PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Di Indonesia, minuman ringan mudah sekali diperoleh di berbagai tempat, mulai dari warung
sampai toko-toko kecil. Minuman ringan dikonsumsi oleh semua lapisan masyarakat dari
berbagai latar belakang pendidikan dan pekerjaan. Survei yang dilakukan oleh sebuah
lembaga independen (LPEM Universitas Indonesia) dan sebuah perusahaan riset pemasaran
DEKA
menunjukkan bahwa :
Pada tahun 1999, 85% dari konsumen bulanan minuman ringan mempunyai pendapatan
rumah tangga rata-rata di bawah Rp 1 juta (US$ 100) per bulan. 46% diantara mereka
berpenghasilan kurang dari Rp 500.000 (US$50). 72% konsumen mingguan mempunyai
penghasilan rata-rata kurang dari Rp 1 juta perbulan lebih dari 40 % diantara mereka adalah
pelajar karyawan paruh waktu dan para pensiunan. Diantara konsumen mingguan, minuman
ringan dikonsumsi sama seringnya dengan minuman sirup dan makanan ringan, dan jauh
lebih sering dikonsumsi dibandingkan dengan es krim. Dengan konsumsi minuman ringan
yang sedemikian luasnya, produk minuman ringan bukanlah barang mewah melainkan
barang biasa. Industri minuman ringan memiliki potensi yang amat besar untuk
dikembangkan dengan jumlah konsumsi per kapita yang masih rendah dan penduduk berusia
muda yang sangat besar.
Saat ini, Indonesia mencatat tingkat konsumsi produk-produk Coca-Cola terendah (hanya 13
porsi saji seukuran 236 ml per orang per tahun), dibandingkan dengan Malaysia (33), Filipina
(122) dan Singapura (141). Karena minuman ringan merupakan barang yang permintaannya
elastis terhadap harga, berbagai upaya dilakukan agar harga produk-produk minuman ringan
tetap terjangkau. Dibandingkan dengan Indonesia, konsumsi minuman ringan di negara
tetangga jauh lebih tinggi (Indonesia:13; Malaysia:33; Filipina:122). Untuk ilustrasi, pada
tahun 1977, konsumen bisa membeli 11 botol kecil minuman ringan mengandung soda atau
teh siap minum dengan upah minimum harian di Jakarta dan 13 botol pada tahun 2001.
Namun, sebagai perbandingan terhadap produk permen yang menaikkan harga, konsumen
bisa membeli 205 permen dengan upah yang sama pada tahun 1997 dan hanya 136 pada
tahun 2001. Elastisitas harga minuman ringan terhadap permintaan adalah -1.19 yang berarti
bahwa saat terjadi kenaikan harga, volume penjualan akan berkurang dengan prosentase yang
lebih besar daripada prosentase kenaikan harga tersebut.
Ditinjau dari segi penciptaan kesempatan kerja, industri minuman ringan memiliki efek
multiplier yang besar pada tenaga kerja. Dengan rasio sebesar 4,025, industri minuman
ringan menduduki pringkat ke - 14 dari 66 sektor industri lainya di seluruh Indonesia. Ini
berarti bahwa untuk setiap peluang pekerjaan yang tercipta, atau hilang, di industri minuman
ringan, empat kesempatan kerja akan tercipta, atau hilang, di tingkat nasional.
Delapan puluh persen penjualan minuman ringan dilakukan oleh pengecer dan pedagang
grosir dimana 90% diantaranya termasuk dalam kategori pengusaha kecil. Bagi para
pengusaha kecil tersebut, produk minuman ringan merupakan barang dagangan terpenting
mereka dengan kontribusi sebesar 35% dari total penjualan dan nilai keuntungan sebesar
34%. Industri-industri penunjang lainnya yang terkena dampak kegiatan industri minuman
ringan meliputi gelas, tutup botol, transportasi dan media.
1.2 Sejarah dari Coca Cola Company
Coca-cola merupakan perusahaan minuman terbesar di dunia. Coca cola menjual empat dari
lima top minuman non alkohol sedunia, diantaranya: Coca cola, Diet coke, Sprite, Fresh Tea
dan Fanta. Coca cola mempekerjakan 71.000 orang dilebih dari 200 negara. Coca cola kurang
lebih memproduksi 400 merk yang terdiri lebih dari 2600 produk minuman. Produk-produk
coca cola didistribusikan melalui restoran dan toko makanan, serta pemasok.
Coca-Cola pertama kali diperkenalkan pada tanggal 8 Mei 1886 oleh John Styth Pemberton,
seorang ahli farmasi dari Atlanta, Georgia, Amerika Serikat. Dialah yang pertama kali
mencampur sirup karamel yang kemudian dikenal sebagai Coca-Cola. Frank M. Robinson,
sahabat sekaligus akuntan John, menyarankan nama Coca-Cola karena berpendapat bahwa
dua huruf C akan tampak menonjol untuk periklanan. Kemudian, ia menciptakan nama
dengan huruf-huruf miring mengalir, Spencer, dan lahirlah logo paling terkenal di dunia. Dr.
