DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ................................................................................................................ I
BAB I ............................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN............................................................................................. 1
BAB II ........................................................................................................................... 3
MANAJEMEN CASH FLOW........................................................................ 3
2.1. Pengertian Cash flow................................................................................. 3
2.2. Metode Penyusunan Laporan Cash Flow............................................... 8
2.3. Contoh Membuat Laporan Cash Flow.................................................... 11
BAB III ......................................................................................................................... 12
KESIMPULAN................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebuah perusahaan pada awalnya hanya memikirkan keuntungan yang besar dan
cepat dengan melakukan apapun untuk mencapai target yang diinginkan oleh perusahaan
tanpa memikirkan dampak dimasa yang akan datang. Tetapi lambat laun perusahaan juga
menyadari bahwa setiap kegiatan yang dilakukan harus memperhitungkan resiko yang
dihadapi. Untuk dapat mengetahui kinerja setiap perusahaan harus menyajikan suatu
laporan keuangan pada satu periode. Laporan keuangan digunakan sebagai dasar untuk
menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan, dimana hasil analisis tersebut
digunakan oleh pihak pihak yang berkepentingan untuk mengambil suatu keputusan.
Selain itu laporan keuangan akan dapat menilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban kewajibannya, struktur modal usaha, keefektifan penggunaan aktiva, serta
hal hal lainnya yang berhubungan dengan keadaan finansial perusahaan.Untuk itu setiap
perusahaan diwajibkan menyusun laporan arus kas dan menjadikan laporan tersebut
sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan untuk setiap periode
penyajian laporan keuangan. Laba bersih yang dihasilkan suatu perusahaan belum
menjamin bahwa perusahaan tersebut memiliki uang kas yang cukup. Untuk menjalankan
operasi, melakukan investasi, dan membayar hutang, perusahaan benar-benar harus
memiliki kas bukan memiliki laba bersih. Karena itu, bagi investor sangat penting untuk
menganalisis sampai sejauh mana efesiensi perusahaan dalam mengelola kasnya. Tujuan
utama laporan arus kas adalah menyajikan informasi yang relevan tentang penerimaan
dan pengeluaran kas suatu perusahaan selama satu periode.
Di indonesia, usaha untuk meningk atkan pengungkapan laporan
keuangan di tandai dengan dikeluarkannya Standar Akuntansi (SAK) pada
tanggal 7 September 1994 0leh Ikatan Akuntansi (IAI) yang mulai berlaku
tanggal 1 Januari 1995. Dalam pernyataan SAK atau PSAK N o 2 dinyatakan
bahwa perusahaan harus menyusun lap oran arus kas dan harus menyajikan
laporan tersebut sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan untuk
setiap periode penyajian pelaporan keuangan. Tujuan utama dari laporan arus kas
adalah
memberikan
informasi
yang
reevan
tentang
penerimaan
dan
BAB II
MANAJEMEN CASH FLOW
2.1 Pengertian Cash flow
Cash flow (aliran kas) merupakan sejumlah uang kas yang keluar dan yang
masuk sebagai akibat dari aktivitas perusahaan dengan kata lain adalah aliran kas yang
2
terdiri dari aliran masuk dalam perusahaan dan aliran kas keluar perusahaan serta
berapa saldonya setiap periode.
Pengelolaan akuntansi keuangan dengan metoda cash flow (aliran kas)
merupakan pendekatan pengelolaan keuangan yang praktikal dan sesuai untuk unit
usaha kecil yang pola pengelolaan keuangannnya masih sederhana. Pengertian cash
flow adalah aliran kas perusahaan yang secara riil diterima dan dikeluarkan oleh
perusahaan untuk keperluan operasi, pendanaan, dan investasi. Aliran kas yang masuk
ke perusahaan disebut dengan cash in flow, sedangkan aliran kas yang keluar dari
perusahaan dinamai cash out flow
Hal utama yang perlu selalu diperhatikan yang mendasari dalam mengatur arus
kas adalah memahami dengan jelas fungsi dana/uang yang kita miliki, kita simpan atau
investasikan. Secara sederhana fungsi itu terbagi menjadi tiga yaitu
1. Fungsi likuiditas, yaitu dana yang tersedia untuk tujuan memenuhi kebutuhan
sehari-hari dan dapat dicairkan dalam waktu singkat relatif tanpa ada pengurangan
investasi awal.
2. Fungsi anti inflasi, dana yang disimpan guna menghindari resiko penurunan pada
daya beli di masa datang yang dapat dicairkan dengan relatif cepat.
3. Capital growth, dana yang diperuntukkan untuk penambahan/perkembangan
kekayaan dengan jangka waktu relatif panjang.
Aliran kas yang berhubungan dengan suatu proyek dapat di bagi menjadi tiga
kelompok yaitu:
a. Aliran kas awal (Initial Cash Flow) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan
pengeluaran untuk kegiatan investasi misalnya; pembelian tanah, gedung, biaya
pendahuluan dsb. Aliran kas awal dapat dikatakan aliran kas keluar (cash out
flow).
b. Aliran kas operasional (Operational Cash Flow) merupakan aliran kas yang
berkaitan dengan operasional proyek seperti; penjualan, biaya umum, dan
administrasi. Oleh sebab itu aliran kas operasional merupakan aliran kas masuk
(cash in flow) dan aliran kas keluar (cash out flow)..
c.
Aliran kas akhir (Terminal Cash Flow) merupakan aliran kas yang berkaitan
dengan nilai sisa proyek (nilai residu) seperti sisa modal kerja, nilai sisa proyek
yaitu penjualan peralatan proyek.
3
2. Menilai kemampuan keadaan arus kas masuk dan arus kas keluar, arus kas bersih
perusahaan termasuk kemampuan membayar deviden di masa yang akan datang.
3. Menyajikan informasi bagi investor, kreditur, memproyeksikan return dari
sumber kekayaan perusahaan.
4. Menilai kemampuan perusahaan untuk memasukkan kas ke perusahaan di masa
yang akan datang.
5.
6. Menilai pengaruh investasi baik secara kas maupun bukan kas dan transaksi
lainnya terhadap posisi keuangan perusahaan selama satu periode tertentu.
2.1.c Klasifikasi Cash Flow
Laporan arus kas melaporkan arus kas melalui 3 jenis aktivitas, yaitu:
1. Arus kas dari aktivitas operasi (Cash flows from operating activities) adalah:
arus kas dari transaksi yang mempengaruhi laba bersih. Contoh: mencakup
pembelian dan penjualan barang dagang oleh pengecer.
2. Arus kas dari aktivitas investasi (Cash flows investing activities) adalah: kas
dari transaksi yang mempengaruhi investasi aktivas tetap. Contoh: penjualan
dan pembelian aktiva tetap, seperti: peralatan dan bangunan.
3. Arus kas dari aktivitas pendanaan adalah: arus kas dari transaksi yang
mempengaruhi ekuitas dan hutang perusahaan. Contoh: penerbitan atau
penarikan ekuitas dan hutang.
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia, laporan arus kas melaporkan selama periode
tertentu dan diklasifikasikan menurut 3 (tiga) jenis aktivitas, yaitu:
1. Aktivitas Operasi Jumlah aliran arus kas yang berasal dari aktivitas operasi
merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasi perusahaan dapat
menghasilkan aliran kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, pemeliharaan
kemampuannya tersebut membayar deviden dan melakukan investasi baru tanpa
mengandalkan para sumber pendanaan dari luar, sehingga Aliran Kas
Operasional meliputi penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan secara riil
yang berkaitan dengan kegiatan operasi.
5
Arus kas masuk yang berasal dari Aktivitas Operasi atau Operational Cash In
Flow (OCIF), misalnya:
a. Kas yang diperoleh dari penjualan barang dan jasa secara tunai.
b. Kas yang diterima dari penagihan piutang dagang dan piutang lainnya.
c. Kas yang diterima dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha.
Arus kas keluar yang berasal dari Aktivitas Operasi atau Operational Cash Out
Flow (OCOF), misalnya:
1. Kas yang dikeluarkan untuk pajak dan biaya administrasi lainnya.
2. Pembayaran hutang-hutang jangka pendek, yang meliputi: hutang dagang,
gaji, bunga
3. Pembayaran untuk pembelian barang dan jasa.
4. Pengeluaran kas untuk kegiatan operasi termasuk juga untuk pembayaran
biaya gaji, upah, sewa dan biaya operasi lainnya.
2. Aktivitas Investasi Transaksi kas yang berhubungan dengan perolehan fasilitas
investasi dan non kas lainnya yang digunakan oleh perusahaan. Arus kas masuk
terjadi jika kas yang diterima dari hasil atau pengembalian investasi yang
dilakukan sebelumnya, misalnya dari hasil atau penjualan.
b.
menurut
sumber-sumber
utama
dan
pembayaran
kas
yang
Dalam Metode Tidak Langsung, pengaruh dari semua penangguhan penerimaan dan
pengeluaran kas di masa lalu dan semua akurat dari penerimaan kas dan pengeluaran
kas yang diharapkan pada masa yang akan datang dihilangkan dan laba bersih yang
diperhitungkan laba rugi. Penyediaan ini dilakukan dengan menambahkan pos-pos
yang tidak memerlukan pengeluaran kas kembali ke laba bersih serta penambahan dan
pengurangan kenaikan maupun penurunan hutang dan piutang.
Keunggulan utama metode ini adalah bahwa hal ini memusatkan perbedaan antara
laba bersih dan aliran kas bersih dari aktivitas operasi. Arus kas bersih dari aktivitas
operasi ditentukan dengan menyesuaikan laba atau rugi bersih dari pengaruh:
a. Perubahan persediaan dan piutang usaha serta hutang usaha selama periode
berjalan.
b. Pos bukan kas, seperti: penyusutan, penyisihan, pajak yang ditangguhkan,
keuntungan dan kerugian valuta asing yang belum direalisasi, laba perusahaan
asosiasi yang belum dibagikan dan hak minoritas dalam rugi konsolidasi /
perbandingan.
Arus kas bersih dari aktivitas operasi dapat dilaporkan (tidak langsung) dengan
menyajikan pendapatan dengan beban yang diungkapkan dalam laporan laba rugi
serta perubahan dalam persediaan, piutang usaha dan hutang usaha selama periode
tertentu. Sedangkan dengan cara pelaporan arus kas bentuk investasi dan pendanaan
pada kedua metode, baik langsung maupun tidak langsung adalah sama. Jadi yang
berbeda adalah metode pelaporan arus kas untuk kegiatan operasi perusahaan.
Lembaga keuangan mempunyai keinginan yang kuat terhadap metode tidak langsung
karena menurut anggapan mereka metode ini lebih informatif. Meskipun lembaga
keuangan yang menghendaki agar debiturnya menyusun laporan arus kas
perusahaannya dengan metode langsung namun debiturnya tidak dapat begitu saja
memenuhi keinginan kreditur, karena baginya lebih bermanfaat penggunaan metode
tidak langsung ini mampu menggambarkan arus kas bersih dari kegiatan operasi juga
pendekatan ini dapat lebih menarik perhatian dengan penyesuaian yang kompleks.
Metode tidak langsung juga memberikan informasi keuangan dalam penentuan laba /
rugi yang menggunakan metode akrual basis, dimana metode ini merupakan
petunjuk yang salah dalam penilaian atas arus kas dari operasi. Jika perusahaan terus
memakai metode tidak langsung, maka harus ada pengungkapan yang terpisah
9
BAB III
KESIMPULAN
Laporan arus kas belum menjadi bagian tak terpisahkan dari laporan keuangan sekitar 20
tahun lalu. Sebelum diwajibkannya laporan arus kas, para pengguna laporan keuangan
mengeluh tidak bisa memperoleh informasi yang diperlukan mengenai sebab peningkatan
atau penurunan saldo kas.
Laporan arus kas adalah laporan yang menjabarkan jumlah kas masuk dan sumbernya serta
jumlah kas keluar dan penggunaannya. Laporan arus kas tidak lain adalah pelaporan secara
sistematis transaksi yang ada di akun kas dalam buku besar sebuah perusahaan, baik sisi debit
maupun sisi kredit. Laporan arus kas lengkapnya dibagi dalam tiga kelompok aktivitas yaitu
arus kas dari kegiatan operasi, dari kegiatan investasi, dan dari kegiatan pendanaan. Total
arus kas dari ketiga kegiatan ini harus sama dengan perubahan saldo kas di neraca. Karena
itu, ada juga pengguna laporan keuangan yang memandang sepele manfaat laporan arus kas
dengan mengatakan laporan ini hanya menjelaskan naikturunnya kas.
11
Laporan arus kas sesungguhnya dapat bercerita banyak. Mengapa akun kas mendapatkan
perhatian khusus dan istimewa sampai diperlukan laporan tersendiri yang menggambarkan
mutasinya? Ada tiga alasan untuk itu.
1. Manajemen yang berhasil mestinya tidak hanya dilihat dari kemampuannya
menghasilkan laba besar, tetapi juga dari kehebatannya meningkatkan saldo kas.
Inilah nilai tambah yang lebih nyata, menurut manajemen keuangan, tanpa saldo kas
yang memadai, kecil kemungkinan perusahaan dapat membagikan dividen. Investor,
terutama investor jangka panjang, pada umumnya berkepentingan dengan laba yang
dibagikan ini.
2. Laporan arus kas tidak pernah bisa berbohong. Ini sangat berlawanan dengan angka
dalam laporan laba rugi yang mungkin saja bersifat artifisial, hasil rekayasa keuangan
yang berlindung di bawah diskresi dan kebijakan manajemen
3. kas adalah aset yang paling rawan disalahgunakan. Kas juga merupakan darah yang
menjamin kelangsungan suatu usaha. Karena itulah, akuntansi untuk kas berbeda
dengan akuntansi untuk akun lainnya. Akuntansi untuk piutang dagang, persediaan,
investasi, harta tetap, utang, dan ekuitas semuanya menekankan pada pengakuan,
pengukuran, pencatatan, dan pelaporan
DAFTAR PUSTAKA
1. Agus S. Irfani, AKUNTANSI KEUANGAN: Pengelolaan Keuangan Sederhana
dengan Metoda Cash Flow dan Akuntansi,Pelatihan Manajemen Usaha Kecil di
Kelurahan Cakung, Jakarta, 26 Desember 2005, DEWAN KELURAHAN
PENJARINGAN & Himpunan Pengusaha Kecil Indonesia (HIPKI) Pusat Jakarta.
2. http://id.wikipedia.org , http://putra-finace-accounting-taxation.blogspot.com
3. http://manajemen2010ringga.blogspot.com/2010/04/pengertian-laporan-arus-kas.html
12