Skenario 3 Cemas
Skenario 3 Cemas
DISKUSI TUTORIAL
BLOK PSIKIATRI SKENARIO 3
OLEH:
KELOMPOK 14
G0009030
G0009032
G0009066
G0009120
G0009144
G0009156
G0009164
G0009194
G0009198
G0009202
ASRI SUKAWATI P.
ATIKA ZAHRO N.
DWI TIARA S.
LOUIS HADIYANTO
MUVIDA
NUR JIWO W.
OGI KURNIAWAN
RUBEN STEVANUS
SAYEKTI ASIH N
SOFI ARIANI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Gangguan somatoform adalah suatu kelompok gangguan yang memiliki
gejala fisik (sebagai contohnya, nyeri, mual, dan pusing) di mana tidak dapat
ditemukan penjelasan medis yang adekuat. Gejala dan keluhan somatik adalah
cukup serius untuk menyebabkan penderitaan emosional yang bermakna pada
pasien atau gangguan pada kemampuan pasien untuk berfungsi di dalam
peranan sosial atau pekerjaan. Suatu diagnosis gangguan somatoform
mencerminkan penilaian klinisi bahwa faktor psikologis adalah suatu
penyumbang besar untuk onset, keparahan, dan durasi gejala. Gangguan
somatoform adalah tidak disebabkan oleh pura-pura yang disadari atau
gangguan buatan.
Skenario :
Seorang laki-laki usia 21 tahun menderita sakit kepala yang tidak kunjung
sembuh selama 2 tahun terakhir. Pasien merasa khawatir menderita penyakit
mematikan seperti stroke atau tumor otak. Pasien sudah sering berobat ke
dokter umum atau spesialis tetapi tetap tidak sembuh. CT scan kepala tidak
didapatkan kelainan, namun kekhawatiran pasien belum hilang. Pasien
beberapa kali opname karena sakit kepala yang berat dan tiba-tiba tekanan
darahnya mencapai 150/90 mmHg. Hal ini semakin menambah kekhawatiran
pasien akan mengalami stroke seperti tetangganya yang kemudian meninggal.
Pasien menyangkal sedang menghadapi masalah berat. Tetapi menurut
alloanamnesis keluarga, usaha dagangnya sedang lesu karena ada pesaing
baru.
B. RUMUSAN MASALAH
a. Bagaimana psikopatologi dari gejala-gejala pada pasien?
b. Bagaimana hubungan usia dan jenis kelamin pasien dengan kondisi
pasien?
TUJUAN
BAB II
DISKUSI
1. JUMP 1 Klarifikasi Istilah
1) Doctors Shoping: mengunjungi berbagai dokter praktek untuk mengatasi
keluhan yang dialami oleh pasien.
2. JUMP 2 Rumusan Masalah
1) Apakah pasien mengalami gangguan psikosomatis?
2) Apakah ada hubungan antara kecemasan pasien dengan perdagangan
pasien yang sepi?
3) Apa saja macam-macam gangguan cemas?
4) Bagaimana reaksi tubuh terhadap kecemasan?
5) Bagaimana hubungan usia dan jenis kelamin dengan keluhan pasien?
6) Mengapa pasien sudah sering berobat ke dokter umum maupun dokter
spesialis tetapi tidak sembuh ?
7) Apa yang menyebabkan tekanan darah pasien mencapai 150/90 mmHg?
8) Apakah ada hubungan kekhawatiran pasien dengan timbulnya keluhan?
9) Apa sajakah diagnosis banding dari kasus skenario ini?
10) Apakah itu CLP?
11) Bagaimana penatalaksanaan yang tepat untuk pasien tersebut?
3. JUMP 3 Analisis Permasalahan dan Membuat Pernyataan Sementara dari
Permasalahan
1) Apakah pasien mengalami gangguan psikosomatis?
Gangguan psikosomatik dapat diartikan sebagai reaksi jiwa pada
fisik (soma). Menurut American Psychosomatic Society (2005), gangguan
psikosomatik berasal dari bahasa Yunani (Psyche= jiwa dan Soma= fisik),
sehingga psikosomatik dapat diartikan sebagai hubungan fisik dan jiwa.
Ada hubungan yang sangat erat antara faktor fisik, faktor psikologis, dan
sosial terhadap perjalanan suatu penyakit (BKKBN NAD, 2010).
(Sherwood, 2001)
6
menstruasi
berlebihan,
muntah
sepanjang
kehamilan).
4. Satu gejala pseudoneurologis: riwayat sekurangnya satu gejala
atau defisit yang mengarahkan pada kondisi neurologis yang
tidak terbatas pada nyeri (gejala konversi seperti gangguan
koordinasi atau keseimbangan, paralisis atau kelemahan
setempat, sulit menelan atau benjolan di tenggorokan, afonia,
retensi urin, halusinasi, hilangnya sensasi atau nyeri,
pandangan ganda, kebutaan, ketulian, kejang; gejala disosiatif
seperti amnesia; atau hilangnya kesadaran selain pingsan).
C. Salah satu (1)atau (2):
1. Setelah penelitian yang diperlukan, tiap gejala dalam kriteria B
tidak dapat dijelaskan sepenuhnya oleh sebuah kondisi medis
umum yang dikenal atau efek langsung dan suatu zat (misalnya
efek cedera, medikasi, obat, atau alkohol)
2. Jika terdapat kondisi medis umum, keluhan fisik atau
gangguan sosial atau pekerjaan yang ditimbulkannya adalah
melebihi apa yang diperkirakan dan riwayat penyakit,
pemeriksaan fisik, atau temuan laboratorium.
D. Gejala tidak ditimbulkan secara sengaja atau dibuat-buat (seperti
gangguan buatan atau pura-pura).
b. Hipokondriasis
Kriteria Diagnostik untuk Hipokondriasis (Kaplan & Sadock, 2010)
A. Preokupasi dengan ketakutan menderita, atau ide bahwa ia
menderita, suatu penyakit serius didasarkan pada interpretasi
keliru orang tersebut terhadap gejalagejala tubuh.
B. Perokupasi menetap walaupun telah dilakukan pemeriksaan medis
yang tepat dan penentraman.
C. Keyakinan dalam kriteria A tidak memiliki intensitas waham
(seperti gangguan delusional, tipe somatik) dan tidakterbatas pada
kekhawatiran tentang penampilan (seperti pada gangguan
dismorfik tubuh).
D. Preokupasi menyebabkan penderitaan yang bermakna secara
kilnis atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi
penting lain.
E. Lama gangguan sekurangnya 6 bulan.
F. Preokupasi tidak dapat diterangkan lebih baik oleh gangguan
kecemasan umum, gangguan obsesif-kompulsif, gangguan panik,
gangguan depresif berat, cemas perpisahan, atau gangguan
somatoform lain.
c. Gangguan Nyeri
Kriteria Diagnostik untuk Gangguan Nyeri
A. Nyeri pada satu atau lebih tempat anatomis merupakan pusat
gambaran klinis dan cukup parah untuk memerlukan perhatian
klinis.
B. Nyeri menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau
gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lain.
C. Faktor psikologis dianggap memiliki peranan penting dalam
onset, kemarahan, eksaserbasi atau bertahannnya nyeri.
D. Gejala atau defisit tidak ditimbulkan secara sengaja atau dibuatbuat (seperti pada gangguan buatan atau berpura-pura).
10
11
Pertimbangannya
adalah
bahwa
psikoterapi
12
b. Hipnoterapi
Apabila masalahnya adalah program pikiran yang salah, berkaitan
dengan sistem kepercayaan, salah paham dan sebagainya, maka
dilakukan
re-edukasi atau
pembelajaran
Gangguan / kelainan
Faktor risiko
Patofisiologi
Diagnosis banding
Pemeriksaan penunjang
Diagnosiss
Prognosis
Komplikasi
Terapi
13
14
15
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Pasien laki-laki, 31 tahun dari keluhan-keluhan yang dialami, didiagnosis
mengalami gangguan kecemasan dan mengalami gangguan somatoform lebih
khususnya gangguan hipokondrik. Hal ini tampak dari kekhawatiran pasien
terhadap adanya tumor otak atau stroke yang membahayakan dirinya padahal
sebenarnya pemeriksaan laboratorium dan CT Scan tidak didapatkan kelainan.
Kecemasan pasien dapat timbul karena usaha perdagangannya yang lesu
karena adanya pesaing baru.
B. Saran
1. Untuk KBK
Dalam skenario 3 ini tutor membantu jalannya diskusi agar berjalan
dengan lancar. Mahasiswa mendapatkan ilmu yang berguna pada skenario
kali ini walaupun ada beberapa hal yang belum dimengerti. Untuk diskusi
selanjutnya sebaiknya mahasiswa lebih aktif dalam belajar sendiri di
rumah agar diskusi berjalan lebih baik.
2. Untuk kasus pada skenario
Pasien diberi terapi dan edukasi yang meliputi terapi yaitu:
a. terapi biologis(psikofarmaka) :
b. psikoterapi
c. intervensi psikososial : meliputi berbagai pendekatan misalnya
cognitive
behavioral
therapy
(CBT),
terapi
interpersonal,
psikoedukasi, dll.
DAFTAR PUSTAKA
16
17
18