Anda di halaman 1dari 49

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Olahraga bagi bangsa Indonesia merupakan sarana untuk mengembangkan
sumber daya manusia yang diharapkan mampu menciptakan manusia Indonesia yang
produktif, jujur, sportif dan memiliki semangat dan daya juang, serta daya saing yang
tinggi. Selain itu olahraga sebagai usaha meningkatkan harkat dan martabat serta
keharuman bangsa di dunia, karena prestasi di dalam olahraga kadang dinilai sebagai
pencerminan prestasi bangsa dan negara. Olahraga merupakan aktivitas fisik yang
dilakukan untuk mendapatkan tubuh sehat dan kuat, aktivitas itu sendiri cenderung yang
menyenangkan dan menghibur. Menurut Sukirno, (2012:4) apabila setiap individu
melakukan kegiatan olahraga secara teratur, terarah dan berkesinambungan, pada
gilirannya akan membentuk masyarakat sejahtera. Oleh karena itu olahraga memiliki
peranan yang sangat penting bagi suatu pendidikan yaitu pendidikan jasmani.
Pendidikan jasmani adalah suatu peroses melalui aktifitas jasmani, yang
dirancang dan disusun secara sistematis, untuk merangsang pertumbuhan dan
perkembangan, meningkatkan kemampuan dan keterampilan jasmani, kecerdasan dan
pembentukan watak, serta nilai dan sikap yang positif bagi setiap warga negara dalam
rangka mencapai tujuan pendidikan. Didalam program pembelajaran di sekolah terdapat
mata pelajaran pendidikan olahraga dan kesehatan. Penjasorkes (Pendidikan Jasmani,
Olahraga dan Kesehatan). Dalam penjasorkes harus diberikan pelajaran mengenai
berbagai macam olahraga misalnya: lari, senam, aerobik, pencaksilat, karate, dan
lainnya. Walaupun olahraga ada disajikan dalam bentuk permainan, namun permainan
itu harus dapat melibatkan seluruh siswa seperti permainan sepakbola, bola voli, bola

basket, dan sebagainya, serta mengandung unsur-unsur nilai-nilai yang berguna bagi
pertumbuhan dan perkembangan siswa/peserta didik dan salah satu dari olahraga
permainan itu adalah sepakbola.
Sepakbola merupakan cabang olahraga yang dapat dimainkan dan digemari oleh
masyarakat dari tingkat SD hingga perguruan tinggi baik putra maupun putri, baik yang
tinggal di desa maupun tinggal kota. Karena meningkatnya minat masyarakat pada
olahraga permainan sepakbola, maka pada dasarnya sepakbola adalah olahraga yang
memainkan bola dengan kaki. Tujuan utamanya dari permainan ini adalah untuk
mencetak gol atau skor sebanyak-banyaknya yang tentunya harus dilakukan sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
Permainan sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang populer dan
banyak dimainkan oleh masyarakat termasuk siswa yang antara lain yaitu: SMA
NEGERI 13 PALEMBANG. Bukti bahwa permainan sepakbola ini dijadikan sabagai
acara dalam pesta olahraga keramaian di daerah-daerah dan semakin maraknya eventevent olahraga sepakbola untuk tingkat SMA. Selain itu, dapat kita lihat hampir disetiap
sekolah terdapat ekstrakukurikuler sepakbola. Selain itu untuk meningkatkan prestasi,
perlu melibatkan beberapa faktor penunjang yang satu dengan yang lainnya saling
berkaitan, seperti pembinaan secara dini dengan latihan kontinyu dan intensif. Agar
tercapai prestasi yang menjadi muara dari hasil kerja keras yang dicita-citakan,
permainan sepakbola itu sendiri merupakan cabang olahraga yang dapat dilakukan
secara maksimal, apabila para pemain dapat melakukan atau memiliki penguasaan
teknik dasar yang efektif dan efesien. Dalam permainan sepakbola terdiri dari beberapa
teknik dasar seperti: menyundul (heading), menggiring bola (dribbling), menendang

(shooting), mengumpan (passing), Lemparan ke dalam (throw-in) dan menghentikan


bola.
Dari berbagai teknik dasar, teknik dasar menggiring bola (dribbling) merupakan
salah satu teknik dasar yang sangat penting untuk dikuasai. Ketika mulai
mempersiapkan diri untuk bertanding sepakbola, keterampilan utama yang pertama kali
akan membuatmu terpacu dan merasa puas adalah kemampuan untuk melakukan
dribbling menggunakan kaki. Oleh sebab itu pada dasarnya dribbling digunakan khusus
sebagai cara menguntungkan dalam menggiring bola ke daerah lawan untuk melakukan
serangan yang bertujuan untuk memasukan bola ke dalam gawang lawan.
Melihat dari gerakan dan keterampilan menggiring bola (dribbling) tentunya
tidak terlepas dari kemapuan kelincahan dan keseimbangan tubuh. Disamping itu unsur
kelincahan dan keseimbangan akan sangat membantu dalam mencapai hasil
keterampilan dribbling. Oleh sebab itu pemain sepakbola yang memiliki kelincahan dan
keseimbangan yang kurang tentu akan memiliki keterampilan menggiring bola
(dribbling) yang kurang maksimal.
SMA Negeri 13 Palembang menjadikan permainan sepakbola sebagai suatu
kegiatan belajar serta dijadikan suatu kegiatan pendidikan yang dilaksanakan pada
kegiatan diluar jam belajar (ekstrakurikuler). Pembinaan sepakbola yang dilakukan
dalam pelaksanaan latihan masih kurang teratur antara pemberian materi keterampilan
teknik dasar bermain dengan latihan fisik. Akibat latihan yang tidak teratur
menyebabkan masih banyak yang tidak memiliki kelincahan dan keseimbangan tubuh
yang optimal pada saat melakukan dribbling, sehingga harapan untuk keterampilan
dribbling yang diharapkan tidak tercapai dengan hasil yang maksimal.

Berdasarkan pengamatan peneliti terhadap siswa ektrakurikuler sepakbola SMA


Negeri 13 Palembang, peneliti mengidentifikasikan hampir seluruh siswa ektrakurikuler
sepakbola mampu melakukan dribbling, namun masih memiliki kelemahan, yaitu
kelincahan dan keseimbangan yang masih rendah, serta dalam menggiring bola belum
terkontrol dengan baik, umumnya setiap pemain melakukan dribbling terkadang bola
terlepas dan tertinggal dikarnakan ketidakstabilan tubuh yang kurang sehingga pada saat
menggirng bola terjadi kesalahan pada setiap pertandingan. Berdasarkan pada hasil
pengamatan tersebut peneliti ingin memberikan solusi atau jalan keluar melalui
penelitian yang berjudul Hubungan Antara Kelincahan dan Keseimbangan Dengan
Kemampuan Menggiring Bola Dalam Permainan Sepakbola Pada Siswa Ekstrakurikuler
SMA Negeri 13 Palembang.
1.2 Masalah Penelitian
1.2.1 Pembatasan Masalah
Agar masalah penelitian yang dibahas tidak terlalu meluas serta tidak
menyimpang dari sasaran yang sebenarnya, maka perlu adanya pembatasan masalah
yang akan diteliti dengan tujuan agar hasil penelitian lebih terarah dan peneliti hanya
membahas untuk melihat Hubungan Antara Kelincahan dan Keseimbangan Dengan
Kemampuan Menggiring Bola dalam Permainan Sepakbola pada Siswa ekstrakurikuler
SMA Negeri 13 Palembang.
1.2.2 Rumusan Masalah
Agar peneliti ini terarah dengan baik, maka terlebih dahulu diajukan perumusan
masalah yang akan diteliti yaitu:
1) Adakah hubungan X1 (Kelincahan) dengan Y (Kemampuan menggiring bola)
pada siswa ekstrakulikuler SMA Negeri 13 Palembang?
4

