Referat Osteomielitis
Referat Osteomielitis
PENDAHULUAN
Osteomielitis adalah merupakan suatu bentuk proses inflamasi pada tulang
dan struktur-struktur disekitarnya akibat infeksi dari kuman-kuman piogenik.
Infeksi muskuloskeletal merupakan penyakit yang umum terjadi; dapat
melibatkan seluruh struktur dari sistem muskuloskeletal dan dapat berkembang
menjadi penyakit yang berbahaya bahkan membahayakan jiwa. Dalam dua puluh
tahun terakhir ini telah banyak dikembangkan tentang bagaimana cara
menatalaksana penyakit ini dengan tepat. Seringkali usaha ini berupa suatu tim
yang terdiri dari ahli bedah ortopedi, ahli bedah plastik, ahli penyakit infeksi, ahli
penyakit dalam, ahli nutrisi, dan ahli fisioterapi yang berkolaborasi untuk
menghasilkan perawatan multidisiplin yang optimal bagi penderita. Infeksi dalam
suatu sistem muskuloskeletal dapat berkembang melalui dua cara, baik melalui
peredaran darah maupun akibat kontak dengan lingkungan luar tubuh. Referat ini
berusaha merangkum mengenai patogenesis, diagnosis, dan tatalaksana dari
infeksi muskuloskeletal tersebut.
Komponen-komponen nonselular utama dari jaringan tulang adalah mineralmineral dan matriks organik (kolagen dan proteoglikan). Kalsium dan fosfat
membentuk suatu garam kristal (hidroksiapatit), yang tertimbun pada matriks
kolagen dan proteoglikan. Mineral-mineral ini memampatkan kekuatan tulang.
Matriks organik tulang disebut juga sebagai suatu osteoid. Sekitar 70% dari
osteoid adalah kolagen tipe I yang kaku dan memberikan daya rentang tinggi pada
tulang. Materi organik lain yang menyusun tulang berupa proteoglikan seperti
asam hialuronat. Jaringan tulang dapat berbentuk anyaman atau lamelar. Tulang
yang berbentuk anyaman terlihat saat pertumbuhan cepat, seperti sewaktu
perkembangan janin atau sesudah terjadinya patah tulang, selanjutnya keadaan ini
akan diganti oleh tulang yang lebih dewaa yang berbentuk lamelar.
Diafisis atau batang adalah bagian tengah tulang yang berbentuk silinder.
Bagian ini tersusun dari tulang kortikal yang memiliki kekuatan yang besar,
dilapisi oleh selapis periosteum. Metafisis adalah bagian tulang yang melebar
didekat ujung akhir batang. Daerah ini terutama tersusun oleh tulang trabekular
atau tulang spongiosa yang mengandung sel hematopoetik. Sumsum merah
terdapat dibagian epifisis dan diafisis tulang. Pada dewasa aktivitas hematopoetik
menjadi terbatas hanya pada sternum dan krista iliaka. Metafisis juga menompang
sendi dan menyediakan daerah yang cukup luas untuk perlekatan tendon dan
ligamen pada epifisis. Lempeng epifisis adalah daerah pertumbuhan longitudinal
pada anak-anak, dan bagian ini akan menghilang pada tulang dewasa. Bagian
epifisis langsung berbatasan dengan sendi tulang panjang yang bersatu dengan
metafisis sehingga pertumbuhan memanjang tulang terhenti. Seluruh tulang
diliputi oleh lapisan fibrosa yang disebut periosteum yang mengandung sel-sel
yang dapat berproliferasi dan berperan dalam proses pertumbuhan transversal
tulang panjang. Kebanyakan tulang panjang mempunyai arteria nutrisi khusus.
Lokasi dan keutuhan dari arteri-arteri inilah yang menentukan berhasil atau
tidaknya proses penyembuhan suatu tulang yang patah. Lapisan sel paling atas
yang letaknya dekat dengan epifisis disebut daerah sel istirahat. Lapisan
berikutnya adalah zona proliferasi, pada zona ini terjadi pembelahan aktif sel dan
disinilah mulainya pertumbuhan tulang panjang. Sel-sel yang aktif ini didoroh
kearah batang tulang kedalam daerah hipertrofi, tempat sel-sel ini membengkak,
menjadi lemah dan secara metabolik menjadi tidak aktif.
