Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Stres adalah suatu keadaan yang bersifat internal yang bisa disebabkan oleh
tuntutan fisik, lingkungan dan situasi sosial yang berupa tensi merusak dan tidak
terkontrol. Stres juga didefinisikan sebagai tanggapan fisik dan psikologis sampai
pada batas atau melebihi batas kemampuan subyek (Cooper, 1994). Perawat
sebagai tenaga kerja dalam suatu puskesmas atau karyawan yang lainnya
termasuk perawat yang sering memikul beban berat terhadap semua kegiatan yang
ada di puskesmas dari mulai ringan sampai berat. Stres sangat bersifat individual
dan pada dasarnya bersifat merusak bila tidak ada keseimbangan antara daya
tahan mental individu dengan beban yang dirasakannya. Namun berhadapan
dengan suatu stressor (sumber stress) tidak selalu mengakibatkan gangguan secara
psikologis maupun fisiologis. Terganggu atau tidaknya individu tergantung pada
persepsinya terhadap peristiwa yang dialaminya (Hager, 1999). Dengan kata lain
bahwa reaksi terhadap stres dipengaruhi oleh bagaimana pikiran dan tubuh
individu mempersepsi suatu peristiwa meskipun demikian sebagian besar
menderita stres yang berlebihan dan mempunyai kemampuan yang terbatas untuk
mengatasinya (Diana, 1991).
Menurut penelitian yang dilakukan International Council of Nurses (ICN)
menunjukkan peningkatan beban kerja perawat dari 4 pasien menjadi 6 pasien
mengakibatkan 14% peningkatan keadaan kritis dirawat dalam 14 hari pertama
sejak periksa di Puskesmas. Sementara menurut hasil survei dari PPNI tahun
2006, sekitar 50,9% perawat yang bekerja di empat provinsi di Indonesia
mengalami stres kerja, sering pusing, lelah, tidak bisa beristirahat karena beban
kerja terlalu tinggi dan menyita waktu, gaji rendah tanpa insertif memadai
(http://www.streskerja.com). Jumlah perawat di Puskesmas Kasiman sebanyak 5
perawat dengan jumlah pasien yang banyak sekitar 5 pasien keatas dengan kondisi
yang cukup kritis dan membutuhkan perawatan yang optimal. Dari survei awal
penelitian dan dari studi pendahuluan didapatkan data dari ke-5 perawat
mengalami stres sebanyak 3 orang.
Pada umumnya stres kerja lebih banyak merugikan perawat atau karyawan
yang lainnya, konsekuensi tersebut dapat berupa menurunnya gairah kerja,
kecemasan yang tinggi, frustasi karena peningkatan beban kerja yang selalu
menumpuk (Rice, 1999). Konsekuensi pada perawat ini tidak hanya berhubungan
dengan aktivitas kerja saja, tetapi dapat meluas ke aktivitas lain di luar pekerjaan
seperti tidak bisa tidur dengan tenang, selera makan menurun, kurang mampu
berkonsentrasi, semua ini terjadi karena akibat kondisi stres karena banyaknya
pekerjaan yang dilakukan oleh perawat (Rice, 1999).
Implikasi stres kerja yang sangat komplek dan bervariasi tersebut sebagai
perawat profesional yang bekerja di Puskesmas dituntut pemahamannya tentang
penanggulangan stres di tempat kerja, penanggulangan stres dapat melalui teknik
pengelolaan stres dan teknik mengurangi stres dapat dilakukan melalui aktivitas
fisik, rekreasi mengisi waktu luang, latihan relaksasi, meditasi, menggunakan
waktu yang efisien, meningkatkan rasa humor sesama perawat, dzikir dan
dukungan sosial dari keluarga dan teman. Program mengurangi stres umumnya
mendidik karyawan untuk melaksanakan beberapa cara adaptasi, metode ini
meliputi strategi untuk mengatasi stres, pengelolaan waktu, menentukan prioritas
kemampuan memperbaiki perencanaan dan ketrampilan kognitif yang membantu
Rumusan Masalah
Dengan berbagai uraian, maka masalah di Puskesmas sebagai berikut :
1.2.1
1.2.2
Bagaimana
stres
kerja
perawat
Puskesmas
Kasiman
Kabupaten
Bojonegoro ?