Pemberton menjual ciptaannya dengan harga 5 sen per gelas di apotiknya dan
mempromosikan produknya dengan membagi ribuan kupon yang dapat ditukarkan untuk
mencicipi satu minuman cuma-cuma. Pada tahun tersebut ia menghabiskan US$46 untuk
biaya periklanan. Pada tahun 1892, Pemberton menjual hak cipta Coca-Cola ke Asa G.
Chandler yang kemudian mendirikan perusahaan Coca-Cola pada 1892. Chandler piawai
dalam menciptakan perhatian konsumen dengan cara membuat berbagai macam benda-benda
cinderamata berlogo Coca-Cola. Benda-benda tersebut kemudian dibagi-bagi di lokasi-lokasi
penjualan penting yang berkesinambungan. Gaya periklanan yang inovatif, seperti desain
warna-warni untuk bus, lampu gantung hias dari kaca, serta serangkaian cinderamata seperti
kipas, tanggalan dan jam dipakai untuk memasyarakatan nama Coca-Cola dan mendorong
penjualan. Upaya mengiklankan merek Coca-Cola ini pada mulanya tidak mendorong
penggunaan kata Coke, bahkan konsumen dianjurkan untuk membeli Coca-Cola dengan
kata-kata berikut: "Mintalah Coca-Cola sesuai namanya secara lengkap; nama sebutan hanya
akan mendorong penggantian produk dengan kata lain". Tetapi konsumen tetap saja
menghendaki Coke, dan akhirnya pada tahun 1941, perusahaan mengikuti selera popular
pasar. Tahun itu juga, nama dagang Coke memperoleh pengakuan periklanan yang sama
dengan Coca-Cola, dan pada tahun 1945, Coke resmi menjadi merek dagang terdaftar.
Di Indonesia, Coca Cola Bottling Indonesia (CCBI) merupakan salah satu produsen dan
distributor minuman ringan terkemuka di Indonesia. Coca Cola Bottling Indonesia (CCBI)
merupakan nama dagang yang terdiri dari perusahaan-perusahaan patungan (joint venture)
antara perusahaan-perusahaan local yang dimiliki oleh pengusaha-pengusaha independent
dan Coca Cola Amatil Limited, yang merupakan salah satu produsen dan distributor terbesar
produk-produk Coca Cola di dunia. Coca Cola Amatil pertama kali berinvestasi di Indonesia
pada tahun 1992.
1.3 Divisi Coca Cola Company
Segmen Operasi perusahaan Coca-cola mencakup:
1. Afrika
Afrika merupakan sektor privat dengan jumlah karyawan terbesar yaitu 55.000 karyawan.
Pendapatan operasi dari coke pada divisi Afrika turun dari 4,8 % menjadi 4,6 % pada tahun
2006.
2. Asia Tenggara dan Timur dan Pasifik
Keuntungan divisi dari kesuksesan pada 2006 berasal dari Coca-Cola Zero pada penjualan di
Australia dan Thailand.
3. Uni Eropa
Divisi ini mengalami peningkatan pertumbuhan senilai 6 persen dari tahun 2005 ke tahun
2006. Faktor-faktor keberhasilan wilayah ini diraih dari kombinasi dari produk-produk baru,
pengemasan yang inovatif, dan kolaborasi dengan para konsumen.
4. Amerika Latin
Tiga pasar terbesar Coke diantaranya ialah United States, Mexico, dan Brazil. Portofolio
minuman mendapatkan poin 7 persen pada tahun 2006 dimana perusahaan melihat pada
pengembangan garis produk. Fokus Coke di Amerika Latin ialah pada penambahan air, jus,
dan minuman olahraga.
5. Amerika Utara
Perusahaan telah mencapai keberhasilan dalam pengimplementasian produk MyCoke
Rewards yang melibatkan sekitar 3,5 juta subjek yang berpastisipasi, dimana lebih baik dari
1,5 juta penghargaan yang dinyatakan. Coke menerapkan uji pemasaran kopi/teh dimana
Coke menyalurkan via teknologi Far Coast Brand dimana merupakan konsep toko yang
pertama kali dibuka di Toronto, Kanada pada tahun 2006.
6. Asia Utara, Eurasia, dan Timur Tengah
Divisi ini pada tahun 2006 telah memproduksi 11 persen unit volum kasus meningkat untuk
Coke. Coke adalah penjual terbaik minuman non-alkohol di Rusia dengan 22 persen
pertumbuhan volum kasus pada tahun 2006.
7. Bottling Investment
Coke meningkatkan investasi pada bottling investment. Segmen ini memiliki kinerja yang
baik untuk Coke di tahun terakhir. Coke telah memfokuskan pada desain road to market
dan optimisasi pada infrastruktur operasi bottling di India.
1.4 Visi dan Misi Perusahaan
Dunia berubah di sekitar kita. Untuk terus berkembang sebagai bisnis selama sepuluh
tahun berikutnya dan seterusnya, kita harus melihat ke depan, memahami tren dan
kekuatan yang akan membentuk bisnis kami di masa depan dan bergerak cepat untuk
mempersiapkan apa yang akan datang. Kita harus bersiap-siap untuk hari besok. Itulah
yang kita Visikan 2020. Ini menciptakan tujuan jangka panjang untuk bisnis kami dan
mempersiapkan kami dengan "Roadmap" untuk menang bersama-sama dengan mitra
pembotolan kami.
Misi Kami
Roadmap kami dimulai dengan misi kami. Ini menyatakan tujuan kami sebagai sebuah
perusahaan dan berfungsi sebagai standar yang kita susun sebagai tindakan kami dan
pengambilan keputusan.
To create value and make a difference. (Untuk menciptakan nilai dan membuat
perbedaan.)
Visi
Visi kami berfungsi sebagai kerangka kerja untuk kami dan panduan Roadmap setiap
aspek bisnis kami dengan menjelaskan apa yang kita butuhkan dalam rangka untuk terus
mencapai yang berkelanjutan, pertumbuhan yang berkualitas.
People: Be a great place to work where people are inspired to be the best they can
be. (Orang: Jadikan tempat yang bagus untuk bekerja di mana orang terinspirasi
untuk menjadikan mereka yang terbaik.)
Portfolio: Bring to the world a portfolio of quality beverage brands that anticipate
and satisfy people's desires and needs. (Portofolio: portofolio merek minuman
berkualitas yang mengantisipasi dan memuaskan keinginan dan kebutuhan
masyarakat.)
bergerak cepat.)
Budaya Kami
Budaya kami adalah mendefinisikan sikap dan perilaku yang akan dibutuhkan dari kita
untuk membuat Visi 2020 kami menjadi kenyataan.
Nilai-Nilai Kami
Nilai-nilai kami berfungsi sebagai arah untuk tindakan yang akan kami lakukan dan
menjelaskan bagaimana kita berperilaku di dunia.
Quality: What we do, we do well. (Kualitas: Apa yang kita lakukan, kita lakukan
dengan baik)
Fokus pada Pasar
Belajar dari hasil kami - apa yang berhasil dan apa yang tidak
Be the Brand
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Analisis Lingkungan Eksternal
1. Identifikasi pesaing
Perusahaan Coca-cola memiliki dua pesaing utama, yaitu PepsiCo dan Cadbury schweppes
PLC. PepsiCo merupakan pesaing yang sangat sengit di dalam dua pertumbuhan tercepat
dalam kategori industri minuman. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1965. PepsiCo
memperoleh 60 persen pendapatannya dari snack division. PepsiCo diperingkat 19 diantara
perusahaan yang paling dikagumi di Amerika. PepsiCo terdiri dari sekitar 168.000 karyawan
dan pada tahun 2006 memiliki pendapatan lebih dari $35 billion. PepsiCo mendirikan
bisnisnya di Amerika Utara, Amerika Latin, Eropa, the Middle East, Africa dan Asia Pasifik.
Volume minuman PepsiCo naik sebesar 7 persen di timur tengah, Argentina, China dan Brazil
pada tahun 2006. Meksiko dan Rusia adalah dua pasar kontribusi yang kuat untuk PepsiCo.
Schweppes Cadbury adalah perusahaan penjualan gula terbesar sedunia. Mempekerjakan
sekitar 60.000 asosiasi. Perusahaan ini adalah pemenang Britains most admired award
company pada tahun 2004.
Pepsi-Cola Company yang berdiri sejak 1898, sudah melakukan ekspansi bisnis ke beberapa
produk makanan. Merger dengan Frito-Lay pada 1965 menandai lahirnya nama PepsiCo,
sebagai payung perusahaan. Kemudian PepsiCo mengakuisisi Tropicana pada 1998, dan 2001
melakukan merger dengan The Quaker Oats Company, termasuk Gatorade. Hingga sekarang,
PepsiCo sudah mempunyai lima merek besar yaitu Frito-Lay, Pepsi-Cola, Quaker,
Gatorade, dan Tropicana. Merek-merek ini membawahi produk-produk PepsiCo yang
variatif, sesuai kebutuhan dan pilihan konsumen, dari produk yang fun hingga produk ala
hidup sehat. Mekanisme pemasaran produk PepsiCo dilakukan melalui empat
departemennya, yaitu Frito-Lay North America, PepsiCo Beverages North America (PBNA),
PepsiCo International, dan Quaker Foods North America. Sejak didirikan, Coca Cola baru
mengeluarkan merek lain pada 1960-an, yakni Sprite, Fanta, dan Fresca. Diet Coke dan
Cherry Coke diperkenalkan pada 1980-an sedangkan merek Powerade baru muncul pada
1990-an. Hingga saat ini, Coca Cola hanya berbasis pada kategori minuman dan belum
merambah ke sektor lain. Lain halnya dengan PepsiCo yang lebih peka dalam dan selangkah
lebih maju dalam hal ini. Ketika Coca Cola sibuk membeli dan mengakuisisi perusahaan
minuman lain di seluruh dunia, PepsiCo sudah selangkah lebih maju dengan merambah
industri makanan, seperti berbagai macam snack berlabel Frito-Lay dan makanan sehat
berlabel Quaker. Total pendapatan PepsiCo, hingga kuartal III-2007 adalah US$ 27,12 miliar
dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 27,75 miliar. Pemasukan tahunan juga
meningkat pesat, di mana total pendapatan 2006 adalah US$ 35,13 miliar, naik US$ 2,57
miliar dari total pendapatan 2005. Bandingkan saja dengan pemasukan Coca Cola, yang
hingga kuartal III-2007 hanya sebesar US$ 21,52 miliar, dan periode yang sama 2006 sebesar
US$ 18,15 miliar. Sedangkan total pemasukan selama 2006 adalah US$ 24,08 miliar. Hanya
naik US$ 1 miliar dibanding pemasukan 2005. Meskipun pemasukan Coca Cola tidak terlalu
besar, data dari lembaga riset pasar Millward Brown Optimor menunjukkan bahwa merek
Coca Cola masih cukup kuat, dengan urutan ke-4 yang ditempatinya dari 10 besar Worlds
Most Powerful Brand. Nilai merek Coca Cola pun mencapai US$ 44,1 miliar pada 2007.
Demikian juga menurut survei yang diadakan majalah BusinessWeek. Dari 100 merek teratas,
Coca Cola sudah menempati urutan pertama selama tujuh tahun berturut-turut. Nilai merek
Coca Cola tahun ini sebesar US$ 65,32 miliar atau turun 3% dari 2006 sebesar US$ 67 miliar.
Sedangkan peringkat PepsiCo turun menjadi 26 setelah tahun lalu bertengger di posisi 22.
Adapun nilai merek PepsiCo tahun ini adalah US$ 12,88 miliar, naik 2% dibanding tahun lalu
sebesar US$ 12,69 miliar.
2. Perbedaan Visi Misi Coca Cola Company Dengan Pesaingnya
Visi dan Misi PepsiCo sebagai pesaing
1. Visi:
Mengembangkan semua aspek di dunia yang terlibat secara operasional, baik lingkungan,
sosial, ekonomi, serta menjadikan hari esok agar lebih baik dari hari ini
Fokus pada pemeliharaan lingkungan, aktivitas sosial, serta berkomitmen untuk membangun
kepercayaan pada pemegang saham dengan sungguh-sungguh
2. Misi:
Fokus terhadap produksi makanan dan minuman yang tepat bagi konsumen sehingga
menjadi produk premier bagi para konsumen.
Berusaha untuk memproduksi penghargaan dalam segi keuangan untuk para investor
sebagaimana PepsiCo menyediakan peluang untuk berkembang dan memperkaya para
karyawan, rekan bisnis, dan komunitas dimana mereka beroperasi.
Dalam setiap upaya yang PepsiCo lakukan, PepsiCo mempertahankan untuk bersikap jujur,
adil, dan berintegritas tinggi.
Provide products and services that meet the beverage needs of our consumers, while
providing sound and rewarding business opportunities and benefits for customers, suppliers,
distributors and local communities.
6. Environment
Conduct our business in ways that protect and preserve the environment and integrate
principles of environmental stewardship and sustainable development into our business
decisions and processes.
7. Community
Invest time, expertise andresources to provide economic opportunity, improve the qualityof
life, and foster good willin communities where we operate, through locally relevant
initiatives.
Analisa kami terhadap Strategi Perusahaan adalah:
Sebagai merek yang umurnya sudah lebih dari satu abad, Coca Cola membutuhkan
penyegaran baru. Strategi pemasaran Coca Cola dinilai kuno, dengan inovasi dan ekspansi
yang lambat dalam mengatasi pesaing dan memenuhi keinginan pasar. Coca-Cola saat ini
membutuhkan penyegaran baru sehubungan dengan beberapa masalah yang dihadapinya.
Salah satunya adalah kelambatan Coca Cola menyesuaikan keinginan pasar yang mulai
meggemari minuman yang lebih sehat. Permasalahan yang dihadapi Coca Cola saat ini
adalah bertahan di tengah peralihan masyarakat dunia yang mulai meninggalkan minuman
berkarbonasi dan beralih ke jenis-jenis lain yang sedang ngetrend, seperti teh, jus, minuman
olahraga, dan air mineral.