2
Tulang adalah suatu jaringan dinamis yang tersusun dari tiga jenis sel :
osteoblas, osteosit dan osteoklas. Osteoblas membangun tulang dengan
membentuk kolagen tipe I dan proteoglikan sebagai matriks tulang atau jaringan
osteoid melalui suatu proses yang disebut osifikasi. Ketika sedang aktif
menghasilkan jaringan osteoid, osteoblas dan mensekresikan sejumlah besar
fosfatase alkali, yang memegang perawan penting dalam mengendapkan kalsium
dan fosfat kedalam matriks tulang. Sebagian dari fosfat alkali akan memasuki
aliran darah dengan demikian kadar fosfatase alkali didalam darah dapat menjadi
indikator yang baik tentang tingkat pembentukan tulang setelah mengalami patah
tulang atau pada kasus metastasis kanker ke tulang.osteosit adalah sel-sel tulang
dewasa yang bertindak sebagai suatu lintasan untuk pertukaran kimiawi melalui
tulang yang padat. Osteoklas adalah sel-sel besar berinti banyak yang
memungkinkan mineral dan matriks tulang dapat diabsorpsi. Osteoklas mengikis
tulang, sel-sel ini menghasilkan enzim proteolitik yang memecahkan matris dan
beberapa asam yang melarutkan mineral tulang sehingga kalsium dan fosfat
terlepas kedalam aliran darah. Metabolisme tulang diatur oleh beberapa hormon.
Suatu peningkatan kadar hormon paratiroid (pth) mempunyai efek langsung dan
segera pada mineral tulang menyebabkan kalsium dan fosfat diabsorbsi dan
bergerak memasuki serum. Peningkatan PTH secara perlahan-lahan menyebabkan
peningkatan jumlah dan aktivitas osteoklas sehingga terjadi demineralisasi.
Vitamin D mempengaruhi deposisi dan absorbsi tulang. Vitamin D dalam jumlah
besar dapat menyebabkan absorbsi tulang seperti dapat menyebabkan absorbsi
tulang (kadar PTH). Vitamin D dalam jumlah yang sedikit membentuk kalsifikasi
tulang, antara lain dengan meningkatkan absorbsi kalsium dan fosfat oleh usus
halus.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Ostemomielitis adalah suatu proses inflamasi akut maupun kronik pada tulang
dan struktur disekitarnya yang disebabkan oleh organisme pyogenik (Randall,
2011). Dalam kepustakaan lain dinyatakan bahwa osteomielitis adalah radang
tulang yang disebabkan oleh organism piogenik, walaupun berbagai agen infeksi
lain juga dapat menyebabkannya. Ini dapat tetap terlokalisasi atau dapat tersebar
melalui tulang, melibatkan sumsum, korteks, jaringan kanselosa dan periosteum.
(Dorland, 2002).
2.2 Etiologi
Biasanya mikroorganisme dapat menginfeksi tulang melalui tiga cara yaitu
melalui pembuluh darah, langsung melalui area lokal infeksi (seperti selulitis) atau
melalui trauma, termasuk iatrogenik seperti dislokasi sendi atau fiksasi internal.
Pada balita, infeksi dapat menyebar ke sendi dan menyebabkan arthritis.
Pada anak-anak yang biasanya terinfeksi adalah tulang panjang. Abses
subperiosteal dapat terbentuk karena periosteum melekat longgar di permukaan
tulang, sedangkan pada orang dewasa tulang yang paling sering terinfeksi adalah
tulang belakang dan tulang panggul.
Tibia bagian distal, femur bagian distal, humerus, radius dan ulna bagian
proksimal dan distal, vertebra, maksila, dan mandibula merupakan tulang yang
paling beresiko untuk terkena osteomielitis karena merupakan tulang yang banyak
vaskularisasinya. Bagaimanapun, abses pada tulang dapat dipicu oleh trauma di
daerah infeksi. Infeksi dapat disebabkan oleh Staphylococcus aureus, yang
merupakan flora normal yang dapat ditemukan di kulit dan mukosa membran.
Umur
Neonatus (lebih kecil dari 4 bulan)
Organisme
S. aureus, Enterobacter species, and group A
Enterobacter
species
S. aureus (80%), group A Streptococcus
Orang dewasa
Selain bakteri, jamur dan virus juga dapat menginfeksi langsung melalui
fraktur terbuka, operasi tulang atau terkena benda yang terkontaminasi.
Osteomielitis kadang dapat merupakan komplikasi sekunder dari tuberkulosis
paru. Pada keadaan ini, bakteri biasa menyebar ke tulang melalui sistem sirkulasi,
pertama yang terinfeksi adalah sinovium (karena kadar oksigen yang tinggi)
sebelum menginfeksi tulang. Pada osteomielitis tuberkulosis, tulang panjang dan
tulang belakang merupakan satu-satunya tulang yang terinfeksi.
