Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN KASUS

DENGUE FEVER

Penyusun:

Riandy Nopridio
10700061

Pembimbing:

dr. Sugeng B.R., Sp. PD

SMF INTERNA RSD DR. SOEBANDI JEMBER


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WIJAYA
KUSUMA SURABAYA
2015

Bab 2. Laporan Kasus

2.1 MRS 30 Maret 2015


1. Identitas Pasien
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Pekerjaan
Alamat
Agama
Tanggal MRS
Tanggal Pemeriksaan
Nomor Rekam Medis
Ruang Rawat

: Femina tuni
: 21 tahun
: Perempuan
: Wiraswasta
: Krajan 3/4 sempolan
: Islam
: 30 maret 2015
: 2 april 2015
: 072211
: Anturium

2. Keluhan Utama
Demam

3. Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien demam sejak 4 hari yang lalu, demam awalnya dirasakan mendadak
tinggi, pada 2 hari pertama demam dirasa tinggi lalu pasien minum obat
penurun panas yang di beli di apotek, pada hari ketiga pasien merasa agak
membaik dan demam dirasa menurun, kemudian pasien mengeluhkan
demam tinggi lagi keesokan harinya, pasien juga mengeluh nyeri kepala,
mual dan muntah, muntah sebanyak 3x, muntah berupa makanan, darah (-)
pasien merasa seluruh tubuhnya lemas dan terasa linu, lalu pasien dibawa
ke RSD. dr.Soebandi, tidak ada perdarahan spontan melalui hidung
ataupun gusi, saat ini pasien sedang menstruasi, BAK normal, warna
kuning jernih, tidak ada keluhan nyeri saat berkemih, BAB normal
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Hipertensi (-)
Diabetes melitus (-)
5. Riwayat Penyakit Keluarga
Disangkal

6. Riwayat Pengobatan
Paracetamol tablet
7. Anamnesis Sistem
Sistem serebrospinal

Kejang (-), nyeri kepala (+),pusing berputar (-),

Sistem kardiovaskular

(-)

dan penurunan kesadaran (-), Demam (+)


dada berdebar dan nyeri dada.

Sistem pernapasan

(-)

sesak

napas,

batuk,

pilek,

retraksi

otot

pernapasan, ketertinggalan gerak dada.


Sistem gastrointestinal

(+)

mual, muntah

(-)

diare, lendir, nafsu makan menurun, dan perut


kembung.

Sistem urogenital

.
(-)

nyeri dan rasa panas saat berkemih, nanah dan


atau darah pada urin.

Sistem integumentum
(-)
Sistem muskuloskeletal

pucat, luka dan atau jaringan parut, ruam


pengecilan otot (-), kelainan tulang (-), dan

bengkak pada tangan dan kaki (-). Nyeri (+)


Kesan: pada anamnesis sistem didapatkan demam, nyeri kepala, mual muntah dan
nyeri pada otot dan sendi

8. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
Kesadaran
Tekanan darah
Frekuensi jantung
Frekuensi napas
Suhu tubuh

: cukup
: compos mentis
: 100/70 mmHg
: 84 x/menit, teratur, kuat angkat (+)
: 18 x/menit, teratur
: 37,9 C (axilla)
2

Kepala dan leher


:
o Kepala:
anemia (-) pada konjungtiva okular dextra dan

sinistra
ikterik (+) pada sklera konjungtiva dextra dan
sinistra
cyanosis (-) pada mukosa

o Leher:
dyspneu (-)
pembesaran nodul limfe (-)
pembesaran tiroid (-)
peningkatan JVP (-)
kaku kuduk (-)
deviasi trakea (-)
Thorax
:
o Cor:
Inspeksi
: ictus cordis tidak tampak
Palpasi
: ictus cordis tidak teraba
Perkusi
: redup di ICS III parasternal dextra
sampai ICS IV midclavicula sinistra
Auskultasi
: S1 S2 tunggal, teratur, suara
tambahan (-)
o Pulmo :
Inspeksi
: simetris, retraksi - / Palpasi
: fremitus N / N
Perkusi
: sonor
Auskultasi
: vesikuler + / +
rhonki - / wheezing - / -

