Referat Cerebral Palsy Puput
Referat Cerebral Palsy Puput
KATA PENGANTAR----------------------------------------------------------------1
DAFTAR ISI---------------------------------------------------------------------------2
BAB I LATAR BELAKANG ------------------------------------------------------3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA----------------------------------------------------4
2.1 Definisi Cerebral Palsy----------------------------------------------------------4
2.2 Epidemiologi Cerebral Palsy---------------------------------------------------4
2.3. Etiologi Cerebral Palsy---------------------------------------------------------5
2.4 Manifestasi / Gejala Klinis-----------------------------------------------------7
2.5 Patofisiologi / Patogenesis Cerebral Palsy---------------------------------12
2.6 Pemeriksaan Fisik--------------------------------------------------------------17
2.7 Pemeriksaan Penunjang-------------------------------------------------------18
2.8 Diagnosis--------------------------------------------------------------------------18
2.9 Penatalaksanaan----------------------------------------------------------------23
2.10 Prognosis------------------------------------------------------------------------26
REFERENSI-------------------------------------------------------------------------27
BAB I
LATAR BELAKANG
Cerebral palsy adalah suatu gangguan atau kelainan yang terjadi pada suatu
kurun waktu dalam perkembangan anak, di dalam susunan saraf pusat, bersifat
kronik dan tidak progresif akibat kelainan atau cacat pada jaringan otak yang
belum selesai pertumbuhannya.Walaupun lesi serebral bersifat statis dan tidak
progresif, tetapi perkembangan tanda-tanda neuron perifer akan berubah akibat
maturasi serebral.(9,6)
Yang pertama kali memperkenalkan penyakit ini adalah William John Little
(1843), yang menyebutnya dengan istilah cerebral diplegia, sebagai akibat
prematuritas atau afiksia neonatorum. Sir William Olser adalah yang pertama kali
memperkenalkan istilah Cerebral palsy, sedangkan Sigmund Freud menyebutnya
dengan istilah Infantile Cerebral Paralysis. (4,12)
Walaupun sulit, etiologi Cerebral palsy perlu diketahui untuk tindakan
pencegahan. Fisioterapi dini memberi hasil baik, namun adanya gangguan
perkembangan mental dapat menghalangi tercapainya tujuan pengobatan.(12)
Winthrop Phelps menekankan pentingnya pendekatan multi - disiplin dalam
penanganan penderita Cerebral palsy, seperti disiplin anak, saraf, mata, THT,
bedah tulang, bedah saraf, psikologi, ahli wicara, fisioterapi, pekerja sosial, guru
sekolah Iuar biasa. Di samping itu juga harus disertakan peranan orang tua dan
masyarakat.(12)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Cerebral palsy
Cerebral palsy adalah keadaan kerusakan jaringan otak yang
permanen dan tidak progresif. Terjadi pada waktu masih muda (sejak
dilahirkan) dan merintangi perkembangan otak normal dengan gambaran
klinis dapat berubah selama hidup dan menunjukan kelainan dalam sikap
dan pergerakan disertai kelainan neurologis berupa kelumpuhan spastis.
Gangguan ganglia basal dan serebellum dan kelainan mental.(1)
Istilah cerebral palsy merupakan istilah yang digunakan untuk
menggambarkan sekelompok gangguan gerakan, postur tubuh, dan tonus
yang bersifat nonprogresif, berbeda-beda kronis dan akibat cedera pada
sistem saraf pusat selama awal masa perkembangan. (2)
Walaupun cerebral palsy pertama kali dilaporkan pada tahun 1827
oleh Cazauvielh, dan kemudian
dokter seperti Little, Freud, Osler, dan Phleps, patogenesis gangguan ini
tetap tidak dimengerrti secara jelas. (2)
2.2 Epidemiologi Cerebral palsy
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi insidensi Cerebral palsy
yaitu populasi yang diambil cara diagnosis dan ketelitiannya. Misalnya
insudensi serebral palsi sebanyak 2 per 1000 kelahiran hidup
(2,3)
. 5 dari
(4)
Yang
dimaksud ringan adalah penderita dapat mengurus dirinya sendiri dan yang
berkembang,
kemajuan
tektiologi
kedokteran
selain
pada tungkai pada satu sisi tubuh. Jika tremor memberat akan
terjadi gangguan gerakan berat.
Cerebral Palsy Spastik dibagi berdasarkan jumlah ekstremitas
yang terkena, yaitu :
a. Monoplegi
Bila hanya mengenai 1 ekstremitas saja, biasanya lengan
b. Diplegia
Keempat ekstremitas terkena, tetapi kedua kaki lebih berat dari
pada kedua lengan
c. Triplegia
Bila mengenai 3 ekstremitas, yang paling banyak adalah mengenai
kedua lengan dan 1 kaki
d. Quadriplegia
Keempat ekstremitas terkena dengan derajat yang sama
e. Hemiplegia2
Mengenai salah satu sisi tubuh dan lengan terkena lebih berat
2. Cereberal Palsy Atetoid/diskinetik
Bentuk Cereberal Palsy ini mempunyai karakterisktik gerakan
menulis yang tidak terkontrol dan perlahan. Gerakan abnormal ini
mengenai tangan, kaki, lengan, atau tungkai dan pada sebagian besar
kasus, otot muka dan lidah, menyebabkan anak-anak menyeringan dan
selalu mengeluarkan air liur. Gerakan sering meningkat selama periode
peningkatan stress dan hilang pada saat tidur. Penderita juga
mengalami masalah koordinasi gerakan otot bicara (disartria).
Cereberal Palsy atetoid terjadi pada 10-20% penderita Cereberal Palsy.
7
Perkembangan
Gejala
Morik
Minimal
penyerta
Normal, hanya
* kelainan tonus
terganggu secara
sementara
kualitatif
Penyakit
* Refleks primitif
menetap terlalu lama
* Gangguan
komunikasi
* Gangguan
belajar
spesifik
* Kelainan postur
ringan
* Gangguan gerak
motorik kasar dan
halus, misalnya
clumpsy
Ringan
Berjalan umur 24
bulan
* Beberapa kalinan
pada pemeriksaan
neurologis
* Perkembangan
refleks primitif
abnormal
* respon postular
terganggu
* Gangguan motorik<
misalnya tremor
* Gangguan
koordinasi
Sedang
Berjalan umur 3
tahun, kadang
memerlukan
bracing
Tidak perlu alat
khusus
* Berbagai kelainan
neurologis
* Refleks primmitif
menetap dan kuat
* respon postural
* Retardasi
mental
* Gangguan
belajar dan
kominikasi
* Kejang
terlambat
Berat
Tidak bisa
* Gejala neurologis
berjalan, atau
dominan
berjalan dengan
alat bantu
Kadang perlu
operasi
* Refleks primitif
menetap
* Respon postural
tidak muncul
10
Ataksia, distonia, diskinetik sering baru muncul setelah gejala stabil, sulit
dinilai pada bayi kecil
2.5 Patofisiologi dan Patogenesis Cerebral palsy(2,10,11)
Perkembangan otak manusia dan waktu puncak terjadinya meliputi
berikut:2,10
pascakelahiran
Mielinasi - Lahir sampai bertahun-tahun pascakelahiran
Penelitian kohort telah menunjukkan peningkatan risiko pada anak
yang lahir sedikit prematur (37-38 minggu) atau postterm (42 minggu)
dibandingkan dengan anak yang lahir pada 40 minggu.(11)
Cedera otak atau perkembangan otak yang abnormal
Mengingat kompleksitas perkembangan otak prenatal dan bayi,
cedera atau perkembangan abnormal dapat terjadi setiap saat, sehingga
presentasi klinis cerebral palsy bervariasi (apakah karena kelainan genetik,
etiologi toxin atau infeksi, atau insufisiensi vaskular). Misalnya, cedera otak
sebelum 20 minggu kehamilan dapat mengakibatkan defisit migrasi
neuronal; cedera antara minggu 26 dan 34 dapat mengakibatkan
leukomalacia periventricular (foci nekrosis coagulative pada white matter
berdekatan dengan ventrikel lateral); cedera antara minggu ke-34 dan ke-40
dapat mengakibatkan cedera otak fokal atau multifokal.(2)
Cedera otak akibat insufisiensi vaskular tergantung pada berbagai
faktor pada saat cedera, termasuk distribusi pembuluh darah ke otak,
efisiensi aliran darah otak dan regulasi aliran darah, dan respon biokimia
jaringan otak untuk oksigenasi menurun.(2)
Prematuritas dan pembuluh darah serebral
11
ke
mengakibatkan
white
matter
perdarahan
periventricular.
matriks
germinal
Hipoperfusi
atau
dapat
leukomalacia
12
dengan
perdarahan
germinal
ipsilateral
13
14
b.
c.
d.
e.
motor halus
3. Pemeriksaan Refleks
a. Refleks tendon
b. Refleks Patologis/klonis
c. Refleks Primitif menetap
Asymetric tonic neck refleks
Neck righting refleks
Graps refleks
d. Refleks Protektif terlambat
Parachute, dll
2.7 Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan mata dan pendengaran segera dilakukan setelah
diagnosis cerebral palsy
15
16
Kelumpuhan keempat anggota gerak pada stu sisi, tetapi salah satu
anggota gerak lebih hebat dari yang lainnya.
2. Hemiplagia/hemiparesis
Kelumpuhan lengan dan tungkai di sisi yang sama.
3. Diplegia/diparesis
Kelumpuhan keempat anggota gerak, tetapi tungkai lebih hebat
daripada lengan.
4. Tertaplagia/tetraparesis/quadriplagia(1,2)
Kelumpuhan keempat anggota gerak, tetapi lengan lebih atau sama
hebatnya dibandingkan dengan tungkai.
17
Kelainan yang khas ialah sikap yang abnormal dengan pergerakan yang
terjadi dengan sendirinya (involuntary movement). Pada 6 bulan pertama
tampak bayi flasid, tapi sesudah itu barulah muncul kelainan tersebut.
Refleks neonatal menetap dan tampak adanya perubahan tonus otot.
Dapat timbul juga gejala spastisitas dan ataksia. Kerusakan terletak di
ganglia basal dan disebabkan oleh afiksia berat atau ikterus kern pada
masa neonatus. Golongan ini meliputi 5-15% dari kasus Cerebral
palsy. (1)
d) Ataksia
Ataksia adalah gangguan koordinasi. Bayi dalam golongan ini biasanya
flasid dan menunjukan perkembangan motorik yang lambat. Kehilangan
keseimbangan tampak bila mulai belajar duduk. Mulai berjaan sangat
lambat dan semu pergerakan canggung dan kaku. Kerusakan terletak si
serebelum. Terdapat kira-kira 5% dari kasus Cerebral palsy. (1)
e) Gangguan pendengaran
Terdapat pada 5-10 % anak dengan Cerebral palsy. Gangguan berupa
gangguan neurogen terutama persepsi nada tinggi, sehingga sulit
menagkap kata-kata. Terdapat pada golongan koreo-atetosis. (1)
f) Gangguan bicara
Disebabkan oleh gengguan pendengaran atau retardasi mental. Gerakan
yang terjadi dengan sendirinya di bibir dan lidah menyebabkan sukar
mengontrol otot-otot tersebut sehingga anak sulit membentuk kata-kata
dan sering tampak beliur. (1)
g) Gangguan mata
Gangguan mata biasanya berupa strabismus konvergen dan kelainan
refraksi. Pada kedaan afiksia yang berat dapat terjadi katarak. Hampir
25%penderita Cerebral palsy menderita kelainan mata. (1)
Pasien dapat datang dengan keluhan(7) :
Pola gerak abnormal
Terlambat dalam perkembangan berdiri dan berjalan
Sentral paresis (hemiparesis, paraparesis, atau tetraparesis)
Spasticity (kekakuan)
Ataxia
Choreoathetosis
Retardasi mental
Epileptic seizures,
18
Gelisah
Sulit berkonsentrasi
Gangguan dalam penglihatan, pendengaran dan berbicara.
deformitas tulang dan sendi (talipes equinus, contracture, scoliosis, hip
dislocation)
Tabel 1. Klasifikasi Cerebral Palsy dan Penyebab Utamanya3,9
Motor Syndrome
Neuropathology
Major Causes
Spastic diplegia
Ischemia, infection
Multicystic
Endocrine/metabolic,
encephalomalacia
genetic/developmental
Malformations
Hemiplegia
Thrombophilic disorders
Infection
Genetic/developmental
Periventricular
hemorrhagic infarction
Extrapyramidal
Pathology:putamen, globus
(athetoid,
dyskinetic)
ganglia
Asphyxia
Kernicterus
Mitochondrial
Genetic/metabolic
Proses degeneratif
Higroma subdural
Arterio-venosus yang pecah
Kerusakan medula spinalis
Tumor intrakranial
20
Pada keadaan ini perlu kerja sama yang baik dan merupakan suatu
team antara dokter anak, neurolog, psikiater, dokter mata, dokter THT, ahli
ortopedi, psikologi, fisioterapi, occupational therapist, pekerja sosial, guru
sekolah luar biasa dan orang tua penderita. (1)
a) Fisioterapi
Fisioterapi dini dan intensif untuk mencegah kecacatan, juga penanganan
psikolog atau psikiater untuk mengatasi perubahan tingkah laku pada
anak yang lebih besar.
Tindakan ini harus segera dimulai secara intensif. Orang tua turut
membantu program latihan di rumah. Untuk mencegah kontraktur perlu
diperhatikan posisi penderita pada waktu istirahat atau tidur. Bagi
penderita yang berat dianjurkan untuk sementara tinggal di suatu pusat
latihan. Fisioterapi ini diakukan sepanjang penderita hidup. (1)
b) Pembedahan
Bila terdapat hipertonus otot atau hiperspastisitas, dianjurkan untuk
melakukn pembedahan otot, tendon, atau tulang untuk reposisi kelainan
tersebut. Pembedahan stereotaktik dianjurkan pada penderita dengan
gerakan koreo-atetosis yang berlebihan. (1)
c) Pendidikan
Penderita Cerebral palsy dididik sesuai tingkat intelegensinya, di
sekolah luar biasa dan bila mungkin di sekolah biasa bersama-sama
dengan anak yang normal. Mereka sebaiknya diperlakukan sama dengan
anak yang normal, yaitu pulang ke rumah dengan kendaraan bersamasama, sehingga mereka tidak merasa diasingkan, hidup dalam suasana
normal. Orang tua juga janganlah melindungi anak secara berlebihan dan
untuk ini pekerja sosial dapat membantu dirumah dengan nasehat
seperlunya. (1)
d) Obat-obatan
Pada penderita dengan kejang diberikan obat antikonvulsan rumat yang
sesuai dengan karakteristik kejangnya, misalnya luminal, dilantin, dan
sebagainya. Pada keadaan tonus otot berlebihan, obat dari golongan
benzodiazepin dapat menolong, misalnya diazepam, klordiazepoksid
(librium), nitrazepam (mogadon). Pada keadaan koreoatestosis diberikan
artan. Imipramin (tofranil) diberikan pada penderita dengan depresi. (1)
21
Neuropediatri
b.
Dokter Gigi
c.
Psikolog
d.
Perawat
e.
f.
2. Tim Konsultasi :
a.
b.
c.
Dokter Mata
d.
Dokter THT
e.
Psikiater Anak
f.
22
Benzodiazepin :
2.
3.
4.
5.
Botulinum toksin A :
Pendidikan khusus
2.
Penyuluhan psikologis
3.
Rekreasi
2.10
23
REFERENSI
1. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. Buku kuliah ilmu kesehatan anak
2. Jakarta : Infomedika Jakarta ; 2007
2. Rudolph C D, Rudolph A M, Hostetter M K, Lister G, Siegel N J. Rudolph's
Pediatrics, 21st Ed. McGraw-Hill. USA. 2003
3. Kliegman R M, Behrman R E, Jenson H B, Stanton B F. Kliegman: Nelson
Textbook of Pediatrics, 18th ed. Saunders, An Imprint of Elsevier. USA. 2007
4. Saharso D. Palsi Serebral dalam Pedoman Diagnosis dan Terapi Divisi
Neuropediatri Bag./SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Unair/RSU Dr. Soetomo
Surabaya. Surabaya: FK UNAIR/RS DR. Soetomo, 2006.
5. Ropper A H, Brown R H. Adams and Victors Principeples of Neurology, 18th
ed. McGraw-Hill. USA. 2005
6. Saharso D. Cerebral Palsy Diagnosis dan Tatalaksana dalam Naskah Lengkap
Continuing Education Ilmu Kesehatan Anak XXXVI Kapita Selekta Ilmu
Kesehatan Anak VI. Surabaya: RS DR. Soetomo, 2006
7. Rohkamm R, Color Atlas of Neurology. New York: Thieme ; 2004. p 288
8. Soedarmo, Sumarno dkk. Buku Ajar Neurologi Anak. Edisi 1. Jakarta: Badan
Penerbit IDAI. 1999 : 116
9. Johnston MV. Encephalopaties: Cerebral Palsy dalam Kliegman: Nelson
Textbook of Pediatrics, 18th ed. eBook Nelson Textbook of Pediatrics, 2007.
10. Moster D, Wilcox AJ, Vollset SE, Markestad T, Lie RT. Cerebral palsy among
term and postterm births.JAMA. Sep 1 2010;304(9):976-82.
11. Hankins GDV, Speer M. Dening the Pathogenesis and Pathophysiology of
Neonatal
Encephalopathy
and
Cerebral
Palsy.
OBSTETRICS
&
GYNECOLOGY 2003;102;628-636
12. Adnyana IMO. Cerebral Palsy Ditinjau dari Aspek Neurologi. Cermin Dunia
Kedokteran 1995, No.104; 37-40
13. http://ebookbrowse.com/gds-138-slide-cerebral-palsy-pdf-d174047946 , di
unduh pada tanggal 19 Mei 2013 pukul 22.30 WIB
REFERAT
CEREBRAL PALSY PADA ANAK
24
Oleh :
PUPUT INDAH PRATIWI
NPM : 1102009224
Pembimbing
dr.Nurvita Santoso, Sp.A
dr.Budi Risjadi, Sp.A.M.Kes
25
26