1.2.3
Apakah ada hubungan antara beban kerja dengan stress kerja perawat di
Puskesmas Kasiman Kabupaten Bojonegoro ?
1.3
1.3.1
Tujuan Penelitian
Tujuan umum
Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara beban kerja dengan stres
1.3.2
Tujuan khusus
Manfaat Penelitian
Bagi instansi
Untuk mengetahui sejauh mana pihak puskesmas dalam meningkatkan mutu
Bagi peneliti
Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan bagi peneliti untuk menyusun
yang lebih baik, dapat memberikan pengetahuan dan informasi bagi peneliti
berikutnya.
1.4.3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini peneliti akan menguraikan hal-hal yang bersangkutan dengan
penelitian, antara lain : konsep beban kerja, konsep stres, konsep perawat, konsep
puskesmas, kerangka konsep dan hipotesa.
2.1
2.1.1
Pengertian
Beban kerja adalah volume dari hasil kerja atau catatan-catatan tentang hasil
kekurangan tenaga perawat sekitar 100.000 perawat rumah sakit. Dalam hal yang
bersamaan terjadi peningkatan usia harapan hidup lebih dari 65 tahun, yang
merupakan konsumen utama pelayanan keperawatan. Tenaga keperawatan
menurun pada saat kebutuhan konsumen atau klien meningkat, sehingga beban
kerja perawat semakin meningkat. Faktor lain yang mempengaruhi beban kerja
disamping faktor jumlah tenaga dan jumlah konsumen atau klien, adalah faktor
ketrampilan manajemen perawat atau pengalaman kerja perawat (Samba S,
2000 : 66-68).
Menurut Sedarmayanti (2001 : 71-72), faktor-faktor yang mempengaruhi
kinerja adalah :
1. Sikap kerja, seperti kesediaan untuk bekerja secara bergiliran (shift work),
bekerja dalam suatu tim.
10
Konsep Stres
Pengertian stres
Stres menurut Vincent Cornelli seorang psikolog ternama merupakan suatu
gangguan pada tubuh dan pikiran disebabkan oleh perubahan dan tuntutan
kehidupan serta dipengaruhi oleh lingkungan maupun penampilan individu dalam
lingkungan tersebut (Musbikin Imam, 2005 : 10).
2.2.1
Penyebab stres
10
11
2.2.1.1 Kerja
Cenderung tidak punya waktu, terlalu banyak ataupun sedikit yang harus
dilakukan terlalu banyak ataupun sedikit yang harus dilakukan, terlalu banyak
tugas dan terlalu sedikit pengendalian, tidak mendapatkan ucapan terima kasih
atau dihargai, tidak menyukai atasan, bawahan ataupun rekan kerja, tidak punya
cukup ketrampilan untuk menyelesaikan pekerjaan, kurang tantangan atau
kebanyakan, tidak ada tujuan dari apa yang dilakukan.
2.2.1.2 Keluarga
Merasa tidak punya keluarga dekat, merasa keluarga menyita banyak waktu,
terlalu banyak tanggungan keluarga, jarang memiliki suasana kebersamaan
keluarga, anggota keluarga sakit, lokasi tinggal tidak ideal, kekerasan mewarnai
keluarga, keuangan keluarga memprihatinkan, kekhawatiran terhadap keluarga.
2.2.1.3 Masyarakat/teman/komunitas
Tidak cukup banyak teman kurang bergaul dan sosialisasi tidak memiliki
teman dekat yang dapat dipercaya dan tempat curhat.
2.2.1.4 Karakter personal/kepribadian
Tipe selalu gelisah, tertekan, khawatir dan merasa tidak aman atau terancam,
tidak melatih dan mengelola diri. Secara teratur, merasa tidak memiliki fisik dan
kondisi kejiwaan yang baik, sulit tertawa dan kurang rasa humor, tidak menyukai
diri sendiri, kurang keseimbangan diri, cenderung agak sinis, pesimis dan
menginginkan yang terburuk, sulit termotivasi dan sebagainya (Musbikin Imam,
2005 : 12).