Abdomen
:
o Inspeksi
o Auskultasi
o Perkusi
o Palpasi
Extremitas

: dinding perut flat


: bising usus (+)
: timpani
: soepel, elastisitas kulit normal,
nyeri tekan (-),
hepatomegali (-) splenomegali (-)

Extremitas Atas
Dextra
Sinistra

Extremitas Bawah
Dextra
Sinistra

Akral Hangat
Oedem

(+)
(-)

(+)
(-)

(+)
(-)

(+)
(-)

9. Pemeriksaan Penunjang
Jenis Pemeriksaan

Hasil

Nilai normal

Kesan

Hematologi Lengkap (HL)


Hemoglobin

13.1

12,0 16,0

Normal

Leukosit

3.5

4,5 11,0

Hematokrit

37.5

36 46

Normal

Trombosit

107

150 450

10. Assesment
Obs febris H4 Susp. DHF gr 1
11. Plan Therapy
Infus Asering 20tpm
Injeksi Ranitidin 2x1 amp
Injeksi antrain 2x1 amp

2.2 Follow Up 31 maret 2015


1. Keluhan Utama
Pusing berputar, seluruh badan terasa sakit (linu-linu)
2. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
Kesadaran
Tekanan darah
Frekuensi jantung
Frekuensi napas
Suhu tubuh
Kepala dan leher

: lemah
: compos mentis
: 100/70 mmHg
: 96 x/menit, teratur, kuat angkat (+)
: 20 x/menit, teratur
: 39,1 C (axilla)
:
4

o Kepala:
anemia (+) pada konjungtiva okular dextra dan

sinistra
ikterik (-) pada sklera konjungtiva dextra dan

sinistra
cyanosis (-) pada mukosa.
o Leher:
dyspneu (-)
pembesaran nodul limfe (-)
pembesaran tiroid (-)
peningkatan JVP (-)
kaku kuduk (-)
deviasi trakea (-).
Thorax
:
o Cor:
Inspeksi
: ictus cordis tidak tampak
Palpasi
: ictus cordis tidak teraba
Perkusi
: redup di ICS III parasternal dextra
sampai ICS IV midclavicula sinistra
Auskultasi
: S1 S2 tunggal, teratur, suara
tambahan (-)
o Pulmo :
Inspeksi
: simetris, retraksi - / -,
Palpasi
: fremitus N / N,
Perkusi
: sonor
Auskultasi
: vesikuler + / +
rhonki - / wheezing - / -

Akral Hangat
Oedem

Abdomen
:
o Inspeksi
o Auskultasi
o Perkusi
o Palpasi
Extremitas

: dinding perut flat


: bising usus (+) 5x/menit
: timpani
: soepel, elastisitas kulit normal,
nyeri tekan (-)
splenomegali (-), hepatomegali (-)

Extremitas Atas
Dextra
Sinistra
(+)
(+)
(-)
(-)

Extremitas Bawah
Dextra
Sinistra
(+)
(+)
(-)
(-)

3. Pemeriksaan Penunjang 31 maret 2015


Jenis Pemeriksaan

Hasil

Nilai normal

Kesan

Hematologi Lengkap (HL)


Hemoglobin

11.8

12,0 16,0

Normal

Leukosit

2.4

4,5 11,0

Hematokrit

33.6

36 46

Normal

Trombosit

83

150 450

SGOT

57

10-31

SGPT

42

9-36

Faal Hati

4. Assesment
Obs.Febris H5 Susp. DHF gr 1 dd Dengue Fever
5. Plan Therapy
Infus Asering 20tpm
Injeksi Ranitidin 2x1 amp
Injeksi Antrain 3x1 amp

2.3 Follow up 1 april 2015


1. Keluhan Utama
Pasien mengeluh pusing dan badan terasa lemas
2. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
Kesadaran
Tekanan darah

: lemah
: compos mentis
: 100/80 mmHg

Frekuensi jantung
: 88 x/menit, teratur, kuat angkat (+)
Frekuensi napas
: 20 x/menit, teratur
Suhu tubuh
: 37,2 C (axilla)
Kepala dan leher
:
o Kepala:
anemia (-) pada konjungtiva okular dextra dan

sinistra
ikterik (-) pada sklera konjungtiva dextra dan

sinistra
cyanosis (-) pada mukosa.
o Leher:
dyspneu (-)
pembesaran nodul limfe (-)
pembesaran tiroid (-)
peningkatan JVP (-)
kaku kuduk (-)
deviasi trakea (-).
Thorax
:
o Cor:
Inspeksi
: ictus cordis tidak tampak
Palpasi
: ictus cordis tidak teraba
Perkusi
: redup di ICS III parasternal dextra
sampai ICS IV midclavicula sinistra
Auskultasi
: S1 S2 tunggal, teratur, suara
tambahan (-)
o Pulmo :
Inspeksi
: simetris, retraksi - / -,
Palpasi
: fremitus N / N,
Perkusi
: sonor
Auskultasi
: vesikuler + / +
rhonki - / wheezing - / -

Abdomen
:
o Inspeksi
o Auskultasi
o Perkusi
o Palpasi
Extremitas

: dinding perut flat


: bising usus (+)
: timpani
: soepel, elastisitas kulit normal,
nyeri tekan (-)
splenomegali (-), hepatomegali (-)

Akral Hangat
Oedem

Extremitas Atas
Dextra
Sinistra
(+)
(+)
(-)
(-)

Extremitas Bawah
Dextra
Sinistra
(+)
(+)
(-)
(-)

3. Pemeriksaan penunjang 1 april 2015


Jenis
Hasil
Pemeriksaan
Hematologi Lengkap (HL)

Nilai normal

Kesan

Hemoglobin

10.8

12,0 16,0

Normal

Leukosit

2.7

4,5 11,0

Hematokrit

30.3

36 46

Trombosit

65

150 450

4. Assesment
Obs. H6 Febris DHF gr 1 dd dengue fever

5. Plan Therapy
Infus Asering 20 tpm
Injeksi Ranitidin 2x1
Injeksi Antrain 3x1

2.4 Follow up 2 april 2015


1. Keluhan Utama
Pusing, mual, badan terasa lemas
2. Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum

: cukup

Kesadaran

: compos mentis

Tekanan darah

: 100/80 mmHg

Frekuensi jantung

: 88 x/menit, teratur, kuat angkat (+)

Frekuensi napas

: 20 x/menit, teratur

Suhu tubuh

: 36,8 C (axilla)

Kepala dan leher

o Kepala:

anemia (-) pada konjungtiva okular dextra dan


sinistra

ikterik (+) pada sklera konjungtiva dextra dan


sinistra

cyanosis (-) pada mukosa.

Leher:

dyspneu (-)

pembesaran nodul limfe (-)

pembesaran tiroid (-)

peningkatan JVP (-)

kaku kuduk (-)

deviasi trakea (-).

Thorax

o Cor:

Inspeksi

: ictus cordis tidak tampak

Palpasi

: ictus cordis tidak teraba

Perkusi

: redup di ICS III parasternal dextra

sampai ICS IV midclavicula sinistra

Auskultasi

S1

S2

tunggal, teratur, suara


tambahan (-)

o Pulmo :

Inspeksi

: simetris, retraksi - / -,

Palpasi

: fremitus N / N,

Perkusi

Auskultasi

: sonor
: vesikuler + / +

rhonki - / wheezing - /

Abdomen

o Inspeksi

: dinding perut flat

o Auskultasi

: bising usus (+)

o Perkusi

: timpani

o Palpasi

: soepel, elastisitas kulit normal, nyeri tekan (-)


hepatomegali (-) splenomegali (-)

Extremitas

Akral Hangat
Oedem

3.

Extremitas Atas
Dextra
Sinistra
(+)
(+)
(-)
(-)

Extremitas Bawah
Dextra
Sinistra
(+)
(+)
(-)
(-)

Pemeriksaan penunjang 2 april 2015

Jenis Pemeriksaan

Hasil

Nilai normal

Kesan

Hematologi Lengkap (HL)


Hemoglobin

12.3

12,0 16,0

Normal

Leukosit

4.3

4,5 11,0

Hematokrit

35.7

36 46

Normal

Trombosit

62

150 450

4. Assesment
10

DHF grade 1 dd Dengue Fever


5. Plan Therapy
Infus Asering 20tpm
Injeksi Ranitidin 2x1
Injeksi Antrain 3x1
2.5 Follow up 3 april 2015
1

Keluhan Utama
Keluhan pusing berkurang

Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum

: cukup

Kesadaran

: compos mentis

Tekanan darah

: 110/80 mmHg

Frekuensi jantung

: 88 x/menit, teratur, kuat angkat (+)

Frekuensi napas

: 20 x/menit, teratur

Suhu tubuh

: 37,2 C (axilla)

Kepala dan leher

o Kepala:

anemia (-) pada konjungtiva okular dextra dan


sinistra

ikterik (+) pada sklera konjungtiva dextra dan


sinistra

cyanosis (-) pada mukosa.

Leher:

dyspneu (-)

pembesaran nodul limfe (-)

pembesaran tiroid (-)

11

peningkatan JVP (-)

kaku kuduk (-)

deviasi trakea (-).

Thorax

o Cor:

Inspeksi

: ictus cordis tidak tampak

Palpasi

: ictus cordis tidak teraba

Perkusi

: redup di ICS III parasternal dextra

sampai ICS IV midclavicula sinistra

Auskultasi

S1

S2

tunggal, teratur, suara


tambahan (-)
o Pulmo :

Inspeksi

: simetris, retraksi - / -,

Palpasi

: fremitus N / N,

Perkusi

Auskultasi

: sonor
: vesikuler + / +

rhonki - / wheezing - /

Abdomen

o Inspeksi

: dinding perut flat

o Auskultasi

: bising usus (+)

o Perkusi

: timpani

o Palpasi

: soepel, elastisitas kulit normal,


nyeri tekan (-) hepatomegali (-) splenomegali (-)

Akral Hangat
Oedem

Extremitas

Extremitas Atas
Dextra
Sinistra
(+)
(+)
(-)
(-)

Extremitas Bawah
Dextra
Sinistra
(+)
(+)
(-)
(-)

12

Pemeriksaan penunjang 3 april 2015

Jenis Pemeriksaan

Hasil

Nilai normal

Kesan

Hematologi Lengkap (HL)


Hemoglobin

13.4

12,0 16,0

Normal

Leukosit

4.0

4,5 11,0

Hematokrit

38.3

36 46

Normal

Trombosit

63

150 450

Assesment
DHF gr 1 dd Dengue fever

Plan Therapy
Infus Asering 20tpm
Injeksi Ranitidin 2x1
Injeksi Antrain 3x1
a. Follow up 4 april 2015

1. Keluhan Utama
Tidak ada keluhan, pasien merasa sudah lebih baik
2. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum

: cukup

Kesadaran

: compos mentis

Tekanan darah

: 100/80 mmHg

13

Frekuensi jantung

: 80 x/menit, teratur, kuat angkat (+)

Frekuensi napas

: 20 x/menit, teratur

Suhu tubuh

: 36,8 C (axilla)

Kepala dan leher

o Kepala:

anemia (-) pada konjungtiva okular dextra dan


sinistra

ikterik (-) pada sklera konjungtiva dextra dan


sinistra

cyanosis (-) pada mukosa.

Leher:

dyspneu (-)

pembesaran nodul limfe (-)

pembesaran tiroid (-)

peningkatan JVP (-)

kaku kuduk (-)

deviasi trakea (-).

Thorax

o Cor:

Inspeksi

: ictus cordis tidak tampak

Palpasi

: ictus cordis tidak teraba

Perkusi

: redup di ICS III parasternal dextra

sampai ICS IV midclavicula sinistra

Auskultasi

S1

S2

tunggal, teratur, suara


tambahan (-)
o Pulmo :

Inspeksi

: simetris, retraksi - / -,

Palpasi

: fremitus N / N,

14

Perkusi

: sonor

Auskultasi

: vesikuler + / +

rhonki - / wheezing - /

Abdomen

o Inspeksi

: dinding perut flat

o Auskultasi

: bising usus (+)

o Perkusi

: timpani

o Palpasi

: soepel, elastisitas kulit normal,


nyeri tekan (-) splenomegali (-) hepatomegali (-)

Extremitas

Akral Hangat
Oedem

3.

Extremitas Atas
Dextra
Sinistra
(+)
(+)
(-)
(-)

Extremitas Bawah
Dextra
Sinistra
(+)
(+)
(-)
(-)

Pemeriksaan penunjang 4 april 2015

Jenis Pemeriksaan

Hasil

Nilai normal

Kesan

Hematologi Lengkap (HL)


Hemoglobin

11.8

12,0 16,0

Normal

Leukosit

5.2

4,5 11,0

Hematokrit

34.7

36 46

Trombosit

94

150 450

4. Assesment
Dengue fever
5. Plan Therapy
Infus Asering 20tpm

15

Injeksi Ranitidin 2x1


Injeksi Antrain 3x1

a. Resume
Perempuan usia 21 tahun datang dengan keluhan demam selama 4 hari
disertai nyeri kepala, mual muntah dan nyeri pada otot dan sendi.
Keadaan umum cukup, kesadaran compos mentis, tekanan darah 100/70 mmHg,
nadi 84 x/menit, frekuensi napas 20 x/menit, suhu tubuh 37,9 C (axilla). keadaan
cor dan pulmo baik dalam batas normal. Extremitas atas dan bawah hangat dan
tidak ada oedem.
Pada

pemeriksaan

laboratorium

didapatkan Trombositopenia,

dan

peningkatan SGOT, dan SGPT


Penatalaksaan pasien ini adalah:
Infus Asering 20tpm
Injeksi Ranitidin 2x1
Injeksi Antrain 3x1

16

Bab 3. Dasar Teori


3.1 Definisi
Demam dengue dan demam berdarah dengue adalah penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus dengue genus flavivirus dan memiliki 4 serotipe, yaitu
DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4, Virus ini dapat ditularkan kepada manusia
melalui gigitan nyamuk aedes aegypti dan beberapa vektor lain. Penyakit ini
dapat dialami oleh semua golongan umur, terutama pada anak dan remaja,
dengan tanda-tanda klinis berupa demam, nyeri otot dan atau nyeri sendi yang
disertai leukopenia, dengan atau tanpa ruam, dan limfadenopati, demam bifasik,
sakit kepala hebat, nyeri pergerakan bola mata, trombositopenia ringan dan
petekie spontan. Sedangkan perbedaan dengan demam berdarah dengue adalah
pada

demam berdarah

dengue

ditemukan

tanda

hemokonsetrasi

dan

trombositopenia, yang jika tidak ditangani dengan cepat dapat masuk dalam fase
syok.
3.2 Epidemiologi
Infeksi virus dengue tersebar di wilayah asia tenggara, pasifik barat dan
karibia. Indonesia merupakan wilayah endemis untuk penyakit ini. Peningkatan
kasus setiap tahunnya berkaitan dengan sanitasi lingkungan
3.3 Gejala klinis
Secara umum, demam dengue dan demam berdarah dengue akan ditandai dengan
fase febril yaitu demam tinggi mendadak dan terus-menerus 2-7 hari, diikuti oleh
fase afebril (demam mereda). Fase afebril ini merupakan fase kesembuhan untuk
demam dengue, tetapi merupakan fase kritis pada demam berdarah dengue. Pada
awal sukar dibedakan berdasarkan gejala apakah akan terjadi demam dengue atau
demam berdarah dengue.

Demam Dengue

17

Demam mendadak dan berkesinambungan

Sakit kepala

Nyeri orbita

Mual dan muntah

Nyeri otot, sendi dan tulang belakang

Nyeri perut

Demam Berdarah Dengue

Pada awal seperti demam dengue, kemudian tes tourniquet


positif, petekie/ekimosis/purpura, perdarahan (pada gusi, epistaksis,
hematemesis, melena, hematuria), efusi pleura, dan asites.

Laboratorium (trombosit 100.000, peningkatan hematokrit 20%, atau


penurunan hematokrit 20% setelah terapi cairan).

3.4 Patofisiologi
Infeksi virus dengue untuk pertama kali akan merangsang terbentuknya antibodi
non-netralisasi. Sesuai dengan namanya, antibodi tersebut tidak bersifat
menetralkan replikasi virus, tetapi justru memacu replikasi virus. Akibatnya
terbentuk kompleks imun yang lebih banyak pada infeksi sekunder oleh serotype
lain. Hal itu yang menyebabkan manifestasi klinis infeksi sekunder lebih berat
dibanding infeksi sekunder (Soedarmo, 2002).Antibodi non-netralisasi yang
terbentuk akan bersirkulasi bebas di darah atau menempel di sel fagosit
mononuklear yang merupakan tempat utama infeksi virus dengue. Antibodi nonnetralisasi yang menempel pada sel fagosit mononuklear berperan sebagai
reseptor dan generator replikasi virus. Kemudian virus dengue dengan mudah
masuk dan menginfeksi sel fagosit (mekanisme aferen). Selanjutnya virus
bereplikasi di dalam sel fagosit dan bersama sel fagosit yang telah terinfeksi akan
menyebar ke organ lain seperti hati, usus, limpa, dan sumsum tulang belakang

18

(mekanisme eferen). Adanya sel fagosit yang terinfeksi akan memicu respon dari
sel imun lain sehingga muncul berbagai manifestasi klinis/yang disebut sebagai
mekanisme efektor (Soedarmo, 2002; Nainggolan et al., 2006).

Mekanisme efektor dimulai dengan aktivasi sel T helper (CD4), T sitotoksik


(CD8), dan sistem komplemen oleh sel fagosit yang terinfeksi. Th selanjutnya
berdiferensiasi menjadi Th1 dan Th2. Th1 akan melepaskan IFN-, IL-2, dan
limfokin sedangkan Th2 melepaskan IL-4, IL-5, IL-6, dan IL-10. Selanjutnya
IFN- akan merangsang monosit melepaskan TNF-, IL-1, PAF, IL-6, dan
histamin. Limfokin juga merangsang makrofag melepas IL-1. IL-2 juga
merupakan stimulan pelepasan IL-1, TNF-, dan IFN-. Pada jalur komplemen,
kompleks imun akan menyebabkan aktivasi jalur komplemen sehingga dilepaskan
C3a dan C5a (anafilatoksin) yang meningkatkan jumlah histamin. Hasil akhir
respon imun tersebut adalah peningkatan IL-1, TNF-, IFN-, IL-2, dan histamin
(Kresno, 2001; Soedarmo, 2002; Nainggolan et al., 2006).
IL-1, TNF-, dan IFN- dikenal sebagai pirogen endogen sehingga timbul
demam. IL-1 langsung bekerja pada pusat termoregulator sedangkan TNF- dan
IFN- bekerja tidak secara langsung karena merekalah yang merangsang
pelepasan IL-1. Bagaimana mekanisme IL-1 menyebabkan demam? Daerah
spesifik IL-1 adalah pre-optik dan hipothalamus anterior dimana terdapat corpus
callosum lamina terminalis (OVLT). OVLT terletak di dinding rostral ventriculus
III dan merupakan sekelompok saraf termosensitif (cold dan hot sensitive
neurons). IL-1 masuk ke dalam OVLT melalui kapiler dan merangsang sel
memproduksi serta melepaskan PGE2. Selain itu, IL-1 juga dapat memfasilitasi
perubahan asam arakhidonat menjadi PGE2. Selanjutnya PGE2 yang terbentuk
akan berdifusi ke dalam hipothalamus atau bereaksi dengan cold sensitive
neurons. Hasil akhir mekanisme tersebut adalah peningkatan thermostatic set
point yang menyebabkan aktivasi sistem saraf simpatis untuk menahan panas
(vasokontriksi) dan memproduksi panas dengan menggigil (Kresno, 2001;

19

Abdoerrachman, 2002).
Selain menyebabkan demam, IL-1 juga bertanggung jawab terhadap gejala lain
seperti timbulnya rasa kantuk/tidur, supresi nafsu makan, dan penurunan sintesis
albumin serta transferin. Penurunan nafsu makan merupakan akibat dari
kerjasama IL-1 dan TNF-. Keduanya akan meningkatkan ekspresi leptin oleh sel
adiposa. Peningkatan leptin dalam sirkulasi menyebabkan negative feedback ke
hipothalamus ventromedial yang berakibat pada penurunan intake makanan
(Luheshi et al., 2000).
IFN- sebenarnya berfungsi sebagai penginduksi makrofag yang poten,
menghambat replikasi virus, dan menstimulasi sel B untuk memproduksi antibodi.
Namun, bila jumlahnya terlalu banyak akan menimbulkan efek toksik seperti
demam, rasa dingin, nyeri sendi, nyeri otot, nyeri kepala berat, muntah, dan
somnolen (Soedarmo, 2002).
Sejak awal demam sebenarnya telah terjadi penurunan jumlah trombosit pada
penderita DBD. Penurunan jumlah trombosit memudahkan terjadinya perdarahan
pada pembuluh darah kecil seperti kapiler yang bermanifes sebagai bercak
kemerahan. Di sisi lain, peningkatan jumlah histamin meningkatkan
permeabilitas kapiler sehingga terjadi perembesan cairan plasma dari
intravaskuler ke interstisiel. Hal itu semakin diperparah dengan penurunan jumlah
albumin akibat kerja IL-1 dan gangguan fungsi hati. Adanya plasma leakage
tersebut menyebabkan peningkatan Hct. Trombositopenia terjadi akibat
pemendekan umur trombosit akibat destruksi berlebihan oleh virus dengue dan
sistem komplemen (pengikatan fragmen C3g); depresi fungsi megakariosit, serta
supresi sumsum tulang. Destruksi trombosit terjadi di hepar, lien, dan sumsum
tulang. Trombositopenia menyebabkan perdarahan di mukosa tubuh sehingga
sering muncul keluhan melena, epistaksis, dan gusi berdarah. Hepatomegali pada
pasien DBD terjadi akibat kerja berlebihan hepar untuk mendestruksi trombosit
dan untuk menghasilkan albumin. Selain itu, sel-sel hepar terutama sel Kupffer

20

mengalami banyak kerusakan akibat infeksi virus dengue. Bila kebocoran plasma
dan perdarahan yang terjadi tidak segera diatasi, maka pasien dapat jatuh ke dalam
kondisi kritis yang disebut DSS (Dengue Shock Sydrome) dan sering
menyebabkan kematian (Soedarmo, 2002; Nainggolan et al., 2006

3.5 Diagnosis
Demam Dengue

Demam tinggi mendadak

Ditambah gejala penyerta 2 atau lebih:


o Nyeri kepala
o Nyeri retro orbita
o Nyeri otot dan tulang
o Ruam kulit
o Meski jarang dapat disertai manifestasi perdarahan
o Leukopenia
o Uji HI >1280 atau IgM/IgG positif

Tidak ditemukan tanda kebocoran plasma (hemokonsentrasi, efusi pleura,


asites, hipoproteinemia).

Demam Berdarah Dengue


1. Klinis
Gejala klinis berikut harus ada, yaitu:

Demam tinggi mendadak tanpa sebab yang jelas, berlangsung terus


menerus selama 2-7 hari

Terdapat manifestasi perdarahan ditandai dengan:


o uji bendung positif
o petekie, ekimosis, purpura
o perdarahan mukosa, epistaksis, perdarahan gusi

21

o hematemesis dan atau melena

Pembesaran hati

Syok, ditandai nadi cepat dan lemah sampai tidak teraba, penyempitan
tekanan nadi ( 20 mmHg), hipotensi sampai tidak terukur, kaki dan tangan
dingin, kulit lembab, capillary refill time memanjang (>2 detik) dan pasien
tampak gelisah.

2. Laboratorium

Trombositopenia (100 000/l atau kurang)

Adanya kebocoran plasma karena peningkatan permeabilitas kapiler,


dengan manifestasi sebagai berikut:
o Peningkatan hematokrit 20% dari nilai standar
o Penurunan hematokrit 20%, setelah mendapat terapi cairan
o Efusi pleura/perikardial, asites, hipoproteinemia.

