Anda di halaman 1dari 25

STUDI KASUS PASIEN

LIMFADENOPATI PADA REMAJA DENGAN GIZI KURANG DENGAN


PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI KECAMATAN
KELAPA GADING PERIODE
12 OKTOBER 13 NOVEMBER 2015

Disusun Oleh:

Eka Septia Puspitasari

1102010086

Pembimbing :
Dr. CitraDewiM.Kes

KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA


BAGIAN KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
OKTOBER 2015
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan studi kasus Limfadenopati Pada Remaja Dengan Gizi Kurang Dalam
Pendekatan Kedokteran Keluarga di Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Periode 12
Oktober 2015- 13 Novermber 2015, ini telah disetujui oleh pembimbing untuk
dipresentasikan dalam rangka memenuhi salah satu tugas Kedokteran Keluarga pada
Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

Jakarta, Oktober 2015


Pembimbing

dr. Citra Dewi, M.Kes

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb
Puji dan syukur Saya panjatkan Kehadirat Allah SWT atas Karunia dan Hidayah-Nya
sehingga tugas Studi Kasus Pasien dengan menggunakan penerapan pendekatan Ilmu
Kedokteran Keluarga dengan judul Limfadenopati Pada Remaja Kurus Dalam
Pendekatan Kedokteran Keluarga di Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Periode 12
Oktober 2015- 13 Novermber 2015 dapat diselesaikan.
Tujuan pembuatan Studi Kasus Pasien dengan penerapan pendekatan Kedokteran
Keluarga ini sebagai salah satu tugas dalam menjalani Kepaniteraan Ilmu Kedokteran
Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI untuk periode 12 Oktober 2015- 13
Novermber 2015. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. dr. Citra Dewi, M.Kes sebagai pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan data
kepada penulis untuk kelancaran proses penulisan laporan ini.
2. DR. dr. Artha Budi Susila Duarsa, M.Kes selaku Dekan sekaligus pengajar Kepaniteraan
Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
3. Prof. Dr. Hj. Qomariyah RS, MS, PKK, AIFM selaku guru besar Kepaniteraan Ilmu
Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
4. dr. Yusnita, MKes,selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
5. Dr. Erlina Wijayanti, MPH selaku Sekretaris Kepaniteraan Kedokteran Keluarga dan staf
pengajar Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi.
6. dr. Dini Widianti, M.KK selaku staf pengajar Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kedokteran Universitas Yarsi
7. Dr. Dian Mardhiyah, M.KK selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
8. Dr. H. Sumedi Sudarsono, MPH, Dr. Fathul Jannah, M. Si, dan Rifqatussa`adah, SKM,
M.Kes, selaku staf pengajar Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas
Yarsi.
9. Drg. Dini selaku kepala Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading serta dr. Yudi
sebagai koordinator kepaniteraan di Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading,
Jakarta Utara. Semoga Allah SWT memberikan rahmat dan hidayah-Nya.

10. Staff Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading, yang telah membantu tim penulis
selama berada di Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading
11. Teman- teman sejawat yang ikut serta dalam kepaniteraan ilmu kesehatan
masyarakat periode 12 Okteber- 13 November 2015.
Dalam pembuatan laporan ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan.
Wassalamualaikum Wr.Wb.

Jakarta, Oktober 2015

Penulis

BERKAS PASIEN
A. Identitas Pasien
Nama

: An. R

Jenis kelamin

: Perempuan

Umur

: 15 tahun

Status

: Belum Menikah

BB/TB

: 35 kg/ 152 cm

Alamat

: Jl. Rawa Indah RT 05 RW 03 Pegangsaan 2

Pekerjaan

: Pelajar

Pendidikan

:Sekolah Menengah Atas (Pesantren)

Agama

: Islam

Suku

: Sunda

Tempat berobat : Puskesmas Kec. Kelapa Gading


Tanggal berobat : 20 Oktober 2015
B. Anamnesa
Dilakukan secara Autoanamnesa pada tanggal

20 Oktober 2015

pukul 09.00 WIB di

puskesmas Kecamatan Kelapa Gading


1. Keluhan Utama :
Benjolan di leher sebelah kiri bagian depan sejak 4 hari yang lalu saat pasien sedang
di Pesantren
2. Keluhan Tambahan :
Keringat pada malam hari
3. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading atas kemauaan
sendiri, diantar ayahnya dengan keluhan adanya benjolan pada leher sebelah kiri
bagian depan yang baru disadari sejak 4 hari yang lalu saat pasien sedang mengenyam
pendidikan di pesantren , tidak nyeri, serta mengeluh keringat berlebih pada malam
hari terutama saat tidur sampai baju yang dikenakan basah. Keluhan demam, batuk,
sesak napas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, gigi berlubang, disangkal
pasien. Pasien belum berobat dan baru pertama kali mengalami hal ini. Pasien
khawatir benjolannya semakin lama akan semakin membesar. Pasien ingin
benjolannya segera kempis.
4. Riwayat Penyakit Dahulu :
a. Adanya riwayat penyakit serupa disangkal
b. Riwayat kejang demam disangkal

c. Riwayat penyakit asma disangkal ibu pasien


d. Riwayat alergi obat disangkal ibu pasien
5. Riwayat Penyakit Keluarga :
a. Riwayat penyakitserupa dalam keluarga disangkal.
b. Riwayat pemakaian obat paru pada keluarga disangkal pasien.
c. Riwayat stroke pada keluarga pasien disangkal.
d. Riwayat penyakit gula dalam keluarga disangkal ayah pasien
6. Riwayat Sosial Ekonomi :
Pasien merupakan anak ke-empat dari empat bersodara, dari pasangan Tn.J
dan Ny.A. Selain tinggal dengan kedua orangtuanya, Pasien tinggal bersama ketiga
kakaknya, istri dari kakak pertama dan anak dari kakak pertama. Ayah pasien, Tn J (60
tahun) kira-kira sudah 2 tahun tidak bekerja karena sakit jantung dan pernah dirawat
di rumah sakit, sedangkan ibu pasien, Ny. A (54 tahun) bekerja sebagai buruh cuci
yang berpenghasilan Rp. 600.000,00 800.000,00 per bulan. Kakak pasien yang
pertama, Tn A (35 tahun) sudah menikah dengan Ny.E (31 tahun) memiliki anak
perempuan berumur 3 tahun. Tn A bekerja sebagai buruh yang berpenghasilan Rp.
1.750.000,00. Saat ini pasien berumur 15 tahun sedang mengenyam pendidikan di
Pesantren setingkat Sekolah Menengah Atas (SMP). Gaji Ny.A dan Tn.A cukup untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pasien tinggal di kawasan padat penduduk.
7. Riwayat Kebiasaan :
Pasien tinggal di Pesantren, dan hanya setiap libur pulang ke rumah. Pasien
bangun jam 4 pagi kemudian mengaji dan diteruskan dengan sekolah. Pasien
beraktivitas dari jam empat sampai jam sebelas malam. Dalam satu kamar yang
berukuran 5x4 meter terdapat 5 anak yang tidur bersama. Pasien mengaku ada
temannya yang sedang batuk lama.
8.

Riwayat Obstetri
Ibu pasien mengatakan pasien merupakan anak keempat, lahir normal cukup

bulan di puskesmas Kecamamatan Kelapa Gading dengan berat badan lahir 2800 gram
dan panjang badan 40 cm. Selama kehamilan ibu mengaku tidak memiliki keluhan
apapun, dan selalu kontrol rutin ke puskesmas hampir setiap bulan dan selalu

mengkonsumsi makanan yang bergizi. Ibu pasien mengatakan anaknya diberi ASI sejak
lahir sampai berumur 2 tahun, selain asi ibu os juga memberikan makanan selingan
berupa buah, biasanya pisang atau jeruk manis dari usia 3 bulan Riwayat Imunisasi
Ibu pasien mengatakan imunisasi dasar pasien lengkap dan sesuai jadwal di Puskesmas
Kecamatan Kelapa Gading dan mengikuti program BIAS di Pesatren
9. Riwayat Perkembangan
0-2 bulan

Motorik kasar
Motorik halus
Palmar
Gasp Melirik objek sekitar

Bicara
Hanya bersuara

Refleks

Tidak
dalam

3-5 bulan

13-18

mengangkat

objek dengan mata

dalam

Duduk,
melangkah

objek

Berlari

menggenggam
Menggenggam kuat

Berlari

atau
Bereaksi terhadap

mengoceh suara
kata

atau

bermakna
berdiri, Meraih benda, mengikuti Mengoceh 1-2 kata Bereaksi terhadap
dengan

bulan
18-24

kata

bermakna
Meraih benda, mengikuti Hanya bersuara

kepala.
6-12 bulan

mengoceh suara,

Tengkurap,

Tidak

Sosial
Bereaksi terhadap

Membuat garis

mata, bermakna
Mengoceh

Mengikuti

beberapa kata

perintah

Merangkai kalimat

Mengikuti

bulan

perintah

2-3 tahun

Merangkai kalimat Bermain bersama


tanya, bernyanyi

3-5 tahun

suara

Mulai menulis

Merangkai kalimat Memperkenalkan


panjang, bercerita

A. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum

2. Vital Sign

teman

: Tampak sakit ringan

diri

Kesadaran

: Compos Mentis

Tekanan Darah

: 110/70 mmHg

Frekuensi Nadi

: 84 x/ menit

Frekuensi Pernafasan : 24 x/ menit


Suhu

: 37 ,0C

3. Status Generalis
a. Kepala
Bentuk

: Normocephal

Rambut

: Hitam, tidak mudah dicabut

Mata

: Conjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-)

Mulut

: mukosa kering (+), perioral sianosis (-)

b. Leher

: Pembesaran KGB regio colli antrior sinistra

benjolan soliter bulat (+), ukuran 2x2x2 cm, tidak keras, licin,
tidak menempel pada dasar, NT (-)

c. Thorax
Inspeksi

: Kedua hemithorax simetris saat statis dan


dinamis

Palpasi

: Iktus kordis tidak teraba

Auskultasi

: Cor: Bunyi Jantung S1-S2 Reguler,


Murmur (-), Gallop (-)
Pulmo: suara napas vesikuler (+/+), ronkhi (-/-),
wheezing (-/-)

d. Abdomen

Inspeksi

: Datar

Auskultasi

: Bising Usus (+) meningkat

Palpasi

: Turgor baik, hepar lien tidak teraba

e. Ekstremitas
Superior

: Sianosis (-), edema (-), CRT < 2

Inferior

: Sianosis (-), edema (-), CRT < 2

4. Status Gizi
BB

: 35 Kg

TB

: 152 Cm

IMT : 15,14
IMT/U : Kurus

B. Pemeriksaan Penunjang

BERKAS KELUARGA
A. Profil Keluarga
1. Karakteristik Keluarga
a. Identitas Kepala Keluarga
Nama