Osteomielitis dapat juga disebabkan potongan besi yang mengenai tulang
pada saat pembedahan untuk memperbaiki fraktur. Spora bakteri dan jamur dapat
juga mengenai sendi tulang yang terlibat. Osteomielitis juga dapat terjadi akibat
penyebaran infeksi jaringan lunak. Infeksi tersebut meyebar ke tulang dalam
beberapa hari sampai beberapa minggu. Tipe penyebaran ini biasa terjadi pada
orang yang lebih tua. Infeksi dapat dimulai dari kerusakan akibat trauma, terapi
radiasi, kanker, atau pada kulit yang luka yang disebabkan sedikitnya sedikit
sirkulasi darah pada tulang atau pada penyakit diabetes. Infeksi sinus, gusi atau
gigi dapat meyebar ke tulang-tulang kepala. Penyebab osteomielitis biasanya
adalah Staphylococcus aureus, bakteri gram positif seperti Streptococcus
pyogenes atau S. Pneumoniae. Pada anak dibawah 4 tahun bakteri gram negatif
Haemophilus influenzae (insiden bervariasi dari 5-50%). Bakteri gram negatif
lainnya : Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, Proteus mirabilis dan
Bacteroides fragilis anaerobik biasanya menyebabkan infeksi tulang akut.
Penyebab osteomielitis pada anak-anak adalah kuman Staphylococcus
aureus (89-90%), Streptococcus (4-7%), Haemophilus influenza (2-4%),
Salmonella typhii dan Eschericia coli (1-2%). Pada anak infeksi melalui aliran
darah berasal dari abrasi kecil pada kulit, bisul, infeksi pada gigi atau pada saat
lahir dari infeksi tali pusat. Pada dewasa sumber infeksi berasal dari kateter ureter,
jarum dan semprit arteri yang tidak pada tempatnya atau kotor.
Organisme lain ditemukan pada pecandu heroin dan kelainan oportunistik
pada pasien dengan mekanisme immune defence compromised . Pasien dengan
sickle-cell disease mudah terinfeksi Salmonella.
2.3 Epidemiologi
obat-obatan.
imunosupresi sementara
Diabetes
juga
berhubungan
dengan
osteomielitis,
vaskular
tampaknya
lebih
umum
dijumpai
dengan
Ras
Jenis kelamin
Pria memiliki resiko relatif lebih tinggi, yang meningkatkan melalui masa kanakkanak, memuncak pada masa remaja dan jatuh ke rasio rendah pada orang
dewasa.
Usia
termasuk
diabetes
mellitus,
immunosupresan,
penyakit
imundefisiensi, malnutrisi, gangguan fungsi hati dan ginjal, hipoksia kronik, dan
usia tua. Sedangkan faktor-faktor lokal adalah penyakit vaskular perifer, penyakit
stasis vena, limfedema kronik, arteritis, neuropati, dan penggunaan rokok.
Kuman bisa masuk tulang dengan berbagai cara, termasuk beberapa cara dibawah
ini :
Kuman di bagian lain dari tubuh misalnya, dari pneumonia atau infeksi saluran
kemih dapat masuk melalui aliran darah ke tempat yang melemah di tulang. Pada
anak-anak, osteomielitis paling umum terjadi di daerah yang lebih lembut, yang
disebut lempeng pertumbuhan,di kedua ujung tulang panjang pada lengan dan
kaki.
Luka tusukan yang parah dapat membawa kuman jauh di dalam tubuh. Jika luka
terinfeksi, kuman dapat menyebar ke tulang di dekatnya.
Kontaminasi langsung
Hal ini dapat terjadi jika terjadi fraktur sehingga terjadi kontak langsung tulang
yang fraktur dengan dunia luar sehingga dapat terjadi kontaminasi langsung.
Selain itu juga dapat terjadi selama operasi untuk mengganti sendi atau
memperbaiki fraktur. (anonym, 2011).
Beberapa penyebab utama infeksi, seperti s.aureus, menempel pada tulang dengan
mengekspresikan reseptor (adhesins) untuk komponen tulang matriks (fibronektin,
laminin, kolagen, dan sialoglycoprotein tulang); Ekspresi kolagen- binding
adhesin memungkinkan pelekatan patogen pada tulang rawan. Fibronektinbinding adhesin dari S. Aureus berperan dalam penempelan bakteri untuk
perangkat operasi yang akan dimasukan dalam tulang, baru-baru ini telah
dijelaskan
S. Aureus yang telah dimasukan ke dalam kultur osteoblas dapat bertahan hidup
secara intraseluler. Bakteri yang dapat bertahan hidup secara intraseluler (kadangkadang merubah diri dalam hal metabolisme, di mana mereka muncul sebagai apa
yang disebut varian koloni kecil) dapat menunjukan adanya infeksi tulang
persisten. Ketika mikroorganisme melekat pada tulang pertama kali, mereka akan
mengekspresikan fenotip yang resiten terhadap pengobatan antimikroba, dimana
hal ini mungkin dapat menjelaskan tingginya angka kegagalan dari terapi jangka
pendek.