2.2.2
Gejala stres
11
12
vitalitas
yang
berlebihan,
meningkatnya
konsumsi
kopi,
penggunaan kekerasan atau agresif pada keluarga atau lainnya, gangguan pada
kebiasaan makan, gangguan tidur, problem seksual, cenderung menyendiri,
membolos, tidak waspada.
2. Proses sikap atau pikiran
Pemikiran irrasional dan kesimpulan bodoh, lamban dalam pengambilan
keputusan ataupun kesimpulan, kecenderungan lupa dan penurunan daya
ingat,
kesulitan
berkonsentrasi
kehilangan
prespektif,
apatis,
cuek,
menyalahkan diri, pikiran selalu was-was dan perasaan kacau, bingung dan
putus asa.
3. Emosi atau perasaan
Cepat marah dan murung, cemas atau takut atau panik emosional dan
sentimentil berlebihan, tertawa gelisah, merasa tak berdaya, selalu mengkritik
diri sendiri dan orang lain secara berlebihan pasif, depresi atau sedih
berkepanjangan atau sangat mendalam dan merasa diabaikan.
4. Fisik atau fisiologis
12
13
Sakit kepala dan sakit lainnya pada kepala, leher, dada, pinggung dan lainlain, jantung berdebar, diare atau konstipasi atau gangguan buang air besar,
gatal-gatal, nyeri pada rahang dan gigi gemeretak, kerongkongan kering,
pusing kepala, sering buang air kecil dan perubahan pola makan badan
berkeringat tidak wajar.
(Musbikin Imam, 2005 : 11).
2.2.3
13
14
atau
dilatasi
bronkhiale
yang
dapat
menimbulkan
hiperventilasi.
7. Pengeluaran urine menurun
8. Mulut kering.
9. Peristaltik menurun yang dapat mengakibatkan konstipasi dan flatus.
10. Kewaspadaan mental meningkat.
11. Keteganggan otot meningkat sebagai persiapan pembinaan motorik yang
segera atau untuk pertahanan.
12. Gula darah meningkat sehubungan dengan prooduksi glukokortikoid dan
glukononeogenesis.
14
15
15
16
16
17
1. Ingatlah bahwa sedikit stres justru baik bagi anda secara mental ketika anda
stres menghadapi suatu masalah maka gunakan stres tersebut sebagai
kesempatan untuk merangsang perkembangan kreativitas anda agar mencapai
solusi yang terbaik.
2. Umpamakan stres sebagai lampu
Seperti halnya lampu andapun mampu untuk menyalakan serta mamatikan,
stres sesuai dengan kebutuhan juga seperti halnya lampu yang dibiarkan
terlalu lama berpijar dan akhirnya rusak, maka stres yang dibiarkan terus
menerus menyalapun akan merusak kesehatan anda.
1. Terima kenyataan bahwa stres adalah juga bagian dari kehidupan.
3. Persiapkan diri untuk menghadapi berbagai macam bentuk stres tiap hari.
4. Selalu hidupkan penghargaan dalam hati
Harapan adalah obat yang sangat manjur dalam menghadapi stres.
5. Lakukan aktivitas baru
Sesuatu yang baru sifatnya selalu lebih menyenangkan dengan melakukan hal
yang menyenangkan, pikiran dan hatipun menjadi cerah, ini semua mampu
untuk mengusir stres.
(Musbikin Imam, 2005 : 64-67).
17
18
2.2.6
berikut :
Kode 4 = tidak pernah
Kode 3 = kadang-kadang
Kode 2 = sering
Kode 1 = selalu
2.3
2.3.1
Konsep perawat
Pengertian
Perawat adalah orang yang mengasuh, merawat dan melindungi, yang
merawat orang sakit, luka dan usia lanjut (Robert Prihardjo, 1995 : 70).
Menurut Organisasi keperawatan sedunia International Counal Of Nurses
(ICCN) tahun 1972 perawat adalah melakukan pengkajian pada individu sehat
maupun sakit dimana segala aktifitas yang dilakukan berguna untuk kesehatan
atau pemulihan kesehatan berdasarkan pengetahuan yang dimiliki (La Ode Jumadi
Goffar, 1999 : 15).
