Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
z.
4. Faktor Predisposisi
a. tumbuh kembang
b. komunikasi dalam keluarga
c. sosial budaya
d. faktor biologis
aa.
5. Faktor Presipitasi
a. eksternal
ab. contoh: stessor sosial budaya.
b. internal
ac. contoh: stressor psikologis.
ad.
ae.
af.
C. Data yang Perlu Dikaji
ag.
ah.
Masalah
ai.
Data yang Perlu Dikaji
aj.
Isolasi sosial
ak. Subjektif
mengungkapkan malas bergaul dengan orang lain
meminta ingin sendiria
mengungkapkan tidak mau berbicara dengan orang
lain
tidak mau berkomunikasi.
al.
am. Objektif
kurang spontan
apatis
wajah kurang berseri
tidak merawat diri
kurang komunikasi verbal
mengisolasi diri
kurang sadar terhadap lingkungan sekitar
nutrisi terganggu
retensi urin dan feses
aktivitas menurun
kurang energi
rendah diri
postur tubuh berubah
an.
ao.
D. Pohon Masalah dan Prioritas Diagnosa Keperawatan
ap.
aq.
Risiko perilaku kekerasan
ar.
as.
at. Defisit perawatan diri
Perubahan persepsi sensori: Halusinasi
au.
av.
Isolasi Sosial
aw. Intoleransi aktivitas
ax.
ay.
az.
Harga diri rendah kronis
ba.
bb.
bc. Koping individu tidak efektif
Koping keluarga tidak efektif
bd.
be.
bf.
bg.
bh.
bi.
bj. Prioritas diagnosa:
1. isolasi sosial
2. harga diri rendah kronis
3. perubahan persepsi sensori: halusinasi
4. risiko perilaku kekerasan
5. defisit perawatan diri
bk.
E. Rencana Tindakan Keperawatan
bl.
bm. Diag
bn.
Tujuan
bo.
Intervensi
nosa
bp.
Isolas
bq. Klien mampu
Ucapkan salam setiap kali berinteraksi.
i sosial
membina hubungan Berkenalan dengan klien.
saling percaya.
Tanyakan perasaan dan keluhan klien.
br.
Buat kontrak asuhan.
Jelaskan bahwa informasi klien akan
dirahasiakan.
Tunjukkan sikap empati.
Penuhi kebutuhan dasar.
bs.
bu.
Klien mengenal
Tanyakan pendapat klien tentang
penyebab isolasi sosial.
kebiasaan berinteraksi dengan orang
bv.
lain.
Tanyakan hal yang menyebabkan klien
tidak ingin berinteraksi dengan orang
lain.
bw.
by.
Klien mengetahui
ca.
Diskusikan keuntungan bila klien
keuntungan berinteraksi
memiliki banyak teman.
cj.
ck. Referensi:
cl. Keliat, B.A. (2005). Proses keperawatan kesehatan jiwa (ed. ke-3). Jakarta:
EGC.
cm.
Suliswati, dkk. (2005). Konsep dasar keperawatan jiwa (ed. ke-1). Jakarta:
EGC.
cn.
Stuart, G.W., & Sundeen, S.J. (1998). Pocket guide to psychiatric nursing,
(3rd ed.). St. Louis: Mosby Year Book, Inc.
co.
cp.
cv.
cw.
cx.
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi
a. wanita 20 tahun;
b. klien duduk di sudut ruangan;
c. pandangan klien kosong;
d. tampak tidak ingin ditemani;
e. mengatakan tidak suka berbicara dengan teman-temannya yang lain.
2. Diagnosis
cy.
Isolasi sosial.
3. Tujuan
a. membina hubungan saling percaya;
b. menyadari penyebab isolasi sosial;
c. mengetahui keuntungan dan kerugian berinteraksi dengan orang lain;
serta
d. melakukan interaksi dengan orang lain secara bertahap.
4. Tindakan Keperawatan
a. membina hubungan saling percaya;
b. membantu klien agar menyadari penyebab isolasi sosial;
c. membantu klien agar dapat mengetahui keuntungan dan kerugian
berinteraksi dengan orang lain; serta
d. membimbing klien melakukan interaksi dengan orang lain secara
bertahap.
cz.
B. Strategi Komunikasi dan Pelaksanaan
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
da. Assalamualaikum, selamat pagi. Benar dengan Mbak Y?
db. Saya Amel, suster yang hari ini bertugas di ruangan Mbak. Mbak
boleh panggil saya suster Amel. Mbak sendiri senang dipanggil siapa?
b. Evaluasi/Validasi
dc. Baiklah Mbak Y, bagaimana perasaan Mbak Y saat ini?
dd. Kalau boleh saya tahu, apa yang menyebabkan Mbak Y ada di
sini?
de. Memangnya siapa saja yang tinggal dengan Mbak di rumah?
df. Selama ini, siapa saja orang-orang yang dekat dengan Mbak Y?
dg. Mengapa Mbak menyukai mereka?
dh. Kalau orang-orang yang tidak dekat dengan Mbak Y? Orangorang yang Mbak hindari misalnya? Atau yang tidak Mbak sukai?
di. Memangnya mengapa Mbak tidak menyukai mereka?
dj. Oke Mbak, menurut Mbak sendiri, bergaul itu apa Mbak?
eh.
Nah, setelah berkenalan, Mbak bisa melanjutkan dengan ngobrol
hal-hal yang menyenangkan.
ei.
Coba, menurut Mbak, apa saja hal-hal yang menyenangkan untuk
dibicarakan.
ej.
Ya, bagus sekali Mbak. Mbak Y bisa membicarakan hal-hal
tersebut.
ek.
Baiklah Mbak, sepertinya wakunya sudah cukup. Untuk hari ini
kita cukupkan sampai di sini dulu ya.
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subjektif
el. Bagaimana Mbak perasaannya setelah ngorol-ngobrol dan
mencoba berkenalan tadi?
em. Apakah menurut Mbak bermanfaat?
b. Evaluasi Objektif
en. Coba Mbak sebutkan kembali apa saja kerugian jika tidak punya
teman dan keuntungan jika punya banyak teman.
eo. Nah, sekarang coba Mbak lakukan sekali lagi dengan saya
bagaimana cara berkenalan.
c. Rencana Tindak Lanjut
ep. Nah, kalau begitu, Mbak coba berkenalan ya dengan salah satu
teman yang ada di sini.
4. Kontrak yang Akan Datang
a. Waktu
eq. Baiklah Mbak, kapan lagi nih Mbak mau ngobrol-ngobrol lagi
untuk yang selanjutnya?
b. Tempat
er. Mbak mau tempatnya di mana?
c. Topik
es. Di pertemuan selanjutnya, kita mau ngapain nih Mbak?
et. Oke Mbak, selain itu nanti kita ngobrol lagi ya tentang bagaimana
Mbak berkenalan dengan salah satu teman yang ada di sini.
eu. Baiklah Mbak kalau begitu, sudah sepakat ya untuk pertemuan
yang selanjutnya?
ev. Kalau begitu saya mohon pamit ya Mbak. Selamat pagi,
Assalamualaikum.
ew.