Anda di halaman 1dari 26

Minggu Ke II

Dosen: Surajiman

Pasal Pasal KUHPerdata Sebagai


Landasan Dalam Perjanjian
Pengangkutan

Pengantar
Hukum pengangkutan atau hukum
transportasi adalah keseluruhan
peraturan-peraturan baik yang telah
dikodifikasi atau yang belum
dikodifikasi yang mengatur semua
hal-hal yang berkaitan dengan
pengangkutan.

Transportasi atau pengangkutan


merupakan aktivitas pemindahan
barang atau orang dari suatu tempat
ke tempat tujuan dengan selamat.
Konsep tersebut kalau dilihat dari
perspektif hukum merupakan suatu
perjanjian timbal balik.
Perjanjian timbal balik adalah perjanjian
dimana para pihak yang berjanji
masing-masing memiliki hak dan
kewajiban.

Oleh karena itu mari kita periksa


definisi pengangkutan yang
dikemukakan oleh Prof. HMN
Purwosutjipto, Prof. Subekti, Prof.
Sukardono, dan Prof. Abdulkadir
Muhammad berikut ini:

Prof. HMN. Purwosutjipto :


Pengangkutan adalah perjanjian
timbal balik antara pengangkut
dengan pengirim dimana pengangkut
mengikatkan diri untuk
menyelenggarakan pengangkutan
barang dan atau orang dari suatu
tempat ketempat tujuan tertentu
dengan selamat, sedangkan
pengirim mengikatkan diri untuk
membayar biaya pengangkutan

Prof. Subekti :
Pengangkutan adalah suatu
perjanjian dimana satu pihak
menyanggupi untuk dengan aman
membawa orang atau barang dari
suatu tempat kelain tempat,
sedangkan pihak lainnnya
menyanggupi akan membayar
ongkosnya.

Prof. Soekardono :
Perpindahan tempat mengenai
benda-benda atau orang-orang,
karena perpindahan itu mutlak
diperlukan untuk mencapai dan
meningkatkan manfaat serta
efisiensi

Prof. Abdulkadir Muhammad :


Proses kegiatan memuat barang/penumpang ke
dalam alat pengangkutan, membawa
barang/penumpang dari tempat pemuatan
ketempat tujuan, dan menurunkan
barang/penumpang dari alat pengangkutan ke
tempat yang ditentukan

Mengingat bahwa perjanjian pengangkutan


adalah perjanjian timbal balik maka harus
dipenuhi unsur-unsurnya.
Unsur-Unsur Perjanjian Pengangkutan:
1.Perjanjian timbal balik yaitu suatu perjanjian
dimana para pihak mempunyai hak dan
kewajiban sama
2.Para pihak adalah pengangkut, penumpang,
pengirim walaupun dimungkinkan adanya
pihak ketiga yang berkepentingan

3.Obyek pengangkutan adalah barang


dan atau orang
4.Kewajiban pengangkut
menyelenggarakan pengangkutan
dengan selamat
5.Kewajiban pengirim, penumpang
membayar biaya pengangkutan

Pengangkutan sebagai suatu perjanjian


tentunya memiliki konsep seperti yang
dikemukakan oleh Pasal 1313 KUHPerdata.
Pasal tersebut memberi definisi apa itu
perjanjian (persetujuan).
Pasal 1313 KUHPerdata:
Perjanjian adalah suatu perbuatan dengan
mana satu orang atau lebih mengikatkan
dirinya terhadap satu orang atau lebih.

Dalam perjanjian pengangkutan pun


para pihak bebas untuk menentukan
isinya perjanjiannya diantaranya
kebebasan menentukan hak dan
kewajiban mereka.
Lihatlah asas kebebasan berkontrak
dalam Pasal 1338 KUHPerdata.

Pasal 1338 KUHPerdata:


Bahwa setiap orang bebas mengadakan
suatu perjanjian apa saja, baik perjanjian
itu sudah diatur dalam UU maupun belum
diatur dalam undang-undang (asas
kebebasan berkontrak).
Perjanjian pengangkutan yg telah dibuat
berlaku sah dan mengikat layaknya
undang-undang sehingga harus dipatuhi
dan dihormati (asas facta sunt servanda).

Supaya perjanjian pengangkutan yg dibuat


para pihak tersebut sah dan mengikat, maka
ia harus memenuhi ketentuan Psal 1320
KUHPerdata tentang syarat sahnya
perjanjian.
Pasal 1320 KUHPerdata:
. a. Adanya Kesepakatan para pihak;
b. Kecakapan bertindak;
c. Suatu hal tertentu;
d. Sebab yang halal.

Pihak Pihak Dalam Pengangkutan:


Secara umum pihak-pihak yang terlibat dalam
pengangkutan adalah:
1. Pengangkut;
2. Penumpang;
3. Pengirim Barang;
4. Penerima;
5. Ekspeditur;
6. Agen;
7. Pengusaha Muat Bongkar;
8. Pengusaha Pergudangan.

1. Pengangkut:
Menurut HMN, adalah orang Yang mengikatkan
diri untuk menyelenggarakan pengangkutan
barang dan/atau orang dari suatu tempat
ketempat tujuan tertentu dengan selamat.
Menurut Sri Rezeki Hartono, mereka yang
mempunyai wewenang mengadakan perjanjian
pengangkutan dan memikul beban resiko
tentang keselamatan barang-barang yang
diangkut.

Menurut Achmad Ichsan, pengangkut


adalah yang bertugas dan
berkewajiban mengangkut dan yang
bertanggung jawab terhadap
semua kerugian yang diderita dalam
pengangkutan.

2. Penumpang:
Adalah orang yang mengikatkan diri
untuk diangkut dari tempat asal ke
tempat tujuan.
Penumpang adalah seseorang yang
hanya menumpang, baik itu
pesawat, kereta api, bus, maupun
jenis transportasi lainnya, tetapi
tidak termasuk awak
mengoperasikan dan melayani

3. Pengirim:
Pihak yang membuat perjanjian
pengangkutan dengan pihak
pengangkut untuk
menyelenggarakan pengangkutan
dengan selamat, sesuai dengan
perjanjian, dan sebagai kontra
prestasinya pengirim membayar
biaya pengangkutan.

4. Penerima:
Penerima adalah pihak ketiga yang
berkepentingan terhadap
diterimanya barang kiriman.
Sipenerima di sini mungkin si
pengirim yang telah mengadakan
perjanjian pengangkutan dengan
pengangkut, mungkin juga pihak
ketiga yang tidak ikut di dalam
perjanjian.

5. Ekspeditur:
Ekspeditur adalah seorang yang
pekerjaanya menyelenggarakan
pengangkutan barang-barang dagang dan
barang-barang lain di darat atau di
perairan. Ia wajib membuat catatancatatan dalam sebuah registrasi harian
berturut-turut tentang macam dan jumlah
barang-barang dagangan yang harus
diangkut.

6. Agen:
Agen adalah seseorang atau suatu
perusahaan yang mewakili pihak lainnya
(yang disebut dengan prinsipal) untuk
melakukan kegiatan bisnis (misalnya
menjual produk) untuk dan atas nama
principal kepada pihak ketiga dalam suatu
wilayah pemasaran tertentu, dimana
sebagai imbalan atas jerih payahnya itu,
agen akan mendapatkan komisi tertentu.

7. Pengusaha Muat Bongkar


(stevedoring):
Pengusaha muat bongkar adalah
kegiatan usaha yang bergerak
dalam bidang bongkar muat barang
dan/atau hewan dari dan ke kapal.

8. Pengusaha Pergudangan (warehousing)


pengusaha pergudangan adalah perusahaan
yang bergerak di bidang jenis jasa
penyimpanan barang di dalam gudang
pelabuhan selama barang yang bersangkutan
menunggu pemuatan ke dalam kapal atau
penunggu pemuatan ke dalam kapal atau
menunggu pengeluarannya dari gudang
pelabuhan yang berada di bawah
pengawasan Dinas Bea dan Cukai

Pada Tugas ke 2 mahasiswa diminta


untuk menuliskan pasal dalam
KUHPerdata dan mengkaitkannya
dengan perjanjian pengangkutan

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai