Anda di halaman 1dari 58

TUTORIAL MODUL 1

Wabah Varicella
Kelompok 8

Tutor : dr. Baktiansyah,SpOK

Kelompok 8
Saifeddine Saleh Awa
Muhammad Indra Jodi
Suryanto
Tito Syahjihad
Cindy Sally
Larasati
Nadia Santika Ayu
Indah Novika
Syeli Santriawati
Fadhilla Rahma Jodi .P
Yessy Paramita

2013730096
2013730154
2013730107
2013730114
2013730022
2013730060
2013730074
2013730051
2013730109
2013730033
2011730116

Skenario 3

Laras yang manis berusia 3 tahun, dibawa ibunya ke Puskesmas Kemuning dengan demam dan
terdapat ruam makulovesikuler yang gatal pada muka, tungkai dan tubuhnya. Ibu mengatakan
bahwa 3 hari yang lalu mereka baru kembali dari ibukota Kabupaten. Dalam perjalanan pulang Laras
sudah mulai demam. Keesokan harinya muncul ruam merah pada tangan, muka, yang menjalar ke
seluruh tubuhnya. Dokter Puskesmas mendiagnosis Laras menderita Varicella atau cacar air, yang
sebelumnya kasus serupa itu tidak ada. Memang Laras belum pernah menderita varicella dan belum
pernah mendapat vaksinasi varicella.

Pada kunjungan rumah, Petugas Puskesmas menemukan Adit, kakak Laras yang berusia 5 tahun
serta ayah Laras juga tengah menderita demam. Bahkan ayah merasa sakit di daerah dada sebelah
kanan yang menjalar dari bagian sisi kanan atas ke arah medial bawah. Dokter mendiagnosis Adit
mungkin tertular Varicella, sedangkan ayah menderita Herpes Zoster. Di rumah-rumah lain yang
terletak bersebelahan dengan rumah Laras juga ditemukan anak-anak dengan gejala sama.

Keluarga Laras tinggal di desa Mulia, salah satu desa dari 5 desa yang terletak di wilayah kerja
Puskesmas Kemuning. Desa Mulia berpenduduk sangat padat karena terletak di dekat pabrik
pengolahan rotan. Jumlah penduduk 535 orang. Rumah-rumah di desa Mulia rata-rata berukuran 4x6
meter, dengan penghuni minimal 8 orang, yang terdiri dari ibu, bapak, anak-anak dan anggota
keluarga yang lain.

Kata/ kalimat kunci


Laras 3 tahun keluhan demam dan bercak makulovesikular
gatal
Ruam menyebar ke seluruh tubuh
Laras di diagnosa varicella
Belum pernah imunisasi
Kaka laras di diagnosa varicella
Bapak laras menderita herpes zooster
Di temukan gejala yang sama di lingkungan sekitar
Lingkungan rumah padat
Rumah berukuran 4x6 dengan berisi minimal 8
Jumlah penduduk 535 orang

Pertanyaan
1.
2.

Jelaskan aspek klinis dari varicella dan herpes zooster !


Jelaskan rumusan masalah yang ada pada skenario dengan menghitung attack
rate dan case fatility rate !
3. Apa saja faktor serta cara mecegah penuluran penyakit ?
4. Pada skenario,kasus tersebut termasuk wabah atau KLB? Jelaskan perbedaanya !
5. Bagaimana koordinasi pelaporan wabah dan bagaimana upaya pengedalian
wabah?
6. Apa rencana kerja pemerintah untuk desa tersebut dan bagaimana penanggulangan
wabah tersebut ?
7. Bagaimana peran serta masyarkat terhadap wabah ?
8. Bagimana tindakan promotif,preventif,rehabilitatif pada skenario?
9. Bagimana monitoring dan evaluasi program kerja ?
10. Bagaimana kriteria rumah sehat ?
11. Bagiamana cara menggerakan potensi masyarakat untuk revitalisasi posyandu
dakam mewujudkan kecamatan yang sehat?

Yessy Paramita
2011730116

1. JELASKAN ASPEK KLINIS


DARI VARICELLA!

Varicella

Herpes Zoster

Penyebab

Disebabkan oleh infeksi virus


Varicella Zoster

Disebabkan oleh virus Varicella Zoster

Gejala klinis

Masa inkubasi 11-21 hari, rata-rata


13-17 hari.
Gejala prodromal yang timbul pada
2 hari pertama : demam, malaise,
anoreksia, nyeri kepala.
Selanjutnya Erupsi kulit yang
terbagi dalam 3 fase : eritematosa,
vesikel dgn bentuk khas berupa
teteasn embun (tear drops) yg
kadang terasa gatal, dan pustul yg
akhirnya menjadi keropeng (krusta)

Gejala pertama biasanya satu sisi nyeri,


kesemutan, atau pembakaran.
Muncul gelembung-gelembung
berkelompok
Ruam mungkin melibatkan wajah, mata,
mulut, dan telinga
Gejala lain :
Sakit kepala
Panas dingin
Tidak nyaman pada perut
Demam dan menggigil

Diagnosis

Varicella

Herpes zoster

Sitologi: percobaan Tzanck. Tdk dpt


membedakan varicella dan herpes
Mikroskop elektron : cairan yang
diambil dari vesikula awal. Dpt
membedakan antara HSV dan VZV.
Teknin PCR : metode virology dgn
mendeteksi DNA virus ataupun protein
virus digunaakan sebagai salah satu
metode diagnosis infeksi VZV.
Teknik Serologi : didasarkan pada
pemeriksaan serum akut dan konvalesens
yaitu IgM dan IgG.

Sitologi: ditemukan sel Tzanck. Tdk dpt


membdkn varicella dan herpes
Mikroskop elektron : pemeriksaan
cairan vesikula atau material biopsi.
Pemeriksaan Histopatologi :
ditemukan sebukan sel limfosit yang
mencolok, nekrosis sel dan serabut
saraf.
Imunoflurosensi : antigen virus herpes
zoster dapat dilihat

Varricella

Herpes Zoster

Pengobatan

- Apabila anak-anak sebaiknya


beristirahat total di rumah
- Berikan obat antivirus (anak2)
Acyclovir 20 mg / kg berat badan
(tidak lenih dari 800mg), empat kali
shari. Perawatan harus terus selama
5 hari
- Berikan obat penurun panas bila
penderita memiliki suhu tubuh yang
tinggi seperti paracetamol 10mg / kg
berat badan / dosis, berikan 3-4 kali
sehari.

- Berikan obat antivirus : Acyclovir oral


(dosis : 800mg per kali pemberian, 5 kali
dalam 24 jam, selama 7 hari)
- Obat pereda sakit : missal parasetamol,
aspirin, ibuprofen dan kodein.

Penularan

Bisa kena infeksi dari bersin, batuk. Bisa melalui bersin, batuk, pakaian yang
Jika menyentuh cairan dari blister
tercemar dan sentuhan ke atas
cacar air.
gelembung/lepuh yang pecah

Pencegahan

Varicella

Herpes zoster

- Jagalah kesehatan tubuh


- Jagalah kebersihan rumah dan
lingkungan sekitar
- Memberikan penyuluhan tentang
penyakit
- Imunisasi (usia > lebih dari 12
bulan. Imunisasi ini dianjurkan bagi
orang di atas usia 12 tahun yang
tidak mempunyai kekebalan)

- Dengan pemberian vaksin.


- Dapat mencegah penyebaran
penyakit ini dgn langkah sederhana
seperti tidak meminjam barang-barang
pribadi pengidap (misal handun atau
pakaian)

Fadhilla Rahma Jodi Putri 2013730033

2.JELASKAN TINDAKAN
PROMOTIF, PREVENTIF, DAN
REHABILITATIF VARICELLA!

Tindakan
Promotif Varicella
1. Penyuluhan tentang patofisiologi terjadinya varicella yaitu varicella zooster
yang menular lewat kontak langsung dengan kulit, droplet dari saluran
pernapasan, dan tidak langsung lewat udaramenghindari kontak dengan
penderita cacar
2. Menginformasikan pada keluarga dan pasien bahwa virus varicella ini dapat
tinggal di dalam tubuh penderita dan kemungkinan setelah penyakit ini
sembuh bisa timbul penyakit lain yang timbul seperti neuralgia post herpetik
dan herpes zooster
3. Menjaga kebersihan dengan mandi teratur dan tidak terpengaruh mitos
bahwa cacar air tidak boleh mandi
4. Menjaga kebersihan tangan dengan rajin mencuci tangan dengan sabun
5. Memakai pakaian yang telah dicuci bersih dan kering serta nyaman dipakai
6. Mengkonsumsi makanan yang mengandung cukup bahan bakar (energi)
dan semua zat gizi dengan memperhatikan jenis dan variasi makanan. Jika
perlu mengkonsumsi multivitamin

Tindakan
Preventif
Varicella
1. Imunisasi varicella
2. Lesi masih berbentuk vesikel, dapat diberikan bedak yang ditambah
dengan zat anti gatal (mentol, kamfora) agar tidak mudah pecah serta
menghilangkan rasa gatal
3. Vesikel yang sudah pecah atau sudah terbentuk krusta, dapat diberikan
salep antibiotik untuk mencegah terjadinya infeksi sekunder penularan
4. Kuku jari tangan harus dipotong untuk mencegah terjadinya infeksi
sekunder akibat garukan
5. Minum obat secara teratur dan segera ke dokter apabila ditemukan gejala
komplikasi lain seperti: panas tidak turun, timbul infeksi, dll

Tindakan
Rehabilitatif
Varicella
1. Istirahat yang cukup selama dirawat di rumah
2. Mengkonsumsi makanan bergizi agar kebutuhan gizi tetap terpenuhi dengan
baik dan pasien memiliki daya tahan tubuh yang baik pula sehingga tidak mudah
terserang penyakit
3. Menganjurkan menjaga hygienitas pakaian, tempat tidur, rumah untuk
mencegah penularan pada orang sekitar. Agar pasien tidak minder/menutup diri
dari pergaulan karena merasa dikucilkan karena penyakitnya
4. Memberikan edukasi pada pasien bahwa penularan tidak akan terjadi apabila
luka sudah kering dan obat telah diminum secara teratur. Untuk bekas luka/lesi
itu sendiri dapat sembuh dengan sendirinya

Indah Novika 20133730051

3. JELASKAN RUMUSAN MASALAH


YANG ADA PADA SKENARIO DENGAN
MENGHITUNG ATTACK RATE DAN
CASE FATILITY RATE !

Attack Rate
Attack rate adalah jumlah kasus baru dari penyakit
yang berjangkit dalam masyarakat di suatu tempat/ wilayah/
negara pada waktu tertentu.
Attack rate (AR) :

Case Fatality Rate


CFR adalah persentase angka kematian oleh penyakit
tertentu, untuk menentukan kegawatan/keganasan penyakit
tersebut.
CFR (Case Fatality Rate) :

Nadia Santika Ayu 2013730074

4.APA SAJA FAKTOR SERTA


CARA MECEGAH PENULURAN
PENYAKIT?

Faktor terjadinya penularan


penyakit

Buku Kesehatan Masyarakat, edisi 4, JemesbF. Mckenzie, dkk, EGC.


Halaman 98

Cara pencegahan penyakit menular

Sumber : Kesehatan masyarakat edisi 4, karangan : james F. McKenzie hal 98

Suryanto
2013730107

5. PADA KASUS SKENARIO


TERMASUK WABAH ATAU KLB? DAN
JELASKAN PERBEDANNYA

Kejadian Luar Biasa (KLB)


Adalah timbunya suatu kejadian kesakitan
atau kematian dan atau meningkatnya
suatu kejadian kesakitan atau kematian
yang bermakna secra epidemiologis pada
suatu kelompok penduduk, dalam kurun
waktu tertentu.
Buku ajar epidemiologi, halaman 104

Kriteria KLB (1)


7 (tujuh) Kriteria Kejadian Luar Biasa (KLB) Menurut Permenkes
1501 Tahun 2010 adalah :
Timbulnya suatu penyakit menular tertentu yang sebelumnya
tidak ada atau tidak dikenal pada suatu daerah
Peningkatan kejadian kesakitan terus-menerus selama 3 (tiga)
kurun waktu dalam jam, hari atau minggu berturut-turut menurut
jenis penyakitnya
Peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih
dibandingkan dengan periode sebelumnya dalam kurun waktu
jam, hari, atau minggu menurut jenis penyakitnya
Jumlah penderita baru dalam periode waktu 1 (satu) bulan
menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan
angka rata-rata jumlah per bulan dalam tahun sebelumnya

Kriteria KLB (2)

Rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan selama 1 (satu)


tahun menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan
dengan rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan pada tahun
sebelumnya
Angka kematian kasus suatu penyakit (Case Fatality Rate) dalam 1
(satu) kurun waktu tertentu menunjukkan kenaikan 50% (lima puluh
persen) atau lebih dibandingkan dengan angka kematian kasus
suatu penyakit periode sebelumnya dalam kurun waktu yang sama
Angka proporsi penyakit (Proportional Rate) penderita baru pada
satu periode menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibanding
satu periode sebelumnya dalam kurun waktu yang sama

Sumber : Permenkes nomor 1501 tahun 2010


BAB III UPAYA PENANGGULANGAN KLB/WABAH Bagian Kesatu Penetapan
Daerah KLB Pasal 6

Wabah
Wabah ialah suatu peningkatan kejadian
kesakitan atau kematian yang telah
meluas secara cepat baik jumlah
kasusnya maupun daerah terjangkitnya

(DepKes DirJen PPM & PLP thn 1981)

6. Bagaimana cara
melakukan penyelidikan
wabah dan upaya?
Nama : Muhammad Indra Jodi
NIM : 2013730154

KERANGKA PENYELIDIKAN
WABAH
1. Menegakkan diagnosis dan mengidentifikasi
penyebab penyakit klinis dan laboratoris
2. Memastikan bahwa terjadi KLB / wabah
3. Menggambarkan kasus-kasus dalam KLB / wabah
menurut variabel O-T-W (dengan spot map, kurva)
Penelitian deskriptif
4. Identifikasi sumber penyebab penyakit, cara
penularan dan populasi berisiko rumuskan
hipotesis
5. Buktikan kebenaran hipotesis Penelitian
analitik
6. Susun laporan : penyebab, upaya pemberantasan yang dilakukan, rekomendasi
pencegahan di masa datang
7. Upaya penangulangan wabah

1.MENEGAKKAN DAN
MEMASTIKAN DIAGNOSIS
Untuk beberapa penyakit, diagnosis klinis saja tidak cukup
bila mungkin harus dilakukan pemeriksaan lab untuk
memastikan diagnosis

Konfimasi lab
membutuhkan waktu berminggu-minggu

Hitung distribusi frekuensi gejala-gejala yang ada

2. MEMASTIKAN ADANYA
WABAH

1. Kesakitan / kematian meningkat 3x selama 3


kurun waktu berturut-turut
2. Jumlah penderita baru meningkat 2x dibandingkan
rerata sebulan sebelumnya
3. Rerata bulanan penderita baru meningkat 2x
dibandingkan rerata tahun sebelumnya
4. CFR dalam 1 bulan meningkat 2x dibandingkan
CFR tahun seblmnya
5. Terdapat 1 penderita/kematian di daerah yang telah
bebas selama 4 mgg berturut-turut
6. Kesakitan / kematian karena keracunan
7. Apabila di daerah tersebut terdapat penyakit menular
yang sebelumnya tidak ada

3. MENGGAMBARKAN WABAH
MENURUT VARIABEL O T W

Variabel Waktu buat kurva


epidemik
Kapan periode waktunya variasi
musiman, tahunan, trend, jam / hari
Apa jenis KLB ini : common source atau
propagated ?

Variabel Tempat buat spot map


Distribusi kasus menurut : tempat
tinggal, tempat kerja atau tempat lain ?
Berapa attack rate ?

MENGGAMBARKAN WABAH
MENURUT VARIABEL O T W
Variabel Orang :
Berapa angka serangan menurut
golongan umur dan jenis kelamin ?
Golongan umur dan jenis kelamin
manakah yang risiko sakitnya paling
tinggi atau paling rendah ?
Dalam hal apa lagi karakteristik
kasus-kasus berbeda secara
bermakna (ras, status perkawinan,
pekerjaan) ?

4. Merumuskan Hipotesis
5.Menguji Hipotesis
Tujuan perumusan hipotesis adalah untuk
memberikan dasar pemikiran yang logis dalam
merencanakan dan melaksanakan upaya
penanggulangan wabah
Hipotesis membandingkan angka serangan
pada orang-orang yang terpapar dengan
orang-orang yang tidak terpapar faktor risiko
pada kelompok yang terpapar faktor risiko
angka serangannya lebih besar.
Setelah ditentukan sumber dan cara
penularan Pengujian hipotesis Identifikasi
Populasi berisiko yang terpapar faktor risiko
Laksanakan Tindakan Penanggulangan

6. Susun laporan : Penyebab, pemberantasan,


rekomendasi
pencegahan di masa datang

Pasal 11 Ayat 1 dan 2


(UU RI NO 4 tahun 1984)
Barang siapa mengetahui adanya penderita atau
tersangka penderita penyakit wabah, wajib melaporkan
kepada Kepala Desa atau Lurah setempat, dan atau
Kepala Unit Kesehatan terdekat dalam waktu secepatcepatnya
Kepala Desa atau Lurah setempat, dan atau Kepala Unit
Kesehatan segera melaporkan kepada atasan langsung
dan instansi lain yang bersangkutan

7. UPAYA
PENANGGULANGAN WABAH
1. Penyelidikan epidemiologis
2. Pemeriksaan, pengobatan,
perawatan dan isolasi penderita,
termasuk tindakan karantina
3. Pencegahan dan pengebalan
4. Pemusnahan penyebab penyakit
5. Penanganan jenazah akibat
wabah
6. Penyuluhan kepada masyarakat
7. Upaya penanggulangan lainnya

Syeli Santiawati
2013730109

7. BAGAIMANA KOORDINASI PELAPORAN


WABAH DAN BAGAIMANA UPAYA
PENGEDALIAN WABAH?

Upaya Penanggulangan Wabah


1. Penyelidikan epidemilogis.
2. Pemeriksaan, pengobatan, perawatan, dan isolasi penderita termasuk
tindakan karantina.
3. Pencegahan dan pengendalian.
4. Pemusnahan penyebab penyakit.
5. Penyuluhan kepada masyarakat.

Prosedur Penanggulangan
KLB/Wabah

Masa pra Wabah


1.Meningkatkan kewaspadaan dini di puskesmas
2.Membentuk dan melatih TIM Gerak Cepat puskesmas.
3.Mengintensifkan penyuluhan kesehatan pada masyarakat
4.Memperbaiki kerja laboratorium
5.Meningkatkan kerjasama dengan instansi lain

Tim penanggulangan Wabah atau


KLB
Indikator keberhasilan
penanggulangan Wabah
1.
2.
3.
4.

Menurunnya frekuensi Wabah


Menurunnya jumlah kasus
Memendeknya periode Wabah
Menyempitnya penyebarluasan
wilayah Wabah

1.Terdiri dari multi disiplin atau multi


lintas sektor, bekerjasama dalam
penanggulangan Wabah atau KLB
2.Anggota tim kesehatan adalah Dokter
atau Perawat (sebagai anggota
masyarakat ataupun sebagai petugas
disarana kesehatan).
3.Dokter atau Perawat dapat terlibat
langsung di Puskesmas atau Rumah
sakit

Pengendalian Wabah
1. Keadaan penyebab wabah atau KLB
2. Kecenderungan jangka panjang penyakit
3. Daerah yang berisiko untuk terjadi wabah (tempat)
4. Populasi yang berisiko (orang, keadaan imunitas)

Penyusunan laporan Wabah atau KLB


Hasil penyelidikan epidemiologi hendaknya dilaporkan kepada pihak yang
berwenang baik secara lisan maupun secara tertulis. Laporan secara lisan dan
tulisan kepada instansi kesehatan setempat berguna agar tindakan
penanggulangan dan pengendalian KLB atau wabah yang disarankan dapat
dilaksanakan dan memperbaiki program kesehatan menjadi lebih baik

Bupati

Camat

Kasus
Penyakit

RS.
Rujukan

Kepala Dinas
Kesehatan
tingkat II
(kabupaten)

Kepala
Puskesmas

Kepala Desa

Masyarakat

Posyandu

Larasati 2013730060

8. APA RENCANA KERJA


PEMERINTAH UNTUK DESA
TERSEBUT DAN BAGAIMANA
PENANGGULANGAN WABAH
TERSEBUT ?

Cara Pemerintah dalam


Penanggulangan Wabah

yang belum pernah menderita cacar air


PenyelidikanAnak-anak
epidemiologi
harus
mendapatkan 2 dosis vaksinasi cacar air
usia :
pemeriksaan,pada
pengobatan,
perawatan, isolasi
Dosis pertama : 12-15 bulan
penderita Dosis kedua : 4-6 tahun (bisa diberikan lebih
Pencegahancepat, jika jaraknya minimal 3 bulan setelah dosis
pertama)
pemusnahan penyebab penyakit
penyuluhan kepada masyarakat
Vaksinasi

Tito syahjihad 2013730114

9. EVALUASI DAN
MONITORINGPROGRAM
KESEHATAN

Evaluasi Program Kesehatan

Proses
pelaksanaan
program

Evaluasi Program
Kesehatan

evaluasi terhadap
hasil program

Evaluasi
terhadap
dampak program

Monitoring Program Kesehatan


Monitoring

Berguna untuk mengkoreksi


jika ada kesalahan

Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo. Prinsip-Prinsip


Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cet.ke-2,
Mei. Jakarta : Rineka Cipta. 2003

Monitoring dilakukan
sejalan dengan
evaluasi

CINDY SALLY 2013730022

10. BAGAIMANA KRITERIA


RUMAH SEHAT?

Kebutuhan
Menyimpan
barang
berharga

Tempat
berlindung

Membina
keluarga

Kriteria rumah sehat


Berdasarkan Peta Kesehatan 2010

Atap
Berplafon

7 kriteria

Dinding
permanen
(tembok/papan)
Lantai,bukan
tanah

tidak padat huni


(lebih besar atau
sama dengan 8
m2/orang).
Pencahayaan
yang baik

Memiliki
jendela

Ventilasi
yang baik

Prinsip Standar Rumah Sehat


Bedasarkan DepKes RI tahun 2002

Pembuangan
Sampah

Ketersediaan air
bersih

Polusi

Sanitasi

Saluran Air

Sumber : pusat data dan infomasi kemeterian kesehatan RI 2012

Saifeddine Saleh Awa


2013730096

11. BAGIAMANA CARA MENGGERAKAN


POTENSI MASYARAKAT UNTUK
REVITALISASI POSYANDU DAKAM
MEWUJUDKAN KECAMATAN YANG SEHAT?

Bagaimana cara mengerakan


potensi masyarakat untuk
revitalisasi posyandu dalam
mewjudkan kecamatan yg
sehat ?
Saifeddin abdelal
2013730096

Ilmu psikologi masyarakat


Ilmu yg mempelajari cara mengerakan
potensi maysarakat adalah Ilmu (psikologi
masyarakat)

Didirikan oleh peneliti prancis gustaf lebon


1894 .

Ilmu psikologi masyarakat


Definisi : adalah cabang dari imlu psikologi
yg mempelajari tingkah laku individu dan
grup dlm waktu yg sama .
Ilmu psikologi masyarakat menjalaskan
kenapa individu teransang terhadap
stimulan-stimulan yg datang dari masyarakat
dengan cara Tertentu .
Ilmu psikologi masyarakat menjalaskan
bagaimana dapat mempengaruhi masyarkat
Tersebut

Faktor-faktor pengaruh
Proses-proses mental fundamental seperti
memori dan pikir .
Efek-efek dari lingkungan seperti suhu
udara , macet atau tingkatan menghormati
privasi .
Kultur dan budaya
Faktor dan proses biologis yg ada di
masyarakat seperti genetik .

Rencana untuk mengerakan


potensi masyarakt
Apapun rencana yg bertujuan untuk
mengerakan masyarakat harus
menghormati kaidah kaidah asasi dari
ilmu psikologi masyarakat dan haqiqat yg
mewajibkan menghormati bahwa etika itu
penting untuk makhluk manusia dan tdk
boleh tergantung kepada improvisasi
supaya rencana tersebut tdk menjadi
rencana demagog

Rencana untuk mengerakan


potensi masyarakat
1) memahami sifat sifat masyarakat
tersebut
2) mengunakan Media secara efektif dalam
mempengaruhi proses-proses mental
fundamental asasi
3) kerja sama dengan Imam-imam dlm
masyarakat tersebut
4) melawan unsur-unsur di budaya dan kultur
yg mendorong mitos , khurafat dan pikiran tdk
logik

5) menciptakan organsisasi-organsisasi
dengan tujuan tdk langusung yaitu
menghargai orang-orang intelektual dlm
masyarakat
6) memangil semua orang yg mampu urus
kesehatan masyarakt dari dlm dan luar negri
7) memperbaiki tampilan dan kondisi
posyandu
8) kasi masyarakat informasi jelas tentang
budget posyandu

9) Mendorong donasi kepada posyandu


10) dapat melaporkan perbaikan atau
keburukan secara jelas dan bisa dihitung
kepada pemerintah maupun masyarakat .

Anda mungkin juga menyukai

  • TN S
    TN S
    Dokumen8 halaman
    TN S
    Achmad Fadhil Adiputra Umar
    Belum ada peringkat
  • Jurding Suci
    Jurding Suci
    Dokumen16 halaman
    Jurding Suci
    Achmad Fadhil Adiputra Umar
    Belum ada peringkat
  • Laporan Kasus DHF Ii
    Laporan Kasus DHF Ii
    Dokumen41 halaman
    Laporan Kasus DHF Ii
    Achmad Fadhil Adiputra Umar
    Belum ada peringkat
  • Variola (Tutorial)
    Variola (Tutorial)
    Dokumen7 halaman
    Variola (Tutorial)
    Achmad Fadhil Adiputra Umar
    Belum ada peringkat