Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN DENGAN ANEMIA

DI RUANG MAWAR RSUP SANGLAH DENPASAR

A. Tinjauan Teori Penyakit


1. Definisi Penyakit
Anemia merupakan keadaan di mana masa eritrosit dan atau masa
hemoglobin

yang

beredar

tidak

memenuhi

fungsinya

untuk

menyediakan oksigen bagi jaringan tubuh (Handayani dan Haribowo,


2008). Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel
darah merah dan kadar hemoglobin dan hematokrit di bawah normal
(Smeltzer, 2006:935). Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai
normal sel darah merah, kualitas hemoglobin dan volume packed red
bloods cells (hematokrit) per 100 ml darah (Price, 2006 : 256).
2. Etiologi
Penyebab tersering dari anemia adalah kekurangan zat gizi yang
diperlukan untuk sintesis eritrosit, antara lain besi, vitamin B12 dan asam
folat. Selebihnya merupakan akibat dari beragam kondisi seperti
perdarahan, kelainan genetik, penyakit kronik, keracunan obat, dan
sebagainya.
Penyebab umum dari anemia:
Perdarahan hebat
Akut (mendadak)
Kecelakaan
Pembedahan
Persalinan

Pecah pembuluh darah


Penyakit Kronik (menahun)
Perdarahan hidung
Wasir (hemoroid)
Ulkus peptikum
Kanker atau polip di saluran pencernaan
Tumor ginjal atau kandung kemih
Perdarahan menstruasi yang sangat banyak
Berkurangnya pembentukan sel darah merah
Kekurangan zat besi
Kekurangan vitamin B12
Kekurangan asam folat
Kekurangan vitamin C
Penyakit kronik
Meningkatnya penghancuran sel darah merah
Pembesaran limpa
Kerusakan mekanik pada sel darah merah

Reaksi autoimun terhadap sel darah merah


Hemoglobinuria nokturnal paroksismal
Sferositosis herediter
Elliptositosis herediter
Kekurangan G6PD
Penyakit sel sabit
Penyakit hemoglobin C
Penyakit hemoglobin S-C
Penyakit hemoglobin E
Thalasemia
3. Klasifikasi
Anemia dibagi menjadi 2 tipe umum :
a. Anemia Hipropropilatif
1) Anemia Aplastik
Anemia aplastik merupakan suatu gangguan yang mengancam jiwa
pada sel induk di sum-sum tulang yang sel-sel darah diproduksi dalam
jumlah yang tidak mencukupi. Anemia aplastik dapat terjadi secara
congenital maupun idiopatik ( penyebabnya tidak diketahui). Secara
marfologis, sel darah mer4ah terlihat normositik dan normokronik.
Jumlah retikulosit rendah atau tidak ada dan biop[si sumsum tulang

menunjukan keadaan yang disebut pungsi kering dengan hipoplasia


nyata dan penggatian dengan jarinagan lemak.
2) Anemia defisiensi besi
Anemia defesiensi besi adalah dimana keadaan kandungan besi tubuh
total turun dibawah tingkat normal. Defesiensi besi merupakan
penyebab utama anemia didunia, dan tetutama seringdijumpai pada
wanita usia subur, disebabkan oleh kekurangan darah sewaktu
menstruasi dan peningkatan kebutuhan besi selama kehamilan. Pada
anemia defisiensi besi pemeriksaan darah menunjukan jumlah sel
darah merah normal atau hamper normal dan kadar Hb berkurang.
Pada perifer sel darah merah Mikrositik dan Hiprokromik disertai
poikilositosi dan asisositosis jumlah retikulosis dapat normal atau
berkurang. Kadar besi berkurang, sedangkan kapasitas mengikat besi
serum total meningkat.
3) Anemia megaloblastik
Anemia megaloblastik disebabkan oleh defisiensi vitamin B12 dan
asam volat menunjukan perubahan yang sama antara sumsum tulang
dan drah tepi, karena kedua vitamin tersebut esensial bagiu sintesis
DNA normal. Pada setiap kasus, terjadi hyperplasia sumsum tulang,
precursor eritroit dan myeloid besara dan aneh dan beberapa
mengalami multinukleasi. Tetapi beberapa sel ini mati dalam sumsum
tulang, sehingga jumlah sel matang yang meninggalkan sumsum
tulang menjadi sedikit dan terjadilah parisitopenia. Pada keadaan
lanjut Hb dapat turun 4-5 gr/dl hitung leukosit 2000-3000/ml3 dan
hitung trombosit kurang dari 50000/ml3

b. Anemia hemolitik
1) Anemia hemolitik
Pada

anemia

hemolitik,eritrosit

memiliki

rentang

usia

yang

memendek. Untuk mengkompensasi hal ini biasanya sumsum tulang


memproduksi sel darah merah baru 3x/ lebih disbanding kecepatan
normal. Pada pemerikasaan anemia hemolitik ditemukan jumlah
retikulosis meningkat, fraksi bilirubin indirect meningkat,dan haptok
globin biasanya rendah.
2) Anemia hemolitika turunan
(a) Sferositosis turunan
Sferositosis turunan merupakan suatu anemia hemolitika ditandai
dengan sel darah merah kecil berbentuk feris dan pembesaran limfa
(spenomegali). Merupakan kelainan yang jarang, diturunkan secara
dominant. Kelainan ini biasanya terdiagnosa pada anak-anak, namun
dapat terlewat sampai dewasa karena gejalanya sangat sedikit.
Penangananya berupa pengambilan limpa secara bedah.
(b) Anemia sel sabit
Adalah anemia hemolitika berat akibat adanya defek pada molekul
hemoglobin dan disertai dengan serangan nyeri. Anemia sel sabit ini
merupakan ganggaun genetika resesif auto somal yaitu individu
memperoleh Hb sabit (Hb s) dari kedua orang tua. Pasien dengan
anemia sel sabit biasanya terdiagnosa pada kanak-kanak karena
mereka nampak anemis ketika bayi dan mulai mengalami krisis sel
sabit pada usia 1-2 tahun.

4. Tanda Dan Gejala


Menurut Handayani dan Haribowo (2008), gejala anemia dibagi
menjadi dua golongan besar yaitu sebagai berikut:
1.

Gejala Umum anemia


Gejala anemia disebut juga sebagai sindrom anemia atau Anemic
syndrome. Gejala umum anemia atau sindrom anemia adalah gejala
yang timbul pada semua jenis Anemia pada kadar hemoglobin yang
sudah menurun sedemikian rupa di bawah titik tertentu. Gejala ini
timbul karena anoksia organ target dan mekanisme kompensasi
tubuh terhadap penurunan hemoglobin. Gejala-gejala tersebut apabila
diklasifikasikan menurut organ yang terkena adalah:
a.

Sistem Kardiovaskuler : lesu, cepat lelah, palpitasi, takikardi, sesak


napas saat beraktivitas, angina pektoris, dan gagal jantung.

b.

Sistem Saraf: sakit kepala, pusing, telinga mendenging, mata


berkunang-kunang, kelemahan otot, iritabilitas, lesu, serta perasaan
dingin pada ekstremitas.

c.

Sistem Urogenital: gangguan haid dan libido menurun.

d.

Epitel: warna pucat pada kulit dan mukosa, elastisitas kulit menurun,
serta rambut tipis dan halus.

2.

Gejala Khas Masing-masing anemia


Gejala khas yang menjadi ciri dari masing-masing jenis anemia adalah
sebagai berikut:

a.

Anemia defisiensi besi: disfagia, atrofi papil lidah, stomatitis angularis.

b. Anemia defisisensi asam folat: lidah merah (buffy tongue)


c.

