Bedah Anak
Bedah Anak
Oleh:
Faris Khairuddin Syah
G99141114
G99141121
BAB I
STATUS PASIEN
1.
IDENTITAS PENDERITA
: Tn. LS
Umur
: 38 tahun
Jenis kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Alamat
: Colomadu, Karanganyar
Tanggal Masuk
: 16 Desember 2015
No. RM
: 15505312
2.
Nama
ANAMNESIS
A. Keluhan Utama
Benjolan di bagian selangkangan kanan
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke Poli Bedah RSUD Pandan Arang dengan keluhan benjolan
di bagian selangkangan kanan. Benjolan muncul satu bulan yang lalu, tidak
bertambah besar maupun kecil. Munculnya benjolan hilang timbul, muncul
jika batuk atau mengangkat barang berat dan dapat dimasukan lagi. Benjolan
tidak terasa nyeri atau kemerahan. Nafsu makan pasien baik dan tidak
pernah mengalami penurunan berat badan. Pasien tidak merasa mual, tidak
muntah, tidak mengalami gangguan BAB (BAB seperti biasanya) dan masih
bisa kentut.Pasien belum pernah berobat ke dokter sebelumnya.
C. Riwayat Penyakit Dahulu
- Riwayat keluarga sakit serupa
: disangkal
: disangkal
3.
: disangkal
: disangkal
PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan Umum
- Keadaan umum
: sedang
- Derajat kesadaran :
compos mentis
B. Tanda vital
- Tekanan Darah
: 130/80
- Hearth Rate
: 84 x / menit
- Frekuensi Pernafasan
: 20 x / menit
- Suhu
: 36,80C
C. Kepala
Bentuk mesosefal, rambut warna hitam
D. Mata
Konjungtiva anemis (-/-) , sklera ikterik (-/-)
E. Hidung
Sekret (-/-), deviasi(-/-)
F. Mulut
Mukosa basah (+), sianosis (-), pucat (-)
G. Telinga
Sekret (-)
H. Tenggorok
Uvula di tengah, mukosa pharing hiperemis (-), tonsil T1 - T1
I. Leher
Limfonodi tidak membesar, glandula thyroid tidak membesar, JVP tidak
meningkat
J. Toraks
Bentuk
Cor
Inspeksi
Pulmo
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
K. Abdomen
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: timpani
4.
Oedem
ASSESSMENT
Hernia inguinalis lateralis dextra
5.
Ikterik
PLAN
Mondok Bangsal
Foto toraks dan EKG
Cek laboratorium darah lengkap, PT, APTT, HbsAg
Infus RL 20 tpm
Inj Ranitidine 25 mg/ 12 jam
Pro Herniorepair
6.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
: 12,1 g/dl
Hematokrit
: 34 %
Eritrosit
: 4,14 x 106 L
Leukosit
: 14,9 x 103 L
Trombosit
: 399 x 103 L
Eosinofil
: 1,1
Basofil
: 0,3
Netrofil
: 47, 7
Limfosit
: 34,0
Monosit
: 4,9
Gol. Darah
: B
PT
: 12,8 detik
APTT
: 31,0 detik
GDS
: 96 mg/dl
SGOT
: 24 /l
SGPT
: 13 /l
Albumin
: 4,6 g/dl
Kreatinin
: 0,3 mg/dl
Ureum
: 19 mg/dl
Na+
: 136 mmol/L
K+
: 4,4 mmol/L
Kalsium ion
: 1,35 mmol/L
HbsAg
: non reaktif
7.
PROGNOSIS
A. Ad vitam
: bonam
B. Ad sanam
: bonam
C. Ad fungsionam : bonam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. DEFINISI
Hernia ingunalis dibagi menjadi dua yaitu Hernia Ingunalis Lateralis (HIL)
dan Hernia Ingunalis Medialis. Disini akan dijelaskan lebih lanjut hernia ingunalis
lateralis. Hernia inguinalis lateralis mempunyai nama lain yaitu hernia indirecta
yang artinya keluarnya tidak langsung menembus dinding abdomen. Selain hernia
indirek nama yang lain adalah Hernia oblique yang artinya Kanal yang berjalan
miring dari lateral atas ke medial bawah. Hernia ingunalis lateralis sendiri
mempunyai arti pintu keluarnya terletak disebelah lateral Vasa epigastrica inferior.
Hernia inguinalis lateralis (HIL) dikarenakan kelainan kongenital meskipun ada
yang didapat.
Tabel. 2.1. Perbedaan HIL dan HIM.
Tipe
Deskripsi
Hubungan dg
Dibungkus oleh
Onset biasanya
vasa
fascia spermatica
pada waktu
epigastrica
interna
inferior
Lateral
Ya
Hernia ingunalis
Penojolan melewati
Congenital
lateralis
biasanya merupakan
waktu dewasa.
kegagalan
penutupan
cincin
ingunalis
interna
penurunan
Hernia ingunalis
testis
Keluarnya langsung
medialis
menembus
Medial
Tidak
fascia
dinding abdomen
KLASIFIKASI
Casten membagi hernia menjadi tiga stage, yaitu:
Stage 1: hernia indirek dengan cincin interna yang normal.
Stage 2: hernia direk dengan pembesaran atau distorsi cincin interna.
Dewasa
Overweight
badan
Sering mengedan karena adanya gangguan konstipasi atau
emphysema, alergi
Kehamilan
Ascites
inguinalis dan akan sangat sulit untuk menentukan pulsasi hernia yang sebenarnya
pada saat batuk. Lain halnya pada cincin yang lebar hernia dapat dengan jelas
terlihat dan jaringan tissue dapat dirasakan pada tonjolandi kanalis ingunalis pada
saat batuk dan hernia dapat didiagnosis.9
Perbedaan hil dan him pada pemeriksaan fisik sangat sulit dlakukan dan
ini tidak terlalu penting mengingat groin hernia harus dioperasi tanpa melihat
jenisnya. Hernia ingunalis pada masing-masing jenis pada umumnya memberikan
gambaran yang sama . hernia yang turun hingga ke skrotum hampir sering
merupakan hernia ingunalis lateralis.
Pada inspeksi
Pasien saat berdiri dan tegang, pada hernia direct kebanyakan akan terlihat
simetris,dengan tonjolan yang sirkuler di cicin eksterna. Tonjolan akan
menghilang pada saat pasien berbaring . sedangkan pada hernia ingunalis lateralis
akan terlihat tonjolan yang yang bebentuk elip dan susah menghilang pada saat
berbaring.
Pada palpasi
Dinding posterior kanalis ingunalis akan terasa dan adanya tahanan pada
hernia inguanalis lateralis. Sedangkan pada hernia direct tidak akan terasa dan
tidak adanya tahanan pada dinding posterior kanalis ingunalis. Jika pasien diminta
untuk batuk pada pemeriksaan jari dimasukan ke annulus dan tonjolan tersa pada
sisi jari maka itu hernia direct. Jika terasa pada ujung jari maka itu hernia
ingunalis lateralis. Penekanan melalui cincin interna ketika pasien mengedan juga
dapat membedakan hernia direct dan hernia inguinalis lateralis. Pada hernia direct
benjolan akan terasa pada bagian depan melewati Trigonum Hesselbachs dan
kebalikannya pada hernia ingunalis lateralis. Jika hernianya besar maka
pembedaanya dan hubungan secara anatomi antara cincin dan kanalis inguinalis
sulit dibedakan. Pada kebanyakan pasien, jenis hernia inguinal tidak dapat
ditegakkan secara akurat sebelum dilakukan operasi.
5. KOMPLIKASI
Hernia inkarserasi :
10
Hernia strangulasi :
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
6.1. Laboratorium
Untuk mendukung ke arah adanya strangulasi, sebagai berikut:
1.
2.
3.
Retropubic
Intra abdominal
Pre peritoneal
Pre peritoneal locule
Ultrasonografi dapat digunakan untuk membedakan adanya massa pada
lipat paha atau dinding abdomen dan juga membedakan penyebab pembengkakan
testis.
11
7. PENATALAKSANAAN HERNIA
7.1. Penanganan di IGD
1. Mengurangi hernia.
2. Memberikan sedasi yang adekuat dan analgetik untuk mencegah nyeri.
Pasien harus istirahat agar tekanan intraabdominal tidak meningkat.
3. Menurunkan tegangan otot abdomen.
4. Posisikan pasien berbaring terlentang dengan bantal di bawah lutut.
5. Pasien pada posisi Trendelenburg dengan sudut sekitar 15-20 terhadap
hernia inguinalis.
6. Kompres dengan kantung dingin untuk mengurangi pembengkakan dan
menimbulkan proses analgesia.
7. Posisikan kaki ipsi lateral dengan rotasi eksterna dan posisi flexi unilateral
(seperti kaki kodok)
8. Posisikan dua jari di ujung cincin hernia untuk mencegah penonjolan yang
berlanjutselam proses reduksi penonjolan
9. Usahakan penekanan yang tetap pada sisi hernia yang bertujuan untu
mengembalikan isis hernia ke atas. Jika dilakukan penekanan ke arah
apeks akan menyebabkan isis hernia keluar dari pintu hernia.
10. Konsul ke ahli bedah jika usaha reduksi tidak berhasil dalam 2 kali
percobaanm
11. Teknik reduksi spontan memerlukan sedasi dam analgetik yang adekuat
dan posisikan Trendelenburg, dan kompres dingin selama20-30 menit.
7.2. Konsul bedah dilakukan jika :
Reduksi hernia yang tidak berhasil
1. Adanya tanda strangulasi dan keadaan umum pasien yang memburuk
12
13
masalahnya
pada
kantong
hernia,maka
dilakukan
Dewasa Herniorrhaphy :
Perawatan kantung hernia dan isi hernia
Penguatan dinding belakang (secara Bassini, Marcy Ferguson,
Halsted / Kirchner, Lotheissen-Mc Vay (Coopers ligament repair),
Shouldice, Tension free herniorrhaphy)
Minimally Invasive Surgery (Laparoscopy)
14
DAFTAR PUSTAKA
1. Townsend, Courtney M. 2004. Hernias. Sabiston Textbook of Surgery. 17 th
Edition. Philadelphia. Elsevier Saunders. 1199-1217.
2. Brunicardi, F Charles. 2005. Inguinal Hernias. Schwartzs Principles of
Surgery. Eighth edition. New York. Mc Graw-Hill. 1353-1394.
3. Manthey,David.Hernias.2007.http://www.emedicine.com/emerg/topic251.
htm
15
WE,
Vaughan
VC,
penyunting.
Nelson
Textbook
of
Hollands
CM.
Congenital
diaphragmatichernia.
Surgery
Update.Vol
26.
2006.
Available
from
http://home.coqui.net/titolugo/PSU26.html
10. Price S.A, Wilson L.M. Gangguan Esofagus. Dalam: Patofisiologi. Edisi
6.EGC.Huriawati hartanto.Page 413
16