Pendidikan Pancasila
Pendidikan Pancasila
A. Pengertian Ideologi
Ideologi berasal dari kata idea yang berarti
gagasan,konsep,pengertian dasar dan cita-cita. Logos
berarti ilmu.
Dalam pengertian sehari-hari ,idea disamakan artinya
dengan cita-cita yang bersifat tetap dan harus dicapai
sehingga cita-cita tersebut sekaligus
dasar,pandangan/paham.
Hubungan manusia dengan cita-citanya disebut
ideologi.Ideologi berisi seperangkat nilai , dimana nilainilai itu menjadi cita-citanya atau manusia bekerja dan
bertindak untuk mencapai nilai-nilai tersebut.
Ideologi dapat dikatakan sebagai kumpulan
gagasan,ide,keyakinan,kepercayaanyang menyeluruh
dan sistematis yang menyangkutdan mengatur tingkah
laku manusia tertentu dalam pelbagai bidang
kehidupan yaitu politik,sosial,kebudayaan dan
keagamaan.
Lanjutan
Teori Golongan (Class Theory)
Menurut Karl Marx Negara merupakan penjelmaan
dari pertentangan-pertentangan kekuatan ekonomi.
Negara dipergunakan sebagai alat oleh mereka yang
kuat untuk menindas golongan ekonomi yang lemah.
Menurut Soehino, Negara akan lenyap dengan
sendirinya kalau dalam masyarakat sudah tidak ada
lagi perbedaan kelas dan pertentangan ekonomi.
Lanjutan
Teori Kebersamaan (Integralistik)
Menurut Spinoza dan Adam Muhler, Negara adalah
suatu susunan masyarakat yang integral diantara
semua golongan dan semua bagian dari seluruh
anggota masyarakat. Pancasila bersifat integralistik
karena:
a. Mengandung semangat kekeluargaan dan kebersamaan.
b. Adanya semangat kerja sama (gotong royong).
c. Memelihara persatuan dan kesatuan.
d.Mengutamakan musyawarah untuk mufakat.
Lanjutan
Pancasila memiliki 3 dimensi sifat Ideologi Terbuka
Dimensi Realitas
nilai yang terkandung dalam dirinya, bersumber dari nilai-nilai
yang hidup dalam masyarakat, terutama pada waktu ideologi
itu lahir, sehingga mereka betul-betul merasakan dan
menghayati bahwa nilai-nilai dasar itu adalah milik mereka
bersama. Pancasila mengandung sifat dimensi realitas ini
dalam dirinya.
Dimensi idealisme
ideologi itu mengandung cita-cita yang ingin diicapai dalam
berbagai bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Pancasila bukan saja memenuhi dimensi idealisme
ini tetapi juga berkaitan dengan dimensi realitas.
Dimensi fleksibilitas
ideologi itu memberikan penyegaran, memelihara dan
memperkuat relevansinya dari waktu ke waktu sehingga
bebrsifat dinamis, demokrastis. Pancasila memiliki dimensi
fleksibilitas karena memelihara, memperkuat relevansinya dari
masa ke masa.
Lanjutan
Batas-batas keterbukaan Ideologi Pancasila
a. Stabilitas nasional yang dinamis.
b. Larangan terhadap ideology marxisme, leninisme, dan
komunisme.
c. Mencegah berkembanganya paham liberal.
d. Larangan terhadap pandangan ekstrim yang
menggelisahkan kehidupan masyarakat.
e. Penciptaan norma yang baru harus melalui konsesus.
Daftar Pustaka
http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/388/jbptunik
ompp-gdl-tatikfidow-19377-14-pertemua-x.doc
Kaelan.2014.Pendidikan Pancasila.Yogyakarta :
Paradigma
Winarno.2008.Paradigma Baru Pendidikan
Kewarganegaraan.Jakarta: Bumi Aksara