PENDAHULUAN
dan
sumberdaya
lainnya
memberikan
kontribusi
penting
bagi
pertambangan. Studi
kelayakan
tambang
merupakan
kegiatan
untuk
Sebelum
kegiatan
perencanaan
dan
perancangan
tambang
juga
mengkaji
aspek
nonteknis
lainnya,
seperti
kandungan
mineral
yang
aspek
sosial,
hasil
analisa
telah
dilakukan
Penambangan
dan
pemanfaatan
bahan
galian
nikel
memerlukan
1
PT.Sinar Tbk.
Kolaka sebagai bahan baku dalam industry. Untuk mendukung usaha tersebut maka
perlu dilakukan suatu kajian studi kelayakan penambangan bahan galian Nikel di
daerah penelitian. Hasilnya diharapkan dapat memberikan penilaian kelayakan
penambangan.
dilakukan
dengan
metode
blok
sesuai
dengan
luas
d.
mining).
Studi pengangkutan dan penimbunan, terdiri dari tatacara dan peralatan
yang digunakan.
e. Evaluasi bencana geologi penambangan dan dampak lingkungan serta
keselamatan
kerja
yang
mencakup
pencegahan
bencana
geologi
2
PT.Sinar Tbk.
f.
Tahap
persiapan,
yaitu
mempelajari
hasil
penelitian
data-data lingkungan.
Tahap analasis yaitu analisa data teknik, data ekonomi dan data
lingkungan.
Tahap penyusunan laporan, yang dilakukan dikantor yaitu pembuatan
draft laporan, komputerisasi, penggandaan dan penjilidan laporan.
Kegiatan
o
1
Tahapan Persiapan
Tahap Analisis
Bulan ke1
3
PT.Sinar Tbk.
Bab II
KEADAAN UMUM
2.1 Lokasi dan Luas Wilayah Penyelidikan
PT. Sinar Tbk. Sulawesi Tenggara, secara administratif termasuk pada
wilayah Kecamatan Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Propinsi Sulawesi Tenggara. Secara
astronomis daerah Kolaka berada pada 40- 430 Lintang Selatan dan 121 30
12200 Bujur Timur (lihat Gambar 1).
Disebelah
Disebelah
Disebelah
Disebelah
kurang lebih 1000 Ha, yang terletak antara 7 036 sampai 8 17 Lintang Selatan
dan 112 30 sampai 112 38 bujur Timur. Penambangan bijih nikel dilakukan
secara serentak di dalam wilayah KP Eksploitasi dengan membagi tiga daerah
tambang yaitu Tambang Utara untuk wilayah KP Eksploitasi KW98PP0214, Tambang
Tengah untuk wilayah KP Eksploitasi KW98PP0216 dan Tambang Selatan untuk
wilayah KP Eksploitasi KW98PP0213 dan KW98PP0215
2.2.Kesampaian Daerah dan Sarana Perhubungan Setempat
4
PT.Sinar Tbk.
178 km dari
Makasar. Lokasi PT Sinar Tbk. Pomalaa juga dapat ditempuh dengan menggunakan
pesawat udara, dari Bandar Udara Sultan Hasanuddin Makassar menuju Bandar
Udara Pomalaa. Atau dari Bandar Udara Wolter Monginsidi Kendari menuju Bandar
Udara Pomalaa.
2.3 keadaan lingkungan
2.3.1 Penduduk
Menurut Badan Pusat Statistik Kabupaten Kolaka, jumlah penduduk
Kabupaten Kolaka pada tahun 2013 tercatat sebanyak 223.381 jiwa yang terdiri dari
114.023 penduduk laki-laki (51,04 %) dan 109.358 penduduk perempuan (48,96%)
yang tersebar di 12 kecamatan dengan kepadatan penduduk rata-rata 68,41
jiwa/km2. Rasio jenis kelamin penduduk Kabupaten Kolaka adalah 104, artinya
bahwa setiap 100 penduduk perempuan terdapat 104 penduduk laki-laki.
Penduduk Menurut Jenis Kelamin Kabupaten Kolaka
Tahun 2009-2013
TAHU
N
JUMLAH
PENDUDUK (JIWA)
JUMLAH (JIWA)
L
KEPADATAN
(JIWA/KM2)
RASIO
JENIS
KELAMIN
2009
287.246
146.448
140.758
41
104
2010
315.232
161.914
153.318
45
106
2011
321.506
165.137
156.369
46
106
2012
329.343
169.161
160.182
47
106
2013
228.602
116.69
0
111.91
2
69
104
5
PT.Sinar Tbk.
