mikroskopik. Mikroorganisme
seringkali
berseltunggal
(uniseluler)
maupun bersel banyak (multiseluler). Namun, beberapa protista bersel tunggal masih
terlihat
oleh
mata
telanjang
dan
ada
beberapa
spesies
multisel
tidak
terlihat mata telanjang. Virus juga termasuk ke dalam mikroorganisme meskipun tidak
bersifat seluler.
Mikroorganisme biasanya dianggap mencakup semua prokariota, protista, dan
alga renik. Fungi, terutama yang berukuran kecil dan tidak membentuk hifa, dapat
pula dianggap sebagai bagiannya, meskipun banyak yang tidak menyepakatinya.
Kebanyakan orang beranggapan bahwa yang dapat dianggap mikroorganisme adalah
semua organisme sangat kecil yang dapat dibiakkan dalam cawan petri
atau inkubator di dalam laboratorium dan mampu memperbanyak diri secara mitosis.
Mikroorganisme berbeda dengan sel makrooganisme. Sel makroorganisme tidak
bisa hidup bebas di alam melainkan menjadi bagian dari struktur multiselular yang
membentuk jaringan, organ, dan sistem organ., sebagian besar mikrooganisme dapat
menjalankan proses kehidupan dengan mandiri, dapat menghasilkan energi sendiri,
dan bereproduksi secara independen tanpa bantuan sel lain.
SUSU
Susu adalah cairan bergizi berwarna putih yang dihasilkan
oleh kelenjar susu mamalia dan manusia. Susu adalah
sumber gizi utama
mereka
dapat
diolah
menjadi
berbagai
krim, keju,
susu
produk
kental
Dewasa ini, susu memiliki banyak fungsi dan manfaat. Untuk umur produktif, susu
membantu pertumbuhan mereka. Sementara itu, untuk orang lanjut usia, susu
membantu
menopang
tulang
agar
tidak
mengandungnutrisi penting,
keropos.
Susu
seperti
secara
alami
bermacam-
lain
menambahkan bahwa susu mengandung mineral dan lemak. Oleh karena itu, setiap
orang dianjurkan minum susu. Sekarang banyak susu yang dikemas dalam bentuk
yang unik. Tujuan dari ini agar orang tertarik untuk membeli dan minum susu. Ada
juga susu yang berbentuk fermentasi.
SEJARAH SUSU
Pada zaman dahulu, susu telah dipakai sebagai bahan pokok pangan manusia.
Manusia
mengambil
susu
dari
hewan
yang
memiliki
kelenjar
susu,
seperti sapi, kuda dan domba. Sapi dan domba mulai dijinakkan sejak 8000 SM untuk
diambil daging, bulu dan susunya. Di Timur Tengah, susu bahkan terfermentasi
menjadi keju oleh para pengembara gurun di sana. Diperkirakan susu mulai masuk ke
dataran Eropa pada abad 5000 SM melewati daerah Anatolia. Sementara, susu mulai
masuk ke Inggris pada periode Neolitik.
Penggunaan keju dan susu dari Timur Tengah lewat Turki mulai dikenal oleh
bangsa Eropa pada zaman Pertengahan. Kemudian, pada abad ke-15, para pelaut
mulai membawa sapi perah untuk dipelihara dan diternakkan di dataran Eropa untuk
konsumsi susu. Susu sapi sendiri baru dikenal oleh bangsa Indonesia lewat penjajahan
Hindia Belanda pada abad ke 18.
SUMBER SUSU
Susu tidak hanya dari sapi, tapi juga dari beberapa hewan mamalia lainnya yang
dihasilkan melalui peternakan susu. Susu dari jenis hewan ternak selain sapi
diantaranya:
Susu domba
Susu kambing
Susu kuda
Susu kerbau
Susu unta
Susu keledai
Susu yak
Di Rusia dan daerah Laplandia, sejenis peternakan rusa perah dibuat untuk
logistik susu di beberapa daerah di lingkar kutub utara. Susu kuda dan keledai
mengandungi lemak sekitar 50% lebih rendah dari susu sapi. Susu paus mengandung
kandungan lemak terbesar, yaitu 50% dari kadar susu tersebut. Namun, susu paus
tidak dikonsumsi oleh manusia.
LEBIH LANJUT
Susu adalah cairan bergizi berwarna putih yang dihasilkan oleh kelenjar susu
mamalia betina. Susu sapi diolah menjadi berbagai produk seperti mentega, yogurt, es
krim, keju, susu kental manis, susu bubuk dan lain-lainnya untuk konsumsi manusia.
Dewasa ini, susu memiliki banyak fungsi dan manfaat. Untuk umur produktif, susu
membantu pertumbuhan mereka. Untuk orang lanjut usia, susu membantu menopang
tulang agar tidak keropos. Susu mengandung banyak vitamin dan protein. Secara
alamiah susu sapi segar telah mengandung sejumlah vitamin, mineral, laktosa (gula
susu), asam lemak esensial (asam linoleat dan asam linolenat), asam amino esensial
(triptophan, tirosin), sphingomyelin, laktoferin, serta prebiotik galakto-oligosakarida
(GOS) dengan komposisi yang lengkap.
Sayangnya, kandungan gizi yang tinggi tidak hanya menarik bagi manusia.
Jika dibiarkan untuk waktu yang lama, nutrisi yang ada di dalam susu memungkinkan
mikroorganisme untuk tumbuh sehingga menyebabkan susu tidak layak untuk
konsumsi manusia.
Pada saat susu keluar setelah diperah, susu merupakan suatu bahan yang
murni, higienis, bernilai gizi tinggi, mengandung sedikit kuman atau boleh dikatakan
susu masih steril. Demikian pula bau dan rasa tidak berubah dan tidak berbahaya
untuk diminum. Setelah beberapa saat berada dalam suhu kamar, susu sangat peka
terhadap pencemaran sehingga dapat menurunkan kualitas susu. Kualitas susu yang
sampai ditangan konsumen terutama ditentukan antara lain oleh jenis ternak dan
keturunannya (hereditas), tingkat laktasi, umur ternak, peradangan pada ambing,
nutrisi/pakan ternak, lingkungan dan prosedur pemerahan susu.
susu dengan kualitas yang buruk akan timbul berbagai masalah kesehatan contohnya
adalah keracunan. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai bakteri-bakteri yang
dapat mengkotaminasi susu sehingga menyebabkan keracunan serta cara mengetahui
adanya dalam susu tersebut. Setelah itu perlu juga mengetahui perlakuan terhadap
susu untuk menghindarkan kontaminasi bakteri-bakteri yang dapat menurunkan
kualitas susu.
1. Staphylococcus aureus
Salah
satu
bakteri
penyebab
keracunan setelah
minum
susu
adalah Staphylococcus aureus. Di beberapa negara di Eropa, seperti Norwegia, Staphylococcus aureusmerupakan salah satu bakteri penyebab keracunan setelah
minum
yaitu bagian
permukaan
kulit,
mukosa
aureus terdapat
mulut, hidung,
di
dan
sekitar
kulit
kita,
kepala.
2. Salmonella sp.
Salmonella sp. merupakan bakteri ber-bahaya yang dikeluarkan dari
saluranpencernaan
hewan
dan
manusia
bersama dengan
feses.
Salmonella
3. Escherichia coli
Escherichia coli termasuk bakteri berbahaya karena dapat menyebabkan diare.
Salah satu syarat Escherichia coli dalam SNI 01-6366-2000 harus negatif.
pada manusia
yang
yang
mampu
hidup
pada refrigerator
keracunan
setelah
minum
susu juga
disebabkan
oleh Camphylobacterjejuni. Kasus tersebut terjadi pada anak sekolah, terutama pada
saat melakukan kunjungan ke peternakan. Susu yang terkontaminasi kotoran unggas
berpotensi menimbul-kan terjadinya food borne disease oleh Camphylobacter jejuni.
Kelompok Bacillus sp. yang sering menjadi penyebab keracunan setelahminum
susu adalah Bacillus cereus. Kontaminasi Bacillus cereus dengan jumlah 104cfu/ml
berpotensi menghasilkan toksin sehingga menimbulkan gejala seperti mual dan
muntah.
Gejala
susu mencuat
pada tahun
PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGIS
2. Koliform
Koliform merupakan parameter sanitasi susu dan produk lainnya. Koliform
termasuk bakteri yang dikeluarkan dari saluran pencernaan hewan dan manusia.
Pemeriksaan koliform dapat menggunakan metode Most Probe Number (MPN).
Dalam kasus keracunan susu yang disebutkan di atas, susu yang beracun
LANGKAH PENGENDALIAN
1. Pasteurisasi
Kasus keracunan setelah minum susu perlu diwaspadai dan diperlukan tindakan
pencegahan. Pasteurisasi merupakan salah satu tindakan yang dapat dilakukan untuk
mematikan bakteri patogen. Namun, melalui pasteurisasi, bakteri yang berspora masih
tahan hidup sehingga susu pasteurisasi hanya memiliki masa kedaluwarsa sekitar satu
minggu. Pasteurisasi dilakukan dengan waktu tertentu sepertidisajikan pada Tabel 2.
Pasteurisasi tidak mengubah komposisi susu sehingga komposisinya masih setara susu
segar (Jay 1996). Pasteurisasi umumnya dilakukan pada suhu 720 C selama 15 detik.
3. Penggunaan Bakteriosin
Bakteriosin merupakan antimikroba yang digunakan untuk menonaktifkan
mikroba. Pengendalian bakteri patogen dapat dilakukan dengan kombinasi antara
bakteriosin yang dihasilkan bakteri asam laktat dan suhu tinggi. Cara ini sudah
diterapkan pada industri keju diSpanyol.
Nisin
dan
bakteriosin
merupakan antimikroba
yang
dihasilkan
oleh Lactococcus lactissubsp. Lactis yang dapat menekan Bacillus cereus dalam susu.
Nisin merupakan antimikroba alami yang sudah lama digunakan untuk mengendalikan
bakteri pembusuk dalam proses pasteuri- sasi susu sehingga sel vegetatif dan
spora Bacillus cereus tidak aktif.