"CRADLE TO GRAVE PRINCIPLE" (Pengawasan mulai dari dihasilkan, dibuang dan ditimbunnya limbah
B3)
Yang dimaksud dengan from cradle to grave adalah pencegahan pencemaran yang dilakukan dari sejak
dihasilkannya limbah B3 sampai dengan di timbun / dikubur (dihasilkan, dikemas, digudangkan / penyimpanan,
ditransportasikan, di daur ulang, diolah, dan ditimbun / dikubur). Pada setiap fase pengelolaan limbah tersebut
ditetapkan upaya pencegahan pencemaran terhadap lingkungan dan yang menjadi penting adalah karakteristik
limbah B3 nya, hal ini karena setiap usaha pengelolaannya harus dilakukan sesuai dengan karakteristiknya.
pengertian limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan / atau
beracun yang karena sifat dan / atau konsentrasinya dan / atau jumlahnya, baik secara langsung dapat
mencemarkan dan / atau merusak lingkungan hidup, dan / atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan,
keangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya.
Recycle
1. Memilah antara sampah organik dan non organik
2. Mendaur ulang segala yang dapat didaur ulang: plastik, kupasan buah segar dan sayur mayur, kertas dan
kardus, gelas dan kaleng.
b. Reuse
Memilih alat rumah tangga atau elektronik yang hemat energi
Mencari merk yang memperhatikan lingkungan
Menggunakan tas belanja yang mudah didaur ulang
Menggunakan kendaraan umum untuk bepergian
Mulai menggunakan energi bahan bakar alternatif yang tidak hanya dari bahan energi fosil, misalnya biogas,
biodisel, surya sel dsbnya
Mengurangi emisi CFC dan emisi pengganti CFC dengan tidak menggunakan aerosol dan menggunakan
energi efisien.
Memilih peralatan yang mempunyai usia pakai lebih lama
c. Reduce
Memakai listrik seperlunya,
Menanam pohon untuk menyerap gas karbon dioksida yang ada di udara.
Hemat dalam menggunakan air
Menggunakan sepeda atau berjalan kaki untuk jarak yang tidak begitu jauh <5 km
Mengurangi penggunaan barang-barang yang tidak dapat didaur ulang
Mengurangi penggunaan produk yang tingkat kebutuhannya rendah
Radioaktif adalah zat yang mengandung inti yang tidak stabil. Pada tahun 1903, Ernest Rutherford
mengemukakan bahwa radiasi yang dipancarkan zat radioaktif dapat dibedakan menjadi dua jenis
berdasarkan muatannya. Radiasi yang bermuatan positif disebut sinar alfa, sedangkan yang bermuatan
negatif disebut sinar beta. Kemudian ditemukan sinar ketiga yang tidak bermuatan dan diberi nama
sinar gama, penemunya Paul U. Vilard.
Sinar alfa merupakan radiasi partikel bermuatan positif. Partikel ini samadengan inti helium bermuatan
+2e dan bermassa 4 sma. Partikel ini merupakan gabungan dari 2 proton dan 2 neutron. Pemancaran
sinar alfa menyebabkan nomor atom berkurang dua, sedangkan nomor massa berkurang empat. Sinar
alfa dipancarkan oleh inti dengan kecepatan sekitar kecepatan cahaya. Oleh karena memiliki massa
yang besar, daya tembus sinar ini paling lemah di antara sinar radioaktif, namun mempunyai daya
pengion yang paling kuat. Sinar ini dibelokkan oleh medan magnet ke arah kutub negatif.
Sinar beta adalah berkas elektron yang berasal dari inti atom dan bermuatan negatif . Oleh karena
sangat kecil, partikel ini dapat dianggap tidak bermassa.Energi sinar beta sangat bervariasi, mempunyai
daya tembus lebih besar daripada sinar alfa tetapi daya pengionnya lebih lemah. Dalam medan magnet,
sinar ini membelok ke arah kutub positif. Sinar beta disebut juga elektron berkecepatan tinggi karena
bergerak dengan kecepatan tinggi.
Sinar gama merupakan radiasi elektromagnetik berenergi tinggi, tidak bermuatan dan tidak
bermassa,Sinar ini dihasilkan oleh inti yang tereksitasi, biasanya mengikuti pemancaran sinar beta atau
alfa. Sinar gama memiliki daya tembus yang sangat besar, paling besar di antara sinar radioaktif tetapi
daya pengionnya paling lemah. Sinar ini tidak bermuatan listrik sehingga tidak dapat dibelokkan oleh
medan listrik.
Kegunaan radioaktif
A. Sebagai Perunut
1. Bidang Kedokteran
Digunakan sebagai perunut untuk mendeteksi berbagai jenis penyakit, antara lain:
a. 24Na, mendeteksi adanya gangguan peredaran darah.
b. 59Fe, mengukur laju pembentukan sel darah merah.
c. 11C, mengetahui metabolisme secara umum.
d. 131I, mendeteksi kerusakan pada kelenjar tiroid.
e. 32P, mendeteksi penyakit mata, liver, dan adanya tumor.
2. Bidang Industri
Digunakan untuk meningkatkan kualitas produksi, seperti pada:
a. Industri makanan, sinar gama untuk mengawetkan makanan, membunuh mikroorganisme yang menyebabkan
pembusukan pada sayur dan buahbuahan.
b. Industri metalurgi, digunakan untuk mendeteksi rongga udara pada besi cor, mendeteksi sambungan pipa
saluran air, keretakan pada pesawat terbang, dan lain-lain.
c. Industri kertas, mengukur ketebalan kertas.
d. Industri otomotif, mempelajari pengaruh oli dan aditif pada mesin selama mesin bekerja.
3. Bidang Hidrologi
a. 24Na dan 131I, digunakan untuk mengetahui kecepatan aliran air sungai.
b. Menyelidiki kebocoran pipa air bawah tanah.
c. 14C dan 13C, menentukan umur dan asal air tanah.
4. Bidang Kimia
Digunakan untuk analisis penelusuran mekanisme reaksi kimia, seperti:
a. Dengan bantuan isotop oksigen18 sebagai atom perunut, dapat ditentukan asal molekul air yang terbentuk.
b. Analisis pengaktifan neutron.
c. Sumber radiasi dan sebagai katalis pada suatu reaksi kimia.
d. Pembuatan unsur-unsur baru.
5. Bidang Biologi
a. Mengubah sifat gen dengan cara memberikan sinar radiasi pada gen-gen tertentu.
b. Menentukan kecepatan pembentukan senyawa pada proses fotosintesis menggunakan radioisotop C14.
c. Meneliti gerakan air di dalam batang tanaman.
d. Mengetahui ATP sebagai penyimpan energi dalam tubuh dengan menggunakan radioisotop 38F.
6. Bidang Pertanian
a. 37P dan 14C, mengetahui tempat pemupukan yang tepat.
b. 32P, mempelajari arah dan kemampuan tentang serangga hama.
c. Mutasi gen atau pemuliaan tanaman.
d. 14C dan 18O, mengetahui metabolisme dan proses fotosintesis.
7. Bidang Peternakan
a. Mengkaji efisiensi pemanfaatan pakan untuk produksi ternak.
b. Mengungkapkan informasi dasar kimia dan biologi maupun antikualitas pada pakan ternak.
c. 32P dan 35S, untuk pengukuran jumlah dan laju sintesis protein di dalam usus besar.
d. 14C dan 3H, untuk pengukuran produksi serta proporsi asam lemak mudah
menguap di dalam usus besar.
B. Sebagai Sumber Radiasi
1. Bidang Kedokteran
Digunakan untuk sterilisasi radiasi, terapi tumor dan kanker.
2. Bidang Industri
Digunakan untuk:
a. Perbaikan mutu kayu dengan penambahan monomer yang sudah diradiasi, kayu menjadi lebih keras dan lebih
awet.
b. Perbaikan mutu serat tekstil dengan meradiasi serat tekstil, sehingga titik leleh lebih tinggi dan mudah
mengisap zat warna serta air.
c. Mengontrol ketebalan produk yang dihasilkan, seperti lembaran kertas, film, dan lempeng logam.
d. 60Co untuk penyamakan kulit, sehingga daya rentang kulit yang disamak dengan cara ini lebih baik daripada
kulit yang disamak dengan cara biasa.
3. Bidang Peternakan
Digunakan untuk:
a. Mutasi gen dengan radiasi untuk pemuliaan tanaman.
b. Pemberantasan hama dengan meradiasi serangga jantan sehingga mandul.
c. Pengawetan bahan pangan dengan radiasi sinar-X atau gama untuk membunuh telur atau larva.
d. Menunda pertunasan pada bawang, kentang, dan umbi-umbian untuk memperpanjang masa penyimpanan.
Dampak negatif dari radiasi zat radioaktif, antara lain:
1. Radiasi zat radioaktif dapat memperpendek umur manusia. Hal ini karena zat radioaktif dapat menimbulkan
kerusakan jaringan tubuh dan menurunkan
kekebalan tubuh.
2. Radiasi zat radioaktif terhadap kelenjar-kelenjar kelamin dapat mengakibatkan kemandulan dan mutasi
genetik pada keturunannya.
3. Radiasi zat radioaktif dapat mengakibatkan terjadinya pembelahan sel darah putih, sehingga mengakibatkan
penyakit leukimia.
4. Radiasi zat radioaktif dapat menyebabkan kerusakan somatis berbentuk lokal dengan tanda kerusakan kulit,
kerusakan sel pembentuk sel darah, dan kerusakan sistem saraf.
skunder) dengan baik, dan langsung dapat dimanfaatkan sehingga dapat disebut sebagai
parameter penyisih.
Beberapa parameter penyaring awal yang sering digunakan adalah: Geologi
Hidrogeologi
Hidrologi
Topograf
Ketersediaan tanah
Tataguna lahan
Kondisi banjir
sekitarnya. Sistem aliran air tanah akan menentukan berapa hal, seperti arah dan kecepatan
aliran lindi, lapisan air tanah yang akan dipengaruhi dan titik munculnya kembali air tersebut
di permukaan. Sistem aliran air tanah peluahan (discharge) lebih diinginkan dibandingkan
yang bersifat pengisian (recharge). Lokasi yang potensial untuk dipilih adalah daerah yang
dikontrol oleh sistem aliran air tanah lokal dengan kemiringan hidrolis kecil dan kelulusan
tanah yang rendah.
Lahan dengan akuitard, yaitu formasi geologi yang membatasi pergerakan air tanah, pada
umumnya dinilai lebih tinggi dari pada lokasi tanpa akuitard, karena formasi ini menyediakan
perlindungan alami guna mencegah tersebarnya lindi. Tanah dengan konduktivitas hidrolis
yang rendah (impermeabel) sangat diinginkan supaya pergerakan lindi dibatasi. Pada
umumnya lahan yang mempunyai dasar tanah debu (silt) dan liat (clay) akan mempunyai
nilai tinggi, sebab jenis tanah seperti ini memberikan perlindungan pada air tanah. Lahan
dengan tanah pasir dan krikil memerlukan masukan teknologi yang khusus untuk dapat
melindungi air tanah sehingga akan dinilai lebih rendah.
Hidrologi:
Fasilitas pengurugan limbah tidak diinginkan berada pada suatu lokasi dengan jarak antara
dasar sampai lapisan air tanah tertinggi kurang dari 3 meter, kecuali jika ada pengontrolan
hidrolis dari air tanah tersebut. Permukaan air yang dangkal lebih mudah dicemari lindi.
Disamping itu, lokasi sarana tidak boleh terletak di daerah dengan sumur-sumur dangkal
yang mempunyai lapisan kedap air yang tipis atau pada batu gamping yang berongga.
Lahan yang berdekatan dengan badan air akan lebih berpotensi untuk mencemarinya, baik
melalui aliran permukaan maupun melalui air tanah. Lahan yang berlokasi jauh dari badan
air akan memperoleh nilai yang lebih tinggi dari pada lahan yang berdekatan dengan badan
air.
Iklim setempat hendaknya mendapat perhatian juga. Makin banyak hujan, makin besar pula
kemungkinan lindi yang dihasilkan, disamping makin sulit pula pegoperasian lahan. Oleh
karenanya, daerah dengan intensitas hujan yang lebih tinggi akan mendapat penilaian yang
lebih rendah dari pada daerah dengan intensitas hujan yang lebih rendah.
Topografi:
Tempat pengurugan limbah tidak boleh terletak pada suatu bukit dengan lereng yang tidak
stabil. Suatu daerah dinilai lebih bila terletak di daerah landai agak tinggi. Sebaliknya, suatu
daerah dinilai tidak layak bila terletak pada daerah depresi yang berair, lembah-lembah yang
rendah dan tempat-tempat lain yang berdekatan dengan air permukaan dengan kemiringan
alami > 20 %.
Topograf dapat menunjang secara positif maupun negatif pada pembangunan saranan ini.