Anemia hemolitik: ikterus dan hepatosplenomegali.

d. Anemia aplastik: perdarahan kulit atau mukosa dan tandatanda infeksi


e. Perdarahan berulang/kronik pada anemia pasca perdarahan, anemia
defesiensi zat besi.
f. Ikterus, urin berwarna kuning tua/coklat, perut mrongkol/makin
buncit pada anemia hemolitik

g. Mudah infeksi pada anemia aplastik dan anemia karena keganasan.


Menurut Hardhi (2015), manifestasi klinis yang sering muncul
pada anemia adalah :
a. Pusing
b. Mata berkunang-kunang
c. Lesu
d. Aktivitas menurun
e. Rasa mengantuk
f. Susah berkonsentrasi
g. cepat lelah
h. prestasi kerja fisik /pikiran menurun
5. Patofisiologi
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sum-sum
tulang atau kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya.
Kegagalan sum-sum tulang dapt terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan
toksik, inuasi tumor, atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak
diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau
hemolisis (destruksi) pada kasus yang disebut terakhir, masalah dapat
akibat efek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah
merah normal atau akibat beberapa factor diluar sel darah merah yang
menyebabkan destruksi sel darah merah.
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam system
fagositik atau dalam system retikuloendotelial terutama dalam hati dan
limpa. Sebagai hasil samping proses ini bilirubin yang sedang terbentuk
dalam fagosit akan masuk dalam aliran darah. Setiap kenaikan destruksi
sel darah merah (hemolisis) segera direpleksikan dengan meningkatkan
bilirubin plasma (konsentrasi normalnya 1 mg/dl atau kurang ; kadar 1,5
mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera.
Anemia merupakan penyakit kurang darah yang ditandai
rendahnya kadar hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit). Fungsi
darah adalah membawa makanan dan oksigen ke seluruh organ tubuh.
Jika suplai ini kurang, maka asupan oksigen pun akan kurang. Akibatnya
dapat menghambat kerja organ-organ penting, Salah satunya otak. Otak
terdiri dari 2,5 miliar sel bioneuron. Jika kapasitasnya kurang, maka otak

akan seperti komputer yang memorinya lemah, Lambat menangkap. Dan


kalau sudah rusak, tidak bisa diperbaiki.
6. WOC (terlampir)
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Jumlah darah lengkap (JDL) : hemoglobin dan hematokrit menurun.
Jumlah eritrosit : menurun, menurun berat (aplastik);
b. MCV (molume korpuskular rerata) dan MCH

(hemoglobin

korpuskular rerata) menurun dan mikrositik dengan eritrosit


hipokronik, peningkatan. Pansitopenia (aplastik).
c. Jumlah retikulosit : bervariasi, misal; menurun, meningkat (respons
sumsum tulang terhadap kehilangan

darah /

hemolisis).

Pewarna sel darah merah : mendeteksi perubahan warna dan bentuk


(dapat mengindikasikan tipe
khusus anemia).
d. LED : Peningkatan menunjukkan adanya reaksi inflamasi, misal :
peningkatan kerusakan sel darah merah : atau penyakit malignasi.
Masa hidup sel darah merah : berguna dalam membedakan diagnosa
anemia, misal : pada tipe anemia tertentu, sel darah merah mempunyai
waktu hidup lebih pendek.
e. Tes kerapuhan eritrosit : menurun. SDP : jumlah sel total sama dengan
sel darah merah (diferensial) mungkin meningkat
atau

(hemolitik)

menurun

(aplastik).

Jumlah trombosit : menurun caplastik; meningkat; normal atau tinggi


(hemolitik)
f. Hemoglobin

elektroforesis

mengidentifikasi

tipe

struktur

hemoglobin.
Bilirubin serum (tak terkonjugasi): meningkat (hemolitik).
g. Folat serum dan vitamin B12 membantu mendiagnosa anemia
sehubungan dengan defisiensi

masukan/absorpsi

Besi serum

: tak ada; tinggi (hemolitik)

BC serum

: meningkat

Feritin serum

: meningkat

Masa perdarahan : memanjang (aplastik)


LDH serum

: menurun

Tes schilling

: penurunan eksresi vitamin B12 urine

Guaiak

: mungkin positif untuk darah pada urine, feses, dan

isi gaster, menunjukkan perdarahan

akut/kronis.

h. Analisa gaster : penurunan sekresi dengan peningkatan pH dan tak


adanya asam hidroklorik bebas.
i. Aspirasi sumsum tulang/pemeriksaan/biopsi : sel mungkin tampak
berubah dalam jumlah, ukuran, dan bentuk, membentuk, membedakan
tipe anemia, misal: peningkatan megaloblas, lemak sumsum dengan
penurunan sel darah (aplastik).
j. Pemeriksaan andoskopik dan radiografik : memeriksa sisi perdarahan :
perdarahan GI.
e. Penatalaksanaan
Tindakan umum:
Penatalaksanaan anemia ditunjukan untuk mencari penyebab dan
mengganti darah yang hilang:
1. Transpalasi sel darah merah.
2. Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi.
3.Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah
merah.
4. Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang
membutuhkan oksigen
5.Obati penyebab perdarahan abnormal bila ada.
6.Diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran hijau.
Pengobatan (untuk pengobatan tergantung dari penyebabnya)

1. Anemiadefisiensi besi
Mengatur makanan yang mengandung zat besi, usahakan makanan
yang diberikan

seperti ikan, daging, telur dan sayur.

Pemberian preparat fe

Perrosulfat

3x200mg/hari/per oralsehabis makan

Peroglukonat 3x200mg/hari/oral sehabis makan.


2. Anemia pernisiosa: pemberian vitamin B12
3. Anemia asam folat: asam folat 5 mg/hari/oral
4. Anemia karena perdarahan : mengatasi perdarahan dan syok dengan
pemberian cairan dan

transfuse darah.

f. Pencegahan Anemia
Menurut

Tarwoto,

dkk

(2010),

upaya-upaya

untuk

mencegah

anemia, antara lain sebagai berikut:


1. Makan makanan yang mengandung zat besi dari bahan hewani
(daging, ikan, ayam, hati, dan telur); dan dari bahan nabati
(sayuran yang berwarna hijau tua, kacang-kacangan, dan tempe).
2.

Banyak makan makanan sumber vitamin c yang bermanfaat untuk


meningkatkan penyerapan zat besi, misalnya: jambu, jeruk, tomat,
dan nanas.

3. Minum 1 tablet penambah darah setiap hari, khususnya saat


mengalami haid.
4. Bila

merasakan

adanya

tanda

dan

gejala

anemia,

segera

konsultasikan ke dokter untuk dicari penyebabnya dan diberikan


pengobatan.
Menurut Lubis (2008) dalam referensi kesehatan.html,
tindakan penting yang dilakukan untuk mencegah kekurangan besi
antara lain:
1.

Konseling

untuk

membantu

memilih

bahan

makanan

dengan kadar besi yang cukup secara rutin pada usia remaja.
2. Meningkatkan konsumsi besi dari sumber hewani seperti
daging, ikan, unggas, makanan laut disertai minum sari buah
yang

mengandung

vitamin

(asam

askorbat)

untuk

meningkatkan absorbsi besi dan menghindari atau mengurangi


minum kopi, teh, teh es, minuman ringan yang mengandung
karbonat dan minum susu pada saat makan.

3. Suplementasi besi. Merupakan cara untuk menanggulangi ADB


di daerah dengan prevalensi tinggi. Pemberian suplementasi besi
pada remaja dosis 1 mg/KgBB/hari.
4.

Untuk meningkatkan absorbsi besi, sebaiknya suplementasi besi


tidak diberi bersama susu, kopi, teh, minuman ringan yang
mengandung

karbonat,

multivitamin

yang

mengandung

phosphate dan kalsium.


5. Skrining anemia.
B. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan
secara menyeluruh.
Pengkajian pasien dengan anemia meliputi :
1) Aktivitas / stirahat
Gejala : keletihan,

kelemahan,

malaise

umum.

Kehilangan

produktivitas ; penurunan semangat untuk bekerja. Toleransi terhadap


latihan rendah. Kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih banyak. Tanda
:takikardia/ takipnae ; dispnea pada waktu bekerja atau istirahat.
Letargi, menarik diri, apatis, lesu, dan kurang tertarik pada sekitarnya.
Kelemahan otot, dan penurunan kekuatan. Ataksia, tubuh tidak tegak.
Bahu menurun, postur lunglai, berjalan lambat, dan tanda-tanda lain
yang menunujukkan keletihan.
2)Sirkulasi
Gejala : riwayat kehilangan darah kronik, misalnya perdarahan GI
kronis, menstruasi berat , angina, CHF (akibat kerja jantung
berlebihan). Riwayat endokarditis infektif kronis. Palpitasi (takikardia
kompensasi).
Tanda : TD : peningkatan sistolik dengan diastolik stabil dan tekanan
nadi melebar, hipotensi postural. Ekstremitas (warna) : Pucat pada kulit
dan membrane mukosa (konjuntiva, mulut, faring, bibir) dan dasar
kuku. (catatan: pada pasien kulit hitam, pucat dapat tampak sebagai

keabu-abuan). pucat (aplastik) atau kuning lemon terang. Sklera : biru


atau putih seperti mutiara. Pengisian kapiler melambat (penurunan
aliran darah ke kapiler dan vasokontriksi kompensasi) kuku : mudah
patah, berbentuk seperti sendok (koilonikia). Rambut : kering, mudah
putus, menipis,tumbuh uban secara premature.
3)Integritas ego
Gejala : keyakinanan agama/budaya mempengaruhi pilihan pengobatan,
misalnya

penolakan

transfuse

darah.

Tanda:depresi.
4)

Eliminasi
Gejala : riwayat pielonefritis, gagal ginjal. Flatulen, sindrom
malabsorpsi (DB). Hematemesis, feses dengan darah segar, melena.
Diare

atau

konstipasi.

Penurunan

haluaran

urine.

Tanda :distensi abdomen.


5)Makanan/cairan
Gejala : penurunan masukan diet, masukan diet protein hewani
rendah/masukan produk sereal tinggi. Nyeri mulut atau lidah, kesulitan
menelan (ulkus pada faring). Mual/muntah, dyspepsia, anoreksia.
Adanya penurunan berat badan. Tidak pernah puas mengunyah atau
peka

terhadap

es,

kotoran,

tepung

jagung,

dan

sebagainya.

Tanda : lidah tampak merah daging/halus (defisiensi asam folat dan


vitamin B12). Membrane mukosa kering, pucat. Turgor kulit : buruk,
kering, tampak kisut/hilang elastisitas. Stomatitis dan glositis (status
defisiensi). Bibir : selitis, misalnya inflamasi bibir dengan sudut mulut
pecah.
6)Neurosensori
Gejala : sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus, ketidak
mampuan berkonsentrasi. Insomnia, penurunan penglihatan, dan
bayangan pada mata. Kelemahan, keseimbangan buruk, kaki goyah ;
parestesia tangan/kaki (AP) ; klaudikasi.Sensasi manjadi dingin.
Tanda : peka rangsang, gelisah, depresi cenderung tidur, apatis. Mental :
tak mampu berespons, lambat dan dangkal. Oftalmik : hemoragis retina
(aplastik). Epitaksis : perdarahan dari lubang-lubang (aplastik).

Gangguan koordinasi, ataksia, penurunan rasa getar, dan posisi, tanda


Romberg positif, paralysis.
7)Nyeri/kenyamanan
Gejala :nyeri abdomen samara : sakit kepala
8)Pernapasan
Gejala : riwayat TB, abses paru. Napas pendek pada istirahat dan
aktivitas.
Tanda:takipnea,ortopnea,dan,dispnea.
9)Keamanan
Gejala : riwayat pekerjaan terpajan terhadap bahan kimia, Riwayat
terpajan pada radiasi; baik terhadap pengobatan atau kecelekaan.
Riwayat kanker, terapi kanker. Tidak toleran terhadap dingin dan panas.
Transfusi darah sebelumnya. Gangguan penglihatan, penyembuhanluka
buruk,seringinfeksi.
Tanda : demam rendah, menggigil, berkeringat malam, limfadenopati
umum. Ptekie dan ekimosis (aplastik).
10) Seksualitas
Gejala : perubahan aliran menstruasi, misalnya menoragia atau
amenore. Hilang libido(priadan
wanita). Imppoten.
Tanda :serviks dan dinding vagina pucat.
2. Diagnosa keperawatan
a. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan volume
darah, peningkatan vikositas, ditandai dengan kavilari revil > 3detik,
sianosis, kulit pucat, membran mukosa kering, kuku dan rambut rapuh
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan kegagalan untuk mencerna atau ketidak mampuan mencerna
makanan /absorpsi nutrient yang diperlukan untuk pembentukan sel
darah merah ditandai dengan klien mengeluh mual & muntah, terjadi
penurunan BB.
c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
suplai oksigen (pengiriman) dan kebutuhan ditandai dengan klien
mengeluh tubuh lemah, lebih banyak memerlukan istirahat
d. Kurang pengetahuan berehubungan dengan kurang informasi ditandai
dengan klien mengungkapkan ketidaktahuannya tentang penyakit yang
sedang dialami.

3. Intervensi
N
O

1.

DIAGNOSA

PERENCANAAN

KEPERAWATAN

Ketidakefektifan
perfusi

TUJUAN

INTERVENSI

Setelah dilakukan asuhan

NIC:

jaringan keperawatan selama 3x24 jam

perifer

diharapkan perfusi jaringan

berhubungan

perifer adekuat.

dengan penurunan
volume

darah,

NOC :
Circulation perifer

peningkatan

vikositas, ditandai Kriteria Hasil :


dengan
revil

kavilari
>

3detik,

sianosis,

kulit

pucat,

membran

mukosa

1. Mendemostrasikan status
sirkulasi yang ditandai
dengan:
- TD dalam rentang

kering,

normal
kuku dan rambut 2. Menunjukkan perfusi
adekuat, misalnya tanda
rapuh
vital stabil.
3. Tidak terjadi sianosis

2.

1. Observasi tanda vital kaji


pengisian kapiler, warna
kulit/membrane mukosa,
dasar kuku.
2. Tinggikan kepala tempat
tidur sesuai toleransi.
3. Berikan

tambahan sesuai indikasi


4. Kolaborasi pengawasan
hasil
darah
lengkap/packed

nutrisi kurang dari keperawatan selama 3x24 jam

Management

berhubungan
dengan

kegagalan

untuk

mencerna

atau
mampuan

ketidak

nutrisi teratasi.

merah
produk

darah sesuai indikasi.

NIC : Nutrition

tubuh diharapkan ketidakseimbangan

pemeriksaan

laboraturium. Berikan sel

Ketidakseimbangan Setelah dilakukan asuhan


kebutuhan

oksigen

1. Kaji kemampuan pasien


untuk mendapatkan nutrisi

NOC :
Nutritional Status : food
and Fluid Intake

yang dibutuhkan.
2. Monitor adanya mual dan

mencerna

Kriteria Hasil :

makanan /absorpsi
nutrient

yang

diperlukan

untuk

pembentukan
darah

sel
merah

ditandai

dengan

klien

mengeluh

mual & muntah,


terjadi

penurunan

Adanya peningkatan berat


badan sesuai dengan
tujuan
Berat badan ideal sesuai
dengan tinggi badan
Mampu mengidentifikasi
kebutuhan nutrisi

muntah.
3. Sajikan makanan dalam
keadaan hangat
4. Berikan

pendidikan

kesehatan tentang dampak


bila

kebutuhan

nutrisi

tidak terpenuhi.

Tidak ada tanda tanda


malnutrisi

BB

Tidak terjadi penurunan


berat badan yang berarti.

3.

Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan asuhan

NIC :

berhubungan

NIC : Activity Terapy

keperawatan selama 3x24 jam

dengan
ketidakseimbangan
antara

suplai melakukan aktifitas sehari-hari

oksigen
(pengiriman)

diharapkan klien dapat

secara mandiri.
dan

kebutuhan ditandai NOC :


dengan
klien
mengeluh

tubuh

Energy conservation

lemah,

lebih

Activity tolerance

banyak
memerlukan

Self Care : ADLs


Kriteria Hasil :

Monitor

respon

fisik,

emosi, sosial, spiritual.


Bantu

klien

untuk

mengidentifikasi aktifitas
yang mampu dilakukan.
Bantu

pasien

mendapatkan

untuk
alat

bantuan aktivitas seperti

istirahat
Berpartisipasi dalam
aktivitas fisik tanpa
disertai peningkatan

kursi roda, krek.


Kolaborasikan

dengan

tekanan darah, nadi dan


RR

tenaga rehabilitasi medik


dalam

merencanakan

program

terapi

Mampu melakukan
aktivitas sehari hari
(ADLs) secara mandiri

Kurang

Setelah dilakukan asuhan

pengetahuan

keperawatan selama 3x24 jam

berhubungan

diharapkan pemahaman klien

dengan

kurang meningkat

informasi,

proses

penyakit, prosedur
perawatan ditandai
dengan

klien

mengungkapkan
ketidaktahuannya
tentang
yang
dialami

penyakit
sedang

NOC :
Kowlwdge : disease
process
Kowledge : health
Behavior
Energy conservation
Activity tolerance
Self Care : ADLs
Kriteria Hasil
Pasien dan keluarga
menyatakan pemahaman
tentang penyakit, kondisi,

yang

tepat.

NIC :
Berikan

penilaian

tentang

tingkat

pengetahuan

pasien

tentang proses penyakit


yang spesifik
Jelaskan
dari

patofisiologi
penyakit

bagaimana
berhubungan

dan

hal

ini

dengan

anatomi dan fisiologi,


dengan cara yang tepat.
Gambarkan tanda dan
gejala yang biasa muncul
pada penyakit, dengan
cara yang tepat
Gambarkan

proses

prognosis dan program

penyakit, dengan cara

pengobatan

yang tepat

Pasien dan keluarga

Sediakan informasi pada

mampu melaksanakan

pasien tentang kondisi,

prosedur yang dijelaskan

dengan cara yang tepat

secara benar
Pasien dan keluarga
mampu menjelaskan
kembali apa yang
dijelaskan perawat/tim
kesehatan lainnya

4. Implementasi
Implementasi sesuai dengan intervensi
5. Evaluasi
- Perfusi jaringan perifer adekuat.
- Ketidakseimbangan nutrisi teratasi
- Klien dapat melakukan aktifitas sehari-hari secara mandiri.
- pemahaman klien meningkat

Daftar Pustaka
Hariwibowo. 2008. Rencana Asuhan Keperawatan pedoman untuk perencanaan
dan pendokumentasian pasien. ed.3. EGC : Jakarta
Price,Wilson. 2006. Patofisiologi. Jakarta: EGC.
Smeltzer, Suzanne C. 2006. Keperawatan Medikal Bedah Volume 2. Jakarta:
EGC.
Tartowo&Lubis.2010. Volume 2. Asuhan keperawatan anemia. Jakarta: EGC.
Nur arif, amin huda&kusuma,hardhi. 2015. Aplikasi asuhan keperawatan
berdasarkan diagnosa medis nanda nic noc. Yogyakarta :
MediAction.

Anda mungkin juga menyukai