2) Adakah hubungan X2 (Keseimbangan) dengan Y (Kemampuan menggiring bola)


pada siswa ekstrakulikuler SMA Negeri 13 Palembang?
3) Adakah hubungan X1 (Kelincahan) dan X2 (Keseimbangan) dengan Y
(Kemampuan menggiring bola) pada siswa ekstrakulikuler SMA Negeri 13
Palembang?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan
tersebut, maka tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
hubungan antara kelincahan dan keseimbangan dengan kemampuan menggiring bola
dalam permainan sepakbola pada siswa ekstrakurikuler SMA Negeri 13 Palembang.
1.4 Manfaat Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan
manfaat sebagai berikut:
1) Bagi guru dan pelatih dengan adanya penelitian ini dapat dijadikan masukan dalam
meningkatkan kemampuan menggiring bola dalam permainan sepakbola.
2) Bagi siswa, pengetahuan dan pengalaman belajar tentang hubungan antara
kelincahan dan keseimbangan dengan kemampuan menggiring bola dalam
permainan sepakbola.
3) Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan untuk dapat
dijadikan sumbangan pemikiran dalam proses pembelajaran olahraga terutama
permainan sepakbola.
4) Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pengalaman dalam
melakukan penelitian sekaligus uji kemampuan dalam melakukan kajian ilmu.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Sejarah Sepakbola


Sampai saat ini belum diketahui dari mana asal mulanya permainan sepakbola.
Pada setiap bangsa mempunyai argumentasi terhadap klaim atas olahraga ini. Misalnya
bangsa Indian Kuno di benua Amerika yang sudah sejak lama mempunyai kebiasaan
untuk memainkan suatu permainan yang melibatkan banyak orang dengan
menggunakan obyek berupa benda yang dibuat dari bahan getah karet untuk disepak
atau ditendang. Demikian juga pada bangsa China, ketika itu sepakbola telah dimainkan
oleh para prajurit China pada masa pemerintahan Dinasti Han. Sementara itu kelahiran
dan perkembangan sepakbola di Eropa pada awalnya merupakan permainan jalanan.
Satu informasi menyatakan bahwa permainan ini berasal dari para serdadu Romawi
yang mengisi waktu luang ketika tidak berperang dengan menggunakan tengkorak
kepala yang bisanya adalah tengkorak musuh.
Pada tahun 1846 di Inggris melalui Cambridge University memperkenalkan
permainan sepakbola modern dengan menggunakan format dan peraturan sebagaimana
permainan sepakbola yang kita kenal sekarang. Pada tanggal 26 Oktober 1863 didirikan
badan resmi sepakbola inggris atau The Football Association (FA). Pada tahun 1904
berdirilah federasi sepak bola dunia dengan nama Federation International de Football
Association disingkat FIFA yang bermarkas dikota Zurich di Swiss. Kejuaraan dunia
sepakbola pertama kali diselenggarakan pada tahun 1930 di Uruguay.
Sejarah sepakbola di Indonesia pertama kali diperkenalkan oleh Belanda
sewaktu jaman penjajahan. Ketika itu permainan sepakbola menjadi sebuah kelompok
bergengsi yang tidak begitu saja dimainkan oleh sembarang orang. Kini sepakbola
menjadi sebuah olahraga yang mendunia hingga keberadaannya sangat ditunggu-tunggu
oleh para penonton dan penggemarnya.

Di Indonesia badan yang menangani sepakbola adalah Persatuan Sepakbola


Seluruh Indonesia (PSSI), yang didirikan pada 19 April 1930 Yogyakarta. Pada awal
berdirinya PSSI sendiri adalah singkatan dari Persatoean Sepakraga Seloeroeh
Indonesia. Kemudian dalam kongres PSSI di Solo tahun 1950, PSSI diubah menjadi
Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia dan Ir. Soeratin Sosrosoegondo tercatat sebagai
ketua umum pertama. Untuk menghargai jasanya, mulai tahun 1966 diadakan kejuaraan
sepakbola Piala Soeratin (Soeratin Cup) yakni sepakbola tingkat taruna remaja.
2.2 Hakikat Permainan Sepakbola
Sepakbola adalah olahraga yang memainkan bola dengan kaki. Tujuan utamanya
dari permainan ini adalah untuk mencetak gol atau skor sebanyak-banyaknya yang
tentunya harus dilakukan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan (Salim,
2008:10).
Sedangkan menurut Kurniawan, (2011:49) sepakbola adalah permainan bola
yang sangat populer dimainkan oleh dua tim, yang masing-masing beranggotakan 11
orang. Permainan sepakbola boleh dimainkan dengan seluruh bagian badan kecuali
tangan. Berbeda dengan penjaga gawang yang bebas menggunakan seluruh anggota
badan, bahkan ia banyak menggunakan tangan.
Dalam permainan yang sesungguhnya, sepakbola dimainkan oleh dua
kesebelsan. Masing-masing regu terdiri atas 11 pemain termasuk penjaga gawang, dan
pemain cadangan untuk setiap regunya adalah 7 pemain. Adapun lama permainan
ditentukan dengan babak, yakni 2 babak, satu babak lamanya 45 menit, dengan lama
istirahat antara babak 15 menit (Roji, 2007:2).
Dari uraian diatas peneliti menyimpulkan, bahwa sepakbola adalah permainan
yang menggunakan bola yang dimainkan oleh dua tim yang masing-masing tim

berjumlah sebelas orang, dengan tujuan untuk mencetak gol atau skor sebanyakbanyaknya sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan untuk memenangkan
permainan.
2.2.1 Teknik Dasar Permainan Sepakbola
Adapun teknik dasar dalam permainan sepakbola adalah sebagai berikut :
1) Menggiring bola (dribbling)
Dribbling adalah keterampilan dasar dalam sepakbola karena semua pemain harus
mampu menguasai bola saat sedang bergerak, berdiri, atau bersiap melakukan
operan atau tembakan, (Mielke, 2003:1).
2) Mengoper (passing)
Passing adalah seni memindahkan momentum bola dari satu pemain kepemain lain,
(Mielke, 2003:19).
3) Menghentika bola (trapping)
Trapping adalah metode mengontrol bola yang paling sering digunakan pemain
ketika menerima bola dari pemain lain, (Mielke, 2003:29).
4) Menyundul Bola (heading)
Heading adalah teknik dasar dalam sepakbola yang menggunakan kepala. Para
pemain bisa melakukan ketika sedang meloncat, melompat kedepan, menjatuhkan
diri (diving), atau tetap diam dan mengarahkan bola dengan tajam ke gawang atau
teman satu tim, (Mielke, 2003:49).
5) Menembak bola ke gawang (shooting)
Shooting adalah tendangan ke arah gawang untuk mencetak gol yang dapat
dilakukan dari berbagai posisi di lapangan, (Mielke, 2003:67).
6) Lemparan ke dalam (throw-in)

Throw-in adalah salah satu yang sering diabaikan dalam sepakbola. Penggunaan
throwi-in yang benar dapat menciptakan banyak peluang untuk mengontrol bola
dan mencetak gol selama pertandingan, (Mielke, 2003:40).
2.2.2 Sarana dan Prasarana Permainan Sepakbola
Adapun sarana dan prasarana yang diperlukan dalam permainan sepakbola yaitu:
1) Lapangan
Lapangan sepakbola berbentuk persegi panjang. Panjang minimal 90 m,
maksimal 120 m. Lebar minimal 45 m, maksimal 90 m. Untuk pertandingan
internasional, panjang minimal 100 m, maksimal 110 m. Lebar minimal 64 m, maksimal
75 m (Muhajir, 2011:2).

Gambar 1. Lapangan Sepakbola


Sumber : (http://pscs.cilacapkab.go.id/index.php?pilih=hal&id=11)

2) Gawang
Menurut Salim, (2008:37) dalam lapangan ada dua tiang gawang yang di
tengahnya masing-masing ada garis gol. Tiang gawang tersebut terdiri dari dua tiang
9

tegak vertikal yang pada ujung atasnya bersambung dengan batang lurus horisontal.
Tiangnya harus berwarna putih dan biasanya terbuat dari bahan kayu atau besi. Ukuran
panjang gawang adalah 7,32 m dan tingginya 2,44 m. Dalam ketentuan yang resmi dan
paling sering digunakan adalah bentuk tiang gawang persegi panjang. Selain itu untuk
kelengkapan tiang gawang sebuah jaring dipasangkan pada tiang dan mistar gawang,
dan menyatu dengan tanah belakang gawang.