Lokasi yang tersembunyi di belakang bukit atau di lembah mempunyai dampak visual yang
menguntungkan karena tersembunyi. Namun suatu lokasi di tempat yang berbukit mungkin
lebih sulit untuk dicapai karena adanya lereng-lereng yang curam dan mahalnya
pembangunan jalan pada daerah berbukit. Nilai tertinggi mungkin dapat diberikan kepada
lokasi dengan relief yang cukup untuk mengisolir atau menghalangi pemandangan dan
memberi perlindungan terhadap angin dan sekaligus mempunyai jalur yang mudah untuk
aktivitas operasional.
Topograf dapat juga mempengaruhi biaya bila dikaitkan dengan kapasitas tampung. Suatu
lahan yang cekung dan dapat dimanfaatkan secara langsung akan lebih disukai. Ini
disebabkan volume lahan untuk pengurugan limbah sudah tersedia tanpa harus
mengeluarkan biaya operasi untuk penggalian yang mahal. Pada dasarnya, masa layan 5
sampai 10 tahun atau lebih sangat diharapkan.
Ketersediaan Tanah:
Tanah dibutuhkan baik dalam tahap pembangunan maupun dalam tahap operasi sebagai
lapisan dasar (liner), lapisan atas, penutup antara dan harian atau untuk tanggul-tanggul dan
jalan-jalan dengan jenis tanah yang berbeda. Beberapa kegiatan memerlukan tanah jenis silt
atau clay, misalnya untuk liner dan penutup fnal, sedangkan aktiftas lainnya memerlukan
tanah yang permeabel seperti pasir dan krikil, misalnya untuk ventilasi gas dan sistem
pengumpul lindi. Juga dibutuhkan tanah yang cocok untuk pembangunan jalan atau tanah
top soil untuk vegetasi.
Tata guna tanah:
Landflling yang menerima limbah organik, dapat menarik kehadiran burung sehingga tidak
boleh diletakkan dalam jarak 300 meter dari landasan lapangan terbang yang digunakan oleh
penerbangan turbo jet atau dalam jarak 1500 meter dari landasan lapangan terbang yang
digunakan oleh penerbangan jenis piston.
Disamping itu, lokasi tersebut tidak boleh terletak di dalam wilayah yang diperuntukkan bagi
daerah lindung perikanan, satwa liar dan pelestarian tanaman. Jenis penggunaan tanah
lainnya yang biasanya dipertimbangkan kurang cocok adalah konservasi lokal dan daerah
kehutanan. Lokasi sumber-sumber arkeologi dan sejarah merupakan daerah yang juga harus
dihindari.
Daerah banjir:
Sarana yang terletak di daerah banjir harus tidak membatasi aliran banjir serta tidak
mengurangi kapasitas penyimpanan air sementara dari daerah banjir, atau menyebabkan
terbilasnya limbah tersebut sehingga menimbulkan bahaya terhadap kehidupan manusia,
satwa liar, tanah atau sumber air yang terletak berbatasan dengan lokasi tersebut. Suatu
sarana yang berlokasi pada daerah banjir memerlukan perlindungan yang lebih kuat dan
lebih baik. Diperlukan pemilihan periode ulang banjir yang sesuai dengan jenis limbah yang
akan diurug.
Aspek penentu lain:
Semua lokasi lahan-urug dapat mempengaruhi lingkungan biologis. Penilaian untuk kategori
ini didasarkan pada tingkat gangguan dan kekhususan dari sumberdaya yang ada. Bila
sejenis habitat kurang berlimpah di lokasi tersebut, maka lokasi tesebut dinilai lebih rendah.
Lokasi yang menunjang kehidupan jenis-jenis tanaman atau binatang yang langka akan
dinilai lebih tinggi. Jalur perpindahan mahluk hidup yang penting, seperti sungai yang
digunakan untuk ikan, adalah sumber daya yang berharga. Lahan yang berlokasi di sekitar
jalur tersebut harus dinilai lebih rendah dari pada lokasi yang tidak terletak di sekitar jalur
tersebut.
Penerimaan masyarakat sekitar atas sarana ini merupakan tantangan yang harus
dieselesaikan di awal sebelum sarana ini dioperasikan. Penduduk pada umumnya tidak bisa
menerima suatu lokasi pembuangan limbah berdekatan dengan rumahnya atau
lingkungannya. Oleh karenanya, kriteria penggunaan lahan hendaknya disusun untuk
mengurangi kemungkinan pembangunan sarana ini di daerah yang mempunyai kepadatan
penduduk yang tinggi, atau daerah-daerah yang digunakan oleh masyarakat banyak. Lahan
dengan pemilik tanah yang lebih sedikit, akan lebih disukai dari pada lahan dengan pemilik
banyak.
Tersedianya jalan akses pada lokasi sarana ini akan menguntungkan bagi operasional
pengangkutan limbah ke lokasi. Lahan yang berlokasi di sekitar jalan yang dapat ditingkatkan
pelayanannya karena adanya operasi lahan-urug tanpa modifkasi sistem jalan yang terlalu
banyak, akan lebih disukai. Modifkasi pada sistem jalan yang sudah ada, terutama
pembangunan jalan baru atau perbaikan yang terlalu banyak, akan meningkatkan biaya
pembangunan sarana tersebut. Namun tidak diinginkan bahwa lokasi tersebut terletak di
jalan utama yang melewati daerah perumahan, sekolah dan rumah sakit. Sarana yang
berlokasi lebih dekat ke pusat penghasil limbah mempunyai nilai yang lebih tinggi dari pada
yang berlokasi lebih jauh. Makin dekat jarak lokasi ke sumber limbah, makin rendah biaya
pengangkutannya. Utilitas seperti saluran air buangan, air minum, listrik dan sarana
komunikasi diperlukan pada setiap lokasi pengurugan limbah.
Rancangan lahan-urug meliputi rencana tapak dan rencana perbaikan sistem dengan
rekayasa yang digunakan untuk pengelolaan lindi, air permukaan, air tanah dan gas. Sistem
pengelolaan dirancang untuk mengurangi dampak yang disebabkan oleh kehadiran atau
ketidak hadiran bermacam-macam faktor. Dari sudut kriteria, yang perlu dipertimbangkan
adalah faktor biaya operasional kelak. Pada umumnya, lahan yang memerlukan modifkasi
rekayasa yang paling sedikit merupakan yang paling murah untuk pengembangannya, dan
lebih disukai dari pada lahan yang memerlukan modifkasi banyak.
3. PENILAIAN TPA
DENGAN CARA SNI 193241-1994
Tahapan dalam proses pemilihan lokasi TPA adalah menentukan satu atau dua lokasi terbaik
dari daftar lokasi yang dianggap potensial. Kriteria-kriteria yang telah dibahas di atas
digunakan semaksimal mungkin guna proses penyaringan. Kegiatan pada penyaringan
secara rinci tentu akan membutuhkan waktu dan biaya yang relatif besar dibanding kegiatan
pada penyaringan awal, karena evaluasinya bersifat rinci dan dengan data yang akurat.
Guna memudahkan evaluasi pemilihan sebuah lahan yang dianggap paling baik, digunakan
sebuah tolak ukur untuk merangkum semua penilaian dari parameter yang digunakan.
Biasanya hal ini dilakukan dengan cara pembobotan. Tata cara yang paling sederhana yang
digunakan di Indonesia adalah melalui SNI 19-3241-1994 (sebelumnya: SNI T-11-1191-03,
tidak ada perbedaan dengan versi 1994) yaitu tentang tata cara pemilihan lokasi TPA. Cara
ini ditujukan agar daerah (kota kecil/sedang) dapat memilih site-nya sendiri secara mudah
tanpa melibatkan tenaga ahli dari luar seperti konsultan. Data yang dibutuhkan hendaknya
cukup akurat agar hasilnya dapat dipertanggung jawabkan.
site, tata guna tanah, kondisi site, diversitas habitat, kebisingan dan bau, dan permasalahan
estetika.
Masing-masing parameter ini ditentukan bobot skala penting-nya dengan besaran 3 sampai
5. Masing-masing parameter tersebut diuraikan lebih lanjut kriteria pembatasnya, dengan
menggunakan penilaian antara 0 10.
Dilihat dari interaksi biologi tadi di atas, maka secara biologis efek radiasi dapat dibedakan
atas :
Efek Genetik (non-somatik) atau efek pewarisanadalah efek yang dirasakan oleh
keturunan dari individu yang terkena paparan radiasi.
Efek Somatik adalah efek radiasi yang dirasakan oleh individu yang terpapar
radiasi. Waktu yang dibutuhkan sampai terlihatnya gejala efek somatik sangat
bervariasi sehingga dapat dibedakan atas :
o Efek segera adalah kerusakan yang secara klinik sudah dapat teramati pada individu dalam waktu singkat setelah
individu tersebut terpapar radiasi, seperti epilasi (rontoknya rambut), eritema (memerahnya kulit), luka bakar
dan penurunan jumlah sel darah. Kerusakan tersebut terlihat dalam waktu hari sampai mingguan pasca iradiasi.
o Efek tertunda merupakan efek radiasi yang baru timbul setelah waktu yang lama (bulanan/tahunan) setelah
terpapar radiasi, seperti katarak dan kanker.
i.
ii.
Efek Stokastik adalah efek yang penyebab timbulnya merupakan fungsi dosis radiasi dan
diperkirakan tidak mengenal dosis ambang. Efek ini terjadi sebagai akibat paparan radiasi dengan
dosis yang menyebabkan terjadinya perubahan pada sel. Radiasi serendah apapun selalu terdapat
kemungkinan untuk menimbulkan perubahan pada sistem biologik, baik pada tingkat molekul maupun
sel. Dengan demikian radiasi dapat pula tidak membunuh sel tetapi mengubah sel, sel yang
mengalami modifikasi atau sel yang berubah ini mempunyai peluang untuk lolos dari sistem
pertahanan tubuh yang berusaha untuk menghilangkan sel seperti ini. Semua akibat proses modifikasi
atau transformasi sel ini disebut efek stokastik yang terjadi secara acak. Efek stokastik terjadi tanpa
ada dosis ambang dan baru akan muncul setelah masa laten yang lama. Semakin besar dosis paparan,
semakin besar peluang terjadinya efek stokastik, sedangkan tingkat keparahannya tidak ditentukan
oleh jumlah dosis yang diterima. Bila sel yang mengalami perubahan adalah sel genetik, maka sifatsifat sel yang baru tersebut akan diwariskan kepada turunannya sehingga timbul efek genetik atau
pewarisan. Apabila sel ini adalah sel somatik maka sel-sel tersebut dalam jangka waktu yang relatif
lama, ditambah dengan pengaruh dari bahan-bahan yang bersifat toksik lainnya, akan tumbuh dan
berkembang menjadi jaringan ganas atau kanker.
Maka dari itu dapat disimpulkan ciri-ciri efek stokastik a.l :
Efek ini meliputi : kanker, leukemia (efek somatik), dan penyakit keturunan
(efek genetik).
Efek Deterministik (non-stokastik) adalah efek yang kualitas keparahannya bervariasi menurut
dosis dan hanya timbul bila dosis ambang dilampaui. Efek ini terjadi karena adanya proses kematian
sel akibat paparan radiasi yang mengubah fungsi jaringan yang terkena radiasi. Efek ini dapat terjadi
sebagai akibat dari paparan radiasi pada seluruh tubuh maupun lokal. Efek deterministik timbul bila
dosis yang diterima di atas dosis ambang (threshold dose) dan umumnya timbul beberapa saat setelah
terpapar radiasi. Tingkat keparahan efek deterministik akan meningkat bila dosis yang diterima lebih
besar dari dosis ambang yang bervariasi bergantung pada jenis efek. Pada dosis lebih rendah dan
mendekati dosis ambang, kemungkinan terjadinya efek deterministik dengan demikian adalah nol.
Sedangkan di atas dosis ambang, peluang terjadinya efek ini menjadi 100%.
KarsinogenBahanPemicuKanker
Beberapacontohdaribahankimiayangkerjanyalangsungmemicuterjadinyakanker(DirectActingCarcinogenesis)adalahsebagai
berikut:
1.AlkylatingAgents
a.dimethylsulfate,
b.BPropiolactotte,
c.ethylmethanesulfonate(EMS).
2.PolycyclicdanHeterocyclicAromaticHydrocarbons
a.benz(a)anthracene,
b.benzo(a)pyrene,
c.dibenz(a,h)anthracerie.
3.AromaticAmines
a.2Naphtylamine(pnaphthylanzine),
b.benzidine,
c.dimethylarninoazobenzene.
Padadasarnyamayoritasbahankimiayangbersifatkarsinogenikmemilikisifatyangsarna, yaitu memicu terjadinya suatu mutasi
gen.Bahankimiayangbersifatsebagaialkylatingagents,artinyabilaindividuterpaparolehbahankimiatersebut,makaDNApadasel
dartindividuyangbersangkutanakanmengalamiAlkylationdimanaterjadimetilasipadapasanganbasanukleotidanyayaituGuanin
mengalamimetilasimenjadi06methylguanineataumenjadibulkygroupaddition.