: Tn. J

Usia

: 60 tahun

Pekerjaan

: Tidak Bekerja

Pendidikan

: SMP

Agama

: Islam

Alamat

: Jl. Rawa Indah RT 05 RW 03 Pegangsaan 2

Identitas Pasangan
Nama

: Ny. A

Usia

: 54 tahun

Pekerjaan

: Buruh Cuci Pakaian

Pendidikan

: SMP

Agama

: Islam

Alamat

: Jl. Rawa Indah RT 05 RW 03 Pegangsaan 2

b. Struktur Komposisi Keluarga


Extended family

Tabel 2. Anggota Keluarga yang Tinggal Serumah


Kedudukan
No

Nama

dalam
Keluarga

Gender Umur Pendidikan

Pekerjaan

Keterangan
tambahan

1
2
3

Tn. J
Ny. A

Ayah
Ibu

L
P
L

60 thn
54 thn

Buruh cuci

SMA

baju
Buruh

Tn.A

Anak

Ny. T

pertama
Istri dari anak P

31 thn

SMA

5
6
7
8

An Y
Tn. Y
Tn. I
Nn. R

pertama
Cucu
Anak Kedua
Anak Ketiga
Anak

3 thn
21
18
15

SMA
SMA
SMP

p
L
L
P

35 thn

SMP
SMP

pabrik

Keempat
B. Genogram
1. Bentuk Keluarga
Bentuk keluarga ini adalah keluarga besar (extended family)
2. Tahapan Siklus Keluarga
Menurut tahap dan siklus tumbuh kembang keluarga dikutip dari
Duvall (1985) dan Friedman (1998), Tahapan siklus keluarga Tn. J
dan Ny.A termasuk kedalam tahap 5 , yaitu tahap keluarga dengan usia
remaja
3. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Biologis
Pada keluarga, baik anggota keluarga inti atau kerabat dekat seperti
nenek, kakek, paman dan bibi tidak ada yang memiliki penyakit
yang sama seperti An.R. Kedua orang tua pasien juga jarang
mengalami sakit yang parah dan menular yang membutuhkan
penanganan serius..Pasien mengaku memiliki teman dalam satu
kamarnya yang sedang batuk selama kurang lebih 2 bulan, namun
teman pasien tersebut belum memeriksakan dirinya ke dokter
sehingga pasien tidak mengetahui apakah temannya itu memiliki
sakit paru atau bukan. Pasien mengenal temannya sejak di kelas
awal masuk pesantren, pasien cukup dekat dengan temannya
tersebut.
b. Fungsi Psikologis

Pasien adalah anak keempat dari dua bersaudara. Saat ini


pasien tinggal hanya dengan ayah, ibu ketiga kakak pasien, istri dari
kakak pertama pasien dan anak dari kakak pertama pasien. Seharihari pasien tinggal di pesantren, hanya saat libur panjang saja pasien
tinggal dirumah. Pasien lebih sering bercerita kepada ayahnya,
karena ayahnya sudah tidak bekerja dan lebih banyak meluangkan
waktu dirumah sedangkan ibu pasien bekerja sebagai buruh cuci
dari pagi sampai sore hari.
c. Fungsi Ekonomi
Penghasilan sehari-hari keluarga pasien hanya mecukupi
untuk kebutuhan sehari-hari keluarga, dengan gaji dari ibu pasien
yang bekerja sebagai buruh cuci berkisar Rp. 600.000,00800.000,00 per bulan digabungkan dengan gaji kakak pertama
pasien sebagai buruh pabrik yaitu sebesar Rp. 1.750.000,00 per
bulan. Uang tersebut sehari-hari dipakai untuk makan dan
membayar listrik, air, kontrakan dan kebutuhan susu balita.
Keluarga pasien sebenarnya mempunyai BPJS premi kelas 1, tetapi
karena ayah pasien sudah tidak bekerja lagi dikarenakan sakit
jantung selama 2 tahun terakhir, pembayaran BPJS berhenti.
Keluarga pasien belum membuat BPJS yang baru.
d. Fungsi Sosial
Lingkungan tempat keluarga tinggal termasuk lingkungan padat
penduduk, rumah pasien sendiri memasuki gang yang sedang dan
hanya muat dilewati oleh satu mobil dan dua kendaraan beroda dua,
dan sangat berdempetan dengan rumah yang lain. Keluarga pasien
dikenal sebagai keluarga yang baik dan sopan terhadap tetangga.
Pasien sendiri karena lama tinggal di pesantren dan hanya pulang ke
rumah saat liburan saja, jarang bermain bersama anak anak disekitar
rumahnya. Pasien lebih banyak mengenal teman yang ada di
pesantren dari pada di rumah.
e. Edukasi
Pasien masih mengenyam pendidikan SMP di pesantren. Selama
sekolah nilai akademik pasien rata-rata sama seperti teman teman

lainnya dan bisa mengikuti apa yang diajarkan oleh guru.


Pendidikan terakhir ayah pasien SMK sedangakan ibu pasien, SMP.
Ketiga kakak pasien memiliki pendidikan terakhir SMA. Ibu pasien
sangat berharap pasien menyelesaikan sekolahnya hingga jenjang
perguruan tinggi agar kelak memiliki masa depan yang lebih baik
dari ke dua orang tuanya.
f. Kultur
Warga Di kampung asal keluarga pasien memiliki anggapan bahwa
penyakit seperti yang di derita pasien adalah penyakit yang
menghawatirkan,takut benjolan tersebut adalah suatu tanda bahaya
dan dapat menjadi besar seperti tumor.
Family Map

Gambar 2. Family Map Keluarga pasien

Keterangan
Laki-laki :
Perempuan :
Pasien
:
Menikah :
Keturunan :
Tinggal serumah

Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup

a. Lingkungan Tempat Tinggal


Tabel 3. Lingkungan Tempat Tinggal
Status Kepemilikan Rumah: Kontrak
Daerah Perumahan: Padat Kotor
Karakteristik Rumah dan Lingkungan Kesimpulan
Luas rumah: 3 x 9m2
Nn.R tinggal bersama ibu, ayah serta kakaknya di
Jumlah penghuni dalam satu
rumah daerah pemukiman yang padat dan kotor. Nn,
rumah: 6 orang
R tidur bersama dengan kakak terakhirnya
Luas halaman rumah: tidak ada,

Rumah terdiri dari dua kamar tidur, satu kamar


langsung jalan gang rumah.
mandi, ruang tamu, dapur .
Tidak bertingkat
Lantai rumah dari: Sebagian Rumah tersebut belum memenuhi kriteria rumah
sudah keramik sebagian lagi sehat karena kurang tersedianya ventilasi di dalam
tanah.
Dinding rumah dari: Tembok
Jamban keluarga: Ada
Tempat bermain: Tidak ada
Penerangan listrik: 200 watt
Ketersediaan air bersih: Ada
Tempat pembuangan sampah :

rumah. Rumah tersebut memiliki dua jendela dan

Ada

berdempetan menyebabkan kesan ventilasi kurang.

lubang udara ditutup dengan plastik karena khawatir


banyak nyamuk dan hanya mengandalkan aliran
udara dari pintu yang terkadang tertutup dan satu
buah kipas angin. Jarak antar rumah yang sangat
baik dan cenderung pengap.
Selain itu kebersihan didalam rumah kurang baik,
dengan tata letak barang-barang yang padat, namun
masih terdapat ketersediaan air bersih dan jamban
keluarga.

Denah Rumah
3M
Kamar
DAPU
mandi &
R
KAMAR
WC
Rumah

DAPUR
Kam
ar
KAMA

9M

R II

Rumah

RUANG TAMU

Tetangga

Tetangga

Rumah

Rumah

Tetangga

Tetangga
Jalan setapak......

Gambar 5. Denah Rumah Tn. J

Kesan: Berdasarkan lingkungan

tempat tinggal, dan denah rumah

yang dimiliki keluarga pasien menunjukkan pasien tergolong keluarga


yang ekonomi rendah.
2. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga

Perilaku terhadap sakit dan penyakit


Jika ada salah satu anggota keluarga Tn. J yang sakit, maka akan
membeli obat warung terlebih dahulu.
Perilaku terhadap pelayanan kesehatan
Keluarga Tn. J belum memiliki jaminan kesehatan (BPJS)
Perilaku terhadap makanan
Keluarga Tn. J mempunyai kebiasaan makan sebanyak tiga kali
sehari. Makanan yang dimakan oleh keluarga Tn. J dimasak
sendiri oleh ibu pasien atau terkadang membeli makanan di

warung.
Perilaku terhadap lingkungan kesehatan

Apabila tidak membaik, maka keluarga Tn. J akan berobat ke


Puskesmas.
Kesan: Berdasarkan penilaian perilaku kesehatan keluarga terlihat
bahwa keluarga pasien memiliki kepedulian yang rendah tentang
kesehatan keluarganya. Pasien memiliki kesadaran untuk membuat
BPJS pada setiap anggota keluarganya.
3. Sarana Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)

Tabel 4. Pelayanan Kesehatan

Faktor
Cara

Keterangan
Mencapai Mengendarai motor

Kesimpulan
Jika sakit pasien berobat ke

Pusat

Pelayanan

puskesmas Kecamatan senen

Kesehatan
Tarif
Pelayanan Murah
Kesehatan
Kualitas Pelayanan Cukup Memuaskan
Kesehatan

karena biaya yang murah


dan jarak yang tidak terlalu
jauh dari rumah hanya 15
menit naik motor menuju
puskesmas. Pasien merasa
puas

dengan

kesehatan

yang

pelayanan
ada

di

puskesmas

Kesan: Keluarga pasien tidak mengalami kesulitan dalam mencari


pengobatan ke puskesmas karena akses, tarif, dan kualitas dari
puskesmas yang memadai.

4. Pola Konsumsi Makanan Keluarga


a. Kebiasaan Makan

Pola makan keluarga ini tiga kali sehari terdiri dari sarapan
pagi, makan siang, dan makan malam. Sarapan pagi kadangkadang dilewatkan karena keterbatasan uang untuk membeli
makanan sehari-hari. Keluarga ini jarang makan bersama
terutama makan siang. Lauk yang dihidangkan seperti telur,
tahu tempe, serta sayuran. Buah dan susu jarang dikonsumsi
keluarga ini.
b. Menerapkan Pola Gizi Seimbang
Ibu

pasien

mengakui

bahwa

keluarganya

kurang

memperhatikan pola gizi seimbang dari menu yang mereka


konsumsi karena kurang beranekaragamnya menu makanan
mereka sehari-hari.

Tabel 5. FOOD RECALL

Hari

Waktu
Pagi

Menu
1 gelas susu, 1/4 porsi bubur ayam.

Siang

1/4 porsi nasi, 1/2 potong ikan, 1/4 Protein : 39,6 gr

Sabtu

mangkuk sayur, 1 bakwan, 3 gelas air Lemak : 34,7 gr

18 Oktober

putih.

2015
Malam

Kalori total

1 potong tempe,1 potong tahu, 1 porsi =1083,88+158,4+312,3


nasi goreng

= 1554,58 kkal

Pagi

porsi bubur Ayam, 1 gelas air putih

Karbohidrat :275,37 gr

Siang

Nasi putih 1/4 porsi, Pecel Ayam 1/2 potong, Protein :39,28 gr

Minggu

1 gelas air putih, 1/2 porsi sayur

19 Oktober
2015

Jumlah Kalori
Karbohidrat : 270,97 g

Lemak :35,44 gr
Total :705,09kkal

Malam

Nasi putih 1/2 porsi, telur mata sapi, 1

Kalori total

gelas air putih

= 1101,48+157,12+318,96
= 1577,56 kkal

Minggu

Pagi

1/4 piring nasi putih + 1 buah telur

Karbohidrat 276,9 g

20 Oktober

Siang

1 piring mie instan

Protein 38.4 g

2015

Malam

1/4 piring nasi putih + 1/2 potong ayam +

Lemak 35,5 g

1/2 porsi sayur

Kalori total
=1107,6+153,6+319,5

=1580,7kkal

BB Ideal= (TB 100) - 10%


=(152 -100) - 10 %
= 52 5,2
= 46,8 Kg
KKB = 66,5 + ( 13 x BB ) + ( 5 x TB ) + ( 6,8 x Umur )
= 655 + (9,6 x 46,8) + (1,7 x 152 ) + (1,7 x 15 )
= 1388,18 kalori
KKT :

Kerja sedang (20%) : 1388,18 + 277,636 = 1665,816 Kalori

Rata-rata konsumsi kalori pasien perhari : 1570,94 Kalori/ hari


Kekurangan kalori pasien : 1665,816 1570,94 = 94,876 kalori
Pasien disarankan agar mengkonsumsi makanan tambahan agar sesuai dengan
kebutuhan kalori perharinya.

5. Pola Dukungan Keluarga


a. Faktor Pendukung Terselesaikannya Masalah Dalam
-

Keluarga
Orangtua pasien peduli terhadap kesehatan pasien.
Keluarga pasien tidak mengalami kesulitan dalam mencari
pengobatan ke puskesmas karena akses, tarif, dan kualitas dari

puskesmas yang memadai


b. Faktor Penghambat Terselesaikannya Masalah Dalam
-

Keluarga
Keadaan ekonomi keluarga pasien yang kurang mencukupi
Keluarga pasien belum menerapkan makan-makanan yang

bergizi pada kehidupan sehari-hari


C. Identifikasi Permasalahan yang Didapat Dalam Keluarga
1. Keluarga pasien memperoleh nafkah untuk kebutuhan keluarganya
sehari hari dari penghasilan kakak yang pertama sebesar Rp.
1.750.000,00 dan dari penghasilan ibu pasien sebesar Rp.600.000,00800.000,00. Penghasilan hanya cukup untuk membayar biaya kontrakan

dan sekolah An. R, untuk menerapkan pola makan sehat, keluarga


belum bisa karena penghasilan yang pas-pasan
2. Awalnya keluarga punya BPJS kelas 1 saat ayah An.R masih bekerja,
kemudian keluar dari pekerjaannya karena sakit jantung. Karena
penghasilan keluarga yang hanya cukup untuk membayar kontrakan
dan sekolah An.R, pembayaran BPJS tidak diteruskan dan sudah tidak
bisa dipakai lagi. Sampai saat ini keluarga belum mengurus BPJS yang
non premi.
3. An. R yang sehari-harinya ada di pesantren pola makan tergantung
kepada pesantren yang ditempati. An. R mengaku menu yang
dikeluarkan pesantren awalnya menu yang dia tidak suka, tetapi karena
sudah 2 tahun di pesantren tersebut An. R menjadi terbiasa

D. Diagnosis Holistik
1. Aspek Personal
Pasien datang kepuskesmas atas kemauan sendiri dan diantar oleh
ayahnya. Harapan pasien adalah benjolan yang ada pada leher bisa
menghilang dan tidak muncul lagi. Yang menjadi kekhawatiran pasien
adalah benjolannya bertambah besar dan pasien akan menjadi sakit
parah karena menurut pasien benjolan tersebut seperti tumor.
2. Aspek Klinik
Diagnosis Kerja:
Limfadenopati regio colli dengan gizi kurang
Diagnosis Banding:
Tb kelenjar
3. Aspek Risiko Internal
Pola makan: pola makan pasien kurang memenuhi pola gizi seimbang
Spiritual: keluarga pasien beragama islam. Selain berusaha dengan
berobat ke puskesmas mereka juga selalu berdoa untuk kesembuhan
pasien
4. Aspek Psikososial Keluarga
Karena pasien tinggal di pesantren, kebersihan dan kesehatan pasien
kurang diperhatikan dan pasien juga baru menyadari adanya benjolan
pada leher saat dirumah.
5. Aspek Fungsional
Secara aspek fungsional, Aktivitas menjalankan fungsi sosial memiliki
nilai skala 1, mampu melakukan aktivitas seperti pada saat sebelum
sakit

E. Rencana Penatalaksanaan
Aspek
Aspek Personal

Kegiatan
Memberi penjelasan
tentang kondisi pasien
bahwa kondisi pasien
bahwa pasien mengalami
limpadenopati dengan gizi
kurang , limpadenopati
pasien dapat sembuh
dengan penanganan yang
baik dan menghibau orang
tua untuk tetap tenang
Memberi infomasi tentang
efek kurang gizi pada
pasien yaitu dapat
mengganggu pertumbuhan
dan perkembangan diri
pasien

Aspek Klinik

Menjelaskan tentang
Penatalaksanaan :
Limfadenopati
regio colli
anterior sinistra
Amoxicilin 500mg, 3x1/2
Vitamin B comp 2x1
menjelaskan jika sampai
obat habis belum juga
berkurang benjolan

Sasaran
Waktu
Orang tua Pada
pasien

saat

kunjungan

Hasil Yang diharapkan


Orang tua pasien
mengerti kondisi

ke

rumah pasien

Biaya
-

pasien
Orang tua pasien
dapat tenang dan
tidak terlalu
khawatir terhadap
kondisi pasien

Orang
pasien

tua Pada

saat Limpadenopati regio

kunjungan
rumah

ke

pasien

&
kunjungan
puskesmas

colli anterior sinistra:

ukuran benjolan

saat
ke

Mengurangi

di leher
Meyangkal
diagnosis banding
(TB kelenjar)

Rp 2000
untuk biaya
pendaftaran

Keterangan
-

tersebut atau masih ada

dengan

keluhan segera ke

melakukan

puskesmas
Gizi Kurang
Memberikan edukasi

pemeriksaan

mengenai 10 pedomangizi

seimbang
Memberikan contoh menu

dahak
Gizi kurang :

Pasien
mengalami

pola makan yang sesuai

perbaikan dalam

untuk pasien (terlampir)


Memberikan contoh jenis

status gizinya.
keluarga pasien

makanan dan jumlah

mengerti

makanan yang dapat

makanan yang

dikonsumsi pasien dengan

bagaimana yang

kebutuhan kalori yang

harus diberikan

sesuai.

pasien
keluarga pasien

dapat mengubah
pola makan
pasien

Pasien dapat

Aspek

Risiko

Internal

Memberikan edukasi

Orang

kepada orang tua untuk

Pasien

merubah pola makan


sesuai yang dianjurkan

Tua Saat
kunjungan

memperoleh
makanan yang

ke

memiliki gizi
rumah pasien

seimbang dan
sesuai dengan

puskesmas

jumlah kalori
yang dibutuhkan
sehingga dapat
sembuh dari
penyakitnya dan
tidak menderita
penyakit yang
Aspek Psikososial
dalam Keluarga

Orang
Menganjurkan agar
melakukan penimbangan
Pasien
rutin agar mengetahui
perkembangan berat badan
pasien, sehingga tidak
hanya saat sakit saja
pasien dibawa ke fasilitas
kesahatan, tetapi dapat
mengetahui perkembangan
dan pertumbuhan yang
pasien dengan baik.

tua Saat

Kunjungan
kerumah
pasien

sama kembali.
Perkembangan
dan pertumbuhan
pasien dapat
normal setelah
dilakukan
penimbangan dan
pengukuran
tinggi badan
secara berkala
serta orang tua
lebih
memperhatikan
kesehatan

anaknya.
Aspek Fungsional

Menyarankan pada
orangtua pasien, untuk
mempertahankan pola
makan pasien, karena
menu makanan pasien
sudah sesuai usia nya
namun jumlahnya masih
kurang tidak sesuai
dengan kebutuhan kalori
pasien.

Orang
Pasien

Tua Saat
Kunjungan
Kerumah

Orang tua pasien


dapat
memberikan
jumlah makanan
sesuai dengan
kebutuhan kalori
pasien

F. Prognosis
1. Ad vitam
2. Ad sanasionam
3. Ad fungsionam

: ad bonam
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam

Anda mungkin juga menyukai