PENGUJIAN PRODUK
ACARA I
PENGUJIAN FISIK DAN PENGUJIAN BIOLOGI
Disusun Oleh :
Nama
NIM
: 13/356131/SV/5397/D
Kelompok/shift: E1/I
Hari/Tanggal : Kamis/ 23 April 2015
Co.Assistan
: Dian Astri P
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia memiliki tanah yang subur dan tanah vulkanik yang
memiliki karakteristik berbeda-beda. Banyak daerah dataran tinggi di
Indonesia yang memiliki banyak perkebunan, salah satunya perkebunan
kopi. Kopi di Indonesia memiliki karakteristik rasa yang berbeda-beda tiap
daerah. Kopi sendiri menjadi komoditi ekspor yang sangat menjanjikan.
Kopi tiap daerah di Indonesia memiliki cirri khas tersendiri. Hal ini
menjadikan kopi dari tiap-tiap daerah di Indonesia memiliki penggemar
tersendiri. Kini kopi menjadi barang komoditi ekspor yang mampu
menembus pasar amerika. Rasa khas menjadikan kopi Indonesia diminati
konsumen dunia.
Kopi memiliki standar tersendiri agar layak jual dan dihargai
dengan harga yang pantas. Di dunia perdagangan internasional memiliki
standar tersendiri seperti standar spesialti atau standar amerika. Di
Indonesia memiliki standar nasional Indonesia atau SNI, yang memuat
tentang criteria uji dan syarat mutu dari biji kopi. Pada praktikum kali ini
akan dilakukan pengujian fisik dan biologi sesuai dengan persyaratan
mutu pada SNI.
B. Tujuan
1.Mengetahui pengujian fisik dan biologi
2.Mengetahui nilai kecacatan produk berdasarkan SNI.
BAB II
LANDASAN TEORI
Kopi diproduksi dari biji tanaman perdu yang berasal dari afrika.
Penyebarannya terjadi pada masa kekuasaan kerajaan arab, dimana saat itu kopi
digunakan sebagai pengganti minuman beralkohol yang diharamkan. Kopi
arabika, kopi robusta, dan kopi liberika mengalami perjalanan yang jauh hingga
mencapai Hawai, Brazil dan Vietnam. Kopi menjadi komoditi kedua yang palin
dicari setelah minyak (Sons, 2011).
Perbedaan dari dua spesies tanaman kopi arabika dan robusta adalah, kopi
arabika merupakan kopi tradisional dan dianggap paling enak rasanya. Sedangkan
kopi robusta memiliki kafein yang tinggi dapat dikembangkan ditempat dalam
lingkungan dimana arabika tidak dapat tumbuh, dan membuatnya menjadi
pengganti arabika yang murah. Robusta biasnya tidak dnikmati sendiri karena
rasanya yang pahit dan masam. Selain robusta kualitas tinggi biasanya dalam
beberapa campuran espresso (Danamurti, 2009).
Kandungan kafein dalam 1 cup kopi terutama tergantung pada jenis kopi
yang dipakai. Kopi aabika mengandung rata-rata 1,2 persen kafein, sedangkan biji
kopi robusta mengandung rata-rata 2,2 persen dan paling tinggi 4,5 persen. Kopi
arabika produksinya diseluruh dunia mencapai tiga per empar bagian, walaupun
belakangan ada pergeseran kea rah robusta dengan alasan lebih murah (Wolke,
2007).
Buah hasil panen yang sudah dipisahkan dari buah-buah kurang bagus
agar langsung dilakukan pengelupasan kulit buah. Sebelum dilakikan
penggilingan buah dirambang terlebih dahulu. Tidak diperbolehkan menyimpan
buah yang mengapung, karena kulit akan membusuk dan menimbulkan cacat rasa
bau busuk. Penjemuran harus dilakukan dengan bersih dan sehat, gunakan alas
penjemuran. Karung yang digunakan untuk biji kopi harus bersih, bebas dari
kotoran dan bau-bau asing (Muwardo, 2008).
BAB III
METODOLOGI
A. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Nampan
b. Timbangan
c. Alat tulis
d. Kertas HVS
e. Penggaris
f. Kalkulator
g. Toples
2. Bahan
a. SNI Biji Kopi
b. Biji Kopi Arabika
c. Biji Kopi Robusta
B. Prosedur Praktikum
No
1
Prosedur
Penentuan adanya serangga hidup
Menyiapkan alat dan bahan
Hasil
Biji Kopi 100
Keterangan
gram
Tidak
ada
duduk
serangga
hidup
Timbangan
yang hidup
gram
Timbangan
duduk
Penentuan
bau
busuk
dan
Tidak
ada
benda asing
bau Biji Kopi 100
kapang
Menyiapkan alat dan bahan
gram
Tidak
Timbangan
duduk
Ada
bau
Mengamati ada tidaknya bau jamur
4
atau kapang
Penentuan nilai cacat
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang biji kopi
jamur
atau kapang
Biji Kopi 100
gram
Mutu
no.5
duduk
jumlah
Timbangan
nilai
cacat 146,25
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Pengujian adanya serangga hidu
Prosedur : a. menyiapkan alat dan bahan
b. menimbang sampel biji kopi sebanyak 100 gram
c. mengamati ada tidaknya serangga hidup
Hasil
: Tidak terdapat serangga hidup
2. Pengujian adanya benda asing
Prosedur : a. menyiapkan alat dan bahan
b. menimbang sampel biji kopi sebanyak 100 gram
c. mengamati ada tidaknya benda asing
Hasil
: Tidak terdapat benda asing
3. Pengujian bau asap atau bau kapang
Prosedur : a. menyiapkan alat dan bahan
b. menimbang sampel biji kopi sebanyak 100 gram
c. membaui sampel, berbau kapang atau berbau asap
Hasil
: berbau khas kopi, tidak berbau asap atau kapang
4. Tabel form penentuan jumlah nilai cacat
No
Jenis Cacat
Nilai Cacat
Jumlah
Cacat
1
2
3
4
5
1 (satu)
(setengah)
(setengah)
1 (satu)
112
34
2
19
Jumlah
Nilai
Cacat
112
17
1
4,75
(seperempat)
kopi 1 (satu)
ukurabesar
1 (satu) kulit kopi ukuran (setengah)
2,5
sedang
1 (satu) kulit kopi ukuran 1/5
9
10
kecil
(seperlima)
1 (satu) biji berkulit tanduk (setengah)
1 (satu) Kulit tanduk ukuran (setengah)
11
besar
1 (satu) Kulit tanduk ukuran 1/5
12
sedang
(seperlima)
1 (satu) Kulit tanduk ukuran 1/10
13
14
(satu)
kulit
kecil
(sepersepuluh
)
1/5
32
6,4
(seperlima)
1/5
1,4
(seperlima)
15
16
7
2
0,7
0,4
17
dari satu
1 (satu) biji bertutul-tutul
0,1
18
)
1 (satu) ranting, tanah, atau 5 (lima)
19
(seperlima)
1/10
(sepersepuluh
20
146,25
Kesimpulan : dari 100 gram sampel biji kopi arabika masuk dalam
golongan mutu 5 karenajumlah nilai cacat antara 81 sampai 150
B. Pembahasan
Uji fisik dan uji biologi adalah serangkaian uji yang menggunakan
panca indera atau alat untuk mengamati ada tidaknya kerusakan pada
produk, maupun mengamati ada tidaknya cemaran biologis seperti
serangga maupun kapang. Tujuan dilakukannya uji ini adalah untuk
menduga kualitas dari produk. Uji fisik kopi mengamati kenampakan,
keutuhan produk,mengamati ada tidaknya benda asing dan membaui
apakah terdapat bau busuk atau bau kapang. Uji biologi kopi mengamati
ada tidaknya serangga hidup, jamur atau kapang.
Hasil pengujian fisik dan biologi menunjukan tidak terdapat
serangga hidup, tidak terdapat benda asing, tidak ada bau busuk maupun
bau kapang. Jumlah nilai cacat dari 100 gram sampel kopi arabika adalah
146,25. Sampel kopi masuk dalam katagori mutu nomor 5 dimana nilai
cacat ada pada rentang 81 sampai 150. Jumlah cacat terbanyak adalah
adanya biji kopi berwarna hitam, disusul biji hitam sebagian, biji pecah,
biji coklat, biji muda, biji berlubang satu, biji hitam pecah, biji berlubang
lebih dari satu dan biji bertutul-tutul. Jenis cacat lain tidak ditemukan pada
sampel kopi arabika yang diamati.
Pengolahan basah biji kopi merupakan proses pengolahan kopi
gelondong yang memerlukan banyak air. Proses diawali dengan sortasi
kebun, kemudian sortasi basah, pulping, fermentasi, pencucuian,
pengeringan kopi HS basah, penggerbusan kopi HS kering, dan terakhir
sortasi kering. Pengeringan dilakukan dengan alat pengering dan bukan
sinar matahari langsung. Pengolahan kering tidak melibatkan air sama
sekali dalam prosesnya. Pengolahan kering diawali dengan sortasi,
butiran (cherry) berwarna merah maroon. Cita rasa kopi spesial tergantung
dari jenis dan ketinggian tanah, serta tumbuh-tumbuhan yang berada di
sekitar kebun kopi. Hal ini yang membuat cita rasa/aroma kopi bermacammacam, seperti aroma coklat, alpukat, rempah-rempah, jeruk, dan bunga.
Jenis kopi ini banyak ditemui di sekitar pegunungan karena tanah vulkanik
sangat cocok untuk kopi spesial. Itulah mengapa Indonesia dikenal
memiliki jenis dan ragam kopi spesial yang kaya, mulai dari pulau
Sumatera, Jawa, Bali, NTT, NTB, Sulawesi, hingga Papua.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Uji fisik dan uji biologi adalah serangkaian uji yang menggunakan
panca indera atau alat untuk mengamati ada tidaknya kerusakan pada
produk, maupun mengamati ada tidaknya cemaran biologis seperti
serangga maupun kapang. Tujuan dilakukannya uji ini adalah untuk
menduga kualitas dari produk.
2. Dari 100 gram sampel biji kopi arabika masuk dalam golongan mutu 5
karena jumlah nilai cacat antara 81 sampai 150 yaitu 146,25.
B. Saran
Sebaiknya dalam melakukan pengujian fisik dilakukan oleh beberapa
orang agar pengujian lebih cepat dan lebih teliti lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Danamurti, Roselina. 2009. Kopi Nikmat. Penerbit Pustaka Anggrek. Yogyakarta
Mawardo, Surip et all. 2008. Panduan Budidaya dan Pengolahan Kopi Arabika
Gayo. PPKKI Press. Jakarta
Wolke, Robert L. 2007. Kalo Einstein Jadi Koki. PT. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta