dan menaikkan harga BBM sebagai salah satu
katup penyelamat dalam mengurangi pembengkakan atas pengeluaran untuk
1|Kajian Keb. Ekonomi Indonesia - 11040564014

pelunasan hutang luar negeri. Pada tulisan tersebut juga dimuat bila desakan dari
masyarakatlah yang kemudian mendorong pemerintah Thailand untuk menaikkan
kebijakan subsidi. Tidak seperti di Indonesia yang semakin mengurangi subsidi
untuk menghindari ketimpangan ekonomi akibat pelunasan hutang.
Rasanya nampak bila pemerintah Indonesia tidak mampu mengambil
resiko yang berlebih seperti Thailand. Indonesia justru lebih senang bermain aman
daripada mementingkan kebutuhan rakyatnya terutama petani yang kelamaan
tertekan dengan harga pupuk yang semakin mahal dan langka. Belum lagi,
pemerintah kita justru memikirkan kebijakan yang sifatnya tidak begitu penting,
meskipun ada kebijakan urgent seperti kebijakan subsidi terhadap produksi beras.
Orang Indonesia memang terkenal dengan konsumsi berasnya yang tinggi namun
pemerintah belum mampu melihat hal tersebut sebagai poin penting sehingga
masih saja kita perlu mengimpor beras dari negara lain.
Beberapa kali Menteri Pertanian sempat menyatakan adanya surplus beras
namun masih saja ada beras impor seperti dari Thailand yang beredar luas di
pasaran Indonesia. Lalu bagaimana peran pemerintah sebenarnya? Selain
perbandingan terbalik antara Thailand dan Indonesia, keduanya tentu masih
memiliki kesamaan terutama untuk kebijakan pariwisata dimana keduanya
menerima cukup besar devisa dari bidang pariwisata. Thailand dengan kekentalan
budaya Budhanya sekaligus wisata pantai Pattaya mampu menarik wisatawan
sedangkan Indonesia, selain menonjolkan wisata alam juga ada wisata budaya
yang tidak kalah menariknya dibanding Thailand.
Adapun akan penulis sajikan perbandingan kebijakan ekonomi secara
umum antara Thailand dan Indonesia, antara lain:
Kebijakan yang
Diambil
Kebijakan ekspor-impor

Thailand

Indonesia

Ekspor lebih banyak pada Ekspor Indonesia lebih


industri perakitan dimana banyak

berkutat

merupakan

baku

basis bahan

pada
produk

produksi alat listrik dan dimana alam Indonesia


hard disk drive (HDD) yang

memiliki

banyak

2|Kajian Keb. Ekonomi Indonesia - 11040564014

sedangkan

untuk sumber

impornya lebih banyak seperti

bahan

baku

besi,

karet,

fokus pada bahan baku minyak kemudian dijual


alat-alat

berat

yang murah ke negara tetangga

kemudian

dimanfaatkan sedangkan

impornya

sebagai mesin perakitan lebih banyak pada bahanproduk

bahan yang sebenarnya


mampu diproduksi oleh
Indonesia sendiri seperti
beras,

daging,

beberapa

jenis

dan
bahan

makanan lain yang di


Indonesia telah banyak

Kebijakan kemitraan
dengan negara lain

Thailand

diproduksi

namun

berbeda

standar

kualitasnya
lebih banyak Indonesia lebih banyak

berperan sebagai makelar berperan sebagai market


dimana ia menjadi posisi atau pasar dari sejumlah
kedua

pada

tingkat produk

negara-negara

industri besar. Thailand yang bermitra dengannya.


yang

cukup

terkenal Seperti

halnya

dengan

dalam perakitan produk China, Indonesia tidak


banyak

bekerja

sama memiliki daya tawar yang

dengan perusahaan mobil tinggi untuk melakukan


dari

Amerika,

Jepang negosiasi usaha

sebagai salah satu lokasi


perakitan produk sebelum
dipasarkan kembali ke
negara produsen maupun
negara-negara di sekitar

3|Kajian Keb. Ekonomi Indonesia - 11040564014

Kebijakan subsidi
pemerintah

Thailand
Thailand
mau

lebih banyak Indonesia

merugi

terlebih melakukan

dahulu

justru
kebijakan

daripada mengurangi subsidi dan

rakyatnya

yang menaikkan harga BBM

menderita,

lebih

baik daripada

menambah

pengeluaran membiarkan pengeluaran

hutang daripada membuat negara


sektor

harus
membengkak

ekonominya untuk pelunasan hutang

terhambat seperti halnya


pada

kebijakan

penambahan

subsidi

pertanian

hingga

yaitu

sebesar 21,2 miliar Bath


padahal

perjanjian

awalnya hanya 10 miliar


Bath
Dari gambaran secara umum di atas, nampak ketidaktegasan yang
dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Tidak ada ikon atau kebijakan yang sertamerta membawa Indonesia menjadi negara yang besar, bukan hanya sebagai pasar
namun juga sebagai produsen.

4|Kajian Keb. Ekonomi Indonesia - 11040564014

Anda mungkin juga menyukai