Hasil Pertanian
Tropical Plants Curriculum Project
Universitas Udayana
Tim TPC Unud
DISCLAIMER. This publication is made possible by the generous support of the American
people through the United States Agency for International Development (USAID). The
contents are the responsibility of Texas A&M University and Udayana University as the
USAID Tropical Plant Curriculum Project partners and do not necessarily reflect the views of
USAID or the United States Government.
MODUL PELATIHAN
PROSES PEMBUATAN MINUMAN INSTAN DARI
LIDAH BUAYA
PENYUSUN
I Wayan Arnata, S.TP., M.Si.
Anak Agung Duwipayana, S. TP.
I Wayan Agus Satriadi
TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2013
TUJUAN PELATIHAN
Setelah mengikuti pelatihan ini siswa akan dapat membuat minuman instant
lidah buaya
PRINSIP DASAR
Lidah Buaya (Aloe vera; Latin: Aloe barbadensis Milleer) adalah sejenis tumbuhan yang
sudah dikenal sejak ribuan tahun silam dan digunakan sebagai penyubur rambut, penyembuh
luka, dan untuk perawatan kulit. Tumbuhan ini dapat ditemukan dengan mudah di kawasan
kering di Afrika. Lidah buaya juga merupakan tanaman yang telah lama dikenal di Indonesia
karena kegunaannya sebagai tanaman obat untuk beberapa jenis penyakit. Belakangan tanaman
ini menjadi semakin dikenal karena manfaatnya yang semakin luas yaitu sebagai sumber
penghasil bahan baku untuk aneka produk industri makanan, farmasi dan kosmetik, serta sebagai
bahan makanan dan minuman kesehatan. Lidah buaya dapat digunakan sebagai tanaman hias,
tanaman obat, maupun minuman. Dari lebih 300 jenis Aloe, hanya tiga jenis yang diusahakan
secara komersial, yaitu Aloe vera (Aloe barbadensis Miller), Aloe perryi dan Aloe ferox. Di
antara ketiga jenis Aloe tersebut, hanya jenis Aloe vera yang paling berpotensi untuk
dikembangkan dalam memenuhi kebutuhan industri farmasi, pangan dan kosmetika, termasuk
salah satunya dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan minuman instant lidah buaya.
Komposisi (g)
1000
Gula
1000
Garam
20
Daun Suji
10
Daun pandan
PROSEDUR KERJA
1. Kupas dan Potong
Daun lidah buaya setelah dipetik dan dikupas dengan cara dipotong menjadi dua atau tiga
bagian, maksudnya untuk memudahkan pekerjaan mengupas. Pertama buang bagian duri
kiri dan kanan, kemudian kupas bagian dalam dan luar/punggung daun lidah buaya, dan
yang terakhir daging lidah buaya dipotong-potong kecil seperti dadu
2. Bersihkan dan Rendam dengan Air Garam
Pembersihan dan perendaman dilakukan setelah lidah buaya dipotong kecil-kecil
menyerupai dadu. Perendaman dilakukan dengan menggunakan air garam selama 30
menit, dimaksudkan untuk menghilangkan lendir yang terdapat pada daging lidah buaya.
Lendir tersebut memiliki rasa pahit, maka dari itu lendir tersebut harus dihilangkan.
Setelah 30 menit daging lidah buaya tersebut dicuci kembali sampai tidak berlendir dan
ditiriskan.
3. Blender
Daging lidah buaya yang sudah bersih ditimbang (sesuai kebutuhan) lalu diblender
hingga menjadi halus. Daging lidah buaya yang sudah halus siap untuk diolah untuk
proses selanjutnya.
4. Masak dan Aduk
Hasil dari blenderan daging lidah buaya langsung dimasukkan ke dalam wajan
pemasakan yang terbuat dari bahan Stenlees steel dan ditambah dengan gula tebu, daun
pandan wangi, serta daun kayu suji. Selama pemasakan dari awal sampai jadi, dilakukan
pengadukan terus menerus.
5. Kristalisasi
Proses pemasakan tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama, bahan/daging lidah
buaya yang cair akan menjadi mengental dan berbentuk karamel. Setelah proses karamel
inilah pelan-pelan api pemasakan dikecilkan sambil tetap mengaduk, pengadukan terus
dilakukan agar adonan tidak menggumpal dan mengeras. Pada proses inilah adonan
sudah mulai mengkristal dan api dimatikan sambil tetap mengaduk sehingga menjadi
lidah buaya kristal.
