Anda di halaman 1dari 78

Jaringan Hewan Dan Tumbuhan

1. PENDAHULIAN
1.1.1 Latar Belakang
Jaringan merupakan sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan
fungsi yang sama dan dari sekumpulan jaringan akan membentuk organ.
Cabang biologi yang mempelajari jaringan disebut histology. Cabang ilmu
biologi

yang

mempelajari

jaringan

disebut

histopatologi.

Jaringan

dibedakan atas jaringan tumbuhan dan hewan. Jaringan tumbuhan adalah


sekumpulan sel-sel tumbuhan yang memiliki bentuk, asal dan fungsi yang
sama. Sedangkan jaringan hewan adalah sekumpulan sel-sel hewan yang
mempunyai bentuk, asal dan fungsi yang sama (campbel,1999).
Jaringan hewan merupakan jaringan yang terdiri atas sekumpulan
sel-sel hewan yang memiliki fungsi, asal, struktur yang sama. Jaringan
dengan struktur yang khusus memungkinkan sel-sel hewan memiliki
fungsi yang spesifik seperti otot jantung yang bercabang menghubungkan
ke sel jantung lainnya. Percabangan tersebut membantu kontraksi sel-sel
dalam satu koordinasi (ilham,2010).
Jaringan pada tumbuhan terdiri atas 2 bagian, yaitu jaringan
meristem dan permanen. Jaringan hewan merupakan jaringan tersusun
dari sel-sel hewan yang memiliki asal, fungsi dan struktur yang

sama

(Teddy, 2008).
1.2

Maksud dan Tujuan


Maksud dari praktikum Biologi Dasar tentang jaringan hewan dan

tumbuhan adalah agar praktikan mengetahui perbedaan antara jaringan


hewan dan tumbuhan.
Tujuan dari praktikum biologi dasar tentang jaringan hewan dan
tumbuhan adalah agar praktikan dapat mengamati struktur sel tumbuhan
dan hewan serta mengetahui perbedaannya.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Definisi Jaringan

Dalam ilmu biologi jaringan merupakan sekumpulan sel-sel yang


memiliki bentuk, asal, struktur dan fungsi yang sama. Sekumpulan
jaringan akan membentuk organ yang kemudian dari organ akan
menciptakan suatu jaringan organ yang kemudian akan membentuk suatu
kehidupan. Cabang ilmu biologi yang mempelajari mengenai jaringan dan
hubungannya

terhadap

kehidupan

disebut

histology.

(Campbell, 1999).
Tubuh mahluk hidup terdiri dari berbagai macam jaringan, seperti
pada hewan, pada manusia juga memiliki banyak jaringan. Jaringan
penyusun organ. Jaringan penyusun tubuh hewan adalah sekumpulan selsel

pada

tempta

tertentu,

kemudian

akan

membentuk

jaringan

(daniswara, 2010).
Jaringan pada tumbuhan dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu
jaringan meristem dan jaringan dewasa. Demikan juga pada hewan, tubuh
hewan terdiri dari banyak sel yang terdapat pada banyak tempat tertentu
dan membentuk jaringan. Contoh jaringan-jaringan yang terdpat pada
hewan yaitu jaringan epithelium, jaringan ikat dan jaringan saraf.
(istaman,2007)
2.2

Definisi jaringan
Jaringan tumbuhan merupakan sekumpulan sel-sel tumbuhan yang

mempunyaibentuk, asal, struktur dan fungsi yang sama. Pada jaringan


tumbuhan terdiri atas jaringan meristem dan jaringan permanen. Jaringan
meristem adalah jaringan yang selnya selalu membelah. Jaringan
meristem ini dibedakan lagi menjadi jaringan meristem primer dan
jaringan meristem sekunder yang terdapat pada titik tumbuh dan jaringan
meristem sekunder pada kambium. Jaringan permanen adalah jaringan
yang tidak merismatis dan selnya tidak akan membelah lagi. Jaringan
primer dibedakan lagi atas 4 jaringan, yaitu jaringan epidermis, jaringan
parenkim, jaringan penyokong dan jaringan pengangkut (Campbell,1991).
Jaringan hewan adalah sekumpulan sel yang mempunyai bentuk,
asal dan fungsi yang sama. Jaringan pada hewan mempunyai sifat khusus
dalam melakukan fungsinya, seperti jaringan otot, jaringan ikan, jaringan
saraf dan jaringan epitel. (idham,2010).

Berdasarkan fungsinya, jaringan epitel dibedakan jadi 4 bagian,


yaitu epitel proteksi, epitel obsorbs, dan epitel sensori. Berdasarkan
bentuknya pipih selapis, epitel berlapis, kubus selapis, dan kubus berlapis.
Jaringan otot dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu jaringan otot polos,
otot ;uric, dan otot jantung. Sedangkan jaringan dibedakan menjadi enam
bagian, yaitu jaringan ikat longgar, jaringan ikat padat, jaringan kartilago,
jaringan darah dan jaringan limfa serta jaringan lemak (Teddy, 2010).
2.3.

Jaringan Hewan
Jaringan dipelajarai dalam yang disebut dengan histology. Jaringan

dalam hewan mempunyai sifat yang khusus dalam melakukan fungsinya,


seperti peka dan pengendali syaraf, gerakan dan penunjang dan pengisi
tubuh. Absorbs dan seleksi bersifat cair. Pada saat pertumbuhan embrio,
lapisan

kecambahan

berdiferensiasi

dengan

proses

yang

disebut

histogenesi menjadi empat macam utama, yaitu jaringan epitel, jaringan


ikat, jaringan otot, dan jaringan syaraf. (Teddy, 2008).
Macam-macam epitel hewan, yaitu :
a. Jaringan epithelium
Jaringan yang terdiri atas satu atau banyak lapisan sel yang menutupi
permukaan tubuh hewan. Secara embriologi jaringan ini berasal dari
lapisan ectoderm, mesoderm atau lapisan endoderm. Jaringan epithelium
debedakan berdasarkan bentuk dan jumlah lapisan sel penyusunnya,
yaitu :
1. Epithelium satu lapis
: terdiri atas sel-sel berbentuk pipih,
kubus, dan silindris. Ditemukan antara lain pada lapisan endotel
pembuluh darah. Epitel kubus ditemukan di kelenjar tiroid dan pembuluh
darah. Epitel silindris ditemukan pada lambung dan usus.
2. Epithelium berlapis banyak
: epithelium yang dibentuk oleh
beberapa lapis sel yang berbentuk pipih, kubus dan silindris. Epitel ini
dapat ditemukan pada kulit, kelenjar keringat serta uter. Epitel ini juga
dutemukan pada permukaan kulit manusia. Mampu bermitosis dengan
cepat. Sel-sel baru menggantikan sel yang mati
b. Jaringan ikat
Jaringan ikat berfungsi untuk menunjang tubuh, dibentuk oleh sel-sel
dalam jumlah yang sedikit. Jaringan ikat terdiri atas populasi sel yang
tersebar dalam matriks ekstrakurikuler, sel-sel tersebut mensintesis
matriks dengan anyaman serat yang terendam di dalamnya. (Campbell,
1999).

Jaringan ikat dapat dibedakan menjadi jaringan ikat longgar,


jaringan ikat padat, jaringan ikat padat, jaringan darah, kartilago dan
tulang. Jaringan yang paling banyak adalah jaringan ikat longgar yang
paling banyak terdapat dalam tubuh dan hanya sedikit ditemukan dalam
serabut. Serabut penyusun jaringan ikat berupa kolagen (Campbell,
1999).
c. Jaringan Otot
Secara embriologi, jaringan otot-otot berasal dari lapisan mesoderm
yang sel-selnya memanjang dan berbentuk serabut yang daoat
berkontraksi karena adanya molekul myofibril. Pada vertebrate secara
tipikal mempunyai tiga jenis otot, yaitu otot rangka, otot jantung dan otot
polos.
Otot rangka berstruktur, bergaris melintang. Berfungsi untuk
menggerakkan rangka, otot ini bersifat sadar karena mampu diatur oleh
kemampuan kita. Serabut ototnya benyak nucleus yang terletak pada
tepi. Otot rangka mempunyai garis melintang yang gelap dan garis terang
(Istamar, 2007).
Otot jantung merupakan otot bergaris melintang dan bercabang, sifat
otot ini tidak sadar, karena kontraksinya tida bias diatur oleh kemauan
kita. Serabut ototnya mempunyai banyak nucleus yang terletak di tengah
sel. Pada bagian ujung sel terdapat sambungan rapat yang membentuk
struktur pembawa sinyal untuk kontraksi dari satu sel ke sel lainnya
selama denyut jantung (Campbell, 1999).
Otot plos berbentuk sperti garis spindle. Kontraksi otot polos lebih
disbanding otot rangka. Namun meeka mampu berkontraksi dalam waktu
lama. Otot polos bersifat tidak sadar. (Daniswara, 2010).
2.4
Jaringan Tumbuhan
Jaringan tumbuhan adalah sekumpulan sel-sel tumbuhan yang
mempunyai bentuk dan fungsi yang sama. Jaringan pada tumbuhan terdiri
dari jaringan meristem dan jaringan permanen. Tubuh tumbuhan tersusun
atas banyak sel. Sel tersebut mempunyai tempat tertentu membentuk
jaringan (istamar, 2007).
Berdasarkan tahap perkembangannya, jaringan penyusun tubuh
tumbuhan dapat dibedakan menjadi 2, yaitu jaringan meristem dan
jaringan dewasa.
1. Jaringan dewasa (jaringan permanen)
Merupakan jaringan yang mengalami diferensiasai dan tidak
meristematik lagi. Ciri-cirinya adalah sel tidak mudah membelah,
bentuknya tetap, vakuola besar, dinding sudah mengalami pembelahan.
Macam-macam jaringan permanen :

a. Epidermis
Epidermis adalah jaringan terluar yang menutupi bagian tubuh
tumbuhan seperti akar, daun dan bunga. Karena fungsinya untuk
melindungi jaringan lain, maka beberapa epidermis mengalami modifikasi,
seperti rambut duri dan mulut daun. Epidermis umumnya bersifat lapisan
lilin pada daun dan zat gabus pada batang kecuali lentisel yang berfungsi
untuk pertukaran gas.
b. Parenkim (jaringan dasar)
Merupakan jaringan yang berfungsi sebagai memperkuat kedudukan
jaringan yang lain. Disebut jaringan dasar karena terbentuk meristem
dasar yang hamper terdapat pada semua tumbuhan dan mengisi jaringan
tumbuhan baik pada akar, batang daun, biji dan buah.
Cirri-ciri jaringan dasar (jaringan parenkim) yaitu sel pada
umunya berukuran vesar dan berdinding tipis. Sel hidup mengandung
klorofil, banyak mengandung rongga antar sel, banyak mengandung
vakuola dan letak selnya tidak rapat. (Daniswara, 2010).
Macam-macam jaringan parenkim :
- Kolrenkim
: Untuk fotosintesis, karena selnya
mengandung klorofil, misalnya palisade dan spon.
- Aerenkim
: Untuk menyimpan udara hingga dapat
digunakan untuk mengapung.
- Parenkim air
: Untuk menyimpan air.
- Parenkim penimbun
: Untuk menyimpan cadangan makanan.
2. Jaringan penyokong
Merupakan jaringan untuk menunjang agara jaringan tumbuhan dapat
berdiri dengan kokoh dan kuat. Jaringan dibedakan menjadi :
- Kolenkim
: jaringan penunjang pada
tumbuhan muda dan belum berkayu yang dinding selnya dibagian sudutsudutnya penebalan dan tersusun antara sel-sel yang hidup.
- Sklerenkim
: jaringan penguat yang dinding
selnya mengalami penebalan dan tersusun antar sel-sel yang hidup dari
penebalan zat kayu sehingga bersdifat lebih kuat.
Sklerenkim terbagi menjadi 2 jenis, yaitu :
a. Sklerenkim skerenida (sel batu)
: pada tempurung kelapa dan
tempurung buah kenari.
b. Sklerenkim serabut (serat/fiber) pada serat rami.
3. Jaringan pengangkut
Merupakan jaringan yang berguna untuk ala transportasi hasil
fotosintesis dari daun ke bagian tumbuhan serta mengangkut air dan
garam mineral dari akar ke daun. Jaringan pengangkut terdiri atas 2
bagian, yaitu :
-

Xylem
: sel penyusunnya berupa parenkim. Xylem terdpat pada
bagian kayu, fungsinya mengangkut air dan unsure hara dari akar ke
daun.

Floem
: terdiri dari sel hidup berdinding selulosa dan dindingnya
melintang terdapat pada bagian kulit kayu. Pada samping floem terdapat
jaringan pengiring.
Fungsi pengangkut fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh. Bagian tubuh
xylem dan floem bersaru membentuk suatu ikatan pembuluh angkut,
menurut Campbell (1999) adalah :

a. Ikatan pembuluh kolateral


Yaitu ikatan pembuluh yang tersusun atas xylem dan floem yang letaknya
bersebalahan di dalam suatu jari-jari xylem sebelah dalam dan floem
sebelah luar.
b. Yaitu pembuluh dimana floem dan xylem letaknya bersebalahan tetapi
tidak berada dalam jari-jari. Contohnya akar
c. Ikatan pembuluh
Yaitu ikatan pembuluh yang bentuk xylem dan floem berbentuk cincin
d. Ikatan pembuluh binolaknol
Sama dengan kolomat, tetapi floem terapat di sisi luar dan dalam
e. Jaringan gabus
Tersusun atas sel-sel gabus. Berfungsi untuk melindungi jaringan lain yang
terdapat di sebelah bawahnnya agar tidak kelihatan air yang berdahan.

4. Jaringan Meristem (jaringan muda)


Merupakan jaringan yang sel-selnya selalu membelah atau bersifat
embrional. Ciri-ciri :
Bentuk dan ukuran selnya sama.
Dinding selnya tipis
Selnya penuh dengan protoplasma
Isi selnya mengandung zat makanan
Menurut Campbell(1999), jaringan meristem terbagi menjadi 3 bagian,
yaitu :

1. Promeristem
Adalah jaringan meristem yang berasal dan telah ada pada saat keadaan
embrional
2. Meristem primer
Adalah jaringan meristem pada tumbuhan dewasa dan masih bersifat
membelah diri, sehingga merupakan lanjutan dari pertumbuhan embrio.
3. Jaringan sekunder
Adalah jaringan yang berasal dari jaringan primer yang telah mengalami
diferensiasi. Terdapat pada cambium dan gabus.
Ada dua macam cambium pada meristem sekunder, yaitu :
1. Cambium vaskuler
: cambium terdapat di dalam berkas
pengangkutan
2. Cambium intervaskuler : cambium yang terdapat di antara dua berkas
pengangkut.
4. PEMBAHASAN
4.1. Analisa Prosedur

Pada Praktikum biologi dasar materi JARINGAN TUMBUHAN DAN


HEWAN. Prosedur yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan.
Terlebih dulu alatnya antara lain Mikroskop untuk mengamati jaringan
tumbuhan dan hewan, Objek glass untuk tempat jaringan hewan dan
tumbuhan yang diamati saat dibawah mikroskop. Adapun bahan yang
digunakan adalah penampang melintang akar, batang, daun baik dikotil
maupun monokotil dalam bentuk awetan dan segar berfungsi sebagai
objek yang diamati.
Langkah berikutnya adalah diambil awetan jaringan tumbuhan (sel
bawang merah) kemudian letakkan awetan pada meja preparat. Setalah
itu jepit objek glass awetan tadi. Atur fokus pembesarn mikroskop pada
40-100 kali, amati yang terjadi dan catat hasilnya.
Kemudian dalam mengamati awetan jaringan pada tumbuhan
paku-pakuan, pertama diambil awetan jaringan tumbuhan (puku-pakuan)
diletakkan diatas meja preparat. Setelah itu jepit dengan penjepit pada
mikroskop agar tidak goyang. Kemudian atur fokus pembesaran mikroskop
40-100 kali, diamati yang terjadi dan catat hasilnya.
4.2. Analisa Hasil
Pada praktikum JARINGAN TUMBUHAN DAN HEWAN diperoleh hasil
bahwa ada perbedaan bentuk antara jaringan hewan dan jaringan
tumbuhan, dimana ada organ-organ menyusun jaringan bersifat khusus
dan tidak dimiliki pada jaringan lain.

(Google Image, 2011)

(Google Image, 2011)

(Google Image, 2011)

(Google Image, 2011)

(Google Image,2011)

(Google Image,2011)

4.3 Data Hasil Pengamatan


Dari Hasil Praktikum biologi dasar tentang pengamatan struktur
sel yang menyusun jaringan tumbuhan diperoleh hasil sebagai berikut:

5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Jaringan adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang
sama
Jaringan tumbuhan terdiri atas meristem, ephidermis, parenkim, kolenkim,
sklerenkim, xylem, floem. Sedangkan pada jaringan hewan terdiri atas
jaringan ephitellium, jaringan syaraf, jaringan atas, jaringan tulang
Alat yang dipakai dalam praktikum adalah mikroskop, cover glass, objek
glass dan silet
5.2 Saran
Saran untuk praktikum mengenai jaringan tumbuhan dan jaringan
hewan ini adalah setiap pengamatan harus dilakukan dengan teliti, benar
dan seksama agae mendapatkan hasil yang maksimal. Dalam proses
pengamatan objek/preparat dengan menggunakan mikroskop pengaturan
fokus sebaiknya dilakukan dengan hati-hati supaya hasil pengamatan
dapat diperoleh dengan maksimal
DAFTAR PUSTAKA

Daniswara, 2010.Laporan Biologi


Dasar.http//:www.daniswaraking@blogspot.com
Campbel,1999. Biologi. Jakarta: Erlangga
Google Image, 2011
Idham,2010.Biologi SMA.http//:www.BelajarBiologi@blogspot.com
Ilham,2010. Anatomi Tumbuhan.http//:www.Ilham@blogspot.com
Istaman,2007. Jaringan Hewan. Jakarta : AMPI
Jaime, Sri. 1994. Sciences. Jakarta : Gramedia
Soemarwoto, Ijah. 1987. Biology Umum. Surabaya : Gramedia
Teddy, 2008.Dasar Dasar Biologi.http//:www.Teddy08@blogspot.com

Diposkan 31st March 2012 oleh Rani Rehulina Tarigan


0

Tambahkan komentar

fisika,,fisika,,,,

Klasik

Kartu Lipat

Majalah

Mozaik

Bilah Sisi

Cuplikan

Kronologis

1.
Mar
31

Pengenalan Mikroskop
1. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Istilah mikroskop berasal dari bahasa yunani, yaitu kata micros
yang berarti kecil dan scopos yang artinya tujua, dari dua
pengertian tersebut mikroskop dapat diartikan sebagai alat yang
dibuatr atau dipergunakan untuk melihat secara detail obyek yang

terlalu kecil apabila dilihat oleh mata telanjang dalam jarak yang
dekat (Moena, 2010).
Mikroskop merupakan alat bantu utama dalam melakukan
pengamatan dan penelitian dalam bidang biologi, karena dapat
digunakan untuk mempelajari struktur struktur benda kecil.
Pelopor pembuat mikroskop adalah Antonie Van Lewenheck
( Perdana, 2010 ).
Ada 2 macam mikroskop, yaitu mikroskop optic dan mikroskop
electron. Mikroskop optik adalah mikroskop biologi dan mikroskop
stereo. Salah satu pengukur obyek mikroskop adalah makrometer,
ada 2 macam micrometer yaitu micrometer objektif dan micrometer
okuler. Alat ini berfungsi apabila dipakai bersama dengan mikroskop
( Perdana, 2010 ).
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dari praktikum biologi dasar tentang Penggunaan
Mikroskop adalah untuk memperkenalkan mikroskop binokuler
sehingga dapat mempergunakanya dengan baik.
Tujuan dari praktikum biologi dasar tentang Penggunaan
Mikroskop adalah agar praktikan dapat menggunakan dan
memelihara serta dapat membuat preparat.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Mikroskop
Istilah mikroskop berasal dari bahasa yunani, yaitu kata
micros yang berarti kecil dan scopos yang artinya tujuan. Dari dua
pengertian tersebut, mikroskop dapat diartikan sebagai alat yang
dibuat atau dipergunakan untuk melihat secara detail objek yang
terlalu kecil apabila dilihat oleh mata telanjang dalam jarak yang
dekat ( Sanjaya, 2010 )
Mikroskop majemuk adalah mikroskop yang menggunakan
lensa tipis, biasanya dipakai untuk melihat benda kecil yang
letaknya dekat dengan alat

tersebut ( Young and Freedman,

2001 )
Mikroskop adalah alat untyuk melihat objek yang terlalu kecil
untuk melihat obyek yang terlalu kecil untuk dlihat dengan mata
telanjang. Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan menggunakan
alat ini disebut mikroskoli dan mikroskopik berarti sangat kecil, tidak
mudah terlihat oleh mata ( Fary, 2008 )

2.2

Sejarah Mikroskop
Menurut sejarah orang yang pertama kali berpikir untuk

membuat alat yang bernama mikroskop adalah Zachanas Janssen.


Kemudian Galileo Galilei ( Itali ), untuk membuat alat yang sama.
Setelah itu seorang berkebangsaan Belanda bernama Anthony Van
Leuwenhock ( 1632-1723 ) terus mengembangkan mikroskop
( Moena, 2010 ).
Pada tahun 1675 Anthony Van Leuwenhock membuat
mikroskop dengan kualitas lensa cukup baik, dengan menumpuk
lebih banyak lensa sehingga dia bias mengamati mikroorganisme
yang terdapat pada air hujan yang menggenang dan air jambangan
bunga.

Dia

menyebut

benda

bergerak

tadi

Animacule

(Dwidjoseputro, 1989)
Untuk melihat benda berukuran dibawah 200 nanometer
diperlukan mikroskop dengan panjang gelombang pendek. Dari ide
inilah di tahun 1932 lahir mikroskop elekteron menggunakan sinar
electron yang panjang gelombangnya l;ebih pendek dari cahaya.
Oleh karena itu mikroskop electron mempunyai resolusi yang lebih
tinggi dari mikroskop cahaya.
2.3

Macam-macam Mikroskop
Menurut Wheeler (1998), macam-macam mikroskop

adalah :
a. Mikroskop cahaya : memiliki dua jenis lensa yaitu objektif dan
okuler. Mampu memperbesar bayangan hingga 1000x
b. Mikroskop binokuler : mampu memperjelas rincian permukaan
obyek. Perbesaran hingga 30x
c. Mikroskop electron : mempunyai daya resolusi sangat tinggi mampu
memperbesar bayangan hingga jutaan kali
Menurut Fany ( 2008 ), macam-macam mikroskop adalah :

a. SEM (Scanning Elektron Mikroskop ) : Berkas electron difokuskan


tajam dan digerakkan sepanjang cuplikan
b. TEM ( Transmission Elektron Mikroskop ) : Berkas electron
dipancarkan langsung melalui objek yang akan diperbesar
Menurut Faizal S. Perdana (2010), macam macam mikroskop
adalah :Mikroskop Cahaya : mikroskop cahaya memiliki perbesaran
maksimal 1000 kali. Mikroskop memiliki kaki yang berat dan kokoh
agar dapat berdiri dengan stabil
a. Mikroskop stereo : mikroskop stereo merupakan jenis mikroskop
yang hanya bisa digunakan untuk benda yang berukuran relative
besar
b. Mikroskop electron : adalah mikroskop yang mampu melakukan
pembesaran objek sampai 2 juta kali
c. Mikroskop pender ( Flourenscence Microscope ) : mikroskop pender
itu dapat digunakan untuk mendeteksi benda asing atau anngen
(seperti bakteri atau virus ) dalam jaringan
d. Mikroskop medan gelap : mikroskop medan gelap digunakan untuk
mengamati bakteri hidup khususnya bakteri yang begitu tipis yang
hampir mendekati batas daya mikroskop majemuk
e. Mikroskop fase kontras : cara ideal untuk mengamati benda hidup
adalah dalam keadaan alamiahnya tidak diberi warna dalam
keadaan hidup, namun pada galib fragma benda hidup yang
mikroskopis tembus cahaya sehingga pada masing masing tidak
akan teramati
2.4 Bagian-Bagian Mikroskop
Menurut Skelvieui (2010) bagian mikroskop adalah :
a. Lensa okuler : untuk memperbesar benda yang dibentuk oleh lensa
objektif
b. Tabung mikroskop : untuk mengatur focus dapat naik dan turun
c. Tombol pengatur focus kasar : untuk mencari focus bayangan obyek
secara cepat sehingga mikroskop turun/naik dgn cepat
d. Tombol pengatur focus halus : untuk memfokuskan bayangan obyek
secara lembat, sehinga mikroskop naik turun dengan lambat
e. Revolver : untuk memilih lensa obyektif yang akan diguanakan

f. Lensa Obyektif : untuk menentukan obyektif serta memperbesar


benda yang akan diamati, dengan pembesaran 4x, 10x, 40x, 100x
g. Lengan mikroskop : untuk pegangan saat memnawa mikroskop
h. Meja preparat : untuk meletakkan objek (benda) yang akan diamati
i. Penjepit objek glass : untuk menjepit preparat di atas meja preparat
agar preparat tidak bergeser
j. Kondesor : lensa tambahan yang berfungsi umtuk mengumpulkan
cahaya yang masuk ke dalam mikroskop
k. Kaki mikroskop : untuk menjaga mikroskop agar dapat berdiri di
meja
l. Lampu : sumber cahaya

4. PEMBAHASAN
4.2

Analisis Prosedur
Dalam praktikum biologi dasar tentang mikrokop, pertama

tama alat yang perlu disipakan adalah mikroskop yang fungsinya


untuk mengamati obyek glass, obyek glass untuk menaruh obyek
yamg diamati, cover glass untuk menutupi obyek yang diamati,
gunting

untuk

menggunting

potongan

koran,

pinset

untuk

mengambil obyek dan pipet untuk mengambil aquades. Sedangkan


bahan yang dipakai adalah potongan kertas Koran yang digunakan
sebagai obyek, aquades untuk memberi bayangan pada potongan
Koran sedangkan tissue untuk membersihkan kotoran pada obyek
glass dan cover glass
Praktikum
dilakukan

pertama

pertama

kali

adalah
adalah

pembuatan
disiapkan

preparat

kertas

Koran

yang
lalu

dipotong/digunting huruf K lalu diletakkan diatas obyek glass lalu

ditetesi dengan aquades lalu ditutupi dengan covwe glass dengan


sudut 45 lalu dilihat hasil dan dicatat
Praktikum kedua adalah pengamatan mikroskop yang pertama
dilakukan adalah menyiapkan mikroskop lalu kabelnya dihubungkan
ke listrik lalu dinyalakan saklar mikroskop lalu diletakkan preparat
yang

telah

disiapkan

pada

percobaan

lalu

atur

fokusnya

menggunakan lensa objektif dengan perbesaran 10x lalu terlihat


bentuk K pada lensa okuler amati dan dicatat hasilnya
4.3 Analisis Hasil
Mikroskop yang digunakan dalam kegiatan praktikum biologi
dasar tentang penggunaan mikroskop adalah mikroskop binokuler
atau mikroskop cahaya. mikroskop cahaya adalah menghasilkan
bayangan dari benda yang diamati lebih besar. Dalam pengamatan
huruf k bayangan yang dibentuk dengan meletakan potongan
huruf k menghasilkan bayangan/hasil dengan k terlihat terbalik
dan diperbesar dengan menggunakan perbesaran 100x.
4.1 Data Hasil Pengamatan
Data yang diperoleh dari kasil praktikum biologi dasar
tentang penggunaan mikroskop yaitu:
1. mikroskop
Gambar

Gambar literatur

2. Potongan kertas Koran


Bentuk semula

Bentuk setelah diamati

Hasil pengamatan berbentuk bayangan maya, terbalik dan


diperbesar.
5. PENUTUP
5.1

Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat disimpulkan

adalah:

Mikroskop merupakanalat bantu yang mengamati benda-benda


yang berukurabn kecil

Mikroskop pada prinsipnya adalah alat pembesar yang terdiri


daridua lensa cembungyaiitu sebagai lensaobjektif dan lensa okuler.

Macam-macam mikroskop yaitu, mikroskop cahaya, mikroskop


ultaraviolet, mikroskop pender, mikroskop medan gelap dan
mikroskop fase kontras.

Tujuan dari miroskop cahaya adalah menghasilkan bayangan dari


benda yang amati lebih besar.

5.2 Saran
Adapun saran yang dapt disampaikan adalah:

Dalam menggunakan objek glass dan cover glass harus lebih


berhati-hati lagi agar tidak terjadi kerusakan.

Untuk mengerakan meja preparat keatas atau kebawa harus lebih


berhati-hati agar tidak membuat kerusakan terhadap objek glass.

Harus lebih paham lagi dalam penggunaan mikroskop binokuler.


DAFTAR PUSTAKA

Ardisasmita, 2000. Pengolahan Citra Digital dan Analisis Kuantotatif


Dalam Karakterisasi

Citra Makroskopik. Jurnal Mikroskopi

dan Mikro Analisis No I (Vol.2:25-26).


Anonymous, 2009. http://www. Lintas berita. Com/90/816301
Darwis, Darmawan.2008. Sintesis dan Karakterisasi Hidroksiapit
Sebagai Garfit Tulang Sintetik, Jurnal ilmiah Aplikasi Isotop dan
Radiasi, Desember No.2 (vol.4:148).
Dwijoseputro.1989.

Dasar-Dasar

Mikrobiologi.

Penerbit

Djambatan.Surabaya.
Orear,J.2001. Physics. Penerbit Mc-graw Hill. New York.
Serna, 2008. The science of living things. Harcourd bract. Jakarta

Sutomo, 2005. Pengaruh salinitas dn jenis Mikroalga Terhadap


Perkembangan

Naupli

dan

Pertumbuhan

Nepopoda,

Oseanologi dan Limnologi di Indonesia No.38:47.


Syamsuri Istamar, dkk, 2004. Biologi sma. Erlangga.
Volk, 1984. Anatomi tumbuhan. Gajahmadah university press
Yokyakarta
Wheeler,v,1988. Mikrobiologi Dasar. Penerbit Erlangga.Jakarta
Young dan Freedman, 2001. University physics. Penerbit Addison
Wesley Publishing Company.INC.New York.

Diposkan 31st March 2012 oleh Rani Rehulina Tarigan


0

Tambahkan komentar
2.
Mar
31

Produsen dan konsumen Perairan


1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Balakang
Sumber energi bagi segala kehidupan adalah energi
matahari hanya organisme autotrof yang dapat menangkap dan
memanfaatkan energy matahari tersebut melalui proses fotosintesis

organisme autotrof disebut dengan produsen yang menyediakan


energy dalam bentuk makanan bagi konsumen I selanjutnya energi
tersebut

dimanfaatkan oleh konsumen II dan konsumen keIII,

konsumen IV dan berakhir pada penguraian. ( Sachid, 2008 ).


