PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Olahraga bagi bangsa Indonesia merupakan sarana untuk mengembangkan
sumber daya manusia yang diharapkan mampu menciptakan manusia Indonesia yang
produktif, jujur, sportif dan memiliki semangat dan daya juang, serta daya saing yang
tinggi. Selain itu olahraga sebagai usaha meningkatkan harkat dan martabat serta
keharuman bangsa di dunia, karena prestasi di dalam olahraga kadang dinilai sebagai
pencerminan prestasi bangsa dan negara. Olahraga merupakan aktivitas fisik yang
dilakukan untuk mendapatkan tubuh sehat dan kuat, aktivitas itu sendiri cenderung yang
menyenangkan dan menghibur. Menurut Sukirno, (2012:4) apabila setiap individu
melakukan kegiatan olahraga secara teratur, terarah dan berkesinambungan, pada
gilirannya akan membentuk masyarakat sejahtera. Oleh karena itu olahraga memiliki
peranan yang sangat penting bagi suatu pendidikan yaitu pendidikan jasmani.
Pendidikan jasmani adalah suatu peroses melalui aktifitas jasmani, yang
dirancang dan disusun secara sistematis, untuk merangsang pertumbuhan dan
perkembangan, meningkatkan kemampuan dan keterampilan jasmani, kecerdasan dan
pembentukan watak, serta nilai dan sikap yang positif bagi setiap warga negara dalam
rangka mencapai tujuan pendidikan. Didalam program pembelajaran di sekolah terdapat
mata pelajaran pendidikan olahraga dan kesehatan. Penjasorkes (Pendidikan Jasmani,
Olahraga dan Kesehatan). Dalam penjasorkes harus diberikan pelajaran mengenai
berbagai macam olahraga misalnya: lari, senam, aerobik, pencaksilat, karate, dan
lainnya. Walaupun olahraga ada disajikan dalam bentuk permainan, namun permainan
itu harus dapat melibatkan seluruh siswa seperti permainan sepakbola, bola voli, bola
basket, dan sebagainya, serta mengandung unsur-unsur nilai-nilai yang berguna bagi
pertumbuhan dan perkembangan siswa/peserta didik dan salah satu dari olahraga
permainan itu adalah sepakbola.
Sepakbola merupakan cabang olahraga yang dapat dimainkan dan digemari oleh
masyarakat dari tingkat SD hingga perguruan tinggi baik putra maupun putri, baik yang
tinggal di desa maupun tinggal kota. Karena meningkatnya minat masyarakat pada
olahraga permainan sepakbola, maka pada dasarnya sepakbola adalah olahraga yang
memainkan bola dengan kaki. Tujuan utamanya dari permainan ini adalah untuk
mencetak gol atau skor sebanyak-banyaknya yang tentunya harus dilakukan sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
Permainan sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang populer dan
banyak dimainkan oleh masyarakat termasuk siswa yang antara lain yaitu: SMA
NEGERI 13 PALEMBANG. Bukti bahwa permainan sepakbola ini dijadikan sabagai
acara dalam pesta olahraga keramaian di daerah-daerah dan semakin maraknya eventevent olahraga sepakbola untuk tingkat SMA. Selain itu, dapat kita lihat hampir disetiap
sekolah terdapat ekstrakukurikuler sepakbola. Selain itu untuk meningkatkan prestasi,
perlu melibatkan beberapa faktor penunjang yang satu dengan yang lainnya saling
berkaitan, seperti pembinaan secara dini dengan latihan kontinyu dan intensif. Agar
tercapai prestasi yang menjadi muara dari hasil kerja keras yang dicita-citakan,
permainan sepakbola itu sendiri merupakan cabang olahraga yang dapat dilakukan
secara maksimal, apabila para pemain dapat melakukan atau memiliki penguasaan
teknik dasar yang efektif dan efesien. Dalam permainan sepakbola terdiri dari beberapa
teknik dasar seperti: menyundul (heading), menggiring bola (dribbling), menendang
BAB II
LANDASAN TEORI
berjumlah sebelas orang, dengan tujuan untuk mencetak gol atau skor sebanyakbanyaknya sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan untuk memenangkan
permainan.
