Anda di halaman 1dari 10

TUGAS

STRUKTUR BAJA II

Disusun Oleh

CHAIRUNNISA RUDYATI ODE


D1 11 15 708

Teknik Sipil
Universitas Hasanuddin
Makassar
2015

RANGKUMAN

KOMPONEN STRUKTUR KOMPOSIT

1. Gambar penampang komposit


a) Lantai jembatan komposit
dengan penghubung geser

b) Balok baja yang


diselubungi beton

c) Lantai komposit gedung dengan


penhubung geser

2. Gambar plat lantai komposit dengan plat baja gelombang

Plat ini mempunyai dua fungsi yaitu sebagai bekisting tetap dan sebagai
penulangan positif satu arah pada lantai beton bangunan gedung
bertingkat.
Tegangan Elastis Dalam Balok Komposit
1. Tegangan lentur dan geser dalam balok homogeny dapat dihitung dengan
rumus fb

Mc
l

dan

fv=

VQ
l. t

2. Gambar sebuah segmen balok komposit dengan diagram tegangan dan


regangan

3. a) Diagram regangan balok komposit b) Diagram tegangan pada balok komposit


dengan penampang
transformasi
Rumus hubungan antara tegangan dan regangan
baja dan beton
fc fs
=

atau
atau fs =
c=
s
Ec Es
Es
fc=nf
Ec

Dengan :

Ec
= Modulus elastisitas beton
n
= Es / Ec = Rasio Modulus
4. Modulus elastisitas beton yang di berikan dalam SNI pasal 12. 3. 2
Ec = 0,041 w 1,5 f '
c

w
= Berat jenis beton (2400 kg/m3)
Fc
= Kuat tekan beton berumur 28 hari (MPa)
Dimana berat jenis beton normal dapat diambil sebesar 2400 kg/m3
5. Perhitungan besarnya tegangan lentur pada bagian atas dan bawah profil
baja dengan menggunakan persamaan sebagai berikut
M .Yt
M . Yb
Fst =
Fsb=
Itr
Itr
Dengan:

Dengan :

M
Itr
Yt
Yb

= Moment lentur yang harus dipikul


= Moment inersia terhadap sumbu netral
= Jarak dari sumbu netral ke serat atas profil baja
= Jarak dari sumbu netral ke serat bawah profil
baja

6. Tegangan yang terjadi pada serat atas beton dihitung bersadarkan


persamaan
M. y
fc=
n . Itr
Prosedur ini hanya tepat untuk moment lentur positif, dengan serat atas
penampang komposit berada dalam tekan, sedangkan untuk moment
lentur positif akan mengakibatkan beton berada dalam kondisi Tarik,
padahal tegangan Tarik beton sangat kecil sehingga tidak dapat menahan
tegangan Tarik yang terjadi.
Lebar Efektif Balok Komposit
1. Rumus rumus besar lebar efektif dari suatu komponen struktur
komposit dapat ditentukan sebagai berikut :
a. Untuk balok balok interior :
L

bE
bE bo
4
b. Untuk balok - balok eksterior :
L

bE
8 + ( jarak pusat balok ke tepi pelat )
bE

1
2

bo + ( jarak pusat balok ke tepi pelat )

Gambar lebar efektif balok komposit

Kuat Lentur Nominal

1. Kuat lentur nominal dari suatu komponen struktur komposit (untuk


momen positif menurut SNI 03-1729-2002 pasal 12.4.2.1 ditentukan
sebagai berikut:
1680
h

a. Untuk tw
f yf Mn kuat momen nominal yang dihitung
berdasarkan distribusi tegangan plastis pada penampang komposit
b = 0'85
b. Untuk

Ai . fy
0,85. f ' c .bE

berdasarkan

Mn kuat momen nominal yang dihitung

superposisi

tegangan

tegangan

elastis

yang

memperhitungkan pengaruh tumpuan sementara (perancah)

b =

0'90
2. Kuat lentur nominal yang dihitung berdasarkan distribusi tegangan
plastis, dapat dikategorikan menjadi dua kasus sebagai berikut:
a. Sumbu netral plastis jatuh pada pelat beton
Besar gaya tekan C adalah C = 0,85 . f c . a . bE
Gaya tari T pada profil baja adalah sebesar T = As . fy
Ai . fy
Dari keseimbangan gaya C = T, maka diperoleh a = 0,85. f ' c .bE
Kuat lentur nominal dapat dihitung Mn = C . d1 atau
d
a
+ts
Mn = T . d1 = As. Fy . 2
2

Gambar kuat lentur nominal berdasarkan distribusi tegangan plastis

Jika dari hesil perhitungan ternyata a > ts, maka asumsi harus
diubah. Hasil ini menyatakan behwa pelat beton tidak cukup kuat untuk
mengimbangi gaya tarik yang timbul pada profil baja. Apabila kedalam
balok tegangan beton, a ternyata melebihi tebal plat beton maka
distribusi tegangan seperti gambar.
b. 1) Gaya tekan Cc yang bekerja pada beton yaitu:Cc = 0,85 . f c . bE .
ts
2) Dari keseimbangan gaya, di peroleh hubungan : T = Cc + Cs
3) Besarnya T sekarang lebih kecil dari As . fy yaitu ; T = As . fy - Cs
4) Dengan menyamakan persamaan 2) dan 3) di peroleh :
As . fyCc
Cs =
2

5) Distrubusi

persamaan

1)

di

peroleh

bentuk

Cs

'

As . fy0,85 . f c . bE . ts
2
6) Kuat kentur nominal diperoleh Mn = Cc . d2 + Cs . d2
Penghubung Geser
1. Besarnya gaya geser horizontal yang harus dipikul oleh penghubung
geser diatur dalam SNI 03-1729-2002.pasal 12.6.2. Pasal ini menyatakan
bahwa untuk aksi komposit di mana beton mengalami gaya tekan akibat
lentur, gaya geser horizontal total yang bekerja pada daerah yang dibatasi
oleh titik-titik momen positif maksimum dan moment nol yang
berdekatan, harus diambil sebagai nilai terkecil dari , Asfy 0,85 . fc . Ac
atau Q.
2. Jika besarnya Vh ditentukan oleh As,.fy atau 0,85.f 'c,.Ac. maka yang
terjadi adalah perilaku aksi komposit penuh, dan jumlah penghubung
geser yang diperlukan anrara titik momen nol dan momen maksimum
adalah: N1 =

Vb
Qn

Dengan Qn adalah kuat geser nominal satu buah

penghubung geser. Jenis penghubur.geser yang disyaratkan dalam SNI


03-1729-2002 pasal 12.6.1 adalah berupa jenis paku berkepala (stud)
dengan panjang dalam kondisi terpasang tidak kurang dari 4 kali
diameternya, atau berupa profil baja kanal hasil gilas panas. Kuat
nominal penghubung geser jenis paku yang ditanam di dalam pelat beton
ditentukan sesuai pasal 12.6.3, yaitu:
Qn = 0,5 . Asc
Dengan :

f ' c . Ec Asc . fu

Asc

= Luas penampang penghubung geser jenis paku,


mm2
Fu
= Tegangan purus penghubung geser jenis paku,
MPa
Qn
= Kuat geser nominal untuk penghubung geser, N
3. Kuat nominal penghubung geser jenis kanal yang ditanam dalam pelat
beton masif.diatur sesuai pasal 12.6.4, yaitu:
Qn = 0,3(tf + 0,5.tw).Lc.
Dengan:

f ' c . Ec

L
= Panjang penghubung geser jenis kanal, mm
tf
= Tebal pelat sayap, mm
tw
= Tebal pelat badan, mm
4. Persyaratan mengenai jarak antar penghubung geser diatur dalam SNI
03-1729-2002 pasal 12.6.6 yang antara lain mensyaratkan:

a.
b.
c.
d.
e.

Selimut lateral minimum = 25 mm, kecuali ada dek baja


Diameter maksimum = 2,5 x tebal fens profil baja
Jarak longitudinal minimum = 6 x diameter penghubung geser
Jarak longitudinal maksimum = B x tebal pelat beton
Jarak minimum dalam arah tegak lurus sumbu longitudinal = 4 x
diameter
f. Jika digunakan dek baja gelombang, jarak minimum penghubung
geser dapat diperkecil menjadi 4 x diameter
5. Untuk komponen struktur komposit yang dianggap berperilaku sebagai
komposit parsial, maka moment inersia efektif leff balok komposit harus
dihitung sebagai berikut :

Ieff = Is + (Itr Is)

Qn/Cf

Dengan : Cf

= Gaya tekan pada pelat beton untuk kondisi


komposit penuh, N
Is = Moment inersia penampang baja, mm4
Itr = Moment inersia penampang balok komposit penuh yang
belum retak, mm4
Qn
= Jumlah kuatan penghubung geser di sepanjang

daerah
yang dibatasi oleh moment positif dan moment nol, N
Balok Komposit Pada Daerah Moment Negatif
1. Pada pasal 12.4.2 dinyatakan bahwa penampang komposit dapat di
desain untuk memikul moment negative sejauh hal hal berikut :
a)
Balok baja mempunyai penampang kompak yang diberi pengaku
memadai
b)
Pelat beton dan balok baja di daerah moment negative harus
disatukan dengan penghbung geser
c)
Tulangan plat yang sejajar dengan balok baja di sepanjang daerah
lebar efektif pelat beton harus diangker dengan baik.
2. Kuat nominal yang timbul pada tulangan dapat dihitung sebesar :
Tn (untuk daerah moment negatife) = Ast . fyr
Cn (untuk daerah moment positif)
= As . fyr
Dengan :
Asr = luas total tulangan longitudinal pada tumpuan
interior yang terletak di dalam lebar efektif
flens bE
As = luas total tulangan tekan, pada lokasi moment
positif maksimum dan terletak di dalam
lebar
efektif bE
fyr = tegangan leleh minimum dari tulangan
longitudinal

