Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1. Latar Belakang
Salah satu bagian terpenting dalam proses pencernaan makanan adalah
mulut. Makanan akan diproses di dalam rongga mulut oleh saliva, lidah dan
gigi, agar proses tersebut dapat berjalan dengan baik harus disertai dengan
perawatan dan pemeliharaan yang optimal dari gigi dan mulut.
Gigi merupakan salah satu bagian tubuh yang harus diperhatikan dengan
baik, terutama pada periode gigi sulung, pada periode tersebut lebih sering
terjadi kerusakan yang diakibatkan oleh adanya karies yang parah, kehilangan
gigi akibat trauma dan adanya kelainan kongenital. Kerusakan pada gigi dapat
mengakibatkan gangguan dalam pengunyahan dan menimbulkan rasa sakit.
Kerusakan yang terjadi pada gigi jika dibiarkan dapat menyebabkan gigi
tanggal sebelum waktunya dan diikuti dengan adanya perubahan dari fungsi
gigi dan mulut.
Tanggalnya gigi sulung secara dini pada anak, dapat menyebabkan
terjadinya migrasi gigi tetangga dan antagonisnya untuk mengisi ruang kosong
yang
ditinggalkan
oleh
gigi
tersebut,
sehingga
lambat
laun
akan
dengan pertumbuhan dan perkembangan gigi dan rahang. Gigi tiruan sebagian
lepasan perlu dibuat ulang mengikuti pola pertumbuhan dan erupsi gigi tetap.
2. Rumusan Permasalahan
1) Apa saja syarat dari GTSL pada anak ?
2) Apa saja tujuan pembuatan GTSL pada anak ?
3) Apa saja indikasi dan kontraindikasi pembuatan GTSL pada anak ?
4) Bagaimana tahapan/prosedur relining ?
5) Apa dasar pertimbangan pembuatan GTSL pada anak ?
6) Bagaimana prosedur pembuatan GTSL pada anak ?
Learning Object (Tujuan Pembelajaran)
1) Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai tujuan
pembuatan GTSL pada anak
2) Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan syarat pembuatan
GTSL pada anak
3) Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai indikasi dan
kontraindikasi pembuatan GTSL pada anak
4) Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai prosedur
pembuatan dan desain pembuatan GTSL pada anak
5) Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai cara insersi
dan instruksi yang diberikan saat pembuatan GTSL pada anak
6) Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai keberhasilan
dan kegagalan pembuatan GTSL pada anak
TINJAUAN PUSTAKA
Gigi tiruan sebagian lepasan merupakan bagian dari seni dan ilmu
kedokteran gigi yang bertujuan untuk memperbaiki serta menjaga fungsi mulut
dengan mengganti gigi dan jaringan yang hilang. Tujuan penggunaan gigi tiruan
sebagian lepasan adalah untuk mempertahankan jaringan yang masih ada serta
mengembalikan fungsi mastikasi, bicara, penampilan dan mencegah kebiasaan
buruk.
Dukungan utama dari gigi tiruan sebagian lepasan diperoleh dari jaringan
di bawah landasan serta dukungan tambahan dari gigi kodrat yang masih tinggal.
Penggunaan gigi tiruan tersebut dapat dilepas dan dipasang sendiri oleh pasien.
Gigi tiruan sebagian lepasan adalah alat prostetik yang menggantikan hilangnya
satu atau lebih gigi kodrat yang tanggal, serta harus mendapat dukungan dari gigi
kodrat dan jaringan sekitarnya.
Gigi tiruan sebagian lepasan merupakan pergantian gigi yang mengenai
sebagian dari lengkung gigi dan jaringan sekitarnya, dapat terjadi pada rahang atas
maupun bawah, sert dapat dipasang dan dilepas oleh pasien sendiri.
Penggunaan gigi tiruan sebagian lepasan dapat memulihkan dan
mengembalikan fungsi gigi dengan mempertahankan gigi yang masih ada.tujuan
pembuaan gigi tiruan sebagian lepasan antara lain:
1. Pemulihan fungsi estetik.
Masalah estetik menjadi salah satu alasan utama pasien dalam perawatan
pembuatan
gigi
tiruan.
Pasien
yang
kehilangan
gigi
anterior, akan
atas dan rahang bawah. Kehilangan gigi anterior dapat mengakibatkan gangguan
bicara yang bersifat sementara, setelah menggunakan gigi tiruan mampu
meningkatkan fungsi bicara dengan cara membiasakan menggunakan gigi
tiruan.
Terbentuknya suara berawal dari laring, lidah, palatum dan dibantu gigigigi. Rongga mulut dan sinus maksilaris dalam hal ini berfungsi sebagai ruang
resonansi. Menurut tempat terjadinya suara yang dihasilkan dapat dibedakan
sebagai berikut :
1) Labial
Merupakan huruf yang diucapkan oleh bibir, antara lain huruf (b), (p), (m).
2) Labiodental
Merupakan huruf yang diucapkan antara bibir bawah dengan tepi insisal
gigi anterior rahang atas, antara lain huruf (f), (v), (ph).
3) Linguodental
Merupakan huruf yang diucapkan antara lidah dengan gigi anterior rahang
atas, antara lain huruf (th).
4) Linguopalatal
Merupakan huruf yang diucapkan antara lidah dengan palatum, antara lain
huruf (d), (s), (c), (j).
5) Nasal
Merupakan huruf yang akan terdengar seperti huruf (n), (ng).
3. Perbaikan dan peningkatan fungsi pengunyahan.
Salah satu bagian terpenting dalam proses pencernaan makanan adalah
mulut. Makanan akan diproses di dalam rongga mulut dengan gigi, agar proses
tersebut dapat berjalan dengan baik harus disertai dengan perawatan dan
pemeliharaan yang optimal dari gigi dan mulut tersebut.
Penelitian Farrel (1962) menunjukkan bahwa jenis makanan tertentu dapat
dicernakan dengan sempurna tanpa perlu dikunyah sama sekali. Penderita yang
sudah kehilangan gigi biasanya mengalami perubahan pada mastikasi. Tekanan
kunyah akan terpusat pada satu sisi atau satu bagian saja. Penggunaan gigi
tiruan sebagian lepasan akan memperbaiki penyaluran tekanan kunyah secara
merata ke seluruh bagian jaringan pendukung.
tidak
menyebabkan
karies
dan
tidak
mengiritasi
jaringan
pendukungnya.
Kasus tanggalnya gigi secara dini pada anak memerlukan pembuatan gigi
tiruan sebagian lepasan, oleh karena itu perlu indikasi yang tepat dalam
pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan. Gigi tiruan sebagian lepasan anak dibuat
pada keadaan antara lain sebagai berikut :
1. Secara radiografis, mempunyai gambaran gigi tetap pengganti yang
diperkirakan akan erupsi lebih dari enam bulan.
2. Tanggalnya gigi molar sulung secara dini, sehingga memerlukan penahan
ruang untuk perbaikan fungsi mastikasi.
3. Gigi penyangga tidak mampu mendukung alat prostodonti cekat, akibat
adanya resorpsi akar, trauma atau karies luas yang melibatkan pulpa.
4. Tanggalnya gigi anterior sulung akibat trauma.
5. Pada kasus tidak adanya gigi secara kongenital, misalnya oligodonsia
sebagian. Oligodonsia dapat terjadi pada gigi sulung maupun gigi tetap.
6. Adanya celah pada palatum yang harus ditutup dengan protesa.
7. Kehilangan gigi tetap muda akibat trauma.
8. Pasien kooperatif, tidak ada keluhan jika dilakukan perawatan.
9. Usia di atas 2,5 tahun merupakan anjuran dan prasyarat untuk
menggunakan gigi tiruan sebagian lepasan.
Indikasi yang tepat diperlukan dalam membuat gigi tiruan sebagian
lepasan, selain itu ada beberapa hal yang menjadi kontraindikasi dalam pembuatan
gigi tiruan diantaranya :
1. Pasien yang tidak kooperatif, dapat dikatakan termasuk dalam kelompok
hysterical mind.
