Abstrak
Biodiesel merupakan salah satu bahan bakar alternatif. Biodiesel dapat dibuat dari minyak sawit dan
bahan baku lainnya. Penelitian ini mempelajari kondisi optimum minyak Biodiesel minyak sawit dengan
reaksi metanolisis katalis heterogen kalsium oksida (CaO) komersial dibantu oleh penyinaran gelombang
mikro. Perlakuan awal katalis untuk mendapatkan kondisi optimum telah dilakukan kalsinansi pada
500oC selama 1 jam. Pengurangan FFA mencapai 0,2% dengan esterifikasi. Hasil biodiesel dianalisis
dengan gas kromatografi untuk mengukur total konversi metil ester. Kondisi optimum untuk
transesterifikasi adalah 400 watt dengan katalis 5% CaO dari berat minyak, memiliki yield biodiesel
75,60% dan konversi metil ester 92%. Secara umum, kualitas produk biodiesel dalam percobaan ini tidak
dapat memenuhi persyaratan standar biodiesel secara komersial.
Kata Kunci : Biodiesel, Minyak Sawit, Katalis Heterogen, Gelombang Mikro, CaO
Abstract
Biodiesel is one of the alternative fuels. Biodiesel can be made from palm oil and the other raw material.
This research studies the optimum condition of palm oil (RPO) production by methanolysis reaction
heterogeneust catalyst of calcium Oxide (CaO) commercial aided by microwave irradiation. In order to
get optimum condition, pretreatment catalyst has been done in 500 oC at 1 hour. FFA removal can be
reduced until 0,2% by esterification . The result of biodiesel was analyzed by Gas chromatography to
measure the total of methyl esters conversion. The optimum condition for transesterification was 400
watts and catalyzed by 5% of CaO, have the yield of biodiesel 75,60% and the conversion of methyl
esters 92%. In general, the quality of biodiesel product in this experiment cant fulfill the standard
requirement of biodiesel enough.
Keywords: Biodiesel, Palm Oil, Heterogeneust Catalyst, Microwave,Calcium Oxide
1.
PENDAHULUAN
Page 45
2.
Penelitian
dilakukan
dengan
menggunakan
metode
eksperimen
di
laboratorium. Pembuatan biodiesel dari minyak
sawit menggunakan katalis Heterogen (CaO)
dibantu dengan radiasi gelombang mikro. Kondisi
optimum diperoleh dengan memvariasikan
kekuatan microwave, dan katalis. Biodiesel yang
dihasilkan dianalisa densitas, yield, FFA, Angka
asam dengan metode uji laboratorium dan
Konversi menggunakan Gas Chromatography.
Bahan baku biodiesel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Refined Palm Oil dan
metanol 98% (MERCK). Katalis yang digunakan
yaitu katalis homogen asam sulfat pekat 98%
untuk esterifikasi dan katalis heterogen kalsium
oksida (CaO) 96% untuk reaksi transesterifikasi.
Page 46
METODOLOGI
Page 47
Page 48
100
80
60
200 watt
40
300 watt
20
400 watt
0
CaO CaO 3% CaO
1%
5%
Gambar 3. Grafik Perbandingan Terhadap Yield
Biodiesel Dengan Variasi Katalis dan Daya
Gelombang Mikro.
suhu operasi 50oC selama 20 menit. ( Santoso
dan Wijaya, 2009). Seperti kita ketahui katalis
homogen akan menghasilkan yield yang lebih
tinggi tetapi membutuhkan biaya produksi yang
lebih besar dan pemisahannya sulit.
Analisis
oleh
Trace
Gas
Chromatography AS 2000 digunakan untuk
menentukan jenis senyawa yang terkandung
dalam metil ester dari minyak sawit , dan untuk
menghitung persentase konversi Fatty Acid
Methyl Ester ( FAME ) pada biodiesel yang
terbentuk . Analisis ini menghasilkan puncak
spektrum masing-masing menunjukkan jenis metil
ester tertentu. Berdasarkan data dari GC ,
berbagai jenis metil ester untuk biodiesel dapat
diketahui. Analisis senyawa biodiesel dilakukan
terhadap puncak fragmentasi yang dapat
diidentifikasi
sebagai
senyawa
biodiesel
berdasarkan kemiripan dengan senyawa standar.
Senyawa A dikatakan mirip dengan senyawa
standar jika memiliki berat molekul yang sama ,
pola serupa, fragmen, dan nilai indeks kesamaan
yang tinggi . Untuk menggunakan GC kita
membutuhkan larutan standar,heksana dan
sampel. Dalam penelitian ini digunakan 2 ml
heksana dan dicampur dengan 0,2 ml minyak.
C16:0 (methyl
9,8
0,041
Palmitate)
2
C16:1 (methyl
100
palmitoleate)
3
C18:0 (methyl
1,078
9,227
stearate)
4
C18:1 (methyl
80
60
oleate)
Dari tabel di atas terlihat bahwa
Biodiesel dari minyak sawit memiliki senyawa
utama metil ester antara lain metil palmitat, metil
palmitoleat, metil stearat dan metil oleat dimana
konversi tertinggi dimiliki oleh metil palmitat
karena asam lemak ini merupakan asam lemak
dominan pada minyak kelapa sawit. Senyawa lain
yang dihasilkan dari analisis dengan Gas
Chromatography, kemungkinan sebuah turunan
alkil ester asam lemak. Di dalamnya ada juga
metil ester tak jenuh, yaitu metil ester
palmitoleate (C16:1) meskipun persentasenya
sangat kecil. Hasil konversi yang dihitung dari
masing-masing sampel yang dianalisa oleh GC
dapat ditampilkan dalam lampiran. Dan grafik di
bawah ini dapat menggambarkan tentang jumlah
konversi yang terbentuk. Dari grafik di atas kita
bisa mendapatkan kesimpulan bahwa kondisi
tertinggi adalah untuk daya 400 watt dan 5 %
Kalsium Oksida . Daya 400 watt juga
menghasilkan konversi metil ester tertinggi dari
yang lainnya , dan terlihat pada grafik jumlah
katalis juga mempengaruhi konversi metil ester,
semakin banyak jumlah katalis, hasil konversi
semakin besar. Dalam grafik kita dapat melihat
bahwa konversi biodiesel terlalu kecil untuk 200
watt dan 300 watt. Handayani SP (2010) telah
membuktikan penggunaan microwave dalam
pembuatan biodiesel dengan katalis basa
homogen pada 300 watt , konversi biodiesel
kurang dari 70% . Hal ini diduga bahwa daya
200 watt
40
300 watt
20
400 watt
0
CaO
1%
CaO
3%
CaO
5%
Page 49
partikel CaO, sehingga membentuk banyak poripori pada kalsium oksida . Ukuran CaO yang
digunakan sekitar 200 mesh, produktivitas akan
lebih baik bila luas permukaan katalis per satuan
massa lebih besar . Memperbesar luas permukaan
katalis per satuan massa dapat dilakukan dengan
mengurangi ukuran katalis padat . Kita juga perlu
mencampur metanol dengan katalis lalu dilakukan
pengadukan dengan kecepatan 300-400 rpm
selama 10-15 menit . Untuk mendapatkan kondisi
yang optimal pada transesterifikasi , katalis CaO
akan diaktifkan oleh Metanol . Sejumlah kecil
CaO akan bereaksi dengan metanol dan diubah
menjadi Ca(OCH3) 2 dan Ca(OH)2 tetapi beberapa
CaO yang tersisa tidak berubah . Mula-mula CaO
akan bereaksi dengan metanol dan membentuk
Ca(OCH3)2 dan selanjutnya H2O yang dihasilkan
selama pembentukan Ca(OCH3)2 akan bereaksi
dengan CaO membentuk Ca(OH)2. (Ayato
Kawashima, dkk, 2009). Oleh karena itu, perlu
dilakukan aktivasi katalis sebelum reaksi.
Katalis CaO lebih aktif dan telah lama
dipelajari untuk transesterifikasi karena harganya
yang murah, memiliki energi aktivasi yang tinggi
( Liu et al , 2008) dan sedikit larut dalam metanol
dibandingkan alkali tanah hidroksida logam
seperti SrO dan Ba (OH)2 yang sepenuhnya
terlarut dalam media reaksi ( Granados et al ,
2007) . Dalam penelitian yang dilakukan oleh
Granados et al ( 2007) menyimpulkan bahwa
meskipun CaO sangat aktif dalam reaksi
transesterifikasi , keberadaan H2O akan
menyebabkan terbentuknya Ca(OH)2 yang akan
membentuk layer tipis pada permukaan pori CaO
sehingga aktivitas katalitik CaO akan menyerupai
aktivitas katalitik Ca(OH)2.
Tingginya nilai angka asam dapat membuat
masalah baru untuk produk biodiesel. Menurut
Diaz dan Galindo (2007),bahan bakar mesin
diesel yang ideal adalah bahan bakar dengan
rantai hidrokarbon yang sepenuhnya jenuh.
Jumlah asam yang dimiliki biodiesel dari minyak
sawit juga sangat rendah, ini berarti Biodiesel
mengandung asam lemak bebas yang sangat
sedikit. Dengan demikian, biodiesel tidak bersifat
korosif dan tidak merusak injektor mesin diesel.
Bilangan asam yang didapatkan sesuai dengan
standar SNI yaitu dibawah 0,8%.
Dari grafik terlihat bahwa hasil bilangan
asam pada 200 watt dan 400 watt dengan jumlah
200 watt
0.4
300 watt
400 watt
0.2
0
CaO 1% CaO 3% CaO 5%
Gambar 5. Analisa Angka Asam
Page 50
dapat
menghasilkan
7.
875
8.
870
200 watt
865
300 watt
400 watt
860
855
DAFTAR PUSTAKA
CaO 1%CaO 3%CaO 5%
Page 51
KESIMPULAN
Page 52