2.2.1 Teknik Dasar Permainan Sepakbola
Adapun teknik dasar dalam permainan sepakbola adalah sebagai berikut :
1) Menggiring bola (dribbling)
Dribbling adalah keterampilan dasar dalam sepakbola karena semua pemain harus
mampu menguasai bola saat sedang bergerak, berdiri, atau bersiap melakukan
operan atau tembakan, (Mielke, 2003:1).
2) Mengoper (passing)
Passing adalah seni memindahkan momentum bola dari satu pemain kepemain lain,
(Mielke, 2003:19).
3) Menghentika bola (trapping)
Trapping adalah metode mengontrol bola yang paling sering digunakan pemain
ketika menerima bola dari pemain lain, (Mielke, 2003:29).
4) Menyundul Bola (heading)
Heading adalah teknik dasar dalam sepakbola yang menggunakan kepala. Para
pemain bisa melakukan ketika sedang meloncat, melompat kedepan, menjatuhkan
diri (diving), atau tetap diam dan mengarahkan bola dengan tajam ke gawang atau
teman satu tim, (Mielke, 2003:49).
5) Menembak bola ke gawang (shooting)
Shooting adalah tendangan ke arah gawang untuk mencetak gol yang dapat
dilakukan dari berbagai posisi di lapangan, (Mielke, 2003:67).
6) Lemparan ke dalam (throw-in)
Throw-in adalah salah satu yang sering diabaikan dalam sepakbola. Penggunaan
throwi-in yang benar dapat menciptakan banyak peluang untuk mengontrol bola
dan mencetak gol selama pertandingan, (Mielke, 2003:40).
2.2.2 Sarana dan Prasarana Permainan Sepakbola
Adapun sarana dan prasarana yang diperlukan dalam permainan sepakbola yaitu:
1) Lapangan
Lapangan sepakbola berbentuk persegi panjang. Panjang minimal 90 m,
maksimal 120 m. Lebar minimal 45 m, maksimal 90 m. Untuk pertandingan
internasional, panjang minimal 100 m, maksimal 110 m. Lebar minimal 64 m, maksimal
75 m (Muhajir, 2011:2).
2) Gawang
Menurut Salim, (2008:37) dalam lapangan ada dua tiang gawang yang di
tengahnya masing-masing ada garis gol. Tiang gawang tersebut terdiri dari dua tiang
9
tegak vertikal yang pada ujung atasnya bersambung dengan batang lurus horisontal.
Tiangnya harus berwarna putih dan biasanya terbuat dari bahan kayu atau besi. Ukuran
panjang gawang adalah 7,32 m dan tingginya 2,44 m. Dalam ketentuan yang resmi dan
paling sering digunakan adalah bentuk tiang gawang persegi panjang. Selain itu untuk
kelengkapan tiang gawang sebuah jaring dipasangkan pada tiang dan mistar gawang,
dan menyatu dengan tanah belakang gawang.
10
keadaan
diam.
Sedangkan
keseimbangan
dinamis
adalah
kemapuan
11
Mielke,
(2003:1)
mengatakan
bahwa,
Dribblibng
adalah
keterampilan dasar dalam sepakbola karena semua pemain harus mampu menguasai
bola saat sedang bergerak, berdiri, atau bersiap melakukan operan atau tembakan.
Ketika pemain telah menguasai dribbling secara efektif, sumbangan mereka di dalam
pertandingan akan sangat besar. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan,
12
bahwa menggiring bola (dribbling) adalah keterampilan dasar dalam sepakbola yang
dilakukan dengan cara menggerakan bola dari satu titik ke titik lain menggunakan kaki.
Pengggunaan dribbling di dalam suatu permainan tergantung pada kondisi
lapangan permainan, kedekatan dengan lawan dan teman satu tim, dan tentu saja
keterampilan serta rasa percaya diri pemain. (Mielke, 2003:6) prinsip utama yang harus
diingat adalah bahwa dribbling digunakan untuk menciptakan ruang.