Dua kriteria klinis pertama ditambah satu dari kriteria laboratorium (atau
hanya peningkatan hematokrit) cukup untuk menegakkan Diagnosis Kerja
DBD.

Derajat Penyakit
Derajat penyakit DBD diklasifikasikan dalam 4 derajat (pada setiap derajat sudah
ditemukan trombositopenia dan hemokonsentrasi)
Derajat
I
Derajat
II

Demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya manifestasi


perdarahan ialah uji bendung.
Seperti derajat I, disertai perdarahan spontan di kulit dan atau perdarahan
lain.
Didapatkan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lambat, tekanan
Derajat
nadi menurun (20 mmHg atau kurang) atau hipotensi, sianosis di sekitar
III
mulut, kulit dingin dan lembap dan anak tampak gelisah.
Derajat Syok berat (profound shock), nadi tidak dapat diraba dan tekanan darah
IV
tidak terukur.

3.6 Pemeriksaan Penunjang

22

Pemeriksaan darah yang rutin dilakukan untuk menapis tersangka demam


dengue adalah melalui pemeriksaan kadar hemoglobin, hematokrit, jumlah
trombosit dan hapusan darah tepi untuk melihat adanya limfositosis relatif
disertai gambaran limfosit plasma biru.
Diagnosis pasti didapatkan dari hasil isolasi virus dengue (cell culture)
ataupun deteksi antigen virus RNA dengue dengan teknik RT-PCR (Reverse
Transcriptase Polymerase Chain Reaction), namun karena tekniknya rumit
maka tes yang saat ini digunakan untuk mendeteksi adanya antibodi spesifik
terhadap dengue berupa antibodi total, IgM dan IgG

3.7 Penatalaksanaan
Tidak ada terapi yang spesifik untuk demam dengue, prinsip utama adalah
terapi suportif, dengan terapi suportif yang adekuat, angka kematian dapat
diturunkan hingga 1%

23

Bab 4. Pembahasan

4.1 Gejala
Dasar Teori
Demam
Nyeri kepala
Mual
Muntah
Nyeri retroorbita
Nyeri pada sendi dan tulang

Kasus pada Pasien


(+)
(+)
(+)
(+)
(-)
(+)

4.2 Pemeriksaan Penunjang


Dasar Teori
Trombositopenia
Leukopenia

Kasus pada Pasien


(+)
(+)

4.3 Rencana Diagnostik


1. anamnesis lebih lanjut mengenai:
Durasi, Onset dan pola demam
Riwayat infeksi virus dengue sebelumnya
Gejala Penyerta: nyeri orbita, mual muntah, nyeri kepala, nyeri
pada otot dan sendi
Riwayat perdarahan spontan
2. Perlu pemeriksaan fisik:, Rumple leed, CRT, Pemeriksaan tekanan
nadi, nadi, akral, ruam pada kulit
3. Pemeriksaan penunjang: IgM dan IgG spesifik
4.4 Rencana Terapi
1. Pemberian cairan yang adekuat agar sirkulasi terjaga dengan baik
2. Antipiretik jika suhu >38,5

24

4.5 Rencana Edukasi


1. Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien mengenai penyakit
demam dengue yang dialami oleh pasien mulai dari penyebab
penyakit, gejala yang dialami oleh pasien, dan terapi yang dilakukan
untuk kesembuhan pasien
2. Menjelaskan terapi yang diberikan pada

pasien, menjelaskan

manfaatnya bagi perbaikan keadaan pasien


4.6 Rencana Monitoring
1. Monitoring lebih lanjut mengenai keadaan umum dan tanda vital
pasien yang berpotensi kearah syok
2. Monitoring hasil lab setiap hari untuk melihat sejauh mana
perkembangan kondisi pasien
4.7 Prognosis
Prognosis pasien ini ad bonam karena bukan merupakan demam berdarah
dengue dan tidak ada tanda2 ke arah terjadinya syok, yang perlu diperhatikan
adalah gejala-gejala penyerta yang bisa memperburuk keadaan pasien.

25

Anda mungkin juga menyukai