Remodeling ulang yang normal membutuhkan interaksi koordinasi yang baik
antara osteoblas dan osteoklas. Sitokin (seperti IL-1, IL-6, IL-15, IL 11dan TNF)
yang dihasilkan secara lokal oleh sel inflamasi dan sel tulang merupakan factor
osteolitik yang kuat. Peran dari faktor pertumbuhan tulang pada remodeling
tulang normal dan fungsinya sebagai terapi masih belum jelas. Selama terjadi
infeksi, fagosit mencoba menyerang sel yang mengandung mikroorganisme dan,
dalam proses pembentukan radikal oksigen toksik dan melepaskan enzim
proteolitik yang melisiskan jaringan sekitarnya. Beberapa komponen bakteri
secara langsung atau tidak langsung digunakan sebagai factor-faktor yang
memodulasi tulang (bone modulating factors).
Kehadiran metabolit asam arakidonat, seperti prostaglandin E, yang merupakan
agonis osteoklas kuat dihasilkan sebagai respon terhadap patah tulang,
menurunkan jumlah dari inokulasi bakterial yang dibutuhkan untuk menghasilkan
infeksi. (Daniel,1997). Nanah menyebar ke dalam pembuluh darah, meningkatkan
tekanan intraosseus dan mengganggu aliran darah. Nekrosis iskemik tulang pada
hasil pemisahan fragmen yang mengalami devaskularisasi, disebut sequestra.
Mikroorganisme, infiltrasi neutrofil, dan congesti atau thrombosis pembuluh
darah merupakan temuan histologis utama dalam osteomielitis akut. Salah satu
penampakan yang membedakan dari osteomielitis kronis adalah tulang yang
mengalami nekrotik, yang dapat diketahui dengan tidak adanya osteosit yang
hidup.
10
Kelelahan
Irritabilitas
Onset cepat
11
Osteomielitis kronik
Kelelahan kronik
Drainase saluran sinus (biasanya ditamukan pada stadium lanjut atau jika terjadi
infeksi kronis).
Berdasarkan lama infeksi, osteomielitis terbagi menjadi 3, yaitu:
Osteomielitis akut, yaitu osteomielitis yang terjadi dalam 2 minggu sejak infeksi
pertama atau sejak penyakit pendahulu timbul. Osteomielitis akut ini biasanya
terjadi pada anak-anak daripada orang dewasa dan biasanya terjadi sebagai
komplikasi dari infeksi di dalam darah (osteomielitis hematogen)
Osteomielitis akut terbagi lagi menjadi 2, yaitu:
-
12
13
14
atau tidak ada reaksi periosteal; lesi diafisis dapat berhubungan dengan
pembentukan tulang periosteal baru dan penebalan kortikal. Scan radioisotop
dapat menunjukan tanda-tanda peningkatan aktivitas.
Diagnosis : gambaran klinik dan x-ray hampir sama dengan osteoid osteoma ;
kadang-kadang menyerupai tumor tulang ganas.
sampai ada hasil biopsi. Jika hasil yang dijumpai cairan, maka harus dikirimkan
untuk kultur biologic. Setengah dari kasus positif bahwa organisme yang paling
sering adalah Staphylococcus aureus.
Tatalaksana : tatalaksana biasanya konservatif jika diagnosis sudah pasti;
imobilisasi dan antibiotik (flucloxacillin dan asam fusidic) untuk 6 minggu,
biasanya sembuh membutuhkan waktu 6-12 bulan. Jika diagnosis meragukan,
open biopsi dibutuhkan dan lesi mungkin akan dikuret pada saat yang sama,
kuretase juga menjadi indikasi jika x-ray menunjukkan tidak ada penyembuhan
setelah pengobatan konservatif; ini selalu diikuti dengan pemberian antibiotik.
-
Osteomielitis kronis
Osteomielitis yang terjadi dalam 2 bulan atau lebih sejak infeksi pertama
atau sejak penyakit pendahulu timbul. Osteomyelitis akut yang tidak diterapi
secara adekuat, akan berkembang menjadi osteomyelitis kronik. Organisme
yang biasa berperan adalah Staphylococcus aureus (75%), Escherichia coli,
Streptococcus pyogenes, Proteus, dan Pseudomonas. Kebanyakan penyebab
dari osteomielitis polimikroba. Kadang-kadang infeksi ini tidak terdeteksi
selama bertahun-tahun dan tidak menimbulkan gejala selama beberapa bulan
atau beberapa tahun.
Destruksi tulang tidak hanya pada fokus infeksi tetapi meluas. Kavitas
berisi potongan tulang mati (sekuestra) yang dikelilingi jaringan vaskular, dan
di luar jaringan vaskular tersebut ada daerah sklerosis, hasil dari reaksi kronis
pembentukan tulang baru.
Sekuester berperan sebagai substrat bagi adesi bakteri, lama-kelamaan
terbentuk sinus. Destruksi tulang dan dengan meningkatnya sklerosis
berakibat terjadinya fraktur patologis. Gambaran histologis berupa sebukan sel
radang kronis di sekitar daerah aselular tulang atau sekuestra.
15
Osteomielitis sub-akut dan kronis biasanya terjadi pada orang dewasa dan
biasanya terjadi karena ada luka atau trauma (osteomielitis kontangiosa), misalnya
osteomielitis yang terjadi pada tulang yang fraktur. Berikut merupakan beberapa
pembagian osteomielitis yang lain :
1. Osteomielitis pada vertebra
Kelainan ini lebih sulit untuk didiagnosis. Biasanya ada demam, rasa sakit
pada tulang dan spasme otot. Proses ini lebih sering mengenai korpus vertebra
dan dapat timbul sebagai komplikasi infeksi saluran kencing dan operasi
panggul.
Pada stadium awal tanda tanda destruksi tulang yang menonjol,
selanjutnya terjadi pembentukan tulang baru yang terlihat sebagai skelerosis.
Lesi dapat bermula dibagian sentral atau tepi korpus vertebra .
Pada lesi yang bermula ditepi korpus vertebra, diskus cepat mengalami
destruksi dan sela diskus akan menyempit. Dapat timbul abses para vertebral
yang terlihat sebagai bayangan berdensitas jaringan lunak sekitar lesi. Di
daerah torakal, abses ini lebih mudah dilihat karena terdapat kontras paru.
Daerah Lumbal lebih sukar untuk dilihat, tanda yang penting adalah bayangan
psoas menjadi kabur.
Untuk membedakan penyakit ini dengan spondilitis tuberkulosa sukar,
biasanya pada osteomielitis akan terlihat sklerosis, destruksi diskus kurang dan
sering timbul penulangan antara vertebra yang terkena proses dengan vertebra
di dekatnya (bony bridging).
2. Osteomielitis pada tulang lain
Tengkorak
Biasanya osteomielitis pada tulang tengkorak terjadi sebagai akibat perluasan
infeksi di kulit kepala atau sinusitis frontalis. Proses detruksi bias setempat atau
difuse. Reaksi periosteal biasanya tidak ada atau sedikit sekali.
Mandibula
Biasanya terjadi akibat komplikasi fraktur atau abses gigi.
Pelvis
Osteomielitis pada tulang pelvis paling sering terjadi pada bagian sayap tulang
ilium dan dapat meluas ke sendi sakroiliaka. Pada foto terlihat gambaran destruksi
16
tulang yang luas, bentuk tidak teratur, biasanya dengan skwester yang multiple.
Sering terlihat sklerosis pada tepi lesi. Secara klinis sering disertai abses dan
fistula.
Bedanya dengan tuberculosis, ialah destruksi berlangsung lebih cepat dan pada
tuberculosis abses sering mengalami kalsifikasi. Dalam diagnosis differential
perlu dipikirkan kemungkinan keganasan.
3. Tipe khusus osteomielitis
Abses Brodie
Abses ini bersifat kronis, biasanya ditemukan dalam spondilosa tulang dekat
ujung tulang. Bentuk abses biasanya bulat atau lonjong dengan pinggiran
sklerotik, kadang-kadang terlihat skwester. Abses tetap terlokalisasi dan kavitas
dapat secara bertahap terisi jaringan granulasi.
Osteomielitis sklerosing Garre
Pada kelainan ini yang menonjol adalah sklerosis tulang dengan tanda-tanda
destruksi yang tidak nyata. Bersifat kronis, dan biasanya hany satu tulang yang
terkena dengan pelebaran tulang yang bersifat fusiform. Diagnosis differential
yang penting adalah osteoid osteoma.
4. Osteomielitis pada neonatus dan bayi
Osteomielitis pada neonatus dan bayi sering kali hanya dengan gejala
klinis yang ringan, dapat mengenai satu atau banyak tulang dan mudah meluas
ke sendi di dekatnya. Biasanya lebih sering terjadi pada bayi dengan resiko
tinggi seperti prematur, berat badan kurang. Tindakan-tindakan seperti
resusitasi, vena seksi, kateterisasi dan infuse secara potensial dapat merupakan
penyebab Infeksi. Kuman penyebab tersering adalah Streptococcus.
Osteomielitis pada bayi biasanya disertai destruksi yang luas dari
tulang, tulang rawan dan jaringan lunak sekitarnya. Pada neonatus ada
hubungan antara pembuluh darah epifisis dengan pembuluh darah metafisis,
yang disebut pembuluh darah transfiseal, Hubungan ini menyebabkan
mudahnya infeksi meluas dari metafisis ke epifisis dan sendi. Kadang-kadang
osteomielitis pada bayi juga dapat mengenai tulang lain seperti maksila,
vertebra, tengkorak, iga dan pelvis. Tanda paling dini yang dapat ditemukan
pada foto rontgen ialah pembengkakan jaringan lunak dekat tulang yang
17
Cierny-Mader
Staging
System
Osteomyelitis
Hematogenous osteomyelitis
Osteomyelitis
Anatomic type
focus of infection
Physiologic class
for
A host: healthy
Information from Waldvogel FA, Medoff
B host:
1970;282:198-206.
18
osteogenik.
B. Tipe II merupakan lesi diafisis
-
D.
Lesi tipe IV merupakan lesi yang sama dengan lesi metafisis, yang
didefinisikan sebagai bagian dari tulang yang rata atau ireguler yang dibatasi
oleh kartilago (pertumbuhan lempeng apofisis, kartilago artikuler, atau
fibrokartilago), seperti vertebra, pelvis, dan tulang-tulang pendek seperti
tulang tarsal dan klavikula (Nixon, 1978).
-
infeksi dan menentukan diperlukan atau tidaknya pembedahan, namun kategori ini
tidak dapat digunakan pada keadaan tertentu (infeksi pada sendi prostetik,
material yang di implantasi, atau pada tulang-tulang kecil dan osteomielitis
vertebra).
20
Edema
Teraba hangat
Fluktuasi
Pemeriksaan Laboratorium
21
Jumlah leukosit mungkin tinggi, tetapi sering normal. Adanya pergeseran ke kiri
biasanya disertai dengan peningkatan jumlah leukosit polimorfonuklear. Tingkat
C-reaktif protein biasanya tinggi dan nonspesifik; penelitian ini mungkin lebih
berguna daripada laju endapan darah (LED) karena menunjukan adanya
peningkatan LED pada permulaan. LED biasanya meningkat (90%), namun,
temuan ini secara klinis tidak spesifik. CRP dan LED memiliki peran terbatas
dalam menentukan osteomielitis kronis seringkali didapatkan hasil yang normal.
-
Kultur
Kultur dari luka superficial atau saluran sinus sering tidak berkorelasi dengan
bakteri yang menyebabkan osteomielitis dan memiliki penggunaan yang terbatas.
Darah hasil kultur, positif pada sekitar 50% pasien dengan osteomielitis
hematogen. Bagaimanapun, kultur darah positif mungkin menghalangi kebutuhan
untuk prosedur invasif lebih lanjut untuk mengisolasi organisme. Kultur tulang
dari biopsi atau aspirasi memiliki hasil diagnostik sekitar 77% pada semua studi.
Pemeriksaan Radiologi
a. Foto polos
Pada osteomielitis awal, tidak ditemukan kelainan pada pemerikSosaan
radiograf. Setelah 7-10 hari, dapat ditemukan adanya area osteopeni, yang
mengawali destruksi cancellous bone. Seiring berkembangnya infeksi,
reaksi periosteal akan tampak, dan area destruksi pada korteks tulang
tampak lebih jelas. Osteomielitis kronik diidentifikasi dengan adanya
detruksi tulang yang masif dan adanya involukrum, yang membungkus
fokus sklerotik dari tulang yang nekrotik yaitu sequestrum.
Infeksi jaringan lunak biasanya tidak dapat dilihat pada radiograf kecuali
apabila terdapat oedem. Pengecualian lainnya adalah apabila terdapat
infeksi yang menghasilkan udara yang menyebabkan terjadinya gas
gangrene. Udara pada jaringan lumak ini dapat dilihat sebagai area
radiolusen, analog dengan udara usus pada foto abdomen.
22
b.
Ultrasound
Berguna untuk mengidentifikasi efusi sendi dan menguntungkan untuk
mengevaluasi pasien pediatrik dengan suspek infeksi sendi panggul.
Teknik sederhana dan murah telah menjanjikan, terutama pada anak
dengan osteomielitis akut. Ultrasonografi dapat menunjukkan perubahan
sejak 1-2 hari setelah timbulnya gejala. Kelainan termasuk abses jaringan
lunak atau kumpulan cairan dan elevasi periosteal. Ultrasonografi
memungkinkan untuk petunjuk ultrasound aspirasi. Tidak memungkinkan
untuk evaluasi korteks tulang.
c. Radionuklir
Jarang dipakai untuk mendeteksi osteomielitis akut. Pencitraan ini sangat
sensitif namun tidak spesifik untuk mendeteksi infeksi tulang. Umumnya,
infeksi tidak bisa dibedakan dari neoplasma, infark, trauma, gout, stress
fracture, infeksi jaringan lunak, dan artritis. Namun, radionuklir dapat
membantu untuk mendeteksi adanya proses infeksi sebelum dilakukan
prosedur invasif dilakukan.
d. CT Scan
CT scan dengan potongan koronal dan sagital berguna untuk
menidentifikasi sequestra pada osteomielitis kronik. Sequestra akan
tampak lebih radiodense dibanding involukrum disekelilingnya.
e. MRI
MRI efektif dalam deteksi dini dan lokalisasi operasi osteomyelitis.
