Anda di halaman 1dari 75

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI

DI BPS SURATINI SOEWARNO


MOJOSONGO SURAKARTA
TAHUN 2013
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun Oleh :
LIA YULIANA ASTUTI
NIM : B10 089

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2013

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah yang berjudul Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi di BPS
Suratini Soewarno Mojosongo Surakarta. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan
maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKes
Kusuma Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak,
Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dra. Agnes Sri Hartati, M.Si, selaku ketua STIKes Kusuma Husada
Surakarta.
2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka. Prodi D III Kebidanan STIKes
Kusuma Husada Surakarta.
3. Ibu Eni Rumiyati, SST selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan
waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.
4. Ibu Suratini Soewarno selaku pemilik BPS yang telah bersedia
memberikan ijin pada penulis dalam pengambilan data.
5. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta atas segala batuan yang telah diberikan.
6. Kedua orang tua yang senantiasa mendoakan.

iv

7. Ibu-ibu yang mempunyai bayi yang berkunjung di BPS Suratini Soewarno


Mojosongo Surakarta selaku responden yang telah membantu memberi
informasi tentang pijat bayi
8. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih banyak
kekurangan, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan
penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak.

Surakarta,

Mei 2013

Penulis

Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta


Karya Tulis Ilmiah, Juni 2013
Lia Yuliana Astuti
B10 089
TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI
DI BPS SURATINI SOEWARNO
MOJOSONGO SURAKARTA
TAHUN 2013
xvi + 59 halaman + 17 lampiran + 9 tabel + 47 gambar
ABSTRAK
Latar Belakang : Pertumbuhan dan perkembangan bayi yang dipengaruhi dari
stimulus luar berperan bagi pertumbuhan fisik dan perkembangan emosional anak.
Salah satu stimulus yang bagus adalah dengan terapi pijat bayi. Berdasarkan studi
pendahuluan di BPS Suratini Soewarno dengan cara wawancara kepada 15 ibu
bayi tentang pijat bayi didapatkan 2 ibu bayi (13,33%) mempunyai pengetahuan
baik, 7 ibu bayi (46,67%) mempunyai pengetahuan cukup dan 6 ibu bayi (40%)
mempunyai pengetahuan kurang tentang pijat bayi.
Tujuan : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi di BPS
Suratini Soewarno Mojosongo Surakarta.
Metode Penelitian : Jenis penelitian adalah Deskriptif Kuantitatif, lokasi
penelitian diambil di BPS Suratini Soewarno Mojosongo Surakarta pada tanggal
11 Februari sampai 15 Maret 2013. Jumlah sampel sebanyak 31 responden.
Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling. Alat
pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Analisa data dengan cara
manual sesuai dengan rumus yang ada.
Hasil Penelitian : Tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi paling banyak pada
kategori cukup sebanyak 19 responden (61%), kategori kurang sebanyak 7
responden (23%), sedangkan paling sedikit pada kategori baik sebanyak 5
responden (16%).
Kesimpulan : Dari penelitian disimpulkan tingkat pengetahuan ibu tentang pijat
bayi di BPS Suratini Soewarno Mojosongo Surakarta berpengetahuan cukup
sebanyak 19 responden (61%) yang dipengaruhi oleh umur, pendidikan dan
paritas.
Kata Kunci : Pengetahuan, Ibu Bayi, Pijat Bayi.
Kepustakaan : 22 literatur (Tahun 2002 s/d 2012)

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN


MOTTO
v Baik telihat karena ada buruk, sukses terasa karena ada gagal, naik indah
kalau pernah turun, kesucian bergetar karena keluar dari kotoran
(Franklin P. Jones).
v Harga kebaikan manusia adalah diukur menurut apa yang telah
dilaksanakan atau diperbuatnya (Ali Bin Abi Tholib).
v Pendidikan merupakan perlengkapan yang paling baik untuk hari tua
(Aristoteles).
v Tuhan telah menciptakan rejeki kita, bukan pada jumlahnya tetapi pada
syaratnya. Maka jadikanlah dirimu pandai, rajinkanlah dirimu, jujurkanlah
dirimu, jadikanlah yang kau lakukan sebagai bukti kebenaran yang kau
katakan. Dan janganlah kau katakan yang tidak pernah kau lakukan,
setialah pada yang benar (Mario Teguh).
v Jenius adalah 1% inspirasi dan 99% keringat, tidak ada yang dapat
menggantikan kerja keras. Keberuntungan adalah sesuatu yang terjadi
ketika kesempatan bertemu dengan kesiapan (Penulis).

PERSEMBAHAN

v Allah SWT yang senantiasa menyertai di


setiap langkah hidupku.
v Bapak, Ibuku tercinta setiap tetes
keringatmu, serta ketulusan doamu yang tak
pernah henti-hentinya selalu engkau
panjatkan untukku. Hanya terima kasih yang
bisa ku ucapkan kepadamu dan kado kecil
untuk bapak dan ibu yaitu menyelesaikan
kuliah tepat pada waktunya.
v Buat adikku (Agung dan Puput) terima kasih
selalu memberiku semangat dan supportnya.
v Buat sahabatku (Iin) yang selalu bersama
menemaniku
kesana
kemari
untuk

vii

v
v

menyelesaikan semua syarat ujian dan selalu


ada di setiap suka dan duka.
Dosen Pembimbing KTI Ibu Eni Rumiyati,
SST.
terima
kasih
atas
segala
bimbingannya, dari awal hingga akhir
pembuatan tugas akhir Karya Tulis Ilmiah.
Dosen Pembimbing Akademik Ibu Desy
Handayani, SST.M.Kes. atas acc askebnya.
Buat teman-temanku tingkat 3 angkatan
2010 yang selalu kompak. Semoga setelah
lulus kita mendapat pekerjaan dan jangan
lupa tetap menjaga frensip kita ya.
SEMANGAT....
Almamater tercinta.

viii

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii


HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv
ABSTRAK ....................................................................................................... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... vii
CURICULUM VITAE ..................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Perumusan Masalah .................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 4
D. Manfaat penelitian .................................................................... 5
E. Keaslian Penelitian ................................................................... 6
F. Sistematika Penulisan ............................................................... 6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjuan Teori ............................................................................ 8
1.

Pengetahuan ...................................................................... 8

2.

Bayi ................................................................................... 12

3.

Pijat Bayi ........................................................................... 13

B. Kerangka Teori ........................................................................ 35


C. Kerangka Konsep .................................................................... 36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian................................................ 37
B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 37
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengumpulan Sampel ............... 37
D. Instrumen Penelitian ................................................................. 38
E. Teknik Pengambilan Data ........................................................ 43
F. Variabel Penelitian ................................................................... 43
G. Definisi Operasional ................................................................. 44
H. Metode Pengolahan dan Analisa Data ...................................... 45
I. Etika Penelitian ......................................................................... 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum ..................................................................... 49
B. Hasil Penelitian ......................................................................... 50
C. Pembahasan .............................................................................. 51
D. Keterbatasan ............................................................................. 53

xi

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................... 54
B. Saran ......................................................................................... 54
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xii

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Kuesioner ......................................................................... 39
Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Kuesioner ......................................................... 41
Tabel 3.3 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner ..................................................... 42
Tabel 3.4 Data Operasional Penelitian ............................................................ 44
Tabel 4.1 Hasil Pengolahan Data .................................................................... 50
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat
Pengetahuan tentang Pijat Bayi ....................................................... 50

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Gambar Kaki (Perahan Cara India) .............................................. 20
Gambar 2.2 Gambar Kaki (Peras dan Putar) .................................................... 20
Gambar 2.3 Gambar Kaki (Telapak Kaki) ...................................................... 20
Gambar 2.4 Gambar Kaki (Tarikan Lembut Jari) ............................................ 21
Gambar 2.5 Gambar Kaki (Gerakan Peregangan) ........................................... 21
Gambar 2.6 Gambar Kaki (Titik Tekanan) ...................................................... 21
Gambar 2.7 Gambar Kaki (Punggung Kaki) ................................................... 21
Gambar 2.8 Gambar Kaki (Peras dan Putar Pergelangan Kaki) ...................... 22
Gambar 2.9 Gambar Kaki (Perahan Cara Swedia) ......................................... 22
Gambar 2.10 Gambar Kaki (Gerakkan Menggulung)...................................... 22
Gambar 2.11 Gambar Kaki (Gerakan Akhir) ................................................... 22
Gambar 2.12 Gambar Perut (Mengayuh Sepeda) ............................................ 23
Gambar 2.13 Gambar Perut (Mengayuh Sepeda dengan Kaki Diangkat) ....... 23
Gambar 2.14 Gambar Perut (Ibu Jari ke Samping) ......................................... 23
Gambar 2.15 Gambar Perut (Bulan Matahari) ................................................ 23
Gambar 2.16 Gambar Perut (Gerakan I Love You) ......................................... 24
Gambar 2.17 Gambar Perut (Gelembung atau Jari-Jari Berjalan) ................... 25
Gambar 2.18 Gambar Dada (Jantung Besar) .................................................. 25
Gambar 2.19 Gambar Dada (Kupu-Kupu) ...................................................... 25
Gambar 2.20 Gambar Tangan (Memijat Ketiak) ............................................. 26
Gambar 2.21 Gambar Tangan (Perahan Cara India) ........................................ 26
Gambar 2.22 Gambar Tangan (Peras dan Putar) ............................................ 26
Gambar 2.23 Gambar Tangan (Membuka Tangan) ......................................... 26
Gambar 2.24 Gambar Tangan (Putar Jari-Jari) ................................................ 27
Gambar 2.25 Gambar Tangan (Punggung Tangan) ......................................... 27
Gambar 2.26 Gambar Tangan (Peras dan Putar Pergelangan Tangan) ............ 27
Gambar 2.27 Gambar Tangan (Perahan Cara Swedia) ................................... 27
xiv

