Pembimbing :
Dr. Endang Tri Wahyuni, Sp.KK, M.Kes
RABU, 10 FEBRUARI 2016
SHELLA AYU FRISCILLIA
2011730099
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
STASE KULIT DAN KELAMIN BLUD RS SEKARWANGI
2016
Status Pasien
Nama
: An. IT
No. RM
: 458316
Usia
: 12 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Pelajar
Alamat
: Ciangsana, Rt.2/Rw.6,
Sukamulya, Cikembar,
Sukabumi, Jawa
Barat
Tanggal ke poli : 28 Januari 2016
ANAMNESIS
Keluhan
Utama
Riwayat
Penyakit
Dahulu
Riwayat
Penyakit
Keluarga
Riwayat
Pengobatan
Pasien tidak
obatan.
mengonsumsi
obat-
Riwayat
Alergi
Riwayat
Psikososi
al
PEMERIKSAAN FISIK
KEADAAN UMUM
Tampak sakit ringan
KESADARAN
Composmentis
TANDA VITAL
Nadi : 80 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
STATUS ANTROPOMETRI
BB : 57,5 kg
Status Generalis
Normocephal, Tidak tampak adanya deformitas, rambut
berwarna hitam distribusi merata
Konjungtiva anemis(-/-), Sklera ikterik(-/-)
Mukosa Bibir kering (-), lidah tremor (-), faring hiperemis (-)
Paru
INSPEKSI
simetris dextra-sinistra, tidak
ada
bagian
dada
yang
tertinggal
saat
bernapas,
retraksi dinding dada (-)
PALPASI
vocal fremitus sama dextrasinistra, tidak ada bagian
dada yang tertinggal saat
bernapas, nyeri tekan (-)
PERKUSI
sonor pada semua lapang
paru
AUSKULTASI
suara napas vesikuler (+/+),
ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Jantung
INSPEKSI
ictus cordis tidak terlihat
PERKUSI
batas jantung dalam batas
normal, redup
PALPASI
ictus cordis teraba di ICS 5
linea midclavicularis sinistra
AUSKULTASI
bunyi jantung I dan II regular,
gallop (-), murmur (-)
ABDOMEN
Inspeksi : Perut cembung (-)
Palpasi : Nyeri tekan (-)
Perkusi : Timpani pada seluruh kuadran
abdomen
Auskultasi : Bising usus (+).
STATUS GENERALIS
STATUS DERMATOLOGI
Regio Thorakalis
anterior tampak
macula eritema
dengan skuamosa
halus dan
hipopigmentasi
pada bagian
tengahnya.
Ukuran
bervariasi.
Regio thorakalis
posterior tampak
eritema dan urtika
Distribusi
Ad Regio
: Generalisata
: Thorakalis anterior dan
posterior
Lesi
: Multiple, berbatas tegas,
ukuran milier sampai numular,
bentuk oval dan anular
Efloresensi : Eritema, skuama halus,
hipopigmentasi
RESUME
Pasien An.IT laki-laki usia 12 tahun datang ke Poli Kulit dan
Kelamin BLUD RS Sekarwangi dengan keluhan gatal di seluruh
tubuh sejak 1 minggu yang lalu. Rasa gatal dimulai dari leher
hingga perut. Gatal dirasakan semakin bertambah saat
berkeringat dan saat cuaca dingin. Pasien juga mengeluhkan
terdapat bercak kemerahan pada tubuh, bercak berbentuk bulat
dan oval dengan ukuran bervariasi. Riwayat demam disangkal.
Pasien mengaku jika jarang mandi setelah berolahraga dan
jarang mengganti pakaiannya.
Pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit
ringan, kesadaran compos mentis, tanda-tanda vital BB : 57,5
kg, Nadi : 80 kali/menit, Pernapasan : 20 kali/menit.
Status dermatologis :
- Distribusi : Generalisata
- Ad Regio : Thorakalis anterior dan posterior
- Lesi
: Multiple, berbatas tegas, ukuran milier sampai
numular, bentuk oval dan anular
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS KERJA
Pityriasis Rosea
DIAGNOSIS BANDING
Dermatitis Numularis
Psoriasis Gutata
RENCANA
Pemeriksaa
n
Penunjang
Pemeriksaan Histopatologi
Pemeriksaan kerokan kulit
dengan KOH 10%
Tatalaksana
Ceritizine
Metilprednisolon
Gentamicyn
EDUKASI
Hindari garukan
Jaga kebersihan
tubuh
Hindari
penggunaan
pakaian ketat
PROGNOSIS
Quo Ad Vitam :
ad Bonam
Quo Ad
Fungsionam : ad
Bonam
Quo Ad
Sanationam : ad
Bonam
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Pitiriasis Rosea berasaldari katapityriasis yang
berari skuama halus dan rosea yang berarti
berwarna merah muda. Pitiriasis Rosea adalah
erupsi kulityang dapat sembuh sendiri, berupa plak
berbentuk oval, soliter dan berskuama pada trunkus
(herald patch) dan umumnya asimptomatik.
EPIDEMIOLOGI
Kurang lebih 75% kasus pitiriasis rosea
didapatkan pada usia antara 10-35 tahun.
Puncak insidensnya terdapat pada usia
antara 20-29 tahun.
ETIOLOGI
Penyebab dari penyakit ini belum diketahui,
demikian pula cara penyebaran infeksinya. Ada
yang mengemukanan hipotesis bahwa
penyebabnya adalah virus karena merupakan
penyakit swasima(self limiting disease)yang
umumnya sembuh sendiri dalam waktu 3-8
minggu.
GEJALA SINGKAT
PENYAKIT
Lesi pertama
umumnya berada di badan ,
solitar berbentuk oval dan anular
diameter kira kira 3 cm.
ruam terdiri atas eritema dan skuama
halus dipinggir. Lamanya beberapa
hari hingga beberapa minggu
Lesi berikutnya
muncul 4-10 hari setelah lesi
pertama, memberi gambaran yang
khas, lesi lebih kecil dari lesi yang
pertama. Lesi menyerupai cemara
terbalik. Tempat predileksinya badan,
lengan atas bagian proksimal, dan
paha atas .
Kelainan berupa
bercak berskuama
dengan batas
tegasberbentuk oval
atau bulat (herald
patch) yang meluas
ke perifer, terlihat
erupsi makulopapular
berwarna merahcoklat berukuran 0,5-4
cm.
Bagian tepi lesi
terlihat lebih aktif,
meninggi, eritematosa
dengan bagian tengah
berupacentral
clearing.
Terlokalisasipada
badan, leher, dan
daerah poplitea atau
pada area yang
lembab dan hangat
misalnya di area
lipatan kulit.(6,12)
Erupsi sekunder
mengikiuti garis
Langer, berbentuk
Pem. histopatologi
Kerokan kulit
Pemeriksaan
Penunjang
Pada PR klasik,
pasien biasanya
menggambarkan
onset dari
timbulnya lesi kulit
tunggal pada
daerah badan,
beberapa hari
sampai minggu
kemudian diikuti
timbulnya berbagai
lesi kecil.
Gatal hebat
dirasakan pada 25%
pasien PR tanpa
komplikasi, 50%
lainnya merasakan
gatal dari yang
ringan sampai
sedang, dan 25%
lainnya tidak
mengeluhkan rasa
gatal.
Sebagian kecil
Pemeriksaan Fisik
Anamnesis
DIAGNOSIS
Lokalisasi : Dapat
tersebar di seluruh
tubuh, terutama pada
tempat yang tertutup
pakaian.
PENATALAKSANAAN
Sistemik
Antihistamin oral untuk mengurangi rasa gatal
kortikosteroid
sistemik
ataupemberian
triamsinolon
diasetat atau asetonid 20-40 mg
yang diberikan secara intramuskuler
Topikal
Bedak kocok yang mengandung asam salisilat 2%,
atau mentol 1%
Pada kasus yang lebih berat dengan lesi yang luas
dan gatal yang hebat dapat diberikan glukokortikoid
topikal kerja menengah
( bethametasone
dipropionate 0,025% ointment 2 kali sehari )
PROGNOSIS
Baik, dapat sembuh spontan (sembuh
sendiri) dalam waktu 3-8 minggu.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sterling, J.C. Viral Infections.Dalam:Rooks textbook of dermatology;
edisi ke-7. 2004:79-82
2. James William D, Berger Timothy G, Elston Dirk M. Andrews Disease of
The Skin Clinical Dermatology; edisi ke-10. Philadelphia, USA: Elsevier.
2006: 208-9.
3. Djuanda Adhi. 2007. Dermatosis Eritriskuamosa. Dalam: Djuanda Adhi,
Hamzah Mochtar, Aisah Siti, editor. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin;
edisi ke-5. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Hal 189-200.
4. Vijayabhaskar C. Pityriasis Rosea. Journal of the Indian Society of
Teledermatology. 2008. Vol 2(3): 1-5.
5. Sularsito, Sri Adi. Djuanda, Suria. 2010. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin
Edisi Keenam. Hal.150-151. Jakarta : Badan Penerbit FKUI
6. Blauvelt, Andrew. Pityriasis Rosea.Dalam: Dermatology in General
Medicine Fitzpatricks. The McGraw-Hill Companies, Inc.8 ed.2012:
362-65.