27 Maret 2014
Logam adalah unsur kimia yang mempunyai sifat-sifat kuat, liat, keras, penghantar listrik dan
panas, serta mempunyai titik cair tinggi. Logam juga merupakan bahan yang dapat ditempa,
mengkilat, magnetis, dan dapat dicampur secara homogen dalam berbagai kadar.
Logam dibagi menjadi dua yaitu logam murni yang hanya terdiri dari satu jenis atom, seperti
besi (Fe) murni, tembaga (Cu) murni dan logam paduan (metal alloy) yang terdiri dari dua
atau lebih jenis atom dan merupakan campuran dari dua macam logam atau lebih yang
dicampur satu sama lain dalam keadaan cair.
Logam murni adalah suatu logam yang memiliki sifat-sifat:
kadar kemurnian 99,9%
kekuatan tarik rendah
titik lebur tinggi
daya hantar listrik baik
daya tahan terhadap karat baik
Contoh-contoh logam murni adalah emas, timah, seng, dan aluminum. Biasanya kaleng
menggunakan aluminium murni, sementara kabel listrik menggunakan tembaga murni.
ALUMINIUM
EMAS
TIMAH
(aplikasi berupa kawat timah)
SENG
Logam paduan (metal alloy) sering digunakan sebagai pengganti logam murni karena pada
logam paduan memiliki sifat yang dapat memberikan keuntungan dan kemudahan sebagai
material pabrikasi seperti kekerasan pada logam paduan dapat ditingkatkan dari kekerasan
logam asalnya, kekuatan tarik dapat diperbesar, daya pemuaian dapat dikurangkan, titik lebur
dapat diturunkan atau dinaikkan dibanding logam-logam asalnya. Sifat-sifat tersebut itulah
yang tidak dimiliki logam murni sehingga dapat tambahkan unsur logam lainnya untuk
mengeluarkan kelebihan-kelebihan dari sifat-sifat tersebut. Material logam dikelompokan
menjadi dua yaitu :
1. Logam Besi (ferrous)
Logam ferro adalah logam besi (Fe). Besi merupakan logam yang penting dalam bidang
teknik, tetapi besi murni terlalu lunak dan rapuh sebagai bahan kerja, bahan konstruksi dan
lain-lain. Oleh karena itu besi selalu bercampur dengan unsur lain, terutama zat arang atau
karbon (C). Logam ferro juga disebut besi karbon atau baja karbon. Bahan dasarnya adalah
unsur besi (Fe) dan karbon (C), tetapi sebenarnya juga mengandung unsur lain seperti:
silisium, mangan, fosfor, belerang dan sebagainya yang kadarnya relatif rendah. Unsur-unsur
dalam campuran itulah yang mempengaruhi sifat-sifat besi atau baja pada umumnya, tetapi
unsur zat arang (karbon) yang paling besar pengaruhnya terhadap besi atau baja terutama
kekerasannya.
Pembuatan besi atau baja dilakukan dengan mengolah bijih besi di dalam dapur tinggi yang
akan menghasilkan besi kasar atau besi mentah. Besi kasar belum dapat digunakan sebagai
bahan untuk membuat benda jadi maupun setengah jadi, oleh karena itu, besi kasar itu masih
harus diolah kembali di dalam dapur-dapur baja. Logam yang dihasilkan oleh dapur baja
itulah yang dikatakan sebagai besi atau baja karbon, yaitu bahan untuk membuat benda jadi
maupun setengah jadi. Logam Besi (ferrous) juga terdiri menjadi dua yaitu:
a. Baja (steel)
Baja adalah logam paduan antara besi (Fe) dan karbon (C), dimana besi sebagai unsur dasar
dan karbon sebagai unsur paduan utamanya. Kandungan karbon dalam baja kurang dari 1,4%
berat sesuai grade-nya. Dalam proses pembuatan baja akan terdapat unsur-unsur lain selain
karbon yang akan tertinggal dalam baja seperti mangan (Mn), silikon (Si), Kromium (Cr),
vanadium (V), dan unsur lainnya. Dalam hal aplikasi, baja sering digunakan sebagai bahan
baku untuk alat-alat perkakas, alat-alat pertanian, komponen-komponen otomotif, kebutuhan
rumah tangga, dan lain-lain. Menurut ASM handbook vol 1:139 (1993), baja dapat
diklasifikasikan berdasarkan komposisi kimianya seperti kadar karbon dan paduan yang
digunakan. Berikut merupakan klasifikasi baja berdasarkan komposisi kimianya :
Baja Karbon (Carbon Steel)
Baja paduan rendah terdiri dari dari besi dan karbon. Karbon merupakan unsur pengeras besi
yang efektif dan murah. Oleh karena itu, pada umumnya sebagian besar baja hanya
mengandung karbon dengan sedikit unsur paduan lainnya. Perbedaan persentase kandungan
karbon dalam campuran logam baja menjadi salah satu pengklasifikasian baja. Berdasarkan
kandungan karbon, baja paduan rendah dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
Baja karbon rendah (Low Carbon Steel)
Baja karbon rendah adalah baja yang mengandung karbon kurang dari 0,25% C, serta struktur
mikronya terdiri atas ferit dan perlit. Dibandingkan dengan jenis baja lainnya, baja karbon
rendah merupakan jenis baja yang diproduksi dalam jumlah terbesar. Baja kabon rendah
merupakan baja yang paling murah diproduksi diantara semua karbon, midah dimachining
dan dilas, serta keuletan dan ketangguhannya sangat tinggi tetapi kekerasannya rendah dan
tahan aus. Sehingga pada penggunaannya, baja jenis ini dapat digunakan sebagai bahan baku
untuk pembuatan komponen bodi mobil, struktur bangunan, pipa gedung, jembatan, kaleng,
pagar, dan lain-lain.
Baja karbon menengah (Medium Carbon Steel)
Baja karbon menengah adalah baja yang mengandung karbon 0,25% C-0,6% C. Baja karbon
menengah memiliki kelebihan jika dibandingkan dengan baja karbon rendah, kekuatan tarik
dan batas regang yang tinggi, tidak mudah dibentuk oleh mesin, lebih sulit dilakukan untuk
pengelasan, dan dapat dikeraskan (quenching) dengan baik. Baja ini lebih kuat daripada baja
karbon rendah, tetapi memiliki keuletan dan ketangguhan yang lebih rendah, serta dapat
diberi perlakuan panas untuk meningkatkan kekuatannya. Baja karbon menengah banyak
digunakan untuk poros, rel kereta api, roda gigi, pegas, baut, komponen mesin yang
membutuhkan kekuatan tinggi, dan lain-lain.