Bieniawski, Z.T. 1989. Engineering Rock Mass Classification: A Complete manual for Engineers and Geologist in Mining, Civil, and Petroleum Engineering. Wiley : New York Hadmoko, D.S., Mardiatno, D., Siddik, F. 2009. Analisis Stabilitas Lereng Untuk Zonasi Daerah Rawan Longsor Di DAS Secang Kulonprogo Dengan Menggunakan Model Deterministik. UGM: Yogyakarata. Hardiyatmo, Hary.C. 2012. Tanah Longsor Dan Erosi: Kejadian dan Penanganan. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta. Mulyaningsih, Sri. 2010. Pengantar Geologi Lingkungan. Panduan: Yogyakarta. Romana, M., Sern, J.B., Montalar, E. 2003. SMR Geomechanics classification: Application, experience and validation. Polytechnic University of Valencia : Spain Singh, Bhawani., Goel, R.K. 2011. Engineering Rock Mass Clasification. Elsevier : India Wyllie, D.C. dan Mah, C.W. 2005. Rock Slope Engineering: Civil and Mining ( Edition). Spon Press Taylor and Francis Group : London.
Batuan ini mempunyai ciri fisik yaitu warna segar putih, warna lapuk kuning kecoklatan, tekstur klastik kasar dan bentuk material membundar (brounded). Batuan ini mempunyai struktur masif dengan ukuran butir pasir kasar, berdasarkan ciri fisik di atas maka dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini Tufa kasar.
Material penyusun batuan ini berasal dari hasil aktivitas vulkanisme yang bersifat eksflosif. Material piroklastik yang berukuran butir pasir kasar terlempar jauh dari pusat erupsi kemudian jatuh dan tertransportasi ke dasar cekungan yang stabil. Kemudian terjadi proses sedimentasi, berlanjut dengan proses kompaksi dan sementasi hingga lithifikasi atau proses pembatuan. Ukuran butir yang kasar dan bentuk yang relatif membundar menunjukkan bahwa material penyusun batuan ini terendapkan pada arus tenang menghasilkan struktur perlapisan yang tipis yangdisebut laminasi. Berdasarkan kondisi arus yang berpengaruh dan struktur sedimen yang terbentuk maka dapat diinterpretasikan bahwa l