Anda di halaman 1dari 27

BAB III

PERENCANAAN KOPLING GESEK

Berdasarkan spesifikasi tugas yang diberikan yaitu rancangan kopling


gesek pada kendaraan yang mempunyai daya sebesar 155 PS dengan putaran
poros 6000 rpm, sehingga dalam hal ini akan dibahas masing-masing dari bagian
kopling tersebut.

3.1 Analisa Perhitungan poros


Sesuai dengan spesifikasi daya 178 PS (131 kW) dan putaran poros (n1)
adalah 4000 rpm. Untuk mencari daya yang ditransmisikan (Pd) dapat digunakan
persamaan ( 2.1 halaman 21 )
Pd

= Fc x P (PS)

Dimana : fc = diambil 1,0 ( table 2.2 halaman 21)


Pd

= 1,2 x (136 x 0.735)

Pd

= 119,95 kW

Momen puntir (T) dapat dicari dengan persamaan ( 2.2 halaman 21 )


Pd
kg . mm
n1

= 9,74 x 105

= 9,74 x 105 3500 rpm

= 33379,96 kg. mm

119,95 kW

Untuk bahan poros diambil baja carbon (JIS G 450 1) S 50C, dengan kekuatan
tarik b = 62 kg/mm2 ( table 2.1 hal 21 )

Maka tegangan puntir bahan dicari dengan persamaan ( 2.3 halaman 21 )


a

tb
Sf 1 x Sf 2

Dimana :
Sf1

= 6,0 ( pers 2.4 hal 22 )

sf2

= 3,0 ( pers 2.5 hal 22)

62
6 x 3,0

= 3,5kg/mm2
= 3,5 kg/cm2

Diameter poros (ds) dapat dihitung dengan persamaan ( 2.6 halaman 23 )


ds

5,1

k t . C b . T
=
a

1/3

Dimana :
Kt

= 1,5 dipilih (pers 2.7 hal 23)

Cb

= 2,0 dipilih (pers 2.8 hal 23)

ds

x 1,5 x 2 x 33379,96
=
3,5

Maka :
5,1

1/3

= 44,5 mm
Sehingga diameter poros yang diambil adalah ds = 45 mm.
Jika diameter bantalan sebuah poros direncanakan sebesar 50mm. Maka jari-jari
fillet dihitung dengan persamaan ( 2.9 halaman 23 )

D b - Ds
2

maka :
r

50 - 45
2

= 2,5 mm

Maka alur pasak, tinggi pasak dan fillet dapat dihitung dengan persamaan
( 2.10 halaman 16 )
1. Alur pasak (b)
b

ds
4

45
4

= 11,25 mm

2. Tinggi pasak (h) dapat dihitung dengan persamaan ( 2.11 halaman 23)
h

ds
8

45
8

= 5,6 mm

3. Fillet pasak (c) dapat dihitung dengan persamaan ( 2.12 halaman 23 )


c

h
b

5,6

= 11,25
= 0,5 mm

Maka faktor konsentrasi tegangan () untuk pembebanan puntir statis dari


suatu poros bulat dengan alur pasak persegi yang diberi fillet (r), dapat dihitung
dengan berpedoman pada gambar diagram (2.16 halaman 24)
=

r
ds

2,5
45

0,05

Maka faktor konsentrasi tegangan () =2,3


Maka faktor konsentrasi tegangan untuk pembebanan puntir statis dari suatu
poros bulat dengan pengecilan diameter yang diberi fillet 1,25
Tegangan geser (g) dihitung dengan persmaan ( 2.14 halaman 24 )
T

3
= ds =
16

5,1 x

5,1 T
ds 3

20048,2kg . mm

45 mm 3

= 1,12 kg/mm2

Perbandingan tegangan geser yang terjadi selama mengalami faktor konsentrasi


tegangan dari poros didapat dari persamaan ( 2.15 halaman 24 )

ta x Sf 2

x kt x cb

3,5 x3,0
2,3

1,12 x 1,5 x 2

4,5

a x Sf 2

3,36
x kt x cb, maka pengujian baik.

Maka perbandingan di atas dinyatakan baik karena pengaruh konsentrasi tegangan


cukup besar.

3.2 Analisa Perhitungan Plat Gesek


Momen puntir yang diteruskan ( T ) dapat dihitung dengan persamaan
( 2.16 halaman 25 )
5
T = 9,74 x10

fcP
n1

T = 9,74 x 105

1,2x102,9 kW
6000rpm

T= 20044,92 kg. mm
Besar tekanan pada permukaan bidang gesek ( f ) dihitung dengan persamaan
( 2.17 halaman 25 )
f=

( D22 - D12 )Pa

Perbandingan diameter D1 : D2 adalah 0,6-0,8 diambil 0,8 ( pers 2.17 hal 25 )


besar tekanan rata-rata suatu bahan 0,007 - 0,07 kg/mm2 ( tabel 2.3 hal 25 )
diambil 0,02 kg/mm2

F=
=

(D22 0,8 D22) x 0,02 kg/mm2


(1 0,8) D22 x 0,02 kg/mm2

= 0,00314 D22

Maka, jari-jari rata-rata (rm) dapat dihitung dengan persamaan ( 2.19 halaman 26)
rm

D1 D 2
4

0,8 1 D 2
4

= 0,45 D2
Diameter luar (D2) dihitung dengan persamaan ( 2.20 halaman26)
T

= . F . rm
= 0,5 x 0,00314 D22 x 0,45 D2

20044,92 = 0,0007 D23


D2

20044,92
0,0007

= 305,9 mm
Diameter dalam (D1) dihitung dengan persamaan ( 2.22 halaman 26 )
D1

= 0,8 . D2
= 0,8 x 305,9 mm
= 244,72 mm

Luas plat gesek (A) dihitung dengan persamaan ( 2.18 halaman 26)

=
=

(D22 D12)

3,14
( (305,9)2 (244,72)2
4

= 26444,24 mm2
= 264,4424cm2
Besar tekanan pada permukaan plat gesek (F) dihitung dengan persamaan
( 2.17 halaman 26 )
F

= A . Pa
= 26444,24 mm2 x 0,02 kg/ mm2
= 528,9 kg

3.3 Perhitungan Umur Kopling


a.

Momen Puntir
Momen puntir ( T ) dari daya penggerak mula dihitung dengan persamaan

( 2.23 halaman 26 )
T

= 974

Fc. P
n1

= 974

1,2.102,9
6000

= 20,044 kg.m
Momen beban saat start dihitung dengan persamaan ( 2.28 halaman 26)
Tl1 T

T12

Dimana :

T12

merupakan momen maksimum pada saat kecepatan penuh. Efek total roda
gaya terhadap poros kopling adalah GD2 = 3 kg m2 ( pers 2.26 hal 27 )
Kecepatan relatif (putaran penuh) pada poros kopling (nr) dihitung

dengan persamaan ( 2.24 halaman 27 )


nr = n1 n2
Bila n1 = Putaran poros kopling = 6000 rpm
n2 = Putaran beban (diasumsikan) = 2800 rpm
Tl1 = 974

fc x P
n2

= 974

1,2.102,9
2800

= 42,95kg.m
Maka :
nr = n1 n2
= 6000 2800
=3200 rpm
Bila jangka waktu penghubung (dari saat kapling dihubungkan hingga
kedua poros mencapai putaran yang sama) adalah te = 0,1 s (s) diambil 0,6
(waktu penghubung rencana).
Faktor untuk keamanan kopling tetap diambil f = 1
Maka momen percepatan yang diperlukan mencapai jangka waktu penghubung
yang direncanakan adalah (Ta) dihitumg dengan persamaan (2.25 halaman 27 )
Maka :

Ta =

GD 2 .n r
+ Tl1 (kg.m)
375t e

Sehingga :
GD 2 .n r
Ta =
+ Tl1
375t e
3 x 3200

= 375 x 0,6 42,95


= 85,61 kg.m
Untuk momen berat yang digunakan dari permulaan maka dipilih kopling dengan
kapasitas momen gesek dinamis (Tdo) dalam daerah berikut :
T do > Ta . f

( pers 2.27 hal 27 )

> 85,61 x 1 kg. m


85,61 kg.m
Maka harga Tdo untuk kopling gesek plat tunggal kering adalah :

b.

Nomor tipe kopling 100

T do = 95 kg . m > 85,61 kg . m

Kerja Penghubung
Kerja penghubung (E) dapat dihitung dengan ( pers 2.29 hal 27 )
E

Tdo
GD 2 . nr 2
.
( kg . m/hb )
T
do - T
7160

95
3 x 3200 2
=
x 95 20,044
7160

= 5437,8 kg.m/hb
Bila jumlah penghubung tiap menit N = 0,5 hb/menit dan kerja penghubung yang
diizinkan adalah Ea ( kg.m/hb ).

Maka :
E > Ea

( pers 2.30 halaman 27 )

E > 5437,8 kg.m/hb


c.

Waktu Pelayanan dan Penghubungan (Waktu Kerja)

Waktu penghubung sesungguhnya dihitung dengan persamaan ( 2.31 halaman 27)


tae=

GD 2 . nr
(s)
375 (Tdo - T)
3 x 3200

= 375(95 20,044)
tae= 0,34 s
tae < te ( pers 2.32 hal 27 )
d.

Perhitungan Panas
Pada saat terjadi penghubungan, maka poros pada kopling akan panas akibat

gesekan, sehingga temperatur permukaan plat gesek biasanya naik sampai 200 0C
dalam sesaat. Namun untuk seluruh kopling umumnya dijaga agar suhunya tidak
lebih dari 800C.
Jika harga penghubung untuk satu kali pelayanan direncanakan lebih kecil dari
pada penghubung yang diizinkan, maka pada dasarnya pemeriksaan temperatur
tidak diperlukan lagi

e.

Umur Plat Gesek


Umur plat gesek dalam jumlah penghubungan (Nml )dihitung dengan

10

persamaan( 2.33 halaman 28)


Nml =

L3
E .w

Dimana :
L = Volume keausan yang diizinkan dari plat gesek untuk nomor
Kopling 100 = 210 cm3 ( tabel 2.5 hal 29 )
w = laju keausan permukaan bidang gesek
(6-10) x10-7 cm3/kg.m( tabel 2.4 hal 28 ) diambil 7 cm3/kg.m
Maka :
L3

Nml

= E .w
=

210
5437,8 x 7 x 10 7

= 55169,4 hb
Bila jumlah penghubung tiap menit N = 0,5 hb/menit dan kerja kendaraan 10
jam/menit.
Maka :
N1 = 0,5 hb x 10 jam/menit x 60 menit x 300 hari/tahun
= 9000 hb/tahun
Sehingga umur kopling dapat dihitung dengan persamaan ( 2.34 halaman 30 )
Nmd =

N ml
N1
55169,4
9000

= 6,12 tahun = 6 tahun

11

3.4 Analisa Perhitungan Pegas


a. Pegas Kejut
-

Bahan pegas yang dipakai SUP4 ( tabel 2.6 )

Tegangan maksimum pegas = 6500 kg/cm2

Jumlah pegas (n1) = 6 buah ( diasumsikan )

Jumlah lilitan (n2) = 4 buah ( diasumsikan )

Jumlah lilitan aktif (n3) = 2 buah ( diasumsikan )

Jarak sumbu pegas ke titik pusat porosnya (r) = 7 cm ( diasumsikan )

Maka gaya tekan (W1) dapat dihitung dengan persamaan ( 2.38 halaman 30 )
W1

T
r

2004,82 kg/cm
7 cm

= 286,4 kg

Maka gaya tekan (WL) untuk masing-masing pegas adalah


WL

WL

T
n
286,4
6

= 47,8 kg

Tegangan geser (g) dapat dihitung dengan persamaan ( 2.39 halaman 30 )


g = 0,8 x a
= 0,8 x 6500 kg/cm2
= 5200 kg/cm2
Faktor tegangan dari Wahl (K) dihitung dengan persamaan ( 2.40 halaman 31 )
K=

4 . C -1
0,615
+
4.C 4
C

12

Harga C diambil 4 ( gambar 2.13 )


=

4 . 4 -1
0,615
+
4.4 4
4

= 1,404
Diameter kawat pegas (d) dihitung dengan persamaan ( 2.42 halaman 31 )
g = K

d2 = K

W
D
. 2L
d
d

.c.

Wl
(pers 2.43 hal 31)
g

Maka :
d

8 W1
c
g

= 1,404 x

x4x

47,8 kg
5200 kg/cm 2

= 0,36cm
= 3,6 mm
Diameter lingkaran pegas (D) dihitung dengan persamaan ( 2.44 halaman 31 )
D=8xd
= 8 x 0,36 cm
= 2,88 cm
= 28,8 mm
Lendutan pegas () dihitung dengan persamaan ( 2.45 halaman 32 )
=

8 n 3 D3 WL
d4 G

Dimana G adalah modulus geser

= 8 x 103 kg/cm2

13

= 8 x 105 kg/mm2.........( tabel 2.7 hal 34 )


Maka :
8 x 4 x (2,88) 3 x 47,8kg
=
(0,36cm) 4 x 8 . 10 5 kg/mm 2

= 2,71 cm
= 27,1 mm
Konstanta pegas (k) dihitung dengan persamaan ( 2.46 halaman 32 )
K=

G . d4
8 . n 3 . D3

Maka :
K=

8.10 5 kg/cm 2 x 0,36 cm

8 x 4 x (2,88 3

= 17,6 kg/cm
Panjang lilitan pegas (H) dihitung dengan persamaan ( 2.47 halaman32 )
Untuk pemakaian umum H/D tidak boleh lebih dari 4
Maka :
H/D

<4
Diambil

H/D

<2D
< 2 x 2,88 cm
< 5,76 cm
< 57,6 mm

14

b. Perhitungan Pegas Tekan


Bahan pegas dari SUP4 ( tabel 2.6 )
-

Jumlah pegas (n1) = 6 buah ( diasumsikan )

Jumlah lilitan (n2) = 4 buah ( diasumsikan )

Jumlah lilitan aktif (n3) =2 buah ( diasumsikan )

Gaya tekan pada pegas (F) dihitung dengan persamaan ( 2.36 halaman 2 )

F=

(D22 D12) Pa
( 30,58 cm)2 (24,472cm)2) x 2 kg/cm2

= 527,93 kg
Bila jumlah pegas (n1) adalah 6 buah maka didapat gaya tekan untuk
masing-masing pegas dihitung dengan persamaan ( 2.37 halaman 30 )
Wl =

F
n1

527,93
6

= 87,98 kg
Tegangan geser ( g ) dihitung dengan persamaan ( 2.39 halaman 30 )
g = 0,8 x a
= 0,8 x 6500 kg/cm2
= 5200 kg/cm2
Faktor tegangan dari Wahl ( K ) dihitung dengan persaman ( 2.40 halaman 31 )
K=

4 . C -1
0,615
+
4.C 4
C

15

Dimana : C = D/d pers ( 2.41 hal 32 )


Harga C diambil 4 ( gambar 2.13 hal 22 )
=

4 . 4 -1
0,615
+
4.4 4
4

= 1,404
Diameter kawat pegas (d) dihitung dengan persamaan ( 2.42 halaman 32 )
g = K

d2 = K

W
D
. 2L
d
d

.c.

Wl
(pers 2.43 hal 32)
g

Maka :
d= K

8 W1
c

= 1,404 x

x4x

87,98 kg
5200 kg/cm 2

= 0,49 cm
= 4,9 mm
Diameter lingkaran pegas (D) dihitung dengan persamaan ( 2.44 halaman 32 )
D=8xd
= 8 x 0,49 cm
= 3,92 cm
= 39,2 mm

Lendutan pegas () dihitung dengan persamaan ( 2.45 halaman 32 )

16

8 n 3 D3 WL
d4 G

Dimana G adalah modulus geser

= 8 x 103 kg/cm2
= 8 x 105 kg/mm2 ( tabel 2.7 hal 34 )

Maka : =

8 x 4 x (3,92) 3 x 87,98 kg
(0,49 cm) 4 x 8 . 10 5 kg/mm 2

= 3,6 cm
= 36 mm

Konstanta pegas (K) dihiutng dengan persamaan ( 2.46 halaman 32 )


K=

K=

G . d4
8 . n 3 . D3
8.10 5 kg/cm 2 x 0,49 cm

8 x 4 (3,92 3

= 23,9kg/cm

Panjang lilitan pegas (H) dihitung dengan persamaan ( 2.47 halaman 32)
Untuk pemakaian umum H/D tidak boleh lebih dari 4
Maka :
H/D

<4
Diambil

H/D

<2D

17

< 2 x 3,92 cm
< 7,84 cm
< 78,4 mm

Perhitungan Paku Keling


Bahan paku keling dari bahan st 37 yang mempunyai kekuatan tarik 37 kg/mm2
Faktor keamanan

sf1 = 6 ( pers 2.4 hal 22 )


sf2 = 3,0 ( pers 2.5 hal 22 )

Tegangan tarik izin (t) dihitung dengan persamaan ( 2.48 halaman 32 )


Maka : t

b
= sf sf
1
2

3700 kg / cm 2
6 3,0

= 205,6 kg/cm2
Tegangan geser izin (g) dihitung dengan persamaan ( 2.49 halaman 32)
g = 0,18 x t
= 0,18 x 205,6 kg/cm2
= 37 kg/cm2
Jarak dan banyaknya paku kelling yang direncanakan adalah sebagai berikut :

TABEL. 2.8 Perencanaan Paku Keling

Baris
I

Jumlah paku
16

R (cm)
10

18

II

16

III

12

IV

Jadi besar gaya yang dialami oleh setiap baris paku kelling adalah :
a.

Baris Pertama (I)


Npk

= 16 buah

= 10 cm

Gaya tekan paku keling dihitung dengan persamaan ( 2.50 halaman 36 )


T

=Pxr

Maka :
P

T
( pers 2.51 hal 36)
r

2004,82 kg.cm
10 cm

= 200,482 kg

P tiap paku keling dihitung dengan persamaan ( 2.52 halaman 36)


P1

= n
pk
=

200,482
kg
16

= 12,53 kg
Maka diameter paku pada baris pertama ( D1 ) dihitung dengan persamaan
( 2.53 halaman 25 )

19

D1

Px4
t x g

200,482 kg x 4
205,6kg / cm 2 x 37 kg / cm 2

= 0,32cm
= 3,2 mm

b.

Baris Kedua (II)


Npk

= 16 buah

= 9 cm

Gaya tekan paku keling dihitung dengan persamaan ( 2.50 halaman 36 )


T

=Pxr

T
( pers 2.51 hal 36 )
r

2004,82 kg.cm
9 cm

= 222,75 kg
P tiap paku keling dihitung dengan persamaan ( 2.52 halaman 36 )

P2

=n
=

pk

222,75
kg
16

= 13,92kg
Diameter paku keling pada baris kedua ( D2 ) dihitung dengan persamaan
( 2.53 halaman 36 )

20

D2

Px4
t x g

222,75 x 4
205,6 x 37

= 0,34 cm
= 3,4 mm

c.

Baris Ketiga (III)


Npk

= 12 buah

= 8 cm

Gaya tekan paku keling dihitung dengan persamaan ( 2.50 halaman 36 )


T

=Pxr

Maka :
P

T
( pers 2.51 hal 36 )
r

2004,82
8

= 250,6 kg
P tiap paku keling dihitung dengan persamaan ( 2.52 halaman 36 )
P3

= n
pk
=

250,6
kg
16

= 154,7 kg
Maka diameter paku keling pada baris ketiga ( D3 ) dihitung dengan
persamaan ( 2.53 halaman 25 )

21

D3

Px4
t x g

250,6 x 4
205,6 x 37

= 0,36 cm
= 3,6 mm

d.

Baris Keempat (IV)


Npk

= 6 buah

= 6 cm

Gaya tekan paku keling (P) dihitung dengan persamaan ( 2.50 halaman 36 )
T

=Pxr

Maka :
P =
=

T
( pers 2.51 hal 36 )
r
2004,82
6

= 334,13 kg

P tiap paku keling dihitung dengan persamaan ( 2.52 halamn 36 )


P4

=n
=

pk

334,13
kg
8

= 41,76 kg

22

Maka diameter paku keling pada baris keempat dihitung dengan persamaan
(2.53 halaman 25)
D4

Px4

t x g
334,13 x 4
205,6 x 37

= 0,41 cm
= 4,1 mm

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 KESIMPULAN

Dari hasil perhitungan dan perencanaan didapat daya-daya dan spesifikasi


dari kopling gesek.Untuk kendaraan jenis ESCUDO 2.0 dengan daya sebesar 140
PS (102,9 KW) dan putaran 6000 rpm adalah sebagai berikut:

23

1. Momen puntir yang terjadi pada kopling

: 20048,2 kg.mm

2. Diameter poros penggerak

: 45 mm

3. Diameter poros yang digerakkan

: 45mm

4. Diameter dalam plat kopling

: 244,72 mm

5. Diameter luar plat kopling

: 305,9 mm

6. Luas plat gesek

: 19074,4 mm

7. Batas pemakaian (umur kopling)

: + 6 Tahun

8. Pegas kejut
a. Jumlah pegas

: 6 buah

b. Jumlah lilitan pegas

: 4 buah

c. Jumlah lilitan aktif

: 2 buah

d. Diameter kawat pegas

: 3,6 mm

e. Diameter lingkaran pegas

: 28,8 mm

f. Lendutan :

27,1 mm

g. Panjang lilitan pegas

: 57,6 mm

2. Pegas tekan
a. Jumlah pegas

: 6 buah

b. Jumlah lilitan pegas

: 4 buah

c. Jumlah lilitan aktif

: 2 buah

d. Diameter kawat pegas

: 4,9 mm

e. Diameter lingkaran pegas

: 39,2 mm

f. Lendutan :

36 mm

24

g.

Panjang lilitan pegas:

: 78,4 mm

3. Paku keling
a. Pada baris pertama
-

Jumlah paku

: 16 buah

r1

: 100 mm

Diameter paku

: 3,2 mm

P tiap paku keling

: 12,53 kg

b. Pada baris Kedua


-

Jumlah paku

: 16 buah

r2

: 90 mm

Diameter paku

: 3,4 mm

P tiap paku keling

: 13,92 kg

c. Pada baris ketiga


-

Jumlah paku

: 12 buah

r3

: 80 mm

Diameter paku

: 3,6 mm

P tiap paku keling

: 16,66kg

d. Pada baris ke empat


-

Jumlah paku

: 6 buah

r4

: 60 mm

Diameter paku

: 4,1 mm

P tiap paku keling

: 41,76 kg

25

Dalam perencanaan kopling jenis kendaraan ESCUDO 2.0 dengan daya


sebesar 140 PS dan putaran 6000 rpm, dari perhitungan dan sfesifikasi telah
didapat dan disimpulkan bahwa kopling yang terdapat pada jenis ini merupakan
kopling yang efisien, dari segi umur kopling juga cukup ekonomis.

4.2 Saran
Dalam perencanaan kopling plat gesek ini masih jauh dari kesempurnaan
dimana ketelitian dalam perhitungan masih kurang dan ilmu pengetahuan tentang
kopling dari penulis sendiri masih kurang, penulis mengharapkan kritik dan saran
dari para pembaca yang bersifat membangun agar suatu saat penulis dapat
memperbaikinya dimasa-masa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA
Sularso dan Kiyokatsu, 1991, Perencanaan dan Pemilihan Bahan, Pradya, Jakarta

26

27

Anda mungkin juga menyukai