Lapkas HPT DLM Kehamilan
Lapkas HPT DLM Kehamilan
Secara klinis hipertensi kronik kemungkinan ditemukan pada pasien : berusia >
40 tahun , sudah menderita hipertensi sebelum hamil ini, tekanan darah > 160/110 mmHg,
biasanya tidak menunjukkan gejala-gejala lain selain hipertensi, gejala gejala seperti
kelainan jantung , arteriosklerosis, perdarahan otak dan penyakit ginjal baru timbul setelah
waktu yang lama dan penyakit terus berlanjut.4,6
Bahaya yang dapat terjadi pada kehamilan dengan hipertensi kronis adalah resiko
terjadinya superimposed preeclampsia/eclampsia , yang dapat terjadi pada lebih dari 25%
wanita.2 Superimposed preeclampsia/eclampsia adalah timbulnya preeklampsia/eklampsia
pada hipertensi kronis. Disebut superimposed preeclampsia bila disertai dengan edema
dan proteinuria, namun bila disertai dengan kejang yang bukan akibat dari kelainan
neurologik, disebut superimposed eclampsia.1-6 Selain itu hipertensi kronis meningkatkan
resiko terjadinya insuifisiensi plasenta dan solusio plasenta dan janin bertumbuh kurang
sempurna : prematuritas dan dismaturitas. Angka kematian pada janin : 20 %3,7
Penanganan hipertensi kronis pada kehamilan adlah istirahat yang cukup,
pemeriksaan antenatal yang teratur, menjaga penambahan berat badan dengan diit tinggi
protein dan rendah karbohidrat dan lemak. Ketenangan jiwa penderita sangat diperlukan,
yang dapat dicapai dengan pendekatan psikologis atau pemberian fenobarbital 3x30 mg.
Obat antihipertensi hanya diberikan bila tekanan darah diastolik > 90 mmHg.
Bila terjadi superimposed preeklamsi/eklamsi maka diterapi seperti preeklamsi dan
eklamsi.1,3,4,6
Pengakhiran kehamilan dilakukan bila ada tanda-tanda hipertensi ganas ( tekanan
darah 200/120 mmHg) atau janin mati dalam kandungan. Pengakhiran kehamilan dapat
secara pervaginam dengan memperpendek kala II atau secara abdominal dengan seksio
sesarea. 1,3,6
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
Nama
: Ny. H.L
Umur
: 35 tahun
Pendidikan
: S1
Pekerjaan
: Guru
Alamat
: Bahu Lingkungan II
Suku/ Bangsa
: Indonesia
Agama
: Kristen Protestan
Nama Suami
: Swasta
Masuk RS
: 11 Oktober 2004
ANAMNESIS
Anamnesis Utama: diberikan oleh penderita
Keluhan Utama: penderita dirujuk RSU. Budi Mulia Bitung dengan diagnosis G 3P2A0 , 35
tahun, hamil aterm, observasi inpartu + bekas SC + PEB
Janin intra uterin , tunggal , hidup , letak kepala H I - II
Telah diberi MgSO4 40 % 10 cc IM bokong kanan, bokong kiri jam 12.00 WITA
Riwayat penyakit sekarang:
-
Nyeri perut bagian bawah dirasakan teratur sejak jam 11.00 WITA (11-10-2004)
Riwayat nyeri kepala hebat , nyeri ulu hati , pandangan kabur disangkal
10
kali.
Riwayat Haid
Haid pertama dialami pada usia 13 tahun dengan siklus yang teratur dan lamanya
haid setiap siklus adalah 3 hari. HPHT tanggal 06012004, taksiran tanggal partus
1310-2004.
Riwayat Keluarga
Penderita menikah 1 kali. Pernikahan ini sudah berlangsung 8 tahun. Penderita
mempunyai 2 orang anak. Setelah ini, penderita sudah tidak ingin punya anak lagi. .
Keluarga Berencana
Penderita pernah ikut KB pil. Penderita telah berhenti KB selama 1 bulan baru
kemudian hamil. Sesudah melahirkan akan ikut KB sterilisasi.