2. Faktor kesehatan secara umum yang tidak mendukung untuk dilakukan
perawatan.
Konektor yang dipakai biasanya berbentuk pelat, yaitu pada gigi tiruan dari
resin.
DISKUSI
1. Tujuan pembuatan Gigi Tiruan Sebagian Lepasan pada anak :
Penggunaan gigi tiruan sebagian lepasan dapat memulihkan dan
mengembalikan fungsi gigi dengan mempertahankan gigi yang masih
ada.tujuan pembuaan gigi tiruan sebagian lepasan antara lain:
1. Pemulihan fungsi estetik.
Masalah estetik menjadi salah satu alasan utama pasien dalam perawatan
pembuatan gigi tiruan. Pasien yang kehilangan gigi anterior, akan
memperlihatkan wajah dengan bentuk bibir masuk ke dalam, sehingga pada
dasar hidung tampak lebih ke dalam dan dagu menjadi lebih ke depan.
Pada anak-anak kehilangan gigi anterior sering terjadi karena kecelakaan,
sehingga tidak sedikit perawatannya dengan cara mencabut gigi yang terkena
trauma akibat kegoyangan yang sangat besar. Tanggalnya gigi tersebut akan
mengakibatkan migrasi ke gigi tetangga ke arah gigi yang hilang.
2. Peningkatan fungsi bicara.
Organ bicara yang tidak lengkap dan kurang sempurna dapat
mempengaruhi suara pasien, misalnya pasien kehilangan gigi anterior rahang
atas dan rahang bawah. Kehilangan gigi anterior dapat mengakibatkan
gangguan bicara yang bersifat sementara, setelah menggunakan gigi tiruan
mampu meningkatkan fungsi bicara dengan cara membiasakan menggunakan
gigi tiruan.
3. Perbaikan dan peningkatan fungsi pengunyahan.
Salah satu bagian terpenting dalam proses pencernaan makanan adalah
mulut. Makanan akan diproses di dalam rongga mulut dengan gigi, agar proses
tersebut dapat berjalan dengan baik harus disertai dengan perawatan dan
pemeliharaan yang optimal dari gigi dan mulut tersebut.
Penderita yang sudah kehilangan gigi biasanya mengalami perubahan pada
mastikasi. Tekanan kunyah akan terpusat pada satu sisi atau satu bagian saja.
Penggunaan gigi tiruan sebagian lepasan akan memperbaiki penyaluran
tekanan kunyah secara merata ke seluruh bagian jaringan pendukung.
4. Mempertahankan jaringan mulut yang ada.
Jaringan mulut yang ada akan dipertahankan dengan pemakaian gigi tiruan
sebagian lepasan, karena dengan gigi tiruan dapat mencegah atau mengurangi
efek yang timbul karena hilangnya gigi.
5. Pencegahan migrasi gigi.
Tanggalnya gigi sulung yang terlalu dini pada anak, dapat mengakibatkan
migrasi gigi tetangga dan antagonisnya untuk mengisi ruang kosong yang
ditinggalkan oleh gigi tersebut, sehingga lambat laun akan mengakibatkan
maloklusi dan lengkung gigi tidak berkembang secara optimal, bahkan akan
menyebabkan terjadinya gangguan bicara, mastikasi, dan estetis.
Ruang kosong pada gigi yang tanggal akan mengakibatkan makanan
tertinggal pada daerah yang kosong, sehingga mudah terjadi akumulasi plak
interdental, serta akan mengakibatkan peradangan jaringan periodontal dan
dekalsifikasi permukaan proksimal gigi. Akibat lain dapat terjadi erupsi
berlebih gigi antagonis.
2. Syarat pembuatan Gigi Tiruan Sebagian Lepasan pada anak
1. Alat yang dipakai harus dapat mengembalikan dan meningkatkan fungsi
mastikasi
2. Alat yang dipakai harus dapat mengembalikan dan meningkatkan estetik
dan kontur wajah pasien
3. Alat yang digunakan tidak menghambat pertumbuhan normal lengkung
rahang
4. Desain tidak boleh menghambat fungsi bicara
5. Alat harus mudah dilepas dan dipasang olaeh pasien
6. Desain harus mudah di-adjust dan diperbaiki jika diperlukan
7. Alat mudah dibersihkan
8. Desain harus membutuhkan preparasi yang minimal atau tidak sama
sekali pada gigi penyangga
9. Alat harus dapat mencegah erupsi berlebihan dari gigi antagonis, migrasi
dari gigi sebelahnya dan mencegah kemungkinan terjadinya kebiasaan
buruk
10
10. Alat harus dapat mencegah akumulasi plak dan tidak mengiritasi
jaringan penyangga
3. Indikasi dan Kontraindikasi Pembuatan Gigi Tiruann Sebagian Lepasan
pada Anak
A. Indikasi Pembuatan Gigi Tiruan Sebagian Lepasan pada Anak
Kasus tanggalnya gigi secara dini pada anak memerlukan
pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan, oleh karena itu perlu indikasi
yang tepat dalam pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan. Gigi tiruan
sebagian lepasan anak dibuat pada keadaan antara lain sebagai berikut :
a. Secara radiografis, mempunyai gambaran gigi tetap pengganti yang
diperkirakan akan erupsi lebih dari enam bulan.
b. Tanggalnya gigi molar sulung secara dini, sehingga memerlukan
penahan ruang untuk perbaikan fungsi mastikasi.
c. Gigi penyangga tidak mampu mendukung alat prostodonti cekat,
akibat adanya resorpsi akar, trauma atau karies luas yang melibatkan
pulpa.
d. Tanggalnya gigi anterior sulung akibat trauma.
e. Pada kasus tidak adanya gigi secara kongenital, misalnya oligodonsia
sebagian. Oligodonsia dapat terjadi pada gigi sulung maupun gigi
tetap.
f. Adanya celah pada palatum yang harus ditutup dengan protesa.
g. Kehilangan gigi tetap muda akibat trauma.
h. Pasien kooperatif, tidak ada keluhan jika dilakukan perawatan.
i. Usia di atas 2,5 tahun merupakan anjuran dan prasyarat untuk
menggunakan gigi tiruan sebagian lepasan.
B. Kontraindikasi Pembuatan Gigi Tiruan Sebagian Lepasan pada Anak :
a. Pasien yang tidak kooperatif, dapat dikatakan termasuk dalam
kelompok hysterical mind.
b. Faktor kesehatan secara umum yang tidak mendukung untuk dilakukan
perawatan.
11
dapat menjadi
pertimbangan
dalam
- Kelas II
- Kelas III
- Kelas IV
- Kelas V
- Kelas VI
Bentuk sadel
dibagi menjadi dua yaitusadel tertutup dan berujung bebas. Terdapat tiga
pilihan untuk dukungan sadel tertutup, yaitu dukungan gigi, mukosa, atau
kombinasi.Sebaliknya untuk sadel berujung bebas dukungan pada
umumnya berasal dari mukosa. Dukungan terbaik untuk gigi tiruan
sebagian lepasan diperoleh dengan memperhatikan faktor-faktor sebagai
12
berikut antara lain keadaan jaringan pendukung, panjang dan jumlah sadel
serta keadaan rahang.
f. Menentukan jenis penahan.
Penahan yang akan dipilih dapat ditentukan dengan memperhatikan faktorfaktor berikut:
4. Dukungan sadel
Dukungan sadel berkaitan dengan indikasi macam cangkolan yang
akan dipakai dan gigi penyangga yang diperlukan.
5. Stabilitas gigi tiruan
Berhubungan dengan jumlah dan macam gigi pendukung yang ada dan
yang akan dipakai.
6. Estetika
Berhubungan dengan bentuk dan tipe cangkolan dan lokasi gigi
penyangga.
5. Menentukan jenis konektor.
Konektor yang dipakai biasanya berbentuk pelat, yaitu pada gigi tiruan
dari resin.
Dokter gigi perlu memberikan penjelasan yang dapat dimengerti anak
sebelum melakukan pencetakan rahang karena anak-anak belum memiliki
pengalaman mengenai tahap pencetakan. Hasil yang optimal dapat diperoleh
dengan mengetahui beberapa pertimbangan dalam pencetakan, antara lain:
1. Pemilihan sendok cetak
Pencetakan pada anak menggunakan sendok cetak ukuran kecil. Berbagai
macam ukuran sendok cetak yang cocok pada anak sudah tersedia dan dapat
digunakan dalam berbagai macam keadaan . Sendok cetak kaku yang
berlubang telah tersedia dalam berbagai ukuran yang sesuai untuk anak-anak.
Ukuran yang telah dianjurkan untuk pencetakan adalah jarak anatara gigi dan
sendok cetak sekitar 3 mm, dengan perluasan distal yang cukup.
2. Pemilihan bahan cetak
Pemilihan bahan cetak akan menentukan keberhasilan suatu pencetakan.
Bahan cetak yang sebaiknya digunakan adalah alginat, dapat digunakan jenis
regular setting maupun fast setting . Alginat yang digunakan untuk anak-anak
biasanya yang masa pengerasannya relatif pendek . Perlu diperhatikan
perbandingan air dan bubuk sesuai dengan petunjuk dari pabrik untuk
mendapatkan hasil yang optimal.
3. Mengatasi refleks mual
13
Pasien pada umumnya akan merasa mual pada saat melakukan pencetakan,
oleh karena itu perlu penanganan yang tepat untuk mencegah atau mengontrol
refleks mual. Refleks mual pada anak dapat dicegah dengan menggunakan
bahan cetak yang memiliki rasa, meminta anak berkumur dengan air hangat
yang berisi cairan anastetik sehingga memberikan rasa kebal, anak diminta
bernafas teratur, atau juga mengalihkan perhatian anak pada hal-hal lain sampai
pencetakan selesai dilakukan. Kelebihan bahan cetak sebaiknya dihindari agar
tidak mengalir ke orofaring. Anak dapat juga dialihkan perhatiannya dengan
memberikan sedikit bahan cetak yang belum mengeras pada jarinya. Anak
diinstruksikan untuk bernapas melalui hidung serta menundukkan kepalanya ke
depan. Penggunaan suction atau penyedot saliva untuk membuang saliva dapat
digunakan untuk mencegah refleks mual pada anak .
4. Pencetakan rahang bawah
Pencetakan rahang bawah biasanya dilakukan dahulu untuk menghindari
rasa mual dan rasa takut anak. Dokter gigi berdiri di samping kanan depan anak
saat menyiapkan sendok cetak. Jari tangan diletakkan di daerah molar sendok
cetak dan ibu jari di bawah rahang bawah, pada posisi tersebut anak tidak akan
dapat merubah posisi sendok cetak, demikian juga dengan pergerakan badan
atau kepala. Anak diminta untuk mendorong lidahnya keluar untuk
mendapatkan kontraksi otot milohioid. Hasil cetakan jika sudah baik tidak
terdapat cacat atau rusak maka dilanjutkan dengan pencetakan rahang atas.
5. Pencetakan rahang atas
Posisi dokter pada pencetakan rahang atas yaitu berdiri di samping kanan
belakang anak, kemudian sendok cetak dimasukkan. Penekanan dengan jari
tengah atau telunjuk kedua tangan pada daerah posterior sendok cetak dan ibu
jari berada di atas arkus zigomatikus. Penekanan pada sendok cetak yang
berada dalam mulut anak pada rahang atas maupu rahang bawah adalah pada
bagian posterior terlebih dahulu kemudian pada daerah anterior.
14
5. Cara Insersi dan Instruksi yang diberikan saat Pembuatan Gigi Tiruan
Sebagian Lepasan pada Anak
A. Hal-hal yang perludiperhatikan saat insersi GTSL antara lain :
1.Part of insertion and part of removement
Hambatan pada permukaan gigi atau jaringan yang dijumpai pada saat
pemasangan dan pengeluaran gigi tiruan dapat dihilangkan dengan cara
pengasahan permukaan gigi tiruan (hanya pada bagian yang perlu saja).
2.Retensi
Yaitu kemampuan GTS untuk melawan gaya pemindah yang cenderung
memindahkan gigi tiruan ke arah oklusal. Retensi gigi tiruan ujung bebas di
dapat dengan cara :a.Retensi fisiologis, diperoleh dari relasi yang erat antara
basis gigi tiruan dengan membarana mukosa di bawahnya.b.Retensi mekanik,
diperoleh dari bagian gigi tiruan yang bergesekan dengan struktur anatomi.
Retensi mekanik terutama diperoleh dari lengan traumatic yang menempati
undercut gigi abutment.
3.Stabilisasi
Yaitu perlawanan atau ketahanan GTS terhadap gaya yang menyebabkan
perpindahan tempat/gayahorizontal. Stabilisasi terlihat dalam keadaan berfungsi,
misal pada saat mastikasi. Pemeriksaanstabilisasi gigi tiruan dengan cara
menekan bagian depan dan belakang gigi tiruan secara bergantian.Gigi tiruan
tidak boleh menunjukkan pergeseran pada saat tes ini.
4.Oklusi
Yaitu pemeriksaan aspek oklusi pada saat posisi sentrik, lateral, dan
anteroposterior. caranya denganmemakai kertas artikulasi yang diletakkan di
bawah gigi atas dan bawah, kemudian pasien dimintamelakukan gerakan
15
Pada saat pertama kali memakai gigi tiruan, akan timbul rasa tidak
nyaman dan sulit berbicara namun anak harus berusaha untuk
beradaptasi
Gigi tiruan sebaiknya dilepas pada saat berolah raga dan pada saat
malam hari, gigi tiruan direndam dalam air dan dibersihkan setiap
hari dengan bantuan orang tua
17
18
KESIMPULAN
19
DAFTAR PUSTAKA
Gunadi, H.A. 1995. Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan. Jilid 1. Hal
12, 30-50, 108-111 Jakarta: Hipokrates
Lindahl, R.L. 1964. Removable Denture Prosthetis. 4th ed. Hal: 271-285.
McGraw-Hill Book Company Inc.
Finn, S.B. 2003. Clinical Pedodontics. 4th ed. Hal 309-31, 360-3. Philadelphia:
W.B Saunders Company inc.
McDonald, R.E. and D.R. Avery, 2000. Dentistry forThe Child and Adolescent.
7th ed. Saint Louis: Mosby
Andajani, T. 1993. Penanggulangan Kerusakan Gigi yang Parah dengan Gigi
Tiruan Tumpang. Volume 2. Hal 571-580. Jakarta: Majalah Ilmiah
Kedokteran Gigi Usakti.
Rao, Arathi. 2012. Principles and Practice of Pedodontics third edition. New
Delhi : Jaypee Brothers Medical Publishers
20
LAMPIRAN
1. Gangren radiks :
o Suatu keadaan dimana gigi sudah tinggal akarnya saja atau mahkota
gigi sudah hilang sampai batas garis servikal atau bifurkasinya sudah
pecah walaupun mahkota masih ada.
2. Agenisi :
o Tidak dibentuknya atau tidak tumbuhnya benih gigi, dapat mengenai
satu atau beberapa gigi, bahkan dapat mengenai seluruh gigi dandapat
terjadi pada gigi sulung maupun gigi tetap.
o Oligodonsia adalah tidak adanya sejumlah gigi, biasanya lebih dari
enam gigi dan umumnya dihubungkandengan sindroma spesifik dan atau
kelainan abnormal yang berat, sedangkan anodonsia merupakan bentuk
ekstrim dari oligodonsia yang menunjukkan tidak adanya seluruh gigi
3. Rontenologi :
o Salah satu langkah untuk menegakkan diagnosa, diperoleh berdasarkan
hasil pemeriksaan radiologi
21