Selain energi dalam bentuk makanan, tubuh organisme juga
memerlukan air, oksigen, dan mineral. Munculnya jaringan
jaringan makanan diawali dengan terjadinya proses perputaran zat
dari tubuh organisme menuju tanah dari reaksi reaksi kimia.
( William, 2008 ).
Hubungan antara produsen dan konsumen dalam kaitannya
dengan siklus karbon mutlak diperlukan dalam satu ekosistem untuk
menjaga kestabilannya. Di lingkungan terbuka, sangat sulit untuk
menentukan faktor yang mempengaruhinya untuk membatasinya,
maka pengamatan dapat dilakukan pada lingkungan tertutup.
(Placsar, 1986).
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dari praktikum biologi dasar tentang produsen dan
konsumen diperairan yaitu agar para praktikan dapat mengetahui
peran produsen dan konsumen dalam siklus karbon.
Tujuan dari praktikum ini adalah agar para paraktikan dapat
mengetahui peran produsen dan konsumen dalam siklus karbon.

2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Karbon
Diatmosfer terdapat kandungan O2, sebanyak 0,03% sumber
CO2 diudara berasal dari respirasi manusia dan hewan Emsifulkanik,
pembakaran batu bara dan asap pabrik, (Iqbal ali,2008).

Model siklus karbon dapat digunakan dalam model ilmu


global sehingga reaksi interen dari larutan dan biosfer terhadap nilai
CO2 dimana dapt dimodalkan. Ada yang tidak pastian yang benar
dan modal ini baik dalm sub molekul fisika maupun biokimia. Modalmodal

seperti

ini

biasanya

menunjukan

timbal

balik

antara

temperatur dan CO2, (Placsar,1986).


CO2 yang terkandung dalam atmosfer dan dalam air laut air
membutuhkan percobaan (sumber) organic berasal dari fotosintetis
terutama hijau yang melestarikan CO2 dari cadangan antara arang
ini terapung kedalam molekul kompleks sebagai sari makanan untuk
hidup, (Iqbal Ali,2008).

2.2 Gambar Siklus Karbon dan Penjelasannya


Dideretan air pertukaran CO2 dengan atmosfer berjalan secara tidak
langsung, karbon dioksida berkait dengan air membentuk asam
karbonat yang akan terurai menjadi ion karbonat. Bibonkarbonat
adalah sumber karbon bagi alga yang memproduksi makanan untuk
diri mereka bikarbonat dalam air adalah seimbang dengan jumlah
CO2 dalam air (Syamsul,2004).
Karbon dapat dijumpai di dalam atmosfer sebagai CO2 dalam
jaringan semua makhluk hidup dan terbesar dijumpai dalam batuan
endapan serta bahan bakar fosil yang terdapat di dalam perut bumi.
Tumbuhan hijau dan hewan serta organisme lain berperan aktif
dalam kelangsungan siklus karbon. Dengan bantuan energi cahaya
maka CO2 merupaka salah satu komponen pokok untuk
berlangsungnya fotosintesis. (Iqbal ali, 2008).

(google image,2011)
2.3 Siklus Karbon Dalam Hubungan Dengan Produsen dan
Konsumen Diperairan
Laut mempunyai peranan penting pada siklus karbon bumi
banyak jumlah karbon dari atmosfir lautan melalui proses fiksi. Laut
mengandung sekitar 36.000 gigitan karbon dimana sebagian besar
dalam bentuk ion karbonat yang dilepaskan atmosfir oleh
pembakaran bahan bakar tosil dan penebaran hutan diserap untuk

digunakan dalam proses fotosintesis oleh diantara atom dan alga


(Ernest,2011).
Karbon diperairan dalam bentuk karbon dioksida, selain
diperlukan produsen untuk fotosintesis menghasilkan O2 dan
karbohidrat, ia juga berperan dalam beberapa hal dilaut yaitu
sebagai pembentukan cangkang dari berbagai jenis hewan di laut,
mengatur PH dilaut serta dapat membantu dalam pembentukan
baru di laut. (Radin,2010).
2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Siklus Karbon
Menurut ( Lufi Pratama,2009)
- Kadar pH dilaut
- Penguapan air laut
- Pelapukan bantuan
- Gunung merapi bawa laut
- Difusi CO2 diudara
- Pelapukan bantuan karbonat
Menurut ( Radin,2010) Karbon diperairan dalam bentuk
karbonat dioksida, selain oleh panduan untuk fotosintetis dan
berperan dalam beberapa jenis hal dilaut yaitu:
-

Pembentukan cangkang dan beberapa jenis hewan laut


Pengaturan pH dilaut
Pengaturan pemberian batu karang.

4. PEMBAHASAN
4.1

Analisa Prosedur
Sebelum melakukan praktikum biologi dasar tentang

produsen dan konsumen diperairan adalah pertama siapkan siapkan


alat dan bahan. Alat yang digunakan adalah nampan sebagai
tempat

alat

dan

bahan.

Tabung

reaksi

sebagai

tempat

pengamamtan objek. Rak tabung reaksi sebagai tempat tabung


reaksi. Hot plain untuk mencairkan parafin. Beaker glass sebagai
tempat parafin cair. Sendok untuk mengambil parafin cair. Bahan
yang digunakan adalah siput air dan hydrilla sebagai organisme
yang diamati. Larutan bromtimol biru sebagai indikator untuk
mengetahui reaksi karbon pada objek yang diamati atau mengikat

CO2. Air kolam sebagai medium hidup siput dan hydrilla. Parafin cair
untuk menutup kapas dengan tabung reaksi.

1. Tabung reaksi A1 berisi air aquarium dan siput


Berisi air aquarium dan siput pertama yang harus dilakukan
adalah alat dan bahan disiapkan kemudian air

bagian

kedalam tabung reaksi kemudian diberi label A 1 kemidian ditetesi


bromtimol biru 2 tetes kemudian ditutup dengan kapas. Setelah
itu, kapas dikeraskan dengan parafin kemudian tabung reaksi
tersebut diletakan ditempat terang kemudian dibiarkan selama
tiga hari dan kemudian dicatat hasilnya secara bertahap sehari
sekali selama tiga hari.
2. Tabung reaksi A2 berisi siput dan sagitaria
Yang pertama dilakukan untuk siput dan sagitaria adalah
alat dan bahan disiapkan kemudian tabung reaksi diberi label A2
setelah itu diisi air
bagian kemudian masukan siput dan

sagitaria setelah itu ditetesi bromtimol biru 2 tetes kemudian


ditutup mulut tabung reaksi dengan kapas kemudian dikeraskan
kapas tersebut dengan parafin sehinga tidak ada udara yang
keluar dari dalam tabung reaksi tersebut setelah itu tabung reaksi
tersebut ditempatkan ditempat terang kemudian dibiarkan
selama tiga hari ditempat terang setelah itu dicatat hasil secara
bertahap sehari sekali selama tiga hari.
3. Tabung reaksi A3 berisi sagitaria
Pada tabung ini pertama yang disiapkan adalah alat dan
bahan. Setelah itu, tabung reaksi diberi label A3 kemudian diisi air
bagian kemudian diissagitaria kedalam tabung tersebut

kemudian ditetesi bromtimol biru 2 tetes kemudian ditutup


dengan kapas kemudian kapas tersebut dikeraskan dengan
parafin cair. Setelah itu, ditempatkan ditempat terang dan biarkan

selama tiga hari kemudian dicatat hasilnya secara bertahap


sehari sekali selama tiga hari.
4. Tabung reaksi A4 berisi air aquarium
Pertama-tama yang disiapkan adalah alat dan bahan
kemudian tabung reaksi diberi label A4 kemudian ssetelah itu diisi
air
bagian kemudian langsung ditetesi bromtimol biru 2 tetes

setelah itu dari mulit tabung tersebut ditutup dengan kapas


kemudian kapas tersebut dikeraskan dengan menggunakan
parafin agar supaya udara yang ada dalam tabung reaksi tersebut
tidak keluar. Setelah itu, tabung reaksi tersebut dilakukan
ditempat terang kemudian dibiarkan selama tiga hari setelah itu
diamati hasil kemudian dicatat secara bertahap sehari sekali
selama tiga hari.
5. Tabung reaksi B1 berisi siput air
Yang pertama yang harus disiapkan adalah alat dan bahan
kemudian diberi label B1 kemudian setelah itu diisi air pada
tabung reaksi tersebut air
bagian kemudian bhan yang telah

disiapkan yaitu siput dimasukan kedalam tabung tersebut setalah


itu dimasukan bromtimol biru 2 tetes kamudian tabung reaksi
setelah itu ditempatkan ditempat gelap dan dibiarkan selama tiga
hari setelah itu dicatat hasilnya secara bertahap sehari sekali
selama tiga hari.
6. Tabung reaksi B2 yang berisi siputdan sagitaria
Untuk reaksi ini siapkan alat dan bahan kemudian alat
(tabung reaksi) diberi label B2 setelah itu dimasukan air

bagian kemudian setelah itu dimasukan siput dan sagitaria


kadalam tabung tersebut setelah itu diteteskan bromtimol biru 2
tetes kemudian mulut tabung reaksi tersebut ditutup dengan
menggunakan kapas setelah itu kapas dikeraskan dengan
menggunakan parafin agar udara tidak keluar melalui pori-pori
dari kapas tersebut kamudian tabung reaksi ditempatkan
ditempat gelap dan dibiarkan selama tiga hari setelah itu
dilamjutkan dengan pengambilan data hasil pengamatan secara
bertahap sehari sekali selama tiga hari.
7. Tabung reaksi B3 berisi sagitaria
Setelah itu diisi dengan air
bagian kemudian setelah itu

sagitaria dimasukan kedalam tabung tersebut dan setelah itu


bromtimol biru dimasukan 2 tetes kemudian mulut tabung
ditutup dengan kapas kemudian kapas tersebut dikeraskan

dengan menggunakan parafin kemudian tabung tersebut


diletakan pada tempat gelap dan dibiarkan selama tiga hari
kemudian diamati dan dicatat hasilny secara bertahap sehari
sekali selama tiga hari.
8. Tabung reaksi B4 berisi air aquarium
Persiapan alat dan bahan kemudian tabung reaksi kemudian
diberi label B4 setelah itu diisi air
bagian kemudian setelah itu

biarkan tabung reaksi tersebut berisi air saja kemudian langsung


diteteskan bromtimol biru 2 tetes setelah itu ditutup mulut tabung
reaksi tersebut ditutup dengan kapas dan agar udara dalam
tabung reaksi tidak keluar maka kapas tersebut dikeraskan
dengan menggunakan parafin kemudian setelah itu ditempatkan
ditempat gelap dan dibirkan selama tiga hari kemudian dilakukan
pengamatan dan dicatat hasilnya secara bertaha sehari selama
tiga hari.

4.2.

Data Hasil Pengamatan


Hari

Tabun

Perubaha

Kondisi

Kondisi

ke
1.

g
A1

n warna
Berwarna

siput
Hidup

sagitaria

Hidup

Hidup

Keterangan
Tabung berisi siput

biru
A2

Biru
kehijauan

A3

Tabung berisi siput


dan sagitaria

Biru jernih

hidup

Tabung berisi
sagitaria

A4

Biru

B1

bening
Biru

B2

Mati

Mati

Tabung berisi air


Tabung berisi

kehijauan

hidup

siput

Seperti air

hidup

Hidup

Tabung berisi siput

berwarna

dan sagitaria

mineral

hijau muda

B3

Bening
kehijauan

Hydrilla

Tabung berisi

berwarna

sagitaria
Tabung berisi air

Keterangan

B4

Biru muda

hijau
-

Hari

Tabun

Perubaha

Kondisi

Kondisi

ke

g
A1

n warna
Berwarna

siput
Mati

sagitaria

A2

Hijau
Biru

Mati

Terdapat

Tabung berisi siput

gelembung

dan sagitaria

sagitaria
Sagitaria

Tabung berisi

segar

sagitaria

A3

Air jernih,
Air

A4

berkurang
Biru muda

Tabung berisi siput

Tabung berisi air

bening

B1

Biru

Mati

Tabung berisi siput

B2

kehijauan
Air Bening

Mati

Segar

Tabung berisi siput

B3

Air

layu

dan sagitaria
Tabung berisi

2.

Kehijauan
B4

Biru muda
bening

sagitaria

Tabung berisi air

Hari

Tabun

Perubaha

Kondisi

Kondisi

Keterangan

ke
3

g
A1

n warna
Bromotimo

siput
Mati

sagitaria
_

Tabung berisi

A2

l biru
Air jernih

Mati

Saritaria

Siput
Tabung berisi siput

A3

Air

segar
dan sagitaria
Hidup segar Tabung berisi

A4

B1

berkurang
Biru

sagitaria
Tabung berisi air

mudah

bening
Hijau

Mati

Tabung berisi siput

kekuninga
n

(berkurang
B2

)
Air keruh

Mati

Rontok

dan
B3

berkurang
Air

B4

berkurang
Biru muda
bening

Tabung berisi siput


dan sagitaria

Kekuningan

Tabung berisi
sagitaria
Tabung berisi air

3 Analisa hasil
Dari hasil pengamatan yang dilakukan penulis selama tiga
hari secara berturut-turut terhadap tabung reaksi A 1, A2, A3, A4, dan B1,
B2, B3, B4 yang berisi tentang kondisi siput, siput dengan sagitaria,
sagitaria dan air aquarium maka setiap hari dilakukan pengamatan
maka bahan-bahan yang digunakan mengalami berbagai perubahan
dimana warna, bentuk, keadaan, kondisi wadah, kondisi bahan pun
berubah bentuk secara bertahap selama tiga hari dilakukan
pengamatan dimana dari hasil pengamatan tersebut terdapat:
Pada tabung reaksi A (yang ditempatkan di tempat terang)
yaitu pada tabung reaksi A1 berisi siput, dan pada tabung reaksi A 2
kondisi siput dan sagitaria pada hari pertama masih hidup, pada
hari kedua siput mati sedangkan sagitaria tetap segar dan pada hari
ketiga kondisi air jernih, siput mati dan sagitaria masih segar. Pada
tabung A3 hari pertama air tampak jernih dan sagitaria tampak segar
dan hari ketiga air berkurang air berkurang dan sagitaria segar dan

jernih.Kondisi A4 hari pertama berwarna biru muda, pada hari kedua


dan ketiga tetap tidak ada perubahan. Sedangkan pada tabung B 1
yang diisi siput hari pertama belum ada perubahan, hari kedua siput
mati dan iar berwarna kehijauan, dan hari ketiga siput mati air
kehijauan dan berkurang volumenya. Pada tabung B 2 diisi denga
siput dan sagitaria masih hidup. Pada hari kedua siput sudah mati
dan sagitaria masih hidup dan terdapat suatu endapan. Hari ketiga
siput dan sagitaria mati, air tampak keruh dan berkurang. Pada hari
ketiga air berkurang dan sagitaria kekuningan dan layu. Pada B 4
pada hari pertama sampai hari ketiga tidak ada perubahan. Hari
ketiga pada tabung A1 bromotimol biru, keadaan siput mati, tidak
terdapat sagitaria, tidak terjadi fotosintesis berkurang oksigen, air
berkurang dari yang kemarin. Pada tabung A 2 air bromotimol biru
jernih, keadaan siput mati, keadaan sagitaria segar dan hidup,
terjadi fotosintesis, berkurangnya oksigen. Pada tabung A 4 warna
bromotimol biru yaitu biru muda bening tidak terdapat siput dan
sagitaria, berkurang air dari kemarin, terdapat oksigen. Pada tabung
B1 bromotimol biru berwarna

kehijauan kekuningan (berkurang),

keadaan

terdapat

siput

mati

tidak

sagitaria,

tidak

terjadi

fotosintesis, sedikit oksigen. Pada tabung reaksi A2 air bromotimol


biru m,enjadi keruh dan berkurang, keadaan siput mati dan sagitaria
ada yang rontok, tidak terjadi fotosintesis. Pada tabung B 3 air
bromotimol biru berkurang, tidak terjadi fotosintesis. Pada tabung
B4 bromotimol biru berwarna biru nmuda kekuningan, tidak ada
siput dan sagitaria tidak terjadi fotosintesis.

5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum biologi dasar yang
penulus sampaikan adalah :

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi siklus karbon diperairan adalah


suhu atau kadar pH dilaut, penguapan air laut, pelapukan batuan,
gunung merapi bawah laut, difusi CO2 diudara dan pelarutan batuan
karbonat.
2. Hari pertama kondisi siput dan sagitaria pada tabung reaksi hidup
pada tabung A1 dan A2 sedangkan A3 dan A4 mati.
3. Dari hasil pengamatan yang dilakukan selama tiga hari berturutturut maka dari ketiga tersebut terdapat berbagai macam
perubahan terhadap bahan yang digunakan dimulai dari bentuk,
warna dan bahan. Warna dari air yang digunakan maupun
kehidupan dari bahan tersebut.
5.2 Saran
Adapun saran yang penulis sampaikan pada praktikum
biologi

dasar

yaitu

untuk

kegiatan

pengamatan

yang

harus

dilakukan adalah para praktikan harus melakukan pengamatan


terhadap

bahan

tersebut

secara

bertahap

setiap

hari

memperoleh data yang siknifikan.


DAFTAR PUSTAKA
Ernest yurdasoe, 2001. Biologi volume 3, stale united, Amerika.
Iqbal Ali, 2008. Biologi dasar dunia ilmu, Jakarta.
Lutfi Pratama, 2009. Siklus Karbon.http://Lutfi
Prtama.com/2009/SiklKarbon/html.
Diakses pada 09 Oktober 2010, pukul 15.00 WIB.
Placsar, 1986. Biologi nomen fender waller, Spaind.
Radin Yasim, 2010 . biologi . fakta ilmu Biologi.
Sachid,2008. Mikroorganisme. Dania Ilmu Jakarta.
Syamsul, 2004. Biologi dasar voll. Beufang Ilmu Bogor.

agar

Willam, 2008. Media of organisme franstion gyel. Amerika .


Diposkan 31st March 2012 oleh Rani Rehulina Tarigan
0

Tambahkan komentar
3.
Mar
31

sistematika, anatomi, fisiologi, dan


morfologi ikan Nila
I PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Ikan termasuk hewan yang bertulang belakang (vertebrata),

bernafas dengan insang dan habtitatnya di perairan. Ikan Nila


(Oreochromis Niloticus) bergerak dengan menjaga keseimbangan
tubuh di air dengan menggunakan sirip-sirip di bagian tubuhnya.
Morfologi ikan nila bermacam-macam, tetapidasaranya bagian ikan
terdiri atas badan, kepala dan ekor. (effendie, 2002).
Menurut Arie(2001), ikan nila memiliki pertumbuhan
yang optimal dengan salinitas 16ppt. Ikan Nila memiliki bagian
tubuh yang terdiri atas tiga bagian penting, yaitu badan, kepala,
dan

ekor.

Ikan

memiliki

sirip

untuk

mempermudah

dan

menggerakan ikan saat berenang, sedangkan ekor ikan untuk


pengendalian saat berenang. (Hasni, 2008).
1.2

Maksud dan Tujuan

Maksu dari praktikum Biologi Dasar tentang sistematika,


anatomi, fisiologi, dan morfologi ikan Nila adalah agar praktikan
mengetahui susunan, cara kerja serta bagian-bagian anatomi ikan
nila.
Tujuan dari praktikum bilogi darasa tentang sistematika,
anatomi, fisiologi, dan morfologi ikan Nila adalah agar mengetahui
sistematika, anatomi, fisiologi, dan morfologi ikan Nila.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Deskripsi Ikan Nila (Oreochromis Niloticus)


Ikan Nila berasal dari daerah Afrika bagian timur seperti di

bawah sungai Nil, Danau Tangayika, Nigeria yang pada awal


perkembangan ikan nila masih digolongkan dalam kelompok Tilapia.
Dalam perkembangannya para taksonom menggolongkan ikan ini ke
jenis Sarathrodon Niloticus atau kelompok Tilapia yang yang
mengerami telur dalam ikan betina yang disebut Mouth Breeder.
Nama ikan nila diambil dari tempat asalnya yaitu sungai Nil
(Satyani, 2001).
Ikan nila banyak hidup di dareah sungai dan danau. Ikan nila
sangat cocok dengan dipelihara pada perairan yang tenang, kolam
atau reservoir. Ikan nila merupakan ikan tropis yang hidup pada
perairan hangat yang berasal dari benua Afrika dan memiliki sifat
cepat tumbuh dan berkembang biak pada umur masih muda,
sekitar 3.6 bulan (khoironi, 1996).
Ikan nila akan mampu bertahan hidup pada air dengan
salinitas 50 g/l dan tumbuh baik pada air dengan salinitas 18ppt.
sedangkan ikan nila dengan jenis Tilapia Aurea dan Tilapia Nilotica
akan berkembang biak dan tumbuh baik pada salinitas perairan
berkisar 10-20 g/l (Boya, 1990).

.2

Klasifikasi Ikan Nila (Oreochromis Niloticus)


Berdasarkan saanin (1984), ikan nila diklasifikasikan sebagai

berikut :
Filum

: Chordata

Sub Filum

: Vertebrata

Kelas

: Osteichtyes

Sub kelas

: Acanthoptherigii

Ordo

: Perchomophi

Sub ordo

: Percoidea

Family

: Chicildae

Spesies

: Oreochromis. Sp
Menurut

sucipto

dan

diklasifikasikan sebagai berikut :


Filum

: Chordata

Sub Filum

: Vertebrata

Kelas

: Pisces

Sub Kelas

: Teleostei

Ordo

: pernoprophi

Sub Ordo

: Perchoidae

Famili

: Chicildidae

Genus

: Oreochromis

prihartono

(2005)

ikan

nila

Spesies

2.3

: Oreochromis Niloticus

Morfoligi Ikan Nila


Ikan Nila memiliki bagian tubuh yang memanjang ramping

dan relative pipih. Sisinya besar dan kasar, bentuknya ctenoid, gurat
sisi terputus-putus di bagian tengah badan ikan. Warna sisik abuabu kecoklatan (nila hitam) dan putih atau merah (nila merah).
Posisi mulut terletak di ujung mulut dan terminal. Pada sirip
punggung terdapat jari-jari sirip punggung yang keras dan garisgaris vertical yang bulat dan berwarna kemerahan. (Suyanto, 1993).
Ikan

nila

memiliki

ciri

pada

tubuh

secara

fisik

perbandingannya adalah 2:1 antara panjang dan tinggi. Sirip


punggung dengan 16-17 duri tajam dan 11-15 duri lunak dan pada
bagian anal terdapat 3 duri dan 8-11 jari-jari. Tubuh berwarna
kehitaman atau keabuan dengan beberapa pita hitam belang yang
semakin memudar atau samar-samar kelihatan pada saat ikan
dewasa. (Satyani, 2001).
Untuk membedakan antara jantan dan betina dapat dilihat
melalui bentuk dan alat kelamin yang ada pada bagian tubuh ikan.
Ikan jantan memiliki sebuah lubang kelamin yang bentuknya
memanjang dan menonjol. Berfungsi sebagai alat pengeluaran
sperma dan air seni. Warna sirip memerah, terutama pada saat
matang gonad. Ikan betina memiliki dua lubang kelamin di dekat
anus, berbentuk seperti bulan sabit dan berfungsi untuk keluarnya
telur. Lubang yang kedua berada di belakang saluran telur dan
berbentuk bulat dan berfungsi sebagai tempat keluarnya air seni
(Hasni, 2008).
2.4

Anatomi Ikan Nila

Menurut Ainun Hikmah (2009), ada 10 sistem anatomi pada


tubuh ikan
1. System penutup (kulit), antara lain adalah sisik, kelenjar racun,
lender, sumber pewarnaan
2. System otot (urat daging), penggerak tubuh sirip-sirip insang dan
organ listrik
3. System rangka (Tulang), melekatnya otot, pelindung organ dalam
dan penggerak rangka
4. System pernafasan
5. System saraf
6. System hormone
7. System ekskresi dan sekresi
8. System reproduksi
Sedangkan menurut Djuanda (1989), system anatomi ikan nila
memiliki fungsi masing-masing, yaitu:
1. System pelindung

: kulit

2. Sistem otot

: penggerak otot

3. System ranka

: Pelindung organ dalam

4. System pernafasan

: ekskresi dan sekresi

5. System peredaran darah

: sirkulasi

6. System pencernaan

: Metabolisme

7. System saraf

: Penyusun

8. Sistem Hormon

: Pengendali

9. Sistem Reproduksi

: Perkembangbiakan

Menurut Etty (2007), struktur anatomi ikan sangat berperan


penting dalam tubuh ikan. Contohny adalah ginjal. Semua ginjal

vertebrata termasuk ikan nil terdiri atas unit-unit nephrons yang


berfungsi sebagai berikut :
1. Filtrasi glomerulus terhadap air dan molekul yang diperlukan ke
dalam darah.
2. Penyerapan kembali air dan molekul yang diperlukan ke dalam
darah pada bagian mulut.
3. Mensekresi ion dan produk limbah dari kapiler ke dalam tubulus
dista.

2.5

Sistem pencernaan ikan Nila


Saluran pencernaan pada ikan berturut-turut dari awal

makanan masuk ke mulut adalah sebagai berikut : mulut-faringesofagus-lambung-pilorus-usus-anus.

Dalam

beberapa

hal

ditemukan adaptasi alat-alat tersebut terhadap makanan dan


kebiasaan makanannya. Pada ikan dengan saluran pencernaan ini,
pencernaan dan makananannya dibantu dengan lengkapnya hati
dan pancreas. (Effendie,2002)
Pembuangan sisa-sisa makanan atau metabolism tubuh
disebut

dengan

eksresi.

Lubang

urogenital

adalah

tempat

bermuaranya saluran ginjal dan saluran kelamin yang berada tepat


pada anus. Ginjal pada ikan di air tawar dilengkapi glomerulus yang
jumlahnya lebih banyak, sedangkan ikan yang hidup di dalam air
laut lebih sedikit glomerulus, sehingga penyaringan hasil sisa
metabolism berjalan lambat.
Pencernaan

pada

ikan

berlangsung

secara

fisik

dan

kimaiawi. Pencernaan secara fisik dimulai dai bagian rongga mulut


dan gigi dalam proses pemotongan dan penggerusan makanan.
Pencernan

secara

mekanik

juga

berlangsung

dalam

segmen

lambung dan usus, yaitu melalui gerakan kontraksi otot dan segmen
selanjutnya adalah pencernaan secara mekanik di lambung dan

usus terjadi lebih efektif karena adannya peranan cairan digestif


(Suyanto,1993).
Menurut Ikbal (2007), langakah-langkah proses pencernaan
adalah :
1. Pencernaan di mulut, rongga mulut, makanan digiling menjadi kecilkecil oleh gigi dan dibasahi oleh saliva.
2. Disalurkan melalui faring dan esophagus
3. Pencernaan di lambung dan usus halus
4. Absorbs air dalam usus besar, sisa makanan menjadi feses
5. Feses dikeluarkan melalui kloaka
2.6

Jenis, Bagian, Fungsi Sisik Ikan


Sebagian besar tubuh ikan ditutupii oleh lapisan kulit dermis

yang memiliki sisik. Sisik ini berfungsi untuk melindungi bagian


tubuh ikan dari rangsangan atau benda lain. Sisik ikan disebut juga
rangka dermis. Berdasarkan bentuk dan bahan yang terkandung
dalam sisik, sisik dibedakan menjadi beberapa bagian, yaitu :
1. Sisik plakoid, yaitu sisik yang terdiri dari lempengan dasar
berbentuk lingkaran atau persegi empat yang tertahan lapisan
dermis kulit dan gabian menonjol di luar menyerupai enamel seperti
pada gigi manusia, sedangkan bagian dalam berisikan pembuluh
darah.
2. Sisik kosmoid, yaitu sisik dengan lapisan luar yang dinamakan
dengan introdentin. Lapisan yang paling bawah dinamakan kosmik,
terdiri dari substitusi tulang.
3. Sisik ganoid, lapisan terluar dinamakan amoin yang merupakan
suatu senyawa organic di bawah amoid terdapat lapisan mirip
kosmin dan lapisan terluar yang paling dalam isopen.
4. Sisik cycloid dan sisik ctenoid, sisik yang sebagian besar golongan
ostehcicytes yang masing-masing terdapat pada golongan ikan
yang berjari-jari keras. Kedua sisik ini sangat tipis dan fleksibel,
transparan dan tidak terdappat kandungan dentin.

Sisik dalam The Diversity of Fishers (1997) terbagi menjadi 4


bagian, yaitu :
1. Sisik koloid, hanya ditemui pada ikan yang telah punah. Sisik ini
berlapis-lapis dimana lapisan terdalam terbangun dari tulang yang
memipih.
2. Sisik gonoid, sisik ini ditemui pada ikan lepisosteidane dan
polyteridae. Sisik ini berupa dengan sisik kosmoid dengan sebuah
lapisan gemain terletak antara lapisan kosmid dan enamed.
3. Sisik plakoid, dimiliki oleh ikan hiu dan ikan bertulang rawan.
4. Sisik leptoid, terdapat pada ikan bertulang belakang .

Menurut Djuanda (1982) sisik ikan berfungsi sebagai pelindung


tubuh ikan dari rangsangan luar. Bentuk-bentuk sisik disesuaikan
dengan tempat sehingga selain melindungi dapat dijadikan
sebagai taksonomi dan usia ikan. Sisik ikan ini dibagi atas 5,
yaitu :
1. Koloid
2. Gonoid
3. Plakoid
4. Leptoid
5. Sakloid

2.6

Jenis, bagian dan fungsi Ekor


Setiap ikan memiliki jenis ekor yang masing-masing berbeda

bentuk dan ukuran. Biasanya jenis ekor ikan dapat menunjukkan


kebiasaan ikan atau kecepatan renang ikan. Ekor berfungsi sebagai

penggerak atau penunjuk arah pada saat ikan berenang. (Istamar,


2009).
Dalam

Djuanda

(1982),

ekor

pada

ikan

merupakan

keseimbangan ikan pada saat berenang. Bagian ekor atau bagia


caudal ini berbagai jenis. Jenis-jenis ekor sebagai berikut :
1. Rounded
2. Winpole
3. Forked
4. Pointed
5. Emarginated
Pada ikan perenang cepat biasanya tipe ekornya adalah seperti
bulan sabit. Adapun jenis-jenis ekor adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.

Bentuk
Bentuk
Bentuk
Bentuk

cagak
segitiga
bundar
setangah lingkaran

4. PEMBAHASAN

4.1 Analisa Prosedur


Pada praktikum ini pertama kali dimulai dengan menyiapkan
alat dan bahan yang telah disebutkan dal bab metodologi:
Adapun bahan yang digunakan adalah :

Ikan Nila : sebagai objek yang diamati.

Aquades : Untuk memperjelas sisik ikan.

