Gambar 1 Profil WPS Pusat Pertumbuhan Sedang Berkembang Ketapang Pontianak Singkawang Sambas
Gambar 2 Profil Program Infrastruktur Tahun 2017 WPS Pusat Pertumbuhan Sedang Berkembang:
Ketapang Pontianak Singkawang Sambas
Kecamatan
Kota Pontianak
Kabupaten Kubu Raya
1
Sungai Kakap
2
Sungai Raya
Sungai Ambawang
4
Kuala Mandor
5
Rasaujaya
Kabupaten Pontianak
1
Siantan
Jumlah
2008
44
2012
53
Tahun
2017
72
2022
98
2027
133
53.144,66
105.121,9
6
136.586,2
8
44.049,32
24.060,00
1
2
2
3
2
4
3
5
4
7
52.544,78
415.407,0
0
Luas (Ha)
10.649,32
Skala Pelayanan
II
Satu Kecamatan
III
Beberapa Desa
Tabel 3 Arahan Fungsi Kota Kota di Metropolitan Pontianak sampai Tahun 2027
No
Hierarki
Kota/Kawasan Perkotaan
Kota Inti
II
Kota Satelit I
Kota Satelit I
Sungai Kakap
Kota Satelit I
Kuala Mandor
Fungsi Pengembangan
Perdaganan dan jasa
Transportasi regional
Pemerintahan
Pendidikan tinggi
Industri
Permukiman
Pertanian/ agribisnis
Industri pengolah hasil pertanian
Permukiman
Pertanian/ agribisnis
Industri pengolah hasil pertanian
Permukiman
Pertanian/ agribisnis
Industri pengolah hasil pertanian
No
III
Hierarki
Kota/Kawasan Perkotaan
Kota Satelit II
Kota Satelit II
Jeruju Besar
Kota Satelit II
Rasau Jaya
Kota Satelit II
Kuala Dua
Fungsi Pengembangan
Permukiman
Pertanian/agribisnis
Industri pengolah hasil
Permukiman
Pertanian/agribisnis
Industri pengolah hasil
Permukiman
Pertanian/agribisnis
Industri pengolah hasil
Permukiman
Pertanian/agribisnis
Industri pengolah hasil
pertanian
pertanian
pertanian
pertanian
Bagian Utara : Desa Wajok Hulu Kecamatan Siantan Kabupaten Pontianak dan Desa
Mega Timur dan Desa Jawa Tengah Kecamatan Sungai Ambawang KabupatenKubu
Raya
2.1.2 Topografi
Kota Pontianak terletak di Delta Sungai Kapuas dengan konturtopografis yang relatif
datar dengan ketinggian permukaantanah berkisar antara 0.1 s/d 1.5 meter di atas
permukaan laut.Hampir seluruh wilayah Kota Pontianak dan sekitarnya dalamradius 15
km dari muara sungai Landak terletak pada dataranrendah yang secara rata-rata
ketinggian tanahnya adalah 1-2meter di atas permukaan laut dan kelandaian kurang
dari 2%.
Ketinggian air dari permukaan tanah pada saat banjir di wilayahkota rata-rata 50 cm.
Pada pengamatan pasang surut melaluialat ukur (pada koordinat 00055 LU dan
1090220 BT)diperoleh titik pasang tertinggi sebesar 2,42 meter, titik pasangterendah
sebesar 0,07 meter dan muka laut rata-rata maksimal0,89 meter).
Kota Pontianak terbelah menjadi tiga daratan dipisahkan olehSungai Kapuas Besar,
Sungai Kapuas Kecil dan Sungai Landakdengan lebar 400 meter. Kedalaman sungaisungai tersebutberkisar antara 12 sampai dengan 16 meter. Sedangkancabangnya
mempunyai lebar sebesar 250 meter. Sungai iniselain sebagai pembagi wilayah fisik
kota juga berfungsi sebagaipembatas perkembangan wilayah yang
mempunyaikarakteristik berbeda dan menjadi salah satu urat naditransportasi orang
dan barang yang menghubungkan KotaPontianak dengan wilayah pedalaman
2.1.4 Hidrologi
Kota Pontianak terbagi menjadi3 bagian daratan oleh SungaiKapuas Besar, Kapuas Kecil
danSungai Landak. Bagian utarameliputi Kecamatan PontianakUtara, bagian timur
meliputiKecamatan Pontianak Timur danbagian selatan meliputiKecamatan Pontianak
Selatan,Kecamatan Pontianak Kota danKecamatan Pontianak Barat.
Berdasarkan pembagian wilayahtersebut sistem jaringandrainase dibentuk oleh 3
sungaibesar, saluran primer, saluransekunder dan saluran tersier.Pada masing-masing
wilayahbagian terbentuk jaringandrainase regional. Mengingat dalam sistem drainase
regional bagian selatan terdapat saluranprimer yang cukup banyak, maka dibagian
selatan dibagi menjadi 4 sub`sistem jaringan drainaseyaitu subsistem Sungai Belitung,
subsistem Sungai Jawi, subsistem Sungai Tokaya dan subsistemSungai Raya.
Subsistem Sungai Beliung adalah subsistem paling barat yang berbatasan dengan
subsistemsungai Jawi disebelah timurnya. Batas antara subsistem ini dengan subsistem
sungai jawi adalahJl. Hasanuddin, Jl. HRA Rahman dan Jl. Husein Hamzah. Subsistem
sungai jawi ini berbatasandengan subsistem Parit Tokaya disebelah timurnya. Batas
antara subsistem sungai jawi dengansub sistem Parit Tokaya adalah Jl. HA Salim, Jl. GS
Lelanang, Jl. Sultan Abdurahman, Jl. SutanSyahril dan Jl. Prof. M. Yamin. Batas antara
subsistem Parit Tokaya dengan subsistem SungaiRaya adalah pertengahan lahan
Universitas Tanjungpura dan terusannya.
2.1.5 Klimatologi
Ditinjau dari iklim yang ada, Kota Pontianak mempunyai iklim tropis yang terbagi
menjadi 2musim yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Pada kondisi normal,
musim kemarauterjadi pada bulan Mei sampai dengan bulan Juli sedangkan untuk
musim penghujan terjadi padabulan September sampai dengan bulan Desember. Ratarata suhu di Kota Pontianak mencapai26,10-27,4oC dengan kelembaban udara 86-92%
dan lama penyinaran matahari 34-78%.
Adapun besarnya curah hujan berkisar antara 3000-4000 mm per tahun sedangkan
tinggidaratan hanya 0,10-1,5 m diatas permukaan laut, sehingga Kota Pontianak sangat
rentanterhadap genangan air apabila terjadi pasang air laut yang disertai oleh hujan.
2.1.7 Demografi
1. Jumlah dan kepadatan penduduk
Grafik berikut ini memperlihatkan jumlah penduduk kota Pontianak tahun 2010
2014.
610,000
598,097
600,000
586,243
590,000
575,843
580,000
Jumlah Penduduk (jiwa)
565,856
570,000
560,000
554,764
550,000
540,000
530,000
2010
2011
2012
2013
2014
Tahun
Pontianak Utara; 9%
Gambar 5 Kepadatan Penduduk Kota Pontianak tiap Kecamatan tahun 2014 (jiwa/km2)
75.00
74.50
74.64
74.00
74.21
73.50
IPM
73.43
73.00
72.96
72.50
72.41
72.00
71.50
71.00
2009
2010
2011
2012
2013
Tahun
3. Kemiskinan
Tabel dan grafik menunjukkan jumlah dan perkembangan jumlah penduduk miskin
di kota Pontianak dari tahun 2006 2013.
Tabel 4 Jumlah Penduduk Miskin Kota Pontianak tahun 2006 2013
Penduduk Miskin
Persentas
Jumlah (000)
e
36,50
7,15
37,70
6,77
52,80
9,29
36,56
6,38
36,60
6,62
34,39
6,15
32,53
5,77
32,80
5,56
Tahun
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
400,000
350,000
341,422
310,707
300,000
250,000
Rp/Kap/Bulan
253,357
242,772
218,802
193,984
150,000
169,342
158,130
100,000
200,000
50,000
0
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Tahun
2.1.8 Perekonomian
Grafik berikut ini menunjukkan perkembangan PDRB kota Pontianak tahun 2009 2013
berdasarkan atas dasar harga konstan 2000.
9,000,000.00
8,000,000.00
7,885,723.22
7,436,433.57
7,010,567.03
6,621,193.75
6,000,000.00
6,282,408.54
5,000,000.00
7,000,000.00
4,000,000.00
3,000,000.00
2,000,000.00
1,000,000.00
0.00
2009
2010
2011
2012*
2013**
Tahun
Gambar 8 PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Kota Pontianak (Juta Rupiah)
Tahun 2019 2013
Tabel 5 PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Kota Pontianak (Juta Rupiah)
Tahun 2009 2013
N
o
Lapangan Usaha
2009
2010
2011
2012*
2013**
Pertanian
84.131,69
87.763,84
91.860,58
96.204,73
100.062,54
Pertambangan dan
Penggalian
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
Industri Pengolahan
529.553,34
541.932,89
555.503,61
570.582,82
591.928,32
37.023,45
38.608,08
40.290,56
42.104,35
43.942,63
Bangunan
1.098.390,68
1.156.301,
39
1.223.454,
60
1.302.503,
70
1.380.028,
28
1.449.357,05
1.539.794,
29
1.651.209,
99
1.761.149,
97
1.857.719,
08
Pengangkutan &
Komunikasi
1.155.153,73
1.260.410,
28
1.374.288,
36
1.500.555,
65
1.631.327,
96
Keuangan, Persewaan
& Jasa Perusahaan
669.030,48
706.128,51
745.925,32
790.896,20
835.822,56
Jasa-Jasa
1.259.768,12
1.290.254,
47
1.328.034,
01
1.372.436,
15
1.444.891,
85
*)
Angka Perbaikan
**)
Angka Sementara
2. Sebelah Selatan :
Pontianak
3. SebelahTimur
4. Sebelah Barat
2.2.2 Klimatologi
Iklim di Kabupaten Mempawah lebih dipengaruhi oleh iklim pancaroba sebagaimanai
klim daerah yang berada pada daerah khatulistiwa.
Curah hujan di suatu tempat antara lain dipengaruhi oleh keadaan iklim, keadaan
Topografi dan perputaran / pertemuan arus udara. Oleh karena itu jumlah curah hujan
beragam menurut bulan dan letak stasiun pengamat. Rata-rata curah hujan di
Kabupaten Mempawah pada Tahun 2012 berkisar antara 54,7s/d319,3 milimeter. Ratarata curah hujan bulanan tertinggi terjadi pada bulan Desember mencapai 319,3
milimeter, sedangkan rata-rata curah hujan terendah terjadi pada bulan Juni, yaitu
mencapai 54,7 milimeter.
Pada Tahun 2012, jumlah hari hujan di Kabupaten Mempawah berkisar antara 9s/d28
hari hujan. Jumlah hari hujan tertinggi terjadi pada Bulan November mencapai 28 hari
hujan dan jumlah hari hujan terendah terjadi pada Bulan Juni yang mencapai 9 hari
hujan. Kabupaten Mempawah mempunyai kelembaban udara (lembab nisbi) relative
tinggi dimana pada Tahun 2012 rata-rata berkisar 82 persen sampai 86 persen.
Suhu udara di suatu tempat antara lain ditentukan oleh tinggi rendahnya tempat
tersebut dari permukaan air laut dan jaraknya dari pantai. Berdasarkan data dari stasiun
klimatologi Siantan Tahun 2011, temperatur udara rata-rata berkisar antara 26,4C
sampai dengan 27,7C. Temperatur udara maksimum terjadi pada Bulan Mei yaitu
sebesar 32,3C, sedangkan temperatur udaraminimum terjadi padaBulan September,
yaitu sebesar 23,1C.
Dari 127,69 ribu ha luas Kabupaten Mempawah, areal untuk permukiman hanya
berkisar 7,61 persen. Adapun areal permukiman terluas berada di Kecamatan Sungai
Kunyit diikuti kemudian oleh Kecamatan Segedong dan Kecamatan Sungai Pinyuh.
2.2.4 Demografi
1. Jumlah dan kepadatan penduduk
Grafik berikut menunjukkan jumlah penduduk kabupaten Mempawah tahun 2010
2014.
255,000
250,000
249,521
245,000
Jumlah Penduduk (jiwa)
245,924
240,000
235,000
242,095
238,391
234,021
230,000
225,000
2010
2011
2012
2013
2014
Tahun
Segedong; 7%
Kabupaten/Kota
Angka
Harapan Hidup
Rata-rata Harapan
Lamanya Sekolah
Rata-rata
Lama
Sekolah
IPM
Kab. Sambas
67,74
11,46
5,80
63,28
Kab. Bengkayang
72,89
11,11
5,97
64,40
Kab. Landak
71,97
12,00
7,05
63,59
Kab. Mempawah
70,28
11,75
6,33
62,78
Kab. Sanggau
70,28
10,60
6,37
62,06
Kab. Ketapang
70,51
10,90
6,22
63,27
Kab. Sintang
70,95
10,25
6,63
63,19
71,94
11,80
6,65
62,90
Kab. Sekadau
70,80
11,12
6,54
61,89
10
Kab. Melawi
72,38
10,65
6,00
62,89
11
67,03
10,89
5,19
58,52
12
69,64
12,34
6,41
64,52
13
Kota Pontianak
72,01
13,84
9,62
76,63
14
Kota Singkawang
70,84
12,80
7,26
69,84
3. Kemiskinan
Tabel berikut ini menunjukkan batas miskin, persentase penduduk miskin dan
jumlah penduduk miskin yang ada di Kabupaten Mempawah tahun 2014.
Tabel 7 Jumlah Penduduk Miskin, Persentase Penduduk Miskin dan Jumlah Penduduk Miskin Kabupaten
Mempawah Tahun 2014
No
Kabupaten/Kota
Batas
Miskin
Persentase
Penduduk Miskin
Jumlah Penduduk
Miskin
Kab. Sambas
278.704
9,90
51,15
Kab. Bengkayang
240.704
8,01
18,41
Kab. Landak
252.336
14,18
49,47
Kab. Mempawah
240.081
6,30
15,55
Kab. Sanggau
222.877
4,71
20,41
Kab. Ketapang
310.504
12,85
58,83
Kab. Sintang
358.693
10,09
38,97
304.138
11,11
26,35
Kab. Sekadau
229.464
6,93
13,21
10
Kab. Melawi
371.723
13,70
26,02
11
207.989
10,87
11,08
12
269.835
6,04
32,11
13
Kota Pontianak
341.422
5,56
32,79
14
Kota Singkawang
320.211
6,50
12,97
2.2.5 Perekonomian
Grafik berikut ini menunjukkan perkembangan PDRB Kabupaten Mempawah dari tahun
2010 2014 berdasarkan atas dasar harga konstan 2010.
4,200,000.00
4,000,000.00
3,965,684.10
3,800,000.00
3,741,355.30
3,600,000.00
Nilai (juta rupiah)
3,548,333.60
3,400,000.00
3,410,002.10
3,310,824.10
3,200,000.00
3,000,000.00
2,800,000.00
2010
2011
2012
2013*) 2014**)
Tahun
*) Angka sementara
**) Angka sangat sementara
Gambar 13 Perkembangan PDRB Atas Harga Konstan 2010 Kabupaten Mempawah tahun 2010 2014
2.3.2 Klimatologi
Curah hujan dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya adalah iklim, keadaan
geografi dan perputaran/pertemuan arus udara. Pada tahun 2014, rata rata curah
hujan di Kubu Raya adalah 229,6. Curah hujan terendah tercatat pada bulan Januari
yaitu 94 mm dan tertinggi tercatat pada bulan November sebesar 430 mm. Sedangkan
rata rata hari hujan pada tahun 2014 adalah 18 hari. Jumlah hari hujan terbanyak
terjadi pada bulan November yaitu 25 hari sedangkan terendah terjadi pada bulan Juli
tercatat sebesar 9 hari.
Adapun keadaan angin di wilayah Kabupaten Kubu Raya pada tahun 2014 tercatat
kecepatan angin sebesar 5 knot dan kecepatan maksimum terjadi pada bulan oktober
yakni sebesar 30 knot.
2.3.4 Demografi
1. Jumlah dan kepadatan penduduk
Grafik berikut ini menunjukkan perkembangan jumlah penduduk Kabupaten Kubu
Raya tahun 2010 2014.
550000
540000
538815
530000
529320
520000
Jumlah Penduduk (jiwa) 510000
522174
511235
500000
500970
490000
480000
2010
2011
2012
2013
2014
Tahun
Gambar 14 Perkembangan Jumlah Penduduk Kabupaten Kubu Raya tahun 2010 2014
Gambar 15 Kepadatan Penduduk Kabupaten Kubu Raya Berdasarkan Kecamatan tahun 2014 (jiwa/km2)
Kabupaten/Kota
Angka
Harapan Hidup
Rata-rata Harapan
Lamanya Sekolah
Rata-rata
Lama
Sekolah
IPM
Kab. Sambas
67,74
11,46
5,80
63,28
Kab. Bengkayang
72,89
11,11
5,97
64,40
Kab. Landak
71,97
12,00
7,05
63,59
Kab. Mempawah
70,28
11,75
6,33
62,78
Kab. Sanggau
70,28
10,60
6,37
62,06
Kab. Ketapang
70,51
10,90
6,22
63,27
Kab. Sintang
70,95
10,25
6,63
63,19
71,94
11,80
6,65
62,90
Kab. Sekadau
70,80
11,12
6,54
61,89
10
Kab. Melawi
72,38
10,65
6,00
62,89
11
67,03
10,89
5,19
58,52
12
69,64
12,34
6,41
64,52
13
Kota Pontianak
72,01
13,84
9,62
76,63
14
Kota Singkawang
70,84
12,80
7,26
69,84
3. Kemiskinan
Grafik berikut ini menunjukkan jumlah penduduk miskin Kabupaten Kubu Raya
tahun 2011 2013.
33
32.8
32.8
32.6
32.4
Jumlah Penduduk Miskin (jiwa (000)
32.2
32
32.1
31.831.9
31.6
31.4
2011
2012
2013
Tahun
Gambar 16 Jumlah Penduduk Miskin Kabupaten Kubu Raya tahun 2011 2013.
2.3.5 Perekonomian
Grafik berikut menunjukkan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 Kabupaten Kubu
Raya tahun 2010 2014.
16,000,000.0
14,000,000.0
13,669,891.0
12,842,744.8
12,040,888.8
11,294,015.8
10,000,000.0
10,600,277.1
8,000,000.0
12,000,000.0
6,000,000.0
4,000,000.0
2,000,000.0
2010
2011
2012
2013*
2014**
Tahun
Gambar 17 PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 Kabupaten Kubu Raya tahun 2010 2014
Tabel 9 Analisa Kebutuhan Ketersediaan Volume dan Luas Lahan Unuk Waduk Penepat
Tidak diperlukan rekayasa yang rumit karena prinsip dasar dari alternative ini
adalah membuat intake dari Sungai Landak di daerah Biong dan disalurkan
dengan pipa menuju waduk penepat.
3. Jalur pipa antara waduk penepat dan PDAM Imam Bonjol tetap dapat
dimanfaatkan.
4. Daerah Biong jarang sekali terinterusi apabila terjadi hanya sebesar <10
mg/liter.
4) Sungai Ambawang
Pengembangan Ambawang sendiri telah lama dilakukan study, yaitu pembangunan
bendung karet dan shortcut channel Sungai Landak yang dibawa menuju Sungai
Ambawang untuk tujuan supply debit dan pengenceran residu pada Sungai
Ambawang.
Potensi debit sungai ambawang adalah cukup besar yaitu : 4000 liter/detik mampu
memenuhi kebutuhan Metropolitan Pontianak hingga tahun 2030, namun memiliki
kelemahan yaitu :
1. Sungai Ambawang memiliki kedalaman 10 meter, sedangkan bendung karet
dari pabrik hanya setinggi 5 meter sehingga perlu dilakukan rekayasa teknis
untuk pembangunannya.
2. Sungai Ambawang merupakan jalur transportasi sungai yang cukup ramai.
Apabila dibangun Bendung Karet akan terjadi pemutusan jalur transportasi.
3. Memutuhkan suplesi air dari landak untuk kebutuhan pengenceran residu dan
sedimen Sungai Ambawang sejauh 9 km.
5) Sungai Kapuas Kecil Wilayah Durian Kubu Raya
Di wilayah Durian Kabupaten Kubu Raya terdapat pengambilan air baku, dimana di
sunga ini beroperasi instalasi air yaitu :
Instalasi Arang Limbung kapasitas total
terpasang 130 l/det terdiri dari 1 paket
beton kapasitas 80 liter per detik, 1
paket baja 30 liter per detik dan 1
paket baja 20 liter per detik.
Instalasi penglahan air di Kuala dua
kapasitas terpasang 10 liter per detik
IPA
5000
4000
3000
Kebutuhan Air (l/detik)
3367
3684
3926
2751
2000
1000
0
2015
2020
2025
2030
Tahun
Sedangkan potensi ketersediaan sumber sumber air baku di sekitar Kota metropolitan
adalah sebesar :
Gambar 19 Gambar Peta Daerah Tangkapan Air Rencana Intake Pengambilan Penyediaan Air Baku
Berdasarkan besar tingkat kebutuhan air bersih dan besar ketersediaan air baku maka
berikut perbandingan ketersediaan dan kebutuhan air di Kota Metropolitan hingga tahun
2030:
Tabel 11 Neraca Air Wilayah Kota Metropolitan Pontianak
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa potensi air di Kalimantan Barat
terutama daerah Metropolitan Pontianak cukup besar, Terjadi surplus air apabila
dibandingkan antara debit andalan dan kebutuhan air minum. Namun yang perlu
diperhatikan adalah masalah kualitas air dan interusi air laut.
Meliputi tiga jalur, 2 jalur dari pemompaan intake dan tambahan jalur dari
intake Penepat sebagai cadangan. Masing-masing dicabangkan dengan
diengkapi meter induk air baku kesetiap IPA.
Tahun
Pemasangan
Pipa
Intake I (Imam Bonjol)
450
DCIP
1982
Intake I (Imam Bonjol)
450
DCIP
1982
Intake I (imam (Bonjol)
300
GRP
1992
Intake III (Imam Bonjol)
600
PVC
1995
Intake Penepat
600
DCIP
1982
Sumber : PDAM Kota Pontianak (diolah)
Lokasi
Diamater
Pipa (mm)
Bahan
Unit
Instalasi Produksi
IPA.1 Imam Bonjol
IPA.2 Imam Bonjol
IPA.3 ImamBonjol
IPA.4 Imam Bonjol
IPA. Imam Bonjol
Pada perpipaan air baku sebelum IPA dilengkapi dengan meter induk dan
titik bubuh Koagulan (static mixer). Adapun tanki menara pengaduk cepat
yang untuk ketiga IPA tidak difungsikan karena efek aerasi tinggi dalam
proses yang akhirnya menimbulkan busa berlebihan dan melemahkan
filtrasi.
b.
Secara keseluruhan sistem pengaliran air yang ada pada PDAM Kabupaten
Pontianak mulai dari Intake air baku sampai ke pelanggan dilakukan dengan
sistem pemompaan selama 24 jam.
Pengolahan air dilakukan di 3 (tiga) lokasi dengan total kapasitas terpasang
sebesar 155 liter/detik yaitu :
1) Instalasi Mempawah kapasitas total terpasang 115 l/det.
2) Instalasi Pinyuh kapasitas total terpasang 20 l/det.
3) Instalasi Jungkat kapasitas total terpasang 20 l/det.
4. Kinerja Instalasi
Unit produksi Mempawah merupakan induk system produksi dan distribusi,
karena mempunyai kapasitas Instalasi pengolahan air yang terbesar
dikabupaten Pontianak dan mempunyai sambungan langganan yang paling
banyak.
1) Bangunan Intake :
Sumber air terinstrusi air laut.
Adanya pencemaran limbah penambangan tanpa izin (PETI)
Peralatan M/E terutama pompa air baku mengalami penurunan efisiensi
2) Perpipaan air baku :
Perpipaan air baku ke IPA Tanjung Berkat jenis pipa ACP Diameter 250 mm
mengalami keropos dengan jarak 8000 meter
3) Bangunan Pembubuh Kimia :
Bahan kimia yang digunakan dalam pengolahan air minum pada Instalasi
PDAM Kabupaten Pontianak adalah alum sebagai koagulan, Soda Ash
sebagai penyeimbang pH dan Kaporite sebagai desinfektan.
Tabel 13 Pemakaian bahan kimia utama pada proses pengolahan air Juni tahun 2010
Pemakaian
Tahun 2010
(Kg)
Alum (Tawas)
45.600
Soda Ash
1.800
Kaporit
540
Sumber : PDAM Kabupten Pontianak
No.
Rata-Rata
Perbulan
(Kg)
3.800
150
45
1.
2.
3.
4) Bangunan IPA :
Berdasarkan data operasi PDAM selama tahun 2008 menunjukan kinerja
kapasitas sbb.:
Operasi maksimum terjadi bulan Oktober, 92.880 m3.
Rata-rata penurunan kinerja IPA mencapai 50%
Tabel 14 Kapasitas Operasi Rata-Rata Bulanan Thn. 2009
Lokasi IPA
IPA Mempawah
IPA Pinyuh
IPA Jungkat
Terpasang
Realisasi
115
20
20
45
8
8
c.
2) Instalasi penglahan air di Kuala dua kapasitas terpasang 10 liter per detik
3) Instalasi penglahan air di Sungai Kakap kapasitas terpasang 20 liter per detik
4. Kinerja Instalasi
Unit produksi ini merupakan induk system produksi dan distribusi, karena
mempunyai kapasitas Instalasi pengolahan air yang terbesar dikabupaten Kubu
Raya dan mempunyai sambungan langganan yang paling banyak.
1) Bangunan Intake :
Sumber air terinstrusi air laut pada musim kemarau.
Peralatan M/E terutama pompa air baku mengalami penurunan efisiensi
2) Perpipaan air baku :
Perpipaan air baku ke IPA Arang Limbung relative dekat karena lokasi IPA
dekat dengan sumber air bakunya yaitu Sungai Kapuas Kecil .
3) Bangunan Pembubuh Kimia :
Bahan kimia yang digunakan dalam pengolahan air minum pada Instalasi
PDAM Kabupaten Kubu Raya adalah alum sebagai koagulan, Soda Ash
sebagai penyeimbang pH dan Kaporite sebagai desinfektan.
4) Bangunan IPA :
Berdasarkan data operasi PDAM selama tahun 2010 menunjukan kinerja
kapasitas sbb.:
Operasi maksimum terjadi tiap bulan, 133.175 m3.
Rata-rata penurunan kinerja IPA mencapai 40%.
Tabel 15 Kapasitas Operasi rata-rata bulanan thn. 2010
Lokasi IPA
Terpasang
Realisasi
130
110
10
20
15
2. Kondisi Interusi
Permasalahan yang muncul adalah interusi air laut pada Sungai Kapuas lokasi
pengambilan PDAM Kota Pontianak Imam Bonjol. Permasalahan tersebut diatasi
dengan supply dari Waduk Penepat yang belum terintrusi air laut. Jika Sungai Landak
(waduk penepat) juga terintrusi air laut pada pekerjaan ini direncanakan pengganti
tambahan supply Sungai Landak daerah Biyung untuk memenuhi kebutuhan
Metropolitan Pontianak.
2. Kondisi Interusi
Saat interusi umumnya seluruh IPA tidak mampu melakukan netralisir air asin. Oleh
karena itu Waduk Penepat akan dikembangkan potensinya untuk memenuhi daerah
Metropolitan Pontianak tahun 2020. Dan jika saat waduk penepat terganggu adanya
intrusi maka pembangunan intake biyung yang dilakukan untuk menghadapi
pengembangan hingga tahun 2015 dapat digunakan untuk supply pengganti penepat
untuk ke lima IPA diatas.
b. Pada perkembangan tahun 2020-2030 tersebut digunakan IPA yang sudah ada di
Sungai Raya/ Durian untuk mendukung kebutuhan air di daerah Sungai Raya
daerah sekitar bandara. Untuk pengembangan wilayah sebelah selatan bandara
di rencanakan pengambilan intake bebas dari sungai raya / durian dimana untuk
mengatasi permasalahan kekeruhan sungai tersebut di rencanakan pembangunan
kontruksi Wetland, dimana inflow tampungan Wetland dari debit Sungai
Raya/Durian dan dijernihkan dalam tampungan Wetland, kemudian di keluarkan
kembali menuju aliran Sungai Raya/Durian untuk ditangkap di Intake Intake bagian
hilirnya.
c. Wilayah Kecamatan S. Ambawang bagian timur dilayani oleh S. Ambawang. Pada
studi ini tidak direncanakan Bendung Karet dengan beberapa alasan yang telah
dijelaskan tentang kelemahan pembangunan Bendung Ambawang di atas. Pada
studi direncanakan sebuah intake bebas. Resiko adanya intrusi dan kondisi air
yang jelek pada sungai Ambawang, di desain untuk mengatasinya adalah dengan
pembangunan kontruksi Wetland, dengan outflownya akan di koneksikan ke Intake
IPA Ambawang.S. Ambawang juga di rencanakan untuk supply tambahan
kebutuhan air baku Metropolitan Pontianak dari waduk penepat atau biyung, yang
dikoneksikan ke Pipa Eksisting Penepat Imam bonjol.
2. Kondisi Interusi
Pada kondisi kedepan yaitu untuk Tahun 2030, saat terjadi Intrusi banyak
kemungkinan-kemungkinan kondisi yang dapat terjadi, yaitu :
a. Intrusi hanya terjadi pada daerah intake Kapuas Imam Bonjol Maka
pelaksanaan desain layanan menggunakan waduk penepat, ambawang dan raya
durian sudah layak dan cukup untuk mengairi wilayah bagian Barat, Utara, timur,
selatan Kota Pontianak. Sedangkan untuk kebutuhan layanan daerah sungai raya
di layani oleh Intake Durian Sungai Raya dan intake bagain hulu.
b. Intrusi terjadi hingga di waduk penepat maka pelaksanaan desain layanan
haruslah menggunakan tambahan supply pengganti Intake Biyung menuju
Penepat dan di bantu inflow dari ambawang. Sedangkan untuk kebutuhan
layanan daerah sungai raya di layani oleh Intake Durian Sungai Raya dan intake
bagain hulu.
c. Resiko perubahan klimatologi dan siklus hidrologi di Tahun tahun mendatang
hingga tahun 2030, sehingga di mungkinkan terjadi siklus hidrologi yang tidak
teratur, penurunan debit sungai saat musim kering, sehingga kejadian intrusi
mencapai wilayah sungai intake intake di atas, Maka perlu segera
dipersiapkan bangunan tampungan air berupa tendon-tandon yang di desain
dengan kapasitas volume untuk melayani selama 4 jam (Asumsi durasi waktu
laju intrusi air laut)
No
Wilayah Kawasan
Metropolitan
Pontianak
Kota Pontianak
Kabupaten
Mempawah
Kabupaten Kubu
Raya
Hierarki
PKN
Arahan
Pengembanga
n
I/C/1
PKW
II/B
Penjelasan
Tahap pengembangan I Pengembangan/
peningkatan fungsi dalam rangka revitalisasi
dan percepatan pengembangan kota kota
pusat pertumbuhan
Tahap pengembangan II Mendorong
pengembangan kota kota sentra produksi
-
Arahan
Pengembanga
n
(II/6)
Pontianak Tayan
(II/6)
Singkawang Mempawah
(III/6)
(III/6)
Penjelasan
Tahap Pengembangan II: Pengembangan
jaringan jalan bebas hambatan
Tahap Pengembangan II: Pengembangan
jaringan jalan bebas hambatan
Tahap Pengembangan III: Pengembangan
jaringan jalan bebas hambatan
Tahap Pengembangan III: Pengembangan
jaringan jalan bebas hambatan
Arahan
Pengembanga
n
(I/1)
Penjelasan
Tahap Pengembangan I: Pemantapan pelabuhan
internasional
Hierarki
Pusat
penyebaran
sekunder
Arahan
Pengembanga
n
(I/3)
Penjelasan
Tahap Pengembangan I: Pemantapan
Bandar Udara Sekunder
Hierarki
Strategis
Nasional
Arahan
Pengembanga
n
(I-IV/A/1)
Penjelasan
Tahapan pengembangan I IV:
Konservasi sumber daya air,
pendayagunaan sumber daya air, dan
pengendalian daya rusak air
Arahan
Pengembanga
n
(II/B/3)
Penjelasan
Tahapan pengembangan II Cagar alam dan cagar
alam laut dalam rangka pengembangan
pengelolaan kawasan lindung nasional
Arahan
Pengembanga
n
(II/A/2)
(I/D/2)
(I/F/2)
(II/E/2)
Penjelasan
Sektor Unggulan
Pertanian
Industri
Perikanan
Pariwisata
Arahan
Pengembanga
n
(I/D/2)
Penjelasan
Tahapan pengembangan I: Pengembangan/
peningkatan kualitas kawasan
Tabel 27 Tinjauan Tujuan, Kebijakan Dan Strategi Penataan Ruang RTRW Kabupaten Kota di Metropolitan Pontianak
PERIHAL
Tujuan penataan ruang
Kebijakan penataan
ruang
KOTA PONTIANAK
Untuk mewujudkan kota perdagangan dan
jasa terdepan di Kalimantan yang aman,
nyaman, produktif dan berkelanjutan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
KABUPATEN MEMPAWAH*
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Strategi penataan ruang
1.
1.
1.
PERIHAL
KOTA PONTIANAK
a.
KABUPATEN MEMPAWAH*
PERIHAL
KOTA PONTIANAK
a.
KABUPATEN MEMPAWAH*
PERIHAL
KOTA PONTIANAK
KABUPATEN MEMPAWAH*
resapan air;
mengembangkan kawasan
perlindungan setempat dengan
pembatasan kegiatan yang tidak
berkaitan dengan fungsi ini guna
perlindungan perairan, sedangkan
fungsi tambahan yang tidak
mengganggu fungsi ini tetap diijinkan
sejauh tidak mengganggu fungsi
perlindungan setempat seperti
pengembangan wisata ekologi di
pesisir dan tepi sungai, fungsi
transportasi, hankam dsb;
c. mengembangkan kawasan cagar
budaya dan ilmu pengetahuan
dengan pengamanan kawasan
dan/atau benda cagar budaya dan
sejarah dengan melindungi tempat
serta ruang di sekitar bangunan
bernilai sejarah atau situs purbakala
juga pemberian insentif bagi yang
melestarikan benda cagar budaya;
dan
d. mengembangkan kawasan rawan
bencana alam dengan menghindari
kawasan yang rawan terhadap
bencana alam banjir, longsor dan
bencana alam lainnya sebagai
kawasan terbangun.
6. Strategi Kawasan Strategis Kabupaten
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6
huruf f, meliputi :
a. mengembangkan kawasan untuk
kepentingan pertumbuhan ekonomi,
melalui kerjasama dalam penyediaan
tanah untuk pengembangan kegiatan
industri skala besar yang ditunjang
penyediaan sarana dan prasarana
penunjang kegiatan industri serta
penyediaan infrastruktur untuk
mendorong pengembangan
pertumbuhan ekonomi wilayah
Kabupaten Pontianak; dan
c.
b.
mengembangkan sentra-sentra
produksi hasil pertanian, dan
pengolahan hasil pertanian, serta
pemasaran baik level desa,
perkotaan maupun wilayah;
b. mengembangkan pusat permukiman
perkotaan dan perdesaan yang saling
terkait dan membentuk kesatuan
ekonomi (agropolitan);
c. menetapkan kawasan agropolitan;
d. meningkatkan sarana dan prasarana
penunjang kawasan agropolitan; dan
e. mengembangkan dan melestarikan
kawasan budi daya pertanian pangan
untuk mewujudkan ketahanan
pangan nasional disertai dengan
upaya untuk peningkatan produksi
dan produktivitas pertanian serta
pengembangan agroindustri dan
agrobisnis di kawasan perdesaan.
3. Strategi untuk pengembangan kawasankawasan yang berbasis perikanan,
meliputi:
a. mengembangkan kawasan
minapolitan;
b. mengembangkan perikanan tangkap;
c. mengembangkan budidaya
perikanan;
d. mengembangkan pengelolaan hasil
perikanan;dan
e. meningkatkan sarana dan prasarana
penunjang kawasan minapolitan.
4. Strategi untuk penataan dan
pengelolaan wilayah pesisir dan pulaupulau kecil, sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5 huruf d meliputi:
a. menyusun Rencana Strategis Wilayah
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
(RSWP3K) Kabupaten Kubu Raya;
b. menyusun Rencana Zonasi Wilayah
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
(RZWP3K) Kabupaten Kubu Raya;
c. menyusun Rencana Pengelolaan
PERIHAL
KOTA PONTIANAK
komersial berskala pelayanan lokal di
setiap subpusat pelayan kota dan
pusat pelayanan lingkungan; dan
e. merevitalisasi kawasan perdagangan
dan jasa yang mengalami penurunan
fungsi.
7. Strategi penetapan kawasan strategis
dari sudut kepentingan ekonomi, sosial
budaya, pendayagunaan sumber daya
alam dan/atau teknologi tinggi serta
fungsi dan daya dukung lingkungan
hidup meliputi:
a. mengalokasikan ruang untuk
kegiatan industri produk lokal untuk
mendorong penguatan ekonomi
kreatif;
b. menetapkan situs budaya dan
bersejarah sebagai cagar budaya
yang dapat dikembangkan menjadi
objek wisata;
c. mengembangkan kemiatan dan
kawasan wisata dan budaya yang
menjadi salah satu daya tarik kota;
d. mengembangkan kegiatan
pariwisata, rekreasi dan perlindungan
alam di kawasan pinggiran dan
badan Sungai Kapuas dengan konsep
waterfront city;
e. mengembangkan kawasan sentra
agribisnis; dan
f. memelihara dan mewujudan
kelestarian fungsi lingkungan hidup.