Penelitian telah menunjukkan keunggulannya dibandingkan dengan
radiografi polos, CT, dan scanning radionuklida dan dianggap sebagai
pencitraan pilihan. Sensitivitas berkisar antara 90-100%. Tomografi emisi
positron (PET) scanning memiliki akurasi yang mirip dengan MRI.
f. Radionuklida scanning tulang
23
Tiga fase scan tulang, scan gallium dan scan sel darah putih menjadi
pertimbangan pada pasien yang tidak mampu melakukan pencitraan MRI.
Sebuah fase tiga scan tulang memiliki sensitivitas yang tinggi dan
spesifisitas pada orang dewasa dengan temuan normal pada radiograf.
Spesifisitas
secara
dramatis
menurun
dalam
pengaturan
operasi
intravena
dimulai
tanpa
menunggu
hasil
biakan.
Karena
24
anak yang sulit untuk mendapatkan jumlah sampel darah yang cukup untuk
pemeriksaan LED. (Hidiyaningsih, 2012)
Sedangkan LED adalah merupakan salah satu pemeriksaan rutin untuk darah.
Proses pemeriksaan sedimentasi (pengendapan) darah ini diukur dengan
memasukkan darah kita ke dalam tabung khusus selama satu jam. Makin banyak
sel darah merah yang mengendap maka makin tinggi LED-nya. Tinggi ringannya
nilai pada LED memang sangat dipengaruhi oleh keadaan tubuh kita, terutama
saat terjadi radang. Nilai LED meningkat pada keadaan seperti kehamilan ( 35
mm/jam ), menstruasi, TBC paru-paru ( 65 mm/jam ) dan pada keadaan infeksi
terutama yang disertai dengan kerusakan jaringan. Jadi pemeriksaan LED masih
termasuk pemeriksaan penunjang yang tidak spesifik untuk satu penyakit. Bila
dilakukan secara berulang laju endap darah dapat dipakai untuk menilai
perjalanan penyakit seperti tuberkulosis, demam rematik, artritis dan nefritis. LED
yang cepat menunjukkan suatu lesi yang aktif, peningkatan LED dibandingkan
sebelumnya menunjukkan proses yang meluas, sedangkan LED yang menurun
dibandingkan sebelumnya menunjukkan suatu perbaikan. (Hidiyaningsih, 2012).
Perbedaan pemeriksaan CRP dan LED:
Hs-CRP meningkat tajam saat terjadi inflamasi dan menurun jika terjadi
perbaikan sedang LED naik kadarnya setelah 14 hari dan menurun secara
lambat sesuai dengan waktu paruhnya.
Bila pasien tidak menunjukkan respons terhadap terapi antibiotika, tulang yang
terkena harus dilakukan pembedahan, jaringan purulen dan nekrotik diangkat dan
daerah itu diiringi secara langsung dengan larutan salin fisiologis steril. Tetapi
antibiotik dianjurkan. Pada osteomielitis kronik, antibiotika merupakan adjuvan
terhadap
debridemen
bedah.
Dilakukan
sequestrektomi
(pengangkatan
25
26
untuk melakukan tindakan pembedahan adalah bila involukrum telah cukup kuat;
mencegah terjadinya fraktur pasca pembedahan. (Canale, 2007)
Kegagalan pemberian antibiotika dapat disebabkan oleh (Hidiyaningsih, 2012):
1. Pemberian
antibiotik
yang
tidak
cocok
dengan
mikroorganisme
penyebabnya
2. Dosis yang tidak adekuat
3. Lama pemberian tidak cukup
4. Timbulnya resistensi
5. Kesalahan hasil biakan
6. Pemberian pengobatan suportif yang buruk
7. Kesalahan diagnostik
8. Pada pasien yang imunokempremaise
Debridement
Debridement pada pasien dengan osteomielitis kronis dapat dilakukan. Kualitas
debridement merupakan faktor penting dalam suksesnya pengobatan. Setelah
debridement dengan eksisi tulang, adalah hal yang perlu untuk menghapuskan/
menghilangkan dead space yang dilakukan dengan memindahkan jaringan di
atasnya. Pengobatan dead space termasuk myoplasty lokal, pemindahan jaringan
dan penggunaan antibiotik. Pelaksanaan pada jaringan lunak telah dikembangkan
untuk meningkatkan aliran darah lokal dan pendistribusian antibiotik.
2.8 Diagnosis banding
Diagnosis banding pada masa akut adalah demam reumatik dan selulitis.
Pada demam reumatik, nyeri cenderung berpindah dari satu sendi ke sendi
lainnya. Bisa terdapat carditis, nodul-nodul rematik, atau erythema marginatum.
