Anda di halaman 1dari 20

TUBEKTOMI

Anatomi uterus

Uterus berbentuk seperti buah advokat atau buah peer yang sedikit gepeng
kearah muka belakang, ukurannya sebesar telur ayam dan mempunyai rongga.
Dindingnya terdiri atas otot-otot polos. Ukuran panjang uterus adalah 7 7,5 cm,
lebar di atas 5, 25 cm, tebal 2,5 cm dan tebel dinding uterus adalah 1,25 cm.
Bentuk dan ukuran uterus sangat berbeda-beda, tergantung pada usia dan pernah
melahirkan anak atau belumnya. Terletak di rongga pelvis antara kandung kemih
dan rectum. Letak uterus dalam keadaan fisiologis adalah anteversiofleksio
( serviks ke depan dan membentuk sudut dengan serviks uteri ).
Bagian-bagian uterus terdiri atas :
1

Fundus uteri, adalah bagain uterus proksimal di ats muara tuba uterina
yang mirip dengan kubah , di bagian ini tuba Falloppii masuk ke uterus.
Fundus uteri ini biasanya diperlukan untuk mengetahui usia/ lamanya
kehamilan

Korpus uteri, adalah bagian uterus yang utama dan terbesar. Korpus uteri
menyempit di bgaian inferior dekat ostium internum dan berlanjut sebagai
serviks. Pada kehamilan, bagian ini mempunyai fungsi utama sebagai
tempat janain berkembang. Rongga yang terdapat di korpus uteri disebut
kavum uteri ( rongga rahim ).

Serviks uteri, serviks menonjol ke dalam vagina melalui dinding


anteriornya,dan bermuara ke dalamnya berupa ostium eksternum. Serviks
uteri terdiri dari :

Pars vaginalis servisis uteri yang dinamakan porsio

Pars supravaginalis servisis uteri yaitu bagian serviks yang berada di


atas vagina.

Saluran yang terdapat pada serviks disebut kanalis servikal berbentuk


sebagai saluran lonjong dengan panjang 2,5 cm. saluran ini dilapisi oleh
kelenjar-kelenjar serviks, berbentuk sel-sel torak bersilia dan berfungsi
sebagai reseptakulum reminis. Pintu saluran serviks sebelah dalam disebut
ostium uteri internum dan pintu di vagina disebut ostium uteri eksternum.
Secara histologis, dinding uterus terdiri atas :
1

Endometrium ( selaput lendir ) di korpus uteri


Endometrium terdiri atas epitel pubik, kelenjar-kelenjar dan jaringan
dengan banyak pembuluh darah. Endometrium terdiri atas epitel selapis
silindris, banyak kelenjar tubuler bersekresi lendir. Dua pertiga bagian atas
kanal servikal dilapisi selaput lendir dan sepertiga bawah dilapisi epitel
berlapis gepeng, menyatu dengan epitel vagina.Endometrium melapisi
seluruh kavum uteri dan mempunyai arti penting dalam siklus haid.
Endometrium merupakan bagian dalam dari korpus uteri yang membatasi
cavum uteri. Pada endometrium terdapat lubang-lubang kecil yang
merupakan muara-muara dari saluran-saluran kelenjar uterus yang dapat

menghasilkan

secret

alkalis

yang

membasahi

cavum

uteri.

Epitel

endometrium berbentuk seperti silindris.

Myometrium / Otot-otot polos


Lapisan otot polos di sebelah dalam berbentuk sirkuler dan di sebelah luar
berbentuk longitudinal. Di antara kedua lapisan itu terdapat lapisan otot oblik,
berbentuk anyaman, lapisan ini paling kuat dan menjepit pembuluh-pembuluh
darah yang berada di sana. Myometrium merupakan bagian yang paling tebal.
Terdiri dari otot polos yang disusun sedemikian rupa hingga dapat mnedorong
isinya keleuar saat persalinan. Di antara serabut-serabut otot terdapat
pembuluh-pembuluh darah, pembuluh lympa dan urat saraf. Otot uterus
terdiri dari 3 bagain :
Lapisan luar, yaitu lapisan seperti kap melengkung melalui fundus
menuju kea rah ligamenta

Lapisan dalam, merupakan serabut-serabut otot yang berfungsi sebagai


sfingter dan terletak pada ostium internum tubae dan orificium uteri
internum

Lapisan tengah, terletak antara ke dua lapisan di atas, merupakan


anyaman serabut otot yang tebal ditembus oleh pembuluh-pembuluh
darah. Jadi, dinding uterus terutama dibentuk oleh lapisan tengah ini.

3. Perimetrium
Yakni lapisan serosa / terdiri atas peritoneum viserale yang meliputi
dinding uterus bagian luar. Ke anterior peritoneum menutupi fundus dan
korpus, kemudian membalik ke atas permukaan kandung kemih. Lipatan
peritoneum ini

membentuk kantung vesikouterina. Ke posterior,

peritoneum menutupi menutupi fundus, korpus dan serviks, kemudian


melipat pada rektum dan membentuk kantung rekto-uterina. Ke lateral,

hanya fundus yang ditutupi karena peritoneum membentuk lipatan ganda


dengan tuba uterina pada batas atas yang bebas. Lipatan ganda ini adalah
ligamentum latum yang melekatkan uterus pada sisi pelvis.

Uterus sebenarnya terapung dialam rongga pelvis dengan jaringan ikat dan
ligamenta yang menyokongnya, sehingga terfiksasi dengan baik.
Ligamenta yang memfiksasi uterus adalah ( Ilmu Kebidanan ):
1

Ligamentum kardinale sinistrum et dekstrum ( Mackenrodt ) yakni


ligamentum yang trepenting, mencegah supaya uterus tidak turun, terdiri
atas jaringan ikat tebal dan berjalan dari serviks dan puncak vagina kea rah
lateral dinding pelvis.

Ligamentum

sakro-

uterinum

sinistrum

et

dekstrum,

yakni

ligamentum yang menahan uterus supaya tidak banyak bergerak, berjalan


dari serviks bagian belakang, kiri dan kanan, kea rah os sacrum kiri dan
kanan.
3

Ligamentum rotundum sinistrum et dekstrum, yakni ligamentum yang


menhaan uterus dalam antefleksi dan berjalan dari sudut fundus uteri kiri
dan kanan, ke daerah inguinal kiri dan kanan. Pada kehamilan kadangkadang terasa sakit di daerah inguinal pada waktu berdiri cepat karena
uterus berkontraksi kuat dan ligamentum rotundum menjadi kencang serta
mengadakan tarikan pada daerah inguinal. Pada persalinan ia pun terba
kencang dan terasa sakit bila dipegang.

Ligamentum latum sinistrum et dekstrum, yakni ligamentum yang


meliputi tuba, berjalan dari uterus kea rah sisi, tidak banyak mengandung
jaringan ikat. Sebenarnya ligamentum ini adalah bagian dari peritoneum
viserale yang meliputi uterus dan kedua tuba dan berbentuk sebagai
lipatan. Di bagian dorsal, ligamentum ini ditemukan indung telur
( ovarium sinistrum et dekstrum ). Untuk memfiksasi uterus, ligamentum
latum ini tidak banyak artinya.

Ligamentum infundibulo-pelvikum, yakni ligamentum yang menahan


tuba Falloppii berjalan dari arah infundibulum ke dinding pelvis. Di
dalamnya ditemukan urat-urat saraf, saluran-saluran limfe, arteria dan
vena ovarica.
Adapun nama ligament-ligamen pada uterus ( FKUNPAD,1983 ), yaitu :

Ligamentum latum, yakni berupa lipatan peritoneum sebelah lateral


kanan kiri dari pada uterus, meluas sampai ke dinding panggul dan dasar
panggul, sehingga seolah-olah menggantung pada tubae. Ruangan anatara
kedua lembar dari lipatan ini terisi oleh jaringan yang longgra, disebut :
parametrium, dimana berjalan arteria, vena uterina, pembuluh darah,
lympa dan ureter.

Ligamentum rotundum ( ligamentum teres uteri ), yakni terdapat


dibagain atas lateral dari uterus, caudal dari insertie tuba, kedua ligament
ini melalui canalis inguinalis ke bagian cranial labia mayor.

Ligamentum infundibulo pelvicum ( ligamentum suspensorium


ovarii ), yakni dua buah kiri kanan dari infundibulum dan ovarium ke
dinding panggul. Ligamentum ini menggantungkan uterus pada dinding
panggul. Antara sudut tuba dan ovarium terdapat ligamentum ovarii
proprium.

Ligamentum cardinale, yakni kiri kanan dari servix setinggi ostium uteri
internum ke dinding panggul

Ligamentum sarco uterinum, yakni kiri kanan dari servix sebelah


belakang ke sacrum mengelilingi rektum

Ligamenetum vesico uterinum, yakni dari uterus ke kandung kemih

TUBEKTOMI
a. Pengertian
Tubektomi adalah setiap tindakan pada kedua saluran telur wanita yang
mengakibatkan orang yang bersangkutan tidak akan mendapatkan keturunan
lagi. Kontrasepsi ini hanya dipakai untuk jangka panjang, walaupun kadangkadang masih dapat dipulihkan kembali seperti semula.
Tubektomi untuk mencegah bertemunya sel telur dan sperma
(pembuahan) dengan cara menutup saluran telur tanpa mengubah indung telur
dalam rahim. Sebelum melakukan tubektomi terlebih dahulu kita lakukan
konseling yaitu tim medis atau konselor harus menyampaikan informasi
lengkap dan objektif tentang keuntungan dan keterbatasan berbagai metode
kontrasepsi itu. Jangka waktu efektif kontrasepsi, angka kegagalan,
komplikasi dan efek samping dan kesesuaian kerja kontrasepsi dengan
karakteristik dan keinginan klien
Kontrasepsi tubektomi pada wanita atau tubektomi yaitu tindakan
memotong tuba fallopii/tuba uterina.

b. Indikasi Tubektomi
1

Indikasi medis umum

Adanya gangguan fisik atau psikis yang akan menjadi lebih berat bila
wanita hamil lagi.
a. Gangguan fisik
Tuberkulosis pulmonum, penyakit jantung, penyakit ginjal, kanker
payudara dan sebagainya.
b

Gangguan psikis
Skizofremia (psikosis), sering menderita psikosa nifas, dan lain-lain.

Indikasi medis obstetrik


Toksemia gravidarum yang berulang, seksio sesar berulang,
histerektomi dan sebagainya.

Indikasi medis ginekologik


Pada

waktu

melakukan

operasi

ginekologis

dapat

pula

dipertimbangkan untuk sekaligus melakukan sterilisasi.


4

Indikasi sosial ekonomi


Indikasi berdasarkan beban sosial ekonomi yang sekarang ini terasa
betambah lama betambah berat.

Cukup anak untuk dilakukan kontap

c. Syarat Tubektomi
1

Syarat Sukarela
Meliputi antara lain pengetahuan pasangan tentang cara-cara kontrasepsi
lain, resiko dan keuntungan kontrasepsi tubektomi dan pengetahuan
tentang sifat permanennya cara kontrasepsi ini.

Syarat bahagia

Dapat dilihat dari ikatan perkawinan syah dan harmonis, umur istri
sekurang-kurangnya 25 tahun dengan 2 orang anak hidup, dan anak
terkecil berumur lebih dari 2 tahun.
3

Syarat medik
Setelah

syarat

bahagian

dipertimbangkan

ini

termasuk

dipenuhi,

syarat

medik

kemudian

pemeriksaan

fisik,

ginekologik

dan

laboratorik.
d. Waktu pelaksanaan tubektomi
Kontap/tubektomi dapat dilakukan pada wanita :
a

Setelah melahirkan

Setelah keguguran

Bersamaan dengan tindakan menggugurkan kandungan

Pada saat tindakan operasi besar wanita diantaranya bersamaan


dengan operasi kandungan

Setiap saat dikehendaki

e. Manfaat tubektomi
a

Sangat efektif

Permanen

Tidak mempengaruhi proses menyusui

Tidak bergantung pada faktor senggama

Baik bagi klien apabila kehamilan akan menjadi resiko kehamilan


yang serius

Pembedahan sederhana dapat dilakukan dengan anestesi lokal

Tidak ada efek samping dalam jangka panjang

Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual

f. Keterbatasan Tubektomi
a

Harus dipertimbangkan sifat permanan metode kontrasepsi

Klien dapat menyesal dikemudian hari

Resiko komplikasi kecil (meningkat apabila digunakan anestesi


umum)

Rasa sakit/ketidaknyamanan dalam jangka pendek setelah tindakan

Dilakukan oleh dokter yang terlatih

Tidak melindungi diri dari IMS HBV dan HIV/AIDS

g. Yang Sebaiknya Tidak Mengalami Tubektomi


a

Baru 1 sampai 6 minggu pasca persalinan

Mungkin hamil

Terdapat infeksi atau masalah pada organ kewanitaan

Kondisi kesehatan lain yang berat seperti stroke, darah tinggi atau
diabetes

h. Mekanisme Tubektomi
a

Saat Operasi
Pasca keguguran, pasca persalinan atau masa interval. Pasca
persalinan dianjurkan 24 jam atau selambat-lambatnya dalam 48 jam
setelah bersalin.

Cara Mencapai Tuba


Laparatomi, laparatomi mini dan laparoskopi

Laparatomi biasa
Tindakan ini paling banyak dilakukan pada tubektomidi
Indonesia sebelum tahun 70-an. Tubektomi dengan tindakan
laparatomi biasa dilakukan terutama pasca persalinan. Selain itu,
dapat dilakukan bersamaan dengan SC.

Laparatomi mini

Tindakan ini paling mudah dilakukan 1-2 hari pasca


persalinan. Saat itu, uterus masih besar, tuba uterine masih
panjang dan dinding perut masih longgar sehingga mudah dalam
mencapai tuba uterine dengan sayatan kecil 1-2 cm dibawah
pusat. Pasien dibaringkan. Lipatan kulit di bawah pusat yang
berbentuk bulan sabit ditegangkan antara 2 buah doek klem
hingga menjadi lurus. Pada tempat lipatan itu, dilakukan sayatan
kecil 1-2 cm sampai hamper menembus rongga peritoneum.
c

Cara Penutupan Tuba

Pomeroy
Tuba dijepit pada pertengahannya, kemudian diangkat sampai
melipat. Dasar lipatan diikat dengan sehelai catgut biasa no. 0
atau no. 1. Lipatan tuba kemudian dipotong di atas ikatan catgut
tadi.

Kroener
Fimbria dijepit dengan sebuah klem. Bagian tuba proksimal
dari jepitan diikat dengan sehelai benang sutera, atau dengan catgut
yang tidak mudah direabsorbsi. Bagian tuba distal dari jepitan
dipotong (fimbriektomi).

Irving
Tuba dipotong pada pertengahan panjangnya setelah kedua
ujung potongan diikat dengan catgut kromik no. 0 atau 00. Ujung
potongan proksimal ditanamkan di dalam miometrium dinding
depan

uterus,

ujung

potongan

distal

ditanamkan

didalam

ligamentum latum.

Pemasangan cincin falope


Dengan aplikator, bagian asthimus tuba ditarik dan cincin
dipasang pada bagian tuba tersebut. Sesudah terpasang lipatan tuba
tampak keputih-putihan oleh karena tidak mendapat suplai darah
lagi dan akan menjadi fibrotic.

i. Persiapan Sebelum Tindakan


Hal-hal yang perlu dilakukan oleh calon peserta kontap wanita adalah:

Puasa mulai tengah malam sebelum operasi, atau sekurang-kurangnya 6


jam sebelum operasi. Bagi calon akseptor yang menderita Maag (kelaianan
lambung agar makan obat maag sebelum dan sesudah puasa.

Mandi dan membersihkan daerah kemaluan dengan sabun mandi sampai


bersih, dan juga daerah perut bagian bawah.

Tidak memakai perhiasan, kosmetik, cat kuku, dan lain-lain.

Membawa surat persetujuan dari suami yang sudah ditandatangani atau di


cap jempol.

Menjelang operasi harus kencing terlebih dahulu.

Datang ke rumah sakit tepat pada waktunya, dengan ditemani anggota


keluarga; sebaiknya suami.

j. Cara oklusi tuba falopii


Cara oklusi tuba falopii adalah dengan ligasi tuba falopii.
Ligasi atau pengikatan tuba falopii untuik mencegah perjalanan dan
pertemuan spermatozoa dan ovum . tekhnik ligasi tuba falopii antara lain:
1

Ligasi biasa
Ligasi biasa jarang dikerjakan lagi sekarang karena angka kegagalan
tinggi. Pernah dicoba untuk melakukan ligasi dengan dua ikatan tetapi
menyebabkan terjadinya hydrosalpinx diantara dua ikatan sehingga cara

ini tiadak dipakai lagi.


Ligasi +penjepitan tuba falopii
Teknik Madlener
Bagian tengah tuba falopii diangkat sehingga membentuk suatu loop.
Dasar dari loop dijepit dengan klem kemudian diikat dengan benang yang

tidak diserap(silk,silicon).
Ligasi + pembelahan/pembagian+penanaman
Ada dua teknik ligasi ini, yaitu :

Teknik irving
a Tuba falopii diikat pada 2 tempat dengan benang yang dapt diserap
b

kemudian dibagi diantara kedua ikatan.


Ujung atau puntung proximal ditanamkan dalam myometrium

uterus
Ujung atau puntung distal ditanamkan kedalam mesosalpinx

Teknik wood
a
b

Pars ampularis tuba falopii dibelah /dibagi(division)


Kedua ujung atau puntung yang dibelah atau dibagi diikat dengan

benang yang dapat diserap


Ujung /puntung medial ditanamkan kedalam kantong yang dibuat
dalam mesosalpinx.
Teknik Cooke
Suatu segmen tuba fallopii dijepit dan dirusak, kemudian ujung

proximal ditanamkan dalam ligamentum rotundum.


Ligasi + Reseksi tuba fallopii
Ada empat teknik dalam ligasi ini, yaitu :
a Salpingektomi
Sebagai suatu cara kontap wanita yang biasa / rutin , tidak / jarang
dikerjakan karena prosedurnya luas, reversibilitas tidak ada dan
morbiditas lebih tinggi ( perdarahan )
b Teknik Pomeroy
1 Merupakan teknik kontap wanita yang paling sering dikerjakan.
Bagian tengah tuba fallopii dijepit dengan klem lalu diangkat
sehingga membentuk suatu loop. Dasar dari loop diikat dengan
benang yang dapat diserap ( plain catgut ). Bagian loop diatas
2

ikatan dipotong.
Dengan diserapnya benang ikatan maka ujung-ujung tuba

fallopii akan saling terpisah.


Teknik Pomeroy memusnahkan tuba fallopii sepanjang kurang
lebih 3-4 cm.

Gambar 2.2: Teknik Pomeroy

Teknik Pritchards = Teknik Parkland


1 Suatu segmen kecil dari tuba fallopii dipisahkan dari
2

mesosalpinx.
Masing-masing ujung dari segmen tersebut diikat dengan
benang chromic kemudian dipotong diantara kedua ikatan dan

segmen tuba fallopii dibuang.


d Fimbriektomi Kroener
Bagian 1/3 distal tuba fallopii diikat dengan dua ikatan benang silk
dan ujung fimbrae dieksisi. Pada teknik ini tidak didapatkan
5

gangguan suplai darah ovarium.


Ligasi + Reseksi + Penanaman tuba fallopii
Ada dua teknik dalam ligasi ini,yaitu :
a Reseksi Cornu

Merupakan prosedur yang ekstensif yang memerlukan laparotomi.


Utero tubal junction diikat dengan benang yang dapat diserap.
Insisi tuba fallopii proximal dari ikatan, membebaskannya dari
mesosalpinx kemudian membuang 1 cm dari tuba fallopii.
Myometrium uterus disekitarnya dieksisi terbentuk baji( untuk
mencegah endometriosis dan kehamilan ektopik ) dan bagian
proximal dari segmen distal tuba fallopii ditanam kedalam
ligamentum latum.
b Teknik Uchida
1 Larutan garam fisiologis- adrenalin ( 1 : 1000 ) disutikan
dibawah serosa pars ampularis, sehingga terjadi spasme
vaskuler local dan pembengkakan dari mesosalpinx, dan terjadi
pemisahan dari permukaan serosa dengan bagian muskularis
2
3

tuba fallopii.
Serosa diinsisi dan dibebaskan kebelakang.
Segmen sepanjang 5 cm dari bagian proximal tuba fallopi
diputuskan / dipotong, ujung yang pendek diikat dengan
benang yang tidak diserap dan segmen tuba fallopii dibuang.
Maka ujung tuba fallopii yang telah diikat secara otomatis

membenamkan dirinya dibawah serosa .


Pinggir dari insisi serosa dikumpulkan sekitar ujung distal
tubafallopii dan diikat secara ikatan rangkaian kantong
sehingga tuba fallopii ditinggalkan menonjol ke dalam cavum
abdomen.

Elektro-koagulasi / termo koagulasi (fulgurasi)


Elektro-koagulasi adalah tindakan membakar suatu segmen dari tuba
falopi dengan arus listrik frekuensi tinggi atau dengan panas, sehingga
terjadi oklusi dari tuba falopii.
Dikenal 2 macam elektro-koagulasi :
a

Elektro-koagulasi Uni polar


- Dikembangkan pada tahun 1960 an

Arus listrik mengalir dari forsep laparoskop melalui tubuh wanita ke


suatu lempeng logam yang diletakan di bawah bokong atau paha

wanita.
Bahaya koagulasi Unipolar dapat terjadi luka bakar pada jaringan atau

organ lain, terutama luka bakar usus


- Elektro-koagulasi Uni polar merusak 20-50 % dari tuba falopi
Elektro-koagulasi Bipolar
- Dikembangkan pada tahun 1970an, untuk mengurangi terjadinya luka
-

bakar usus.
Arus listrik mengalir di antara kedua jepitan dari forsep laparoskop
sehingga hanya sebagian kecil saja dari tuba falopi yang terlibat.

Thermo-koagulasi
Merusak Tuba falopi dengan panas sehingga shock dan luka bakar elektrik
tidak terjadi pada jaringan/organ lain.Thermo-koagulasi belum banyak dipakai
dan efektivitasnya masih belum diketahui dengan jelas. Dengan memakai
aliran listrik voltase rendah (6 volt ) atau temperature rendah(umumnya
<1400C), resiko terjadinya luka pada jaringan/organ sekitarnya dapat dikurangi.

Tubal Clips
Tubal clips tidak dipakai sesering seperti ligasi atau fulgurasi tuba fallopi
disebabkan karena angka kegagalannya cukup tinggi. Tubal clips dipasang
pada isthmus tuba falopii 2-3 cm dari uterus melalui laparotomi, laparoskopi,
kolpotomi atau kuldoskopi. Tubal clips menyebabkan kerusakan yang lebih
sedikit/ kecil pada tuba falopii (kira-kira 4 mm)dibandingkan cara-cara oklusi
tuba falopii lainnya. Dengan tubal clips, kerusakan tuba falopii < 1 cm
dibandingkan denagan 1-3 cm pada tubal rings, 3-4 cm pada pomeroy dan 3-6
cm elektrokoagulasi.
Macam-macam tubal clips:
1

Tantalum hemo-clips
Terbuat dari tantalum, suatu logam yang tidak bereaksi dengan
jaringan(non tissue reactive), mempunyai alur-alur pada bagian

dalamnya agar lebih kuat menjepit tuba falopii. Tantalum hemo-clips


kurang efektif, dengan angka kegagalan lebih dari 10 % yang
disebabkan karena:
- Terlepas/merosot dari tuba falopii
- Klips membuka sedikit sehingga timbul lagi tubal patensi
(mungkin disebabkan oleh tekanan sekresi intra luminal yang
-

meninggi )
Klips memutuskan/ memotong tuba falopi sehingga terjadi

rekanalisasi.
Untuk mengurangi angka kegagalan dan mempertinggi efektivitasnya
dicoba dengan memasang dua tubal clips pada masing-masing
tuba falopii(wheeless dan penelitian-penelitian lain) tetapi
2

ternyata angka kegagalannya masih tetap tinggi.


Spring - loaded clips
Ditemukan dan dipakai awal 1970-an oleh Hulka- Clemens. Terdiri
dari 2 rahang bergigi palstik yang dipegang oleh suatu pegas stainless
steel yang harus didorong kedepan agar cipsnya menutupi dan
menjepit tuba falopii, bila dipasang dengan benar angka kegagalan <
0,5 per 100 wanita dengan model spring loaded clips mutahkir(dikanal
dengan sebagai Rocket Clips di inggris dan Wolf Clips di amerika
serikat). Morbiditas dengan tuba clips hanya minor saja:
- Reflex vaso-vagal seperti mual, pingsan, brankhikardia dan

hipotensi.
- Nyeri atau kejang perut.
3 Filshie nothingham clips
a Dikembangkan pada tahun 1973 oleh G.M Filshie, terbuat dari
b

titanium dengan permukaan dalam clips dilapisi silicon.


Setelah dipasang pada tuba falopii silicon akan ditekan sehingga
terjadi

atrofi

jaringan

tuba

falopii,

yang

disusul

dengan

mengembangnya silicon sehingga tuba falopii tetap tersumbat.


Terdapat 6 model Filshie clips yang telah dicoba pada > 10.000
wanita di seluruh dunia dengan angka kegagalan 0,6 per 100. Pada
model mutakhir filishe clips yaitu Mark-6, angka kegagalan lebih
rendah lagi yaitu hanya 1 kehamilan pada 1.200 wanita. Sejak
januari 1983 telah dilakuakan 43.000 kontap wanita. Dengan Mark6 clips dan dilaporkan terjadi hanya 20 kehamilan.

Gambar 2.3: Filshie Clips

Bleier Clips
a Dikembangkan awal 1970-an oleh W.Bleier di jerman mempunyai
b

panjang 10 mm dan lebar 4 mm terbuat dari plastic


Sekarang bleier clips tidak dibuat dan tiadak dipakai lagi oleh
karena angka kegagalannya yang tinggi sekali dan sering timbul
persoalan-persoalan dengan aplikatornya.

Keuntungan

laparoskopi

yaitu

komplikasi

rendah

dan

pelaksanaannya cepat (rata-rata 5-15 menit), insisi kecil sehingga luka


parut sedikit sekali, dapat dipakai juga untuk diagnostik maupun terapi,
kurang menyebabkan rasa sakit bila dibandingkan dengan mini
laparotomi, sangat berguna bila jumlah calon akseptor banyak.
Kerugian laparoskopi resiko komplikasi dapat serius (bila terjadi), lebih
sukar dipelajari, memerlukan keahlian dan keterampilan dalam bedah
abdomen, harga peralatanya mahal dan memerlukan perawatan yang teliti,
tidak dianjurkan untuk digunakan segera post-partum (Hartanto, 2004).

k. Perawatan Setelah Tindakan


Perawatan setelah tindakan pada Tubektomi (MOW) yaitu :

Istirahat selama 1-2 hari dan hindarkan kerja berat selama 7 hari.
Kebersihan harus dijaga terutama daerah luka operasi jangan sampai

terkena air selama 1 minggu (sampai benar -benar kering).


Makanlah obat yang diberikan dokter secara teratur sesuai petunjuk.

Senggama boleh dilakukan setelah 1 minggu, yaitu setelah luka operasi


kering. Tetapi bila tubektomi dilaksanakansetelah melahirkan atau
kegugurang, senggama baru boleh dilakukan setelah 40 hari.

l. Informasi Umum
a

Nyeri bahu selama 12-24 jam setelah laparoskopi relative lazim dialami
karena gas (CO2 atau udara) di bawah diafragma, sekunder terhadap
pneumopertonium.

Tubektomi efektif setelah operasi.

Periode menstruasi akan berlanjut seperti biasa. Apabila menggunakan


metode hormonal sebelum prosedur, jumlah dan durasi haid dapat
meningkat setelah pembedahan.

Tubektomi tidak memberikan perlindungan atas IMS, termasuk virus


AIDS. Apabila pemasangannya berisiko, pasangan tersebut sebaiknya
menggunakan kondom bahkan setelah tubektomi.

m. Komplikasi tubektomi
Komplikasi
Infeksi luka

Penanganan
Apabila terlihat infeksi luka, obat dengan
antibiotik. Bila terdapat abses, lakukan
drainase

dan

obati

seperti

yang

terindikasi
Demam pasca operasi (38o C)

Obati infeksi berdasarkan apa yang


ditemukan

Luka pada kandung kemih (intestinal Mengacu ketingkat asuhan yang tepat,
jarang terjadi)

apakah kandung kemih atau usus luka


dan diketahui sewaktu operasi, lakukan

reparasi primer. Apabila ditemukan pasca


operasi, dirujuk ke Rumah Sakit yang
tepat bila perlu.
Hematoma (subkutan)

Gunakan packs yang hangat dan lembab


ditempat tersebut. Amati : hal ini
biasanya

akan

berjalannya

berhenti

waktu

dengan

tetapi

dapat

membutuhkan drainase bila ekstensi.


Emboli

gas

yang

diakibatkan

oleh Ajukan ke tingkat asuhan yang tepat dan

laparoskopi (sangat jarang terjadi)

mulailah resusitasi intensif termasuk :


cairan

intravena,

pulmonar

dan

resusitasi
tindakan

kardio

penunjang

kehidupan lainnya.
Rasa sakit pada lokasi pembedahan

Pastikan adanya infeksi atau abses dan


obati berdasarkan apa yang ditemukan.

Perdarahan superfinial (tepi-tepi kulit Mengontrol


atau subkutan)

perdarahan

dan

obati

berdasarkan apa yang ditemukan.

KESIMPULAN
Dari uraian di atas, maka kesimpulan yang dapat diambil dari pembuatan
makalah ini adalah sebagai berikut :
Tubektomi adalah setiap tindakan pada kedua saluran telur wanita yang
mengakibatkan orang yang bersangkutan tidak akan mendapatkan
keturunan lagi.
Tubektomi

untuk

mencegah

bertemunya

sel

telur

dan

sperma

(pembuahan) dengan cara menutup saluran telur tanpa mengubah indung


telur dalam rahim.
Sebelum melakukan tubektomi terlebih dahulu kita lakukan konseling
yaitu tim medis atau konselor harus menyampaikan informasi lengkap dan
objektif

tentang

keuntungan

dan

keterbatasan

berbagai

metode

kontrasepsi itu.
Setelah selesai operasi tubektomi, dokter bedah dan anestesi telah
membuat rencana pemeriksaan (check-up) bagi penderita pasca bedah
yang diteruskan kepada dokter dan paramedis jaga baik di kamar rawat
khusus maupun setelah tiba di ruangan atau kamar tempat penderita di
rawat.

Anda mungkin juga menyukai