Gambar 2. Gawang Sepakbola


Sumber : (http://klikduniabola.blogspot.com/2014/07/ukuran-gawang-sepak-bolastandar.html)
3) Bola
Menurut Salim, (2008:62) dalam sebuah pertandingan resmi, bola yang
digunakan harus memenuhi standar yang telah ditetapkan. Adapun persyaratan untuk
bola standar adalah:
a) Bentuknya bulat yang terbungkus dari bahan kulit atau bahan pengganti yang
sudah diperbolehkan.
b) Ukuran kelilingnya antara 27 dan 28 inci (680 - 710 mm).
c) Tekanan pompanya antara 0,6 dan 1,1 bar (8,5 - 1,6 lb in2).

10

Gambar 3. Bola Sepak


Sumber : (https://pixabay.com/en/football-ball-sport-soccer-161132/)

2.3 Hakikat Kelincahan


Menurut Ismaryati, (2011:41) Kelincahan adalah kemampuan untuk mengubah
arah posisi tubuh atau bagian-bagiannya secara cepat dan tepat. Menurut Widyastuti,
(2011:125) Kelincahan adalah kemampuan untuk mengubah arah atau posisi tubuh
dengan cepat yang dilakukan bersama-sama dengan gerakaran lainnya. Menurut
Afridawati, (2013:88) Kelincahan merupakan kemampuan seseorang untuk merubah
posisi diarena tertentu. Seseorang yang mampu merubah satu posisi yang berbeda dalam
kecepatan tinggi dengan koordinasi yang baik berarti kelincahannya cukup baik.
Berdasarkan dari pendapat di atas disimpulkan bahwa kelincahan adalah kemampuan
merubah posisi tubuh dengan cepat dan tepat dalam waktu secepat mungkin yang
dilakukan bersama-sama dengan gerakan lainnya.
2.4 Hakikat Keseimbangan
Menurut Ismaryati, (2011:48) keseimbangan yaitu keseimbangan statis dan
dinamis. Keseimbangan statis adalah kemampuan mempertahankan keadaan seimbang
dalam

keadaan

diam.

Sedangkan

keseimbangan

dinamis

adalah

kemapuan

memperatahankan keadaan seimbang dalam keadaan bergerak. Misalnya berlari,


berjalan, melambung dan sebagainya.

11

Menurut Afridawati (2013:104) keseimbangan (balance) adalah kemampuan


seseorang mengendalikan organ-organ saraf otot, seperti dalam handstand atau dalam
mencapai keseimbangan sewaktu seseorang sedang berjalan kemudian terganggu
(misalnya tergelincir dan lain-lain). Menurut Widyastuti, (2011:144), keseimbangan
statik maupun dinamik merupakan komponen kesegaran jasmani yang sering dilakukan
oleh anak-anak maupun dewasa. Setiap orang sangat memerlukan keseimbangan yang
dapat mempertahankan stabilitas posisi tubuh dalam kondisi statik atau dinamik. Untuk
melaksanakan tugas sehari-hari, ataupun dalam melakukan aktifitas keolahragaan
keseimbangan sangat dibutuhkan.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keseimbangan
adalah kemampuan mempertahankan keadaan seimbang serta mempertahankan
stabilitas posisi tubuh selama mungkin, dan adapun keseimbangan bersifat statis (diam),
dinamis (bergerak).
2.5 Hakikat Menggiring Bola (Dribbling)
Menggiring bola (dribbling) adalah metode menggerakan bola dari satu titik ke
titik lain di lapangan dengan menggunakan kaki (Koger, 2007:51). Menurut Luxbacher,
(2012:47) keterampilan menggiring bola yang digunakan dalam situasi yang tepat dapat
merusakkan pertahanan lawan.
Sedangkan

Mielke,

(2003:1)

mengatakan

bahwa,

Dribblibng

adalah

keterampilan dasar dalam sepakbola karena semua pemain harus mampu menguasai
bola saat sedang bergerak, berdiri, atau bersiap melakukan operan atau tembakan.
Ketika pemain telah menguasai dribbling secara efektif, sumbangan mereka di dalam
pertandingan akan sangat besar. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan,

12

bahwa menggiring bola (dribbling) adalah keterampilan dasar dalam sepakbola yang
dilakukan dengan cara menggerakan bola dari satu titik ke titik lain menggunakan kaki.
Pengggunaan dribbling di dalam suatu permainan tergantung pada kondisi
lapangan permainan, kedekatan dengan lawan dan teman satu tim, dan tentu saja
keterampilan serta rasa percaya diri pemain. (Mielke, 2003:6) prinsip utama yang harus
diingat adalah bahwa dribbling digunakan untuk menciptakan ruang.
Adapun beberapa teknik menggiring bola dalam permainan sepakbola
diantaranya adalah sebagai berikut :

Gambar 4. Teknik Menggiring Bola


Sumber : (Muhajir, 2011:3)

1) Dribbling menggunakan sisi kaki bagian dalam, yaitu dengan menyentuh bola
dengan sisi kaki bagian dalam dan posisikan kaki secara tegak lurus terhadap
bola. Tendanglah dengan pelan untuk mempertahankan kontrol bola dan
pusatkan kekuatan tendangan pada bagian tengah bola sehingga memudahkanmu
mengontrol arahnya (Mielke, 2003:2).
2) Dribbling menggunakan sisi kaki bagian luar, yaitu memposisikan tubuh dengan
seimbang pada saat mendorong bola menjauh dan menentukan jarak di antara
kedua kaki ketika sedang melakukan dribbling (Mielke, 2003:4).

13

3) Dribbling menggunakan kura-kura kaki atau punggung kaki yang dijadikan


bidang perkenaan utama dengan bola untuk bergerak cepat di lapangan (Mielke,
2003:5).
2.6 Kajian yang Terdahulu yang Relevan
Penelitian relevan merupakan penelitian yang terdahulu yang hampir sama
dengan penelitian ini, yang digunakan sebagai bahan referensi/acuan dan penguat teori
yang sudah ada. Adapun penelitian yang relevan tersebut sebagai berikut:
1) Penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Supriyadi, (2013)
Hubungan Antara Kelincahan dan Kecepatan Terhadap Keterampilan Dribbling
dalam Permainan Sepakbola Pada Siswa Ektrakurikuler SMA Negeri 13
Palembang. Dengan hasil uji korelasi Kelincahan dengan keteramxpilan
dribbling nilai sebesar 0,420 > r tabel 0,486 dan hasil pengujian r dihitung lebih
besar dari tabel (1,868 > 1,746). Artinya ada hubungan yg signifikan antara
kelincahan dan keterampilan menggiring bola pada permainan sepakbola.
2) Penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yoga, (2007)
hubungan antara kelincahan terhadap keterampilan menggiring bola melalui
rintangan dalam permainan sepakbola pada siswa pada SMA Negeri 2 Muara
Enim. Dimana hasil analisis datanya diperoleh harga Freg = 25,17 Ftab = 3,67
hasil ini menunjukan bahwa nilai yang diperoleh signifikan.
3) Penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nugroho, (2005)
hubungan antara kecepatan dan kelincahan terhadap keterampilan menggiring
bola dalam permainan sepakbola pada siswa lembaga atlas binatama semarang.
Hasil analisis korelasi ganda sebesar 0,740 yang di uji keberartiannya
menggunakan uji f diperoleh f dihitung sebesar 13,953 dengan probabilitas
0,0000 < 0,05 yang berarti hipotesis diterima. Hal ini menunjukan bahwa ada

14

hubungan signifikan antara kecepatan dan kelincahan dengan hasil menggiring


bola pada permainan sepakbola.
2.7 Anggapan Dasar
Menurut Wirnano surachmad dalam Arikunto, (2010:104) anggapan dasar adalah
sebuat titik tolak pemikiran yang kebenaranya diterima oleh penyelidik. Anggapan dasar
adalah suatu hal yang diyakini kebenaranya oleh peneliti harus dirumuskan secara jelas
(Arikunto, 2010:107).
Menurut pendapat di atas peneliti menyimpulkan bahwa yang menjadi anggapan
dasar dalam penelitian ini adalah pada kemampuan menggiring bola dalam permainan
sepakbola diperlukan teknik yang baik, disamping kondisi fisik yang prima diantaranya
kelincahan dan keseimbangan untuk menghasilkan kemampuan menggiring bola
(dribbling) yang optimal.
2.8 Hipotesis
Menurut Arikunto, (2010:110) hipotesis adalah prinsip yang logis dan dapat
diterima secara rasional tanpa mempercayainya sebagai kebenaran sebelum diuji (tes)
atau disesuaikan dengan fakta-fakta atau kenyataan yang mendukung atau menolak
kebenaranya. Dalam penelitian ini penulis merumuskan hipotesis ini dengan jelas.
Jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
a. Hipotesis Nol (Ho1)
Hipotesis Nol (Ho1) menyatakan tidak adanya hubungan yang signifikan antara
kelincahan dengan kemampuan menggiring bola dalam permainan sepakbola pada
siswa ekstrakurikuler SMA Negeri 13 Palembang.
b. Hipotesis Alternatif (Ha1)

15

Hipotesis (Ha1) menyatakan adanya hubungan yang signifikan antara kelincahan


dengan kemampuan menggiring bola dalam permainan sepakbola pada siswa
ekstrakurikuler SMA Negeri 13 Palembang.
c. Hipotesis No1 (Ho2)
Hipotesis No1 (Ho2) menyatakan tidak adanya hubungan yang signifikan antara
keseimbangan dengan kemampuan menggiring bola dalam permainan sepakbola
pada siswa ekstrakurikuler SMA Negeri 13 Palembang.
d. Hipotesis Alternatif (Ha2)
Hipotesis Alternatif (Ha2) menyatakan adanya hubungan yang signifikan antara
keseimbangan dengan kemampuan menggiring bola dalam permainan sepakbola
pada siswa ekstrakurikuler SMA Negeri 13 Palembang.
e. Hipotesis Alternatif (Ho3)
Hipotesis No1 (Ho3) menyatakan tidak adanya hubungan yang signifikan
kelincahan dan keseimbangan dengan kemampuan menggiring bola dalam
permainan sepakbola pada siswa ekstrakurikuler SMA Negeri 13 Palembang.
f. Hipotesis Alternatif (Ha3)
Hipotesis Alternatif (Ha3) menyatakan adanya hubungan yang signifikan antara
kelincahan dan keseimbangan dengan kemampuan menggiring bola dalam
permainan sepakbola pada siswa ekstrakurikuler SMA Negeri 13 Palembang.
2.9 Kriteria Pengujian Hipotesis
Untuk membuktikan terdapat atau tidaknya hubungan antara kelincahan dan
keseimbangan dengan kemampuan menggiring bola dalam permainan sepakbola pada
siswa ektrakurikuler SMA Negeri 13 Palembang, maka penulis menggunakan uji
hipotesis dengan menggunakan Korelasi Product Moment.
Dengan kriteria pengujian hipotesis sebagai berikut:
Terima Ho pada a = 0,05 dalam hal lain Ho ditolak jika t hitung > t tabel dimana:

16

Ha

: Ada hubungan antara kelincahan dan keseimbangan dengan kemampuan


menggiring bola dalam permainan sepakbola pada siswa ektrakurikuler SMA
Negeri 13 Palembang.

Ho

: Tidak ada hubungan antara kelincahan dan keseimbangan dengan kemampuan


menggiring bola dalam permainan sepakbola pada siswa ektrakurikuler SMA
Negeri 13 Palembang.

BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
17

3.1 Variabel Penelitian


Menurut Arikunto, (2010:162) variabel penelitian adalah objek penelitian, atau
apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah:
1) Variabel bebas (X1)

: Kelincahan.

2) Variabel bebas (X2)

: Keseimbangan.

3) Variabel terikat (Y)

: Menggiring Bola.

3.2 Definisi Operasional Variabel


Definisi operasional variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1) Kelincahan adalah kemampuan merubah posisi tubuh dengan cepat dan tepat dalam
waktu secepat mungkin yang dilakukan bersama-sama. Adapun untuk mengukur
kelincahan siswa menggunakan tes (Illinois Agility Run).
2) Keseimbangan statis adalah kemampuan mempertahankan keadaan seimbang dalam
keadaan diam. Adapun untuk mengukur keseimbangan siswa menggunakan tes
(Stork Stand)
3) Menggiring bola adalah keterampilan dasar dalam sepakbola yang dilakukan dengan
cara menggerakan bola dari satu titik ke titik lain menggunakan kaki. Adapun untuk
mengukur kemampuan dribbling siswa menggunakan Tes Menggiring Bola
(Dribbling)

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian


3.3.1 Populasi Penelitian

18

Menurut Arikunto, (2010:173) populasi adalah keseluruhan objek penelitian.


Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa ektrakulikuler sepakbola SMA
Negeri 13 Palembang yang berjumlah 20 siswa.
Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
TABEL 1
POPULASI PENELITIAN
NO.
1.

PESERTA EKSTRAKURIKULER
PUTRA

PUTRI

20

JUMLAH
20

Sumber : Pelatih Ektrakulikuler Sepakbola SMA Negeri 13 Palembang


3.3.2 Sampel Penelitian
Menurut Arikunto, (2010:174) sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang
diteliti. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik cluster
random sampling. Menurut Sugiyono (2010:83), teknik cluster sampling di gunakan
utnuk menentukan sampel bila obyek yang akan di teliti atau sumber data sangat luas,
teknik ini di gunakan melaui dua tahap, yaitu pertama menentukan sampel cluster, dan
tahap berikutnya menentukan orang-orang yang ada pada daerah itu secara sampling
juga sehingga diperoleh siswa putra yang mengikuti ekstrakurikuler berjumlah 20
orang.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel dibawah ini:

TABEL 2
SAMPEL PENELITIAN

19

PESERTA EKSTRAKURIKULER

NO.

PUTRA

PUTRI

20

1.

JUMLAH
20

Sumber : Pelatih Ektrakulikuler Sepakbola SMA Negeri 13 Palembang


3.4 Metode Penelitian
Metode

penelitian

adalah

cara

yang

dignakan

oleh

peneliti

dalam

mengumpulakan data penelitiannya Arikunto, (2010:203). Metode penelitian adalah


cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu, (Sugiyono,
2012:3)
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode Korelasi Ganda dengan
analisis Kuantitatif, yakni metode penelitian yang berusaha untuk menyelesaikan
penelitian dalam bentuk angka-angka dengan menggunakan metode statistik, dengan
analisis data hasil tes yaitu: tes kelincahan, tes keseimbangan dan keterampilan
menggiring bola dalam permainan sepakbola.

3.5 Desain Penelitian

20

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis korelasi
ganda. Adapun konstelasi penelitian ini dapat di lihat pada gambar berikut:
X1

X2

Sumber: (Riduwan, 2013:86)


Keterangan :
1. Variabel Bebas
X1

Kelincahan

X2

Keseimbangan

2. Variabel Terikat
Y

Kemampuan menggiring bola

3.6 Teknik Pengumpulan Data


Dalam Penelitian ini untuk mengumpulkan data peneliti menggunakan tes dan
pengukuran, Tes adalah instrumen atau alat yang digunakan untuk memperoleh
informasi tentang individu objek. Pengukuran adalah proses pengumpulan data atau
informasi yang dilakukan secara objektif (Ismaryati, 2011:1). Adapun teknik
pengukuran yang digunakan untuk mengetahui dan mengukur kelincahan adalah Illinois
Agility Run (Widyastuti, 2011:128) dan Keseimbangan adalah Stork Stand (Ismaryati,
2011:48). Sedangkan untuk mengetahui dan mengukur keterampilan menggiring bola
adalah Tes Menggiring Bola (Dribbling) (Nurhasan, 2001:161).

21

3.7 Teknik Uji Coba Instrumen


Untuk menguji variabel dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik tes
dan pengukuran dengan menggunakan instrumen tes Illinois Agility Run untuk
mengukur kelincahan, Stork Stand untuk mengukur keseimbangan dan tes menggiring
bola untuk mengukur kemampuan menggiring bola.
1) Tes Kelincahan (Illinois Agility Run)
Illinois Agility Run adalah tes yang digunakan untuk mengukur agility (kelincahan)
dan sebagai alat ukur untuk melihat perkembangan agility atlet atau siswa.
Perlengkapan : Area lapangan yang luasnya 400 meter, 8 cone (tanda berbentuk
kerucut, alat ukur atau meteran, stopwatch, seseorang asisten.
Pelaksanaan : a) Tandai area lapangan dengan luas 10 x 5 meter, kemudian letakkan
4 cone pada setiap ujung lapangan. Ujung kiri lapangan yang
terdapat sebuah cone diberi tanda start dan ujung kanan
lapangan yang terdapat sebuah cone diberi tanda finish.
b) Letakkan 4 cone lainnya pada area pertengahan lapangan, dan
setiap cone jaraknya 3,3 meter.
c) Siswa coba mulai berdiri di depan cone start, kemudian asisten
menjelaskan jalur lari yang harus dilakukan sampai finish.
d) Pada saat asisten memberi aba-aba ya maka siswa coba harus
lari secepat mungkin mengikuti jalur lari sampai finish,
sementara asisten menjalankan stopwatch .
e) Selama lari, siswa coba tidak boleh menyentuh cone.
Penilaian

: Waktu yang ditempuh sampai finish dicatat dan dicocokkan dengan


tabel Agility Run Ratings.

22

Gambar 5. Illinois Agility Run


Sumber : (Widyastuti, 2011:128)
TABEL 3
AGILITY RUN RATINGS
Gende
Excellent

Above Average

Average

Below Average

Poor

<15.2 secs

15.2 16.1 secs

16.2 18.1 secs

18.2 18.3 secs

>18.3 secs

<17.0 secs

17.0 17.9 secs

18.0 21.7 secs

21.8 23.0 secs

>23.0 secs

r
Male
Femal
e

Sumber : Illonois Agility Run Test (Afridawati, 2013:91)


2) Tes Keseimbangan (Stork Stand)
Stork Stand adalah tes yang digunakan untuk mengetahui tingkat keseimbangan altel
atau siswa.
Perlengkapan : Lokasi yang kering atau gym, stopwatch, seorang asisten.
Pelaksanaan : a) Berdiri dengan nyaman pada kedua kaki dan Tangan diletakan
dipinggang.

23

b) Berdirilah pada salah satu kaki, angkat kaki yang lain dan
letakkan ibu jari kaki pada lutut kaki yang masih menjejak
tanah.
c) Komando dari peneliti, tutup mata dan peneliti mulai
menghitung dengan stopwatch.
d) Jaga keseimbangan selama mungkin.
e) Waktu akan dihentikan apabila siswa

membuka

mata,

menggerakan tangan, meletakan atau menggerakan kakinya.


f) Peneliti akan mencatat waktu yang diraih siswa dalam
mempertahankan keseimbangan dan ulangi tes ini sebanyak tiga
kali.
Penilaian

: waktu terbaik diantara ketiga putaran digunakan untuk menilai


kelincahan teste.

Gambar 6. Stork stand


Sumber : (Widyastuti, 2011:145)
3) Tes Menggiring Bola (Dribbling)
Tes menggiring bola adalah tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan
menggiring bola dengan kaki serta disertai perubahan arah.

24

Perlengkapan

: Bola, Stopwatch, 6 buah rintangan (tongkat/lembing), tiang


bendera, kapur.

Pelaksanaan

: a) Pada aba-aba siap testee berdiri di belakang garis start dengan


bola dalam penguasaan kakinya.
b) Pada aba-aba ya, testee mulai menggiring bola ke arah kiri
melewati rintangan pertama dan menuju rintangan berikutnya
sesuai dengan arah panah yang telah ditetapkan sampai ia
melewati garis finish.
c) Bila salah arah dalam

menggiring

bola,

ia

harus

memperbaikinya tanpa menggunakan anggota badan selain kaki


ditempat kesalahan terjadi dan selama itu pula pada stop watch
tetap jalan.
d) Bola digiring oleh kaki kanan dan kiri secara bergantian, atau
paling tidak salah satu kaki pernah menyentuh bola satu kali
sentuhan.
Penilaian

: waktu yang ditempuh oleh testeedari mulai aba-aba ya, sampai ia


melewati garis finish. Waktu dicatat sampai persepuluh detik.

25

Gambar 7. Diagram Lapangan Tes Menggiring Bola


Sumber : Nurhasan, (2001:161)
3.8 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mengolah, memisahkan, mengelompokkan dan
memadukan sejumlah data yang dikumpulkan di lapangan secara empiris menjadi
sebuah kumpulan ilmiah yang terstruktur dan sistematis yang selanjutnya siap dikemas
menjadi laporan hasil penelitian, (Mukhtar, 2013:121).
Teknik analisis data merupakan cara yang ditempuh guna memperoleh atau
menganalisis data-data yang diperoleh. Analisis tersebut bertujuan untuk kebenaran
hipotesis yang telah dirumuskan. Suatu hipotesis akan diterima atau ditolak tergantung
pada hasil perhitungan melalui analisis statistik akan diperoleh jawaban mengenai
diterima atau ditolaknya hipotesis yang diajukan dengan taraf nyata 5% untuk
menganalisis dalam penelitian ini menggunakan statistic korelasi sederhana (product
moment) dan korelasi ganda.

26

1) Mencari

korelasi X1 (Kelincahan) dengan Y (Kemampuan Menggiring Bola)

menggunakan rumus product moment sebagai berikut:

rx1y

n X1Y ( X1 ).( Y)

n. X

2
1

( X 1 ) 2 . n. Y 2 Y

(Riduwan,

2013:90)

Keterangan:
rx1y

= koefisien korelasi
x1

= kelincahan

= kemampuan menggiring bola

xy = jumlah data variabel x dan y


x1 = jumlah kuadrat data variabel x1
y

= jumlah kuadrat data variabel y

2) Mencari korelasi X2 (Keseimbangan) dengan Y (Kemampuan Menggiring Bola)


menggunakan rumus product moment sebagai berikut:

rx 2 y

n X 2Y ( X 2 ).( Y)

n X X n Y Y
2

2013:89)

Keterangan:
rx 2 y

= koefisien korelasi
x2

= keseimbangan

27

(Riduwan,

= kemampuan menggiring bola

x2y

= jumlah data variabel x dan y

x2 = jumlah kuadrat data variabel x


y

= jumlah kuadrat data variabel y.

3) Mencari korelasi X1 (Kelincahan) dan X2 (Keseimbangan) dengan Y


(Kemampuan Menggiring Bola) menggunakan rumus analisis korelasi ganda
(R) sebagai berikut:

r 2 X1Y r 2 X 2Y 2.rX1Y .rX 2Y .rX1 X 2

RX X Y
1 2

1 r 2 X1 X 2
(Riduwan, 2013:90)

Keterangan:

RYX1 X 2
= Korelasi variabel

X1

dengan

X2

bersama- sama dengan harga Y

rX1Y
= Korelasi sederhana (product moment pearson) antara

rX 2Y
= Korelasi sederhana (product moment pearson) antara

rX1 X 2
= Korelasi sederhana (product moment pearson) antara

X1

dengan Y

X2
X1

dengan Y
dengan

X2

4) Untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap Y dapat


ditentukan dengan koefisien diterminan sebagai berikut:

KP = r x 100%

(Riduwan, 2013:81)

Dimana :
KP = besarnya koefisien penentu (determinan)
r

= koefisien korelasi

28

5) Untuk mengetahui signifikansi korelasi ganda X1 dan X2 terhadap Y ditentukan


dengan rumus Fhitung kemudian dibandingkan dengan Ftabel sebagai berikut:
R2
k
(1 R 2 )
( n k 1)

F hitung =

(Riduwan,2013:86)

Dimana:
R

= Nilai koefisien korelasi ganda

= Jumlah variable bebas (independen)

= Jumlah sampel

= Fhitung yang selanjutnya akan dibandingakan dengan Ftabel

Taraf signifikansinya = 0,01 atau = 0,05


Ftabel = F (1-) { (db = n-k-1)}
Untuk mengetahui tingkat hubungan antar variabel, yaitu dengan cara
mengkonversikan harga r (koefisienkorelasi) pada tabel berikut:

TABEL 4
INTERPRETASI KOEFISIEN KORELASI NILAI r
Interval Koefisien

Tingkat Hubungan

29

0,80 1,000

Sangat Kuat

0,60 0,799

Kuat

0,40 0,599

Sedang

0,20 0,399

Rendah

0,00 0,199

Sangat Rendah

Sumber : (Riduwan, 2013:81)

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.

Deskripsi Pelaksanaan Penelitian


Tempat penelitian dilaksanakan di lapangan sepakbola Aneka Palembang, berada

di jalan Komperta Plaju, kota Palembang. Pengambilan data penelitian ini diperoleh dari
hasil tes kelincahan, keseimbangan, dan kemampuan menggiring bola. Penilaian
kelincahan menggunakan tes Illinois Agility Run, dan keseimbangan menggunakan tes
Stork Stand, sedangkan penilaian kemampuan menggiring bola menggunakan tes
menggiring bola dalam permainan sepakbola pada siswa ekstrakurikuler SMA Negeri
13 Palembang.
Metode penelitian ini menggunakan metode korelasional yaitu penelitian yang
diadakan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara dua atau beberapa variabel,
motode korelasional digunakan untuk memberikan gambaran ada tidaknya hububngan

30

koordinasi kelincahan dan keseimbangan dengan kemampuan menggiring bola dengan


jumlah sampel 20 orang.
4.2.
Hasil Tes Penelitian
4.2.1. Deskripsi Data Tes Kelincahan (Illinois Agility Run)
Dari hasil penelitian ini, maka diperoleh tingkat kelincahan (Illinois Agility Run)
dari 20 orang siswa ektrakurikuler SMA Negeri 13 Palembang sebagai berikut:

Table 5
Table Frekuensi Tes Kelincahan (Illinois Agility Run)
Kelas Interval
13,39
13,4 14,42
14,43 15,46
15,47 16,49
16,5
Jumlah

Fa
1
5
6
6
2
20

Fr
5%
25%
30%
30%
10%
100%

Kategori
Sangat Baik
Baik
Sedang
Kurang
Kurang Sekali

Berdasarkan pada tabel di atas, dari 20 orang sampel diperoleh 1 orang (5%)
memiliki kelincahan pada interval 13,39, 5 orang (25%) memiliki kelincahan pada
interval 13,14 14,42, 6 orang (30%) memiliki kelincahan pada interval 14,43 15,46,
6 orang (30%) memiliki kelincahan pada interval 15,47 16,49, 2 orang (10%)
memiliki kelincahan pada interval 16,5. Untuk lebih jelasnya data kelincahan juga
bisa dilihat pada histogram ini.

31

Distribusi Frekuesni Tes Kelincahan (Illinois Agility Run)


7
6
5
Distribusi Frekuesni

4
3
2
1
0

Gambar 8. Histrogram Tes Kelincahan Illinois Agility Run

4.2.2. Deskripsi Data Tes Keseimbangan (Stork Stand)


Dari hasil penelitian ini, maka diperoleh tingkat keseimbangandari 20 orang
siswa ektrakurikuler SMA Negeri 13 Palembang sebagai berikut:
Table 6
Table Frekuensi Tes Keseimbangan (Stork Stand)
Kelas Interval
Fa
Fr
Kategori
18,47
1
5%
Sangat Baik
18,46 15,95
5
25%
Baik
15,94 13,45
10
50%
Sedang
13,54 10,94
2
10%
Kurang
10,93
2
10%
Kurang Sekali
Jumlah
20
100%
Berdasarkan pada tabel di atas, dari 20 orang sampel diperoleh 1 orang (5%)
memiliki keseimbangan pada interval 18,47, 5 orang (25%) memiliki keseimbangan
pada interval 18,46 15,95, 10 orang (50%) memiliki keseimbangan pada interval

32

13,54 10,94, 2 orang (10%) memiliki keseimbangan pada interval 13,54 10,94, 2
orang (10%) memiliki keseimbangan pada interval 10,93. Untuk lebih jelasnya data
keseimbangan juga bisa dilihat pada histogram ini.

Distribusi Frekuensi Tes Keseimbangan (Stork Stand)


12
10
Distribusi Frekuensi Tes
Keseimbangan (Stork
Stand)

8
6
4
2
0

Gambar 9. Histrogram Tes Keseimbangan (Stork Stand)


4.2.3. Deskripsi Hasil Tes Kemampuan Menggiring Bola
Dari hasil penelitian ini, maka diperoleh tingkat kemampuan menggiring bola
dari 20 orang siswa ekstrakurikuler SMA Negeri 13 Palembang sebagai berikut:

Table 7
Table Frekuensi Tes Menggiring Bola

33

Kelas Interval
20,8
20,81 19,05
19,06 17,29
17,3 15,54
15,55
Jumlah

Fa
1
7
5
5
2
20

Fr
5%
35%
25%
25%
10%
100%

Kategori
Sangat Baik
Baik
Sedang
Kurang
Kurang Sekali

Berdasarkan pada tabel di atas, dari 20 orang sampel diperoleh 1 orang (5%)
memiliki kemampuan menggiring bola pada interval 20,8, 7 orang (35%) memiliki
kemampuan menggiring bola pada interval 20,81 19,05, 5 orang (25%) memiliki
kemampuan menggiring bola pada interval 19,06 17,29, 5 orang (25%) memiliki
kemampuan menggiring bola pada interval 17,3 15,54, 2 orang (10%) memiliki
kemampuan menggiring bola pada interval 15,55. Untuk lebih jelasnya data
kempampuan menggiring bola juga bisa dilihat pada histogram ini.

Distribusi Frekuensi Tes Kemampuan Menggiring Bola


8
7
6
5

Distribusi Frekuensi Tes


Kemampuan Menggiring
Bola

4
3
2
1
0

Gambar 10. Histrogram Tes Kemampuan Menggiring Bola


4.3.

Pengujian Hipotesis

34

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini tediri dari pengujian koefisien kolerasi
antara variabel X dan Y, serta pengujian kolerasi ganda yaitu sebagai berikut.
4.3.1. Kolerasi Variabel X Dengan Y
Kolerasi variabel

X1

dengan Y terdiri dari variabel kelincahan dengan

kemampuan menggiring bola dan variable X dengan Y terdiri dari keseimbangan


dengan kemampuan menggiring bola adalah sebagai berikut.

TABEL 8
Table bantuan perhitungan statistik kelincahan dengan kemampuan menggiring
bola
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.

Nama
Agung
M.Riki
M.Faikar
Sutrisno
Fadil
Riski
Priyo
Redho
Andi
Okta
Harya
Guntur
Ridho

x1

x 21

14,7
16,68
15,72
15,24
15,87
15,61
13,42
15,67
13,39
14,49
14,88
16,53
14,05

19,43
21,54
20,08
17,02
19,18
16,59
16,2
19,27
16,31
18,21
18,68
17,42
16,86

216,09
278,22
247,12
232,26
251,86
243,67
180,10
245,55
179,29
209,96
221,41
273,24
197,40

377.52
463,97
403,21
289,68
367,87
275,23
262,44
371,33
266,02
331,60
348,94
303,46
284,26

35

x1 y
285,62
359,29
315,66
259,38
304,39
258,97
217,40
301,96
218,39
263,86
277,96
287,95
236,88

14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.

Alfredo
Kevin
Faizine
Aditya
Ridwan
Ishak
Ade

14,34
14,86
13,4
16,05
15,52
13,47
14,95
298,84

18,73
18,47
15,12
20,14
19,13
15,23
19,78
363,39

205,64
220,82
179,56
257,60
240,87
181,44
223,50
4485,60

350,81
341,14
228,61
405,62
365,96
231,95
391,25
6660,88

Berdasarkan table bantu perhitungan diatas, diketahui sebagai berikut:


n

= 20
x1

= 298,84

= 363,39

2
x 1 = 4485,60

2
y

x1

= 6660,88

= 5454,38

Sehingga diperoleh;
RX1Y

nxy (

x 1 )(y)

{n . x ( x ) }{n. y
2
1

( y )2 }

20. 5454,38 (298,84)(363,39)

RX1Y

2
= {20. 4485,60( 298,84 ) }{20.6660,88(363,39) }
2

109087,7 108595,5

{ 89712,0889305,35 } {133217,6132052,3 }
36

268,59
274,46
202,61
323,25
296,90
205,15
295,71
5454,38

RX1Y

492,21

RX1Y

= { 406,74 } {1165,33 }

492,21

RX1Y

473986

492,21

RX1Y

= 688,47

RX1Y

= 0.71

Selanjutnya, untuk menguji signifikasi koefikansen kolerasi dapat dihitung


menggunakan uji t yaitu sebagai berikut.

r xy

n2
1r 2

t hitung

t hitung

= 0.71

202
10.712

t hitung

= 0.71

18
10.50

37

t hitung

= 0.71

t hitung = 0.71

18
0.5

36

t hitung = 0.71 (6)


t hitung = 4.26

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, diperoleh nilai

4.26,sedangkan nilai

t tabel

t hitung

pada taraf dengan dk = n 2 = 20 2 = 18 diperoleh

sebesar (table distribusi t dapat dilihat pada lampiran) dengan demikian nilai

=4.26

t tabel

sebesar

t hitung

= , sehingga hipotesis pertama yang menyatakan ada hubungan yang

signifikan kelincahan dengan kemampuan menggiring bola pada permainan sepakbola


pada siswa ektrakurikuler SMA Negeri 13 Palembang diterima kebenaranya.
Selanjutnya, koefesien kolerasi variasi keseimbangan dengan kemampuan
menggiring bola. Adapun tabel bantu perhitungan statistik kelincahan dengan
kemampuan menggiring bola sebagai berikut.

38

TABEL 9
Table bantuan perhitungan statistik keseimbangan dengan kemampuan
menggiring bola
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.

Nama
Agung
M.Riki
M.Faikar
Sutrisno
Fadil
Riski
Priyo
Redho
Andi
Okta
Harya
Guntur
Ridho
Alfredo
Kevin
Faizine
Aditya
Ridwan
Ishak
Ade

x2
15,54
10,12
15,41
13,88
10,2
12,13
18,37
15,07
17,05
17,15
14,82
14,57
15,07
14,39
11,21
19,12
13,92
13,94
18,07
14,11
294,14

y
19,43
21,54
20,08
17,02
19,18
16,59
16,2
19,27
16,31
18,21
18,68
17,42
16,86
18,73
18,47
15,12
20,14
19,13
15,23
19,78
363,39

x 22

241,49
102,41
237,47
192,65
104,04
147,14
337,46
227,10
290,70
294,12
219,63
212,28
227,10
207,07
125,66
365,57
193,77
194,32
326,52
199,09
4445,63

377.52
463,97
403,21
289,68
367,87
275,23
262,44
371,33
266,02
331,60
348,94
303,46
284,26
350,81
341,14
228,61
405,62
365,96
231,95
391,25
6660,8
8

Berdasarkan table bantu perhitungan diatas, diketahui sebagai berikut:


n

= 20
x2

= 294,14
= 363,39

39

x2 y
301,94
217,98
309,43
236,24
195,64
201,24
297,59
290,40
278,09
312,30
276,84
253,81
254,08
269,52
207,05
289,09
280,35
266,67
275,21
279,10
5292,57

x 2 = 4445,63

2
y

x2

= 6660,88

= 5292,57

Sehingga diperoleh;
RX1Y

x 2 y ( x 2 )(y)

{n . x ( x ) }{n . y
2

2
2

( y )2 }

20. 5292,57 (294,14)(363,39)

RX1Y

= {20. 4445,63( 294,14 )2 }{20.6660,88(363,39)2 }

105851 106888

RX1Y

= { 88912,6186518,34 } {133217,6132052,3 }

1036,18

RX1Y

= { 2394,3 } {1165,33 }

1036,18

RX1Y

2790159

1036,18
1670,38

40

RX1Y

RX1Y

= 0.62

Selanjutnya, untuk menguji signifikasi koefikansen kolerasi dapat dihitung


menggunakan uji t yaitu sebagai berikut.

r xy

n2
1r 2

t hitung

t hitung

= 0.62

202
10.622

t hitung

= 0.62

18
10.38

t hitung

= 0.62

18
0.62

t hitung = 0.62

29,03

t hitung = 0.62 (5,39)


t hitung = 3,34

41

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, diperoleh nilai

t tabel

sedangkan nilai

t hitung

pada taraf dengan dk = n 2 = 20 2 = 18 diperoleh sebesar

(table distribusi t dapat dilihat pada lampiran) dengan demikian nilai

t tabel

sebesar 3,34,

t hitung

=3,34

= , sehingga hipotesis pertama yang menyatakan ada hubungan yang signifikan

antara keseimbangan dengan kemampuan menggiring bola pada permainan bola


sepakbola pada siswa ektrakurikuler SMA Negeri 13 Palembang diterima kebenaranya.
4.4.

Kolerasi Ganda
Untuk menghitung hubungan antara variabel bebas

x1

(kelincahan) dan

x2

(keseimbangan) dengan variabel y (kemampuan mengiring bola) maka digunakan


rumus kolerasi ganda yaitu sebagai berikut.

y=

R x1 x 2

y=

0.712+ 0.6222 .0.71 . 0.62. 0.66


10.66 2

R x1 x 2

y=

0.50+0.381.42. 0.41
10.44

R x1 x 2

y=

0.890,58
0.56

R x1 x 2

r 2 x 1 y +r 2 x 2 y 2r x 1 y . r x 2 y . r x1 x 2
1r 2 x1 x 2

42

R x1 x 2

y=

R x1 x 2 y=

0.31
0.56

0.54

R x1 x 2 y= 0.74

Untuk pengujian signifikansi korelasi ganda maka digunakan distribusi F.


R2
k
(1 R 2 )
( n k 1)
Fhitung =

0,742
2

( )
Fhitung =

10,74 2
2021

( 0,2738 )
Fhitung = (0,02661)

Fhitung = 10,29
Dengan menggunakan K = 2 sebagai pembilang dan (n-k-1) = 17 sebagai
penyebut maka diperoleh nilai Ftabel = 3,59. Dari hasil analisa data diperoleh Fhitung 10,29
> Ftabel 3,59, sehingga hipotesis ketiga yang menyatakan ada hubungan koordinasi
mata-kaki (X1) dan kelincahan (X2) dengan keterampilan menggiring bola (Y) dengan
keterampilan menggiring bola dalam permainan sepak bola siswa ekstrakurikuler SMA

43

Negeri 13 Palembang, dengan perhitungan hubungan = r2 x 100% sebesar 54,76% dan


45,24% dipengaruhi faktor yang lain.
4.2 Pembahasan
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kelincahan dan
keseimbangan dengan kemampuan menggiring bola pada permainan sepakbola pada
siswa ektrakurikuler SMA Negeri 13 Palembang.
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, diperoleh nilai

sedangkan nilai

t tabel

t hitung

sebesar 4.26,

1,73 pada taraf dengan dk = n 2 = 20 2 = 18 diperoleh

sebesar (table distribusi t dapat dilihat pada lampiran) dengan demikian nilai

=4.26

t tabel

t hitung

=1,73 , sehingga hipotesis pertama yang menyatakan ada hubungan

yang signifikan kelincahan dengan kemampuan menggiring bola pada permainan


sepakbola pada siswa ektrakurikuler SMA Negeri 13 Palembang diterima kebenaranya.
Hasil penelitian ini mumbuktikan ada hubungan yang signifikan kelincahan
dengan kemampuan menggiring bola pada permainan sepakbola. Untuk melakukan
menggiring bola dengan baik, tentunya harus memiliki kelincahan. Menurut Ismaryati,
(2011:41) Kelincahan adalah kemampuan untuk mengubah arah posisi tubuh atau
bagian-bagiannya secara cepat dan tepat. Kelincahan merupakan komponen penting
yang dibutuhkan oleh hampir seluruh cabang olahraga. Kelincahan memiliki peranan
yang sangat penting dalam permainan sepakbola terutama dalam menghindari sergapan
lawan pada saat menggiring bola, atau untuk digunakan untuk memasukkan bola ke
gawang lawan untuk mendapatkan angka.

44

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, diperoleh nilai

sedangkan nilai

t tabel

t hitung

sebesar 3,34,

1,73 pada taraf dengan dk = n 2 = 20 2 = 18 diperoleh

sebesar (table distribusi t dapat dilihat pada lampiran) dengan demikian nilai

=3,34

t tabel

t hitung

=1,73, sehingga hipotesis pertama yang menyatakan ada hubungan

yang signifikan keseimbangan dengan kemampuan menggiring bola pada permainan


sepakbola pada siswa ektrakurikuler SMA Negeri 13 Palembang diterima kebenaranya.
Hasil penelitian ini juga membuktikan bahwa ada hubungan yang signifikan
keseimbangan dengan kemampuan menggiring bola dalam permainan sepakbola.
Keseimbangan

adalah

kemampuan

mempertahankan

keadaan

seimbang

serta

mempertahankan stabilitas posisi tubuh selama mungkin, dan adapun keseimbangan


bersifat statis (diam), dinamis (bergerak). keseimbangan statik maupun dinamik
merupakan komponen kesegaran jasmani yang sering dilakukan oleh anak-anak maupun
dewasa. Setiap orang sangat memerlukan keseimbangan yang dapat mempertahankan
stabilitas posisi tubuh dalam kondisi statik atau dinamik. Untuk melaksanakan tugas
sehari-hari, ataupun dalam melakukan aktifitas keolahragaan keseimbangan sangat
dibutuhkan.
Berdasarkan hasil perhitungan korelasi ganda dengan uji F, diperoleh Fhitung
10,29, sedangkan Ftabel pada taraf 0,05 dengan K = 2 sebagai pembilang dan (n-k-1) =
17 sebagai penyebut maka diperoleh nilai Ftabel = 3,59. Dengan demikian nilai Fhitung
10,29 > Ftabel 3,59, sehingga hipotesis ketiga yang menyatakan ada hubungan
kelincahan (X1) dan keseimbangan (X2) dengan kemampuan menggiring bola (Y) dalam

45

permainan sepak bola pada siswa ekstrakurikuler SMA Negeri 13 Palembang, dengan
perhitungan hubungan = r2 x 100% sebesar 54,76% dan 45,24% dipengaruhi faktor
yang lain.
Secara korelasi ganda, hasil penelitian membuktikan bahwa ada hubungan
kelincahan dan keseimbangan dengan kemampuan menggiring bola dalam permainan
sepakbola pada siswa ekstrakurikuler SMA Negeri 13 Palembang. Kelincahan dan
keseimbangan merupakan aspek yang sangat penting dalam cabang olahraga, khususnya
permainan sepakbola. Kelincahan dan keseimbangan memiliki hubungan terhadap
kemampuan menggiring bola dalam permainan sepakbola, dalam penelitian ini terlihat
kelincahan dan keseimbangan memberikan hubungan sebesar 54,76% dan selebihnya
dipengaruhi oleh faktor lain.

46

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada
uraian terdahulu, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Kelincahan memberikan hubungan terhadap kemampuan menggiring bola dalam
permainan sepakbola pada siswa ekstrakurikuler SMA Negeri 13 Palembang
dengan nilai thitung = 4,26 > ttabel =1,73.
2. Keseimbangan memberikan hubungan terhadap kemampuan menggiring bola
dalam permainan sepakbola pada siswa ekstrakurikuler SMA Negeri 13
Palembang dengan nilai thitung = 3,34 > ttabel =1,73.
3. Kelincahan dan keseimbangan memberikan hubungan terhadap kemampuan
menggiring bola dalam permainan sepakbola pada siswa ekstrakurikuler SMA
Negeri 13 Palembang dengan nilai Fhitung 10,29 > Ftabel 3,59. Hubungannya sebesar
54,76% dan selebihnya di pengaruhi faktor lain.
5.2 Saran
Sehubungan dengan telah dilakukan penelitian ini, maka ada beberapa saran
yang peneliti sampaikan yaitu sebagai berikut:
1. Bagi siswa hendaknya siswa terus latihan untuk meningkatkan kelincahan dan
keseimbangan guna meningkatkan kemampuan menggiring bola dalam permainan
sepak bola.
2. Bagi pelatih dan guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan dalam program
latihan untuk kelincahan dan keseimbangan agar dapat menghasilkan kemampuan

47

menggiring bola yang baik, dalam kegiatan ekstrakurikuler untuk pencapaian


prestasi khususnya pada olahraga permainan sepakbola.
3. Bagi program studi, sebagai referensi dan bahan bacaan mahasiswa jurusan
olahraga untuk menyusun karya ilmiah atau skripsi pada masa yang akan datang
dan hendaknya hasil penelitian ini dapat menjadi kajian yang relevan.
4. Bagi peneliti, hasil penelitian ini hendaknya dapat menjadi kajian yang relevan
dan juga disarankan untuk peneliti selanjutnya agar lebih mengembangkan
penelitian lain dengan mengkaji variabel lain guna menyempurnakan hasil
penelitian selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

48

Afridawati, 2013. Evaluasi Tes dan Pengukuran Olahraga. Palembang : RD


Multicipta.
Agus Salim. 2008. Buku Pintar Sepak Bola. Bandung: Nuansa.
Arikunto Suharsimi, 2010, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Danny Mielke, 2003. Dasar-Dasar Sepak Bola. Pakar Raya Pakarnya Pustaka.
Feri Kurniawan. 2011. Buku Pintar Pengetahuan Olahraga. Jakarta: Laskar Aksara.
Ismaryati. 2008. Tes dan Pengukuran Olahraga. Solo.UPT.UNS.Press.
Joseph A. Luxbacher. 2012. Sepak Bola. Depok: PT Rajagrafindo Persada.
Muhajir dkk, 2011. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Bandung: PT
Gelora Aksara Pratama.
Mukhtar, 2013, Metode Praktis Penelitian Deskriftif Kualitatif. Jakarta: Referensi (GP
Press Group).
Nurhasan, 2001. Tes dan Pengukuran Dalam Pendidikan Jasmani. Direktorat Jendral
Olahraga.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV. Alfabeta.
Sukirno, 2012. Kesehatan Olahraga, Doping dan Kesegaran Jasmani. Palembang:
Unsri Press.
Riduwan. 2013. Pengantar Statistika. Bandung: Alfabeta.
Robert Koger. 2007. Latihan Dasar Andal Sepak Bola Remaja. Klaten: Macan Jaya
Cemerlang.
Widyastuti, 2011. Tes dan Pengukuran Olahraga. Jakatra Timur: PT. Bumi Timur Jaya.

49

Anda mungkin juga menyukai