Pada selulitis, terdapat kemerahan superfisial yang melebar, terjadi limfangitis.
Arthritis supuratif akut dibedakan dari osteomielitis hematogen akut berdasarkan
adanya nyeri yang difus , dan semua pergerakan sendi terbatas karena adanya
spasme otot.
Pada Gauchers Disease. Pseudo-osteitis dapat timbul dengan manifestasi
klinis yang sangat mirip dengan osteomielitis. Diagnosis ditegakkan terutama
dengan adanya pambesaran hati dan lien.
27
Gambaran Radiologik osteomielitis dapat menyerupai gambaran penyakitpenyakit lain pada tulang, diantaranya yang terpenting adalah tumor ganas primer
tulang. Destruksi tulang, reaksi periosteal, pembentukan tulang baru, dan
pembengkakan jaringan lunak, dijumpai juga pada osteosarkoma dan Ewing
sarkoma.
Osteosarkoma, seperti halnya osteomielitis, biasanya mengenai metafisis
tulang panjang sehingga pada stadium dini sangat sukar dibedakan dengan
osteomielitis. Pada stadium yang lebih lanjut, kemungkinan untuk membedakan
lebih besar karena pada osteosarkoma biasanya ditemukan pembentukan tulang
yang lebih banyak serta adanya infiltrasi tumor yang disertai penulangan
patologik ke dalam jaringan lunak. Juga pada osteosarkoma ditemukan segitiga
Codman.
Pada tulang panjang, Ewing Sarkoma biasanya mengenai diafisis; tampak
destruksi tulang yang bersifat infiltratif, reaksi periosteal yang kadang-kadang
menyerupai kulit bawang yang berlapis-lapis dan massa jaringan lunak yang
besar.
2.9 Komplikasi
Komplikasi dari osteomielitis antara lain :
-
Arthritis septic
Dalam beberapa kasus, infeksi dalam tuolang bias menyebar ke dalam sendi di
dekatnya.
-
Gangguan pertumbuhan
Pada anak-anak lokasi paling sering terjadi osteomielitis adalah pada daerah yang
lembut, yang disebut lempeng epifisis, di kedua ujung tulang panjang pada lengan
dan kaki. Pertumbuhan normal dapat terganggu pada tulang yang terinfeksi.
-
Kanker kulit
28
Infeksi metastasis
Terkadang terjadi umumnya pada bayi dan dapat menyerang tulang, sendi, cavitas
serosa, otak atau paru. Pada beberapa kasus infeksi dapat multifocal dari outset.
2.
Artritis supuratif
penetrasi
-
Osteomielitis kronis
29
30
BAB III
PENUTUP
Osteomielitis merupakan infeksi tulang ataupun sum-sum tulang, biasanya
disebabkan oleh bakteri piogenik atau mikobakteri. Osteomielitis bisa mengenai
semua usia tetapi umumnya mengenai anak-anak dan orang tua. Oteomielitis
umumnya disebabkan oleh bakteri, diantaranya dari species staphylococcus dan
stertococcus. Selain bakteri, jamur dan virus juga dapat menginfeksi langsung
melalui fraktur terbuka. Tibia bagian distal, femur bagian distal, humerus , radius
dan ulna bagian proksimal dan distal, vertebra, maksila, dan mandibula
merupakan tulang yang paling beresiko untuk terkena osteomielitis karena
merupakan tulang yang banyak vaskularisasinya.
Berdasarkan lama infeksi, osteomielitis terbagi menjadi 3, yaitu :
osteomielitis akut, sub akut dan kronis. Gambaran klinis terlihat daerah diatas
tulang bisa mengalami luka dan membengkak, dan pergerakan akan menimbulkan
nyeri. Osteomielitis menahun sering menyebabkan nyeri tulang, infeksi jaringan
lunak diatas tulang yang berulang dan pengeluaran nanah yang menetap atau
hilang timbul dari kulit. Pengeluaran nanah terjadi jika nanah dari tulang yang
terinfeksi menembus permukaan kulit dan suatu saluran (saluran sinus) terbentuk
dari tulang menuju kulit.
Oteomielitis didiagnosis banding dengan osteosarkoma dan Ewing
sarkoma sebab memiliki gambaran radiologik yang mirip. Gambaran radiologik
osteomielitis baru terlihat setelah 10-14 hari setelah infeksi, yang akan
memperlihatkan reaksi periosteal, sklerosis, sekwestrum dan involikrum.
Osteomielitis dapat diobati dengan terapi antibiotik selama 2-4 minggu
atau dengan debridement. Prognosis osteomielitis bergantung pada lama
perjalanan penyakitnya, untuk yang akut prognosisnya umumnya baik, tetapi yang
kronis umumnya buruk.
31
DAFTAR PUSTAKA
Apley
AG,
Solomon
L.
Apleys
System
of
Orthopaedics
32