Sejak didirikan, Coca Cola baru mengeluarkan merek lain pada 1960-an, yakni Sprite, Fanta,
dan Fresh Tea. Diet Coke dan Cherry Coke diperkenalkan pada 1980-an sedangkan merek
Powerade baru muncul pada 1990-an. Hingga saat ini, Coca Cola hanya berbasis pada
kategori minuman dan belum merambah ke sektor lain. Lain halnya dengan PepsiCo yang
lebih peka dalam dan selangkah lebih maju dalam hal ini. Ketika Coca Cola sibuk membeli
dan mengakuisisi perusahaan minuman lain di seluruh dunia, PepsiCo sudah selangkah lebih
maju dengan merambah industri makanan, seperti berbagai macam snack berlabel Frito-Lay
dan makanan sehat berlabel Quaker. Untuk menembus pasar lokal, Coca Cola sudah
melakukan penetrasi ekspansi ke produk-produk lokal menggunakan strategi pemasaran yang
diluncurkan Coca Cola pada 2000, Think Local, Act Local. Misalnya mengakuisisi merek
air mineral lokal, Ades melalui PT Coca Cola Bottling Indonesia. Berkat strategi tersebut,
Coca Cola kini memiliki lebih dari 100 merek minuman di seluruh dunia. Coca Cola juga
pernah memenangkan penghargaan untuk kategori kemasan kaleng dari jenis produk yang
paling inovatif dan atraktif, yang diselenggarakan oleh Sayers Publishing Group (Inggris) dan
CANNEX (Belanda). Saat itu, Coca Cola memperoleh gelar Can of the Year 2006dari salah
satu produknya yang bernama Coca Cola Blak, minuman kopi produksi Coca Cola Prancis.
Banyak yang harus dibenahi dalam strategi perencanaan dan pemasaran Coca Cola agar bisa
bersaing dengan perusahaan sejenis. Kekuatan merek sebaiknya ditunjang dengan promosi
yang kontinuitas, ekspansi pasar, dan inovasi produk yang terukur.
Strategi Coca Cola di Indonesia :
Inovasi adalah salah satu kunci keberhasilan yang menjadikan Coca-Cola Indonesia semakin
besar, dikenal luas, serta memberikan kontribusi bagi masyarakat. Melalui riset dan
pengembangan (Research & Development), Coca-Cola terus berinovasi untuk menciptakan
produk, kemasan, strategi pemasaran, serta perlengkapan penjualan baru yang lebih
berkualitas, kreatif, serta mempunyai ciri khas tersendiri.
Dengan memahami kebutuhan dan perilaku konsumen, serta potensi kekayaan alam
Indonesia, Coca-Cola berinovasi dengan menciptakan produk-produk baru yang menjadikan
produk minuman cepat saji Coca-Cola mempunyai rasa dan pilihan yang beragam.
Untuk memenuhi kebutuhan konsumen secara lebih spesifik, pada tahun 2002 Coca-Cola
meluncurkan AQUARIUS, minuman isotonik yang diperuntukkan bagi mereka yang aktif
dan gemar berolahraga. Pada tahun yang sama, Coca-Cola Indonesia meluncurkan Frestea,
teh dalam kemasan botol dengan aroma bunga melati yang khas. Pada tahun 2003, Fanta
menghadirkan campuran dua rasa buah, orange dan mango, yang disebut "Fanta Oranggo",
setelah pada tahun sebelumnya sukses meluncurkan Fanta Nanas. Pada tahun ini pula, CocaCola Indonesia meluncurkan Sunfill - produk minuman Sirup dan Serbuk instan rasa buah.
Dengan inovasi, Coca-Cola yakin bahwa produk-produk yang ditawarkan akan mampu
memenuhi kebutuhan pasar di Indonesia.
Selain berinovasi pada produk-produk baru, Coca-Cola juga mencoba mengembangkan
desain kemasan minuman, serta meningkatkan kualitasnya. Setelah meluncurkan Frestea
dalam kemasan botol, pada akhir tahun 2002, Coca-Cola Indonesia meluncurkan Frestea
dalam kemasan Tetra Wedge yang lebih mudah dan praktis untuk dibawa. Pada akhir 2003,
Coca-Cola, Sprite, dan Fanta hadir dalam kemasan kaleng ramping baru yang unik. Pada
tahun 2004 ini, Coca-Cola hadir dengan inovasi terbaru yaitu botol gelas berbobot lebih
ringan 30 % dengan desain mungil, imut, tapi kuat. Inovasi kemasan produk akan terus
dikembangkan sesuai dengan perkembangan teknologi terbaru.
Strategi pemasaran Coca-Cola mempunyai ciri khas tersendiri, yang unik dan kreatif.
Berbagai program promosi diadakan sesuai dengan event yang sedang berlangsung, baik
melalui konser musik, pameran, promo penukaran tutup botol, hadiah kejutan, maupun iklan
TV. Pada tahun 2004 ini, iklan Coca-Cola versi Kabayan dinobatkan sebagai iklan paling
efektif dalam bulan Pebruari dan Maret versi survey TV Ad Monitor MRI. Promo Coca-Cola
juga memanfaatkan momentum tertentu, misalnya: Demam Piala EURO 2004. Dengan
memanfaatkan event berskala nasional maupun internasional, Coca-Cola mencoba tampil
dengan strategi pemasaran baru yang menarik masyarakat. Selain berinovasi dalam produk,
kemasan, dan strategi pemasaran; perlengkapan penjualan baru juga dikembangkan ke arah
yang lebih baik. Berkaitan dengan inovasi ini, Coca-Cola Indonesia menciptakan jenis krat
baru yang lebih ringan, dibuat dari bahan yang ramah lingkungan.
Kunci sukses inovasi tersebut adalah kolaborasi yang baik antara Coca-Cola Bottling
Indonesia dan Coca-Cola Company, pengembangan varian minuman cepat saji dengan rasa
baru, serta keinginan untuk menjadikan Coca-Cola Indonesia sebagai perusahaan minuman
cepat saji yang lengkap.
2.2.2 Analisis SWOT yang digunakan Coca Cola Company
Kekuatan (Strengths-S)
1. Menguasai pangsa pasar dunia
2. Menjadi perusahaan minuman terbesar sedunia
3. Sebagai inovator dalam industri soft drink
4. Melakukan bottling investment dengan beberapa investee
5. Mempunyai struktur organisasi yang sangat baik
6. Memiliki CSR yang baik
7. Memproduksi 400 merk yang terdiri lebih dari 2600 produk minuman
Menurut analisa kami strategi SO yang harus dilakukan adalah:
Melakukan promosi di kantor-kantor, tempat fitness/olahraga,di mall-mall, di kegiatan ibuibu PKK/demo dirumah-rumah.
Membantu para agen dalam pasokan produk coca cola.
Kelemahan (Weakness-W)
1. Inovasi dan ekspansi yang lambat dalam mengatasi pesaing dan memenuhi keinginan pasar
2. Coca Cola hanya berbasis pada kategori minuman dan belum merambah ke sektor lain
3. Bagan struktur organisasi yang tidak mencakup semua jabatan yang ada
Peluang (Opportunities-O)
1. Meningkatnya gaya hidup beberapa konsumen akan softdrink
2. Pendistribusian produk yang mudah ke berbagai daerah karena luasnya jaringan
3. Masih terbukanya peluang untuk melakukan kerjasama dengan berbagai pihak
- Softdrink regular : sukrosa (gula tebu), sirup fruktosa atau HFCS (High Fructose Corn
Syrup).
- Softdrink diet : pemanis sintetis aspartam, sakarin atau siklamat.
4. Kafein (terutama pada jenis cola dan coffe cream) : kadarnya cukup tinggi, membantu
seseorang tetap terjaga / tidak mengantuk, jantung dapat berdegub kencang sehingga tidak
direkomendasikan bagi mereka yang hipertensi, berpotensi serangan jantung koroner atau
stroke.
5. Zat pengawet : Umumnya softdrink diawetkan dengan sodium benzoat, suatu bahan
pengawet sintetis. Aman untuk bahan pangan namun ada batas maksimal yang harus
diperhatikan.
6. Zat pewarna : Ditemukan pada beberapa jenis softdrink, tidak terdapat pada softdrink
jernih. Ada zat pewarna alamiah seperti karamel (pada softdrink cola) tetapi yang banyak
digunakan adalah zat pewarna sintetis seperti karmoisin dan tartrazin.
7. Flavor buatan : seperti rasa jeruk, rasa strawberry, rasa nanas dan sebagainya merupakan
flavor sintetik, bukan hasil ekstraksi buah-buahan. Jadi jangan harapkan mengandung vitamin
dan mineral seperti yang ada pada buah-buahan.
2.2.4 Sumber daya Tak Berwujud yang dimiliki oleh Coca Cola Company:
1. Reputasi Coca Cola Company di mata masyarakat luas / Goodwill
2. Merk Dagang
3. Sistem Bisnis Global yang mulai maju
2.2.5 Kegiatan Utama Coca Cola Company :
1. Distribusi produk-produk minuman coca cola company
2. Pengembangan produk coca cola company
3. Melakukan ekspansi pasar di seluruh dunia
4. Peningkatan mutu dan standar perusahaan
5. Peningkatan kualitas karyawan
2.2.6 Kegiatan Pendukung Coca Cola Company
1. Kombinasi produk-produk baru, pengemasan yang inovatif, dan kolaborasi
dengan konsumen
2. Melakukan berbagai bentuk uji coba seperti My Coke Rewards yang melibatkan sekitar
3,5 juta subjek yang berpastisipasi, dimana lebih baik dari 1,5 juta penghargaan yang
dinyatakan. Coke menerapkan uji pemasaran kopi/teh dimana Coke menyalurkan via
teknologi Far Coast Brand dimana merupakan konsep toko yang pertama kali dibuka di
Toronto, Kanada pada tahun 2006.
Faktor strategis
Pemasaran
a) Kerjasama dengan hotel, Caf,
Restaurant,dsb.
b) Pemasangan iklan yang sering
di berbagai media cetak
Produk
a) Harga cukup terjangkau
b) Minuman rasa unik yang disukai
masyarakat
c) Ngetrend dikalangan anak muda
Nilai
Bobot
Rating
Skor
0,073
0,291
0,055
0,164
4
4
0,073
0,073
4
4
0,291
0,291
0,073
0,291
Keuangan
a) Cash Flow lancar karena ada
pembayaran tunai
b) Harga jual hampir lebih dari 2x
harga pokok
c) Penjualan selalu mengalami
peningkatan
0,036
0,073
0,036
0,073
0,036
0,073
0,036
0,073
0,036
0,073
0,036
0,073
0,036
0,073
0,04
0,073
0,036
0,073
lingkungan sekitar
0,036
0,073
Fasilitas
Sarana & prasarana lengkap
0,036
0,073
Distribusi
a) Investasi bottling diseluruh dunia
b) Terdapat banyak agen diseluruh dunia
c) Memiliki segmentasi kerja di beberapa
4
4
0,073
0,073
4
4
0,291
0,291
negara
0,073
0,291
0,036
0,073
SDM
a) Mencetak SDM berkualitas karena
banyaknya training
b) Berbagai fasilitas yang menunjang
kesejahteraan karyawan
c) Merekrut karyawan dari lulusan
universitas ternama & memiliki
skill handal dalam bidangnya
Teknologi & Informasi
a) Menggunakan internet sebagai
sumber informasi kepada customer
b) Memiliki layanan CSS sebagai
bentuk menampung saran & kritik
masyarakat demi pelayanan yang
lebih baik
c) Coca Cola memiliki Cold Drink
Equipment
(peralatan pendingin) sangat penting dalam
meningkatkan pertumbuhan penjualan dan
mendorong tingkat keuntungan para
pelanggan
7
8
Lingkungan
Memiliki CSR yang baik terhadap
Pelatihan
Banyak dilakukan pelatihan mengenai
produk baru
yang akan dikeluarkan
Total
55
70
3,073
4
5
Faktor strategis
Pemasaran
Iklan terlalu berlebihan
Produk
a) Banyak produk pesaing yang sama
b) Hanya berorientasi pada minuman saja
c) Kemasan kurang variatif
d) Tidak mengikuti perubahan selera konsumen
Keuangan
a) Manajemen keuangan kurang memadai tiap
Nilai
Bobot
Rating
Skor
0,079
0,237
3
3
3
3
0,079
0,079
0,079
0,079
3
3
3
3
0,237
0,237
0,237
0,237
negara
b) Terdapat biaya pemasaran yang tinggi
SDM
a) Perekrutan kurang terseleksi dengan baik
Teknologi & Informasi
a) Beberapa kalangan masyarakat kurang paham
tentang penggunaan internet
b) Beberapa kalangan masyarakat kurang
1
2
0,026
0,053
1
2
0,026
0,105
0,026
0,026
0,053
0,105
memperhatikan
perkembangan TI
Lingkungan
Di beberapa negara terlalu ketat dalam regulasi
0,053
0,105
lingkungan
Fasilitas Pelayanan
a) Penjualan produk dibeberapa tempat tidak
0,053
0,105
dilengkapi
pembuka botol
b) Layanan internet CSS pada Coca Cola kurang
0,105
0,421
up to date
0,105
0,421
Distribusi
Kurang diperhatikannya distribusi ke beberapa
daerah
karena sulitnya transportasi
Pelatihan
Pelatihan yang diberikan tidak disesuaikan dengan
0,105
0,421
posisi
Pegawai
Total
0,026
0,026
38
43
2,947
Faktor strategis
Pemasaran
Konsumsi minuman soft drink berbanding terbalik
Nilai
Bobot
Rating Skor
dengan
usia seorang
Produk
Bahan pendukung utama dalam pembuatan produk coca
0,26
1,04
cola dapat
diganti dengan produk yang lain
Keuangan
Semakin meningkatnya pendapatan penjualan PT. Coca
0,2
0,6
Cola
0,13
0,26
sempit
0,13
0,26
Distribusi
Minuman soft drink dapat diperoleh dimana saja
0,26
1,04
Total
15
0,98
30
3,2
Faktor strategis
Pemasaran
a) Di beberapa Negara seperti India melarang penjualan
Nilai
Bobot
Rating
Skor
coca-cola
b) Coca cola memiliki pesaing dari Pepsi dan Cadburry
Produk
a) Banyak konsumen yang mulai meninggalkan minuman
4
4
0,18
0,18
4
4
0,72
0,72
berkarbonasi
b) Ada banyak minuman subsitusi dari produk minuman
0,18
0,72
yang lainnya
Keuangan
a) Invasi AS ke Irak yang mempengaruhi penjualan coca-
0,18
0,72
cola
b) Peningkatan biaya per unit akibat keterbatasan bahan
0,09
0,18
baku
Teknologi & Informasi
Pemblokiran akses internet yang terjadi di Negara Mesir
0,09
0,18
& Libya
ketika terjadi perang, mengakibatkan jaringan internet
0,09
0,18
22
20
3,42
terhambat
Total
STABILITY GROWTH
Mendukung Strategi Mendukung Strategi
W
S
Rasionalisasi Ofensif
III (0,126;-0,22) IV
RETRENCHMENT COMBINATION
T
Mendukung Strategi Mendukung Strategi
Defensif Diversifikasi
2.4 TABEL SWOT
Kuadran
I
II
III
IV
Posisi Titik
(3,073;3,2)
(2,947;3,2)
(2,947;3,42)
(3,073;3,42)
Luas Matrik
9,83
9,43
10,08
10,51
Ranking
3
4
2
1
Prioritas
Growth
Stabilitas
Penciutan
Kombinasi
Penciutan (WT) : Menjual sebuah unit bisnis atau sebagian dari perusahaan kepada
pihak lain.
Penetrasi Pasar (SO) : dimana perusahaan meningkatkan pangsa pasar untuk produk
saat ini di pasar melalui upaya pemasaran yang lebih besar.
Kelemahan (W)
Iklan terlalu
hotel, Caf,
berlebihan.
Restauran.
Banyak produk
Harga cukup
pesaing yang
terjangkau.
sama.
Terdapat banyak
Hanya
agen diseluruh
berorientasi pada
dunia.
minuman saja
Kondisi
Peluang (O)
Konsumsi minuman
Mengurangi
Eksterna
iklan yang
berlebihan
seorang.
dengan
dapat diperoleh
di kantor-kantor,
keberadaan agen
dimana saja.
tempat
& distributor.
fitness/olahraga,di
Mulai
mall-mall, di
melakukan
kegiatan ibu-ibu
pemasaran
PKK/demo dirumah-
produk ke daerah-
rumah.
daerah yang
Membantu para
belum dijangkau
Ancaman
Di beberapa Negara
(T)
seperti India
menjual/memasarka
menciptakan
melarang penjualan
n produk di negara
coca-cola.
yang melarang
makanan untuk
menghadapi
namun
pesaing sejenis.
dan Cadburry
menggencarkan
Mengurangi
Produk.
pemasaran ke negara
minuman
Banyak konsumen
berkarbonasi
yang mulai
melarang penjualan
dengan
meninggalkan
menciptakan
minuman
di negara-negara
produk minuman
berkarbonasi.
tropis.
Bermain di Strategi
menciptakan
Kepemimpinan
produk baru
Harga dimana
untuk makanan.
perusahaan berusaha
menjadi perusahaan
yang berbiaya
rendah karena
semakin tingginya
tingkat persaingan
2.7 Strategi bisnis unit
1. Diversifikasi Horizontal (ST) : Menambah produk baru minuman sehat seperti diet
coke, coca cola zero & produk makananyang tidak berhubungan dengan tujuan
memuaskan pelanggan yang sama.
Aktivitas yang harus dilakukan :
- Mengurangi minuman berkarbonasi dengan menciptakan produk minuman yang sehat,
seperti coca cola zero & diet coke serta menciptakan produk baru untuk makanan
Sumber dana yang dibutuhkan:
- Sumber dana yang dibutuhkan sebesar Rp. xxx
PIC yang bertanggung jawab:
- PIC yang bertanggung jawab dalam pendirian gedung adalah Sdr. Teguh
Output yang dihasilkan :
- Terdapat variasi produk minuman sehat dan makanan bergizi
- Membeli mesin untuk produksi minuman sehat dan makanan
- Melakukan perawatan/peremajaan mesin
- Jumlah konsumen meningkat
Outcome yang didapatkan :
- Mesin produksi bisa bertahan 5-10 tahun kedepan
- Pendapatan dari penjualan produk meningkat pada produk minuman sehat dan makanan
Impact bagi perusahaan :
- Pendapatan perusahaan meningkat karena ada pertambahan produk minuman sehat dan
makanan bergizi
- Image perusahaan semakin baik dimata masyarakat karena masih memperhatikan kesehatan
masyarakat
- Laba perusahaan meningkat
2. Penciutan (WT) : Menjual sebuah unit bisnis atau sebagian dari perusahaan kepada
pihak lain untuk meminimalisasi biaya produksi.
Aktivitas yang harus dilakukan :
- Perusahaan Coca Cola menjual salah satu bisnis unitnya (Persh.Film Columbia Picture)
kepada Sony
Sumber dana yang didapatkan:
Indicator
Ukuran
Base Line
sasaran
Realisasi (th
pencapai
2007)
an
Skor
(
wak
(KPI)
1.
(th 2006)
hasil
tu
hasil
wakt %
Kiner
ja
Pendapatan
dari
1. Jumlah
Produk
penjualan
pendapatan
1.815.000.000. 1.816.902.952.
si
produk
meningkat
penjualan
produk
000
pada
minuman
produk
sehat &
000
$
2.152.000.000.
1 th
000
1,
1 th
minuman
sehat
&
makanan
makanan
2. Variasi
merk
2. Jumlah
Produk
variasi merk
bertambah
produk
1,
$ 100
400
1 th
500
1 th
3.
Penjualan
3. unit
produk
volume
coca cola
penjualan
meningkat
produk
0,
$ 214.000.000
$ 291.040.000
5 th
$ 227.000.000
Total
1 th
3,2
1,07
4. Jaringan
agen dan
4. Jumlah
Marketi distribusi
jaringan agen
ng
& distribusi
meningkat
serta
2,6
1800
2000
1 th
5300
1 th 5
2,65
jumlah
supplier
banyak
serta supplier
http://triyasapritantina.blogspot.com/2011/11/ekonomi-bisnis.html
30 april 2012