6. Dinginkan dan haluskan
Setelah berbentuk kristal, olahan tersebut didinginkan selama 30 menit dan dialuskan
dengan menggunakan mesin tepung/powder (Gambar 11). Penghasusan tersebut
bertujuan untuk menghaluskan butiran-butiran yang masih besar agar nantinya mudah
dikemas serta mempercepat larut dalam air bila diseduh untuk konsumsi.
7. Pengemasan
Daun
Lidah Buaya
Kupas dan
Potong-potong
Blender
Gula Pasir
- Daun Pandan
- Daun Suji
Kristalisasi
Oven
100C selama 30-60 menit
Toples
Kemas
Sachet
MODUL PELATIHAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2013
TUJUAN PELATIHAN
Setelah mengikuti pelatihan ini siswa akan dapat membuat wine dari buah jeruk manis.
Meningkatkan nilai jual komoditas jeruk manis saat musim panen
Menciptakan inovasi baru minuman wine jeruk
PRINSIP DASAR
Jeruk Manis (Citrus Aurantium)
Jeruk adalah buah tahunan yang berasal dari Asia. Sejak ratusan tahun yang lalu, jeruk
sudah tumbuh di Indonesia baik secara alami atau dibudidayakan. Tanaman jeruk yang ada di
Indonesia adalah peninggalan orang Belanda yang mendatangkan jeruk manis dari Amerika
dan Itali.
Klasifikasi botani tanaman jeruk adalah sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rutales
Keluarga : Rutaceae
Genus : Citrus
Spesies : Citrus sp.
Salah satu jenis jeruk yang banyak dibudidayakan di Indonesia adalah jeruk manis (Citrus
Aurantium). Jenis manis mengandung betakaroten dan bioflavanoid yang dapat memperkuat
dinding pembuluh darah kapiler. Pektinnya juga banyak terapat dalam buah dan kulit jeruk,
manfaatnya membantu menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan mingkatkan kolesterol
baik (HDL). Jeruk juga berlimpah kandungan flavanoidnya, seperti flavanpis yang berfungsi
sebagai antioksidan penangkal menangkap radikal bebas penyebab kanker. Flavanoid juga
menghalangi reaksi oksidasi LDL yang menyebabkan darah mengental dan mencegah
pengendapan lemak pada dinding pembuluh darah. Jeruk juga kaya akan kandungan gula buah
yang dapat memulihkan energi secara cepat. Jeruk juga kaya akan serat (dietary fiber) yang
dapat mengikat zat karsinogen di dalam saluran pencernaan. Manfaatnya sembelit, wasir dan
kanker kolon bisa dihindari. Di dalam 100 g jeruk manis mengandung energi 51 kkal, protein 0,9
g, lemak 0.2 g, karbohidrat 11.4 g, kalsium 33 mg, fosfor 23 mg, besi 0.4 mg, retinol 57 mcg dan
asam askorbat 49 mg. Jeruk juga kaya akan serat yang dapat memperlancar proses
pencernaan..
Wine
Wine merupakan jenis minuman beralkohol berbahan dasar sari buah dengan kandungan
gula tinggi, yang dihasilkan dari proses fermentasi dengan bantuan mikrobia tertentu dalam
keadaan anaerob (Rahayu dan Kapti, 1987). Wine biasanya terbuat dari jus anggur yang
difermentasi. Keseimbangan sifat alami yang terkandung pada buah anggur, menyebabkan
buah tersebut dapat difermentasi tanpa penambahan gula, asam, enzyme, ataupun nutrisi lain.
Wine dibuat dengan cara memfermentasi jus buah anggur menggunakan khamir dari type
tertentu. Yeast tersebut akan mengkonsumsi kandungan gula yang ada pada buah anggur dan
mengubahnya menjadi alkohol. Perbedaan varietas anggur dan strain khamir yang digunakan,
tergantung pada type dari wine yang akan diproduksi (Johnson, 1989). Teknologi pengolahan
anggur menjadi wine pertama kali dikembangkan oleh orang Mesir pada tahun 2500 sebelum
Masehi. Dari mesir budidaya dan teknologi pengolahan anggur masuk ke Yunani dan
menyebar ke daerah Laut Hitam sampai ke Spanyol, Jerman, Prancis, dan Austria. Sejalan
dengan perjalanan Columbus teknologi pengolahan dan budidaya anggur mulai menyebar ke
Mexico, Amerika Selatan, Afrika Selatan, Asia termasuk Indonesia, dan Australia. Penyebaran
ini juga menjadikan anggur mempunyai beberapa sebutan, seperti grape di Amerika dan Eropa,
putao di China, dan Anggur di Indonesia (Wahyu, 2004).
Selain menggunakan buah anggur, minuman wine juga dapat dibuat dari buah-buahan
lain yang banyak mengandung gula, seperti apel, berry, lengkeng, nenas termasuk jeruk.
Penamaan minuman anggur atau wine yang dibuat dari selain buah anggur biasanya
menyertakan nama buah yang digunakan, seperti wine apel, ataupun wine berry dan secara
umum disebut dengan Fruity wine. Sedangkan jika wine terbuat dari bahan pangan yang
mengandung pati, seperti beras dan gandum, maka wine tersebut lebih dikenal dengan istilah
minuman Sake (barley wine atau rice wine). Minuman wine yang dibuat dari bahan baku jahe
dikenal dengan sebutan Brandy (Allen, 2008).
Bahan:
Buah jeruk manis, ragi (Saccharomyces sp), gula, asam sitrat (jeruk lemon). Natrium
metabisulfit, dan air.
PROSEDUR
Pembuatan Starter :
Buah jeruk dikupas bersih kemudian dicuci dan ditimbang sebanyak 200 g.
Buah jeruk yang sudah bersih dihancurkan dengan cara diblender.
Hasil blender tersebut disaring untuk memisahkan air dengan ampas.
Filtrat jeruk selanjutnya ditambahkan gula sebanyak 5%.
Selanjutnya dipasteurisasi dengan suhu 63 oC selama 30 menit.
Setelah itu didinginkan dengan suhu 30 oC, lalu pH diatur 3,75.
Filtrat tersebut difermentasi selama 24 jam dengan cara ditutup rapat dengan kapas dan
ditaruh pada suhu kamar.
Buah jeruk dikupas, dan diberishkan. Kemudian dihancurkan dengan blender. Dan
selanjutnya disaring untuk memisahkan air dengan ampasnya.
Filtrat yang telah diperoleh kemudian ditambahkan gula sebanyak 7,5-10%. Selanjutnya
pH diatur 3,75.
Filtrate tersebut dimasukan dalam botol dan ditambahkan starter sebanyak 10%.
Setelah itu dilakukan fermentasi minimal 2 minggu.
Setelah 2 minggu ditambahkan natrium metabisulfat dan fermentasi dihentikan.
Hasilnya dianalisis kadar gula reduksi, kadar etanol ,kadar metanol, total asam, pH, dan
uji organoleptik
Selanjutnya difitrasi, dan wine jeruk siap dimasukan dalam botol kemas.
Dikupas
Dicuci
Ditimbang
Dihancurkan
Disaring
Gula 5% v/v
Filtrat
Dipasteurisasi (63oC, 30
menit)
Didinginkan (30 oC)
pH diatur 3,75
Kultur 2%
Fermentasi 24 jam
(tutup kapas)
starter
Ampas
Buah Jeruk
Dikupas
Dicuci
Dihancurkan
Disaring
Ampas
Filtrat
Dimasukkan ke
Botol
+ Starter 10%
Fermentasi
(2 minggu)
+ Natrium metabisulfit
2,5 ml/kg
Fermentasi
dihentikan
Wine jeruk
Filtrasi
Dibotolkan
Analisis:
Kadar gula reduksi
Kadar etanol
Kadar metanol
Total asam
pH
Uji organoleptik
Buah Jeruk
Dikupas
Dicuci
Dihancurkan
+ Gula 7.5-10%
Atur pH sampai pH
3.75
Dimasukkan ke
Botol /Toples
+ Starter 10%
Fermentasi
(2 minggu)
+ Natrium metabisulf it
2,5 ml/kg
Fermentasi
dihentikan
Pengepresan
Wine jeruk
Filtrasi
Dibotolkan
Ampas
Analisis:
Kadar gula reduksi
Kadar etanol
Kadar metanol
Total asam
pH
Uji organoleptik
DAFTAR PUSTAKA
A.O.A.C. 1975. Methoda of Analysis of The Association of Official Analytical Chemist,
Washington DC.=
Logothetis, Elias TN, Anna G, Tasos K, Tataridis P, Graeme W.
2010. Influence of sodium chloride on wine yeast fermentation performance. Dove
Press journal: International Journal of Wine Research.
Membre, Marie. 1999. Combined Effects of pH and Sugar on Growth Rate of Saccharomyces
Bakery Product Spoilage Yeast. PubMed Central Journal.
Riadi, L. 2007. Teknologi Fermentasi. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Said, Judoamidjojo M, Darwis Abdul. 1992. Teknologi Fermentasi. Penerbit: Rajawali Pers.
Jakarta.
Setioko, W. 2002. Mempelajari Pengaruh Jenis dan Penambahan Gula terhadap
Karakteristik Wine Salak dan Analisis Ekonomi pada Usaha Pengolahannya. Fakultas
Teknologi Pertanian. Universitas Udayana. Bali.
Sudarmadji, S., B. Haryono & Sukardi. 1984. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. PAU
Pangan dan Gizi, Universitas Gadjah Mada, Jogjakarta.
Sutriswati R.E dan Kapti R. 1987. Teknologi Pengolahan Minuman
Beralkohol. Fakultas Pangan dan Gizi.Universitas Gadjah Mada.
Tsakiris A, Kiriaki S, Panagiotis K, Panagiotis K, Constantina T, Yiannis K. 2011. Price
estimation and economic evaluation of the production cost of red wines produced by
immobilized cells on dried raisin berries. Dove Press journal: International Journal of
Wine Research.
...
2.
3.
POST -TEST
1.
2.
3.
.
Proses pembuatan wine buah jeruk adalah sebagai berikut :
MODUL PELATIHAN
TUJUAN PELATIHAN
Setelah mengikuti pelatihan ini siswa akan dapat memahami prinsip dasar teknik
penanganan pascapanen hortikultura khususnya mengenai sifat produk hortikulturam,
faktor-faktor yang mempengaruhi fisiologi produk hortikultura
Setelah mengikuti pelatihan ini siswa akan dapat :
1. Mengenalkan cara pembuatan emulsi minyak nabati sebagai bahan pelapisan pada
buah
2. Mengenalkan cara pelapisan pada produk buah (jeruk)
PRINSIP D ASAR
Lapisan alami pada produk buah merupakan bagian dari anatomi buah. lapisan ini
berfungsi sebagai pelindung bagi buah dari faktor-faktor lingkungan luar seperti suhu
yang tinggi ataupun kelembaban yang rendah. lapisan ini pula berfungsi sabagai
pelindung dari serangan mikroorganisme yang dapat merugikan seperti penyebab
busuk. namun semakin matang, lapisan ini semakin tipis.
penanganan dan pemanenan lapisan ini bisa menjadi hilang. oleh karena itu diperlukan
pelapisan buatan yang dapat berfungsi sama.
Air Bersih
PROSEDUR
1. Siapkan blender
2. Siapkan air 950 ml (95%)
3. Tuangkan air ke dalam blender
4. Ukur asam oleat 5 ml (0.5%) lalu tuang ke dalam blender
5. Ukur tween 80 sebanyak 10 ml dan tuang ke dalam blender
6. Ukur minyak kelapa/wijen sebanyak 5 ml dan tuang ke dalam blender
7. Ukur 30 ml alkohol (3%), aduk alkohol di dalam alat ukur untuk membersihkan
sisa bahan lainnya
8. Tutup blender dengan rapat kemudian hidupkan dan setel pada kecepatan
sedang
9. Biarkan bahan-bahan bercampur selama kurang lebh 1 menit
pre-test
Nama:
1. Apakah anda paham bahwa setelah produk pertanian dipanen masih tetap hidup?
3. Berikan uraian anda tentang pengaruh suhu dan kelembaban terhadap proses penyimpanan
produk pertanian !
4. Sebutkan beberapa usaha yang anda ketahui untuk meningkatkan masa simpan produk
pertanian khususnya buah dan sayuran !
post-test
Nama:
3. Berikan uraian anda tentang pengaruh suhu dan kelembaban terhadap proses penyimpanan
produk pertanian !
4. Sebutkan beberapa usaha yang anda ketahui untuk meningkatkan masa simpan produk
pertanian khususnya buah dan sayuran !
MODUL PELATIHAN
TUJUAN PELATIHAN
Setelah mengikuti pelatihan ini siswa akan dapat memahami prinsip dasar teknik
penanganan pascapanen hortikultura khususnya mengenai sifat produk hortikulturam,
faktor-faktor yang mempengaruhi fisiologi produk hortikultura
Setelah mengikuti pelatihan ini siswa akan dapat :
3. Mengenalkan cara pembuatan emulsi minyak nabati sebagai bahan pelapisan pada
buah
4. Mengenalkan cara pelapisan pada produk buah (jeruk)
PRINSIP D ASAR
Lapisan alami pada produk buah merupakan bagian dari anatomi buah. lapisan ini
berfungsi sebagai pelindung bagi buah dari faktor-faktor lingkungan luar seperti suhu
yang tinggi ataupun kelembaban yang rendah. lapisan ini pula berfungsi sabagai
pelindung dari serangan mikroorganisme yang dapat merugikan seperti penyebab
busuk. namun semakin matang, lapisan ini semakin tipis.
penanganan dan pemanenan lapisan ini bisa menjadi hilang. oleh karena itu diperlukan
pelapisan buatan yang dapat berfungsi sama.
Air Bersih
PROSEDUR
pre-test
Nama:
5. Apakah anda paham bahwa setelah produk pertanian dipanen masih tetap hidup?
7. Berikan uraian anda tentang pengaruh suhu dan kelembaban terhadap proses penyimpanan
produk pertanian !
8. Sebutkan beberapa usaha yang anda ketahui untuk meningkatkan masa simpan produk
pertanian khususnya buah dan sayuran !
post-test
Nama:
7. Berikan uraian anda tentang pengaruh suhu dan kelembaban terhadap proses penyimpanan
produk pertanian !
8. Sebutkan beberapa usaha yang anda ketahui untuk meningkatkan masa simpan produk
pertanian khususnya buah dan sayuran !
MODUL PELATIHAN
TUJUAN PELATIHAN
Setelah mengikuti pelatihan ini siswa akan dapat memahami dan mampu membuat
sabun transparan beraroma sereh
PRINSIP DASAR
Sabun dibuat dengan mereaksikan basa natrium atau kalium dengan asam lemak
dari minyak nabati atau lemak hewan (reaksinya disebut saponifikasi). Sabun padat
dapat dibedakan atas 3 jenis, yaitu sabun opaque, translucent, dan trasparan. Sabun
transparan merupakan salah satu jenis sabun yang memiliki penampilan transparan..
Penambahan minyak atsiri sereh dalam formula sabun transparan difungsikan sebagai
penghalus kulit, pencegah jerawat, pengharum alami, sekaligus sebagai aroma yang
mampu mencegah gigitan nyamuk.
Minyak kelapa
Asam stearat
NaOH 30%
KOH 30%
Alkohol 70%
Gula pasir
Gliserin
Minyak atsiri sereh
Pewarna
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Gelas ukur
Timbangan
Panci stainlesteel
Kompor/pemanas
Pengaduk
Cetakan
Alat :
Komposisi %
12
23,2
9,3
9,3
23,2
18
5
PROSEDUR
a. Prosedur Pembuatan Dasar Sabun
1. Asam stearat diencerkan dalam minyak kelapa bersuhu 70 0C.
2. Setelah asam stearat larut ke dalam minyak, kemudian gliserin, alkohol, dan
gula pasir dimasukkan sambil diaduk-aduk sampai semua larut menjadi satu
(homogen) dan suhu tetap dijaga 70 0C.
3. Selanjutnya KOH dan NaOH dimasukkan ke dalam adonan secara perlahanlahan sambil diaduk rata.
4. Setelah adonan tercampur rata dan adonan sabun sudah mulai mengental 3
menit, adonan sabun segera diangkat dan dituangkan ke cetakan plastik.
5. Adonan sabun didinginkan selama 2 jam dan akan terbentuk base sabun atau
dasar sabun.
b.
...
5.
6.
POST-TEST
4.
5.
6.
.
Proses pembuatan sabun sereh transparan adlah sebagai berikut :
Pendahuluan
Karakteristik Alami Produk
Segar
Pertimbangan Fisiologis
Laju Respirasi
Produksi etilen
Transpirasi
Udara lingkungan
Pertimbangan Fisik
Pertimbangan Patologis
Pertimbangan kondisi lingkungan
Pertimbangan Ekonomis
10
Transpirasi
13
14
15
terimakasih
16