Gambar 2.28 Gambar Tangan (Gerakan Menggulung) ................................... 28


Gambar 2.29 Gambar Muka (Dahi: Menyetrika Dahi) .................................... 28
Gambar 2.30 Gambar Muka (Alis: Menyetrika Alis) ..................................... 28
Gambar 2.31 Gambar Muka (Hidung: Senyum I) ........................................... 29
Gambar 2.32 Gambar Muka (Mulut Bagian Atas: Senyum II) ........................ 29
Gambar 2.33 Gambar Muka (Mulit Bagian Bawah: Senyum III) ................... 29
Gambar 2.34 Gambar Muka (Lingkaran Kecil di Rahang) ............................. 30
Gambar 2.35 Gambar Muka (Belakang Telinga) ............................................. 30
Gambar 2.36 Gambar Punggung (Gerakan Maju Mundur) ............................ 30
Gambar 2.37 Gambar Punggung (Gerakan Menyetrika) ................................. 30
Gambar 2.38 Gambar Punggung (Gerakan Menyetrika dan Mengangkat) ..... 31
Gambar 2.39 Gambar Punggung (Gerakan Melingkar) .................................. 31
Gambar 2.40 Gambar Punggung (Gerakan Menggaruk) ................................. 31
Gambar 2.41 Gerakan Peregangan Lembut (Menyilangkan Tangan) ............ 33
Gambar 2.42 Gerakan Peregangan Lembut (Membentuk Diagonal
Tangan Kaki .............................................................................. 33
Gambar 2.43 Gerakan Peregangan Lembut (Menyilangkan Kaki) ................. 33
Gambar 2.44 Gerakan Peregangan Lembut (Menekuk Kaki Bergantian) ....... 34
Gambar 2.45 Gerakan Peregangan Lembut (Menekuk Kaki Bersamaan) ....... 34
Gambar 2.46 Kerangka Teori ........................................................................... 35
Gambar 2.47 Kerangka Konsep ...................................................................... 36

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

Jadwal Penelitian

Lampiran 2

Surat Ijin Studi Pendahuluan

Lampiran 3

Surat Balasan Studi Pendahuluan

Lampiran 4

Surat Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 5

Surat Balasan Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 6

Surat Ijin Penelitian

Lampiran 7

Surat Balasan dari Lahan Penelitian

Lampiran 8

Lembar Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 9

Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 10

Kuesioner Penelitian

Lampiran 11 Kunci Jawaban Kuesioner


Lampiran 12 Data Validitas Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi
Lampiran 13 Data Reliabilitas Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi
Lampiran 14 Data Tabulasi Hasil Penelitian
Lampiran 15 Hasil Perhitungan Manual Mean dan Standart Deviasi
Lampiran 16 Hasil Perhitungan Persentase Jumlah Ibu menurut Tingkat
Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi di BPS Suratini Soewarno
Mojosongo Surakarta
Lampiran 17 Lembar Konsultasi

xvi

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anak memiliki nilai yang sangat tinggi untuk keluarga dan bangsa.
Setiap orang tua mengharapkan anaknya dapat tumbuh dan berkembang
secara optimal sehingga dapat menjadi sumber daya manusia yang
berkualitas dan tangguh. Tercapainya pertumbuhan dan perkembangan
yang optimal merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang saling
berkaitan, yaitu faktor genetik, lingkungan, perilaku dan rangsangan atau
stimulasi yang berguna (Dasuki, 2003).
Keputusan

Menteri

Kesehatan

Republik

900/MENKES/SK/VII/2002 tentang Registrasi dan

Indonesia

Nomor

Praktik Bidan

menyebutkan bahwa bidan berwenang memantau tumbuh kembang bayi


melalui deteksi dini dan stimulasi tumbuh kembang. Salah satu bentuk
stimulasi yang selama ini dilakukan oleh masyarakat adalah dengan pijat
bayi (Sujudi, 2002).
Ikatan batin yang sehat (secure attachment) sangat penting bagi
anak terutama dalam usia 2 tahun pertama yang akan menentukan
perkembangan kepribadian anak selanjutnya. Selain faktor bawaan yang
dianugerahkan Tuhan sejak lahir, stimulus dari luar juga berperan bagi

pertumbuhan fisik dan perkembangan emosional anak (Prasetyono, 2009).


Stimulus yang bagus salah satunya dengan pijat bayi (Roesli, 2008).
Pertumbuhan bayi sangat cepat terutama pada aspek kognitif,
motorik dan sosial serta pembentukan rasa percaya diri anak melalui
perhatian

dan

pemenuhan

kebutuhan

dasar

dari

orang

tua

(Soetjiningsih, 2012). Salah satu cara untuk memberikan rangsangan


motorik, sensorik dan kognitif adalah dengan terapi sentuhan dan pijat
bayi. Lewat pijat bayi akan tercipta suatu hubungan khusus yang positif
antara orang tua dengan bayi. Pijat bayi sebaiknya dilakukan oleh orang
tua, keluarga atau paling tidak pengasuh yang sehari-hari merawatnya
(Prasetyono, 2009).
Pijat bayi adalah terapi sentuhan tertua dan terpopuler yang dikenal
manusia, yang juga merupakan seni perawatan kesehatan dan pengobatan
yang dipraktikkan sejak berabad-abad silam. Pijat bayi telah lama
dilakukan hampir di seluruh dunia termasuk di Indonesia dan diwariskan
secara turun temurun. Sentuhan dan pijat pada bayi setelah kelahiran dapat
memberikan jaminan adanya kontak tubuh berkelanjutan yang dapat
mempertahankan perasaan aman pada bayi (Roesli, 2008).
Pijat bayi sudah digunakan sejak dahulu sebagai teknik pengobatan
sederhana dengan sentuhan yang memberikan kenyamanan bagi tubuh.
Sebagai terapi sentuh, pijat bayi pijat bayi secara rutin memberi rasa rileks
sekaligus sebagai cara yang luar biasa untuk berkomunikasi dan

mempererat ikatan emosi antara ibu atau anggota keluarga lain dengan
bayi (Suririnah, 2009).
Pijat bayi bermanfaat untuk mempererat hubungan batin antar ibu
dan anak, membantu tidur lebih lelap, membantu pencernaan dengan
menyembuhkan kembung dan membantu membentuk perkembangan
mental bayi (Suririnah, 2009).
Ilmu kesehatan tentang pijat bayi ini masih belum diketahui oleh
masyarakat, dikarenakan masyarakat masih mempercayakan pijat bayi
pada dukun bayi dan kurangnya pengetahuan masyarakat untuk melakukan
pijat bayi kepada tenaga kesehatan. Faktor lain yang menyebabkan
masyarakat lebih memilih pijat bayi kepada dukun adalah karena faktor
adat istiadat yang masih dipegang teguh dan berkembang secara turun
temurun (Roesli, 2008). Di Indonesia pemijatan tidak hanya dilakukan bila
bayi sehat, tetapi juga saat bayi sakit atau rewel dan sudah menjadi
rutinitas perawatan bayi setelah lahir (Sari, 2004).
Data dari BPS Suratini Soewarno dari bulan Januari 2012 sampai
September 2012 terdapat 915 ibu yang mempunyai bayi yang berkunjung
untuk memijatkan bayinya. Rata-rata tiap bulannya terdapat 102 ibu yang
mempunyai bayi yang berkunjung untuk memijatkan bayinya. Beberapa di
antaranya ada yang hanya memijatkan bayinya jika rewel ataupun saat
sedang sakit. Ada juga ibu yang memijatkan bayinya hanya pada tenaga
kesehatan dan tidak berani melakukannya sendiri di rumah. Berdasarkan

studi pendahuluan dengan cara wawancara kepada 15 ibu bayi tentang


pijat bayi terdapat 2 ibu bayi (13, 33%) mempunyai pengetahuan baik, 7
ibu bayi (46,67%) mempunyai pengetahuan cukup dan 6 ibu bayi (40%)
mempunyai pengetahuan kurang tentang pijat bayi.
Dari latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi di BPS
Suratini Soewarno Mojosongo Surakarta.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan

latar

belakang

tersebut

maka

dirumuskan

permasalahan sebagai berikut Bagaimana tingkat pengetahuan ibu


tentang pijat bayi di BPS Suratini Soewarno Mojosongo Surakarta?.

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi di BPS
Suratini Soewarno Mojosongo Surakarta.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi di
BPS Suratini Soewarno Mojosongo Surakarta dalam kategori baik.

b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi di


BPS Suratini Soewarno Mojosongo Surakarta dalam kategori
cukup.
c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi di
BPS Suratini Soewarno Mojosongo Surakarta dalam kategori
kurang.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Ilmu Pengetahuan
Untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan terutama dalam ruang
lingkup kesehatan anak tentang pijat bayi.
2. Bagi Peneliti
Memperoleh pengalaman nyata dan menambah wawasan dalam
penelitian mengenai tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi di BPS
Suratini Soewarno Mojosongo Surakarta.
3. Bagi Institusi
a. Bagi BPS
Meningkatkan mutu pelayanan dan sebagai masukan bagi petugas
kesehatan dalam memberikan konseling khususnya pijat bayi.

b. Bagi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi institusi
sebagai dokumentasi, bahan pustaka, dan sebagai bahan referensi
di perpustakaan.