Riwayat kehamilan terdahulu
1. Penderita melahirkan anak pertama, laki-laki pada tahun 1996, cukup bulan, lahir
spontan letak kepala, berat badan lahir 2750 g, hidup, lahir di RSUP Manado.
2. Penderita melahirkan anak kedua, perempuan pada tahun 2002, cukup bulan, lahir
dengan seksio sesarea atas indikasi hipertensi dan oxytocin drips gagal, berat badan
lahir 3250 g, hidup, di RSUP Manado.
3. Ini (2004)
Penyakit atau operasi yang pernah atau sedang dialami
Riwayat tekanan darah tinggi dialami penderita sejak 2 tahun yang lalu . Penderita
pernah mengalami operai seksio sesarea atas indikasi hipertensi dan oxytocin drips gagal
tahun 2002.
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Fisik Umum
Status Praesens
-
Kesadaran
: Compos mentis
Tekanan darah
: 190/120 mmHg
Nadi
: 108 kali/menit
Pernapasan
: 24 kali/menit
Suhu Badan
: 36,8 o C
BB/TB
: 67 kg / 151 cm
Gizi
: Cukup
Kepala
Leher
Dada
Jantung
Paru-paru
Abdomen
Alat kelamin
Refleks
Status Obstetri
Pemeriksaan Luar
- TFU
: 30 cm
Letak janin
BJA
: (+) 12-12-12
His
: 8-9 / 10-15
TBBA
: 3000 g
Pemeriksaan Dalam
Pendataran 50 %, pembukaan 2-3 cm, ketuban (+), presenting part kepala H I sutura
sagitalis melintang.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Darah :
-
Hb
: 13,7 gr%
Leukosit
: 13.000 /mm3
Trombosit
: 390.000 /mm3
Urin
: Proteinuria (-)
RESUME MASUK
G3P2A0, 35 tahun, masuk rumah sakit tanggal 11 Oktober 2004 jam 17.00 WITA dirujuk
dari RSU Budi Mulia Bitung dengan diagnosis G3P2A0 , hamil aterm, observasi inpartu
bekas SC + PEB . His (+) teratur sejak jam 11.00 WITA (11-10-2004). Tanda - tanda
inpartu (+). Pecah ketuban (-). Tanda tanda PEB (-). Tanda tanda hipertensi
kronis (+). Pergerakan janin masih dirasakan saat masuk rumah sakit. Riwayat penyakit
hipertensi (+) sejak 2 tahun yang lalu. HPHT: 06-01-2004, TTP: 13-10-2004.
Status Praesens: KU: cukup, TD: 190/120 mmHg, Nadi: 108 kali/menit, R: 28 kali/menit,
Sb 36,8 oC.
Status Obstetri : TFU
: 30 cm
:12-12-12
: 8-9 / 10-15
TBBA
: 3000 g
Pemeriksaan Dalam
Nifedipin 3 x 10 mg
Laboratorium lengkap
EKG
Konsul interna
Konsul mata
Rencana SC Cito
Lapor konsulen
Konseling sterilisasi
OBSERVASI PERSALINAN
11 Oktober 2004
Jam 17.00:
St Praesens : Kesadaran: CM, TD: 190/120 mmHg, N: 108 x/m, R: 28 x/m
St obstetrik : HIS
PD
: 8-9 / 10-15
Diagnosis:
Sikap
:
-
Nifedipin 3 x 10 mg
Laboratorium lengkap
EKG
Rencana SC Cito
Lapor konsulen
Konseling sterilisasi
.
Jam 17.00-18.00: His: 8-9 / 10-15
BJA: 12-12-13
BJA: 12-13-12
BJA: 12-12-12
Jam 20.00
Jam 20.30
Jam 20.35
Jam 21.30
: Operasi selesai
KU post op : T : 140/80 mmHg N: 80 x/menit R: 24 x/menit
Perdarahan : 600 cc
Diuresis
: 300 cc
LAPORAN OPERASI
Penderita dibaringkan terlentang di atas meja operasi. Dilakukan tindakan antisepsis pada
abdomen dan sekitarnya. Abdomen ditutup dengan doek steril kecuali lapangan operasi.
Dalam keadaan general anastesi (GA) dilakukan insisi linea mediana inferior pada scar
bekas operasi yang lalu. Insisi diperdalam lapis demi lapis sampai peritoneum. Peritoneum
dijepit, digunting, diperlebar ke atas dan ke bawah sehingga tampaklah uterus gravidarum.
Identifikasi plika vesicouterina, dijepit, digunting dan disisihkan ke depan, dilindungi
dengan haak abdomen, dilakukan insisi semilunaris pada SBR diperdalam secara tumpul
sampai cavum uteri,tampak selaput ketuban. Ketuban dipecahkan keluar cairan putih
keruh 100 cc.Dilakukan eksplorasi janin letak kepala dengan meluksir kepala. Jam 20.35
lahir bayi laki - laki, BBL 3250 g, PBL 49 cm, AS 8 - 10. Sementara jalan napas
dibersihkan, tali pusat di jepit dengan 2 klem kocher, digunting diantara dua klem. Bayi
diserahkan kepada TS Neonati. Plasenta implantasi di fundus, dikeluarkan secara manual.
Uterus dijepit dengan beberapa ring tang, dijahit 2 lapis dengan cara simpul dan jelujur,
dilakukan reperitonealisasi, kontrol perdarahan (-). Dilakukan sterilisasi cara Pomeroy
pada tuba dextra dan tuba sinistra, kontrol perdarahan (-), peritoneum dijahit secara jelujur
dengan catgut, otot dijahit secara simpul dengan catgut, fascia dijahit secara jelujur
dengan dexon, lemak subcutan dijahit secara simpul dengan catgut. Kulit dijahit secara
subcuticuler dengan catgut. Luka operasi ditutup dengan kasa steril.Ibu dibersihkan dan
diistirahatkan. Operasi selesai.
: 300 cc
Infus D5% : RL = 1 : 1
Transamin 3 x 1 ampul
Vitamin C 1 x 1 ampul
Tramadol supp 2 x 1
OBSERVASI NIFAS
12 0ktober 2004
Keluhan
: (-)
St. Praesens
Kepala
Toraks
Abdomen
St puerpuralis
10
Lochia
: rubra
Sikap
: (-)
St. Praesens
Kepala
Toraks
Abdomen
St puerpuralis
Lochia
: rubra
Sikap
: IVFD aff
Kateter aff
11
St. Praesens
Kepala
Toraks
Abdomen
St puerpuralis
Lochia
: rubra
Sikap
: Diet TKTP
Cefadroxil 3 x 500 mg
Metronidazole 3 x 500 mg
Roboransia 1 x 1 tab
Nifedipin 3 x 10 mg
Polycrol syrup 3 x 1 cth
Rencana ganti gaas
12
15 Oktober 2004
Keluhan
: (-)
St. Praesens
: KU :cukup, Kesadaran: CM
TD: 150/100 mmHg, N: 84 x/mnt, R: 24 x/mnt, Sb: 37,2oC
Kepala
Toraks
Abdomen
St puerpuralis
Lochia
: sanguilenta
Sikap
: Diet TKTP
Cefadroxil 3 x 500 mg
Metronidazole 3 x 500 mg
Roboransia 1 x 1 tab
Nifedipin 3 x 10 mg
Polycrol syrup 3 x 1 cth
16 Okrober 2004
Keluhan
: (-)
St. Praesens
: KU :cukup, Kesadaran: CM
TD: 150/100 mmHg, N: 80x/mnt, R: 24 x/mnt, Sb: 36,2oC
Kepala
Toraks
Abdomen
St puerpuralis
Lochia
: rubra
13
Sikap
: Diet TKTP
Cefadroxil 3 x 500 mg
Metronidazole 3 x 500 mg
Roboransia 1 x 1 tab
Nifedipin 3 x 10 mg
Polycrol syrup 3 x 1 cth
Pasien dapat pulang ( pasien kontrol ke poliklinik ginekologi
RSU.Prof.Dr.Kandou )
14
DISKUSI
Pada kasus ini yang akan dibahas adalah diagnosis, penanganan, komplikasi dan
prognosis.
