Anda di halaman 1dari 5

Tugas ilmu filsafat

Nama : Ria mutiara

Pengaruh paparan gerhana matahari


menyebabkan kebutaan
Bab 1. Pendahuluan
Menurut Prof B. Ralph Chou, bahwa 99% cahaya matahari terlindung oleh bulan pada
peristiwa gerhana matarahari sehingga wilayah umbra bumi menjadi gelap (seperti malam),
namun tetap ada cahaya radiasi dari matahari yang sampai ke bumi, dan sampai ke mata (jika
kita langsung menatap dengan mata telanjang). Dan perlu diingat, cahaya matahari terdiri dari
berbagai gelombang sinar baik dari sinar tampak (pelangi : me-ji-ku-hi-bi-ni-u) maupun sinar
tidak tampak seperti UV yang berenergi dan berfrekuensi tinggi (panjang gelombang 290 nm)
hingga sinar cahaya dengan gelombang radio yang berenergi dan berfrekuensi rendah
(panjang gelombang beberapa meter) .
Setiap terjadinya gerhana matahari total, umumnya selalu ada fase gerhana matahari cincin,
sabit, dan gerhana matahari sebagian. Satu-satunya jenis gerhana pengecualian yang mana
mata boleh secara langsung menatap ke gerhana matahari adalah pada fase gerhana matahari
total yakni ketika sinar matahari benar-benar tertutup oleh bulan (100%). Namun periode ini
sangat singkat dan memang jarang terjadi. Umumnya yang terjadi adalah gerhana matahari
cincin, sabit atau setengah. Dan yang paling berbahaya adalah menatap langsung gerhana
matahari yang setengah atau cincin. Bahkan seperti pada bagian penjelasan sebelumnya,
meskipun 99% permukaan matahari (fotosfer) tertutup oleh Bulan, kondisi ini tetap sangat
berbahaya bagi mata jika kita menatap gerhana tanpa alat khusus.
Gerhana Matahari terjadi ketika posisi bulan terletak di antara Bumi dan Matahari sehingga
menutup sebagian atau seluruh cahaya Matahari. Walaupun Bulan lebih kecil, bayangan
Bulan mampu melindungi cahaya Matahari sepenuhnya karena Bulan yang berjarak rata-rata
jarak 384.400 kilometer dari Bumi lebih dekat dibandingkan Matahari yang mempunyai jarak
rata-rata 149.680.000 kilometer.
Ketika gerhana Matahari sedang berlangsung, umat Islam yang melihat atau mengetahui
gerhana tersebut disunnahkan untuk melakukan salat gerhana (salat khusuf).
Melihat secara langsung ke fotosfer matahari (bagian cincin terang dari Matahari), bahkan
hanya dalam beberapa detik, dapat mengakibatkan kerusakan permanen retina mata karena
radiasi tinggi yang tak terlihat yang dipancarkan dari fotosfer. Kerusakan yang ditimbulkan
dapat mengakibatkan kebutaan. Mengamati gerhana Matahari membutuhkan pelindung mata
khusus atau dengan menggunakan metode melihat secara tidak langsung. Kaca mata
sunglasses tidak aman untuk digunakan karena tidak menyaring radiasi inframerah yang
dapat merusak retina mata. Karena cepatnya peredaran Bumi mengitari matahari, gerhana

matahari tak mungkin berlangsung lebih dari 7 menit dan 58 detik jadi jika ingin melihatnya
lakukan sesegera mungkin.

TUJUAN

Mengamati fenomena disekeliling dengan cermat serta mengetahui dampak dan


pengaruhnya bagi retina.
Memprediksi hubungan sinar UV antara gejala yang satu dengan yang lain.
Menghindari pengaruh buruk sinar UV.

HIPOTESIS
a. ada hubungan antara sinar UV atau gerhana matahari dengan kebutaan.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Pembahasan berdasarkan epistemologi
Pada organ mata,sinar cahaya UV dengan panjang gelombang sekitar 380 nm akan langsung
ditransmisikan ke retina(bagian belakang organ mata yang sensitif). Dan berdasarkan
fisiologi struktur mata, cahaya radiasi UV merupakan penyebab terjadinya reaksi kimia yang
mempercepat penuaan lapisan mata yang akan membuat katarak atau dalam kondisi menatap
langsung gerhana matahari dapat menyebabkan retina terpanggang.
Besarnya intensitas sinar UV yang menempus ke retina menyebabkan kerusakan pada sel
batang (rod cell) dan kerucut (cone cell) pada mata. Cahaya matahari (khusus komponen UV)
menjadi pemicu serangkaian reaksi kimia pada sel-sel mata yang mana akan merusak
kemampuan sel tersebut merespons objek visual. Dan dalam intensitas yang besar dan lama,
akan menyebabkan kerusakan parah pada sel mata. Yang pada akhirnya akan menyebabkan
mata mengalami buta sementara atau bahkan buta abadi (maksudnya tidak bisa
disembuhkan).
pupil manusia memiliki fungsi yang serupa dengan diafragma pada kamera. Pupil dapat
melebar atau menyempit tergantung jumlah cahaya yang memasuki mata. Pada suasana
gelap, diameter pupil membesar sampai 8 mm untuk mengumpulkan cahaya yang cukup. Di
siang hari yang terik, diameternya menyusut hingga 2 mm, bahkan mampu mengecil sampai
sekitar 1,5 mm jika berhadapan dengan cahaya yang menyilaukan. Membesar atau
menyusutnya ukuran pupil mata sangat tergantung resons saraf atas kondisi visual yang
terlihat (tidak termasuk sinar tidak tampak seperti Infrared, X, UV, TV, Radio atau gamma).
Sehingga dalam berbagai kasus, kita sering mendengar bahwa sinar infrared atau gelombang
sinar X tidak boleh langsung kena mata, karena dapat menyebabkan katarak dan kebutaan.
Begitu juga dalam kasus Gerhana Matahari. Syaraf kita penglihatan melihat seolah-olah
gelapnya dunia karena gerhana matahari berarti tidak ada sinar matahari yang mencapai
kebumi. Padahal dengan ukuran yang sangat besar dari matahari pada saat gerhana matahari
tidak total, maka ada sejumlah sinar yang sampai ke bumi yang tidak bisa dideteksi oleh
mata. Ini mirip kita mencoba melihat sinar gelombang Infrared pada HP ketika transmisi data
antar dua HP. Dalam hal ini, ada keterbatasan secara fisik pupil mata kita dalam pengaturan
cahaya. Secara hitungan kasar, cahaya langsung dari matahari harus dilemahkan antara
10.000 hingga 50.000 kali agar aman bagi mata. Sehingga secara otomatis, pada siang hari
bolong, kita akan cenderung menghindari menatap matahari secara langsung dan sebaliknya
pada kondisi gelap (malam), pupil kita akan membuka selebar mungkin.
Perilaku pupil mata manusia pada malam hari ternyata sama ketika terjadi gerhana matahari.
Pada saat gerhana, pancaran cahaya matahari terhalang sebagian oleh bulan sehingga bumi

menjadi gelap (masuk wilayah umbra-penumbra) , dan sehingga reaksi pupil mata secara
alami membesar. Dan di saat orang menatap langsung ke matahari yang terlindung oleh
bulan, pupil mata tidak bereaksi secara signfikan, padahal radiasi sinar-sinar UV tetap
menempus ke bumi, menempus ke retina mata, yang sedang merusak sel batang dan kerucut
mata.
Kefatalan akan terjadi bila kita sering atau dengan durasi lama menatap secara langsung ke
matahari, karena pada saat itu bukan sinar tampak saja yang menembus mata, tetapi sinarsinar berbahaya seperti UV tetap menerobos masuk menghasilkan reaksi kimia yang merusak
sel mata. Belum lagi, gelombang sinar inframerah (infrared) yang terkandung dalam sinar
matahari turut memanggang (fotokoagulasi) sel batang dan kerucut.

BAB 3
KESIMPULAN
Mata manusia hanya mampu melihat cahaya dengan panjang gelombang 400 nm- 760 nm
yang disebut visible light (cahaya tampak). Sinar UV atau visible light mempunyai efek
samping yang buruk, yang mempunyai panjang gelombang 415-455 nm akumulasi dari
paparan sinar tersebut yang masuk ke mata dapat mempercepat terjadinya degenerasi makula.
Makula merupakan bagian retina yang berfungsi sebagai penglihatan tengah dimana terdapat
sel kerucut dan sel batang yang membantu dalam proses melihat dalam keadaan gelap dan
keaadan terang, terjadi nya degenerasi makula akan mengakibatkan gangguan pada
penglihatan sentralnya karena sel pada makula sudah rusak akibat paparan sinar UV sehingga
terjadi kebutaan.
Untuk mengatasinya diperlukan lensa kaca mata yang mampu menyaring radiasi sinar UV
yang disebut lensa blue cut.konsumsi makanan yang mengandung anti oksidan sehingga
degenerasi makula bisa dihindari seperti lutein (caratenoid), ASI, buah warna merah,orange,
dan kuning.

Anda mungkin juga menyukai