8. Strategi Peningkatan fungsi kawasan
pertahanan dan keamanan negara
meliputi:
a. mendukung penatapan kawasan
peruntukan pertahanan dan
keamanan;
b. mengembangkan budi daya secara
selektif di dalam dan di sekitar
kawasan untuk menjaga fungsi
pertahanan dan keamanan; dan
c. turut serta memelihara dan menjaga
KABUPATEN MEMPAWAH*
b.
PERIHAL
KOTA PONTIANAK
aset-aset pertahanan dan keamanan.
KABUPATEN MEMPAWAH*
PERIHAL
KOTA PONTIANAK
KABUPATEN MEMPAWAH*
PERIHAL
KOTA PONTIANAK
KABUPATEN MEMPAWAH*
PERIHAL
RENCANA STRUKTUR
RUANG
Rencana sistem pusat
pelayanan kota/ pusat kegiatan
Rencana sistem pusat
a.
pelayanan kota meliputi:
a. Pusat pelayanan kota (PPK),
b. Sub pusat pelayanan kota
(SPPK) dan
c. Pusat lingkungan (PL).
KOTA PONTIANAK
KABUPATEN MEMPAWAH
a.
b.
c.
NO
PERIHAL
KOTA PONTIANAK
Kelurahan Dalam Bugis di
KecamatanPontianak Timur yang
memiliki fungsi-fungsi yang meliputi :
1) perdagangan dan jasa;
2) perkantoran;
3) pariwisata skala regional;
4) simpul transportasi regional;dan
c.
5) perumahan kepadatan tinggi.
b.
KABUPATEN MEMPAWAH
dengan fungsi sebagai pusat kegiatan d.
ekonomi, perdagangan dan jasa,
pusat kegiatan industri, permukiman,
objek wisata skala kecamatan,
pertanian tanaman pangan dan
hortikultura.
PPK, meliputi Kecamatan Siantan,
Segedong dan Toho dengan fungsi
sebagai pusat kegiatan industri,
pertanian tanaman pangan,
hortikultura dan permukiman.
PPL, meliputi Pentek, Takong
(sepang), Semudun, Sungai Bakau
Kecil, Peniraman, Sungai Purun Kecil,
Wajok Hulu dan Sembora dengan
fungsi sebagai pusat pemerintahan
skala lokal, pendidikan skala lokal dan
pusat pengumpul/ pengolahan skala
lokal.
NO
PERIHAL
KOTA PONTIANAK
KecamatanPontianak Barat,
memiliki fungsi-fungsi yang
meliputi ;
perdagangan dan jasa
pendidikan menengah dan
tinggi
pelayanan kesehatan
perumahan kepadatan sedang
perkantoran
9) Sub PPK IV di di kelurahan Sungai
Jawi Luar Kecamatan
PontianakBarat memiliki fungsifungsi yang meliputi ;
perdagangan dan jasa
pendidikan menengah dan
tinggi
pelayanan kesehatan
perumahan kepadatan rendah
sedang
perkantoran
10) Sub PPK V di Kelurahan Siantan
Hulu Kecamatan Pontianak
Utaramemiliki fungsi-fungsi yang
meliputi ;
perdagangan dan jasa
pendidikan menengah dan
tinggi
pelayanan kesehatan
perumahan kepadatan rendah
sedang
perkantoran
11) Sub PPK VI di Kelurahan Siantan
Hilir Kecamatan Pontianak
Utaramemiliki fungsi-fungsi yang
meliputi ;
perdagangan dan jasa
pariwisata
pelayanan kesehatan dan
pendidikan
perumahan kepadatan rendah
sedang
perkantoran
KABUPATEN MEMPAWAH
NO
PERIHAL
KOTA PONTIANAK
KABUPATEN MEMPAWAH
a.
a.
NO
PERIHAL
KOTA PONTIANAK
aksesibilitas angkutan barang
skalaregional.
b. Jaringan sekunder, meliputi:
1) Jaringan jalan arteri sekunder
meliputi :
ruas jalan Diponegoro Jalan
Gusti Sulung Lelanang
jalanSutan Syahrir;
ruas jalan K.H Wahid Hasyim
jalan Jendral Ahmad Yani;
ruas jalan Gajahmada - jalan
Pattimura jalan Zainuddin;
ruas jalan Teuku Umar; dan
peningkatan jaringan jalan
lingkar dalam Pontianak
meliputijalan Karet jalan
Berdikari 2 jalan Ampera
jalan HarapanJaya jalan
Sungai Raya Dalam.
2) Jaringan jalan kolektor sekunder
(K3) meliputi :
ruas jalan Jeranding A Rahman
ruas jalan RE Martadinata
ruas jalan Tabrani Akhmad
ruas jalan Dr. Wahidin
Sudirohusodo
ruas jalan Dr. Sutomo
ruas jalan Gusti Hamzah
ruas jalan Putri Dara Nante
ruas jalan Uray Bawadi
ruas jalan Dr. Sutomo
ruas jalan Danau Sentarum
ruas jalan Ali Anyang
ruas jalan Johar Jendral Urip
ruas jalan M. Sohor Gusti
Johan Idrus
ruas jalan Letjend Sutoyo
ruas jalan Prof. M. Yamin
ruas jalan Purnama II
ruas jalan Wonobaru Tani
Makmur
ruas jalan Karya Tani
KABUPATEN MEMPAWAH
e.
NO
PERIHAL
KOTA PONTIANAK
ruas jalan Parit Haji Husein II Jalan Parit Haji Husein III/Padat
Karya
ruas jalan Sejahtera
ruas jalan Daya Nasional
ruas jalan Panglima Aim
ruas jalan 28 Oktober
ruas jalan Budi Utomo
ruas jalan Parit Wan Salim
ruas jalan Merdeka
3) Pengembangan jaringan jalan
meliputi :
pembangunan jalan yang
sejajar dengan sisi luar dari
sempadanSungai Jawi dan
Sungai Raya;
ruas jalan Parit Pangeran-jalan
Parit Wan Salim jalan
TelukBetung jalan Sungai
Selamat;
ruas jalan Kebangkitan Nasional
jalan Panca Bakhti jalan
Flora;
jaringan jalan lingkar dalam
Pontianak;
ruas jalan Parit H.Husin II;
ruas jalan 28 Oktober; dan
ruas jalan Pemda.
4) Peningkatan jembatan meliputi :
perawatan jembatan Kapuas I
dan jembatan Landak;dan
perawatan jembatan di atas
Parit Primer.
5) Pengembangan jembatan
meliputi :
jembatan Bardan Hadi
Terminal Siantan di Kecamatan
PontianakKota;dan
jembatan di ruas Jl. Karet dan
Batu Layang Kecamatan
PontianakUtara.
Jembatan paralel jembatan
KABUPATEN MEMPAWAH
NO
PERIHAL
2.
3.
KOTA PONTIANAK
KABUPATEN MEMPAWAH
NO
PERIHAL
KOTA PONTIANAK
bagian kota yang
simpulpemberhentiannya
terakhirnya di terminal Batu
Layang; dan
6) rute angkutan 6 melayani seluruh
wilayah kota yang
simpulpemberhentian terakhirnya
di terminal Internasional
SungaiAmbawang
7) rencana pengaturan rute angkutan
kota diatur lebih lanjut
dalamPeraturan Walikota.
b.
KABUPATEN MEMPAWAH
Karangan; dan
Singkawang Sungai Pinyuh
Sanggau Sintang.
2) pengembangan angkutan
perkotaan dengan asal-tujuan :
Sungai Pinyuh Mandor;
Sungai Pinyuh Takong;
Sungai Pinyuh Sadaniang;
Mempawah Sungai Pinyuh;
Mempawah Sungai Kunyit;
dan
Toho Mempawah.
3) pengembangan angkutan
pedesaan dengan asal tujuan
kecamatan dan desa di Kecamatan
Segedong, Anjongan, Toho dan
Sadaniang.
NO
b
PERIHAL
Jaringan angkutan sungai dan
penyeberangan
KOTA PONTIANAK
KABUPATEN MEMPAWAH
b.
c.
d.
e.
NO
PERIHAL
2.1.2
2.1.3
KOTA PONTIANAK
a.
KABUPATEN MEMPAWAH
NO
PERIHAL
KOTA PONTIANAK
b.
2.1.4
2.2
Kecamatan Pontianak
Barat.Pengembangan pelabuhan
khusus/terminal khusus industri
yangberlokasi di Kelurahan Batu
Layang Kecamatan Pontianak Utara.
Alur pelayaran, mulai dariPelabuhan
Pontianak muara Sungai Kapuas Laut Natuna.
KABUPATEN MEMPAWAH
NO
2.2.1
2.2.2
PERIHAL
lainnya
Rencana sistem jaringan
prasarana energi/ sistem
jaringan energi dan kelistrikan
KOTA PONTIANAK
a.
KABUPATEN MEMPAWAH
a.
b.
c.
d.
a.
a.
b.
c.
d.
NO
2.2.3
PERIHAL
KOTA PONTIANAK
a.
b.
c.
d.
wilayah kota;dan
2) Penyebaran jaringan internet
hotspot pada pusat-pusat kegiatan
dan kawasan strategis.
Sistem wilayah Sungai ,terdiri atas:
1) Wilayah Sungai Kapuas; dan
2) Wilayah Sungai Landak
Sistim jaringan air baku untuk air
bersih, terdiri atas:
1) Sistim Jaringan Primer Sungai
Kapuas;
2) Sistim Jaringan Sekunder Penepat
(Kabupaten Pontianak)-Pontianak
dan Pontianak-Danau Lait
(Kabupaten Sanggau);
3) Sistim Jaringan Tersier Sungai
Landak;dan
Cekungan air tanah adalah Cekungan
air tanah Pontianak.
Sistem pengendalian banjir di
kawasan sekitar Sungai Kapuas dan
Sungai Landak, terdiri atas :
1) mengembangkan jalur hijau di
sepanjang sungai dan parit;
2) pengendalian banjir dengan
pengerukan dan normalisasi
sungai;
3) menetapkan badan air berupa
saluran dan sungai sesuai
peruntukannya;
4) membangun saluran baru,
rehabilitasi, dan pemeliharaan
saluran alami dan saluran buatan;
dan
5) meningkatkan fungsi pelayanan
drainase primer.
KABUPATEN MEMPAWAH
a.
b.
c.
d.
e.
NO
PERIHAL
KOTA PONTIANAK
KABUPATEN MEMPAWAH
Komplek dan Daerah rawa
Kampung Pasir; dan
3) Daerah rawa Kabupaten yang
meliputi : Daerah rawa Mempawah
Komplek 5.826 Ha, Daerah rawa
Sungai Kunyit 4.212 Ha, Daerah
rawa Sungai Pinyuh Komplek 6.122
Ha, Daerah rawa Siantan 5.310
Ha, dan Daerah rawa Segedong
7.159 Ha.
2.2.4
a.
a.
NO
PERIHAL
sistem prasarana pengelolaan
lingkungan
KOTA PONTIANAK
KABUPATEN MEMPAWAH
meliputi:
jaringan pengelolaan persampahan
1) Kebutuhan air minum sebesar
Kabupaten terdiri atas
lebih kurang 1.522 liter/detik;
pengembangan Tempat Pemrosesan
2) Penyediaan air minum melalui
Akhir (TPA) di Kawasan Sungai Bakau
beberapa Water Treatment Plan
Besar Laut dengan sistem sanitary
(WTP) sebagai berikut:
landfill .
Peningkatan WTP Imam Bonjol b. Rencana pengembangan sistem
jaringan air minum meliputi :
dengan kapasitas 860
1) pembangunan sistem baru untuk
liter/detik;
melayani daerah yang belum
Peningkatan WTP Jeruju dengan
terlayani;
Kapasitas 50 liter/detik;
2) peningkatan kapasitas produksi
Peningkatan WTP Selat Panjang
Perusahaan Daerah Air Minum
dengan kapasitas 300
(PDAM) dan menurunkan
liter/detik; dan
kehilangan air; dan
Peningkatan WTP Penepat yang
3) perbaikan dan rehabilitasi sistem
berlokasi di Kecamatan Sungai
transmisi dan distribusi.
Ambawang Kabupaten Kubu
Raya dengan kapasitas air lebih c. Rencana pengembangan sistem
jaringan drainase meliputi :
kurang 300 liter/detik.
1)
drainase primer dilakukan
3) Meningkatkan cakupan wilayah
normalisasi dan perkuatan tebing;
pelayanan distribusi air minum
2)
drainase sekunder dilakukan
untuk seluruh wilayah Kota.
pembangunan sistem drainase
b. Sistem pengelolaan air limbah,
pada daerah permukiman
meliputi:
perkotaan dan perdesaan yang
1) Pengelolaan air limbah domestik
rawan bencana banjir dan
dilakukan dengan sistem Septic
genangan air limbah menuju
Tank.
drainase primer; dan
2) Pengelolaan air limbah non
3) drainase tersier dilakukan
domestik yang mencakup limbah
pembangunan sistem drainase
berupa bahan kimia dan bahan
pada lingkungan permukiman
berbahaya dan beracun (B3)
perkotaan dan perdesaan menuju
ditampung di Instalasi Pengolahan
drainase sekunder.
Air Limbah (IPAL) pada masingd. Rencana pengembangan sistem
masing penggunaan lahan yang
jaringan air limbahmeliputi :
menghasilkan limbah berbahaya
1)
pengembangan sistem
dan beracun (B3).
pengelolaan limbah domestik
3) Pengembangan jaringan dan
secara off site pada daerah yang
pengolahan limbah domestik
secara teknis memungkinkan dan
wilayah kota pontianak.
ekonomis; dan
c. Sistem persampahan ,meliputi:
2)
peningkatan kesadaran
1) Pengembangan program
masyarakat untuk mau
pengelolaan sampah secara
membangun dan menggunakan
berkelanjutan dengan
NO
PERIHAL
KOTA PONTIANAK
mengembangkan Tempat
Pengolahan Sampah Terpadu
(TPST) di setiap kecamatan;
2) Pengembangan sistem
pengangkutan sampah
e.
lingkungan;
3) Mengembangkan dan menerapkan
model pengelolaan sampah 3R
(reuse, reduce, recycle);
4) Mengembangkan sistem
pengolahan sampah di Tempat
PemrosesanAkhir (TPA) Sampah
Batulayang di Kecamatan
Pontianak Utara; dan
5) Mengembangkan TPA Regional
yang melayani Kota Pontianak,
Kabupaten Kubu Raya dan
Kabupaten Pontianak yang
berlokasi di wilayah Kabupaten
Kubu Raya.
d. Sistem drainase,meliputi:
1) Sistem Jaringan Drainase Primer
Sungai Kapuas dan SungaiLandak;
2) Sistem Jaringan Drainase Sekunder
Sungai Jawi, Sungai Malaya,Sungai
Serok, Sungai Nipah, Sungai Raya
Dalam, Parit Haji Husin,Parit
Bangka, Parit Pangeran, Parit
Bansir, Parit Pekong, Parit
WanSalim, Parit Mayor; dan
3) Sistem Jaringan Drainase Tersier
adalah parit-parit yang
tersebarmengikuti sistem jaringan
jalan lokal.
e. jalur evakuasi bencana,meliputi :
1) Jalur evakuasi di Kecamatan
Pontianak Utara meliputi Jalan
SelatPanjang- jalan 28 OktoberJalan Lapan-jalan Gusti Situt
Mahmudjalan Flora;
2) Jalur evakuasi di Kecamatan
Pontianak Timur meliputi jalan
Sultan Hamid II- jalan Panglima
KABUPATEN MEMPAWAH
MCK baik pribadi maupun umum
untuk mengurangi beban limbah
domestik di badan air penerima.
Rencana pengembangan prasarana
air baku untuk air bersih, terdiri atas
intake air baku dan jaringan pipa
transmisi air baku.
NO
PERIHAL
KOTA PONTIANAK
KABUPATEN MEMPAWAH
a.
NO
PERIHAL
KOTA PONTIANAK
KABUPATEN MEMPAWAH
NO
PERIHAL
KOTA PONTIANAK
KABUPATEN MEMPAWAH
21)
22)
23)
24)
25)
26)
27)
28)
29)
30)
31)
32)
33)
NO
PERIHAL
3.2
3.3
Kawasan perlindungan
setempat
KOTA PONTIANAK
KABUPATEN MEMPAWAH
NO
PERIHAL
KOTA PONTIANAK
Landak dan SungaiMalaya serta saluran
drainase primer dengan jarak minimal
15 (limabelas) meter untuk Sungai
Kapuas dan Sungai Landak dan 10
(sepuluh )meter untuk Sungai Malaya
dan saluran drainase primer diukur
darititik pasang air sungai tertinggi.
3.4
a.
KABUPATEN MEMPAWAH
Segedong, Sungai Pinyuh,
b.
Mempawah Timur, Mempawah Hilir
dan Sungai Kunyit;
2) sempadan sungai yang meliputi :
sempadan sungai besar pada
Wilayah Sungau Mempawah,
yaitu Sungai Raya Duri,
Mempawah dan Sungai Peniti;
dan
sempadan sungai kecil yang
tersebar pada Kecamatan
c.
Siantan, Segedong, Sungai
Pinyuh, Sungai Kunyit,
Sadaniang, Mempawah Hilir
d.
dan Mempawah Timur.
NO
PERIHAL
KOTA PONTIANAK
Kawasan Gelanggang Olah
Raga (GOR) Pangsuma Jalan
Ahmad Yani Pontianak kuang
lebih 18 hektar;
b. Lapangan Olah Raga Kebon
Sajoek Kecamatan Pontianak
Kota seluas kurang lebih 2
hektar;
Lapangan Olah Raga
Universitas Tanjungpura
Pontianak seluas kurang lebih 3
hektar;
Lapangan Olah Raga Jalan
Ampera seluas kurang lebih 5
hektar
Lapangan Olah Raga Kompleks
Golf Kecamatan Pontianak
Utara seluas kurang lebih 29
hektar;
Lapangan sepak Bola Perum IV
Kecamatan Pontianak Timur
seluas kurang lebih 1,5 hektar;
Lapangan Sepak Bola di Jalan
Ujung Pandang Kecamatan
Pontianak Kota seluas kurang
lebih 1 hektar;
Sirkuit Grass Track di Jalan Flora
Kecamatan Pontianak Utara
seluas kurang lebih 14,5
hektar;dan
Pengembangan Lapangan
Sepak Bola di Kecamatan
Pontianak Barat seluas kurang
lebih 2 hektar.
4) RTH jalur hijau
RTH Jalur hijau seluaskurang lebih
165 (seratus enam puluh lima)
hektar terdiri atas:
RTH jalur hijau sepanjang parit
Primer dan Sekunder seluas
kurang lebih 36 (tiga puluh
enam) hektar;
RTH jalur hijau jalan meliputi
KABUPATEN MEMPAWAH
NO
PERIHAL
KOTA PONTIANAK
pulau jalan, median jalan dan
jalur pejalan kaki seluas kurang
lebih 50 (lima puluh) hektar;
RTH di bawah saluran udara
tegangan tinggi (SUTT) yang
menghubungkan Gardu Siantan
dan Tayan seluas kurang lebih
54 (lima puluh empat) hektar;
RTH jalur hijau penyangga
Tempat Pengolahan Akhir
Sampah di Kelurahan Batu
Layang seluas kurang lebih
20,7 hektar; dan
RTH jalur hijau penyangga
Pembangkit Listrik PLN di
Kecamatan Pontianak Utara
seluas kurang lebih 5 hektar;
5) RTH pemakaman umum
Tempat pemakaman umum,
tersebar di seluruh kelurahan
dengan luas kurang lebih 44
(empatpuluh empat) hektar.
6) RTH sabuk hijau kota
KABUPATEN MEMPAWAH
NO
PERIHAL
3.5
3.6
KOTA PONTIANAK
KABUPATEN MEMPAWAH
NO
PERIHAL
KOTA PONTIANAK
KABUPATEN MEMPAWAH
3.7
Rencana pengembangan
kawasan budidaya
Kawasan peruntukkan
perumahan/ permukiman
4.1
a.
NO
4.2
PERIHAL
Kawasan peruntukkan
perdagangan dan jasa
KOTA PONTIANAK
KABUPATEN MEMPAWAH
NO
PERIHAL
KOTA PONTIANAK
Jalan Gajahmada; dan
6) Peningkatan Pusat Perbelanjaan
Pasar Siantan di Kecamatan
Pontianak Utara.
c. Toko Modern dapat berupa
minimarket, supermarket,
hypermarket, departement store atau
perkulakan;
4.3
Kawasan peruntukkan
perkantoran
4.4
a.
KABUPATEN MEMPAWAH
NO
PERIHAL
KOTA PONTIANAK
seluas kurang lebih 258
dikembangkan di Kecamatan
Pontianak Utara meliputi kelurahan
Batu Layang, Siantan Hilir dan
Siantan Hulu. Di Kecamatan Pontianak
Timur meliputi kelurahan Tanjung Hilir
dan Tanjung Hulu. Di Kecamatan
Pontianak Barat pada kelurahan
Sungai Beliung dan di Kecamatan
Pontianak Tenggara pada kelurahan
Bangka Belitung Laut.
4.5
Kawasan peruntukkan
a.
KABUPATEN MEMPAWAH
bangunan (pengetaman,
pengolahan hasil perikanan di
moulding, arang tempurung),
Kecamatan Sungai Kakap, Kubu,
industri sandang dan kerajinan
dan Batu Ampar; dan
(tukang emas), industri pangan
2) kawasan peruntukan industri
(minyak kelapa, tepung, jagung,
menengah dan besar meliputi
beras dll, industri es batu, industri
kawasan pengembangan industri
kecambah dan batu, industri
terpadu berbasis Perkebunan dan
minuman ringan dan AMDK);
Pertanian di Kecamatan Sungai
2) b. kawasan peruntukan industri
Raya, Sungai Ambawang, dan
menengah meliputi industri logam
Terentang.
dan elektronika (las dan bubuk,
bak truk, reparasi kapal dan
perahu, reparasi roda empat),
industri kimia dan bahan
bangunan (peti kemas dari kayu,
photocopy, percetakan, sablon,
vulkanisir ban, pemecah batu,
pasir zicron, furnitur dari kayu dan
meubel kayu) industri sandang
dan kerajinan (pengolahan kulit
kayu dan penjahit pakaian)
industri pangan (udang dan ikan,
minyak nabati dan garahu, minyak
sawit, kopi bubuk, kerupuk, selai
pisang); dan
3) kawasan peruntukan industri
rumah tangga meliputi industri
logam (tralis pagar dari logam,
alat angkut), industri kimia dan
bahan bangunan (sablon, karet
remah, kaca cermin, bengkel las
dan pengisian accu dan cas accu),
industri sandan dan kerajinan (alat
dapur dan pakaian jadi tekstil),
industri pangan (kue kering, roti &
roti bakar, mie basah).
b. Alokasi lahan untuk rencana kawasan
peruntukan industri yaitu :
1) kecamatan Siantan dengan luas
kurang lebih 1.000 Ha; dan
2) kecamatan Sungai Kunyit dengan
luas kurang lebih 600 Ha.
a. Kawasan peruntukan wisata alam
a. Kawasan peruntukan pariwisata
NO
PERIHAL
pariwisata
KOTA PONTIANAK
hektar, meliputi :
1) Kawasan pariwisata Tugu
Khatulistiwa di Kelurahan Batu
Layang, Kecamatan Pontianak
Utara;
2) Kawasan pariwisata Keraton
Kadriyah di Kelurahan Dalam
Bugis, Kecamatan Pontianak
Timur;
3) Kawasan pariwisata Kampung
Beting di Kelurahan Tanjung Hilir,
Kecamatan Pontianak Timur;
4) Kawasan pariwisata Makam Batu
Layang di Kelurahan Batu Layang,
Kecamatan Pontianak Utara;
5) Kawasan pariwisata Museum dan
Taman Budaya di Kelurahan Parit
Tokaya Kecamatan Pontianak
Selatan;
6) Kawasan pariwisata Cagar Budaya
Rumah Betang di Kelurahan Parit
Tokaya Kecamatan Pontianak
Selatan;
7) Kawasan pariwisata Kampung
Budaya di Kelurahan Sungai
Bangkong Kecamatan pontianak
Kota; dan
8) Kawasan pariwisata Cagar Budaya
Kelenteng Tua di Kelurahan Tengah
Kecamatan Pontianak Kota.
b. Pariwisata alam, meliputi kawasan
tepian dan badan Sungai Kapuas,
Taman Agro Khatulistiwa di Kelurahan
Siantan Hilir, dan Taman Alun-alun
Kapuas di Kelurahan Tengah
Kecamatan Pontianak Kota.
c. Pariwisata minat khusus, meliputi
kawasan wisata belanja di kawasan
perdagangan dan jasa pusat kota,
serta aloevera center di Kelurahan
Siantan Hilir Kecamatan Pontianak
Utara
KABUPATEN MEMPAWAH
b.
c.
d.
e.
meliputi :
budaya, yaitu: kawasan wisata Situs
1) pulau temajo terdapat di Sungai
Tanjung Intan, Makam Fattah
Kunyit;
Mumbung, Situs Kepurbakalaan, Situs
2) pantai kijing terdapat di
Tanggak Mas, Situs Mungguk Mas,
Kecamatan Sungai Kunyit;
Robok-robok, Kelenteng Terapung, di
3) jungkat beach terdapat di
Kecamatan Sungai Kakap, Makam
Kecamatan Siantan;
Raja Kubu, Replika Keraton Kubu,
4) air terjun sambora terdapat di
Situs Panglima Raja Kubu, Situs Batu
Kecamatan Toho; dan
Masjid, dan SItus Batu Wengkang di
5) Kawasan lainnya yang terdapat di
Kecamatan Kubu.
sepanjang garis pantai di
b. Kawasan peruntukan pariwisata alam,
Kabupaten Pontianak.
meliputi:
Kawasan peruntukan wisata budaya
1) kawasan wisata Tanjung Intan dan
dan peninggalan sejarah meliputi :
Pantai Indah Kakap di Kecamatan
1) keraton amantubillah terdapat di
Sungai Kakap;
kecamatan Mempawah Timur;
2) kawasan wisata Gunung
2) makam habieb husein Al-Qadry
Ambawang, Air Terjun Bujang
terdapat di Kecamatan Mempawah
Bahar dan Pulau Bidara di
Timur;
Kecamatan Kubu;
3) makam opu daeng manambon
3) kawasan wisata Pantai Paloh di
terdapat di Kecamatan Mempawah
Kecamatan Teluk Pakedai;
Hilir;
4) kawasan wisata Danau Kongsi di
Kawasan peruntukan wisata religi
Kecamatan Kuala Mandor B;
meliputi :
5) kawasan wisata Pantai
1) masjid jamiatul khoir terdapat di
Tasikmalaya di Kecamatan Batu
Kecamatan Mempawah Timur;
Ampar; dan
2) vihara thein hew sin mu terdapat
6) kawasan wisata hutan bakau/
di Kecamatan Mempawah Hilir;
mangrove di Kecamatan Batu
dan
Ampar dan Sungai Kakap.
3) goa maria bernadetha terdapat di c. Kawasan peruntukan pariwisata
Kecamatan Toho dan Anjongan.
buatan, meliputi:
Kawasan peruntukan pariwisata minat
1) kawasan wisata kebun binatang, di
khusus meliputi :
Kecamatan Sungai Ambawang;
1) wisata pemancingan ikan atau
2) kawasan wisata penangkaran
udang lokal di DAS Mempawah
arwana, di Kecamatan Sungai
2) wisata kuliner di Kecamatan
Raya;
Sungai Kunyit, Segedong,
3) kawasan wisata Keramba Ikan
Mempawah Hilir, dan Mempawah
Kerapu di Kecamatan Kubu;
Timur; dan
4) kawasan wisata Kebun Wisata
3) wisata nusantara terdapat di
Rakadena, Wisata Agro, di
Kecamatan Mempawah Hilir.
Kecamatan Sungai Kakap.
Kawasan peruntukan efen unggulan,
meliputi :
NO
PERIHAL
KOTA PONTIANAK
KABUPATEN MEMPAWAH
4.7
NO
PERIHAL
4.8
4.9
KOTA PONTIANAK
Kecamatan Pontianak Timur;
f. Lapangan Sepak Bola di Jalan Ujung
Pandang Kecamatan PontianakKota;
g. Sirkuit Grass Track di Jalan Flora
Kecamatan Pontianak Utara; dan
h. Lapangan Sepak Bola di Kecamatan
Pontianak Barat.
Kawasan peruntukan ruang bagi
kegiatan sektor informal meliputi:
a. kawasan pedagang kaki lima pinggir
jalan di kawasan Pusat Perdagangan
Nusa Indah, Pasar Tengah, Pasar
Kapuas dan Pasar Siantan;
b. kawasan pujasera di pelataran pusat
pertokoan, di sekitar pasar, terminal
dan pelabuhan;
c. kawasan pedagang kaki lima yang
merupakan bagian dari tamantamankota;
d. kawasan pedagang kaki lima di
Tempat Rekreasi Kawasan Wisata
Tugu di Kelurahan Batu Layang dan
Kawasan Pusat Kuliner di Kelurahan
Darat Sekip dan Benua Melayu Darat;
dan
e. pemanfaatan beberapa ruas jalan
pada waktu-waktu tertentu yang
diatur melalui peraturan walikota.
KABUPATEN MEMPAWAH
a.
NO
4.10
PERIHAL
Kawasan peruntukkan
pertanian
KOTA PONTIANAK
a.
KABUPATEN MEMPAWAH
NO
PERIHAL
KOTA PONTIANAK
1) kawasan peruntukan pertanian
hortikultura seluas 775 hektar di
Kelurahan Siantan Hilir Kecamatan
Pontianak Utara;
2) kawasan peruntukan peternakan
seluas kurang lebih 170 hektar di
Kelurahan Siantan Hulu Kecamatan
Pontianak Utara;
KABUPATEN MEMPAWAH
basah dan lahan kering dengan
pengembangan jenis komoditas :
1) padi sawah di Kecamatan Toho,
Siantan dan Segedong dengan
luas kurang lebih 11.405 Ha;
2) padi ladang di Kecamatan Toho
dengan luas kurang lebih 185 Ha;
3) jagung di Kecamatan Segedong
dan Siantan dengan luas kurang
lebih 633 Ha;
4) ubi kayu di Kecamatan Segedong
dan Mempawah Hilir dengan luas
kurang lebih 223 Ha;
5) ubi jalar di Kecamatan Siantan dan
Toho dengan luas kurang lebih 33
Ha;
6) kacang tanah di Kecamatan Toho
dan Sungai Kunyit dengan luas
kurang lebih 6 Ha;
7) kedelai di Kecamatan Toho dan
Segedong dengan luas kurang
lebih 9 Ha; dan
8) kacang hijau di Kecamatan
Mempawah Hilir dan Segedong
dengan luas kurang lebih 18 Ha.
b. Kawasan pertanian tanaman pangan
dikembangkan sebagai lahan
pertanian pangan berkelanjutan
(LP2B).
c. Kawasan pertanian hortikultura,
berada di kawasan pertanian lahan
kering dengan pengembangan jenis
komoditas :
1) buah-buahan meliputi pisang,
durian, nenas, jeruk siam,
rambutan dengan luas kurang
lebih 12.959,30 Ha, diarahkan di
setiap kecamatan; dan
2) sayur-sayuran meliputi semangka,
kacang panjang, petsai, terung,
ketimun
dengan luas kurang
lebih 375 Ha, diarahkan di setiap
kecamatan.
b.
c.
d.
e.
NO
4.11
4.13
PERIHAL
Kawasan peruntukkan
perikanan
Kawasan peruntukkan
perkebunan
KOTA PONTIANAK
a.
KABUPATEN MEMPAWAH
b.
c.
d.
e.
NO
PERIHAL
KOTA PONTIANAK
KABUPATEN MEMPAWAH
Kawasan peruntukkan
peternakan
4.15
Kawasan peruntukkan
pertambangan
a.
NO
PERIHAL
KOTA PONTIANAK
4.16
Kawasan peruntukkan
pertahanan dan keamanan
a.
4.17
Kawasan peruntukkan
pelayanan umum dan
kesehatan
a.
KABUPATEN MEMPAWAH
kawasan peruntukan
pertambangan/wilayah usaha
pertambangan batubara (gambut);
dan
4) Kecamatan Sungai Pinyuh,
Kecamatan Sungai Kunyit,
Kecamatan Anjongan, Kecamatan
Mempawah Hilir dan Kecamatan
Toho termasuk kawasan
peruntukan pertambangan/wilayah
usaha pertambangan batuan.
a. Kawasan peruntukan pertahanan dan a. Kawasan peruntukan pertahanan dan
keamanan yaitu:
keamanan meliputi:
1) Kodim 1201/Mempawah di
1) Markas Kodam Tanjungpura di
Kecamatan Mempawah Hilir;
Kecamatan Sungai Raya;
2) Yonif 643/Wanara Saktidi
2) Kawasan TNI AU Supadio di
Kecamatan Anjongan;
Kecamatan Sungai Raya;
3) Denzipur-6/Satya Dikdaya di
3) Kompleks Lapangan Tembak di
Kecamatan Anjongan;
Gunung Tamang, Kecamatan
4) Koramil yang terdapat di
Sungai Raya; dan
kecamatan-kecamatan wilayah
4) Lapangan Tembak di Kecamatan
Kabupaten;
Rasau Jaya.
5) Pos TNI AL Tipe A Mempawah di
Kecamatan Mempawah Hilir; dan
6) Pos TNI AL Tipe B Temajo di
Kecamatan Sungai Kunyit.
NO
PERIHAL
KOTA PONTIANAK
KABUPATEN MEMPAWAH
4.18
PENETAPAN KAWASAN
STRATEGIS WILAYAH
Kawasan strategis nasional
NO
PERIHAL
Kawasan strategis
kota/kabupaten
KOTA PONTIANAK
KABUPATEN MEMPAWAH
alam dan teknologi tinggi yang berlokasi Pengamat Dirgantara Pontianak yang
Kabupaten Pontianak berbatasan
terdapat di Kecamatan Siantan.
dengan Kecamatan Pontianak Utara.
Kawasan Strategis Provinsi , terdiri
Kawasan Strategis Provinsi yang ada di
atas :
Kabupaten Pontianak, adalah kawasan
a. Kawasan Pusat pemerintahan Provinsi strategis dari sudut kepentingan
Kalimantan Barat yang merupakan
pertumbuhan ekonomi di Kawasan
kawasan strategis yang berlokasi di
Pelabuhan Utama Temajo dan sekitarnya
Kelurahan Bangka Belitung Darat
di Kecamatan Sungai Kunyit (Kabupaten
Kecamatan Pontianak Tenggara
Pontianak) dengan sektor unggulan
ditandai dengan adanya Kantor
industri pengolahan bauksit dan industri
Gubernur Kalimantan Barat serta
lainnya.
instansi terkait;
b. Kawasan Pusat pelayanan Olahraga
Stadion Sultan Syarif Abdurahman
yang berlokasi di Kelurahan Akcaya
Kecamatan Pontianak Selatan;
c. Kawasan Pusat Pelayanan Kesehatan
di rumah Sakit Sudarso yang
berlokasi di Kelurahan Bangka
Belitung Laut Kecamatan Pontianak
Tenggara; dan
d. Kawasan Universitas Tanjung Pura
yang berlokasi di Kelurahan Bansir
Laut Kecamatan Pontianak Tenggara.
a. Kawasan strategis dari sudut
Kawasan Strategis Kabupaten, meliputi :
kepentingan ekonomi terdiri atas:
a. kawasan yang memiliki nilai strategis
1) kawasan Perdagangan Tanjung
dari sudut kepentingan pertumbuhan
Pura dan Gajah Mada, meliputi
ekonomi meliputi :
Kecamatan Pontianak Kota dan
1) kawasan sub pusat perdagangan
Pontianak Barat;
dan jasa di Kecamatan Sungai
2) kawasan Komersial Ahmad Yani di
Pinyuh
Kecamatan Pontianak Selatan;
2) kawasan industri di Kecamatan
3) kawasan Pelabuhan Seng Hie,
Sungai Kunyit dan Siantan; dan
yaitu kawasan strategis dari sudut b. kawasan yang memiliki nilai strategis
kepentingan distribusi barang dan
dari sudut kepentingan sosial budaya
pergerakan orang melalui
terdiri atas Kawasan Keraton
transportasi sungai lintas
Amantubillah, Makam Habib Husein di
kota/kabupaten dan Pelabuhan
Kecamatan Mempawah Timur dan
Nusantara Nipah Kuning yang
Sebukit di Kecamatan Mempawah
melayani pelayaran skala regional
Hilir.
dengan berbagai rute, baik skala
provinsi maupun skala nasional;
NO
PERIHAL
KOTA PONTIANAK
dan
4) kawasan terminal, industri dan
pergudangan di Kecamatan
Pontianak Utara.
b. Kawasan strategis dari sudut
kepentingan sosial budaya dan
pariwisata terdiri atas :
1) Kawasan Konservasi Cagar Budaya
Keraton Kadriah di Kecamatan
Pontianak Timur; dan
2) Kawasan Pemakaman Kerajaan
Pontianak di Batulayang di
Kecamatan Pontianak Utara.
c. Kawasan strategis dari sudut
kepentingan pendayagunaan sumber
daya alam dan/atau teknologi tinggi
yaitu Kawasan Tugu Khatulistiwa.
d. Kawasan strategis dari sudut
kepentingan fungsi dan daya dukung
lingkungan hidup meliputi:
1) Kawasan sentra agribisnis,
resapan air dan lahan gambut di
Kecamatan Pontianak Utara; dan
2) Kawasan alur Sungai Kapuas dan
Sungai Landak.
KABUPATEN MEMPAWAH