2.3.2
Peran Perawat
Peran perawat adalah tingkah laku yang diharapkan oleh seseorang terhadap
orang lain dalam hal ini perawat memberikan asuhan keperawatan, melakukan
pembelaan pada klien, sebagai pendidikan tenaga perawat dan masyarakat.
Koordinator dalam pelayanan pasien, kolaborator dalam membina kerjasama
dengan profesi lain dan sejawat, konsultan pada tenaga kerja dan pasien,
pembaharu sistem, metodologi dan sikap (Peran Perawat, CHS ; 1989).
Peran perawat menurut lokakarya Nasional 1983 adalah sebagai pelaksana
pelayanan
keperawatan,
pengelola
pelayanan
18
keperawatan
dan
institusi
19
Fungsi Perawat
Fungsi perawat adalah suatu pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai
dengan perannya, fungsi dapat berubah dari suatu keadaan ke keadaan lain (Wahit
Iqbal Mubarak, 2006 : 11).
Fungsi perawat dalam melaksanakan tugasnya antara lain :
1. Fungsi Independent
Yaitu fungsi dimana perawat melaksanakan perannya secara mandiri, tidak
bergantung pada orang lain atau tim kesehatan lainnya.
2. Fungsi Dependent
Kegiatan ini dilakukan dan dilaksanakan oleh seseorang perawat atas intruksi
dari tim kesehatan lainnya (Dokter, Ahli Gizi, Radiologi dan lain-lain).
3. Fungsi Interdependent
Fungsi ini berupa kerja tim yang sifatnya saling ketergantungan baik dalam
keperawatan maupun kesehatan (Wahit Iqbal Mubarok, 2006 : 11 12).
2.3.4
2.3.4.1 Fungsi I
Mengkaji kebutuhan pasien, keluarga, kelompok dan masyarakat akan
pelayanan keperawatan serta sumber-sumber yang tersedia dan potensi untuk
memenuhi kebutuhan tersebut.
19
20
Kompetensi :
1. Mengumpulkan data
2. Menganalisis dan menginterprestasikan data dalam rangka mengidentifikasi
kebutuhan keperawatan pasien termasuk sumber-sumber yang tersedia dan
potensi (diagnosa keperawatan).
2.3.4.2 Fungsi II
Merencanakan tindakan dan tujuan asuhan keperawatan sesuai dengan
keadaan pasien.
Kompetensi :
Mengembangkan rencana tindakan keperawatan untuk individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat berdasarkan diagnosis keperawatan dan
kebutuhan.
2.3.4.3 Fungsi III
Melaksanakan rencana keperawatan yang mencakup upaya peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan, pemulihan, pemeliharaan
kesehatan dan termasuk pelayanan pasien dalam keadaan terminal.
Kompetensi :
1. Menggunakan dan menerapkan konsep serta prinsip ilmu perilaku, ilmu sosial
budaya dan ilmu biomedik dasar dalam melaksanakan asuhan keperawatan
pada individu keluarga dan masyarakat.
2. Menerapkan
keterampilan
keperawatan
20
untuk
memenuhi
kebutuhan
21
2) Kebutuhan nutrisi.
3) Kebutuhan eliminasi.
4) Kebutuhan oksigenasi dan karbondioksida.
5) Kebutuhan aktivitas dan istirahat.
6) Kebutuhan keselamatan dan istirahat.
3. Merawat pasien dengan gangguan fungsi tubuh
1) Gangguan sistem pernafasan.
2) Gangguan sistem kardiovaskuler.
3) Gangguan sistem persyarafan.
4) Gangguan sistem pencernaan.
5) Gangguan bicara.
6) Gangguan sistem pendengaran.
7) Gangguan sistem reproduksi.
8) Gangguan sistem integumen.
9) Gangguan sistem perkemihan.
10) Gangguan sistem endokrin.
11) Gangguan sistem muskuloskeletal.
4. Merawat pasien dengan masalah mental yang berhubungan dengan
penyesuaian dan adaptasi psikososial.
5. Merawat pasien yang memerlukan pelayanan kebidanan dan penyakit
kandungan.
6. Memberikan pelayanan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat dengan menggunakan sumber yang ada secara optimal.
21
22
studi
hal-hal
yang
perlu
khusus
untuk
diteliti
meningkatkan
22
atau
dipelajari
pengetahuan
dan
serta
23
Kompetensi :
1. Mengidentifikasi masalah penelitian dalam bidang keperawatan.
2. Membuat usulan rencana penelitian keperawatan.
3. Menerapkan hasil penelitian dengan tepat dalam praktek keperawatan.
2.3.4.7 Fungsi VII
Berpartisipasi dalam melaksanakan penyuluhan kesehatan kepada pasien,
keluarga, kelompok dan masyarakat.
Kompetensi :
1. Mengidentifikasi kebutuhan pendidikan kesehatan bagi individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat.
2. Membuat rancangan penyuluhan kesehatan dengan menggunakan pendekatan
yang sistematik.
3. Melaksanakan penyuluhan kesehatan dengan metode tepat guna.
4. Mengevaluasi hasil penyuluhan kesehatan berdasarkan hasil yang diharapkan.
2.3.4.8 Fungsi VIII
Bekerja sama dengan profesi lain yang terlibat dalam memberikan
pelayanan kesehatan kepada pasien, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Kompetensi :
1. Berperan serta dalam pelayanan kesehatan individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat sebagai bagian dari tim kesehatan.
2. Menciptakan komunikasi yang efektif baik dalam tim perawatan maupun
dengan anggota kesehatan lain.
3. Menyesuaikan diri dengan keadaan konflik peran dan kesulitan lingkungan
agar pelayanan kesehatan yang diberikan dpaat efektif.
23
24
2.3.4.9 Fungsi IX
Mengelola perawatan pasien dan berperan serta sebagai team dalam
melaksanakan kegiatan perawatan.
Kompetensi :
1. Menciptakan komunikasi yang efektif dengan rekan sekerja dan petugas
lainnya.
2. Mempelopori perubahan dilingkungan secara efektif (Sesuai lingkup
tanggung jawab) berhubungan dengan perannya sebagai pembaharu.
2.3.4.10 Fungsi X
Mengelola institusi pendidikan keperawatan.
Kompetensi :
1. Mengembangkan dan mengevaluasi kurikulum.
2. Menyusun rencana fasilitas pendidikan.
3. Menyusun kebijaksanakan institusi pendidikan.
4. Menyusun uraian kerja masyarakat.
5. Menetapkan fasilitas proses belajar mengajar.
6. Menyusun rencana dan jadwal rotasi.
7. Memprakarsai program pengembangan staf.
8. Kepemimpinan.
2.3.4.11 Fungsi XI
Berperan serta dalam merumuskan kebijaksanaan perencanaan pelaksanaan
perawatan kesehatan primer.
Kompetensi :
1. Mengkaji status individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
24
25
Konsep Puskemas
Menurut Muninjaya Gde AA (1999) :
2.4.1
Pengertian Puskesmas
Puskesmas adalah unit organisasi pelayanan kesehatan yang mempunyai
25
26
26
27
5) Jumlah tempat kerja : jumlah tempat kerja yang telah di intervensi baik
dengan penyuluhan atau bentuk intervensi lain oleh petugas Puskesmas di
wilayah kerjanya.
2.4.2.2 Kampanye pemberdayaan masyarakat :
Jumlah kegiatan promosi kesehatan kepada kelompok masyarakat yang
dilakukan sesuai standart yang sama oleh petugas kesehatan di wilayah kerjanya.
2.4.3
27
28
2.4.4
Jumlah K1
Jumlah ibu hamil yang kontrak pertama kali saat kehamilannya dengan
petugas Puskesmas, di dalam ataupun di luar gedung untuk mendapat
pelayanan ANC dengan pemeriksaan 5 T di wilayah kerjanya.
2.
Jumlah K4 (1-1-2)
Jumlah kontrak ibu hamil dengan Puskesmas baik di dalam maupun di luar
gedung untuk pemeriksaan kehamilan sebanyak minimal 4 kali selama
28
29
tribulan I, minimal 1 kali tribulan II, dan minimal 2 kali selama tribulan III,
dengan pemeriksaan 5 T di wilayah kerjanya.
3.
4.
5.
6.
