Anda di halaman 1dari 4

EVALUASI PERBANDINGAN HASIL ANALISIS PERBAIKAN TANAH

LUNAK DENGAN METODE PREFABRICATED VERTICAL DRAIN DAN


STONE COLUMN DI BAWAH TIMBUNAN
Ikhsan Budi Prasetyo
NIM : 15009005
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan
Institut Teknologi Bandung
ABSTRAK: Laporan tugas akhir ini membahas mengenai desain dan pemodelan PVD serta
stone column dalam memperbaiki lapisan tanah lunak pada kasus perencanaan pembangunan
runway Bandar Udara Samarinda Baru. Keberadaan tanah lunak yang dapat mencapai kedalaman
30 meter menjadi penyebab dibutuhkannya metode perkuatan tanah unutk mempercepat
konsolidasi dan meningkatkan stabilitas timbunan. Selain dengan menggunakan analisis manual,
penulis juga menggunakan software PLAXIS 2D serta SLOPE/W untuk memodelkan kondisi
aktual. Adapun sebagai tambahan dalam pemodelan pada PLAXIS 2D, penulis menggunakan 2
buah model pemodelan yakni Mohr Coulomb dan Soft Soil untuk melihat tingkat keakuratan
analisis terhadap analisis manual. Output akhir dari tugas akhir ini adalah membandingkan hasil
keamanan terhadap stabilitas timbunan, penurunan tanah yang terjadi, serta waktu konstruksi
yang dibutuhkan pada masing masing metode perbaikan tanah. Kurva time vs settlement yang
didapatkan di akhir akan menjadi hal yang dilihat perbandingannya. Hipotesis awal penulis
dengan digunakannya stone column adalah keberadaan stone column mampu meningkatkan daya
dukung tanah terhadap timbunan sehingga tinggi timbunan rencana dapat dicapai lebih cepat
dibandingkan dengan penggunaan PVD. Selain itu stone column pun mampu mereduksi
penurunan tanah yang terjadi.
Kata kunci: stabilitas timbunan, penurunan tanah, waktu konsolidasi, PVD, stone column,
Priebe, Plain strain modelling
PENDAHULUAN
Tidak semua daerah memiliki kapasitas daya
dukung tanah yang memadai untuk menahan
beban diatasnya. Rendahnya kuat geser yang
dimiliki dan kondisi tanah yang tidak padat
sehingga dapat menyebabkan terjadinya
penurunan konsolidasi yang besar dan waktu
konsolidasi yang lama merupakan beberapa
indikasi dari rendahnya kapasitas tanah
suatu daerah. Namun begitu dengan adanya
keterbatasan lahan dan keterbatasan biaya,
maka lokasi tersebut harus mampu
digunakan untuk memfasilitasi struktur yang
berada diatasnya, dalam kasus ini struktur
tersebut ialah bandar udara. Dengan kondisi

tanah yang dapat dikatakan cukup buruk,


maka terdapat beberapa permasalahan
sebagai contoh adalah penurunan tanah yang
besar, lamanya waktu konsolidasi, dan daya
dukung tanah tidak mampu menahan beban
diatasnya. Sehingga untuk mengatasi
permasalahan tersebut dibutuhkan metode
ground improvement.
Untuk memenuhi waktu konstruksi yang
diinginkan, stabilitas lereng timbunan, serta
mempertimbangkan feasibilitas konstruksi
di lapangan maka pada pengerjaan tugas
akhir ini dipilih metode perkuatan tanah
dengan
menggunakan
Prefabricated
Vertical Drain (PVD) dan Stone Column.

Secara garis besar PVD umum digunakan


pada lapisan lempung lunak karena relatif
lebih murah dari segi biaya dibandingkan
dengan metode lain. Metode ini terbukti
efektif
dalam
mempercepat
proses
konsolidasi akibat adanya pengaruh drainase
arah radial. Dalam aplikasinya, metode ini
juga digabungkan dengan menggunakan
beban awal yang bekerja pada tanah
(preloading) agar mencapai penurunan yang
diinginkan dan tanah akan mengalami
peningkatan kuat geser. Namun begitu PVD
tidak memberikan pengaruh secara langsung
terhadap peningkatan daya dukung tanah
dan meningkatkan stabilitas

tanah, dan evaluasi waktu konstruksi untuk


masing masing metode perbaikan tanah
yang digunakan (termasuk didalamnya
untuk kasus tanah tanpa mengalami
perbaikan). Kemudian hasil yang didapatkan
untuk poin poin yang telah disebutkan
sebelumnya
akan
dianalisis
perbandingannya antar masing masing
metode perbaikan.

