: Nurlaily Lavianti
NIM
: 307342410436
Off
:G
Tanggal
: 3 Mei 2009
Tugas Genetika
Resume Chapter 15
REGULASI EKSPRESI GEN PADA EUKARIOT
eukariot, sintesis protein tidak diikuti oleh sintesis RNA. Bahkan, semua
komponen yang diperlukan untuk sintesis protein selama embryogenesis awal
sudah ada ditelur hingga terjadinya fertilisasi. Gen-gen hasil transkripsi, dalam
bentuk RNAd atau molekul-molekul pre-RNAd harus disimpan dalam telur dalam
keadaan dorman. Translasi molekul-molekul RNAd dirangsang oleh peristiwaperistiwa yang berasosiasi dengan fertilisasi. Oleh karena itu, molekul-molekul
informasional yang terkait dengan sintesis protein Selama tahap pembelahan awal
harus disintesis selama oogenesis. Gen hasil transkripsi dari kromosom lampbrush
kelihatannya merupakan produk yang diperlukan selama tahap awal
embryogenesis.
Gen-gen hasil transkripsi yang disintesis selama oogenesis harus disimpan
dalam keadaan inakif tetapi tetap dalam bentuk yang stabil (kemungkinan sebagai
kompleks RNA-protein) hingga terjadinya proses fertilisasi. Jelasnya, mekanisme
regulasi yang dilibatkan terjadi/berlangsung pada tahap post-transkripsi
(pemrosesan RNA-protein) pada level translasi.
Amplifikasi Gen RNAr pada Oosit Amphibi
Meskipun inisiasi sintesis protein secara cepat mengikuti fertilisasi, akan
tetapi tidak terjadi sintesis RNAr pada embrio amphibi hingga tahap gastrula.
Artinya, sejumlah besar RNAr juga harus disintesis selama oogenesis. Pada oosit
amphibian, gen-gen RNAr secara selektif diamplifikasi sekitar seribu kali untuk
memfasilitasi sintesis sejumlah RNAr yang disimpan dalam telur yang matang.
Gen-gen secara normal hadir sebagai kopi berulang yang acak (tandem) yang
terletak di NOR kromosom. D. Brown J. Gurdon dkk menunjukkan bahwa
terdapat sekitar 500 kopi gen rRNA pada tiap-tiap 2 NOR di inti diploid Xenopus
laevis. Precursor rRNA disintesis dan diproses di nucleolus. D. Brown dan I.
Dawid menunjukkan bahwa nucleus dari oosit X. laevis mengandung ratusan
nucleolus, masing-masing mengandung molekul DNA sirkuler yang membawa
kopi berulang secara tandem dari gen rRNA. Molekul DNA ekstrakromosomal ini
bereplikasi melalui rolling circle mechanism.
bahwa regulasi pemrosesan hasil transkripsi RNA merupakan hal yang penting
dalam pengontrolan proses diferensiasi pada mahkluk hidup eukariot.
Mekanisme Regulasi Transkripsi Pada Eukariot Tingkat Tinggi
Pada E coli, holoenzim, RNA polymerase (dengan factor sigma)
mengandung semua informasi yang dibutuhkan untuk inisiasi transkripsi dengan
memberikan sinyal promoter yang sesuai (-35 recognition sequence plus -10
pribnowbox). Akan tetapi, RNA polymerase II pada eukariot yang
mentranskripsikan sebagian besar gen-gen inti pengkode protein, tidak dapat
menginisiasi transkripsi secara tepat dalam keadaan in viro tanpa adanya
penambahan 4 protein asesori/ factor transkripsi pada umumnya. Kebutuhan
terhadap transkripsi ini membutuhkan tapak tapak tambahan regulasi transkripsi.
Sebagian Besar Unit Transkripsi Eukariot Bersifat Monogenik
Pada Eukariot tingkat tinggi, terlihat sangat jelas bahwa operon tidak
penting jikalau mereka ada. Meskipunterdapat bukti untuk operon/unit serupa
operon pada eukariot tingkat rendah (misalnya jamur), operon sepertinya jarang
ditemui pada eukariot tingkat tinggi. Sebagian besar RNAd eukariot tingkat tinggi
berkarakteristik monogenic (mengandung sekuen pengkode yang terdiri atas satu
gen structural). Pada beberapa kasus hasil transkripsi primer bersifat poligenik
dan dipotong-potong untuk menghadilkan RNAd monogenik.
Gugus metal pada atom C no.5 pirimidin menempati posisi terluar dari
major grooves molekul DNA dan memegang peranan penting dalam
mempengaruhi interaksi DNA dengan protein spesifik. Kenyataannya, kajian
terhadap ikatan repressor (pada operon lac E. Coli) ke DNA operator lac
menunjukkan bahwa penambahan/penghilangan gugus metal tunggal secara tajam
dapat merubah afinitas repressor untuk DNA.
Pendapat-pendapat yang mengikuti metilasi pada control regulasi gen pada
organisme eukariot didasarkan pada 3 bukti secara tidak langsung.
1. Banyak kajian yang mendemonstrasikan hubungan antara level ekspresi
gen dan tingkat metilasi; misalnya metilasi rendah maka ekspresi gen juga
menjadi rendah,
2. Pola metilasi bersifat spesifik pada setiap jaringan, setidak-tidaknya pada
beberapa kasus,
3. Obat-obatan (analog basa) 5-azacytidine, yang tidak dapat termetilasi
setelah bergabung dengan DNA telah menunjukkan hasil ekspresi gen
pada jaringan dimana secara normal maka tidak terekspresi.
Aspek penting dari pola metilasi yaitu bahwa mereka terwariskan secara
klonal. Dengan adanya metilasi DNA yang spesifik untuk sekuen yang termetilasi
separo, pola metilasi tersebut akan diwariskan secara klonal sehingga sekali
terbentuk pola tersebut akan diwariskan keturunannya. Kunci utama model
regulasi ekspresi gen/ diferensiasi melalui metilasi DNA melibatkan pembentukan
pola metilasi yang spesifik pada suatu jaringan.