SALURAN CERNA
ATAS
Ria Andini Sutopo
03011250
PERDARAHAN SALURAN
CERNA
Definisi
Munculnya salah satu dari 5:
Muntah darah warna merah segar sampai kecoklatan
(hematemesis)
Feses berwarna hitam (melena)
Feses dengan darah berwarna segar (hematokezia)
Perdarahan saluran cerna samar
Keluhan-keluhan subyektif pasien anemia : lemas,
sinkop, dan sesak.
Berdasarkan lokasi
Manifestasi klinik
Hematemesis dan/
melena
Aspirasi nasogastric
Berdarah
Jernih
Meningkat > 35
<35
Auskultasi usus
Hiperaktif
Normal
ETIOLO
GI PSCA
Varises Esofagus
Non-Varises
VARISES ESOFAGUS
ULKUS PEPTIKUM
Gangguan keseimbangan antara faktor
asam dan pepsin (mukus, bikarbonat,
aliran darah) mukosa dinding lambung
melemah pecah perdarahan
Infeksi kuman Helicobacter Pylori
peradangan langsung pada mukosa
lambung dan duodenum produksi
asam berlebih membebani lapisan
mukosa lambung merusak lapisan
mukosa ulkus
Gastritis Erosiva
Sindrom Mallory-weiss
Muntah-muntah hebat
meningkatkan
tek.intraabdominal pecah
arteri dan laserasi longitudinal
di submukosa dan mukosa
pada derah kardia atau
esofagus bagian bawah
perdarahan.
Muntah yang hebat
(protracted vomiting) bisa
menyebabkan gangguan
keseimbangan elektrolit,
dehidrasi, atau sindrom
malnutrisi.
Pengelolaan PSCA
1.
2.
3.
4.
5.
Pemeriksaan Awal
Kesadaran, TD dan nadi saat berbaring,
perubahan ortostatik, akral dingin, nafas,
produksi urin.
Stabilitasi Hemodinamik
Cairan kristaloid dan pemasangan CVP
Anamnesis, Pemeriksaan Fisik, Pemeriksaan
lainnya
Klasifikasi perdarahan saluran cerna atas atau
bawah
Menegakkan diagnosis pasti penyebab
perdarahan
Pemeriksaan Penunjang
1.
2.
IMAGING :
CHEST X-RAY
Assessment of severity
Rockall Score
Risk category
Ulcer
Esophageal
Varices
Active
bleeding or
visible vessel
Adherent
Clot
Flat,
pigmented
spot
Clean
base
IV PPI
therapy +
endoscopic
therapy
IV PPI
therapy +/endoscopic
therapy
No IV PPI or
endoscopic
therapy
No IV PPI or
endoscopic
therapy
Ward for 3
days
Ward for 3
days
Discharge
Mallory-Weiss
Tear
Ligation
(preferred) or
sclerotherapy +
IV octreotide
Active
bleeding
No
active
bleeding
Endoscopi
c therapy
No
endoscopi
c therapy
Ward for
1-2 days
Dischar
ge
Tatalaksana
NON ENDOSKOPIS
Stabilisasi keadaan umum
Vitamin K 1 mg/kgBB/i.m. (maks. 10 mg) bila ada
koagulopati
Tranfusi suspensi trombosit dapat diberikan bila diperlukan
Pembilasan lambung : Dilakukan melalui NGT dengan 50100 ml NaCl 0,9% berulang kali tiap 1-3 jam tergantung
perdarahannya sampai cairan lambung sebersih mungkin.
Bolus vasopressin 50 unit dalam 100 ml dekstrose 5%,
diberikan 0,5-1 mg/menit/iv selama 20-60 menit, dan dapat
diulang tiap 3-6 jam. Atau setelah pemberian pertama
dilanjutkan per infus 0,1-0,5 U/menit.
Untuk menurunkan aliran darah splanknik dapat diberikan
bolus Somatostatin 250 mcg/iv, dilanjutkan per infus 250
mcg/jam selama 12-24 jam atau sampai perdarahan
berhenti.
1.Adi P. Pengelolaan Perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas. In: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, editors. Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam. 5th ed. Jakarta: Interna Publishing; 2009. p. 291-95
2. Laine L. Gastrointestinal Bleeding. In Longo DL, Kasper DL, Jameson JL, Fauci AS, Hauser SL, Loscalzo J, editors. Harrisons Princ Intern Med.
18th ed. New York: The McGraw-Hill Companies; 2012.
Tatalaksana
Bila ada ulkus peptikum dan erosif pada mukosa :
Omeprazole 80 mg/iv, kemudian dilanjutkan per
infus 8 mg/kgBB/jam selama 72 jam.
Antasida diberikan tiap 1-2 jam dengan dosis 0,5
ml/kgBB/dosis (maks. 30 ml/dosis) untuk
mempertahankan pH > 5 H2 reseptor antagonis
Simetidin : 7,5 ml/kgBB tiap 6 jam atau
Ranitidin : 1,25-2 mg/kgBB tiap 12 jam
Bila ada varises esofagus Pemasangan
Sengstaken-Blackmore tube (SB-tube) untuk
menghentikan perdarahan
1.Adi P. Pengelolaan Perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas. In: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, editors. Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam. 5th ed. Jakarta: Interna Publishing; 2009. p. 291-95
2. Laine L. Gastrointestinal Bleeding. In Longo DL, Kasper DL, Jameson JL, Fauci AS, Hauser SL, Loscalzo J, editors. Harrisons Princ Intern Med.
18th ed. New York: The McGraw-Hill Companies; 2012.
Tata Laksana
ENDOSKOPIS
Contact thermal (monopolar atau bipolar
elektrokoagulasi, heater probe)
Noncontact thermal (laser)
Nonthermal (misalnya suntikan adrenalin,
polidokanol, alkohol, cyanoacrylate, atau
pemakaian klip)
KOMPLIKASI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Syok hipovolemik
Gagal ginjal akut
Anemia
Infeksi
Reaksi tranfusi
Perforasi abdomen