Anda di halaman 1dari 12

TUGAS

METODE PENELITIAN PENDIDIKAN


DAN PENGAJARAN MATEMATIKA

Macam-macam Metode Penelitian


Ditinjau dari Aspek Bidang Garapan dan Sifat Masalah

OLEH:
APRILIA SARI
NIM. 1301377

Nama Dosen: Dr. Yerizon, M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2016

BERDASARKAN ASPEK BIDANG GARAPAN


Variasi bentuk penelitian juga dapat dilihat dari objek yang diteliti, tergantung dari
keahlian dan bidang yang hendak digunakan sebagai aspek pembeda. Bentuk penelitian
juga dapat dibedakan menjadi penelitian pendidikan dan non-kependidikan.
a. Penelitian kependidikan.
Bidang garapan yang menjadi pokok penelitian adalah menekankan pada masalah
kependidikan, baik yang mencakup faktor internal pendidikan termasuk komponen
guru, siswa, kurikulum, sistim pengajaran, manajemen pendidikan, dan hubungan
lembaga dengan masyarakat. Disamping itu penelitian juga mencakup faktor-faktor
eksternal seperti; kebijakan pemerintah terhadap lembaga pendidikan, pengaruh gaya
hidup elit piolitik terhadap prospek pendidikan, pengaruh kehidupan sosial dan
ekonomi terhadap pendidikan generasi muda dan sebagainya.
b. Penelitian non-kependidikan.
Penelitian non-kependidikan ini mempunyai cakupan yang luas, seluas bidang
keahlian dan variasi dari para pembaca, dapat dimasukkan swebagai penelitian nonkependidikan. Contoh; peneliti sosial, ekonomi, politik, kebijakan pemerintah, sejarah,
antropologi, pertanian, teknologi, penelitian agama, dan peradaban masyarakat dan
sebagainya.

BERDASARKAN ASPEK SIFAT MASALAH


Sesuai dengan tugas penelitian itu untuk mmemberikan, menerangkan, meramalkan
dan mengatasi permasalahan atau persoalan-persoalan, maka penelitian dapat pula
digolongkan dari sudut pandangan ini. Sehingga penggolongan ini bisa mencakup
penggolongan yang disebut terdahulu.
Berdasarkan penggolongan ini dapat dipilih rancangan penelitian yang sesuai. Ada
delapan jenis penelitian itu yakni :
1. Penelitian Historis
Penelitian ditujukan kepada rekonstruksi masa lampau sistematis dan objektif
memahami peristiwa-peristiwa masa lampau itu. Data yang dikumpulkan pada penelitian
ini sukar dikendalikan. Maka tingkat kepastian pemecahan permasalahan dengan metode
ini adalah paling rendah. Data yang dikumpulkan biasanya hasil pengamatan orang lain
seperti surat-surat arsip atau dokumen-dokumen masa lalu. Penelitian seperti ini jika
ditujukan kepada kehidupan pribadi seseorang, maka penelitian disebut penelitian
biografis.
Tujuan penelitian histonis adalah untuk membuat rekonstruksi masa lampau secara
sistematis dan secara sistematis dan objektif, dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi,
memverifisi, serta mensintesiskan bukti-bukti untuk menegakkan fakta dan memperoleh
kesimpulan yang kuat. Seringkali penelitian yang demikian itu berkaitan dengan hipotesishipotesis tertentu.
Ada beberapa ciri dominan penelitian historis:
a. Adakalanya lebih bergantung pada data hasil observasi orang lain ketimbang hasil
observasi sendiri.
b. Data penelitian diperoleh melalui observasi yang cemat, data yang ada harus objektif,
otentik, dan diperoleh dari sumber data yang tepat pula.
c. Data yang diperoleh bersifat sistematik menurut urutan peristiwa dan bersifat tuntas.
d. Mensyaratkan data pokok dan data pelengkap. Data pokok atau data primer bersumber
dari peneliti yang secara langsung melakukan observasi dan benar-benar menyaksikan
kejadian yang ditulis di dalam laporan penelitian. Data pelengkap atau data sekunder
diperoleh oleh peneliti berdasarkan hasil observasi atau tulisan orang lain.
e. Diperlukan adanya kritik eksternal dan kritik internal. Kritik eksternal (external
criticism) dilakukan dengan mengajukan pertanyaan apakah dokumen itu realistic
atau autentik?. Kritik internal (internal criticism) dilakukan dengan mengajukan
pertanyaan apakah data itu akurat dan relevan? Kritik eksternal dan internal inilah
yang membuat penelitian historis bersifat tertib dan ketat. Evaluasi kritis itu tentu
harus objektif dan akurat pula.
f. Peneliti mengumpulkan data secara tuntas, bukan mengumpulkan data secara tertulis
atau apa yang dilihat saja tanpa menggali data lain lebih lanjut. Data yang diperoleh
digali, digali, dan digali lagi; untuk kemudian direkonstruksi.
Langkah-langkah umum penelitian historis adalah:
a. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah.

b. Mendefinisikan masalah dengan mengajukan pertanyaan: (1) apakah pendekatan ini


paling cocok untuk masalah yang menjadi fokus? (2) apakah peneliti akan dapat
menemukan data yang diperlukan di dalam penelitian? (3) apakah penelitian itu
nantinya akan melahirkan kesimpulan yang berguna?
c. Merumuskan tujuan penelitian dan jika mungkin menyusun hipotesis yang akan
menjadi arah fokus penelitian.
d. Mengumpulkan data, dengan membedakan data primer dan data sekunder. Dalam
pengumpulan data ini, biasanya diperlukan kartu atau lembaran catatan.
e. Evaluasi atas data yang diperoleh dengan mengajukan kritik internal dan kritik
eksternal.
f. Menuangkan hasil penelitian ke dalam bentuk laporan.
2. Penelitian Deskriptif
Sukmadinata (2006:72) menjelaskan Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk
penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik
fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk,
aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena
yang satu dengan fenomena lainnya.
Penelitian deskriptif memiliki karakteristik atau ciri-ciri sebagai berikut :
1. Memusatkan penyelidikan pada pemecahan masalah aktual atau masalah yang
dihadapi pada masa sekarang.
2. Data yang telah dikumpulkan disusun dan dijelaskan, kemudian dianalisis dengan
menggunakan teknik analitik.
3. Menjelaskan setiap langkah penelitian secara rinci.
4. Menjelaskan prosedur pengumpulan datanya.
5. Memberi alasan yang kuat mengapa peneliti menggunakan teknik tertentu dan bukan
teknik lainnya.
Penelitian deskriptif memiliki keunikan sebagai berikut :
1. Penelitian deskriptif menggunakan kuesioner dan wawancara, seringkali memperoleh
responden yang sangat sedikit, akibatnya bias dalam membuat kesimpulan.
2. Penelitian deskriptif yang menggunakan observasi, kadangkala dalam pengumpulan
data tidak memperoleh data yang memadai.
3. Penelitian deskriptif juga memerlukan permasalahan yang harus diidentifikasi dan
dirumuskan secara jelas, agar di lapangan peneliti tidak mengalami kesulitan dalam
menjaring data yang diperlukan.
Jenis-jenis Penelitian Deskriptif
Furchan (2004) menjelaskan, beberapa jenis penelitian deskriptif, yaitu;
1. Studi kasus
Yaitu suatu penyelidikan intensif tentang individu, dan atau unit sosial yang dilakukan
secara mendalam dengan menemukan semua variabel penting tentang perkembangan
individu atau unit sosial yang diteliti. Dalam penelitian ini dimungkinkan

2.

3.

4.

5.

6.

7.

ditemukannya hal-hal tak terduga kemudian dapat digunakan untuk membuat


hipotesis.
Survei
Studi jenis ini merupakan studi pengumpulan data yang relatif terbatas dari kasuskasus yang relatif besar jumlahnya. Tujuannya adalah untuk mengumpulkan informasi
tentang variabel dan bukan tentang individu. Berdasarkan ruang lingkupnya (sensus
atau survai sampel) dan subyeknya (hal nyata atau tidak nyata), sensus dapat
dikelompokkan menjadi beberapa kategori, yaitu: sensus tentang hal-hal yang nyata,
sensus tentang hal-hal yang tidak nyata, survei sampel tentang hal-hal yang nyata, dan
survei sampel tentang hal-hal yang tidak nyata.
Studi perkembangan
Studi ini merupakan penelitian yang dilakukan untuk memperoleh informasi yang
dapat dipercaya bagaimana sifat-sifat anak pada berbagai usia, bagaimana perbedaan
mereka dalam tingkatan-tingkatan usia itu, serta bagaimana mereka tumbuh dan
berkembang. Hal ini biasanya dilakukan dengan metode longitudinal dan
metode cross-sectional.
Studi tindak lanjut
Yakni, studi yang menyelidiki perkembangan subyek setelah diberi perlakukan atau
kondisi tertentu atau mengalami kondisi tertentu.
Analisis dokumenter
Studi ini sering juga disebut analisi isi yang juga dapat digunakan untuk menyelidiki
variabel sosiologis dan psikologis.
Analisis kecenderungan
Yakni, analisis yang dugunakan untuk meramalkan keadaan di masa yang akan datang
dengan memperhatikan kecenderungan-kecenderungan yang terjadi.
Studi korelasi
Yaitu, jenis penelitian deskriptif yang bertujuan menetapkan besarnya hubungan antar
variabel yang diteliti.

Langkah-langkah Penelitian Deskriptif


Penelitian deskriptif mempunyai langkah-langkah penting sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi adanya permasalahan yang signifikan untuk dipecahkan melalui
metode deskriptif.
2. Membatasi dan merumuskan permasalahn secara jelas.
3. Menetukan tujuan dan manfaat penelitian.
4. Melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan.
5. Menentukan kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian dan atau hipotesis
penelitian.
6. Mendesain metode penelitian yang hendak digunakan termasuk dalam hal ini
menetukan populasi, sampel, teknik sampling, menentukan instrumen pengumpul data,
dan menganalisis data.
7. Mengumpulkan, mengorganisasi, dan menganalisis data dengan menggunakan teknik
statistika yang relevan.
8. Membuat laporan penelitian.
3. Penelitian Perkembangan

Penelitian perkembangan menyelidiki pola dan proses pertumbuhan atau perubahan


sebagai fungsi dari waktu.
Tujuan penelitian perkembangan adalah untuk menyelidiki pola dan perurutan
pertumbuhan dan/atau perubahan sebagai fungsi waktu.
Kekhususan:
1.
Memusatkan perhatian pada ubahan-ubahan dan perkembangannya selama jangka
waktu tertentu. Meneliti pola-pola pertumbuhan, laju, arah, dan urutan perkembangan
dalam beberapa fase.
2.
Penelitian ini umumnya memakai waktu yang panjang atau bersifat longitudinal.
Dan biasa dilakukan oleh peneliti ahli dengan fasilitas cukup.
Ciri penelitian perkembangan yang menonjol sebagai berikut:
a. Penelitian perkembangan memusatkan perhatian pada studi mengenai variabelvariabel dan perkembangannya selama beberapa bulan atau beberapa tahun. Tugasnya
adalah menjawab pertanyaan-pertanyaan ~ pola-pola pertumbuhannya, lajunya,
arahnya, perurutannya, dan bagaimana berbagai faktor berhubungan satu sama lain
dan mempengaruhi sifat-sifat perkembangan itu?.
b. Masalah sampling dalam studi longitudinal adalah kompleks karena terbatasnya
subyek yang dapat diikuti dalam waktu yang lama
c. Studi-studi cross-sectional biasanya meliputi subyek lebih banyak, tetapi mencandra
faktor pertumbuhan yang lebih sedikit dari pada studi longitudinal. Walaupun metode
longitudinal itu adalah satu-satunya metode langsung untuk mempelajari
perkembangan manusia, namun cara pendekatan cross-sectional lebih murah dan lebih
cepat karena kurun waktu yang panjang diganti oleh pengambilan sampel dan berbagai
kelompok umur. Dalam metode cross sectional soal sampling adalah rumit. Untuk
membuat generalisasi intrinsik mengenai pola perkembangan dan sampel anak-anak
dan perurutan umur ini mengandung risiko mencampuradukkan perbedaan-perbedaan
antar kelompok yang timbul dan proses sampling.
d. Studi kecenderungan mengandung kelemahan bahwa faktor-faktor yang tak dapat
diramalkan mungkin masuk dan memodifikasi atau membuat kecenderungan yang
didasarkan masa lampau menjadi tidak sah. Pada umumnya, ramalan untuk masa yang
panjang adalah hanya educated guess, sedang ramalan untuk waktu yang pendek lebih
reliabel dan lebih valid.
Langkah pokok yang harus dilakukan dalam penelitian perkembangan:
1.
Definisikan masalahnya atau rumuskan tujuan-tujuannya.
2.
Lakukan penelaahan kepustakaan untuk menentukan garis dasar informasi yang ada
dan memperbandingkan metodologi-metodologi penelitian, termasuk alat-alat yang
telah ada dan teknik-teknik pengumpulan data yang telah dikembangkan.
3.
Rancangan cara pendekatan.
4.
Kumpulkan data.
5.
Evaluasi data yang terkumpul
6.
Susun laporan mengenai hasil evaluasi itu.
4. Penelitian kasus dan Penelitian lapangan

Penelitian kasus memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan
terperinci mengenai latar belakang keadaan sekarang yang dipermasalahkan.
Kekhususan:
1.
Subjek yang diteliti terdiri dari suatu kesatuan (unit) secara mendalam, sehingga
hasilnya merupakan gambaran lengkap atau kasus pada unit itu. Kasus bisa terbatas
pada satu orang saja, satu keluarga, satu daerah, satu peristiwa atau suatu kelompok
terbatas lain.
2.
Selain penelitian hanya pada suatu unit, ubahan-ubahan yang diteliti juga terbatas,
dari ubahan-ubahan dan kondisi-kondisi yang lebih besar jumlahnya, yang terpusat
pada spek yang menjadi kasus. Biasanya penelitian ini dengan cara longitudinal.
Tujuan penelitian kasus dan penelitian lapangan adalah untuk mempelajari secara
intensif tentang latar belakang keadaan sekarang, dan interaksi lingkungan sesuatu unit
sosial: individu, kelompok, lembaga, atau masyarakat.
Ciri utama yang menonjol adalah:
1.
Penelitian kasus adalah penelitian mendalam mengenai unit sosial tertentu yang
hasilnya merupakan gambaran yang lengkap dan terorganisasi baik mengenai unit
tersebut. Tergantung kepada tujuannya, ruang lingkup penelitian itu mungkin
mencakup keseluruhan siklus kehidupan atau hanya segmen-segmen tertentu saja;
studi demikian itu mungkin mengkonsentrasikan diri pada faktor-faktor khusus
tertentu atau dapat pula mencakup keseluruhan faktor-faktor dan kejadian-kejadian.
2.
Dibanding dengan studi survei yang cenderung untuk meneliti sejumlah kecil
variabel pada unit sampel yang besar, studi kasus cenderung untuk meneliti jumlah
unit yang kecil tetapi mengenai variabel-variabel dan kondisi-kondisi yang besar
jumlahnya.
Keunggulan yang utama dan penelitian kasus sebagai berikut:
1.
Penelitian kasus terutama sangat berguna untuk informasi latar belakang guna
perencanaan penelitian yang lebih besar dalam ilmu-ilmu sosial. Karena studi yang
demikian itu intensif sifatnya, menerangi variabel yang penting, proses, dan interaksi,
yang memerlukan perhatian yang lebih luas. Penelitian kasus itu merintis dasar baru
dan sering kali merupakan sumber hipotesis-hipotesis untuk penelitian lebih jauh.
2.
Data yang diperoleh dan penelitian kasus memberikan contoh yang berguna untuk
memberi ilustrasi mengenai penemuan yang digeneralisasikan dengan statistik.
Kelemahan penelitian kasus meliputi:
1.
Karena fokusnya yang terbatas pada unit-unit yang sedikit jumlahnya, penelitian
kasus itu terbatas sifat representatifnya. Studi yang demikian itu tidak memungkinkan
generalisasi kepada populasinya, sebelum penelitian lanjutan yang berfokus pada
hipotesis tertentu dan menggunakan sampel yang layak selesai dikerjakan.
2.
Penelitian kasus terutama sangat peka terhadap keberatsebelahan subyektif.
Kasusnya sendiri mungkin dipilih atas dasar sifat dramatiknya dan bukan atas dasar
sifat khasnya. Sejauh pendapat selektif menentukan apakah data tertentu
diikutsertakan atau tidak, atau memberikan makna tinggi atau rendah, atau
menempatkan data tersebut dalam konteks tertentu dan bukan pada konteks yang lain,
maka interpretasi subyektif akan mempengaruhi hasilnya.

Langkah pokok yang harus dilakukan untuk melaksanakan penelitian kasus


meliputi:
1.
Rumuskan tujuan yang akan dicapai. Apakah yang dijadikan unit studi itu dan sifatsifat, saling hubungan serta proses yang mana yang akan menuntun penelitian?
2.
Rancangan cara pendekatannya. Bagaimana unit-unit itu akan dipilih? Sumber data
mana yang tersedia? Metode pengumpulan data mana yang akan digunakan?.
3.
Kumpulkan data.
4.
Organisasikan data dan informasi yang diperoleh itu menjadi rekonstruksi unit studi
yang koheren dan terpadu secara baik.
5.
Susunlah laporannya dengan sekaligus mendiskusikan makna hasil tersebut.
5. Penelitian Korelasional
Penelitian korelasional bertujuan melihat hubungan antara dua gejala atau
lebih.misalnya, apakah ada hubungan antara status sosial orang tua siswa dengan prestasi
anak mereka.
Ciri penelitian korelasional meliputi:
1.
Penelitian macam ini cocok dilakukan bila variabel yang diteliti rumit dan/atau tak
dapat diteliti dengan metode eksperimental atau tak dapat dimanipulasikan.
2.
Studi macam ini memungkinkan pengukuran beberapa variabel dan saling
berhubungannya secara serentak dalam keadaan realistiknya.
3.
Apa yang diperoleh adalah taraf atau tinggi rendahnya saling hubungan dan bukan
ada atau tidak adanya saling hubungan tersebut.
4.
Hal ml berbeda misalnya dengan pada penelitian eksperimental, yang dapat
memperoleh hasil mengenai ada atau tidak adanya efek tertentu.
Penelitian korelasional mengandung kelemahan-kelemahan, antara lain:
1.
Hasilnya cuma mengidentifikasikan apa sejalan dengan apa, tidak mesti
menunjukkan saling hubungan yang bersifat kausal.
2.
Jika dibandingkan dengan penelitian eksperimental, penelitian korelasional kurang
tertib, karena kurang melakukan kontrol terhadap variabel-variabel bebas.
3.
Pola saling hubungan itu sering tak menentu dan kabur.
4.
Sering merangsang penggunaannya sebagai macam short-gun approach, yaitu
memasukkan berbagal data tanpa pilih-pilih dan menggunakan setiap interpretasi yang
berguna dan bermakna.
Langkah pokok dalam melaksanakan penelitian korelasional adalah:
a. Definisikan masalah.
b. Lakukan penelaahan kepustakaan.
c. Rancangkan cara pendekatannya:
1) Indentifikasikan variabel-variabel yang relevan;
2) Tentukan subyek yang sebaik-baiknya;
3) Pilih atau susun alat pengukur yang cocok;
4) Pilih metode korelasional yang cocok untuk masalah yang sedang digarap.
d. Kumpulkan data.
e. Analisis data yang telah terkumpul dan buat interpretasinya.

f. Tuliskan laporan.
6.

Penelitian Kausal-Komparatif
Penelitian untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat antara faktor
tertentu yang mungkin menjadi penyebab gejala yang diselidiki dengan cara: berdasar atas
pengamatan terhadap akibat yang ada mencari kembali faktor yang mungkin menjadi
penyebab melalui data tertentu. Hal ini berlainan dengan metode eksperimental yang
mengumpulkan datanya pada waktu kini dalam kondisi yang dikontrol.
Misalnya : sikap santai siswa dalam kegiatan belajar mungkin disebabkan banyaknya
lulusan pendidikan tertentu yang tidak mendapat lapangan kerja.
Kekhususan:
1.
Pengumpulan data mengenai gejala yang diduga mempunyai hubungan sebab
akibat itu dilakukan setelah peristiwa yang dipermasalahkan itu telah terjadi
( penelitian bersifat ex post facto ).
2.
Suatu gejala yang diamati, diusut kembali dari suatu faktor atau beberapa faktor
pada masa lampau.
Kelemahan utama setiap rancangan ex post facto adalah tidak adanya kontrol
terhadap variabel bebas. Dalam batas pemilihan yang dapat dilakukan, penelitian harus
mengambil fakta yang dijumpainya tanpa kesempatan untuk mengatur kondisi atau
memanipulasikan variabel-variabel yang mempengaruhi fakta-fakta yang dijumpainya itu.
Untuk dapat mencapai kesimpulan yang sehat, peneliti harus mempertimbangkan segala
alasan yang mungkin diajukan yang mungkin mempengaruhi hasil-hasil yang dicapai.
Sejauh peneliti dapat dengan sukses membuat justifikasi kesimpulannya terhadap alternatif
lain itu, dia ada dalam posisi yang secara relatif kuat.
7.

Penelitian Eksperimental
Penelitian dengan melakukan percobaan terhadap kelompok-kelompok eksperimen.
Kepada tiap kelompok ekspremen dikenakan perlakuan-perlakuan tertentu dengan kondisikondisi yang dapat dikontrol.
Data sebagai hasil pengaruh perlakuan terhadap kelompok ekspremen diukur secara
kuantitatif kemudian dibandingkan. Misalnya, hendak meneliti keefektifan metode-metode
mengajar. Penerapan tiap metode dicobakan terhadap kelompok-kelompok coba. Pada
akhir percobaan prestasi belajar tiap kelompok dievaluasi.
Penelitian eksperimental dibagi menjadi dua yaitu penelitian eksperimental
sungguhan dan penelitian eksperimental semu.

Penelitian eksperimental sungguhan


Tujuan penelitian eksperimental sungguhan adalah untuk menyelidiki kemungkinan
saling hubungan sebab-akibat dengan cara mengenakan kepada satu atau lebih kelompok
eksperimental satu atau lebih kondisi perlakuan dan memperbandingkan hasilnya dengan
satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai kondisi perlakuan.
Contoh: Penelitian untuk menyelidiki pengaruh dua metode mengajar sejarah pada muridmurid kelas Ill SMA sebagai fungsi ukuran kelas (besar dan kecil) dan taraf inteligensi
murid (tinggi, sedang, rendah), dengan cara menempatkan guru secara random berdasarkan
inteligensi, ukuran kelas, dan metode mengajar.

Ciri-ciri:
1.
Pengaturan variabel-variabel dan kondisi-kondisi eksperimental secara tertib ketat,
baik dengan kontrol atau manipulasi langsung maupun dengan randomisasi
(pengaturan secara rambang).
2.
Secara khas menggunakan kelompok kontrol sebagai garis dasar untuk
dibandingkan dengan kelompok (kelompok-kelompok) yang dikenal perlakuan
eksperimental.
3.
Memusatkan usaha pada pengontrolan variable
4.
Internal validity merupakan tujuan pertama metode eksperimental.
Pernyataan yang perlu dijawab adalah: Apakah manipulasi eksperimental pada
studi ini memang benar-benar menimbulkan perbedaan?
Tujuan ke dua metode eksperimental adalah external validity yang menanyakan
persoalan: seberapa repsentatifkah penemuan penelitian ini dan seberapa jauh hasilnya
dapat digeneralisasikan kepada subyek atau kondisi yang semacam?
Dalam rancangan eksperimental yang klasik, semua variabel penting diusahakan
agar konstan kecuali variabel perlakuan yang secara sengaja dimanipulasikan atau
dibiarkan bervariasi. Misalnya rancangan faktoral dan analisis variabel, dapat sekaligus
menggunakan lebih dan satu kelompok eksperimental. Hal-hal yang demikian itu
memungkinkan untuk secara serempak menentukan (1) efek variabel bebas utama
(perlakuan), (2) variasi yang berkaitan dengan variabel yang digunakan untuk membuat
klasifikasi, dan (3) interaksi antara kombinasi variabel bebas dan atau variabel yang
digunakan untuk membuat klasifikasi tertentu.
Walaupun cara pendekatan eksperimental itu adalah yang paling kuat karena cara
ini memungkinkan untuk mengontrol variabel-variabel yang relevan, namun cara ini juga
paling nestnktif dan dibuat-buat (artificial). Ciri inilah yang merupakan kelemahan utama
kalau metode ini dikenakan kepada manusia dalam dunianya, karena manusia sering
berbuat lain apabila tingkah lakunya dibatasi secara artifisial, dimanipulasikan atau
diobservasi secara sistematis dan dievaluasi.

Penelitian Eksperimental-Semu (quasi-experimental research)


Tujuan penelitian eksperimental-semu adalah untuk memperoleh informasi yang
merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang
sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan/atau
memanipulasikan semua variabel yang relevan. Contoh: Penelitian pendidikan yang
menggunakan pre test-post test, yang di dalamnya variabel seperti kematangan, efek
testing, regresi statistik, atrisi selektif, dan adaptasi tidak dapat dihindari atau justru
terlewat dan penelitian.
Ciri-ciri:
1.
Penelitian eksperimental-semu secara khas mengenai keadaan praktis, yang di
dalamnya adalah tidak mungkin untuk mengontrol semua variabel yang relevan kecuali
beberapa dan variabel tersebut. Si peneliti mengusahakan untuk sampai sedekat

mungkin dengan ketertiban penelitian eksperimental yang sebenarnya, dengan hati-hati


menunjukkan perkecualian dan keterbatasannya. Karena itu, atas identifikasi secara
hati-hati mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi internal validity dan external
validity.
2.
Perbedaan antara penelitian eksperimental-sungguhan dan penelit1an
eksperimental-semu adalah kecil, terutama kalau yang dipergunakan sebagai subyek
adalah manusia misalnya dalam psikologi.
3.
Walaupun penelitian tindakan dapat mempunyai status eksperimental-semu, namun
seringkali penelitian tersebut sangat tidak formal, sehingga perlu diberi kategori
tersendiri. Sekali rencana penelitian telah dengan sistematis menguji masalah validitas,
bergerak menjauhi alam intuitif dan penjelajahan (exploratory), maka permulaan
metode eksperimental telah mulai terwujud.
8.

Penelitian Tindakan
Penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan baru untuk
mengatasi kebutuhan dalam dunia kerja atau kebutuhan praktis lain. Misalnya, meneliti
keterampilan kerja yang sesuai bagi siswa putus sekolah di suatu daerah.
Kekhususan:
1.
Dipersiapkan untuk kebutuhan praktis yang berkaitan dengan dunia kerja.
2.
Penelitian didasarkan pada pengamatan aktual dan data tingkah laku. Menyiapkan
program kerja untuk pemecahan masalah.
3.
Bersifat fleksibel, dapat diadakan perubahan selama proses penelitian bila dianggap
penting untuk pembaruan ( inovasi ).
Penelitian tindakan bertujuan mengembangkan keterampilan-keterampilan baru
atau cara pendekatan baru dan untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung di
dunia kerja atau dunia aktual yang lain.
Contoh: Suatu program inservice training untuk melatih para konselor bekera dengan anak
putus sekolah; untuk menyusun program penjajagan dalam pencegahan kecelakaan pada
pendidikan pengemudi.
Ciri-ciri:
a. Praktis dan langsung relevan untuk situasi aktual dalam dunia kerja.
b. Menyediakan rangka-kerja yang teratur untuk pemecahan masalah dan perkembangan
barn, yang lebih baik dari pada cara pendekatan impresionistik dan fragmentaris. Cara
penelitian ini juga empiris dalam arti bahwa penelitian tersebut mendasarkan diri
kepada observasi aktual dan data mengenai tingkah laku, dan tidak berdasar pada
pendapat subyektif yang didasarkan pada pengalaman masa lampau.
c. Fleksibel dan adaptif, membolehkan perubahan selama masa penelitiannya dan
mengorbankan kontrol untuk kepentingan on the spot experimentation dan inovasi.
Walaupun berupaya supaya sistematis, namun penelitian tidak akan terlepas dan
ketidaktertiban ilmiah, karenanya validitas internal dan eksternalnya adalah lemah.
Tujuannya situa sional, sampelnya terbatas dan tidak representatif, dan kontrolnya terhadap
variabel bebas sangat kecil. Karena itu, hasilnya walaupun berguna untuk dimensi praktis,
namun tidak secara langsung memberi sumbangan kepada ilmunya.

Anda mungkin juga menyukai