E. Keaslian Penelitian
Andini, Y (2011), dengan judul Gambaran Pengetahuan Ibu tentang
Pijat Bayi Usia 0-6 Bulan di BPS Wiwid Sidoarjo. Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif. Sampel yang digunakan adalah ibu yang
memiliki anak usia 0-6 bulan sebanyak 32 responden. Cara pengambilan
sampel dengan menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian
didapatkan 5 responden (15,62%) mempunyai pengetahuan baik, 10
responden (31,25%) mempunyai pengetahuan cukup dan 17 responden
(53,12%) mempunyai pengetahuan kurang.
Adapun persamaan dengan peneliti adalah variabel tunggal, jenis
penelitian deskriptif dan sama-sama tentang pijat bayi. Perbedaan dengan
peneliti adalah tempat, waktu, jumlah sampel, teknik pengambilan sampel
dan hasil penelitian.

Sistematika Penulisan
Karya Tulis Ilmiah ini disusun berdasarkan sistematika sebagai berikut:
BAB I

PENDAHULUAN
Pada bab ini menguraikan gambaran tentang latar
belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat

penelitian,

keaslian

penelitian,

dan

sistematika penelitian.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menjelaskan tentang konsep-konsep yang
berhubungan dengan variabel-variabel penelitian
yang meliputi teori dari masalah yang diteliti,
kerangka teori dan kerangka konsep penelitian.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini menjelaskan metode yang digunakan dalam
penelitian yang meliputi jenis dan rancangan
penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi,
sampel dan teknik pengambilan sampel, instrumen
penelitian, teknik pengumpulan data, variabel
penelitian, definisi operasional, metode pengolahan
dan analisis data, etika penelitian.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Bab ini menjelaskan gambaran umum tempat
penelitian,

hasil

penelitian,

pembahasan

dan

keterbatasan.
BAB V

PENUTUP
Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dan saran.

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori dari Masalah yang Diteliti


1. Pengetahuan
a. Pengertian
Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan

penginderaan

terhadap

suatu

obyek

tertentu.

Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera


penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian
besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga
(Notoatmodjo, 2011).
b. Tingkatan Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2011), pengetahuan yang dicakup
dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan, yaitu:
1) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat
ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang
spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan
yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat
pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur
8

bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antar lain:


menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan
sebagainya.
2) Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai sutu kemampuan menjelaskan
secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang
telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat
menjelaskan,

menyebutkan

contoh,

menyimpulkan,

meramalkan terhadap obyek yang dipelajari.


3) Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil
(sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan aplikasi atau
penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan
sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
4) Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan
materi atau suatu obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi
masih dalam struktur organisasi tersebut dan masih ada
kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat
dari penggunaan kata kerja seperti dalam menggambarkan,
membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.

10

5) Sintesis (synthesis)
Sintesis

menunjuk

pada

suatu

kemampuan

untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu


bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu
suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari
formulasi-formulasi yang ada. Misalnya, dapat menyusun,
merencanakan, meringkas, menyesuaikan terhadap suatu teori
atau rumusan-rumusan yang telah ada.
6) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi

ini

berkaitan

dengan

kemampuan

untuk

melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau


obyek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang
ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang
telah ada.
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Seseorang
Menurut

Notoatmodjo

(2011),

pengetahuan

seseorang

dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya:


1) Informasi
Seseorang dengan sumber informasi yang lebih banyak
akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas.
2) Kultur (Budaya dan Agama)
Budaya sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan
seseorang karena informasi yang baru akan disaring kira-kira

11

sesuai atau tidak dengan budaya yang ada dan agama yang
dianut.
3) Pendidikan
Semakin tinggi pendidikan maka akan mudah menerima
dan menyesuaikan diri dengan hal-hal yang baru.
4) Pengalaman
Berkaitan dengan umur dan pendidikan individu, bahwa
pendidikan yang tinggi maka pengalaman akan luas, sedangkan
semakin tua umur seseorang maka pengalaman akan semakin
banyak.
5) Sosial Ekonomi
Lingkungan sosial akan mendukung tingginya pengetahuan
seseorang, sedangkan ekonomi dikaitkan dengan pendidikan
ekonomi baik, tingkat pendidikan akan tinggi sehingga
pengetahuan akan tinggi pula.
6) Umur
Dua sikap tradisional mengenai jalannya perkembangan
selama hidup yaitu semakin tua semakin bijaksana, semakin
banyak informasi yang dijumpai dan semakin banyak hal yang
dikerjakan sehingga menambah pengetahuannya.
d. Cara Mengukur Pengetahuan
Pengukuran

pengetahuan

dapat

dilakukan

dengan

wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang

12

ingin diukur dari subyek penelitian atau responden. Kedalaman


pengetahuan yang ingin diketahui atau diukur dapat disesuaikan
dengan tingkatan-tingkatan (Notoatmodjo, 2011).
2. Bayi
a. Pengertian
Bayi adalah anak usia 0-12 bulan (Roesli, 2008).
b. Pertumbuhan dan Perkembangan Bayi
1) Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik (anatomi)
dan struktur tubuh dalam arti sebagian atau seluruhnya karena
adanya multiplikasi (bertambah banyak) sel-sel tubuh dan juga
bertambah besarnya sel. Pertumbuhan dimulai dari aktifitas
pernapasan yang disertai pertukaran gas dengan frekuensi
pernapasan antara 35-50 kali per menit, penyesuaian dengan
denyut jantung antara 120-160 kali per menit, dengan ukuran
jantung lebih besar apabila dibandingkan dengan rongga dada,
kemudian terjadi aktifitas (pergerakan) bayi yang mulai
meningkat untuk memenuhi kebutuhan gizi seperti menangis,
memutar-mutar kepala dan menghisap (rooting reflek) dan
menelan (Hidayat, 2005).
2) Perkembangan
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dan
struktur atau fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola

13

yang teratur, dapat diperkirakan dan diramalkan sebagai hasil


dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh, organ-organ dan
sistemnya yang terorganisasi (Nursalam dkk, 2008).
Menurut Hidayat (2005), kriteria perkembangan dibagi
menjadi empat, yaitu:
a) Perkembangan motorik kasar dapat diawali tanda gerakan
seimbang pada tubuh, mulai mengangkat kepala.
b) Perkembangan

motorik

halus

dimulai

tanda-tanda

kemampuan untuk mampu mengikuti garis tengah bila kita


memberikan respon terhadap gerakan jari atau tangan.
c) Perkembangan bahasa ditunjukkan adanya kemampuan
bersuara (menangis) dan bereaksi terhadap suara dan bel.
d) Perkembangan adaptasi sosial ditunjukkan adanya tandatanda tersenyum dan mulai menatap muka untuk mengenali
seseorang.
3. Pijat Bayi
a. Pengertian
1) Pijat bayi adalah suatu pengungkapan rasa kasih sayang antara
orang tua dengan anak lewat sentuhan pada kulit yang dapat
memberikan dampak yang sangat luar biasa (Dewi, 2012).
2) Pijat bayi adalah seni perawatan kesehatan dan pengobatan
yang dipraktekkan sejak berabad-abad silam (Santi, 2012).

14

3) Pijat bayi adalah perawatan untuk menjalin kebersamaan dan


saling bersentuhan antara orang tua dengan anak secara fisik
dan emosi (Heath, 2004).
b. Manfaat
Menurut Roesli (2008), manfaat pijat bayi adalah:
1) Dampak biokimia yang positif
a) Menurunkan kadar hormon stress (catecholamine).
b) Meningkatkan kadar zat daya tahan tubuh (imunoglobulin)
terutama IgG, IgA dan IgM.
c) Meningkatkan kadar serotonin.
2) Dampak klinis yang positif
a) Mengubah gelombang otak secara positif.
b) Memperbaiki sirkulasi darah dan pernapasan.
c) Merangsang fungsi pencernaan serta pembuangan.
d) Meningkatkan kenaikan berat badan.
e) Mengurangi depresi dan ketegangan.
f) Membuat tidur lelap.
g) Mengurangi rasa sakit.
h) Mengurangi kembung dan sakit perut.
i) Meningkatkan hubungan orang tua dan bayi.
j) Meningkatkan volume ASI.

15

c. Mekanisme Dasar Pemijatan (Fisiologi Pijat bayi)


Menurut Santi (2012), ada beberapa mekanisme yang dapat
menerangkan mekanisme dasar pijat bayi, antara lain pengeluaran
beta endorphin, aktifitas nervus vagus, produksi serotonin dan
mengubah gelombang otak.
1) Pengeluaran beta endorphin
Pengeluaran beta endorphin dapat menyebabkan terjadinya
kondisi:
a) Penurunan enzim ODC (Ornithine decarboxylase), suatu
enzim yang peka bagi pertumbuhan sel dan jaringan.
b) Penurunan pengeluaran hormon pertumbuhan.
c) Penurunan kepekaan ODC jaringan terhadap pemberian
hormon pertumbuhan.
Pengurangan sensasi taktil akan meningkatkan pengeluaran
neurochemical beta-endhophine yang akan mempengaruhi
pembentukan hormon pertumbuhan karena menurunnya jumlah
dan aktifitas ODC jaringan.
2) Aktifitas nervus vagus
Bayi yang dipijat mengalami peningkatan tonus nervus
vagus (saraf otak ke-10) yang akan menyebabkan peningkatkan
kadar enzim penyerapan gastrin dan insulin. Dengan demikian
penyerapan makanan akan menjadi lebih baik. Itu sebabnya

16

mengapa berat badan bayi yang dipijat meningkat lebih banyak


daripada yang tidak dipijat.
3) Produksi serotonin
Pemijatan akan meningkatkan aktifitas neurotransmitter
serotonin, yaitu meningkatkan kapasitas sel reseptor yang
mengikat

glucocorticoid

(adrenalin).

Proses

ini

akan

menyebabkan terjadinya penurunan kadar hormon adrenalin


(hormon stress). Penurunan kadar hormon stress ini akan
meningkatkan daya tahan tubuh, terutama IgM dan IgG.
4) Mengubah gelombang otak
Pijat

bayi

akan

membuat

bayi

tidur

lebih

lelap,

meningkatkan kesiagaan (alertness) dan konsentrasi. Ini karena


pijatan akan mengubah gelombang otak, yaitu dengan
penurunan gelombang alpha dan meningkatkan gelombang
beta serta tetha. Perubahan gelombang otak ini dapat
dibuktikan dengan pemeriksaan EEG (electro encephalogram).
d. Waktu Mulai Pijat Bayi
Pijat bayi dapat dilakukan segera setelah bayi lahir. Jadi,
dapat dimulai kapan saja sesuai keinginan. Bayi akan mendapat
keuntungan lebih besar bila pemijatan dilakukan tiap hari sejak
lahir sampai usia enam atau tujuh bulan. Pemijatan dapat dilakukan
pagi hari sebelum mandi. Bisa juga malam hari sebelum bayi tidur
sehingga bayi dapat tidur lebih nyenyak (Santi, 2012).

17

e. Persiapan Sebelum Memijat


Menurut Aurelia (2011), ada beberapa hal yang harus disiapkan
sebelum melakukan pemijatan, di antaranya adalah sebagai berikut:
1) Mencuci tangan dan tangan dalam keadaan hangat.
2) Hindari kuku panjang dan perhiasan yang bisa menggores kulit
bayi.
3) Ruang untuk memijat usahakan hangat dan tidak menguap.
4) Bayi selesai makan atau tidak berada dalam keadaan lapar.
5) Usahakan tidak diganggu dalam waktu lima belas menit untuk
melakukan semua tahap pemijatan.
6) Baringkan bayi di atas kain rata yang lembut dan bersih.
7) Ibu atau ayah duduk dalam posisi nyaman dan tenang.
8) Siapkan handuk, popok, baju ganti dan minyak bayi.
9) Sebelum memijat, mintalah izin kepada bayi dengan cara
membelai wajah dan kepala bayi sambil mengajak bicara.
10) Gunakan minyak ketika memijat untuk menghindari luka
akibat gesekan yang dapat terjadi karena kontak dengan kulit.
Minyak yang cocok adalah minyak zaitun, minyak telon atau
baby oil. Jangan gunakan minyak aroma terapi karena telalu
keras untuk kulit bayi.

18

f. Hal-hal yang Dilakukan Selama Pemijatan


Menurut Aurelia (2011), selama pemijatan dianjurkan untuk
selalu melakukan hal-hal sebagai berikut:
1) Memandang mata bayi.
2) Bernyanyilah atau putarkan lagu-lagu yang tenang atau lembut
untuk membantu menciptakan suasana kasih sayang sehingga
selama pemijatan tenang selama pemijatan berlangsung.
3) Awalilah pemijatan dengan melakukan sentuhan berlangsung
ringan, kemudian secara bertahap tambahkanlah tekanan pada
sentuhan yang dilakukan, khususnya apabila Anda sudah
merasa yakin bahwa bayi mulai nyaman dengan pemijatan
yang sedang dilakukan.
4) Sebelum melakukan pemijatan, lumurkan lotion yang lembut
sesering mungkin.
5) Sebaiknya pemijatan dimulai dari kaki bayi, umumnya bayi
lebih menerima apabila dipijat pada daerah kaki. Dengan
demikian, akan memberi kesempatan pada bayi untuk
membiasakan dipijat sebelum bagian lain disentuh. Oleh karena
itu, urutan pemijatan dimulai dari bagian kaki, perut, dada,
tangan, muka dan diakhiri pada bagian punggung.
6) Tanggaplah pada isyarat yang diberikan oleh bayi, seperti
menangis. Cobalah menenangkan bayi sebelum melakukan
pemijatan lebih keras. Hentikan pemijatan karena mungkin

19

bayi mengharapkan untuk digendong, disusui atau sudah sangat


ingin tidur.
7) Mandikan bayi segera setelah pemijatan berakhir agar bayi
merasa lebih segar dan bersih setelah terlumuri minyak bayi.
Namun, apabila pemijatan dilakukan pada malam hari, bayi
cukup diseka dengan air hangat agar bersih dari minyak bayi.
8) Lakukan konsultasi pada dokter atau perawat untuk lebih lanjut
tentang pemijatan bayi.
9) Hindarkan mata bayi dari baby oil atau lotion.
g. Hal-hal yang Tidak Dianjurkan Selama Pemijatan
Menurut Santi (2012), hal-hal yang tidak dianjurkan selama
pemijatan sedang dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Memijat bayi langsung setelah selesai makan.
2) Membangunkan bayi khusus untuk pemijatan.
3) Memijat bayi pada saat bayi dalam keadaan tidak sehat.
4) Memijat bayi pada saat bayi tidak mau dipijat.
5) Memaksakan posisi pijat tertentu pada bayi.
h. Teknik Pijat Bayi
Secara umum, pemijatan sebaiknya dimulai dari kaki bayi.
Permulaan seperti ini akan memberikan kesempatan pada bayi
untuk membiasakan dipijat sebelum bagian lain disentuh. Itu
sebabnya urutan pemijatan bayi dianjurkan dimulai dari bagian

20

kaki, kemudian perut, dada, tangan muka dan diakhiri pada bagian
punggung (Dewi, 2012).
Berikut ini adalah gambar-gambar teknik pijat bayi menurut Roesli (2008):

1) Kaki

a) Perahan Cara India


(1) Peganglah kaki bayi pada pangkal paha,
seperti memegang pemukul soft ball.
(2) Gerakkan

Gambar 2.1

tangan

ke

bawah

secara

bergantian, seperti memerah susu.


b) Peras dan Putar
(1) Pegang kaki bayi pada pangkal paha
dengan kedua tangan secara bersamaan.
(2) Peras putar kaki bayi dengan lembut

Gambar 2.2
dimulai dari pangkal paha ke arah mata
kaki.
c) Telapak Kaki
Urutlah telapak kaki dengan kedua ibu jari
secara bergantian, dimulai dari tumit kaki
menuju jari-jari di seluruh telapak kaki.
Gambar 2.3

21

d) Tarikan Lembut Jari


Pijatlah jari-jari satu persatu dengan gerakan
memutar menjauhi telapak kaki, diakhiri
Gambar 2.4

dengan tarikan yang lembut pada tiap ujung


jari.
e) Gerakan Peregangan
(1) Dengan mempergunakan sisi dari jari
telunjuk, pijat telapak kaki mulai dari
batas jari-jari ke arah tumit, kemudian

Gambar 2.5

ulangi lagi dari perbatasan jari ke arah


tumit.
(2) Dengan

jari

tangan

lain

regangkan

dengan lembut punggung kaki pada


daerah pangkal kaki ke arah tumit.
f) Titik Tekanan
Tekan-tekanlah

kedua

ibu

jari

secara

bersamaan di seluruh permukaan telapak kaki


Gambar 2.6

dari arah tumit ke jari-jari.


g) Punggung Kaki
Dengan mempergunakan kedua ibu jari
secara bergantian pijatlah punggung dari
pergelangan kaki ke arah jari-jari secara

Gambar 2.7

bergantian.

22

h) Peras dan Putar Pergelangan Kaki


Buatlah gerakan seperti memeras dengan
mempergunakan ibu jari dan jari-jari lainnya
di pergelangan kaki bayi.
Gambar 2.8

i) Perahan Cara Swedia


(1) Peganglah pergelangan kaki bayi.
(2) Gerakkan tangan secara bergantian dari
pergelangan kaki ke pangkal paha.

Gambar 2.9

j) Gerakkan Menggulung
(1) Pegang pangkal paha dengan kedua
tangan.
(2) Buatlah

Gambar 2.10

gerakan

menggulung

dari

pangkal paha menuju pergelangan kaki.


k) Gerakan Akhir
(1) Setelah semua gerakan dilakukan pada
kaki kanan dan kiri, rapatkan kedua kaki

Gambar 2.11

bayi.
(2) Letakkan kedua tangan secara bersamaan
pada pantat dan pangkal paha.

23

2) Perut

a) Mengayuh Sepeda
Lakukan gerakan memijat pada perut bayi
seperti mengayuh pedal sepeda dari atas ke
bawah perut, bergantian dengan tangan kanan
dan kiri.

Gambar 2.12
b) Mengayuh Sepeda dengan Kaki Diangkat
(1) Angkat kedua kaki bayi dengan salah satu
tangan.
(2) Dengan tangan yang lain, pijat perut bayi
Gambar 2.13

dari perut bagian atas sampai ke kaki jari


kaki.
c) Ibu Jari ke Samping
(1) Letakkan kedua ibu jari di samping kanan
dan kiri pusar perut.

Gambar 2.14

(2) Gerakkan kedua ibu jari ke arah tepi perut


kan dan kiri.
d) Bulan Matahari
(1) Buat lingkaran searah jarum jam dengan
jari tangan kiri mulai dari perut sebelah
kanan bawah ke atas, kemudian kembali

Gambar 2.15

ke

daerah

kanan

bawah,

seolah

membentuk gambar matahari beberapa


kali.

24

(2) Gunakan tangan kanan untuk membuat


gerakan setengah lingkaran mulai dari
bagian bawah perut bayi sampai bagian
kiri perut bayi, seolah membentuk gambar
bulan.
(3) Lakukan

kedua

bersama-sama.
membuat
sedangkan

gerakan
Tangan

bulatan
tangan

ini

secara

kiri

selalu

penuh
kanan

(matahari),
membuat

gerakan setengah lingkaran (bulan).


e) Gerakan I Love You
(1) I. Pijatlah perut bayi mulai dari bagian
kiri atas ke bawah dengan menggunakan
Gambar 2.16

jari-jari tangan kanan membentuk huruf


I.
(2) LOVE. Pijatlah perut bayi membentuk
huruf L terbalik, mulai dari kanan atas
ke kiri atas, kemudian dari kiri atas ke kiri
bawah.
(3) YOU. Pijatlah perut bayi membentuk
huruf U terbalik, mulai dari kanan
bawah ke atas, kemudian ke kiri, ke
bawah dan berakhir di perut kiri bawah.

25

f) Gelembung atau Jari-Jari Berjalan


(1) Letakkan ujung jari-jari satu tangan pada
perut bayi bagian kanan.
Gambar 2.17

(2) Gerakkan jari-jari pada perut bayi dari


bagian

kanan

ke

bagian

kiri

guna

mengeluarkan gelembung udara.


3) Dada

a) Jantung Besar
(1) Buatlah gerakan yang menggambarkan
jantung dengan meletakkan ujung-ujung
jari kedua telapak tangan di tengah dada
atau ulu hati.

Gambar 2.18
(2) Buat gerakan ke atas sampai di bawah
leher, kemudian ke samping di atas tulang
selangka lalu ke bawah membentuk
jantung dan kembali ke ulu hati.
b) Kupu-Kupu
(1) Buatlah

gerakan

diagonal

seperti

gambaran kupu-kupu dimulai dengan


tangan kanan membuat gerakan memijat
Gambar 2.19

menyilang dari tengah dada.


(2) Gerakkan tangan kiri ke bahu kiri dan
kembali ke ulu hati.

26

4) Tangan

a) Memijat Ketiak
Buatlah gerakan memijat pada daerah ketiak
dari atas ke bawah.
b) Perahan Cara India

Gambar 2.20

(1) Peganglah lengan bayi bagian pundak


dengan tangan kanan seperti memegang
pemukul soft ball, tangan kiri memegang
pergelangan tangan bayi.
(2) Gerakkan tangan mulai

dari

bagian

Gambar 2.21
pundak ke arah pergelangan tangan,
kemudian gerakkan tangan kiri dari
pundak ke arah pergelangan tangan.
(3) Gerakkan tangan kanan dan kiri ke bawah
secara bergantian dan berulang-ulang
seolah memerah susu sapi.
c) Peras dan Putar
Peras dan putar lengan bayi dengan lembut
mulai dari pundak ke pergalangan tangan.
Gambar 2.22
d) Membuka Tangan
Pijat telapak tangan dengan kedua ibu jari,
dari pergelangan tangan ke arah jari-jari.

Gambar 2.23

27

e) Putar Jari-Jari
(1) Pijat lembut jari bayi satu persatu menuju
ke arah ujung jari dengan gerakan
Gambar 2.24

memutar.
(2) Akhiri gerakan ini dengan tarikan lembut
pada tiap ujung jari.
f) Punggung Tangan
(1) Letakkan tangan bayi di antara kedua
tangan kita.
(2) Usap

Gambar 2.25

punggung

tangannya

dari

pergelangan tangan ke arah jari-jari


dengan lembut.
g) Peras dan Putar Pergelangan Tangan
Peraslah

sekeliling

pergelangan

tangan

dengan ibu jari dan jari telunjuk.


Gambar 2.26

h) Perahan Cara Swedia


(1) Gerakkan tangan kanan dan kiri kita
secara bergantian mulai dari pergelangan
tangan kanan bayi ke arah pundak.
(2) Lanjutkan

dengan

pijatan

Gambar 2.27
pergelangan kiri bayi ke arah pundak.

dari

28

i) Gerakan Menggulung
(1) Peganglah lengan bayi bagian atas atau
bahu dengan kedua telapak tangan.
Gambar 2.28

(2) Bentuklah
pangkal

gerakan
lengan

menggulung
menuju

ke

dari
arah

pergelangan tangan atau jari-jari.


5) Muka

a) Dahi: Menyetrika Dahi


(1) Letakkan

kedua

jari

tangan

pada

pertengahan dahi.
(2) Tekan dahi dengan lembut dari dahi
bagian tengah ke luar ke samping kanan
Gambar 2.29

dan kiri.
(3) Gerakkan ke bawah ke daerah pelipis,
membuat lingkaran kecil di daerah pelipis
kemudian gerakkan ke bawah melalui
daerah pipi di bawah mata
b) Alis: Menyetrika Alis
(1) Letakkan kedua ibu jari di antara kedua
alis mata.
(2) Gunakan kedua ibu jari untuk memijat

Gambar 2.30
secara lembut pada alis mata dan di atas
kelopak mata, mulai dari tengah ke
samping seolah menyetrika alis.

29

c) Hidung: Senyum I
(1) Letakkan kedua ibu jari pada pertengahan
alis.
(2) Tekankan ibu jari kita dari pertengahan
Gambar 2.31

kedua alis turun melalui hidung ke arah


pipi dengan membuat gerakan ke samping
dan

ke

atas

seolah

membuat

bayi

tersenyum.
d) Mulut Bagian Atas: Senyum II
(1) Letakkan kedua iu jari di atas mulut di
bawah sekat hidung.
(2) Gerakkan kedua ibu jari dari tengah ke
Gambar 2.32

samping dan ke atas ke daerah pipi seolah


membuat bayi tersenyum.
e) Mulut Bagian Bawah: Senyum III
(1) Letakkan kedua ibu jari di tengah dagu.
(2) Tekankan kedua ibu jari kita pada dagu
dengan gerakan dari tengah ke samping

Gambar2.33
kemudian ke atas ke arah pipi seolah
membuat bayi tersenyum.

30

f) Lingkaran Kecil di Rahang


Dengan jari kedua tangan membuat lingkaran
kecil di daerah rahang bayi.
Gambar 2.34

g) Belakang Telinga
(1) Dengan mempergunakan ujung-ujung jari,
berikan tekanan lembut pada daerah
belakang teling kanan dan kiri.
(2) Gerakkan ke arah pertengahan dagu di

Gambar 2.35
bawah dagu.
6) Punggung
a) Gerakan Maju Mundur
(1) Tengkurapkan bayi melintang di depan
kita dengan kepala di sebelah kiri dan
kaki di sebelah kanan kita.
Gambar 2.36

(2) Pijatlah sepanjang punggung bayi dengan


gerakan

maju

mundur

menggunakan

kedua telapak tangan, dari bawah leher


sampai ke pantat bayi, lalu kembali lagi
ke leher.
b) Gerakan Menyetrika
(1) Pegang pantat bayi dengan tangan kanan.
(2) Dengan tangan kiri, pijatlah mulai dari
leher ke bawah sampai bertemu dengan
Gambar 2.37

tangan kanan yang menahan pantat bayi.

31

c) Gerakan Menyetrika dan Mengangkat


Ulangi gerakan menyetrika punggung, tangan
kanan memegang kaki bayi dan gerakan
Gambar 2.38

dilanjutkan sampai ke tumit kaki bayi.


d) Gerakan Melingkar
(1) Dengan jari-jari kedua tangan, buatlah
gerakan-gerakan

melingkar

kecil-kecil

mulai dari batas tengkuk turun ke bawah


Gambar 2.39

di sebelah kanan dan kiri tulang punggung


sampai di daerah pantat.
(2) Mulai dengan lingkaran-lingkaran kecil di
daerah leher, kemudian lingkaran yang
lebih besar di daerah pantat.
e) Gerakan Menggaruk
(1) Tekankan dengan lembut kelima jari-jari
tangan kita pada punggung bayi.
(2) Buat

gerakan menggaruk ke bawah

Gambar 2.40
memanjang sampai ke pantat bayi.