Diagnosis
Diagnosis hipertensi kronis ditegakkan bila didapati bahwa ibu telah menderita
hipertensi sebelum umur kehamilan 20 minggu atau hipertensi yang menetap setelah 6
minggu pasca persalinan, tanpa disertai adanya proteinuria atau edema.1,2,4,7
Pada kasus ini dari anamnesis didapatkan adanya tanda-tanda inpartu sejak 6 jam
sebelum masuk rumah sakit. Penderita menyangkal adanya riwayat nyeri kepala ,
penglihatan kabur dan nyeri epigastrium. Namun, penderita memiliki riwayat
hipertensi sejak 2 tahun yang lalu. Penderita pernah dioperasi seksio sesarea pada
tahun 2002 atas indikasi hipertensi dan oxytocin drips gagal.
Pada pemeriksaan fisik, didapatkan tekanan darah 190/120 mmHg, tanpa disertai
edema. Pada pemeriksaan laboratorium tidak didapatkan proteinuria.
Berdasarkan kepustakaan maka pada kasus ini dapat ditegakkan diagnosis
hipertensi kronis dalam kehamilan.
Beberapa faktor dianggap sebagai predisposisi terjadinya hipertensi kronis , akan
tetapi belum terdapat keterangan pasti yang dapat menjelaskan penyebabnya. Faktor
tersebut antara lain multiparitas, hipertensi yang telah ada pada kehamilan sebelumnya
dan faktor keturunan.1-4,8 Pada kasus ini terdapat faktor predisposisi multiparitas dan
riwayat hipertensi pada kehamilan yang sebelumnya.
Penanganan
Pada kasus hipertensi kronis dalam kehamilan perlu diperhatikan pencegahan
terhadap
terjadinya
superimposed preeclampsia/eclampsia
dimana
dikepustakaan
15
Sehingga pemberian obat anti hipertensi pada hipertensi kronis diberikan bila tekanan
darah mencapai >160/100 mmHg.4,7-9
Pada kasus ini penderita telah diterapi dengan MgSO4 im sesuai protokol kerena penderita
tersebut didiagnosis dengan preeklamsi berat oleh RS. Budi Mulia Bitung. Pada saat
masuk rumah sakit Prof. Kandou penderita diberikan obat antihipertensi oral yaitu
nifedipin
karena tekanan darah diastolik penderita > 90 mmHg. Pada penderita ini
pengakhiran kehamilan harus segera dilakukan karena tekanan darah diastolik sudah
mencapai 120 mmHg, dimana berdasarkan kepustakaan sudah merupakan hipertensi ganas
dan bila diteruskan akan terjadi kematian pada janin sedangkan prognosis ibu akan
semakin buruk.1,2,4,6 Pada penderita ini tidak bisa dilakukan induksi persalinan karena ada
bekas seksio sesarea karena itu dilakukan operasi seksio sesarea kembali.
Prognosis dan komplikasi
Prognosis ibu dan bayi waktu masuk rumah sakit adalah dubia ad malam karena
bila tidak dilakukan terminasi kehamilan akan mengakibatkan kematian pada ibu yang
disebabkan perdarahan otak , payah jantung dan gagal ginjal.1,3 Demikian juga pada janin
akibat dari sirkulasi utero-plasenter yang tidak baik.
Prognosis setelah dilakukan seksio sesarea adalah dubia ad bonam . Hal ini
disebabkan penangan yang cepat dan tepat serta perawatan yang baik pasca SC.
16
PENUTUP
Kesimpulan dan saran
Hipertensi kronis pada kehamilan pada umumnya berakhir dengan baik bila
dilakukan pemeriksaan ante natal yang teratur dan berkualitas terhadap ibu hamil maupun
terhadap janin yang dikandungnya. Selain itu bila
17
KEPUSTAKAAN
1.
Wiknjosastro H, editor. Ilmu Bedah Kebidanan, edisi pertama. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2000.
2.
3.
Hipertensi dalam kehamilan. Dalam: Pedoman Diagnosis dan Terapi Obstetri dan
Ginekologi.Bagian I. Bagian/SMF Obstetri dan Ginekologi UNSRAT-RSUP
Manado 1996:57-67
8.
9.
10. Lees C, Reynolds K, McCartan G. The Pragnancy Question and Answer Book.
Darling Kindersly Limited, London ; 1997
18