Lendutan
1.
Pada konstruksi tanpa perancah (unshored), diperlukan sebanyak tiga
buah moment inersia yang berbeda untuk menentukan lendutan jangka
panjang, yaitu:
a. Is momen inersia dari profil baja, yang digunakan untuk
menghitung lendutan yang ditimbulkan oleh beban-beban yang
bekerja sebelum beton mengeras
b. 1tr momen inersia dari penampang komposit yang dihitung
berdasarkan lebarefektif b/n, drgunakan untuk menghitung
lendutan yang ditimbulkan oleh beban hidup dan beban mati yang
bekerja setelah beton mengeras
c. 1tr yang dihitung berdasarkan lebar efektif b/2n, untuk
menentukan besar lendutan jangka panjang yang disebabkan oleh
beban mati yang bekerja setelah beton mengeras
Dek Baja Gelombang
1. Persyaratan dek baja gelombang dan penghubung gesernya untuk
digunakan dalam komponen struktur komposit diatur dalam SNI 031729-2002 pasal 12.4.5.1 yaitu :
a. Tinggi maksimum dek baja, b 75 mm
r

b. Lebar rata rata minimum dari gelombang dek, wr > 50 mm lebar


ini tidak boleh lebih besar dari lebar bersih minimum pada tepi
atas dek baja
c. Tebal plat minimum diukur dari tepi atas dek baja = 50 mm
d. Diameter maksimum stud yang dipakai = 20 mm, dan dilas
langsung pada flens balok baja.
e. Tinggi minimum stud diukur dari sisi dek baja paling atas = 40
mm
Gambar penampang melintang dek baja gelombang

2. Jika gelombang pada dek baja dipasang tegak lurus terhadap balok
penopangnya, maka kuat nominal penghubung geser jenis paku harus
direduksi dengan suatu factor, rs yang besarnya ditetapkan
sebagaiberikut :

rs =
Dengan :

( )[( Hsbr )1,0] 1,0

0,85 Wr
Nr br

rs = Factor reduksi
Nr =Jumlah penghubung geser jenis paku pada setiap gelombang
pada potongan melintang balok baja
Hs = Tinggi penghubung geser jenis paku (br + 75 mm)
br = Tinggi nominal gelombang dek baja
wr = lebar efektif gelombang dek baja

Kolom Komposit
1. Persyaratan bagi suatu kolom komposit ditentukan dalam SNI 03-17292002 pasal 12.3.1. Batasan batasan berikut harus dipenuhi oleh suatu
kolom komposit :
a. Luas penampang profil baja minimal sebesar 4% dari luas total
penampang melintang kolom komposit, jika kurang maka
komponen struktur tekan ini akan beraksi sebagai kolom beton
biasa.
b. Untuk profil baja yang diselubungi beton, persyaratan berikut harus
dipenuhi :
a) Tulangan longitudinal dan lateral harus digunakan, jarak antar
pengikat lateral tidak boleh lebih besar dari 2/3 dimensi
terkecil penampang kolom komposit. Luas penampang
melintang dari tulangan longitudinal dan transversal minimum
0,18 mm2 per mm jarak antar tulang longitudinal/transversal.
b) Selimut beton harus diberikan minimal setebal 40 mm dari tepi
terluar tulangan longitudinal dan transversal.
c) Tulangan longitudinal harus dibuat menerus pada lantai tingkat
kecuali tulangan longitudinal yang hanya berfungsi sebagai
kekangan beton
2.
Kuat tekan beton fc berkisar antara 21 hingga 55 MPa untuk beton
normal, dan minimal 28 MPa untuk beton ringan
3.
Tegangan leleh profil baja dan tulangan longitudinal tidak boleh melebihi
380 MPa
4.
Untuk mencegah tekuk local pada pipa baja atau penampang baja
berongga, maka ketebaan dinding minimal disyaratkan :
a. Untuk penampang persegi dengan sisi b, maka t b

f y I E

b. Untuk penampang lingkaran dengan diameter D, maka t

fy I 8 E
5.

Cara menghitung kuat rencana kolori komposit diatur dalam SNI 031729-2002 pasal 12.3.2. dinytakan sebagai berikut :
Nu = c . Nn

Dengan c=0,85 dan Nn = As. Fcr =


fby

Nilai ditentukan sebagai berikut :


Untuk

c< 0,25

Untuk 0,25 < c < 1,2


Untuk 1,2
Dengan :

1,43
1,60,67 . c

maka =

maka = 1,25 .
kc . L
rm.

c 2

fmy
Em

fmy

= fy + c1 . fyr .

( ArAs )+c 2. f c .( AcAs )

Em

= E + c3 . Ec.

Ec

= 0,041 . w1,5.

'

( AcAs )
f ' c

Anda mungkin juga menyukai