32

i. Gerakan Relaksasi dan Peregangan Lembut


1) Gerakan Relaksasi
Gerakan relaksasi ini dapat berupa goyangan-goyangan
ringan, tepuk-tepukkan halus atau ayunan-ayunan lembut.
Teknik sentuhan relaksasi mudah dan sederhana. Dapat
dikerjakan bersama-sama pijat bayi atau secara tersendiri.
Misalnya, waktu ibu mulai memijat bagian kaki bayi, ternyata
kakinya menegang dan kaku. Untuk mengatasinya, gunakanlah
sentuhan relaksasi dan suara ibu agar kaki bayi menjadi lemas
dan rileks (Aurelia, 2011).
Gerakan relaksasi ini dapat dilakukan di setiap bagian
badan bayi seperti di daerah tangan, pundak dan perut dengan
cara yang sama. Untuk bagian pundak misalnya, tepuktepuklah dan goyangkan secara halus kedua pundak dengan
kedua tangan sambil mengajaknya bicara. Gerakan relaksasi ini
juga dapat dipakai untuk memulai gerakan pada setiap bagian
badan bayi (Roesli, 2008).
2) Gerakan Peregangan Lembut
Gerakan-gerakan sederhana yang meregangkan tangan dan
kaki bayi, dapat berupa sentuhan pada bagian perut bayi dan
panggul serta gerakan yang bertujuan meluruskan tulang
belakang. Peregangan lembut ini dilakukan pada akhir
pemijatan atau di antara pijatan. Setiap gerakan peregangan

33

dapat dilakukan sebanyak 4-5 kali. Berikut ini adalah gambar


gerakan peregangan lembut menurut Roesli (2008):

a) Menyilangkan Tangan
(1) Pegang kedua pergelangan tangan bayi dan
silangkan keduanya di dada.
(2) Luruskan kembali kedua tangan bayi ke
Gambar 2.41

samping. Ulangi gerakan ini sebanyak 4-5


kali.
b) Membentuk Diagonal Tangan-Kaki
(1) Pertemukan ujung kaki kanan dan ujung
tangan kiri bayi di atas tubuh bayi sehingga
membentuk garis diagonal. Selanjutnya,

Gambar 2.42

tarik kembali kaki kanan dan tangan kiri


bayi ke posisi semula.
(2) Pertemukan ujung kaki kiri dengan ujung
tangan

kanan

di

atas

tubuh

bayi.

Selanjutnya, tarik kembali tangan dan kaki


bayi ke posisi semula.

34

c) Menyilangkan Kaki
(1) Pegang pergelangan kaki kanan dan kiri
bayi, lalu silangkan ke atas. Buatlah
Gambar 2.43

silangan sehingga mata kaki kanan luar


bertemu mata kaki kiri dalam. Setelah itu,
kembalikan posisi kaki pada posisi semula.
(2) Pegang kedua pergelangan kaki bayi dan
silangkan kedua kakinya ke atas sehingga
mata kaki kanan dalam bertemu dengan
mata kaki kiri luar. Setelah itu, kembalikan
pada posisi semula.
d) Menekuk Kaki Bergantian
(1) Pegang pergelangan kaki kanan bayi dalam
posisi kaki lurus, lalu tekuk lutut kaki
perlahan menuju arah perut.

Gambar 2.44

(2) Pegang kaki kiri bayi dalam posisi kaki


lurus, tekuk lutut kaki perlahan menuju
arah perut.
e) Menekuk Kaki Bersamaan
Gerakkan seperti menekuk kaki
bersamaan.

Gambar 2.45

secara

35

B. Kerangka Teori

Pengetahuan Ibu
Tentang Pijat Bayi

Pijat Bayi:
1. Pengertian pijat bayi
2. Manfaat pijat bayi
3. Mekanisme dasar
pemijatan (fisiologi pijat
bayi)
4. Waktu pijat bayi
5. Persiapan pijat bayi
6. Hal-hal yang dilakukan
selama pemijatan
7. Hal-hal yang tidak
dianjurkan selama
pemijatan
8. Teknik pijat bayi
9. Gerakan relaksasi dan
peregangan lembut

Faktor-faktor yang
mempengaruhi
pengetahuan:
1. Informasi
2. Kultur (budaya
dan agama)
3. Pendidikan
4. Pengalaman
5. Sosial
ekonomi
6. Usia

Gambar 2.46
Sumber: Modifikasi Notoatmodjo (2011) dan Roesli (2008)

36

C. Kerangka Konsep

Baik
Pengetahuan ibu
tentang pijat bayi

Cukup
Kurang

Faktor-faktor yang
mempengaruhi
pengetahuan seseorang:
1. Informasi
2. Kultur (Budaya
dan Agama)
3. Pendidikan
4. Pengalaman
5. Sosial Ekonomi
6. Umur
7.

Keterangan:
: Variabel yang diteliti
: Variabel yang tidak diteliti

Gambar 2.47 Kerangka Konsep

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian


Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitaf. Deskriptif
kuantitatif adalah suatu penelitian yang bertujuan menggambarkan suatu
fenomena dengan bentuk angka-angka (Hidayat, 2007).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian


Lokasi merupakan tempat atau lokasi pengambilan penelitian
(Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini dilaksanakan di BPS Suratini
Soewarno Mojosongo Surakarta.
Waktu penelitian adalah rentang waktu yang digunakan untuk
pelaksanaan penelitian (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini dilaksanakan
pada tanggal 11 Februari 2013 sampai 15 Maret 2013.

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel


1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2010).
Dalam penelitian ini populasinya adalah semua ibu yang mempunyai
bayi yang berkunjung di BPS Suratini Soewarno Mojosongo Surakarta

37

38

untuk memijatkan bayinya pada tanggal 11 Februari sampai 15 Maret


2013 sebanyak 31 ibu bayi.
2. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Sampel adalah sebagian populasi yang mewakili suatu populasi
(Arikunto, 2010). Sampel pada penelitian ini adalah sesuai dengan
Arikunto (2010), apabila jumlah populasi yang kurang dari 100
diambil semuanya, tetapi jika lebih dari 100 dapat diambil 20-30%
atau lebih. Sampel yang diambil adalah 31 ibu yang mempunyai bayi
yang berkunjung di BPS Suratini Soewarno Mojosongo Surakarta
untuk memijatkan bayinya.
3.

Teknik Pengambilan Sampel


Teknik pengambilan sampel adalah suatu proses seleksi sampel
yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga
jumlah sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada
(Hidayat, 2007). Penelitian ini menggunakan teknik sampel total
sampling.

Menurut

Suyanto

(2008),

total

sampling

adalah

pengambilan sampel dengan mengambil semua anggota populasi untuk


dijadikan sampel.

D. Instrumen Penelitian
Alat pengumpul data atau istrumen penelitian yang digunakan untuk
mengukur tingkat pengetahuan pijat bayi dalam penelitian ini adalah
kuesioner. Menurut Arikunto (2010), kuesioner adalah sejumlah

39

pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari


responden mengenai hal-hal yang diketahui dan sudah disediakan
jawabannya.
Penelitian ini menggunakan kuesioner tertutup. Menurut

Arikunto

(2010), kuesioner tertutup adalah kuesioner yang sudah disediakan


jawabannya sehingga responden tinggal memilih jawabannya. Responden
diminta untuk memilih salah satu jawaban (Benar atau Salah) atas
pernyataan tentang pijat bayi. Dalam penelitian ini ada dua pernyataan
yaitu pernyataan favorabel (positif) dan pernyataan unfovarabel (negatif).
Adapun kriteria penskoran pada pernyataan favorabel adalah skor 1 jika
jawaban benar dan skor 0 jika jawaban salah. Sedangkan penskoran pada
pernyataan unfavorabel adalah skor 0 jika jawaban benar dan skor 1 jika
jawaban salah. Untuk memudahkan dalam menyusun instrumen, maka
diperlukan kisi-kisi dari instrumen dalam penelitian ini:
Tabel 3.1
Kisi-kisi Kuesioner tentang Pijat Bayi
Variabel

Indikator

Tingkat

Pengertian pijat bayi

pengetahuan

Manfaat pijat bayi

ibu

tentang Mekanisme pijat bayi

pijat bayi

Waktu pemijatan
Persiapan pemijatan
Hal-hal

yang

boleh

Jumlah

Favorabel

Unfavorabel

1, 2

3, 5, 6

4, 7

8, 9, 10

11, 13

12

14, 15, 17

16

19, 21

18, 20

25

22, 23, 24

Item

dilakukan selama pemijatan


Hal-hal yang tidak boleh

40

dilakukan selama pemijatan


Teknik pemijatan
Gerakan

relaksasi

dan

27, 28

26

30, 34

35

Total

31

peregangan lembut

Agar diperoleh data yang valid dan reliabel, maka kuesioner diuji
terlebih dahulu dengan uji validitas dan uji reliabilitas. Uji coba instrumen
dilaksanakan di BPS Finulia Sri Surjati Banjarsari Surakarta dengan
jumlah responden 30 ibu yang mempunyai bayi yang berkunjung untuk
memijatkan bayinya. Menurut Mahfoed (2007), alasan jumlah responden
30 adalah karena kaidah umum penelitian agar diperoleh distribusi nilai
hasil penelitian mendekati kurva normal.
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu
benar-benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2010). Sebuah
instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
seharusnya hendak diukur. Untuk mengetahui validitas item digunakan
rumus Pearson Product Moment. Suatu item dikatakan valid apabila
nilai rhitung > rtabel (0,355) (Hidayat, 2007).

41

Rumus Pearson Product Moment adalah sebagai berikut:

rxy
Keterangan:
rxy : Koefisien korelasi
x

: Skor item atau pertanyaan

: Skor total (item)

N : Jumlah responden
Hasil uji coba kuesioner kepada 30 ibu yang mempunyai bayi yang
berkunjung di BPS Finulia Sri Surjati Banjarsari Surakarta untuk
memijatkan bayinya adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2
Hasil Uji Validitas Kuesioner
Jumlah Item Valid (Item)

Variabel
Pengetahuan

ibu

35

tentang pijat bayi

31

Tidak Valid (Item)


4 (pernyataan no: 29,
31, 32, 33)

Tabel 3.2 menunjukkan bahwa pada item pernyataan untuk


variabel pengetahuan ibu tentang pijat bayi dari 35 item pernyataan
terdapat 31 item pernyataan yang valid karena nilai rhitung > 0,355 dan 4
item pernyataan yang tidak valid karena nilai rhiting < 0,355. Dalam
penelitian ini, perhitungan validitas dengan taraf signifikan 5%
dilakukan dengan bantuan SPSS. Untuk item yang tidak valid tidak
digunakan dalam penelitian ini.

42

2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu
alat

pengukur

dapat

dipercaya

atau

dapat

diandalkan

(Notoatmodjo, 2010). Untuk menguji reliabilitas pada instrumen ini


menggunakan Alpha Cronbach. Menurut Riwidikdo (2010) suatu item
dikatakan reliabilitas bila nilai alpha cronbach > rkriteria (0, 75).
Rumus Alpha Cronbach adalah sebagai berikut:
r11 =
Keterangan:
r11

: Reabilitas instrumen

: Jumlah butir pertanyaan atau banyaknya soal

: Jumlah varian butir

: Jumlah varian total


Tabel 3.3
Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner
Variabel
Alpha Cronbach

Pengetahuan ibu tentang pijat bayi

0,816

Keterangan
Reliabel

Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa semua variabel dalam


penelitian ini memiliki alpha cronbach (0,816) > 0,75 sehingga
kuesioner yang disusun untuk variabel dalam penelitian ini reliabel.

43

E. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data adalah cara peneliti untuk mengumpulkan
data dalam penelitian. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data
primer dan data sekunder. Menurut Hidayat (2007):
1. Data primer
Adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya dan
diperoleh dari jawaban atas pertanyaan yang disediakan melalui
pengisian kuesioner oleh responden.
2. Data sekunder
Adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari obyek
penelitian, peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang
dikumpulkan oleh pihak lain dengan berbagai cara baik secara
komersial ataupun non komersial. Data sekunder dari penelitian ini
diperoleh dari data yang dimiliki bidan mengenai berapa jumlah ibu
yang memiliki bayi yang berkunjung ke BPS Suratini Soewarno
Mojosongo Surakarta.

F. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota
suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain
(Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian ini hanya menggunakan variabel
tunggal yaitu tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi.

44

G. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional
berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk
melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu obyek
atau fenomena (Hidayat, 2007).

No

Tabel 3.4
Definisi Operasional Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Pijat Bayi
Skala
Variabel
Definisi operasional
Alat Ukur
Hasil Ukur
Ukur
Pengetahuan Kemampuan
ibu tentang responden
pijat bayi
menjawab:

Kuesioner
untuk

a. Pengertian
pijat bayi
b. Manfaat
c. Mekanisme
dasar
pemijatan
d. Waktu
pemijatan
e. Persiapan
pemijatan
f. Hal-hal yang
dilakukan
selama
pemijatan
g. Hal yang tidak
dianjurkan
selama
pemijatan
h. Teknik
pemijatan
i. Gerakan
relaksasi dan
peregangan
lembut

Ordinal

a. Baik: bila nilai


responden (x)
> mean + 1 SD
b. Cukup:
bila
nilai mean 1
SD x mean
+ 1 SD
c. Kurang: bila
nilai responden
(x) < mean 1
SD
(Riwidikdo, 2010)

45

H. Metode Pengolahan dan Analisis Data


1. Metode Pengolahan Data
Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data kemudian
dilakukan pengolahan data. Hal ini disesuaikan dengan tujuan yang
akan dicapai dalam penelitian ini. Menurut Notoatmodjo (2010),
langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Editing (Penyuntingan Data)
Editing ialah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data
yang diperoleh. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan
atau setelah data terkumpul.
b. Coding (Membuat Lembaran atau Kartu Kode)
Coding adalah kegiatan pemberian kode numerik (angka)
terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Lembaran atau
kartu kode berisi nomor responden dan nomor-nomor pertanyaan.
c. Data Entry (Memasukkan Data)
Data entry adalah mengisi kolom-kolom lembar kode atau
kartu kode sesuai dengan jawaban masing-masing pertanyaan.
d. Tabulasi
Tabulasi adalah membuat tabel-tabel data sesuai dengan tujuan
penelitian atau yang diinginkan oleh peneliti.
2. Analisis Data
Dalam penelitian ini menggunakan analisis univariat yaitu
menganalisis terhadap variabel dari hasil tiap penelitian untuk

46

menghasilkan distribusi frekuensi dan prosentase dari tiap variabel


(Notoatmodjo,

2010).

Pengambilan

kesimpulan

diambil

dari

prosentase angka hasil pengumpulan data yang dinilaikan. Menurut


Riwidikdo (2010), data dimaknai dengan parameter yang telah
ditentukan, yaitu sebagai berikut:
a. Pengetahuan baik

: Bila nilai responden (x) > mean + 1 SD

b. Pengetahuan cukup

: Bila nilai mean 1 SD x mean + 1 SD

c. Pengetahuan kurang : Bila nilai responden (x) < mean 1 SD


Sebelum menentukan tingkat pengetahuan ibu terlebih dahulu
peneliti menghitung nilai mean dan simpangan baku. Menurut
Riwidikdo (2010), rumus untuk menghitung nilai mean dan
simpangan baku yaitu:
a. Mean
X=
Keterangan:
X

: Mean atau nilai rata-rata

: Jumlah responden

xi

: Jumlah

nilai yang diperoleh tiap responden

47

b. Simpangan Baku

sd =

Keterangan:
sd

: Simpangan baku

xi

: Nilai yang diperoleh tiap responden

xi

: Jumlah

: Jumlah responden

nilai yang diperoleh tiap responden

Setelah didapatkan hasil nilai mean dan simpangan baku tiap


responden

kemudian

hasil

tersebut

dimasukkan

dalam

skala

pengetahuan yang sudah tercantum di atas.


Adapun

rumus

untuk

mengetahui

skor

prosentase

(Riwidikdo, 2010) yaitu:


Skor prosentase =

x 100%

Sedangkan rumus prosentase untuk jumlah ibu yang memijatkan


bayinya berdasarkan tingkat pengetahuannya (Riwidikdo, 2010) adalah
sebagai berikut:
Skor prosentase =

100%

48

I. Etika Penelitian
Dalam

melakukan

penelitian

pada

responden

peneliti

harus

memperlihatkan etika penelitian. Menurut Hidayat (2007), etika dalam


penelitian yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:
1. Informed Consent (Lembar Persetujuan)
Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti
dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan
sebelum penelitian dilakukan. Tujuan dari informed consent adalah
agar subyek mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui
dampaknya. Jika subyek berasedia, maka harus menandatangani
lembar persetujuan. Jika subyek tidak bersedia, maka peneliti harus
menghormati hak pasien dan tidak boleh memaksa.
2. Anonimity (Tanpa Nama)
Anonimity adalah tidak mencantumkan nama responden pada
lembar kuesioner dan hanya menuliskan kode pada lembar kuesioner.
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
Confidentiality adalah memberikan jaminan kerahasiaan informasi
yang diberikan oleh responden.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum
BPS Suratini Soewarno beralamat di Jl. Sumbing Raya No. 14,
Kismoyoso, RT 2 RW 10 Mojosongo, Surakarta. Secara umum jenis
pelayanan yang diberikan di BPS Suratini Soewarno Mojosongo Surakarta
meliputi ANC, persalinan normal, pelayanan KB, imunisasi, pelayanan
KIA dan juga pijat bayi. Pelayanan kesehatan dilaksanakan setiap hari
sejak pukul 06.00 WIB sampai dengan pukul 21.00 WIB kecuali
pertolongan persalinan dilayani 24 jam. Pelayanan imunisasi dilaksanakan
setiap hari kecuali imunisasi BCG dan campak yaitu setiap minggu kedua
pada setiap bulannya. Pijat bayi dilaksanakan setiap hari rabu dan jumat
pukul 15.30 WIB sampai pukul 17.00 WIB dan hari minggu pukul
07.30 WIB sampai pukul 12.00 WIB.
Tenaga kesehatan di BPS Suratini Soewarno terdiri dari 3 bidan dan 2
fisioterapi. Fasilitas yang mendukung pelayanan rawat inap khususnya
persalinan sudah cukup memadai yaitu 4 ruang nifas, 1 ruang bersalin, 1
ruang perika dan 1 ruang untuk tenaga kesehatan, sedangkan fasilitas yang
mendukung pelayanan pijat bayi yaitu disediakan alat fisioterapi untuk
bayi dan balita.

49

50

B. Hasil Penelitian
Responden dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki bayi yang
berkunjung di BPS Suratini Soewarno Mojosongo Surakarta. Untuk
memperoleh data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara memberi
kuesioner kepada responden dan kemudian kuesioner dikembalikan
kepada peneliti untuk selanjutnya data tersebut diolah.

N
Pengetahuan
ibu tentang
pijat bayi

31

Tabel 4.1
Hasil Pengolahan Data
Minimum Maksimum
11

30

Mean

SD

21,1

5,5

Sumber: Data Primer, Februari 2013


Berdasarkan data yang terkumpul dari hasil penelitian yang dilakukan
pada 31 ibu yang mempunyai bayi yang berkunjung di BPS Suratini
Soewarno didapatkan hasil tingkat pengetahuan sebagai berikut:
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan
Tentang Pijat Bayi
No
Tingkat Pengetahuan
Jumlah
Prosentase
Responden
(%)
1

Baik

16

Cukup

19

61

Kurang

23

Total

31

100

Sumber: Data Primer, Februari 2013

51

Berdasarkan tabel 4.5 diatas, dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan


ibu tentang pijat bayi paling banyak pada kategori cukup sebanyak 19
responden (61%), kategori kurang sebanyak 7 responden (23%) dan paling
sedikit pada kategori baik sebanyak 5 responden (16%).
C. Pembahasan
Penelitian tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai bayi dan
berkunjung di BPS Suratini Soewarno Mojosongo Surakarta yang paling
banyak yaitu tingkat pengetahuan yang cukup tentang pijat bayi yaitu
sebanyak 19 responden (61%) kemudian sebanyak 7 responden (23%)
mempunyai tingkat pengetahuan tentang kurang tentang pijat bayi dan
paling sedikit 5 responden (16%) mempunyai tingkat pengetahuan baik
tentang pijat bayi.
Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu obyek tertentu (Notoatmodjo, 2011).
Berdasarkan hasil penelitian tingkat pengetahuan responden paling banyak
yaitu

berpengetahuan

cukup.

Faktor-faktor

yang

mempengaruhi

pengetahuan responden antara lain: umur, pendidikan dan paritas. Menurut


Notoatmodjo (2011), salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan
adalah umur. Umur mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir
seseorang. Semakin bartambah umur seseorang maka akan semakin
berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan
yang diperoleh semakin membaik. Dari hasil penelitian faktor yang
mempengaruhi adalah pendidikan. Menurut Notoatmodjo (2011), faktor

52

yang mempengaruhi pengetahuan diantaranya adalah pendidikan. Semakin


tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah orang tersebut untuk
menerima informasi. Sosial ekonomi seseorang dapat dilihat dari
pendidikan, jika pendidikan semakin tinggi maka pengetahuan akan lebih
baik. Jumlah anak yang dilahirkan dapat berhubungan dengan pengalaman
sehingga pengetahuan akan lebih baik. Menurut Notoatmodjo (2011),
pengalaman dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang. Karena dengan
pengalaman akan menambah pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat
informal. Seseorang yang memiliki pengalaman sebelumnya maka
pengetahuannya akan lebih baik.
Pijat bayi adalah pengungkapan rasa kasih sayang antara orang tua
dengan anak lewat sentuhan kulit yang dapat memberikan dampak yang
luar biasa (Dewi, 1012). Manfaat pijat bayi diantaranya dapat
meningkatkan berat badan, membuat tidur lelap, mengurangi rasa sakit,
meningkatkan hubungan orang tua dengan anak dan dapat meningkatkan
volume ASI.
Dari penelitian ini responden mempunyai tingkat pengetahuan cukup.
Sebagian besar belum mengetahui tentang hal-hal yang dianjurkan selama
pemijatan. Menurut Aurelia (2011), hal-hal yang dianjurkan selama
pemijatan antara lain yaitu memandikan bayi segera setelah pemijatan
berakhir agar bayi merasa lebih segar dan bersih setelah terlumuri minyak
bayi. Namun, apabila pemijatan dilakukan pada malam hari, bayi cukup
diseka dengan air hangat agar bersih dari minyak bayi.

53

Tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi diharapkan baik agar bayi
dapat tumbuh dan berkembang secara optimal, sebaiknya ibu yang
memiliki bayi meningkatkan pengetahuan dengan mengikuti penyuluhan
dan mencari informasi dari media baik media cetak maupun elektronik
agar pengetahuan menjadi baik.

D. Keterbatasan
Penulis menyadari terdapat keterbatasan dalam menyusun karya tulis
ilmiah ini, yaitu:
1. Dalam penelitian ini terdapat kendala yaitu:
Responden, yaitu dalam sekali penyebaran kuesioner tidak bisa
langsung mendapatkan responden dalam jumlah banyak dan setiap
responden membutuhkan waktu yang berbeda-beda dalam mengisi
kuesioner.
2. Dalam penelitian ini terdapat kelemahan diantaranya adalah:
a. Variabel penelitian merupakan variabel tunggal sehingga penelitian
terbatas pada tingkat pengetahuan ibu.
b. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup sehingga
responden hanya bisa menjawab ya atau tidak dan jawaban
responden belum bisa untuk mengukur pengetahuan secara
mendalam.

54

c. Lokasi penelitian yang digunakan adalah BPS Suratini Soewarno


Mojosongo Surakarta sehingga hasil penelitian tidak dapat
digeneralisasikan di tempat lain.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian mengenai tingkat pengetahuan ibu tentang pijat
bayi di BPS Suratini Soewarno Mojosongo Surakarta dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Tingkat pengetahuan yang baik tentang pijat bayi di BPS Suratini
Soewarno Mojosongo Surakarta sebanyak 5 responden (16%).
2. Tingkat pengetahuan yang cukup tentang pijat bayi di BPS Suratini
Soewarno Mojosongo Surakarta sebanyak 19 responden (61%).
3. Tingkat pengetahuan yang kurang tentang pijat bayi di BPS Suratini
Soewarno Mojosongo Surakarta sebanyak 7 responden (23%).

B. Saran
1. Bagi Responden
Diharapkan

responden

khususnya

orang

tua

bayi

lebih

meningkatkan pengetahuan tentang pijat bayi misalnya dengan


mengikuti penyuluhan tentang pijat bayi, mencari informasi tentang
pijat bayi baik melalui media (televisi, radio, buku, majalah, koran)
atau bertanya pada tenaga kesehatan setempat. Mempelajari teknik

54

55

pijat bayi sehingga responden dapat melakukan pijat bayi sendiri di


rumah.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat menambah atau melengkapi sumber bacaan
khususnya tentang pijat bayi.
3. Bagi BPS
Diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan dan sebagai
bahan masukan dalam meningkatkan pemberikan konseling tentang
manfaat pijat bayi.
4. Bagi Tenaga Kesehatan
Diharapkan tenaga kesehatan dapat meningkatkan pembinaan
peran

serta

masyarakat

dibidang

kesehatan

bayi,

khususnya

memberikan pendidikan kesehatan atau penyuluhan tentang pijat bayi


agar masyarakat mengetahui manfaat dilakukannya pijat bayi.
5. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan untuk peneliti selanjutnya dapat mengembangkan
penelitian lebih lanjut mengenai pengetahuan pijat bayi dengan
menambah variabel penelitian tidak hanya satu variabel yang
berhubungan dengan pijat bayi, agar memperoleh hasil penelitian yang
bervariasi.

DAFTAR PUSTAKA

Andini, Y. 2011. Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Pijat Bayi Usia 0-6 Bulan
di BPS Wiwid Sidoarjo. Surabaya: Karya Tulis Ilmiah.
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Aurelia, E. 2011. Tips Agar ibu Cepat Hamil. Yogyakarta: Trimedia.
Dasuki, M. 2003. Pengaruh Pijat Bayi terhadap Kenaikan Berat Badan Bayi I
Umur 4 Bulan. Yogyakarta: Tesis Program studi Ilmu Kesehatan
Masyarakat Minat Gizi dan Kesehatan.
Dewi, S. 2012. Pijat dan Asupan Gizi Tepat Untuk melejitkan Tumbuh Kembang
Anak. Yogyakarta: Pustaka Baru.
Heath, A. 2004. Baby Massage Kekuatan Menenangkan dari Sentuhan. Jakarta:
Dian Rakyat.
Hidayat, A. 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak I. Jakarta: Salemba
Medika.
___________ 2007. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data. Jakarta:
Salemba Medika.
Mahfoed, I. 2007. Metodologi Penelitian Bidang Kesehatan Keperawatan dan
Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya.
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
_____________ 2011. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka
Cipta.
Nursalam, dkk. 2008. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Jakarta: Salemba
Medika.
Prasetyono, D. 2009. Teknik-Teknik Memijat Bayi Sendiri. Yogyakarta: DIVA
Press (Anggota IKAPI).
Puspita, A. 2006. Menata Kamar Bayi. Surabaya: Niaga Swadaya.
Riwidikdo, 2010. Statistik untuk Penelitian Kesehatan dengan Aplikasi Program
R dan SPSS. Yogyakarta: Pustaka Rihana.
Roesli, U. 2008. Pedoman Pijat Bayi Prematur dan Bayi Usia 0-3 Bulan. Jakarta:
Trubus Agriwidya.

Santi, E. 2012. Buku Pintar Pijat Bayi untuk Tumbuh Kembang Optimal Sehat
dan Cerdas. Yogyakarta: Pinang Merah Publisher.
Sari, I. 2004. Efektivitas Ceramah dan Demonstrasi untuk Meningkatkan
Pengetahuan Ibu tentang Pijat Bayi di Dusun Banyusumurup Girirejo
Imogiri Bantul Tahun 2004. Yogyakarta: KTI.
Soetjiningsih. 2012. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: Kedokteran EGC.
Sujudi, A. 2002. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
900/MENKES/SK/VII/2002 tentang Registrasi dan Praktik Bidan. (online).
Pdf: www.scribd.com/doc/47409102/Kepmenkes-Registrasi-dan-PraktekBidan. html 4 Desember 2012.
Suririnah, 2009. Buku Pintar Merawat Bayi 0-12 Bulan. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Suyanto, 2008. Riset Kebidanan. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press.

Anda mungkin juga menyukai