Tissue : Untuk membersihkan dan mengeringkan objek glass dan


cover glass.
Setelah alat dan bahan tersedia, dimulai dengan diambilnya
ikan Nila dari aquarium, kemudian dipindahkan ke baki dengan
menggunakan lap basah, lalu diamati padabagian morfologinya.
Setelahdiamati bagian luarnya, kemudian bagian perut
dibuka mulai dari anus sampai rongga perut. Secara melintang,
diamati bagian visceralnya, alat pencernaan, alat ekskresi dan
bagian yang lainnya. Lalu diambil sisik ikan nila dengan pinset,
kemudian diletakkan di objek glass dan ditetesi dengan aquades
agar lebih jelas ketika diamati dibawah mikroskop dan ditutup
dengan cover glass dengan sudut 45, secara hati-hati agartidak
terjadi gelembung dibagian yang ditutupi, diamati dibawah
mikroskop dan ditulis atau digambar hasil pengamatan. Setelah
itu diambil insang pada ikan dan diamati atau digambar
hasilnya.
4.2 Analisa Hasil
Setelah melaksanakan kegiatan praktikum biologi dasar
tentang Sistematika, Anatomi, Fisiologi dan Morfologi ikan Nila
(Oreochromis Niloticus) diperoleh hasil bahwa ikan Nila terdiri
dari tiga bagian, yaitu caput (kepala), Thrunkus (badan) dan
Caudal (ekor).
Tubuh ikan nila yang dipenuhi dengan sisik. Ada beberapa
macam sisik, yaitu sisik stenoid, ganoid, kosmoid, dan plakoid.
Sedangkan sirip ikan nila terbagi menjadi 4 berdasarkan
letaknya yang pertama yaitu sirip bagian punggung ikan
(dorsal), sirip ventral yang selalu berpasangan. Sirip anal yang
letaknya dekat dengan anus dan sirip pektoral yang letaknya
denganOperculum (tutup insang). Terdapat juga insang (sebagai
alat untuk bernafas). Bagian-bagian insang pada ikan nila ada 3,
yaitu gilfilamen (untuk mencari ikan), gilarchs (untuk
membentuk menempelnya gilrakers dan gilflamen), gilrakers
(untuk tempat pertama kali makanan masuk).
Sistem pencernaan pada ikan nila terdiri dari 2
bagian,saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan saluran
pencernaan dimulai dari muka kebelakang, yaitu dari mulut rongga mulut - farings esofagus lambung pilorus usus
rektum - anus.
Sistem pernafasan menggunakan insang, dari masuknya O2
ke dalam tubuh bersamaan dengan masuknya air menuju ke
insang lalu disaring terlebih dahulu oleh lembar-lembar insang
untuk dibedakan antara O2 dan yang bukan O2, setelah itu
oksigen dibawah masuk menuju gilflamen.

4.3 Data Hasil Pengamatan


Dari praktikum Sistematika Anatomi, Fisiologi dan Morfologi
pada ikan nila (Oreochromis niloticus) diperoleh hasil sebagai
berikut:

5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Ikan nila merupakan hewan bertulang belakang (vertebrata)


bernafas dengan menggunakan insang, habitatnya berada di dalam
air atau perairan.

Ikan nila adalah sejenis ikan tawar.

Bagian tubuh ikan mas nila terdiri dari caput, trunchus, caudal,
caput (kepala), trunchus (badan), caudal (ekor).

Sistem pencernaan pada ikan nila adalah :


1.
2.
3.
4.

Ginjal
Uro genital
Insang
Kulit

Sistem ekskresi pada ikan nila


Rongga mulut Kerongkongan Lambung Usus Anus.

5.2 Saran
Pada saat pembedahan ikan nila menggunakan sectioset
juga harus hati-hati dan seksama supaya tidak menyebabkan
organ-organ dakam tubuh ikan tidak pecah,sehingga mudah
diamati.

DAFTAR PUSTAKA
Google Image, 2011
Satyani, 2001. Sciences.Surabaya : Gramedia
Boya, 1990. Anatomi. Yogyakarta : Kanisius
Effendie,2002. Biologi Dasar. Jakarta : Media Press
Hasni, 2008. Biologi Umum. Surabaya : Gramedia
Ainun Hikmah 2009. Biologi Anatomi. Surabaya : Gramedia
Lennew (1990). Molecular and cell Biology. Jakarta : P.T.Gelora
Akasara
Djuanda 1989. Jaringan. Jakarta : AMPI

Diposkan 31st March 2012 oleh Rani Rehulina Tarigan


0

Tambahkan komentar

4.
Mar
31

Jaringan Hewan Dan Tumbuhan


1. PENDAHULIAN
1.1.1 Latar Belakang
Jaringan merupakan sekumpulan sel yang memiliki bentuk
dan

fungsi

yang

sama

dan

dari

sekumpulan

jaringan

akan

membentuk organ. Cabang biologi yang mempelajari jaringan


disebut histology. Cabang ilmu biologi yang mempelajari jaringan
disebut histopatologi. Jaringan dibedakan atas jaringan tumbuhan
dan

hewan.

Jaringan

tumbuhan

adalah

sekumpulan

sel-sel

tumbuhan yang memiliki bentuk, asal dan fungsi yang sama.


Sedangkan jaringan hewan adalah sekumpulan sel-sel hewan yang
mempunyai bentuk, asal dan fungsi yang sama (campbel,1999).
Jaringan

hewan

merupakan

jaringan

yang

terdiri

atas

sekumpulan sel-sel hewan yang memiliki fungsi, asal, struktur yang


sama. Jaringan dengan struktur yang khusus memungkinkan sel-sel
hewan memiliki fungsi yang spesifik seperti otot jantung yang
bercabang menghubungkan ke sel jantung lainnya. Percabangan
tersebut

membantu

kontraksi

sel-sel

dalam

satu

koordinasi

(ilham,2010).
Jaringan pada tumbuhan terdiri atas 2 bagian, yaitu jaringan
meristem dan permanen. Jaringan hewan merupakan jaringan
tersusun dari sel-sel hewan yang memiliki asal, fungsi dan struktur
yang

sama (Teddy, 2008).

1.2

Maksud dan Tujuan


Maksud dari praktikum Biologi Dasar tentang jaringan hewan

dan tumbuhan adalah agar praktikan mengetahui perbedaan antara


jaringan hewan dan tumbuhan.
Tujuan dari praktikum biologi dasar tentang jaringan hewan
dan tumbuhan adalah agar praktikan dapat mengamati struktur sel
tumbuhan dan hewan serta mengetahui perbedaannya.

2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Definisi Jaringan
Dalam ilmu biologi jaringan merupakan sekumpulan sel-sel

yang memiliki bentuk, asal, struktur dan fungsi yang sama.


Sekumpulan jaringan akan membentuk organ yang kemudian dari
organ akan menciptakan suatu jaringan organ yang kemudian akan
membentuk

suatu

kehidupan.

mempelajari

mengenai

jaringan

kehidupan disebut

Cabang
dan

ilmu

biologi

hubungannya

yang

terhadap

histology. (Campbell, 1999).

Tubuh mahluk hidup terdiri dari berbagai macam jaringan,


seperti pada hewan, pada manusia juga memiliki banyak jaringan.
Jaringan penyusun organ. Jaringan penyusun tubuh hewan adalah
sekumpulan

sel-sel

pada

tempta

tertentu,

kemudian

akan

membentuk jaringan (daniswara, 2010).


Jaringan pada tumbuhan dibagi menjadi dua bagian besar,
yaitu jaringan meristem dan jaringan dewasa. Demikan juga pada
hewan, tubuh hewan terdiri dari banyak sel yang terdapat pada
banyak tempat tertentu dan membentuk jaringan. Contoh jaringanjaringan yang terdpat pada hewan yaitu jaringan epithelium,
jaringan ikat dan jaringan saraf. (istaman,2007)

2.2

Definisi jaringan
Jaringan

tumbuhan

merupakan

sekumpulan

sel-sel

tumbuhan yang mempunyaibentuk, asal, struktur dan fungsi yang


sama. Pada jaringan tumbuhan terdiri atas jaringan meristem dan
jaringan permanen. Jaringan meristem adalah jaringan yang selnya
selalu membelah. Jaringan meristem ini dibedakan lagi menjadi
jaringan meristem primer dan jaringan meristem sekunder yang
terdapat pada titik tumbuh dan jaringan meristem sekunder pada
kambium.

Jaringan

permanen

adalah

jaringan

yang

tidak

merismatis dan selnya tidak akan membelah lagi. Jaringan primer


dibedakan lagi atas 4 jaringan, yaitu jaringan epidermis, jaringan
parenkim,

jaringan

penyokong

dan

jaringan

pengangkut

(Campbell,1991).
Jaringan hewan adalah sekumpulan sel yang mempunyai
bentuk,

asal

dan

fungsi

yang

sama.

Jaringan

pada

hewan

mempunyai sifat khusus dalam melakukan fungsinya, seperti


jaringan otot, jaringan ikan, jaringan saraf dan jaringan epitel.
(idham,2010).
Berdasarkan fungsinya, jaringan epitel dibedakan jadi 4
bagian, yaitu epitel proteksi, epitel obsorbs, dan epitel sensori.
Berdasarkan bentuknya pipih selapis, epitel berlapis, kubus selapis,
dan kubus berlapis. Jaringan otot dibedakan menjadi tiga bagian,
yaitu jaringan otot polos, otot ;uric, dan otot jantung. Sedangkan
jaringan dibedakan menjadi enam bagian, yaitu jaringan ikat
longgar, jaringan ikat padat, jaringan kartilago, jaringan darah dan
jaringan limfa serta jaringan lemak (Teddy, 2010).

2.3.

Jaringan Hewan

Jaringan dipelajarai dalam yang disebut dengan histology.


Jaringan dalam hewan mempunyai sifat yang khusus dalam
melakukan fungsinya, seperti peka dan pengendali syaraf, gerakan
dan penunjang dan pengisi tubuh. Absorbs dan seleksi bersifat cair.
Pada saat pertumbuhan embrio, lapisan kecambahan berdiferensiasi
dengan proses yang disebut histogenesi menjadi empat macam
utama, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan
jaringan syaraf. (Teddy, 2008).
Macam-macam epitel hewan, yaitu :
a. Jaringan epithelium
Jaringan yang terdiri atas satu atau banyak lapisan sel yang
menutupi permukaan tubuh hewan. Secara embriologi jaringan
ini berasal dari lapisan ectoderm, mesoderm atau lapisan
endoderm. Jaringan epithelium debedakan berdasarkan bentuk
dan jumlah lapisan sel penyusunnya, yaitu :
1. Epithelium satu lapis
: terdiri atas sel-sel
berbentuk pipih, kubus, dan silindris. Ditemukan antara lain
pada lapisan endotel pembuluh darah. Epitel kubus
ditemukan di kelenjar tiroid dan pembuluh darah. Epitel
silindris ditemukan pada lambung dan usus.
2. Epithelium berlapis banyak
: epithelium yang
dibentuk oleh beberapa lapis sel yang berbentuk pipih,
kubus dan silindris. Epitel ini dapat ditemukan pada kulit,
kelenjar keringat serta uter. Epitel ini juga dutemukan pada
permukaan kulit manusia. Mampu bermitosis dengan
cepat. Sel-sel baru menggantikan sel yang mati
b. Jaringan ikat
Jaringan ikat berfungsi untuk menunjang tubuh, dibentuk oleh
sel-sel dalam jumlah yang sedikit. Jaringan ikat terdiri atas
populasi sel yang tersebar dalam matriks ekstrakurikuler, sel-sel
tersebut mensintesis matriks dengan anyaman serat yang
terendam di dalamnya. (Campbell, 1999).

Jaringan ikat dapat dibedakan menjadi jaringan ikat longgar,


jaringan ikat padat, jaringan ikat padat, jaringan darah, kartilago
dan tulang. Jaringan yang paling banyak adalah jaringan ikat
longgar yang paling banyak terdapat dalam tubuh dan hanya sedikit

ditemukan dalam serabut. Serabut penyusun jaringan ikat berupa


kolagen (Campbell, 1999).

c. Jaringan Otot
Secara embriologi, jaringan otot-otot berasal dari lapisan
mesoderm yang sel-selnya memanjang dan berbentuk serabut yang
daoat berkontraksi karena adanya molekul myofibril. Pada
vertebrate secara tipikal mempunyai tiga jenis otot, yaitu otot
rangka, otot jantung dan otot polos.
Otot rangka berstruktur, bergaris melintang. Berfungsi untuk
menggerakkan rangka, otot ini bersifat sadar karena mampu diatur
oleh kemampuan kita. Serabut ototnya benyak nucleus yang
terletak pada tepi. Otot rangka mempunyai garis melintang yang
gelap dan garis terang (Istamar, 2007).
Otot jantung merupakan otot bergaris melintang dan bercabang,
sifat otot ini tidak sadar, karena kontraksinya tida bias diatur oleh
kemauan kita. Serabut ototnya mempunyai banyak nucleus yang
terletak di tengah sel. Pada bagian ujung sel terdapat sambungan
rapat yang membentuk struktur pembawa sinyal untuk kontraksi
dari satu sel ke sel lainnya selama denyut jantung (Campbell, 1999).
Otot plos berbentuk sperti garis spindle. Kontraksi otot polos
lebih disbanding otot rangka. Namun meeka mampu berkontraksi
dalam waktu lama. Otot polos bersifat tidak sadar. (Daniswara,
2010).
2.4

Jaringan Tumbuhan
Jaringan tumbuhan adalah sekumpulan sel-sel tumbuhan

yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama. Jaringan pada


tumbuhan terdiri dari jaringan meristem dan jaringan permanen.
Tubuh tumbuhan tersusun atas banyak sel. Sel tersebut mempunyai
tempat tertentu membentuk jaringan (istamar, 2007).
Berdasarkan tahap perkembangannya, jaringan penyusun
tubuh tumbuhan dapat dibedakan menjadi 2, yaitu jaringan
meristem dan jaringan dewasa.
1. Jaringan dewasa (jaringan permanen)
Merupakan jaringan yang mengalami diferensiasai dan tidak
meristematik lagi. Ciri-cirinya adalah sel tidak mudah membelah,

bentuknya tetap, vakuola besar, dinding sudah mengalami


pembelahan. Macam-macam jaringan permanen :
a. Epidermis
Epidermis adalah jaringan terluar yang menutupi bagian
tubuh tumbuhan seperti akar, daun dan bunga. Karena fungsinya
untuk melindungi jaringan lain, maka beberapa epidermis
mengalami modifikasi, seperti rambut duri dan mulut daun.
Epidermis umumnya bersifat lapisan lilin pada daun dan zat gabus
pada batang kecuali lentisel yang berfungsi untuk pertukaran gas.
b. Parenkim (jaringan dasar)
Merupakan jaringan yang berfungsi sebagai memperkuat kedudukan
jaringan yang lain. Disebut jaringan dasar karena terbentuk
meristem dasar yang hamper terdapat pada semua tumbuhan dan
mengisi jaringan tumbuhan baik pada akar, batang daun, biji dan
buah.
Cirri-ciri jaringan dasar (jaringan parenkim) yaitu sel
pada umunya berukuran vesar dan berdinding tipis. Sel hidup
mengandung klorofil, banyak mengandung rongga antar sel, banyak
mengandung vakuola dan letak selnya tidak rapat. (Daniswara,
2010).
Macam-macam jaringan parenkim :
- Kolrenkim
: Untuk fotosintesis, karena
selnya mengandung klorofil, misalnya palisade dan spon.
- Aerenkim
: Untuk menyimpan udara
hingga dapat digunakan untuk mengapung.
- Parenkim air
: Untuk menyimpan air.
- Parenkim penimbun
: Untuk menyimpan cadangan
makanan.

2. Jaringan penyokong
Merupakan jaringan untuk menunjang agara jaringan tumbuhan
dapat berdiri dengan kokoh dan kuat. Jaringan dibedakan menjadi :
- Kolenkim
: jaringan
penunjang pada tumbuhan muda dan belum berkayu yang
dinding selnya dibagian sudut-sudutnya penebalan dan
tersusun antara sel-sel yang hidup.
- Sklerenkim
: jaringan
penguat yang dinding selnya mengalami penebalan dan
tersusun antar sel-sel yang hidup dari penebalan zat kayu
sehingga bersdifat lebih kuat.
Sklerenkim terbagi menjadi 2 jenis, yaitu :
a. Sklerenkim skerenida (sel batu)
: pada tempurung
kelapa dan tempurung buah kenari.
b. Sklerenkim serabut (serat/fiber) pada serat rami.
3. Jaringan pengangkut

Merupakan jaringan yang berguna untuk ala transportasi hasil


fotosintesis dari daun ke bagian tumbuhan serta mengangkut air
dan garam mineral dari akar ke daun. Jaringan pengangkut terdiri
atas 2 bagian, yaitu :
-

Xylem
: sel penyusunnya berupa parenkim. Xylem
terdpat pada bagian kayu, fungsinya mengangkut air dan
unsure hara dari akar ke daun.
Floem
: terdiri dari sel hidup berdinding selulosa dan
dindingnya melintang terdapat pada bagian kulit kayu.
Pada samping floem terdapat jaringan pengiring.