Adapun beberapa teknik menggiring bola dalam permainan sepakbola
diantaranya adalah sebagai berikut :
1) Dribbling menggunakan sisi kaki bagian dalam, yaitu dengan menyentuh bola
dengan sisi kaki bagian dalam dan posisikan kaki secara tegak lurus terhadap
bola. Tendanglah dengan pelan untuk mempertahankan kontrol bola dan
pusatkan kekuatan tendangan pada bagian tengah bola sehingga memudahkanmu
mengontrol arahnya (Mielke, 2003:2).
2) Dribbling menggunakan sisi kaki bagian luar, yaitu memposisikan tubuh dengan
seimbang pada saat mendorong bola menjauh dan menentukan jarak di antara
kedua kaki ketika sedang melakukan dribbling (Mielke, 2003:4).
13
14
15
16
Ha
Ho
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
17
: Kelincahan.
: Keseimbangan.
: Menggiring Bola.
18
PESERTA EKSTRAKURIKULER
PUTRA
PUTRI
20
JUMLAH
20
TABEL 2
SAMPEL PENELITIAN
19
PESERTA EKSTRAKURIKULER
NO.
PUTRA
PUTRI
20
1.
JUMLAH
20
penelitian
adalah
cara
yang
dignakan
oleh
peneliti
dalam
20
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis korelasi
ganda. Adapun konstelasi penelitian ini dapat di lihat pada gambar berikut:
X1
X2
Kelincahan
X2
Keseimbangan
2. Variabel Terikat
Y
21
22
Above Average
Average
Below Average
Poor
<15.2 secs
>18.3 secs
<17.0 secs
>23.0 secs
r
Male
Femal
e
23
b) Berdirilah pada salah satu kaki, angkat kaki yang lain dan
letakkan ibu jari kaki pada lutut kaki yang masih menjejak
tanah.
c) Komando dari peneliti, tutup mata dan peneliti mulai
menghitung dengan stopwatch.
d) Jaga keseimbangan selama mungkin.
e) Waktu akan dihentikan apabila siswa
membuka
mata,
24
Perlengkapan
Pelaksanaan
menggiring
bola,
ia
harus
25
26
1) Mencari
rx1y
n X1Y ( X1 ).( Y)
n. X
2
1
( X 1 ) 2 . n. Y 2 Y
(Riduwan,
2013:90)
Keterangan:
rx1y
= koefisien korelasi
x1
= kelincahan
rx 2 y
n X 2Y ( X 2 ).( Y)
n X X n Y Y
2
2013:89)
Keterangan:
rx 2 y
= koefisien korelasi
x2
= keseimbangan
27
(Riduwan,
x2y
RX X Y
1 2
1 r 2 X1 X 2
(Riduwan, 2013:90)
Keterangan:
RYX1 X 2
= Korelasi variabel
X1
dengan
X2
rX1Y
= Korelasi sederhana (product moment pearson) antara
rX 2Y
= Korelasi sederhana (product moment pearson) antara
rX1 X 2
= Korelasi sederhana (product moment pearson) antara
X1
dengan Y
X2
X1
dengan Y
dengan
X2
KP = r x 100%
(Riduwan, 2013:81)
Dimana :
KP = besarnya koefisien penentu (determinan)
r
= koefisien korelasi
28
F hitung =
(Riduwan,2013:86)
Dimana:
R
= Jumlah sampel
TABEL 4
INTERPRETASI KOEFISIEN KORELASI NILAI r
Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
29
0,80 1,000
Sangat Kuat
0,60 0,799
Kuat
0,40 0,599
Sedang
0,20 0,399
Rendah
0,00 0,199
Sangat Rendah
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.
di jalan Komperta Plaju, kota Palembang. Pengambilan data penelitian ini diperoleh dari
hasil tes kelincahan, keseimbangan, dan kemampuan menggiring bola. Penilaian
kelincahan menggunakan tes Illinois Agility Run, dan keseimbangan menggunakan tes
Stork Stand, sedangkan penilaian kemampuan menggiring bola menggunakan tes
menggiring bola dalam permainan sepakbola pada siswa ekstrakurikuler SMA Negeri
13 Palembang.
Metode penelitian ini menggunakan metode korelasional yaitu penelitian yang
diadakan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara dua atau beberapa variabel,
motode korelasional digunakan untuk memberikan gambaran ada tidaknya hububngan
30
Table 5
Table Frekuensi Tes Kelincahan (Illinois Agility Run)
Kelas Interval
13,39
13,4 14,42
14,43 15,46
15,47 16,49
16,5
Jumlah
Fa
1
5
6
6
2
20
Fr
5%
25%
30%
30%
10%
100%
Kategori
Sangat Baik
Baik
Sedang
Kurang
Kurang Sekali
Berdasarkan pada tabel di atas, dari 20 orang sampel diperoleh 1 orang (5%)
memiliki kelincahan pada interval 13,39, 5 orang (25%) memiliki kelincahan pada
interval 13,14 14,42, 6 orang (30%) memiliki kelincahan pada interval 14,43 15,46,
6 orang (30%) memiliki kelincahan pada interval 15,47 16,49, 2 orang (10%)
memiliki kelincahan pada interval 16,5. Untuk lebih jelasnya data kelincahan juga
bisa dilihat pada histogram ini.
31
4
3
2
1
0
32
13,54 10,94, 2 orang (10%) memiliki keseimbangan pada interval 13,54 10,94, 2
orang (10%) memiliki keseimbangan pada interval 10,93. Untuk lebih jelasnya data
keseimbangan juga bisa dilihat pada histogram ini.
8
6
4
2
0
Table 7
Table Frekuensi Tes Menggiring Bola
33
Kelas Interval
20,8
20,81 19,05
19,06 17,29
17,3 15,54
15,55
Jumlah
Fa
1
7
5
5
2
20
Fr
5%
35%
25%
25%
10%
100%
Kategori
Sangat Baik
Baik
Sedang
Kurang
Kurang Sekali
Berdasarkan pada tabel di atas, dari 20 orang sampel diperoleh 1 orang (5%)
memiliki kemampuan menggiring bola pada interval 20,8, 7 orang (35%) memiliki
kemampuan menggiring bola pada interval 20,81 19,05, 5 orang (25%) memiliki
kemampuan menggiring bola pada interval 19,06 17,29, 5 orang (25%) memiliki
kemampuan menggiring bola pada interval 17,3 15,54, 2 orang (10%) memiliki
kemampuan menggiring bola pada interval 15,55. Untuk lebih jelasnya data
kempampuan menggiring bola juga bisa dilihat pada histogram ini.
4
3
2
1
0
Pengujian Hipotesis
34
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini tediri dari pengujian koefisien kolerasi
antara variabel X dan Y, serta pengujian kolerasi ganda yaitu sebagai berikut.
