Standart luas ventilasi rumah, menurut Kepmenkes RI No. 829 tahun 1999, adalah
minimal 10% luas lantai bangunan.
Menurut Frick (1993) setiap ruang yang dipakai sebagai ruang kediaman sekurangkurangnya terdapat satu jendela lubang ventilasi yang langsung berhubungan dengan
udara luar bebas rintangan dengan luas 10% luas lantai.
Menurut Dr. Budiman Candra dalam buku Pengantar Kesehatan Lingkungan (2007) luas
bukaan minimal adalah 10 % dari luas lantai
64
Saran :
Penambahan ventilasi ataupun loster atas pintu atau jendela sehingga memungkinnya
bertambahnya kuantitas udara alami yang masuk ke ruang.
65
Barrier system
Untuk barrier system yang digunakan, kami rasa masih kurang mengingat adanya area
terbuka namun penataan vegetasi yang dilakukan masih kurang sehingga diperlukan
penataan area hijau untuk pengaturan iklim mikro sehingga udara dapat mengalir ke
dalam bangunan.
Saran yang kami berikan adalah sebagai berikut :
o Penambahan vegetasi sehingga adanya aliran udara yang lebih baik dalam
bangunan, tanaman tanaman yang diaplikasikandapat berupa tanaman hias
khas Bali ataupun daerah Jimbaran dimana sekaligus bisa melestarikan
flora setempat sebagai wujud salah satu arsitektur sadar lingkungan
lainnya.
Area
Area
hijau
hijau
Area hijau
66
Untuk lantai 1
Luas elemen pencahayaan yang ada
4 jendela tipe 1 (J1) = 4 x 0,5184 m2 = 2,0736 m2
1 jendela tipe 2 (J2) = 0,6832 m2 , terdapat dua kaca = 1,3664 m2
1 ventilasi tipe 1 (V1) = 0,468 m2
3 kaca tipe 1 (K1) = 3 x 0.9 =2.7 m2
1 kaca tipe 2 (K2)dengan 3 ruas = 3 x 1,0176m2 =3,0528m2
3 kaca tipe 3 (K3) = 3x 2.25 = 6.75 m2
Total = 15,0444 m2
Luas lantai 1 = 168,325 m2
1/6 luasnya adalah = 28,054 m2
Sehingga untuk fungsi pencahayaan pada lantai 1 masih kurang yaitu hanya 15,0444 m2
atau sekitar 1/30 dari luas lantai
Untuk lantai 2
Luas elemen pencahayaan yang ada
Luas elemen pencahayaan yang ada
4 jendela tipe 1 (J1) = 4 x 0,5184 m2 = 2,0736 m2
2 jendela tipe 2 (J2) = 0,6832 m2 , terdapat dua kaca = 1,3664 m2 =
2,7328 m2
1 ventilasi tipe 1 (V1) = 0,468 m2
Total = 3,908 m2
Luas lantai 2 = 73,8 m2
1/6 luasnya adalah = 12,3 m2
Sehingga untuk fungsi pencahayaan pada lantai 2 masih kurang yaitu 3,908 m2 atau
sekitar 1/20 dari luas lantai
67
Bentuk atap yang cocok untuk rumah yang berada pada daerah dengan iklim tropis basah, yang
hanya memiliki dua musim yaitu hujan dan panas, yaitu desain atap yang curam dengan kemiringan atap
yang cukup tinggi agar lebih cepat mengalirkan air hujan hingga meresap ke permukaan tanah. Pada
objek kasus, bangunan sudah bekerja dengan iklim, dimana penggunaan bentuk atap sudah sesuai dengan
iklim tropis basah. Bentuk atap pada objek kasus berbentuk limasan dengan kemiringan yang cukup
tinggi, dapat dengan cepat mengalirkan air hujan hingga meresap ke permukaan tanah. Jenis genteng yang
digunakan pun merupakan genteng pejaten yang tahan terhadap cuaca.
68
69