Oleh :
Dhita Jamilatul Wahidah
31113117
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Tuberkulosisadalah penyakit bakteri menular yang disebabkan oleh
merupakan
masalah
kesehatan
yang
penting
di
dapat
menurunkan
angka
kematian
tuberkulosis
(Depkes,
isoniazid,
rifampisin,
etambutol,
pirazinamid,
dan
Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh penggunaan obat antituberkulosis kombinasi dosis tetap
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
umumnyaMycobacterium
tuberculosis.
Tuberkulosis
biasanya menyerang paru-paru, namun juga bisa berdampak pada bagian tubuh
lainnya.Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang menyebabkan masalah
kesehatan terbesar kedua di dunia setelah HIV. Indonesia sendiri termasuk lima
besar negara dengan jumlah pengidap TB terbanyak di Asia Tenggara dengan
jumlah pengidap yang mencapai 305.000 jiwa pada tahun 2012.
2.1.1. Epidemiologi
TB merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting di dunia.Pada
tahun 1993 World Health Organization (WHO) telah mencanangkan TB sebagai
Global Emergency.WHO dalam Annual Report on Global TB Control 2011
menyatakan bahwa terdapat 22 negara dikategorikan sebagai high burden
countries terhadap TB, termasuk Indonesia. Pada tahun 2010 diperkirakan
terdapat 8,8 juta kasus TB, dimana 3,9 juta adalah kasus BTA (Basil Tahan Asam)
positif serta 1,4 juta orang meninggal di seluruh dunia akibat TB termasuk 0,35
juta orang dengan penyakit HIV.
Tahun 2010, Indonesia menempati peringkat ke-4 negara dengan insidensi
TB tertinggi di dunia sebanyak 0,37 0,54 juta setelah India (2,0 2,5 juta), Cina
(0,9 1,2 juta), Afrika Selatan (0,40 0,59 juta) (WHO 2011). Pada tahun 2004,
diperkirakan angka prevalensi kasus TB di Indonesia 130/100.000 penduduk,
setiap tahun ada 539.000 kasus baru dan jumlah kematian sekitar 101.000 orang
pertahun serta angka insidensi kasus TB BTA positif sekitar 110/100.000
penduduk.
2.1.2. Etiologi
Mycobacterium tuberculosismerupakan bakteri yang menyebabkan penyakit
tuberculosis dengan gejala bervariasi.Tidak hanya Mycobacterium tuberculosis
yang dapat menginfeksi, namun Mycobacterium bovis dan Mycobacterium
africanum yang ketiganya merupakan anggota ordo Actinomisetales dan famili
Microbacteriasese.Tempat masuk kuman ini adalah melalui saluran pernapasan,
saluran pencernaan, dan luka terbuka pada kulit.Kebanyakan infeksi TB terjadi
melalui udara, yaitu melalui inhalasi droplet yang mengandung kuman-kuman
basil tuberkel yang berasal dari orang yang terinfeksi (Amin, 2006; Mudihardi,
2005).
2.1.3. Patofisiologi
Tuberkulosis adalah penyakit yang dikendalikan oleh respons imunitas
diperantarai sel. Sel efektor adalah makrofag dan limfosit.Respons ini merupakan
raksi hipersensitivitas tipe IV (selular atau lambat).Awalnya, infeksi kuman dalam
wujud droplet nuklei terhirup masuk saluran nafas dan menuju paru-paru. Di paruparu, mereka akan bertemu makrofag jaringan dan neutrofil sebagai garis
pertahanan pertama. Sebagian dari mereka mati akibat difagosit netrofil, terkena
sekret makrofag dan terkena sekret saluran nafas. Bila kuman difagosit oleh
makrofag, ia akan tetap hidup karena kuman TB bersifat intraseluler. M.
tuberculosis merupakan basil tahan asam (BTA) karena ia memiliki banyak lipid
yang membuatnya tahan terhadap asam, gangguan kimia dan fisik. Kandungan
lipid yang banyak dalam makrofag, dimanfaatkan kuman untuk memperkuat
dirinya (Amin, 2006; Mudihardi, 2005).
Setelah infeksi tuberkulosis primer, ada kemungkinan infeksi ini akan sembuh
sama sekali tanpa meninggalkan cacat, sembuh dengan meninggalkan sedikit
bekas berupa garis fibrotik, kalsifikasi hilus dan di antaranya dapat kambuh
kembali menjadi tuberkulosis sekunder karena kuman yang dormant ataupun akan
menimbulkan komplikasi dan menyebar baik dapat secara perkontinuitatum,
bronkogen, limfogen atau hematogen.
Rontgen dada.
Tes Mantoux.
Tes darah.
Tes dahak.
2HRZE/4H3R3
2HRZE/4HR
KATEGORI 2
2HRZE/6HE
2HRZES/HRZE/5H3R3E3
KATEGORI 3
2HRZES/HRZE/5HRE
2HRZ/4H3R3
2HRZ/4HR
2HRZ/6HE
Tabel 1. Paduan pengobatan standar yang direkomendasikan oleh WHO dan
IUATLD (International Union Against Tuberculosis and Lung Disease).
Pengendalian atau penanggulangan TB yang terbaik adalah mencegah agar
tidak terjadi penularan maupun infeksi. Pencegahan TB pada dasarnya adalah :
1) Mencegah penularan kuman dari penderita yang terinfeksi
2) Menghilangkan atau mengurangi faktor risiko yang menyebabkan terjadinya
penularan.
Tindakan mencegah terjadinya penularan dilakukan dengan berbagai cara,
yang utama adalah memberikan obat anti TB yang benar dan cukup, serta dipakai
dengan patuh sesuai ketentuan penggunaan obat. Pencegahan dilakukan dengan
cara mengurangi atau menghilangkan faktor risiko,
dan
anti
infeksi
sintetis
untuk
membunuh
kuman
adalah
Isoniazid,
Etambutol,
Rifampisin,
Pirazinamid,
dan
OAT
dengan
dosis
tetap.
Contoh
2HRZE/4H3R3
atau
2HRZES/5HRE. Kode huruf tersebut adalah akronim dari nama obat yang
dipakai, yakni :
H = Isoniazid
R = Rifampisin
Z = Pirazinamid
E = Etambutol
S = Streptomisin
Sedangkan angka yang ada dalam kode menunjukkan waktu atau
frekwensi. Angka 2 didepan seperti pada 2HRZE, artinya digunakan selama 2
bulan, tiap 26 hari satu kombinasi tersebut, sedangkan untuk angka dibelakang
huruf, seperti pada 4H3R3 artinya dipakai 3 kali seminggu ( selama 4 bulan).
Sebagai contoh, untuk TB kategori I dipakai 2HRZE/4H3R3, artinya :
Tahap awal/intensif adalah 2HRZE : Lama pengobatan 2 bulan, masing masing
OAT (HRZE) diberikan setiap hari. Tahap lanjutan adalah 4H3R3 : Lama
pengobatan 4 bulan, masing masing OAT (HR) diberikan 3 kali seminggu.
Paduan
pengobatan
yang
digunakan
oleh
Program
Nasional
b.
BAB III
METODE PENELITIAN
dilakukan
di Rumah
Tasikmalaya yang bertempat di Jl. Rumah Sakit No. 33 Tasikmalaya, Jawa Barat.
3.4.2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan selama 3 bulan dimulai pada bulan Maret sampai bulan
Mei 2016.
Hiperurisemia
Sedang menderita: penyakit ginjal kronik (PGK) (eLFG < 60
ml/menit/1,73 m2 dengan rumus Cockcroft-Gault), diabetes melitus
(DM) menurut ADA 2005, hipertensi menurut JNC-7 2003 , obesitas
(IMT 30 kg/m2), sindrom metabolik (SM)
Pengolahan Data
Menganalisis Data