KECAMATAN
PENDUDUK
KEPADATAN
(JIWA/KM2)
JUMLAH
Iwoimendaa
3.846
3.839
7.685
27
Wolo
9.623
9.244
18.867
50
Samaturu
11.659
11.381
23.040
41
Latambaga
15.290
14.879
30.169
100
Kolaka
20.042
19.530
39.572
179
Wundulako
10.444
9.905
20.349
167
Baula
5.713
5.372
11.085
64
Pomalaa
15.733
15.138
30.871
91
Tanggetada
7.546
7.025
14.571
35
Polinggona
3.789
3.323
7.112
150
Watubangga
8.061
7.450
15.511
40
Toari
4.944
4.826
9.770
113
116.690
111.912
228.602
69
KOLAKA
6
PT.Sinar Tbk.
yang
besar
serta
jalan
transportasi
darat
yang
baik,
lancar
7
PT.Sinar Tbk.
Dendrobium
utile
namun
kemudian
mengalami
revisi
menjadi
Diplocaulobium utile. Nama latin yang pertama, Dendrobium utile sekarang dipakai
sebagai sinonim.
2. Anggrek bulan
Anggrek
bulan
(Phalaenopsis
amabilis)
merupakan
jenis
anggrek
(Orchidaceae) yang mempunyai ciri khas kelopak bunga yang lebar dan berwarna
putih. Meskipun saat ini sudah banyak anggrek bulan hasil persilangan (anggrek
bulan hibrida) yang memiliki corak dan warna beragam jenis.
b. Nephentaceae yaitu Kantong semar
Di Sulawesi ini sedikitnya terdapat 9 spesies bunga kantong semar alami
yang lima di antaranya merupakan tanaman endemik pulau ini. Sedangkan empat
jenis lainnya, meskipun asli Sulawesi namun bisa ditemukan di pulau lainnya.
2. Fauna
a. Anoa (Bubalus depressicornis)
Anoa adalah satwa endemik pulau Sulawesi, Indonesia. Anoa juga menjadi
fauna identitas provinsi Sulawesi Tenggara. Satwa langka dan dilindungi ini terdiri
atas dua spesies (jenis) yaitu: anoa pegunungan (Bubalus quarlesi) dan anoa
dataran rendah (Bubalus depressicornis). Kedua satwa ini tinggal dalam hutan yang
jarang dijamah manusia. Kedua spesies anoa tersebut hanya dapat ditemukan di
Sulawesi, Indonesia.
masih bertahan hidup. Anoa sering diburu untuk diambil kulitnya, tanduknya dan
dagingnya.
b. Babi Rusa
8
PT.Sinar Tbk.
hujan
dipengaruhi
oleh
perbedaan
iklim,
orografi
dan
9
PT.Sinar Tbk.
menyediakan
kawasan
pengolahan
ikan
di
kelurahan
Mangolo
Kecamatan Latambaga.
Pengembangan wilayah dan sentra perekonomian secara signifikan belum
memberikan dampak yang positif bagi masyarakat, hal ini dapat dilihat dari
banyaknya masyarakat yang hidup dalam kategori garis kemiskinan. Pada tahun
2013, saat Kabupaten Kolaka Timur belum berpisah dengan Kabupaten Kolaka,
jumlah penduduk yang hidup dalam garis kemiskinan sebesr 275.682 jiwa (BPS RI
dalam Kolaka dalam Angka, 2014). Hal itu menunjukkan jumlah penduduk yang
rentan terhadap kondisi miskin. Dari jumlah tersebut, 56.348 diantaranya adalah
penduduk miskin.
Tingkat
Kemiskinan
di
Kabupaten
Kolaka
termasuk
tinggi
apabila
kabupaten Kolaka (Kolaka dalam Angka, 2014. Namun dari data BPS Kabupaten
Kolaka, diketahui bahwa persentase penduduk miskin mengalamai peningkatan
pada tahun 2013. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya standar nilai pengeluaran
untuk makan dan non makanan perbulan (Poverty line). Berikut data garis
kemiskinan dan jumlah penduduk miskin Kabupaten Kolaka, dapat dicermati pada
tabel
Persentase Penduduk Miskin Kabupaten Kolaka
Tahun 2009-2013
Tahun
Garis Kemiskinan
Penduduk Miskin
(Rupiah/Kapita/Bulan)
Jumlah
Persentase (%)
2009
228.060
64.150
22.46
2010
243.451
59.700
18.91
2011
258/963
56.887
17.69
2012
275.463
51.787
15.72
2013
275.682
56.348
Sumber: Kabupaten Kolaka dalam Angka (2014)
16.20
Tabel 2.1 menunjukkan bahwa dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2012
terjadi penurunan jumlah pendududk miskin. Dari tahun 2009-2010 penurunan
cukup signifikan sekitar 3,55%. Tahun-tahun selanjutnya penurunan berkisar 1,3%-
10
PT.Sinar Tbk.
1,9%. Peningkatan jumlah penduduk miskin relatif bertambah sedikit pada tahun
2013 sekitar 0,48.
Dalam rangka memetakan penduduk miskin di Kabupaten Kolaka maka
pemerintah
setempat
membuat
klasifikasi
keluarga
berdasarkan
tingkat
berdasarkan tingkat
kesejahteraannya.
Berdasarkan hal tersebut, maka pengertian keluarga pra sejahtera yaitu
keluarga-keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya (basic needs)
secara minimal, seperti kebutuhan akan pangan, sandang, papan, kesehatan dan
pendidikan
Jumlah Keluarga Berdasarkan Klasifikasi Kabupaten Kolaka di tiap Kecamatan
Kecamatan
Pra
Sejahter
a
Jumlah
Total
Keluarga Sejahtera
I
II
III
III+
Wundulako
120
1583
1535
821
44
4103
Kolaka
411
1096
3774
2290
730
8301
Pomalaa
502
1484
2686
1668
309
6649
Watubangga
52
646
2390
1023
41
4152
Wolo
278
620
3151
490
4539
Baula
338
818
1351
244
38
2789
Latambaga
448
1402
2438
1315
407
6010
Tanggetada
779
925
935
318
2957
Samaturu
220
813
3096
714
256
5099
Toari
291
523
885
600
35
2334
Polinggona
133
285
794
410
1624
Iwoimendaa
141
366
1012
268
1787
Jumlah
3713
10561
24047
10161
1862
50344
11
PT.Sinar Tbk.
12
PT.Sinar Tbk.
BAB III
GEOLOGI
13
PT.Sinar Tbk.
14
PT.Sinar Tbk.
a)
b)
c)
d)
Lengan selatan
Tataan lengan selatan sampai dengan moisen awal, bagian barat dan
timurnya sangat berbeda, dan keduany dipisahkan oleh expresi walanae
Bagian
alas
sedimen
tersier
di
lengan
ini,
adalah
batuan
malihan
15
PT.Sinar Tbk.
Struktur geologi yang dijumpai didaerah kolaka, meliputi lipatan, kekar, dan
sesar. Lipatan dapat dijumpai dibeberapa tempat dimana, batupasir masih
tersimgkap, namun sangat sulit umtuk menentukan arah sumbuh lipatannya karena
telah terombakan.
Kekar dijumpai hampir seluruh satuan batuan penyusun daerah ini, kecuali
alluvium dan batuan kelompok batuan molasa, yang tidak terkonsolidasi dengan
baik, sesar utama yang terjadi di daerah ini dapat dijumpai
16
PT.Sinar Tbk.
17
PT.Sinar Tbk.
Formasi Eimoko. Umur Formasi Langolawa ialah Miosen Akhir atau Akhir
Miosen Tengah.
b. Fomasi Eimoko
Formasi ini tersusun oleh kalkerenit, batugamping korak, batupasir dan
napal. Berdasarkan kedudukan stratigrafinya yang selaras diatas Formasi
Langkolawa dan menjari dengan Formasi Boepinang, umurnya diduga Miosen
c.
Akhir-Pliosen.
Formasi Boepinang
Formasi ini tersusun oleh batulempung pasiran, napal pasiran, dan batupasir,
umurnya berkisar antara Miosen Akhir-Pliosen. Formasi ini mempunyai
hubungan menjari dengan formasi Eimoko, menindih selaras dan setempat
tak selaras oleh Formasi Langkolawa, tertindih pula secara tak selaras oleh
18
PT.Sinar Tbk.
3. Lapisan Ketiga: Merupakan tanah yang sudah sangat lapuk, berwarna coklat
kekuningan sampai kehijauaan dengan banyak urat-urat garnerit dan krisopras,
memiliki kadar nikel 2% dan kadar besi 25% lapisan ini masih zona limonit.
4. Lapisan Keempat: yang terdiri dari batuan peridotit serpentinit yang agak lapuk
dengan sedikit urat garnerit dan krisopras. Batuan ini merupakan bijih keras
dengan kadar nikel 2%-3% dan kadar besi 15%-24% lapisan ini merupakan zona
saprolit.
5. Lapisan bawah merupakan batuan induk (Bed Rock) dari batuan peridotit
serpentinit yang belum lapuk.
19
PT.Sinar Tbk.
BAB IV
RENCANA PENAMBANGAN
20
PT.Sinar Tbk.
adalah buldozer
dan
dengan
menggunakan
bantuan
mesin
potong untuk menebang pohon dengan diameter lebih besar dari 30 cm.
3. Pengupasan Tanah Pucuk (top soil)
Maksud pemindahan tanah pucuk adalah untuk menyelamatkan tanah
tersebut agar tidak rusak sehingga masih mempunyai unsur tanah yang masih asli,
sehingga tanah pucuk ini dapat diguanakan dan ditanami kembali untuk kegiatan
reklamasi.Tanah pucuk yang dikupas tersebut akan dipindahkan ke tempat
penyimpanan sementara atau langsung di pindahkan ke timbunan. Hal tersebut
bergantung pada perencanaan dari perusahaan.
5. Penambangan
Untuk melakukan penambangan itu sendiri, terlebih dahulu dilakukan
kegiatan cleaning. Maksud dari kegiatan cleaning ini adalah untuk membersihkan
pengotor
yang
berasal
dari
permukaan
endapan
Nikel.setelah
dilakukan
dilakukan
kegiatan
penambangan,
kegiatan
lanjutan
adalah
unit pengolahan.
8.Prasarana Penunjang Lainnya
Yang dimaksud dengan prasarana lain disini adalah prasarana yang dipakai
untuk kepentingan umum dimana selain digunakan oleh perusahaan juga dapat
21
PT.Sinar Tbk.
: 3.0 meter
Lebar jenjang
: 25
Kemiringan jenjang
: 90o
22
PT.Sinar Tbk.
Jalan tambang
Jalan utama
: 20 meter (2 jalur)
: 20 meter (2 jalur)
23
PT.Sinar Tbk.
Perhitungan
1 + (2 x )
2,00
2 + (3 x )
3,50
3 + (4 x )
5,00
4 + (5 x )
6,50
Dari kolom perhitungan pada Tabel dapat ditetapkan rumus lebar jalan
angkut minimum pada jalan lurus. Seandainya lebar kendaraan dan jumlah lajur
yang direncanakan masingmasing adalah Wt dan n, maka lebar jalan angkut pada
jalan lurus dapat dirumuskan sebagai berikut:
L min = n.Wt + (n + 1) (.Wt)
dimana :
L min =
jumlah lajur
Wt
(m)
(m)
Dengan demikian, apabila lebar truck antara dua kaca spion kiri-kanan 5.5
m, maka lebar jalan lurus minimum dengan lajur ganda adalah sebagai berikut:
L min =
n.Wt + (n + 1) (.Wt)
19,25 m atau 20 m
24
PT.Sinar Tbk.
W = 2 (U + Fa + Fb +
Z)
Z = (U + Fa + Fb)/2
Keterangan
:U
Fa
Fb
Z
=
=
=
=
Lebar
Lebar
Lebar
Lebar
jejak roda
juntai depan
juntai belakang
bagian tepi jalan
Dengan adanya model akses jalan seperti gambar di atas maka alat
pertambangan yang bekerja akan baik sehingga akan berpengaruh kepada tingkat
pendapatan yang maksimum.
4.4. Studi Geoteknik/Slope Stability
4.4.1. Geometri Lereng
Jenjang pada suatu tambang terbuka merupakan suatu teras
penggalian, yang terdiri atas beberapa bagian yaitu tinggi jenjang, sudut lereng
25
PT.Sinar Tbk.
jenjang tunggal, dan lebar dari jenjang. Dalam rancangan jenjang dibutuhkan
analisa geoteknik dalam rancangan ketiga parameter pembentuk geometri jenjang .
Tinggi jenjang : Biasanya alat muat yang digunakan harus mampu pula
mencapai pucuk atau bagian atas jenjang. Menurut Hustrulid permukaan jenjang
bagian atas dan bagian bawah yang di pisahkan oleh jarak H yang disebut
dengan tinggi jenjang. Permukaan sub-vertikal yang tersingkap di sebut dengan
muka jenjang. jika tingkat produksi atau faktor lain mengharuskan ketinggian
jenjang tertentu, alat muat yang akan digunakan harus disesuaikan pula
ukurannya. Sedangkan tinggi jenjang yang dibuat (tergantung kemampuan alat
gali, biasanya shovel )
Sudut lereng jenjang merupakan sudut yang di bentuk dari kaki lereng (toe),
dan
puncak jenjang (crest) dan sudut muka jenjang. Sudut muka jenjang ini
parameter diatas
berikut:
LB= Rm + (2Lt+c) + Mp + Ld
Wt
26
PT.Sinar Tbk.
Ls
Wb
ditujukan
Rencana produksi Nikel per triwulan lebih lanjut dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tahun
1
2
Total/tah
un
Triwulan
1
181168
8
543506
4
2
543506
4
543506
4
3
543506
4
543506
4
4
543506
4
543506
4
1811688
0
2174025
6
27
PT.Sinar Tbk.
3
4
5
543506
4
543506
4
543506
4
543506
4
543506
4
543506
4
543506
4
543506
4
543506
4
543506
4
759677
Total
2174025
6
2174025
6
1162980
5
9496745
3
untuk
N
o
Aktivitas
M
o
d
e
l
Ka
pa
sit
as
Ju
ml
ah
(U
nit
)
28
PT.Sinar Tbk.
Peralatan
Penambang
an
1.1
Alat Untuk
Nikel
a. Alat
Muat
Gali
S
K
23
6
ton
/ja
m
C
W
A
2
6
0
X
10
3
ton
/ja
m
11
a. Alat
Garu
Dorong
D
9
R
16
ton
b. Alat
Muat
S
K
23
6
ton
/ja
m
2
0
0
b. Alat Angkut
1.2
Alat Untuk
Lap.
Penutup
Gali
3
3
0
c. Alat Angkut
2
C
W
A
2
6
0
X
10
3
ton
/ja
m
Peralatan Penunjang
2.1
Motor
Grader
G
D
5
1
0
2.2
Compactor
29
PT.Sinar Tbk.
1
1
0
5
D
2.3
Truck Air
2.4
Truck
Bahan
Bakar
2.5
Diesel
Genset
P
S
9
0
15
ton
50
00
lite
r
2
5
0
k
v
A
2.6
Ligting
5
0
0
W
2.7
Pompa
M
f
3
9
0
s
2.8
Bulldozer
D
8
5
A
2.9
Backhoe
P
C
4
0
0
2.10
Alat Angkut
P
S
9
0
15
ton
Peralatan
ROM
Stockpile
30
PT.Sinar Tbk.
3.1
Excavator
S
K
3
3
0
3.2
Diesel
Genset
5
0
0
k
V
A
3.3
Lighting
5
0
0
W
31
PT.Sinar Tbk.
perumahan
(base
camp)
dan
perkantoran,
juga
untuk
digunakan
sebagai
untuk
memperlancar
komukasi
Revegetasi merupakan
32
PT.Sinar Tbk.
cepat dan dapat memperbaiki struktur tanah, menanam tumbuhan yang tumbuh
secara alami di, kabupaten kolaka kecamatan pomalaa dan melakukan pemupukan
secara berkala, serta melakukan pemeliharaan tanaman secara intensif.
Pemilhan Jenis Tanaman
Jenis tumbuhan yang dipilih tergantung pada penggunaan lahan tersebut di
masa yang akan datang. Oleh karena program revegetasi pada kabupaten kolaka
kecamatan pomalaa diarahkan pada upaya penghijauan, maka revegetasi lahan
dilakukan dengan penanaman berbagi macam spesies lokal yang sesuai dengan
iklim dan kondisi tanah setempat yang bersifat permanen.
33
PT.Sinar Tbk.
BAB V
PENGANGKUTAN, PENIMBUNAN, DAN SAMPLING
: 79,33%
: 0,90 m3
FF
: 100%
Jloose
: 1,54 ton/m3
Jasli
: 1,92 ton/m3
34
PT.Sinar Tbk.
CT
: 0,224 menit
SF
density loose
density insitu
1,54 ton/m3
1,92ton/m3
80,21%
SF
x 100%
x 100%
: 80,21%
Untuk menentukan kapasitas produksi alat gali muat dapat dihitung dengan rumus:
PE
60
x 60 menit/jam
= 236,23 ton/jam.
produktivitas alat ini dalam satu jam adalah 236 ton,sedangkan jumlah
material yang akan di tambang sebesar 16.991 ton/jam.dengan masa kerja alat ini
adalah 16 jam,maka total yang dapat di tambang adalah 3.376 ton/hari,untuk
memenuhi jumlah material tambang yang akan di tambang,maka jumlah alat ini
dalam pengerjaannya di tambah menjadi 5 unit.
5.2.3 perhitungan produksi alat angkut
Dump Truck Nissan Diesel Euro 2 CWA 260X
Dari hasil observasi , maka diperoleh data:
KB
: 10,937 m3
Eff
78,22%.
: 1,8 m3
FF
: 100%
CT
: 5,102 menit
:5
Jloose
: 1,54 ton/m3
35
PT.Sinar Tbk.
Jasli
: 1,92 ton/m3
SF
density loose
density insitu
1,54 ton/m3
x 100%
1,92ton/m3
80,21%
SF
: 80,21%
x 100%
Eff x KB
Ct
PD
KB
H x SF x FF x n x density loose
11,15 ton/m3.
PD
PD
=
=
Eff x KB
Ct
x 60
x 60 menit/jam
78,22 x 7,24 m
5,102
x 60 menit/jam
102,53 ton/jam
produktivitas alat ini dalam satu jam adalah 103 ton,sedangkan jumlah
material yang akan di tambang sebesar 16.991 ton/jam.dengan masa kerja alat ini
adalah 16 jam,maka total yang dapat di tambang adalah 1.648 ton/hari,untuk
memenuhi jumlah material tambang yang akan di tambang,maka jumlah alat ini
dalam pengerjaannya di tambah menjadi 11 unit
Supaya terjadi kondisi match, banyaknya dump truck yang dilayani oleh satu
unit Hydraulic excavator adalah 2 unit
Berdasarkan hasil perhitungan, dalam rencana produksi bulanan sebesar
1.582.791 ton per bulan atau 8244 ton/jam, dengan jam kerja kontraktor selama 2
shift per hari (16 jam/hari) dan produksi truck 103 ton/jam, diperoleh estimasi
kebutuhan jumlah dump truck sebanyak 11 unit (1 unit cadangan) dan excavator
sebanyak 5 unit.
36
PT.Sinar Tbk.
37
PT.Sinar Tbk.
BAB VI
LINGKUNGAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Pengelolaan Lingkungan
berwawasan
pembangungan
yang
lingkungan
berkelanjutan,yaitu
yang
PT.Sinar Tbk,
tercakup
pembangunan
menganut
dalam
untuk
konsep
memenuhi
lahan
pasca
penambangn
sehingga
mampu
meminimalkan
38
PT.Sinar Tbk.
pengelolaan
lingkungan
hidup
yang
ada
sering
kali
mengalami
hambatan
Pemantauan Lingkungan
Pemantauan lingkungan yang akan di implementasikan pada PT. Sinar Tbk,
senantiasa mengacu pada hal tersebut. Program aksi yang akan dilaksanakan
terangkum dalam rencana pemantauan lingkungan (RPL)yang telah di sepakati dan
di setujui para pemangku kewenangan
Selain
RKL
dan
RPL
yang
di
fokuskan
untuk
pertambangan
secra
Penutupan Tambang
Melihat penutupan tambang dari berbagai sudut, Pembahasan mengenai
penutupan
tambang
(mine
closure)
tidak
akan
bisa
lepas
dari
kegiatan
koperasi
perseorangan
yang telah
diberikan
Izin Usaha
39
PT.Sinar Tbk.
Daya
Mineral
(ESDM).
Jiwa atau
ruh
hadirnya
regulasi
di
sektor
40
PT.Sinar Tbk.
(Stakeholders
dalam kegiatan
penutupan
tambang)
Hasil
dari
forum
ini
kemudian
didokumentasikan dalam sebuah Rencana Penutupan Tambang (RPT) seperti yang
diamanatkan dalam Peraturan Menteri ESDM No. 18 Tahun 2008 tentang Reklamasi
dan Penutupan Tambang. Sistematika dari dokumen ini, yaitu:
Bab III Tata Laksana (Rencana Reklamasi dan Rencana Penutupan Tambang)
6.1.4
41
PT.Sinar Tbk.
Berdasarkan Permenag No. 9/1999, pengertian dari HPL yaitu hak menguasai
dari Negara yang kewenangan pelaksanaannya sebagian dilimpahkan kepada
pemegangnya. Selanjutnya, berdasarkan Penjelasan Pasal 2 ayat (3) huruf f UU
BPHTB, pengertian HPL dijelaskan lebih lengkap lagi yaitu hak menguasai dari
Negara
yang
kewenangan
pelaksanaannya
sebagian
dilimpahkan
kepada
b.
c.
d.
PT. Persero;
e.
Badan Otorita;
f.
Terjadinya HPL
HPL dapat terjadi karena 2 (dua) hal, yaitu:
1. Konversi
hak
penguasaan
sebagaimana
dimaksud
dalam
Permenag
No.9/1965.
2. Pemberian hak atas tanah berasal dari tanah negara yang diberikan melalui
permohonan, sebagaimana diatur dalam Permenag No.9/1999.
Kewenangan Subyek HPL
42
PT.Sinar Tbk.
b.
c.
d.
lingkungan
yang
akan
di
kembangkan
senantiasa
berusaha
memaksimalkan oprasi yang konsisten, dapat di andalkan dan memenuhi unsureunsur K3. Kegiatan yang di lakasanakan di harapkan menumbuhkan produksi,
menumbuhan keuntungan serta mendorong upaya pengembangan organisasi.
6.2.2. Peralatan
Peralatan K3 pertambangan senantiasa di siapakan karena harus selaras
dengan kebijakan umum pertambangan senantiasa di siapkan, karna harus selaras
dengan kebijakan umum pertambangn yang bertujuan menumbuhkan elemen K3
langsung terhadadp pekrja dengan cara meminimalkan dan mengelola dampak
lingkungan sert menciptakan kontribusi positif terhadap komunitas lokal seiring
dengan keberadaan PT. Sinar Tbk. Pentingnya kewaspadaan dari oprasional
tambang ini adalah terjadinya kecelakaan kerja apabila tidak menerapkan
keselamatan dan kesehatan kerja.dalam melaksanakan tugasnya, para pekerja di
bekali pengaman atau pelindung sesuai ketentuan peraturan keselamatan dan
kesehatan kerja.
6.2.3. Langkah-Langkah Pelaksanaan K3 Pertambangan
43
PT.Sinar Tbk.
dan
membuat
tanah.
Pembangunan saluran dan bak penampung yang bersifat kedap, di lengkapi
perangkap minyak yang dimensi 121 m3 untuk menampung tumpahan
bahan cair yang mungkin terjadi akibat kelalaian pekerja.
BAB VII
ORGANISASI DAN TENAGA KERJA
secara
internasional.
Dalam
mengendalikan
operasi
penambangan
dikepalai oleh seorang kepada teknik tambang yang dibantu oleh wakil kapala
teknik (sesuai Kepmen ESDM No. 1086.K/40/MEM/2003 tentang Standarisasi
Kompetensi Tenaga Teknik Khusus Bidang Geologi dan Penambangan). Kepala teknik
bertanggung jawab langsung kepada direktur secara vertical, dan secara horizontal
44
PT.Sinar Tbk.
45
PT.Sinar Tbk.
Tenaga Kerja
Jumlah
Pendidikan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Direktur
Kepala Tekknik Tambang
Wakil Kepala Teknik Tambang
Keuangan
Personalia Dan Administrasi
Pemasaran
Sekretaris
Lingkungan Hidup, K3T Dan Comdev
Operasi
Perawatan Dan Logistik
Unit Pencampuran Dan Pemuatan
Teknisi Dan Analis
Mekanik, Elektrik Dan Pengelasan
Mandor
Operator Dan Pengemudi
Satuan Pengamanan
Staf Dan Clerk
Pembantu Umum
Jumlah
1
1
1
1
1
1
1
2
2
2
2
5
7
3
S1
S1
D3
S1
S1
S1
D3
S1
S1
S1
S1
S1/D3/STM
D3/STM
S1/D3/STM
D3/STM/SMU
STM/SMU
D3/STM/SMU
SMU?SLTP
5
12
5
52
tenaga
kerja tambahan
yang
terlibat langsung
di
dalam
kegiatan
46
PT.Sinar Tbk.
Dalam penerapan system kerja yang direncanakan PT. SINAR Tbk mengacu
kepada program pengembangan produksi selaras dengan waktu dan kebutuhan
tenaga kerja termaksud control, borongan, harian dan lain-lain.
Praktek manajemen tenaga kerja mengacu pada Undang-Undang No 13
tahun 2013 tentang Ketenagakerjaan. Pekerjaan yang dapat deserahkan kepada
perusahaan lain sebagaimana diatur dalam Undang-Undang tersebut harus
memenuhi syarat-syarat berikut :
pekerjaan;
Merupakan kegiatan penunjang perusahaan secara keseluruhan dan
tidak menghambat proses produksi secara langsung.
BAB VIII
PEMASARAN
8.1.Proyek Pemasaran
8.1.1 Dalam Negeri
47
PT.Sinar Tbk.
dalam
mengembangkan
daerahnya
dengan
penyertaan
aktivitas
pemasaran SDA, dengan demikian ada optimisme pasar dalam negeri untuk nikel
bulk dalam upaya mendekati keunggulan kompetitif, lebih transparan dan kepastian
investasi.
Pihak PT Sinar Tbk, sendiri tetap menjaga kebijakan yang
mengakomodasikan kepentingan nasional dan menampung asprasi masyarakat
khsusnya masyarakat di daerah sekitar pertambangan.
8.1.2 Luar Negeri
Berkenaan dengan optimisme pemasaran domestic , sebaliknya pemasaran
luar negeri memiliki harga jual yang lebih kompetitif.
Rumitnya kebijaka investasi utamanya sektor pengolahan mengakibatkan
para investor lebih tertarik untuk mengimpor bahan baku dari idonesia. Investor
memandang persoalan pembangunan smelter di Indonesia seringkali tidak sejalan
dengan skala ekonomi pemasokan bahan bakunya.
Artinya, membeli bahan baku dari Indonesia dengan harga kompetitif,
tetapi mereka dapat keuntungan dari nilai tambah berkat mendirikan smelter. Hal
inilah yang terjadi antara para operator penambangan nikel Indonesia dengan
investor China dan Russia saat ini.
Sampai saat ini, 44% pasokan produksi nikel dunia berasal dari 73%
continental yang memiliki sumber nikel laterit. Indonesia sendiri memiliki 16%
sumber cadangan atau urutan ketiga terbesar dunia. Oleh sebab itu prospek
pemasaran terus membaik pada tahun tahun mendatang bagi Negara Negara
sumber dengan gejala meningkatnya produksi tambang.
48
PT.Sinar Tbk.
Untuk kualitas bijih logam dipasar dunia umumnya diatur menurut tata
niaga secara khusus oleh London Metal Exchange (LME) yang berperan sebagai
barometer dan permintaan logam di dunia.
8.2. Kualitas yang Diminta Pasar
Berdasarkan pengamatan kelompok investor asing yang tergabung dalam
OECD, negara Indonesia dianggap berada pada batas standar hidup layak bagi
rakyatnya. Hal ini ditunjukkan dengan kecenderungan dari pertumbuhan ekonomi
dan ketahanan sejak 2004 dengan pertumbuhan ekonomi rata-rata diatas 6%. Iklim
investasi di Indonesia cenderung membaik sejak 2008, hal ini dtandai dengan
intensivnya reformasi ekonomi yang mengarah kepada sistem bisnis dan investasi.
Perubahan tersebut termasuk pembenahan peraturan usaha, perpajakan dan
praktek ketenagakerjaan. Komponen perbaikan ini merupakan penyesuaian dalam
menghadapi lingkungan bisnis positif yang diciptakan pula di negara-negara
berkembang.
Sektor
pertambangan
merupakan
contributor
utama
dalam
Tenggara
tahun
2008-2013.
Kehadiran
PT.
Sinar
dalam
rangka
BAB IX
INVESTASI DAN ANALISIS KELAYAKAN
49
PT.Sinar Tbk.
9.2.Analisis Kelayakan
DAFTAR PUSTAKA
51
PT.Sinar Tbk.