29
30
30
31
31
32
32
33
3. Campak : hasil cakupan imunisasi campak pada bayi usia 0-11 bulan yang
dilakukan oleh petugas Puskesmas.
4. Polio 4 : hasil cakupan imunisasi polio yang ke 4 kali pada bayi usia 0-11
bulan yang dilakukan oleh petugas Puskesmas.
5. DT pada murid SD atau MI : hasil cakupan imunisasi DT pada murid SD atau
MI kelas 1 yang dilakukan oleh petugas Puskesmas.
6. TT pada murid SD atau MI kelas II sampai dengan III : hasil cakupan
imunisasi TT pada murid SD atau MI kelas II sampai dengan III yang
dilakukan oleh petugas Puskesmas.
7. Angka ksesinambungan pelayanan imunisasi bayi : jumlah bayi yang
mendapat pelayanan imunisasi lengkap (P4) dibanding dengan cakupan DPT 1
yang dilakukan oleh petugas Puskesmas.
2.4.7.2 Pengamatan epidemiologi
1. Sensus harian penyakit potensial wabah.
2. Grafik minimum-maximum mingguan penyakit potensial wabah.
3. Monitoring mingguan penyakit potensial wabah.
4. Tindak lanjut penanggulangan KLB (kejadian luar biasa).
5. Pemantauan wilayah setempat.
2.4.7.3 Pemberantasan penyakit
1. Diare
1) Tingkat kepatuhan provider terhadap prosedur pelayanan diare.
2) Tingkat kelengkapan alan pelayanan diare.
33
34
Pengobatan
34
35
Program managemen
35
36
36
37
37
38
38
39
39
40
penyuluhan
pada
POKMAIR
(Program
Organisasi
40
41
3) VDRL.
4) Gula darah.
5) Pemeriksaan trombosit kasus tersangka DBD.
6) Pemeriksaan PCV atau hematokrit kasus tersangka DBD.
7) Jumlah sampel yang dirujuk.
8. Upaya kesehatan usia lanjut.
1) Jumlah kelompok usia lanjut yang di bina sesuai standar.
2) Frekuensi pembinaan kelompok USILA.
3) Jumlah USILA yang mendapat pelayanan kesehatan.
9. Upaya kesehatan olahraga
1) Pemeriksaan kesegaran jasmani pada murid SD.
2) Pemeriksaan kesegaran jasmani pada murid SLTP.
3) Pemeriksaan kesegaran jasmani pada murid SLTA.
4) Pemeriksaan kesegaran jasmani pada masyarakat.
10. Pemberantasan masyarakat dalam kemandirian hidup sehat.
1) Bina kesehatan tradisional.
(1) Jumlah batra yang dibina.
(2) Frekuensi pembinaan batra.
2) JPKM
(1) jumlah GAKIN (Golongan Orang Miskin) memiliki kartu JPKM.
(2) Jumlah kunjungan GAKIN memanfaatkan kartu JPKM.
11. Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan USG.
41
42
2) Pemeriksaan radiologi.
3) Pemeriksaan EKG.
4) Pemeriksaan lainnya.
12. Upaya kesehatan kerja
1) Frekuensi penyuluhan UKK.
(1) Penyuluhan kelompok pengusaha.
(2) Pada kelompok pekerja.
2) Jumlah kader yang diberi pelatihan keterampilan P3K (Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan).
13. Upaya Kesehatan Jiwa
(1) Jumlah kasus mental yang ditangani Puskesmas.
(2) Frekuensi penyuluhan kesehatan mental.
14. Upaya kesehatan indra
1) Upaya pencegahan keutuhan
(1) Jumlah orang yang diperiksa matanya.
(2) Frekuensi penyuluhan operasi katarak.
2) Upaya pencegahan gangguan pendengaran jumlah yang diperiksa
kesehatan telinga.
3) Peningkatan mutu pelayanan
(1) Tingkat kepatuhan provider terhadap prosedur pelayanan mata.
(2) Tingkat kelengkapan alat untuk pelayanan mata.
15. Upaya kesehatan matra
1) Jumlah calon jemaah haji yang diperiksa.
42
43
43
44
44
45
2.5
Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu
terhadap konsep yang lainnya dari masalah yang ingin diteliti (Notoatmodjo,
2002 :43)
Beban Kerja Perawat :
1. Melaksanakan
observasi ketat pada
pasien selama jam
kerja
2. Banyaknya
pekerjaan
3. Beragamnya jenis
pekerjaan
4. Kontak langsung
dengan pekerjaan
sepanjang jam kerja
5. Kurangnya tenaga
perawat dibanding
jumlah pasien
6. Dihadapkan pada
keputusan yang
tepat.
7. Beratnya tanggung
jawab pada asuhan
keperawatan pasien
8. Tindakan pemberian
obat-obatan pasien
kritis
9. Tindakan
penyelamatan pasien
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
beban kerja
perawat :
1. Faktor
jumlah
tenaga
perawat,
2. Faktor
jumlah
konsumen
atau klien,
3. Faktor
ketrampilan
majemen
perawat
4. Faktor
pengalaman
kerja
perawat
Penyebab stres
1. Keluarga
2. Masyarakat/
teman/
komunitas
3. Karakter
personal/
kepribadian
Stres tk.
berat
Stres
kerja
perawat
Stres tk.
sedang
Stres tk.
ringan
Tidak
pernah
stres
Keterangan :
: Diteliti
: Tidak diteliti
Gambar 2.1 Kerangka Konsep hubungan beban kerja dengan stress kerja
perawat di Puskesmas Kasiman Kabupaten Bojonegoro tahun 2009.
45
46
2.6
Hipotesa
Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau pernyataan
46
47
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1
Desain Penelitian
Desain penelitian adalah seluruh dari perencanaan untuk menjawab
47
48
3.2
Kerangka Kerja
Kerangka kerja adalah pentahapan (langkah-langkah dalam aktifitas ilmiah)
mulai dari penetapan populasi, sampel dan seterusnya yaitu kegiatan sejak awal
penelitian akan dilaksanakan (Nursalam, 2003 : 56).
Populasi : Seluruh perawat di Puskemas Kasiman Kabupaten Bojonegoro Tahun
2009, dengan jumlah populasi 18 orang.
Sampel
Variabel independent :
Beban Kerja
Variabel dependent :
Stres kerja perawat
Kuesioner
Kuesioner
Gambar 2.1 Kerangka Konsep hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat
di Puskesmas Kasiman Kabupaten Bojonegoro.
48
49
3.3
3.3.1
yang diteliti (Nursalam, 2000 : 64). Populasi pada penelitian ini adalah semua
perawat di Puskemas Kasiman Kabupaten Bojonegoro tahun 2009. Besar populasi
dalam penelitian ini yaitu 18 responden.
3.3.2
Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan subyek yang diteliti
Sampling
Sampling adalah suatu proses dalam menyeleksi porsi dari populasi untuk
dapat mewakili populasi (Nursalam, 2000 : 66). Tehnik pengambilan data atau
tehnik sampling dalam penelitian ini menggunakan total sampling yaitu peneliti
49
50
3.4
Identifikasi Variabel
Variabel adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu
kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain (Notoatmodjo,
2002 : 70).
3.4.1
Variabel Independen
Variabel independent adalah variabel yang nilainya menentukan variabel
yang lain (Nursalam, 2003 : 102). Variabel independent pada penelitian ini adalah
Beban kerja perawat.
3.4.2
Variabel Dependen
Variabel dependent adalah variabel yang nilainya ditentukan oleh variabel
lain (Nursalam, 2003 : 102). Variabel dependent pada penelitian ini adalah stres
kerja perawat.
3.5
Definisi Operasional
Definisi operasional adalah definisi berdasarakan karakteristik yang
diamati dari suatu yang didefinisikan tersebut (Nursalam, 2003 : 44). Definisi
operasional pada penelitian ini diuraikan dalam tabel dibawah ini.
50
51
Tabel 3.1 Definisi operasional Hubungan Beban Kerja Dengan Stres kerja
Perawat Di Puskesmas Kasiman Kabupaten Bojonegoro Tahun 2009.
Variabel
Independent :
Beban kerja
perawat
Definisi Operasional
Beban Kerja adalah
lama dan beratnya
pekerjaan serta
banyaknya tugas di
Puskesmas. Baik
secara kuantitatif
maupun kualitatif,
yang merupakan
sumber stres bagi
perawat Puskesmas.
Parameter
Alat
Ukur
1. Melaksanakan
Kuesioner
observasi ketat
pada pasien
selama jam
kerja
2. Banyaknya
pekerjaan
3. Beragamnya
jenis pekerjaan
4. Kontak
langsung
dengan
pekerjaan
sepanjang jam
kerja
5. Kurangnya
tenaga perawat
dibanding
jumlah pasien
6. Dihadapkan
pada keputusan
yang tepat.
7. Beratnya
tanggung jawab
pada asuhan
keperawatan
pasien
8. Tindakan
pemberian
obat-obatan
pasien kritis
9. Tindakan
penyelamatan
pasien.
51
Skala
Skore
Ordina
l
1 = beban kerja
tingkat berat
2 = beban kerja
tingkat
sedang
3 = beban kerja
tingkat ringan
4 = tidak menjadi
beban
Skor
1-8 beban kerja
tingkat berat
9-18 beban kerja
tingkat
sedang
19-27 beban kerja
tingkat
ringan
27 tidak
menjadi
beban
52
Variabel
Dependent :
Stres kerja
Perawat
3.6
3.6.1
Definisi Operasional
Keadaan atau situasi
yang sifatnya menekan
bagi perawat, yang
berkaitan dengan
pekerjaan di
puskesmas yang dapat
berdampak positif
maupun negatif
(dengan respon yang
dimunculkan dapat
respon fisiologis,
psikologis maupun
perilaku).
Parameter
1. Respon
fisiologis
2. Respon
Psikologis
3. Respon
perilaku
Alat
Ukur
Kuesioner
Skala
Ordina
l
Skore
1 = selalu stres
2 = sering stres
3 = kadangkadang stres
4 = tidak pernah
stres
Skor
1 -50 = stres tk
berat
51-100 = stres tk
sedang
101-150 = stres tk
ringan
>150 = tidak
pernah
stres
52
53
Analisa Data
3.6.2.1 Editing
Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi kesalahan-kesalahan data yang
telah dikumpulkan. Juga memonitor jangan sampai terjadi kekosongan data yang
dibutuhkan.
3.6.2.2 Coding
Setiap responden diberi kode sesuai dengan nomor urut 1-15. Untuk
jawaban data variabel independent beban kerja tingkat berat diberi kode 1, beban
53
54
kerja tingkat sedang diberi kode 2 , beban kerja tingkat ringan diberi kode 3 dan
tidak menjadi beban di beri kode 4. Untuk variabel dependent Stres kerja tingkat
berat di beri kode 1, stres tingkat sedang diberi kode 2, stres tingkat ringan diberi
kode 3 dan tidak pernah stres di beri kode 4.
3.6.2.3 Skoring
Variabel independent beban kerja perawat jika beban kerja tingkat berat skor
1-8, beban kerja tingkat sedang skor 9-18, beban kerja tingkat ringan skor 19-27
dan tidak menjadi beban skor > 27. Untuk variabel dependent stress kerja perawat
jika stres tingkat berat skor 1-50, stres tingkat sedang skor 51-100, stres tingkat
ringan 101-150 dan tidak pernah stres skor >150.
3.6.2.4 Tabulating
Setelah data terkumpul dan diberi penilaian kemudian di tabulasi kedalam
suatu tabel deskriptif kemudian nilai di prosentase sesuai dengan rumus sebagai
berikut :
N
Sp
x100%
Sm
= Sebagian besar
3. 51%-69%
4. 50%
= Sebagian
54
55
Tinggi
Cukup
Agak rendah
Rendah
Interprestasi
55
56
3.7
Etika Penelitian
Setelah mendapatkan persetujuan, kemudian kuesioner diajukan kepada
responden dengan tetap menekankan pada masalah etik penelitian yang meliputi :
3.7.1
Annonimity
Untuk kerahasiaan
responden, peneliti
tidak mencantumkan
nama
Confidentialy
Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dari responden dijamin oleh
peneliti. Data tersebut hanya akan disajikan atau dilaporkan pada pihak yang
terkait dengan penelitian.
3.8
penelitian.
3.8.1
56
57
3.8.2
3.8.3
57