4.3.1. Kolerasi Variabel X Dengan Y
Kolerasi variabel
X1
TABEL 8
Table bantuan perhitungan statistik kelincahan dengan kemampuan menggiring
bola
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Nama
Agung
M.Riki
M.Faikar
Sutrisno
Fadil
Riski
Priyo
Redho
Andi
Okta
Harya
Guntur
Ridho
x1
x 21
14,7
16,68
15,72
15,24
15,87
15,61
13,42
15,67
13,39
14,49
14,88
16,53
14,05
19,43
21,54
20,08
17,02
19,18
16,59
16,2
19,27
16,31
18,21
18,68
17,42
16,86
216,09
278,22
247,12
232,26
251,86
243,67
180,10
245,55
179,29
209,96
221,41
273,24
197,40
377.52
463,97
403,21
289,68
367,87
275,23
262,44
371,33
266,02
331,60
348,94
303,46
284,26
35
x1 y
285,62
359,29
315,66
259,38
304,39
258,97
217,40
301,96
218,39
263,86
277,96
287,95
236,88
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
Alfredo
Kevin
Faizine
Aditya
Ridwan
Ishak
Ade
14,34
14,86
13,4
16,05
15,52
13,47
14,95
298,84
18,73
18,47
15,12
20,14
19,13
15,23
19,78
363,39
205,64
220,82
179,56
257,60
240,87
181,44
223,50
4485,60
350,81
341,14
228,61
405,62
365,96
231,95
391,25
6660,88
= 20
x1
= 298,84
= 363,39
2
x 1 = 4485,60
2
y
x1
= 6660,88
= 5454,38
Sehingga diperoleh;
RX1Y
nxy (
x 1 )(y)
{n . x ( x ) }{n. y
2
1
( y )2 }
RX1Y
2
= {20. 4485,60( 298,84 ) }{20.6660,88(363,39) }
2
109087,7 108595,5
{ 89712,0889305,35 } {133217,6132052,3 }
36
268,59
274,46
202,61
323,25
296,90
205,15
295,71
5454,38
RX1Y
492,21
RX1Y
= { 406,74 } {1165,33 }
492,21
RX1Y
473986
492,21
RX1Y
= 688,47
RX1Y
= 0.71
r xy
n2
1r 2
t hitung
t hitung
= 0.71
202
10.712
t hitung
= 0.71
18
10.50
37
t hitung
= 0.71
t hitung = 0.71
18
0.5
36
4.26,sedangkan nilai
t tabel
t hitung
sebesar (table distribusi t dapat dilihat pada lampiran) dengan demikian nilai
=4.26
t tabel
sebesar
t hitung
38
TABEL 9
Table bantuan perhitungan statistik keseimbangan dengan kemampuan
menggiring bola
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
Nama
Agung
M.Riki
M.Faikar
Sutrisno
Fadil
Riski
Priyo
Redho
Andi
Okta
Harya
Guntur
Ridho
Alfredo
Kevin
Faizine
Aditya
Ridwan
Ishak
Ade
x2
15,54
10,12
15,41
13,88
10,2
12,13
18,37
15,07
17,05
17,15
14,82
14,57
15,07
14,39
11,21
19,12
13,92
13,94
18,07
14,11
294,14
y
19,43
21,54
20,08
17,02
19,18
16,59
16,2
19,27
16,31
18,21
18,68
17,42
16,86
18,73
18,47
15,12
20,14
19,13
15,23
19,78
363,39
x 22
241,49
102,41
237,47
192,65
104,04
147,14
337,46
227,10
290,70
294,12
219,63
212,28
227,10
207,07
125,66
365,57
193,77
194,32
326,52
199,09
4445,63
377.52
463,97
403,21
289,68
367,87
275,23
262,44
371,33
266,02
331,60
348,94
303,46
284,26
350,81
341,14
228,61
405,62
365,96
231,95
391,25
6660,8
8
= 20
x2
= 294,14
= 363,39
39
x2 y
301,94
217,98
309,43
236,24
195,64
201,24
297,59
290,40
278,09
312,30
276,84
253,81
254,08
269,52
207,05
289,09
280,35
266,67
275,21
279,10
5292,57
x 2 = 4445,63
2
y
x2
= 6660,88
= 5292,57
Sehingga diperoleh;
RX1Y
x 2 y ( x 2 )(y)
{n . x ( x ) }{n . y
2
2
2
( y )2 }
RX1Y
105851 106888
RX1Y
= { 88912,6186518,34 } {133217,6132052,3 }
1036,18
RX1Y
= { 2394,3 } {1165,33 }
1036,18
RX1Y
2790159
1036,18
1670,38
40
RX1Y
RX1Y
= 0.62
r xy
n2
1r 2
t hitung
t hitung
= 0.62
202
10.622
t hitung
= 0.62
18
10.38
t hitung
= 0.62
18
0.62
t hitung = 0.62
29,03
41
t tabel
sedangkan nilai
t hitung
t tabel
sebesar 3,34,
t hitung
=3,34
Kolerasi Ganda
Untuk menghitung hubungan antara variabel bebas
x1
(kelincahan) dan
x2
y=
R x1 x 2
y=
R x1 x 2
y=
0.50+0.381.42. 0.41
10.44
R x1 x 2
y=
0.890,58
0.56
R x1 x 2
r 2 x 1 y +r 2 x 2 y 2r x 1 y . r x 2 y . r x1 x 2
1r 2 x1 x 2
42
R x1 x 2
y=
R x1 x 2 y=
0.31
0.56
0.54
R x1 x 2 y= 0.74
0,742
2
( )
Fhitung =
10,74 2
2021
( 0,2738 )
Fhitung = (0,02661)
Fhitung = 10,29
Dengan menggunakan K = 2 sebagai pembilang dan (n-k-1) = 17 sebagai
penyebut maka diperoleh nilai Ftabel = 3,59. Dari hasil analisa data diperoleh Fhitung 10,29
> Ftabel 3,59, sehingga hipotesis ketiga yang menyatakan ada hubungan koordinasi
mata-kaki (X1) dan kelincahan (X2) dengan keterampilan menggiring bola (Y) dengan
keterampilan menggiring bola dalam permainan sepak bola siswa ekstrakurikuler SMA
43
sedangkan nilai
t tabel
t hitung
sebesar 4.26,
sebesar (table distribusi t dapat dilihat pada lampiran) dengan demikian nilai
=4.26
t tabel
t hitung
44
sedangkan nilai
t tabel
t hitung
sebesar 3,34,
sebesar (table distribusi t dapat dilihat pada lampiran) dengan demikian nilai
=3,34
t tabel
t hitung
adalah
kemampuan
mempertahankan
keadaan
seimbang
serta
45
permainan sepak bola pada siswa ekstrakurikuler SMA Negeri 13 Palembang, dengan
perhitungan hubungan = r2 x 100% sebesar 54,76% dan 45,24% dipengaruhi faktor
yang lain.
Secara korelasi ganda, hasil penelitian membuktikan bahwa ada hubungan
kelincahan dan keseimbangan dengan kemampuan menggiring bola dalam permainan
sepakbola pada siswa ekstrakurikuler SMA Negeri 13 Palembang. Kelincahan dan
keseimbangan merupakan aspek yang sangat penting dalam cabang olahraga, khususnya
permainan sepakbola. Kelincahan dan keseimbangan memiliki hubungan terhadap
kemampuan menggiring bola dalam permainan sepakbola, dalam penelitian ini terlihat
kelincahan dan keseimbangan memberikan hubungan sebesar 54,76% dan selebihnya
dipengaruhi oleh faktor lain.
46
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada
uraian terdahulu, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Kelincahan memberikan hubungan terhadap kemampuan menggiring bola dalam
permainan sepakbola pada siswa ekstrakurikuler SMA Negeri 13 Palembang
dengan nilai thitung = 4,26 > ttabel =1,73.
2. Keseimbangan memberikan hubungan terhadap kemampuan menggiring bola
dalam permainan sepakbola pada siswa ekstrakurikuler SMA Negeri 13
Palembang dengan nilai thitung = 3,34 > ttabel =1,73.
3. Kelincahan dan keseimbangan memberikan hubungan terhadap kemampuan
menggiring bola dalam permainan sepakbola pada siswa ekstrakurikuler SMA
Negeri 13 Palembang dengan nilai Fhitung 10,29 > Ftabel 3,59. Hubungannya sebesar
54,76% dan selebihnya di pengaruhi faktor lain.
5.2 Saran
Sehubungan dengan telah dilakukan penelitian ini, maka ada beberapa saran
yang peneliti sampaikan yaitu sebagai berikut:
1. Bagi siswa hendaknya siswa terus latihan untuk meningkatkan kelincahan dan
keseimbangan guna meningkatkan kemampuan menggiring bola dalam permainan
sepak bola.
2. Bagi pelatih dan guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan dalam program
latihan untuk kelincahan dan keseimbangan agar dapat menghasilkan kemampuan
47
DAFTAR PUSTAKA
48
49