Metode lainnya ialah stone column. Aplikasi


stone column banyak digunakan untuk
memperkuat stabilitas lereng dan juga
meningkatkan kapasitas daya dukung tanah.
Untuk tanah kohesif, besarnya konsolidasi
dan penurunan tanah yang terjadi dapat
direduksi oleh stone column akibat adanya
distribusi tegangan dan drainase arah radial.
Namun begitu, instalasi stone column
terbatas hingga kedalaman tertentu (20 m)
dan penggunaan stone column relatif mahal.
Sehingga penggunaan stone column perlu
dibatasi hingga kedalaman tertentu.

Perilaku mekanis dari tanah dapat


dimodelkan pada PLAXIS dengan beragam
keakuratan yang berbeda beda, pada tugas
akhir ini digunakan 2 jenis model material
yang akan dilakukan untuk memodelkan
tanah lunak yaitu Soft Soil dan Mohr
Coulomb.

Kesimpulannya adalah dibutuhkan solusi


untuk mempercepat proses konsolidasi
untuk tanah lunak yang memiliki kedalaman
mencapai 30 meter dan juga meningkatkan
stabilitas timbunan dan daya dukung tanah,
sehingga kombinasi dari kedua metode
tersebut sebagai solusi ground improvement
untuk masalah ini merupakan solusi yang
efektif.
METODE
Alur analisis dan pembahasan tugas akhir ini
mencakup pengumpulan dan interpretasi
data terkait yang meliputi data lapangan,
laboratorium, dan denah kondisi lapangan,
kemudian desain timbunan awal, evaluasi
stabilitas timbunan, evaluasi penurunan

Dalam memodelkan kondisi aktual selain


melalui pendekatan perhitungan manual,
penulis juga menggunakan pemodelan pada
software PLAXIS 2D dan SLOPE/W dalam
memodelkan kondisi aktual.

Kemudian, sebagian besar metode analisis


elemen hingga seperti PLAXIS 2D dalam
menganalisis kasus timbunan menggunakan
asumsi bidang plane strain dalam melakukan
pemodelan. Padahal baik PVD maupun
stone
column
memiliki
penampang
lingkaran dan lebih baik jika dimodelkan
axisymmetric. Masalah disini ialah bahwa
axisymmetric hanya dapat memodelkan satu
buah dari PVD maupun stone column yang
ditinjau, sedangkan pada kasus timbunan
yang diperbaiki pada umumnya ingin
menganalisis kinerja sistem perkuatan tanah
PVD atau stone column secara menyeluruh
terhadap
timbunan.
Sehingga
untuk
mencapai hasil analisis yang sesuai dengan
kondisi aslinya maka ekivalensi terhadap
pemodelan plane strain dan axisymmetric
harus dilakukan.
Adapun teori yang akan digunakan untuk
memodelkan PVD dalam plane strain adalah
metode
dari
Chai
(2001)
dengan
memodifikasi parameter permeabilitas dari

tanah
komposit.
Sedangkan
untuk
memodelkan Stone Column pada plane
strain digunakan teori dari Tan dan Oo
(2008) dengan 2 buah metode pemodelan
yakni ekivalensi geometri dan ekivalensi
kekakuan.
ANALISIS DAN KESIMPULAN
Pada hasil analisis data awal, tanah tanpa
mengalami perbaikan memerlukan jumlah
tahapan timbunan sebanyak 4 kali untuk
mencapai ketinggian timbunan 8,5 meter
agar SF lereng cukup aman (SF > 1,1 untuk
bangunan sementara). Adapun spesifikasi
tiap tahapannya dapat dilihat dibawah ini
Tahap 1 (H = 3 m)
Tahap 2 (H = 5,5 m)
Tahap 3 (H = 7 m)
Tahap 4 (H = 8,5 m)
Dengan waktu konsolidasi vertikal memiliki
nilai
U = 80% t = 15 tahun
U = 90% t = 22 tahun
Adapun total penurunan tanah yang
dihasilkan mencapai 1,3 m. Dapat
disimpulkan bahwa untuk mencapai
ketinggian timbunan 8,5 meter dengan
waktu konsolidasi setiap tahapannya
ditentukan sebesar 80% dan pada akhir
tahap timbunan akan ditunggu 90%
konsolidasi didapatkan waktu konstruksi
selama 67 tahun (15 tahun + 15 tahun + 15
tahun + 22 tahun) dan hal ini tidak feasible
untuk dilakukan di lapangan.
Keberadaan PVD terbukti cukup efektif
dalam mempercepat proses konsolidasi yang
terjadi. Adanya kontribusi drainase arah
radial
mampu
mempercepat
proses
konsolidasi. Dengan menggunakan spasi 1,4

meter
mampu
mempercepat
konsolidasi hingga mencapai

proses

U = 80% t = 35 hari
U = 90% t = 50 hari
Walaupun mampu mempercepat proses
konsolidasi, tetapi PVD tak berpengaruh
secara langsung dalam meningkatkan daya
dukung tanah, sehingga tetap dibutuhkan 4
buah tahapan timbunan untuk mencapai
ketinggian 8,5 meter dengan total waktu
konstruksi selama 5 bulan (35 hari + 35 hari
+ 35 hari + 50 hari).
Sebagai pembanding dalam desain yang
diajukan, maka digunakan stone column.
Walaupun keberadaan stone column
memerlukan biaya tambahan, namun dapat
terlihat bahwa dengan adanya stone column
dapat berpengaruh secara langsung terhadap
peningkatan daya dukung tanah. Dengan
digunakan diameter stone column 1 m dan
spasi stone column 2 m, timbunan setinggi
8,5 meter dapat dikejar hanya melalui 2
tahapan timbunan saja. Adapun spesifikasi
tahapan timbunan tersebut dapat dilihat
dibawah ini
Tahap 1 (H = 5 m)
Tahap 2 (H = 8,5 m)
Selain itu keamanan terhadap stabilitas
lereng timbunan pun dapat meningkat.
Sehingga dengan mengabaikan pengaruh
konsolidasi oleh stone column dan
mengasumsikan
hanya
PVD
yang
berpengaruh
terhadap
konsolidasi,
didapatkan
waktu
konstruksi
yang
dibutuhkan adalah hanya sebesar 3 bulan
saja (50 hari + 50 hari).
Setelah dilihat hasil analisis melalui
penggunaan software PLAXIS 2D, model
Soft Soil lebih mendekati hasil penurunan
tanah dengan perhitungan manual. Hal ini
dikarenakan pemodelan stress-strain pada

model soft soil mendekati kondisi aktual


dibandingkan model Mohr Coulomb, begitu
juga dengan parameter yang digunakan.

Foundations Journal of Geotechnical and


Geoenvironmental Engineering vol.127, ASCE, 597
603.

REFERENSI

Hansbo, S. (2004). Chapter 1: Band Drains Ground


Improvement 2nd edition, Spon Pres, London and
New York, 2004.

Barksdale, R.D and Bachus, R.C. (1983). Design and


Construction of Stone Columns Volume 1. U.S.
Department of Transportation, Federal Highway
Administration.
Bo, M.W. and Chu, J. Soil Improvement:
Prefabricated Vertical Drain Techniques.
Brinkgreve, R.B.J. (2002). PLAXIS 2D Version 8.
PLAXIS b.v. Balkema Publishers, Netherlands.
Chai, J.C. and Carter, J.P. (2011). Deformation
Analysis in Soft Ground Improvement. Springer
Dordrecht Heidelberg London New York.
Chai, J.C., Shen, S.L., Miura, N., and Bergado, D.T.
(2001). Simple Method of Modeling PVD-Improved
Subsoil
Journal
of
Geotechnical
and
Geoenvironmental Engineering vol.127, ASCE,
Paper no. 22383.
Das, B.M. (2010). Principles of Geotechnical
Engineering (7th edition). Cengage Learning.
Das, B.M. (2011). Principles of Foundation
Engineering (7th edition). Cengage Learning.
Han, J. and Ye, S.L. (2001). Simplified Method for
Consolidation Rate of Stone Column Reinforced

Krahn, J. (2004). Stability Modeling with SLOPE/W.


GEO-SLOPE/W International Ltd. Alberta, Canada.
Priebe, H.J. (1995). The Design of vibro replacement
(Technical Paper GT 07 13 E). GeTec
Ingenieurgesellschaft.
Priebe, H.J. (200x). The application of Priebes
method to extremely soft soils, floating
foundations, and proof against slope or embankment
failure Design of Vibro Replacement (Technical
Paper 12 66 E). Keller Grundbau.
Tan, S.A, Tjahyono, S., and Oo, K.K. (2008).
Simplified Plane-Strain Modeling of Stone-Column
Reinforced Ground. Journal of Geotechnical and
Geoenvironmental Engineering vol.134, ASCE, 185
194.

Anda mungkin juga menyukai