Fungsi pengangkut fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh. Bagian


tubuh xylem dan floem bersaru membentuk suatu ikatan pembuluh
angkut, menurut Campbell (1999) adalah :
a. Ikatan pembuluh kolateral
Yaitu ikatan pembuluh yang tersusun atas xylem dan floem yang
letaknya bersebalahan di dalam suatu jari-jari xylem sebelah dalam
dan floem sebelah luar.
b. Yaitu pembuluh dimana floem dan xylem letaknya bersebalahan
tetapi tidak berada dalam jari-jari. Contohnya akar
c. Ikatan pembuluh
Yaitu ikatan pembuluh yang bentuk xylem dan floem berbentuk
cincin
d. Ikatan pembuluh binolaknol
Sama dengan kolomat, tetapi floem terapat di sisi luar dan dalam
e. Jaringan gabus
Tersusun atas sel-sel gabus. Berfungsi untuk melindungi jaringan
lain yang terdapat di sebelah bawahnnya agar tidak kelihatan air
yang berdahan.

4. Jaringan Meristem (jaringan muda)


Merupakan jaringan yang sel-selnya selalu membelah atau
bersifat embrional. Ciri-ciri :
- Bentuk dan ukuran selnya sama.

Dinding selnya tipis


Selnya penuh dengan protoplasma
Isi selnya mengandung zat makanan

Menurut Campbell(1999), jaringan meristem terbagi menjadi 3


bagian, yaitu :
1. Promeristem
Adalah jaringan meristem yang berasal dan telah ada pada saat
keadaan embrional
2. Meristem primer
Adalah jaringan meristem pada tumbuhan dewasa dan masih
bersifat membelah diri, sehingga merupakan lanjutan dari
pertumbuhan embrio.
3. Jaringan sekunder
Adalah jaringan yang berasal dari jaringan primer yang telah
mengalami diferensiasi. Terdapat pada cambium dan gabus.
Ada dua macam cambium pada meristem sekunder, yaitu :
1. Cambium vaskuler
: cambium terdapat di
dalam berkas pengangkutan
2. Cambium intervaskuler : cambium yang terdapat di
antara dua berkas pengangkut.
4. PEMBAHASAN
4.1. Analisa Prosedur
Pada Praktikum biologi dasar materi JARINGAN TUMBUHAN
DAN HEWAN. Prosedur yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan
bahan. Terlebih dulu alatnya antara lain Mikroskop untuk mengamati
jaringan tumbuhan dan hewan, Objek glass untuk tempat jaringan
hewan dan tumbuhan yang diamati saat dibawah mikroskop.
Adapun bahan yang digunakan adalah penampang melintang akar,
batang, daun baik dikotil maupun monokotil dalam bentuk awetan
dan segar berfungsi sebagai objek yang diamati.

Langkah

berikutnya

adalah

diambil

awetan

jaringan

tumbuhan (sel bawang merah) kemudian letakkan awetan pada


meja preparat. Setalah itu jepit objek glass awetan tadi. Atur fokus
pembesarn mikroskop pada 40-100 kali, amati yang terjadi dan
catat hasilnya.
Kemudian
tumbuhan

dalam

paku-pakuan,

mengamati
pertama

awetan

diambil

jaringan

awetan

pada

jaringan

tumbuhan (puku-pakuan) diletakkan diatas meja preparat. Setelah


itu jepit dengan penjepit pada mikroskop agar tidak goyang.
Kemudian atur fokus pembesaran mikroskop 40-100 kali, diamati
yang terjadi dan catat hasilnya.

4.2. Analisa Hasil


Pada praktikum JARINGAN TUMBUHAN DAN HEWAN diperoleh
hasil bahwa ada perbedaan bentuk antara jaringan hewan dan
jaringan tumbuhan, dimana ada organ-organ menyusun jaringan
bersifat khusus dan tidak dimiliki pada jaringan lain.

(Google Image, 2011)

(Google Image,

(Google Image, 2011)

(Google Image,

2011)

2011)

(Google Image,2011)

(Google Image,2011)

4.3 Data Hasil Pengamatan


Dari Hasil Praktikum biologi dasar tentang pengamatan
struktur sel yang menyusun jaringan tumbuhan diperoleh hasil
sebagai berikut:

5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Jaringan adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan
fungsi yang sama

Jaringan

tumbuhan

terdiri

atas

meristem,

ephidermis,

parenkim, kolenkim, sklerenkim, xylem, floem. Sedangkan


pada

jaringan

hewan

terdiri

atas

jaringan

ephitellium,

jaringan syaraf, jaringan atas, jaringan tulang


Alat yang dipakai dalam praktikum adalah mikroskop, cover
glass, objek glass dan silet

5.2 Saran
Saran untuk praktikum mengenai jaringan tumbuhan dan
jaringan hewan ini adalah setiap pengamatan harus dilakukan
dengan teliti, benar dan seksama agae mendapatkan hasil yang
maksimal. Dalam proses pengamatan objek/preparat dengan
menggunakan mikroskop pengaturan fokus sebaiknya dilakukan
dengan hati-hati supaya hasil pengamatan dapat diperoleh dengan
maksimal
DAFTAR PUSTAKA

Daniswara, 2010.Laporan Biologi


Dasar.http//:www.daniswaraking@blogspot.com
Campbel,1999. Biologi. Jakarta: Erlangga
Google Image, 2011
Idham,2010.Biologi SMA.http//:www.BelajarBiologi@blogspot.com
Ilham,2010. Anatomi Tumbuhan.http//:www.Ilham@blogspot.com
Istaman,2007. Jaringan Hewan. Jakarta : AMPI
Jaime, Sri. 1994. Sciences. Jakarta : Gramedia
Soemarwoto, Ijah. 1987. Biology Umum. Surabaya : Gramedia
Teddy, 2008.Dasar Dasar Biologi.http//:www.Teddy08@blogspot.com

Diposkan 31st March 2012 oleh Rani Rehulina Tarigan


0

Tambahkan komentar
5.
Mar
31

microorganisme di lingkungan perairan


1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam ilmu biologicabang ilmu yang mempelajari tentang
mikroorganisme disebut sebagai mikrobiologi yang merupakan
salah satu ilmu tentang makluk hidup. Mikroorganisme terdapat
disegala macam lingkungan dan sebagai bagian dari ekosistem
alam. Sebagia dari mikroorganisme itu adalah produsen, sebagian
konsumen pertama disebagian lagi konsumen kedua dan ketiga.
Mikroorganisme dapat ditemukan dikutup, di daerah tropik, dalam
air, dalam tanah, dalam debu, diudara, pada tumbuhan, tumbuhan
hewan dan manusia. Mokroorganisme ini mempunyai peran penting
dalam jenis-jenis makanan, yaitu berperan sebagaipengurai utama
(dekomposer) dari berbagai zat dan senyawa, (Soemartoto, 1980).
Mokroorganisme

dibagi

dibagi

menjadi

dua

yaitu

mikroorganisme autotrof dan mikroorganisme heterotof. Sebagian


besar merupakan fotoautotrof dan hanya sebagian kecil yang
merupakan heterotof, (Ratna, 1986).
Mikroorganisme dapat menjelaskan banyak bahaya dan
kerusakan. Hal itu tampak kemampuannya menginfeksi manusia,
hewan, serta tanaman, menimbulkan penyakit yang berkisar dari
infeksi ringan sampai pada dengan kematian.(Yanti,2009).
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dilakukannya praktikum adalah mikroorganisme
dilingkungan

adalah

perairan

ini

agar

para

praktikan

dapat

mengetahui bentuk, jumlah dan macam-macam mikroorganisme


khususnya yang terdapat dilingkungan perairan.

Tujuan dilakukan praktikum tentang mikroorganisme ini agar


praktikan

dapat

meneliti

jumlah

nisbi

mikroorganisme

yang

penyebarannya dilingkungan perairan.


1.3 Waktu dan Tempat
Praktikum biologi dasar tentang mikroorganisme perairan
dilaksanakan digedung C lantai I yang bertempat di laboratorium
(IIP)

Ilmu-ilmu

Perairan

dan

laboratorium

mikrobiologi

yang

dilaksanakan pada hari senin, tanggal 2a November 2011 pukul


10.40

13.00

WIB.

Fakultas

Perikanan

Dan

Ilmu

Kelautan,

Universitas Brawijaya, Malang.


2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Mikroorganisme


Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme yang berukuran
sangat kecil (biasanya kurang dari 1 mm) sehinga untuk
mengamatiya diperlukan alat bantu. Mikroorganisme sering kal
bersel tunggal (uniselular) meskipun beberapa protista bersel tungal
masih terlihat oleh mata telanjang dan ada beberapa spesies
multisel tidak terlihat mata telanjang, (Iqbal, 2008).
Mikroorganisme adalah segala organism kecil yang dapat
dibiakan dan dikembangkan dalam cawan petri atau incubator
didalam laboratoriun dan mampu memperbanyak diri secara
mitosis. Namun ada yang berpendapat bahwa semua ikroorganisme
mancakup semua prokariota, protista, dan alga resik, (Amboinas,
2009).
2.2 Macam-macam Mikoorganisme Lingkungan
Menurut Pelizer (1986) macam-mcam kelompok
mikroorganisme di lingkungan antara lain:
1. Bakteri

Ukuran Khas 0,5-1,5


cm kali 1,0-3,0 m
Kisaran 0,2 kali 100 m.

Prokariotek

uniseluler

stuktur internal sederhana


tumbuh

pada

media

buatan

laboratoris reproduksi
aseksual, pembelahan sederhana
Penyebab
menambah
Tanaman,

kesuburan
untuk

tanah,

industri

dan

penyakit,
merusak
mampu

membuat makanan sendiri.


Mikroorganisme dibagi menjadi 3 golongan yaitu bakteri,
mold ( jamur ), extra yeast ( ragi ). Berdasarkan kandungan airnya
bakteri tumbuh Aw 0,91, mold 0,88, sedangkan untuk pure ware 1.0.
Pengaruh dari rendahnya Aw adalah menambah rentang dari fase
pertumbuhan dan juga mengurangi jumlah pertumbuhan dan
ukuran pada akhir populasi. (Yanti.2009).

2.3 Faktor-faktor Mikroorganisme


Kemampuan mikroorganisme untuk tubuh dan tetap hidup
merupakan suatu hal yang penting untuk diketahui. Pengetahuan
tentang faktor-faktor yang merupakan perubahan mikroba sangat
penting didalam pengendalian mikroba ada dua faktor yang
mempengaruhi pengetahuan mikroorganisme yakni faktor instrinsik
dan faktor ekstrinsik (Ernest,2010).
Faktor Instrinsik
1. PH
Keasaman dan kebiasaan dari lingkungan memiliki pengaruh
yang signifikan Sebagian besar mikroba dapat tumbuh dengan baik
pada kisaran pH netral (6,6-7,5).
2. Aktifitas air (Actifity of water)
Salah satu dari metode pengimpanan adalah pengeringanpengeringan dilakukan dengan melakukan pengeluaran air yang
terikat dari bahan yang menyakibatkan mikrobah tidak mudah
tumbuh.
3. Kandungan nutrient
Nutrisi (Nutrien) yang dibutuhkan mikroba agar tumbuh
normal diantaranya:

Air

Sumber energy

Vitamin dan faktor pertumbuhan

Mineral

Faktor Ekstrinsik
1. Suhu
Berdasarkan suhu kisaran mikroba digolongkan menjadi 3
golongan yakni: psikriffilik (mikroba yang suhu terdapat suhu dingin)
mesofilk (mikroba yang suhu terdapat suhu sedang) dan termofiik
(mikroba suka suhu tinggi) (Schiat,2009).
2. Ketersediaan dan konsentrasi gas dilingkungan
Peningkatan konsentrasi CO2 menjadi kira-kira 10

menghambat

pertumbuhan

mikroba

hal

ini

dikenal

dapat

dengan

controlled/modified atmosphere storage (cas/mas).Secara umum


penggunaan efek penghambatan CO2 akan dapat ditingkatkan pada
suhu rendah karena kelarutan CO2 akan meningkatkan pada suhu
rendah. (Radin,2010).
2.4 Pengertian Sterilisasi
Sterilisasi adalah proses yang menghancurkan semua
bentuk kehidupan suatu benda yang sterril dipandang dari sudut
mikrobiologi

artinya

bebas

dari

mikroorganisme

hidup

(William,2008)
Sterilisasi (Sterilization) adalah proses pemusnahan total
semua mikroskop dan organisme lain yang dapat hidup dari
lingkungan adalah material dengan cara-cara fisik atau kimia
(Rafia,2004).
Sterilisasi, proses yang menghancurkan semua bentuk
kehidupan.

Suatu

benda

yang

steril,

dipandang

dari

sudut

mikrobiologi, artinya bebas dari mikroorganisme hidup. Suatu benda


atau substansi hanya dapat steril atau tidak steril, tidak akan
pernah mungkin setengah atau hampir steril. (Schiat,2009).

2.5 Pengertian Media dan PCA


Mikroba memiliki kerakteristik dari cirri yang membedabeda didalam persiaratan pertumbuhannya ada yang biasa hidup
hanya media yang mengandung sulfal dan adapula yang tidak
mampu

hidup

dan

seterusnya

karakteristik

persyaratan

pertumbuhan mikroba inilah yang menyebabkan bermacan-macam


media sepasang pertumbuhan karbon.(Schiat edier,2009).
Klasifikasi media pertumbuhan mikroorganisme
N

Klasifikasi

Nama

Contoh

o
1.
2.
3.

Sumber nutrient
Keaadan fisik
Komponen

Alamia
Buatan/antifiel
Padat/irefensibel

Susu,kaldu
Campuran zat kimia
Serumdarah

4.
5.

kimiawi
Pengusun
Persyaratan

Padat/peversibel
Setengah padat

berkoagoasi
Agor nutrient
Agar lunak kaldu

nutribakteri

Cair

nutrient amanium

Kompleks

sulfat

Kimiawi

medium,garam,gluk

Endrichmen media

osa kaldu infusi

Diferensial media

jantung agar enzim

Selected media

biru metilien agar

Test media

deoksilat medium
ujivid BL2

Pada praktisnya,semua media tersebut secara komersial


dalam bentuk bubuk, seperti PCA (Plate Count Ager) NA (Nutrien
Ager) TSA (Try ticase soyagor) dan lain-lain (Sumarwoto,2008)

2.6 Metode Perhitungan Koloni


Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengukur
dan menghitung jumlah jazad teknik yaitu:
1. Perhitungan jumlah sel
Hitungan mikroskopik
Hitungan cawan
MPN (Most Probhable Number)
2. Perhitungan masa sel secara langsung
Cara volometrik
Cara gravinetik
Tumbi dimetri (Kekeruhan)
3. Perhitingan masa sel secara tidak langsung

Analisa komponen sel (Protein, AND, ATP, dan sebagainya)

Analisa produk katabolisme (Metabolit, primer, metabolism


sekunder)

Analisikonsumsinutrien

(Karbon,

Hidrogen,Oksida,

Asam

amino, Mineral dan sebagainya).


Metode volume metrik, pengukuran volume dan berat sel
dilakukan terlebih dahulun dengan mengaring mikroorganisme
tersebut. Oleh karena itu bila surfat tempat tumbuhnya banyak
mengandung padatan misalnya badan pangan,sel mikroorganisme
tidak dapat diukur dengan mengunakan volume metrik maupun
dengan turbina metrik.Pewrhitungan masa sel secara tidak langsung
serinh digunakan dalam mengamati pertumbuhan sel secara proses

formentasi dimana komponen subrat atau bahan yang difermentasi


dapat diamati dan diukur. (William,2008).
Ada tiga metode perhitungan yang sering digunakan, yaitu
tuangan,

gorengan,

dan

penyaringan.

Metode

tuangan

menggunakan agar dicampur dengan sample, dituangkan dalam


cawan petri, kemudian dihitung setelah terjadi koloni. Teknik
goresan dengan cara menggoreskan sample pada agar. Penyaringan
dapat menggunakan ukuran 0,22 0,45 (diamperemmeternya)
dimana mikroba yang dapat ditembus akan tumbuh dan hidup.
( Yanti,2009).

4. PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Pengamatan


Hasil pengamatan yang diperoleh pada praktikum biologi
dasar tentang mikroorganisme perairan adalah:
1. PCA (Plate Count Agar)
Komposisi PCA

9 gram agar
5 gram pepton
2,5 gram ekstra yes
1 gram glukosa

Agar berfungsi sebagai pengontrol,pepton berfungsi sebagai


sumber karbohidrat, ekstrakyes berfungsi sebagai sumber vitamin
dan glukosa berfungsi sebagai sumber protein.
2. Membuat media PCA

Ditimbang sesuai komposisi =17,5 gram 15 ml 90= 23,6


3. Pengenceran
= 15 90
= 1350
4.2 Analisa Prosedur
1. Sterilisasi
Sebelum melakukan sterilisasi tahap pertama yang dilakukan
adalah disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dimana alat
yang digunakan adalah cawan petri, autokclave, erlenmeyer incase,
bunlah medium agarsen dan spatula sedangkan bahan yang
digunakan adalah medium agar steril (PCA), Koran, tali, kertas label,
spiritus dan aaquadest. Langkah yang dilakukan adalah disiapkan
cawan petri kemudian dicuci dan dikeringkan.Kemudian dibungkus
Koran dan diikat dengan tali (benang), setelah itu cawan petri
dimasukan kedalam autoclave untuk melestarikan cawan petri
tersebut.Kemudian

autoclave

dilihat

airnya

apabila

kurang

ditambahkan,kemudian dimasukan keranjang dan ditutup secara


diagonal dan dinyalakan kompor.setelah itu dibiarkan suhunya
mencapai

249,8

F.

Ditunggu

sampai

15

menit

kemudian

dimatikan kompor dan ditunggu tekanan sampai 0 Atm. Setelah itu


dibuka tutupnya dan dikeluarkan alat dan hasilnya diperoleh.
2. Pembuatan media
Pertama disiapkan PCA dan kemudian ditimbang 8,4 gram
dan aquadest sebanyak 480 ml,kemudian PCA dan aquadest
dimasukan kedalam Erlenmeyer kemudian diaduk dengan spatula
hingga larut lalu Erlenmeyer ditutup dengan kapas.kemudian

Erlenmeyer dibungkus dengan Koran dan diikat dengan tali lalu


dihomogenkan setelah itu disterilisasi basah dengan autoclave PCA
yang telah di sterilisasi (PCA Hanyat) dituangkan dalam cawan petri
kemudian didinginkan setelah dingin cawan petri dibalik dan diikat
setelah itu disimpan didalam kulkas.
2. Penanaman
Media PCA beku yang telah jadi diberi dua perlakuan, yaitu
dibiarkan terbuka agar organisme yang ada dilingkungan disekitar
dapat

tingal

dimedia

dan

ditutup

untuk

mengetahui

bakteri/organisme yang ada pada mulut. Untuk yang dibiarkan


terbuka cawan petri diletakan kamudian dibuka selama 10 menit
lalu ditutup dan dibungkus koran serta diikat. Setelah itu media PCA
beku diincubasi dalam incase selama 3 hari untuk yang ditutup,
media pca beku ditiup kemudian ditutup dan dibalik agar tidak ada
gelembung

air

yang

terbentuk

setelah

itu

dibungkus

koran

kemudian diikat setelah itu media pca diincubasi selama 1 hari


dalam incase. Setelah satu hari dilakukan pengamatan apakah
sudah ada tumbuh bakteri atau organisme yang tumbuh dan
dilakukan perhitungan koloni. Cawan yang bermedium (sudah
diinkubasi) dikeluarkan dari inkubasi kemudian dihitung coloni
counter, dicatat jumlah coloni.
4.3 Analisa Hasil
Berdasarkan hasil pengamatan selama tiga hari pada cawan
petri yang berada dalam incase, telah terdapat mikroorganisme
atau telah tampak pada cawan petri setelah itu dihitung dengan
mengunakan

koloni

counter

dan

terlihat

jelas

bentuk

dari

mikroorganisme tersebut. Yaitu pada perlakuan cawan petri dibuka


terdapat koloni mikroorgaisme bakteri sedangkan pada perlakuan
ditutup terdapat koloni mikroorganisme jamur yang bentuknya bulat
dan pinggirnya rapi.

Pada komponen PCA terdapat 5 gram pepton, 9 gram agar,


2,5 gram extrak yest dan 1 gram glukosa yang jumlah seluruhnya
ada 17,5 gram.
Pada pembuatan media PCA yaitu pca ditimbang sesuai
komposisi yaitu 17,5 gram pca dibagi dengan 1 liter air dikali 15 ml
dikalikan banyak cawan petri (90) dan hasilnya 23,6.

Pada

pengenceran dilakukan perhitungan 15 ml air dikalikan dengan


banyaknya cawan petri (90) dan hasilnya 1350.

5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat disimpulkan yaitu:

Mikrobiologi merupakan salah satu ilmu tentang makluk hidup.

Mikroorganisme dibagi menjadi dua yaitu mikroorganisme autotrof


dan hetorotof.

Mikroorganisme adalah organisme yang berukuran kecil sehinggah


untuk mengamatinya diperlukan alat bantu

Bakteri adalah salah satu mikroorganisme

Faktor instrinsik yaitu pH, akgtivitas air, kandungan nutrien, dan


bahan anti mikroba sedangkn faktor ekstrinsik adalah suhu,
ketersediaan dan konsentrasi agar dilingkungan dan Relativiti
Humuditi (RH).

PCA adalah (plate count agar) dan komposisinya yaitu, 9 gram agar,
5 gram pepton, 2,5 gram ekstrak yest dan satu gram glokosa.

Rumus menghitung pca adalah

cawan.
5.2 Saran

jumlah larutan x jumlah

Adapun saran yang dapat disampaikan yaitu saat meniup can


petri

(menanam)

usahakan

agar

jangan

terkena/bersentuhan

dengan Bunsen yang meyala karena akan berbahaya dan harus


hati-hati dalam menggunakan alat-alat yang digunakan.
DAFTAR PUSTAKA

Ambomas,

2009.

Mikroorganisme

perairan.From

http://ambonas/Mikroorganisme
Perairan/htm/08 Oktober pukul 03.30 PM
Emest yurdosoe, 2001. Biologi volume 3, stale united, Amerika
Iqbal Ali, 2008. Biologi dasar dunia ilmu, Jakarta
Placsar, 1986. Biologi nomen. Ferden waller spaind.
Radin yasim, 2010. Biologi.Trakta ilmu. Bandung
Ratna,

2008.

Mikroorganimedan

contohnya

from:http//Ratna.Worpres.Com/
Mikroorganisme dan contohnya/html/08 oktober
04.00 PM
Rafia, 2004. Pengertian sterilisasi.Dunia pustaka. Bogor.
Schiat Edier, 2009. Mikroorganisme of biologi Yubaren tarki
Sumarwoto, 2008. Mikroorganisme peraidin. Stelimiler Pustaka,
Jakarta
William, 2008. Media Of organisme franstion gyel Amerika

Yanti,

rizky,

2009.

Mikroorganisme

http://risay.yanti.

Blogspot.com/2009/02/

pertumbuhan-

mikroorganisme. Dipengarui. Html.. diakses pada 25


oktober 2011. Pukul 09.00 wi

Diposkan 31st March 2012 oleh Rani Rehulina Tarigan


0

Tambahkan komentar
6.
Mar
31

Transport Membran
1.
1.1.

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Sel hidup merupakan

struktur

yang

sangat

rumit.

Dengan

penyederhanaan yang luar biasa, sel dapat dianggap sebagai sebuah


kantong protoplasma. Kantongnya adalah membran sel. Membaran ini
merupakan

salah

satu

diantara

beberapa

struktur

membran

yang

memisahkan sel menjadi aneka bagian dan membentuk kerangka kerja yang
memungkinkan semua proses kehidupan berlangsung(Ackerman et all,
1979).
Setiap sel yang hidup harus selalu memasukkan materi yang
diperlukan

dan

membuang

sisa-sisa

metabolismenya.

Untuk

mempertahankan konsentrasi ion-ion di dalam sitoplasma, sel juga selalu


memasukkan

dan

mengeluarkan

ion-ion

tertentu.

Pengaturan

keluar

masuknya meteri dari dan menuju ke dalam sel sangat dipengaruhi oleh
permeabilitas membran(bima,2009a).

Pengangkutan molekul-molekul kecil melalui membran dilakukan


secara pasif(transpor aktif). Kedua macam transpor ini dilakukan secara
terpadu untuk mempertahankan kondisi intraseluler agar tetap konstan.
Bagian dalam lapisan Lipid bilayer bersifat hidrofobik, sehingga tidak dapat
ditembus oleh molekul-molekul polar dan substansi yang larut dalam air.
Transpor materi-materi yang larut dalam air dan bermuatan diperankan oleh
protein integral membran(wikipedia, 2009b).
1.2. Maksud dan Tujuan
Maksud dari praktikum ini adalah agar praktikan mengetahui dan
mengerti sistem transport membran sel, mekanisme dan proses difusi dan
osmosis yang berkaitan dengan pengamatan pada ikan nila di dalam
transport membran sel.
Tujuan dilaksanakannya praktikum ini adalah untuk mengamati
beberapa sifat sistem cairan ekstra dan intra seluler di mana salah satu
kompartemen mengandung molekul yang dibatasi oleh suatu membran yang
tidak permeable terhadap bahan tersebu
2.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Transport Membran, Difusi dan Osmosis


2.1.1. Transport Membran
Salah satu fungsi dari membran sel adalah sebagai lalu lintas molekul
dan ion secara dua arah. Molekul yang dapat melewati membran sel antara
lain adalah molekul hidrofobik(CO 2, O2) dan molekul polar yang sangat
kecil(air, etanol). Sementara itu, molekul lainnya seperti molekul polar dengan
ukuran

besar(glukosa),

ion

dan

substansi

hidrofobik

membutuhkan

mekanisme khusus agar dapat masuk ke dalam sel. Ada dua macam sel yaitu
sel prokariotik dan sel eukariotik. Sel prokariotik adalah sel yang tidak
memiliki nukleus dan sel eukariotik punya nukleus. Banyaknya molekul yang
masuk dan keluar membran menyebabkan terciptanya lalu lintas membran.
Lalu lintas membran digolongkan menjadi dua cara, yaitu dengan transpor
pasif untuk molekul-molekul yang mampu melalui membran tanpa mekanisme
khusus dan transpor aktif untuk molekul yang membutuhkan mekanisme
khusus(wikipedia, 2009b).
Transpor pasif merupakan suatu perpindahan molekul menuruni
gradien konsentrasinya. Transpor pasif ini bersifat spontan. Difusi, osmosis
dan difusi terfasilitasi merupakan contoh dari transpor pasif. Difusi terjadi

akibat gerak termal yang meningkatkan entropi atau ketidakteraturan


sehingga menyebabkan campuran yang lebih acak. Difusi akan berlanjut
selama respirasi seluler yang mengkonsumsi O 2 masuk. Osmosis merupakan
difusi pelarut melintasi membran selektif yang arah perpindahannya
ditentukan oleh benda konsentrasi zat terlarut total(dari hipotonis ke
hipertonis). Sedangkan difusi terfasilitasi juga masih dianggap ke dalam
transpor pasif karena zat terlarut berpindah menurut gradien konsentrasinya.
Dalam hal ini tidak hanya transpor pasif tetapi ada transpor aktif merupakan
kebalikan dari transpor pasif dari bersifat tidak spontan. Arah perpindahan
dari transpor ini melawan gradien konsentrasi. Transpor aktif membutuhkan
bantuan dari beberapa protein. Contoh protein yang terlibat dalam tranpor
aktif adalah chanel protein dan carrier protein, ionophore. Tranpor aktif terbagi
atas transpor aktif primer dan sekunder. Transpor aktif sekunder juga terdiri
atas co-transport dan counter transport(exchange)(wordpress,2009 e).
Transpor pasif dapat berlangsung karena adanya perbedaan
konsentraasi larutan diantara kedua sisi membran. Pada transpor pasif tidak
memerlukan energi metabolik. Transpor pasif dibedakan menjadi tiga, yaitu
difusi

sederhana(simple

diffusion),

difusi

dipermudah

atau

difasilitasi(facilitated diffusion) dan osmosis, sedangkan untuk transpor aktif


memerlukan adanya protein pembawa atau pengemban dan memerlukan
energi metabolik yang tersimpan dalam bentuk ATP. Selama transpor aktif,
molekul diangkat melalui gradien konsentrasi. Transpor aktif dibedakan
menjadi dua, yaitu transpor aktif primer dan transpor aktif sekunder(wikipedia,
2009d).
2.1.2. Difusi
Difusi merupakan proses perpindahan atau pergerakan molekul zat atau gas
dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Difusi melalui membran daapat
berlangsung melalui tiga mekanisme, yaitu difusi sederhana(simple diffusion),
difusi melalui saluran yang terbentuk oleh protein transmembran(simple
diffusion by channel tormed), dan difusi difasilitasi(fasilitated diffusion). Proses
masuknya molekul besar yang melibatkan transfoter dinamakan difusi. Difusi
sederhana melalui membran berlangsung melalui molekul-molekul yang
berpindah atau bergerak melalui membran bersifat larut dalam lemak(lipid)
sehingga dapat menembus lipid bilayer pada membran secara langsung. Ada

beberapa molekul kecil khusus yang terlarut dalam serta ion-ion tertentu,
dapat menembus membran melalui saluran atau channel. Saluran ini
terbentuk dari protein tansmembran, semacam pori dengan diameter tertentu
yang memungkinkan molekul dengan diameter lebih kecil dari diameter
tersebut dapat melaluinya. Untuk difusi difasilitasi diterangkan dalam hal ini.
Difusi difasilitasi merupakan pelarutan zat melalui membran plasma yang
melibatkan protein pembawa(transfoter). Protein ini tergolong protein trans
membran yang memiliki tempat perlekatan terhadap ion atau molekul yang
akan ditransfer ke dalam sel(bima, 2009a).
Difusi adalah suatu proses yang amat cepat apabila terjadi dalaam suatu sel
biologi. Tetapi, dalam skala mikroskopik proses itu dapat menjadi amat lambat
jika tidak dibantu dengan pengadukan atau konveksi. Misalnya, jika
seseorang memasukkan beberapa sendok gula ke dalam secangkir kopi, gula
akan tenggelam di alas. Sesudah itu terjadilah suatu lapisan tipis kopi yang
jenuh dengan gula. Tanpa pengadukan molekul-molekul gula itu akan
menyebar perlahan-lahan yaitu mendifusi dalam kopi(Ackerman et all, 1979).
Difusi adalah peristiwa mengalirnya/berpindahnya suatu zat dalam pelarut
dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian berkonsentrasi rendah. Contoh
yang paling sederhana adalah pemberian gula pada cairan teh tawar. Lambat
laun cairan menjadi manis. Contoh lain adalah uap air dari cerek yang
berdifusi dalam udara. Difusi yang paling sering terjadi adalah difusi
molekuler. Difusi ini terjadi jika berbentuk perpindahan dari sebuah
lapisan(layer) molekul yang diam dari solid atau fluida(wikipedia, 2009 b).
Difusi adalah gerakan partikel dari tempat dengan potensial kimia lebih tinggi
ke tempat dengan potensial kimia lebih rendah karena energi kinetiknya
sendiri sampai terjadi keseimbangan dinamis(crayonpedia, 2009 f).
2.1.3. Osmosis
Osmosis adalah perpindahan air melalui membran permeable selektif dari
bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Membran semi
permeable harus dapat ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut yang
mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran. Osmosis merupakan
suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat secara buatan dengan
meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat menjadi
melebihi bagian dengan konsentrasi yang lebih encer. Osmosis ini sendiri
adalah suatu topik yang penting dalam biologi karena fenomena ini dapat

menjelaskan mengapa air dapat ditransportasikan ke dalam dsaan keluar sel.


Semakin tinggi konsentrasi larutan yang diteteskaan, semakin lambat proses
osmosisnya dan begitu sebaliknya. Nilai osmosis dapat diukur dengan
asmomoter. Besar nilai osmosis dipengaruhi oleh konsentrasi larutan cairan di
dalam sel semakin tinggi konsentrasi larutan maka makin tinggi kenaikan air
dalam tabung asmomoter, hal ini berarti makin besar atau tinggi konsentrasi
larutan nilai osmosisnya tinggi dan bila nilai osmosisnya tinggi maka proses
berlangsung cepat(bima, 2009a).
Osmosis adalah kasus khusus dari transpor pasif, dimana molekul air
berdifusi melewati membran yang bersifat selektif permeable. Dalam sistem
osmosis, dikenal larutan hipertonik(larutan yang mempunyai konsentrasi
terlarut tinggi) dan larutan hipotonik(larutan dengan konsentrasi terlarut
rendah). Juga dikenal larutan isotonik(dua larutan yang mempunyai
konsentrasi terlarut sama). Jika terdapat dua larutan yang tidak sama
konsentrasinya, maka molekul air melewati membran sampai kedua larutan
seimbang. Dlam proses osmosis, pada larutan hipertonik, sebagian besar
molekul air terikat(tertarik) ke molekul gula(terlarut), sehingga hanya sedikit
molekul air yang bebas dan bisa melewati membran. Sedangkan pada larutan
hipertonik, memiliki lebih banyak molekul air yang bebas(tidak terikat oleh
molekul terlarut), sehingga lebih banyak molekul air yang melewati membran.
Oleh sebab itu, dalam osmosis aliran netto molekul air adalah dari larutan
hipotonik ke hipertonik(wikipedia, 2009 c).
2.2. Hubungan Konsentrasi dengan Difusi dan Osmosis
Osmosis adalah perpindahan air melalui membran permeable selektif dari
bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Encer dari sini yakni
larutan yang memiliki konsantrasi yang rendah. Sedangkan pekat yakni
larutaan yaang memiliki konsentrasi yang tinggi(wikipedia, 2009 c).
Difusi adalah peristiwa berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian
berkonsentrasi ke bagian berkonsentrasi rendah. Proses difusi merupakan
kebalikan dari proses osmosis(wikipedia, 2009 b).
2.3. Mekanisme Difusi Osmosis
Proses transport melalui membran terjadi melalui 2 mekanisme, yaitu
transport pasif dan transport aktif. Transport pasif terjadi tanpa memerlukan

energi sedangkan transport aktif memerlukan energi. Yang termasuk transport


pasif adalah:
Difusi sederhana
Transport dengan fasilitas
Transport dengan atau lewat ion channel
Dalam difusi terfasilitasi mempunyai perbedaan dengan difusi sederhana
yaitu difusi fasilitas terjadi melalui carrier spesifik dan difusi ini mempunyai
kecepatan transport maksimum(Vmax). Suatu bahan yang akan ditransport
lewat cara ini akan membuka channel tertentu untuk membawa ikatan ini ke
dalam sel. Jika konsentrasi bahan ini terus ditingkatkan, maka jumlah carrier
akan habis berikatan dengan bahan tersebut sehingga pada saat itu
kecepatan difusi menjadi maksimal(Vmax). Pada difusi sederhana hal ini
tidaak terjaadi, makin banyak bahan kecepatan transport baahan makin
meningkaat tanpa batas(bima, 2009a).
2.4. Sifat Darah Ikan
Darah ikan mempunyai sifat antara lain: bentuk sel akan mengecil jika darah
dicampur dengan larutan glukosa isotonik dan diamati di bawah mikroskop.
Darah ikan banyak mengandung trombosit(keping darah) sehingga darah ikan
yang diambil akan cepat membeku karena trombosit berperan dalam
pembekuan darah. Dalam hal ini yang dibahas adalah darah ikan nila. Darah
ikan dapat kontak langsung dengan lingkungannya melalui pembuluh kapiler
kecil di insang dan permukaan kulit. Garam berdifusi dari daerah yang
konsentrasinya tinggi(darah) ke daerah yang konsentrasinya rendah, yaitu
lingkungan air tawar(bima, 2009a).
2.5.

Klasifikasi Ikan Nila

Menurut Dr. Treways(1982) klasifikasi lengkap ikan nila adalah sebagai


berikut:
Filum
:
Subfilum
:
Kelas
:
Subkelas
:
Ordo
:
Subordo
:
Famili
:
Genus
:
Spesies
:
Nama latin ikan nila

Chordata
Vertebrata
Cetoichtyas
Acanthoptarigii
Parcomorphi
Parcoidea
Cichlidan
Orochromis
Niloticus sp
adalah Oreochromis niloticus. Nama

Indonesianya

adalah Nila(ditetapkan oleh Dirjen perikanan th. 1972). Daerah penyebaran di


Asia(Indonesia), Afrika, Eropa, dan Amerika(Treways, 1982).

3.1.

3.
Data Hasil Pengamatan

PEMBAHASAN

3.2. Analisa Prosedur


Pada praktikum transport membran sel alat yang digunakan akan dijelaskan
sebagai berikut. Alat yang digunakan antara lain mikroskop yang berfungsi
sebagai alat untuk mengamati sel eritrosit pada ikan nila, objek glass sebagai
tempat menaruh objek, cover glass untuk menutup objek glass, squit
disposible untuk mengambil darah ikan nila, gelas ukur 100mL untuk
mengukur NaCl, pipet tetes untuk memindahkan larutan dalam jumlah sedikit,

tataan sebagai wadah alat dan bahan serta tempat untuk membedah ikan,
sectio set yaitu seperangkat alat bedah, washing bottle untuk tempat
aquadest, timbangan digital mettler dengan ketelitian 10 -4 yang berfungsi
untuk mendapatkan massa dari NaCl. Sendok tanduk untuk mengambil
larutan NaCl pada saat akan pembuatan larutan. Jaring untuk mengambil ikan
dari air dan tiga buah beaker glass 100mL untuk tempat larutan NaCl 0,3M;
NaCl 0,5M dan aquadest. Sedangkan bahan bahannya antara lain ikan nila
sebagai objek yang akan diamati sel darahnya, kertas label untuk memberi
nama larutan larutan pada beaker glass. Aquadest fungsinya sebagai
indikator pembanding. Larutan NaCl 0,3M dan NaCl 0,5M sama sama
berfungsi

sebagai

indikator

pembanding.

Tissue

berfungsi

untuk

membersihkan dan mengeringkan alat alat. Lap basah berfungsi untuk


membungkus ikan agar tidak mati dan terakhir kecil berfungsi sebagai alas
NaCl saat penimbangan.
Langkah awal dalam melakukan praktikum transport membran sel ini adalah
pembuatan larutan NaCl dulu. Caranya timbangan digitaal mettler dengan
ketelitian 10-4, pertama nyalakan tombol on off, ditakan tare untuk
mengenolkan, ditaruh kertas kecil untuk alas saat menimbang, ditekan
kembali tare. Uai Diletakkan NaCl sesuai ukran yang telah ditentukan.
Selanjutnya diukur air dan aquadest ke dalam gelas ukur sebanyak 25mL,
lalu dipindahkan ke dalam beaker glass. Dilarutkan pula NaCl 0,5M di dalam
air, kemudian dihomogenkan dengan spatula.
Langkah berikutnya pada saat pembedahan ikan, diambil ikan nila dengan
menggunakan jaring, lalu diletakkataan di atas tataan kemudian ditutup atau
dibungkus ikan dengan lap basah. Dibedah ikan dengan menggunakan sectio
set dimulai dengan pembedahan di bagian pertemuan linear lateral yang
tegak lurus sampai caudal karena di bagian tersebut merupakan perkumpulan
dari pembuluh pembuluh darah. Diambil darah ikan nila dengan squit
disposible. Dengan cepat, teteskan darah tersebut di atas tiga buah di atas
objek glass lalu ditetesi masing masing objek glass tersebut dua tetes
larutan NaCl 0,3M; NaCl 0,5M dan aquadest. Kemudian ditutup dengan cover
glass. Diamati sel eritrosit di bawah mikroskop dengan perbesaran 40x.
Dicatat hasil pengamatan di setiap menit yang ditentukan yaitu 1, 5 dan 10.

Kemudian sel eritrositnya untuk tiap tiap menitnya, pada menit 1, 5 dan
10.
Dalam pembuatan larutan dihitung lalu massa garamnya yaitu:
Mr NaCl= 23 + 35,5 = 58,5
1.
NaCl 0,3M
2.
NaCl 0,5M
M
= gr x 1000
M
= gr x 1000
Mr
V
Mr
V
0,3
= gr x 1000
0,5
= gr x 1000
58,5 25
58,5 25
gr
= 0,44 gram
gr
= 0,73 gram
Setelah itu ditimbang sesuai dengan perhitungan. Kemudian NaCl tersebut
dimasukkan ke dalam beaker glass yang berisikan aquadest sebanyak 25mL.
Kemudian dihomogenkan sehingga sudah menjadi larutan.
3.3. Analisa Hasil
Larutan aquadest + eritrosit
Berdasarkan hasil pengamatan yang diamati dengan menggunakan
mikroskop pada menit ke-1 pengamatan sel darah merah berbentuk bulat,
warna inti merah, kondisi air normal dan jumlah air tetap. Selanjutnya pada
menit ke-5 bentuk sel darah merah bertambah besar, warna inti dan warna
membran menipis, sedangkan jumlah air berkurang karena terserap. Lalu
menit ke-10 bentuk sel menjadi besar, membran tipis, sedangkan air
bertambah, karena molekul air semakin memasuki molekul larutan sehingga
terjadilah osmosis sebab konsentrasi pada dalam membran lebih pekat dari
pada dalam air lebih rendah dan konsentrasi dari yang tinggi menuju ke
rendah, selain itu aquadest berperan sebagai hipotonik, dibandingkan sel
darah merahnya.
Larutan NaCl 0,3M + eritrosit
Berdasarkan hasil pengamatan yang diamati dengan menggunakan
mikroskop pada menit ke-1 pengamatan sel darah merah berbentuk bulat,
warna inti merah dan membran hitam tipis. Kondisi air bertambah dan
jumlahnya tetap. Pada menit ke-5, membran sel mengalami penebalan.
Jumlah air bertambah dan kondisi air tetap. Pada menit ke-10 bentuk sel
semakin kecil, membran mengalami penebalan yang agak tebal. Jumlah air
bertambah dan kondisi air tetap karena membran semakin menebal. Proses
yang terjadi adalah difusi sebab konsentrasi air pada konsentrasi dalam
membran lebih rendah dan konsentrasi dalam membran lebih pekat dari pada
konsentrasi air. Difusi adalah perpindahan konsentrasi dari yang tinggi

menuju ke rendah. Selain itu sel yang berperan sebagai larutan hipertonik
mengalami krenasi karena cairan yang berada dalam sel keluar atau sel
kehilangan air yang berpindah ke larutan NaCl yang berperan sebagai larutan
hipertonik.
Larutan NaCl 0,5M + eritrosit
Berdasarkan hasil pengamatan yang diamati dengan menggunakan
mikroskop, pada menit ke-1 bentuk sel agak mengkerut, membran mengalami
penebalan. Jumlah airnya bertambah dan kondisi air pekat. Pada menit ke-5
membran mengalami penebalan agak tebal. Sedangkan jumlah air bertambah
dan kondisi air pekat. Pada menit ke-10 membran mengalami penebalan
yang tebal. Jumlah air bertambah dan kondisi air pekat, karena membran
semakin menebal yang sama saja molekul air semakin keluar dari membran.
Proses yang terjadi adalah difusi. Sebuah konsentrasi air dari pada
konsentrasinya dalam membran lebih rendah dan konsentrasinya dalam
membran lebih pekat dari pada konsentrasi airdan difusi adalah perpindahan
air dari yang tinggi menuju ke konsentrasi yang rendah.
Berbeda dengan sel tumbuhan, jika sel hewan/sel darah merah
dimasukkan dalam larutan hipotonis, sel darah merah akan mengembang dan
kemudian pecah/lisis, hal ini karena sel hewan tidak memiliki dinding sel.
Pada larutan hipertonis, sel tumbuhan akan hilang tekanan turgor dan
mengalami plasmolisis(lepasnya membran sel dari dinding sel), sedangkan
sel hewan/sel darah merah mengalami krenasi sehingga sel menjadi keriput
karena kehilangan air(crayonpedia,2000 f).
4.
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dimbil dari praktikum membran sel adalah: Nama latin ikan
nila adalah Oreochromis niloticus Darah ikan nila banyak mengandung
trombosit sehingga darahnya cepat membekuDifusi adalah perpindahan
molekul dari konsentrasi tinggi menuju ke konsentrasi rendah Osmosis adalah
perpindahan molekul dari konsentrasi rendah menuju ke konsentrasi tinggi
Semakin pekat larutan maka semakin kecil sel darah ikan Hasil pengamatan
dari menit 1, 5 dan 10 adalah: Kondisi air bertambah Bentuk sel semakin
besar tapi menipis Sel mengalami difusi
4.2. Saran

Para praktikan harus lebih berhati hati dan teliti dalam melakukan
percobaan agar praktikum dapat berjalan lancar dan praktikan seharusnya
lebih teliti dalam pengamatan mikroskop.
DAFTAR PUSTAKA
Ackerman, Eugene Dkk. 1979. Ilmu Biofisika. Jakarta: EGG
Bima, 2009. http://bima.ipb.ac.id/materi/osmosis/html
Diakses pada tanggal 21 Oktober 2009 pukul 08.00 WIB
Crayonpedia,
melalui

2009.

http://www.crayonpedia.org/mw/6.

transportasi

membran sel II.I/, Diakses pada tanggal 21 Oktober

2009 pukul 09.00 WIB


Images. Google. 2009. http://images.google.co.id/imgres/galeri nila
Diakses pada tanggal 20 Oktober 2009 pukul 16.00 WIB
Sifat
Darah
Ikan_Online,
2009.
http://www.Sifat
Darah
Ikan_Online.com/Show.article php ? rid 10 aid 363
Diakses pada tanggal 21 Oktober 2009 pukul 10.00 WIB
Trewayas. 1982. Nila Hitam. Kanisius: yogyakarta
Wikipedia, 2009. http://id.wikipedia.org/wiki/difusi
Diakses pada tanggal 21 Oktober 2009 pukul 08.00 WIB
Wikipedia, 2009. http://id.wikipedia.org/wiki/osmosis
Diakses pada tanggal 21 Oktober 2009 pukul 08.00 WIB
Word press, 2009. http://nadjeeb.wordpress.com/sistem_transport pada sel/,
Diakses pada tanggal 21 Oktober 2009 pukul 09.00 W
Diposkan 31st March 2012 oleh Rani Rehulina Tarigan
0

Tambahkan komentar

Memuat
Template Dynamic Views. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai