PENDAHULUAN
Capaian Pembelajaran
Setelah membaca dan mengkaji buku ini,pembaca akan mampu:
1. Menjelaskan dengan benar definisi dan fungsi Drainase;
2. Menjelaskan dan menyebutkan jenis Drainase;
3. Menjelaskan sarana dan prasarana Drainase
4. Menyebutkan komponen pengelolaan Drainase
5. Menjelaskan penanganan masalah genangan
1.1. Pengertian Drainase
Drainase berasal dari bahasa Inggris, yang memiliki arti mengalirkan,
menguras, membuang air. Drainase yaitu suatu cara pembuangan kelebihan
air yang tidak diinginkan pada suatu daerah, serta cara-cara penanggulangan
akibat yang ditimbulkan oleh kelebihan air tersebut (Suhardjono,1984: 1).
Drainase adalah suatu tindakan teknis untuk mengurangi kelebihan air, baik
yang berasal dari air hujan, rembesan, maupun kelebihan air irigasi dari suatu
kawasan dan atau lahan sehingga fungsi kawasan tersebut tidak terganggu
(Suripin, 2004);
Drainase pada wilayah perkotaan merupakan suatu sistem drainase yang
menangani permasalahan kelebihan air di wilayah perkoataan yang meliputi
drainase permukaan dan drainase bawah permukaan. Drainase perkotaan juga
berfungsi mengendalikan air permukaan, sehingga tidak menimbulkan
genangan yang dapat mengganggu masyarakat, serta dapat memberikan
manfaat bagi kegiatan manusia. Drainase sebagai prasarana yang berfungsi
mengalirkan air permukaan ke badan penerima air dan atau ke bangunan
resapan buatan.
1.2.
Fungsi Drainase
1) Mengeringkan daerah becek dan genangan air sehingga tidak ada
akumulasi di permukaan tanah;
2) Menurunkan permukaan air tanah pada tingkat ideal;
3) Mengendalikan erosi tanah, kerusakan jalan dan bangunan yang ada;
1
dan secara estetika lebih indah dan kekurangan: Mahal dan sulit
pemeliharaannya.
1.4. Sarana Dan Prasarana Drainase
1.4.1. Sarana dan Prasarana Drainase Permukaan (Surface Drainage)
1) Saluran Terbuka (Primer, Sekunder dan Tersier) adalah saluran terbuka
yang menerima aliran air hujan dari kumpulan saluran sekunder di
sebelah hulu dan membuang ke badan air yang berupa sungai, waduk,
situ, kolam retensi atau laut;
2) Saluran Tertutup merupakan bagian saluran drainase yang pada kawasan
tertentu, tanah permukaanya tidak memungkinkan dibuat saluran
terbuka;
3) Waduk, Situ atau Kolam Retensi adalah suatu bentuk penampungan air
yang dibedakan berdasarkan besarnya. Fungsi dari bangunan ini dapat
mengurangi besarnya debit aliran (runoff) di saluran;
4) Pintu Air merupakan pelengkap saluran yang dipasang pada inlet siphon,
inlet dan outlet kolam retensi/ laut atau diujung saluran yang
berhubungan dengan badan air;
dalam gorong-gorong
Papan duga air (staf gauge) berfungsi untuk mengetahui naik-turunya
permukaan air
7) Bendungan atau Cek Dam merupakan bangunan pengendali aliran atau
banjir.
1.4.2. Sarana dan Prasarana Drainase Bawah Permukaan (Sub Surface
1)
Drainage)
Pipa Induk merupakan pipa pengumpul dari pipa-pipa cabang yang
terhubung dengan sungai, danau atau saluran kota sebagai badan
2)
3)
4)
5)
1.5.
No
1
Komponen
Sarana Jaringan Drainase
Outfall
Pintu air
Tanggul Banjir
Saluran Pembagi
Polder
Depont bengkel
Operasi Pemeliharaan
BAB II
BAHAN DAN ALAT
Capaian Pembelajaran
Setelah membaca dan mengkaji buku ini,pembaca akan mampu:
1. Menjelaskan dan menyebutkan dengan benar jenis bahan perkerjaan
drainase;
2. Menjelaskan dengan benar spsifikasi bahan pada pekerjaan drainase;
3. Menjelaskan kegunaan dan cara kerja alat-alat yang digunakan pada
pekerjaan drainase
2.1. Kriteria Bahan Saluran Drainase
Pemilihan bahan berupa bahan alam dan bahan yang diproduksi di
pabrik yang akan digunakan untuk konstruksi drainase harus dipastikan dapat
mendukung fungsi dan usia pakainya. Berikut peraturan yang terkait dengan
standar bahan bangunan drainase antara lain:
1) SNI Standard dan Pedoman Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa
Sipil
2) Peraturan bahan bangunan
2.1.1. Bahan Alam Pekerjaan Drainase
1) Pasir
Pasir disebut juga agregat halus adalah butiran yang lolos ayakan dengan
diameter 4,75 mm dan tertahan ayakan 0,075 mm. Pasir dalam konstruksi
sipil merupakan bahan isian utama pembuatan beton, mortar aduk pasangan
batu, mortar aduk untuk plesteran, mortar groting dan lain-lain.
Setiap jenis mortar memiliki persyaratan yang berbeda yang harus
dipenuhinya agar diperoleh hasil pekerjaan yang memuaskan. Syarat mutu
agregat halus untuk pekerjaan beton menurut ASTM C33 - 86 adalah sebagai
berikut :
a) Kadar lumpur atau bagian butir yang lebih kecil dari 75 mikron
(ayakan No.200). Untuk pekerjaan beton yang mengalami abrasi
lain lain.
Penggunaan sebagai campuran beton baik untuk beton bertulang
maupun tidak bertulang, bisa kita jumpai dalam struktur pondasi beton
bertulang, sloof, lantai, kolom , plat lantai, cor dak, ring balok dan lain
-lain.
Disamping itu masih banyak penggunaan pasir dalam bahan bangunan
yang dipergunakan sebagai bahan campuran untuk pembuatan
material cetak seperti pembuatan paving block, kansteen, batako dan
lain-lain.
Ada beberapa jenis pasir yang biasa dijual diantaranya :
a) Pasir Beton
Pasir Beton adalah pasir yang bagus untuk bangunan. Pasir Beton
biasanya berwarna hitam dan butirannya cukup halus, namun apabila
dikepal dengan tangan tidak menggumpal dan akan puyar kembali.
Pasir ini baik sekali untuk pengecoran, plesteran dinding, pondasi,
juga pemasangan bata dan batu.
b) Pasir Pasang
Pasir Pasang adalah pasir yang lebih halus dari pasir beton ciri cirinya
apabila dikepal dia akan menggumpal tidak kembali lagi ke semula.
Pasir pasang biasanya dipakai untuk campuran pasir beton agar tidak
terlalu kasar sehingga bisa dipakai untuk plesteran dinding.
c) Pasir Elod
Pasir Elod adalah pasir yang paling halus dibanding pasir beton dan
pasir pasang. Ciri ciri pasir elod adalah apabila dikepal dia akan
menggumpal dan tidak akan puyar kembali. Pasir ini masih ada
campuran tanahnya dan warnanya hitam. Jenis pasir ini tidak bagus
untuk bangunan. Pasir ini biasanya hanya untuk campuran pasir beton
agar bisa digunakan untuk plesteran dinding, atau untuk campuran
pembuatan batako.
d) Pasir Merah
Pasir merah atau suka disebut Pasir Jebrod kalau di daerah Sukabumi
atau Cianjur karena pasirnya diambil dari daerah Jebrod Cianjur. Pasir
Jebrod biasanya bagus untuk bahan Cor karena cirinya hampir sama
dengan pasir beton namun lebih kasar dan batuannya agak lebih besar.
2) Kerikil
Kerikil disebut juga agregat kasar adalah bahan alam yang dapat dipakai
untuk beton harus memenuhi syarat-syarat :
a) Agregat yang bersih dari unsur organic
b) Keras
c) Bebas dari sifat penyerapan zat kimia
d) Tidak bercampur dengan tanah liat/lumpur
e) Distribusi/gradasi ukuran agregat memenuhi ketentuan-ketentuan
yang berlaku
Agregat alam adalah agregat yang didapat dari hasil tambang batuan
alam. Agregat alam dibedakan menjadi 3 kelompok yaitu :
a) Kerikil dan pasir alam
Kerikil dan pasir alam berasal dari hasil pengikisan batuan induk yang
kemudian terbawa oleh arus air atau angin yang kemudian mengendap di
suatu tempat. Endapan-endapan kerikil atau pasir sering kali terdapat di
darat (tidak di sungai)
b) Agregat batu pecah
Terkadang sulit untuk mendapatkan kerikil dan pasir langsung dari alam
sehingga diatasi dengan memecah batuan alam menjadi kerikil atau pasir.
Kekerasan kerikil dari batu pecah ini lebih baik dibandingkan dengan
10
langsung dari alam. Untuk memecahkan batuan alam ini digunakan alat
pemecah batu (stone crusher) dan bahkan masih ada dengan cara manual.
c) Agregat batu apung
Batu apung merupakan agregat alam yang ringan dan banyak digunakan.
Batu apung termasuk dalam agregat ringan. Agregat ringan yaitu agregat
yang memiliki berat jenis kurang dari 2,0.
3) Batu Kali
Batu kali atau batu belah biasanya diperoleh dari kawasan lereng
pegunungan yang merupakan batuan besar dengan sisi tidak rata dan bersifat
padat. Bentuk fisik batu ini yaitu padat, sisi tidak beraturan dan keras dengan
warna abu-abu kehitaman. Batu ini biasa digunakan sebagai penahan sungai
agar tidak longsor dan pondasi bangunan.
Batu yang dari alam atau batu galian yang telah dibelah, kasar, bersih,
tahan lama, keras, tahan terhadap pengaruh udara dan air dan cocok dalam
segala hal untuk fungsi yang dimaksud.
4) Semen
Semen Portland disebut juga Semen adalah bahan yang berupa bubuk
halus yang bertindak sebagai pengikat untuk agregat. Bahan baku pembuatan
semen adalah bahan-bahan yang mengandung kapur, silia, alumina, oksida
besi dan oksida-oksida lain. Jika semen dicampur dengan air disebut pasta
semen, sedangkan jika pasta semen dengan pasir disebut mortar semen.
Berdasarkan tinjauan pemakaiannya, semen portland dibedakan menjadi 5
(lima) :
a) Type I : Semen portland jenis umum (normal portland cement) , yaitu
jenis semen portland untuk penggunaan dalam konstruksi beton secara
umum yang tidak memerlukan sifat-sifat khusus.
b) Type II : Semen jenis umum dengan perubahan-perubahan (modified
portland cement). Semen ini memiliki panas hidrasi lebih rendah dan
keluarnya panas lebih lambat daripada semen Type I. Semen Type II
digunakan untuk pencegahan serangan sulfat dari lingkungan terhadap
bangunan beton, seperti struktur bangunan air/drainase dengan kadar
konsentrasi sulfat tinggi didalam air tanah.
c) Type III : Jenis semen dengan waktu pengerasan yang cepat
(highearly-strenghth portland cement). Waktu perkerasan bagi jenis
ini umumnya kurang dari seminggu. Digunakan pada struktur-struktur
11
h. Tenacity
: Keras, Kompak, sebagian berongga 2.
Adapun pemanfaatan dari kapur diantaranya adalah :
a) Bahan bangunan yang dimaksud adalah kapur tohor yang
dipergunakan untuk plester, adukan pasangan bata, pembuatan
semen tras ataupun semen merah.
b) Bahan penstabilan jalan raya. Pemakaian kapur dalam bidang
pemantapan fondasi jalan raya termasuk rawa yang dilaluinya.
Kapur ini berfungsi untuk mengurangi plastisitas, mengurangi
penyusutan dan pemuaian fondasi jalan raya
c) Bahan pupuk dan insektisida dalam pertanian. Apabila ditaburkan
untuk menetralkan tanah asam yang relatife tidak banyak air,
sebagai pupuk untuk menambah unsur kalsium yang berkurang
akibat panen, erosi serta untuk menggemburkan tanah. Kapur ini
juga dipergunakan sebagai disinfektan pada kandang unggas, dalam
pembuatan kompos dan sebagainya
d) Penjernihan air. Dalam penjernihan pelunakan air untuk industri,
kapur dipergunakan bersama-sama dengan soda abu dalam proses
yang dinamakan dengan proses kapur soda.
7) Kayu
Kayu merupakan satu dari beberapa bahan konstruksi yang sudah lama
dikenal masyarakat, merupakan bahan alam dan dapat diperbaharui secara
alami. Faktor-faktor seperti kesederhanaan dalam pengerjaan, ringan, sesuai
dengan lingkungan (environmental compatibility) telah membuat kayu
menjadi bahan konstruksi yang dikenal di bidang konstruksi ringan (light
construction). Penggunaan kayu sebagai bahan konstruksi tidak hanya
didasari oleh kekuatannya saja, akan tetapi juga didasari oleh segi
keindahannya.
Kayu berasal dari berbagai jenis pohon yang memiliki sifat-sifat yang
berbeda-beda. Bahkan dalam satu pohon, kayu mempunyai sifat yang
berbeda-beda. Dari sekian banyak sifat-sifat kayu yang berbeda satu sama
lain, ada beberapa sifat yang umum terdapat pada semua jenis kayu yaitu :
a) Kayu tersusun dari sel-sel yang memiliki tipe bermacam-macam dan
susunan dinding selnya terdiri dari senyawa kimia berupa selulosa
dan hemi selulosa (karbohidrat) serta lignin (non karbohidrat).
13
b. Kayu Merbau
Kayu merbau termasuk salah satu jenis kayu yang cukup keras dan
stabil sebagai alternatif pembanding dengan kayu jati. Merbau juga
terbukti tahan terhadap serangga. Warna kayu merbau coklat
kemerahan dan kadang disertai adanya highlight kuning. Merbau
memiliki tekstur serat garis terputus-putus. Pohon merbau termasuk
pohon hutan hujan tropis. Termasuk kayu dengan Kelas Awet I, II dan
Kelas Kuat I, II.
c. Kayu Bangkirai
Kayu bengkirai termasuk jenis kayu yang cukup awet dan kuat.
Termasuk kayu dengan Kelas Awet I, II, III dan Kelas Kuat I, II. Sifat
kerasnya juga disertai tingkat kegetasan yang tinggi sehingga
mudah muncul retak rambut dipermukaan.
d. Kayu kamper
Termasuk kayu dengan Kelas Awet II, III dan Kelas Kuat II, I. Pohon
kamper banyak ditemui di hutan hujan tropis di Kalimantan.
Samarinda adalah daerah yang terkenal menghasilkan kamper dengan
serat lebih halus dibandingkan daerah lain di Kalimantan.
e. Kayu kelapa
Adalah salah satu sumber kayu alternatif baru yang berasal dari
perkebunan kelapa yang sudah tidak menghasilkan lagi (berumur 60
tahun ke atas) sehingga harus ditebang untuk diganti dengan bibit
pohon yang baru. Sebenarnya pohon kelapa termasuk jenis palem.
Semua bagian dari pohon kelapa adalah serat /fiber yaitu
berbentuk garis pendek-pendek. Anda tidak akan menemukan
alur serat lurus dan serat mahkota pada kayu kelapa karena
semua bagiannya adalah fiber.
f. Kayu meranti merah
Jenis kayu keras, warnanya merah muda tua hingga merah muda
pucat, namun tidak sepucat meranti putih. selain bertekstur tidak
terlalu halus, kayu meranti juga tidak begitu tahan terhadap
cuaca, sehingga tidak dianjurkan untuk dipakai di luar ruangan.
Termasuk kayu dengan Kelas Awet III, IV dan Kelas Kuat II, IV.
Pohon meranti banyak ditemui di hutan di pulau Kalimantan.
g. Kayu Karet
15
Kayu karet berwarna putih kekuningan, sedikit krem ketika baru saja
dibelah atau dipotong. Ketika sudah mulai mengering akan berubah
sedikit kecoklatan. Kayu karet tergolong kayu lunak - keras, tapi
lumayan berat dengan densitas antara 435-625 kg/m3 dalam level
kekeringan kayu 12%.
Kayu Karet termasuk kelas kuat II, dan kelas awet III, sehingga kayu
karet dapat digunakan sebagai substitusi alternatif kayu alam untuk
bahan konstruksi
h. Kayu gelam
Kayu gelam dengan diameter kecil umumnya dikenal dan dipakai
sebagai steger pada konstruksi beton, sedangkan yang berdiameter
besar biasa dipakai untuk cerucuk pada pekerjaan sungai dan
jembatan. Kayu ini juga dapat dibuat arang atau arang aktif untuk
bahan penyerap.
Kayu ulin banyak digunakan sebagai konstruksi bangunan berupa
tiang bangunan, sirap (atap kayu), papan lantai, kosen, bahan untuk
bangunan jembatan, bantalan kereta api dan kegunaan lain yang
memerlukan sifat-sifat khusus awet dan kuat. Kayu ulin termasuk
kayu kelas kuat I dan Kelas Awet I.
i. Kayu Akasia (acacia mangium),
Kayu Akasia mempunyai berat jenis rata-rata 0,75 berarti pori-pori
dan seratnya cukup rapat sehingga daya serap airnya kecil. Kelas
awetnya II, yang berarti mampu bertahan sampai 20 tahun keatas, bila
diolah dengan baik. Kelas kuatnya II-I, yang berarti mampu menahan
lentur diatas 1100 kg/cm2 dan mengantisipasi kuat desak diatas 650
kg/cm2.
Berdasarkan sifat kembang susut kayu yang kecil, daya retaknya
rendah, kekerasannya sedang dan bertekstur agak kasar serta
berserat lurus berpadu, maka kayu ini mempunyai sifat pengerjaan
mudah, sehingga banyak diminati untuk digunakan sebagai bahan
konstruksi maupun bahan mebel-furniture.
8) Bambu
Bambu adalah tanaman jenis rumput-rumputan dengan rongga dan ruas
di batangnya. Nama lain bambu adalah buluh, aur, eru. Di dunia ini bambu
merupakan salah satu tanaman dengan pertumbuhan paling cepat. Karena
16
tebang)
Pada berat jenis yang sama, Kuat tarik bambu lebih tinggi
warna
dan
corak
yang
seragam.
Disamping
17
18
19
Batang baja ini tetap mempunyai tegangan sampai beton yang dituang
mengeras, bagian balok beton ini walaupun menahan lenturan tidak akan
terjadi retak.
g) Beton pracetak
Beton biasa dicetak/dituang di tempat, namun dapat pula dicetak di
tempat lain. Fungsinya di cetak di tempat lain agar memperoleh mutu
yang lebih baik, selain itu dipakai jika tempat pembuatan beton sangat
terbatas, sehingga sulit menyediakan tempat percetakan perawatan
betonnya.
h) Beton massa
Beton yang dituang dalam volume besar yaitu perbandingan antara
volume dan permukaannya besar. Bila dimensinya lebih besar dari 60
cm. Pondasi besar, pilar, bendungan. Harus diperhatikan perbedaan
temperatur.
i) Fero semen
Suatu bahan gabungan yang diperoleh dengan cara memberikan mortar
semen suatu tulangan yang berupa suatu anyaman kawat baja.
j) Beton serat
Beton komposit yang terdiri dari beton biasa dan bahan lain yang berupa
serat. Serat berupa batang-batang 5 sd 500 mm, panjang 25-100 mm,
serat asbatos, tumbuh-tumbuhan, serat plastic, kawat baja.
Metode perencanaan mix design yang tepat diperlukan
untuk
21
22
3 ; 2, 5 ; 2 ; 1, 5 ; 1, 25 ; 1 ; 3/ 4 ; dan 1/ 2 .
Pipa dengan Jenis D, tidak setebal AW tapi lebih tebal dari C, digunakan
untuk Saluran yang tidak akan mengalami tekanan yang besar, biasa
dipakai untuk Saluran Buangan Air di dalam rumah.
Ukuran Pipa Jenis D yang tersedia di pasaran antara lain: Diameter 6 = 6
inchi (6 ini adalah Ukuran Diameter Dalam Penampang Pipa) ; 5 ; 4 ;
3 ; 2, 5 ; 2 ; 1, 5 ; dan 1, 25 .
Pipa dengan Kode C, Pipa ini paling tipis, saya tidak merekomendasikan
untuk dipakai pada Instalasi Saluran Air pada Rumah anda, karena Jenis
Pipa ini rentan dan gampang pecah.
23
Nama Alat
Cangkul
Gambar
Kegunaan
Ganco/
Belincong
Untuk menggali
dan mengambil
tanah lunak
Untuk
mencampur
bahan mortar
Untuk menggali
pada tanah yang
keras berbatu, ada
akar pohon atau
bekas bangunan
(bongkaran)
24
N
o
3
Nama Alat
Sekop
Gambar
Kegunaan
Lempak
Garpu
Sendok
Spesi
Pemadat
Untuk
mengambil
tanah galian/
mortar
Untuk
mencampur
bahan mortar
Untuk menggali
tanah lempung yang
basah/lunak
Untuk menggali
tanah yang keras
dan kering
Untuk mengambil
mortar pada
pekerjaan pasangan
batu
Untuk memadatkan
lantai kerja dan
urugan tanah.
25
N
o
8
Nama Alat
Gambar
Kegunaan
Meteran
Untuk mengukur
jarak
Slang air
Untuk menentukan
dan menimbang
level ketinggian/
kedataran
10
Palu
Untuk menancapkan
paku pada kayu dan
menancapkan patok
kayu/ besi pada
tanah
11
Kerekan
(Creen) dan
tripot
Untuk menurunkan
dan mengangkat
benda yang berat
dan besar yang tidak
dapat dilakukan
secara manual
26
N
o
12
13
2.2.2
No
Nama Alat
Gambar
Kegunaan
Boning Rod
Untuk mengukur
kedalaman dan
kemiringan galian
saluran
Waterpass
dan
Theodolith
Untuk menentukan
elevasi dari tiap-tiap
titik lubang kontrol
yang dikehendaki
serta kemiringan
pipa saluran
Gambar
Kegunaan
27
Mesin
Pemadat
Untuk
memadatkan lantai
kerja dan urugan
tanah.
Pompa
Untuk menguras
air/ dewatering
pada lokasi
saluran
2.2.3
1) Scrapper
28
30
bucket
terisi,
kemudian
diangkat
dengan
sedikit
31
BAB III
KESELAMATAN DANKESEHATAN KERJA
PEKERJAAN DRAINASE
32
Capaian Pembelajaran
Setelah membaca dan mengkaji buku ini,pembaca akan mampu:
1. Menjelaskan dengan pengertian K3 Pekerjaan Drainase;
2. Menerapkan K3 pada pekerjaan drainase;
3. Melakukan identifikasi potensi bahaya pada pekerjaan drainase
3.1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
3.1.1. Pengertian
Keselamatan
kerja
adalah
sasaran
utama untuk
mencegah
rangka
menjamin
keberlangsungan
penerapan
system
3.2.1.
34
35
2)
3)
4)
5)
6)
Nyaman dipakai.
37
bahan-bahan
yang
cukup
berat
yang
tidak
3.3.4.
drainase
banyak
dilakukan
di
luar
rungan
dan
Kegiatan
Kondisi
tidak aman
Tindakan
tidak aman
Potensi
Bahaya
Upaya
Pencegahan
Penanggun
g jawab
38
Penggalian
Banyak
lubang
Pekerja tidak
memperhatik
an tanda
Pekerja
jatuh
ke
lubang
Tanah
becek
Pekerja tidak
pakai safety
shoes
Pekerja tidak
menempatkan
material pada
tempatnya
dengan rapi
Terpeleset
Material
berceceran
Proses
penggalian
dan
pengangkutan
alat berat
Jalan yang
dilewati
alat berat
tidak rata
dan tidak
stabil
Tanah tidak
stabil
Pekerja
tersandung
Alat berat
terguling
Operator alat
berat tidak
memperhatik
an kondisi
jalan
Tanah
longsor
Dipasang
rambu,
contoh :
AWAS
ADA
GALIAN
Air tanah segera
di pompa
Kepala
Proyek
Pekerja harus
meletakkan
alat-alat dan
material sisa
galian di tempat
yang tidak
dilalui pekerja
lain
Sebelum
dilewati alat
berat harus
dipadatkan rata
dan stabil
Kepala
Proyek dan
Ahli K3
Diberi
penyangga atau
pagar
Kepala
Proyek
Kepala
Proyek
Kepala
Proyek
39
40
2) Perencanaan
Perusahaan harus membuat perencanaan yang efektif guna mencapai
keberhasilan penerapan dan kegiatan Sistem Manajemen Kesehatan
dan Keselamatan Kerja dengan sasaran yang jelas.
Langkah-langkah perencanaan yang perlu diperhatikan:
a) Perencanaan yang efektif dimui dengan perincian tujuan sasaran
K3 secara lengkap dan jelas dengan berdasarkan pada tujuan dan
sasaran.
b) Menentukan program-program kegiatan yang didasari pada
kebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
3) Tanggung jawab
Pembagian tanggung jawab antara fungsi dan kaitannya dengan
masalah K3 juga dilakukan pembagian tanggung jawab menurut
jenjang jabatan dalam organisasi.
Pelaksanaan rencana dan program K3 pimpinan/manajer harus
mempunyai kemampuan untuk menggerakkan, membangkitkan
antusias dan membimbing seluruh tenaga kerja karyawan ke arah
tujuan, sasaran atau target yang hendak dicapai
4) Pelaksanaan Prosedur
Dalam pelaksanaan program kegiatan Kesehatan dan Keselamatan
Kerja sebagaimana dituangkan dalam rencana dan program Kesehatan
dan Keselamatan Kerja, maka sangatlah mendasar fungsi organik
manajemen yaitu menggerakkan setiap tenaga kerja yang ada di
perusahaan untuk melakukan aktivitas-aktivitas dalam pencapaian
tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
5) Proses
Serangkaian langkah sistematis, atau tahapan yang jelas dan dapat
ditempuh berulang kali, untuk mencapai hasil yang diinginkan. Jika
ditempuh, setiap tahapan itu secara konsisten mengarah pada hasil
yang diinginkan.
41
6) Sumber Daya
Suatu prosedur yang berkelanjutan yang bertujuan untuk memasok
suatu perusahaan dengan orang-orang yang tepat untuk ditempatkan
pada posisi dan jabatan yang tepat pada saat perusahaan
memerlukannya dan untuk dapat menunjang aktifitas perusahaan demi
mencapai tujuan yang telah ditentukan.
42
BAB IV
KONSTRUKSI BANGUNAN DRAINASE
Capaian Pembelajaran
Setelah membaca dan mengkaji buku ini,pembaca akan mampu:
1. Menjelaskan jenis konstruksi pada sistem Drainase;
2. Menjelaskan kriteria konstruksi pada pekerjaan drainase;
3. Menjelaskan dengan benar kegunaan masing-masing bangunan drainase
4.1. Konstruksi Bangunan Saluran Drainase
Sistem drainase permukaan berfungsi untuk mengendalikan limpasan
air hujan di permukaan jalan dan dari daerah sekitarnya agar tidak merusak
konstruksi jalan, seperti kerusakan karena air banjir yang melimpas di atas
perkerasan jalan atau kerusakan pada badan jalan akibat erosi.
Sistem drainase jalan harus memperhitungkan debit pengaliran dari
saluran samping jalan yang memanfaatkan saluran samping jalan tersebut
menuju badan air atau resapan buatan. Suatu sistem drainase permukaan jalan
terdiri atas kemiringan melintang, perkerasan dan bahu jalan, saluran samping
jalan, drainase lereng dan gorong-gorong.
Trapesium
4 persegi panjang
Lingkaran
Segitiga
Bulat Lingkaran
44
No
Tipe Saluran
Trapesium
Tanah Asli
Segitiga
Trapesium
Segiempat
Segiempat
Segiempat
Segiempat
Setengah
lingkaran
Potongan Melintang
45
46
47
Pipa kanal air utama yang berfungsi untuk mengalirkan air dari
bagian hulu ke hilir secara langsung;
pasir urug.
Tipe
Pipa tunggal
atau lebih
Gambar
dan lain-lain
2
Goronggorong persegi
(Box Culvert)
Beton bertulang /
precast
Kombinasi
Beton bertulang /
precast
kehilangan
tekanannya
sulit
diperhitungkan.
Pertemuan
saluran
ini
Is (%)
0-5
5 7.5
< 7.5
kecepatan
Is =aliran
1 % diperlukan untuk saluran yang panjang dan mempunyai
kemiringan cukup besar. Berikut ketentuan pemasangan jarak pematah arus
(Lp) pada saluran :
51
9
7
10
6
52
Air yang masuk melalui street inlet harus dapat secepatnya menuju ke
dalam saluran.
Jumlah street inlet harus cukup untuk dapat menangkap limpasan air
hujan pada jalan yang bersangkutan.
55
berupa geluh/lanau,
Memeriksa tinggi muka air tanah, tinggi muka air tanah yang
dipersyaratkan adalah >3 meter
56
Aliran masuk
Bak control
menjaga cadangan dan kualitas air agar terjaga dengan baik. Dalam skala
yang lebih luas dapat pula memperbaiki kualitas lingkungan sekitar. Kita bisa
mulai membuatnya di rumah yang kita tempati. Namun alangkah baiknya jika
dilakukan secara bersama-sama dan menjadi gerakan massal. Sebuah
tindakan kecil sebagai wujud kepedulian terhadap lingkungan yang kita
tempati.
58
Out fall merupakan ujung saluran yang ditempatkan pada sungai atau
badan air penerima lainnya. Struktur out fall ini hampir sama dengan struktur
bangunan terjunan, karena biasanya titik ujung saluran terletak pada elevasi
yang lebih tinggi dari pada badan air penerima, sehingga dalam perencanaan
out fall ini merupakan bangunan terjunan miring dari konstruksi pasangan
batu kali/batu belah dengan jenis sky jump.
3) Turap Baja
Jenis turap baja memiliki kelebihan dibandingkan dengan jenis turap
lain terutama turap beton yaitu memiliki konstruksi lebih ringan
dibanding beton, mudah dipancang, mudah dibongkar, mudah dalam
penyambungan dan memiliki keawetan yang tahan lama.
Dalam pemilihan tipe konstruksi turap didasarkan pada beban atau gaya
lateral yang akan diterima turap, antara lain tekanan aktif/ pasif tanah,
ketidakseimbangan muka air, beban lain yang bekerja di atas/ di sekitar turap
dan gaya gempa. Adapun tipe konstruksi turap antar lain berupa:
A. Universal Joist
B. Simplex
C, Larssen
D. Marihaye
60
E. Hoesh
F. Klockner
F. Dortmunder union
Gambar 4.12. Jenis Profil Turap Baja
Jenis Skor (penahan turap baja)
61
62
yang
memerlukan
perencanaan
dan
metode
pelaksanaan
4.4.1.
Intersepsi dan mengalirkan air permukaan dan air tanah yang berasal
dari lokasi di sekitar lapangan terbang.
63
Shoulder
Rumway
Shoulder
64
hidup dengan baik rumput lapangan sepak bola, instalasi air bisa
diseting untuk sistim penyirman Automaticly, semi Aoutomaticly,
manual.
c) Grassing atau rumput hidup, satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan
dari semua sistim adalah bertujuan agar rumput sebagai material utama
dalam proses pembuatan lapangan sepak bola adalah agar rumput dapat
hidup dengan baik.
tidak
rentan
terhadap
penyumbatan,
bahkan
dibuat
66
67
68
BAB V
PRAKTEK KERJA DRAINASE
69
5) Cangkul
6) Meteran
5.1.4. Instruksi Kerja
Untuk menghasilkan pekerjaan bowplank dalam praktek ini yang benar
maka lakukan instruksi kerja berikut ini :
1) Pestikan diri telah menggukan pakaian kerja dan kelengkapan K3
2) Persiapkan bahan dan peralalatan yang dibutuhkan
3) Pelajari gambar kerja dengan teliti dan cermat
4) Gunakan peralatan sesuai dengan fungsinya
5) Potong kayu usuk 5/7 dan papan 2/20 sesuai gambar kerja
6) Lakukan pemasangan patok kayu dan papan bowplank pada satu sisi
dan lakukan pada sisi yang lain dengan melakukan pengecekan
elevasi yang sama antar bowplank
30 50 cm
50 100 cm
50 100 cm
saluran/ galian
Rencana Saluran
8) Simpan alat dan sisa bahan pada tempatnya jika pekerjaan telah
selesai
+0.50
Dasar Saluran
30 50 cm (awal galian)
71
AS
Rencana Saluran
Tanah hasil galian diletakkan pada salah satu sisi saluran sebelum
dibuang ke lokasi lain, sedangkan sisi lainnya dapat digunakan untuk
meletakkan bahan atau alat.
Keselamatan kerja dalam pekerjaan galian harus menjadi prioritas baik
saat penggalian atau saat pekerjaan itu ditinggalkan (dalam keadaan
berlubang) yaitu keselamatan bagi lingkungan/ warga, apalagi jika pekerjaan
galian tersebut berada di ruas yang padat lalu lintasnya. Upaya K3 yang wajib
di lakukan adalah dengan memasang rambu, pembatas, petugas dan atau
lampu saat malam haari.
Pekerjaan penggalian dipengaruhi oleh jenis tanahnya yaitu tanah kohesif
(cohesive), granular dan fissured. Adapun tahapan penggalian secara umum
adalah :
1) Pembersihan Medan
2) Kupasan
3) Galian
Galian Terbuka
Galian biasa
Galian batu
Galian Bangunan
Pelaksanaan penggalian secara umum dibagi 2 :
a.
b.
6
3
75
2
5
4
7
8
Panjang Saluran
(m)
10
Kemiringan Saluran
(%)
3
Lebar Saluran
(m)
50
23
15
30
45
17
1.5
35
578
12
3.5
50
67
16
2.5
35
BP
6-7
BP
32-3
BP
2-3
BP
5-8
BP
54-5
4
BP
4-5
7
BP
1-5
8
BP
6-7
BP
5-8
76
S (%)
H = S x L
Tanah Asli
S (%)
S (%)
Boning Rod
Dasar Saluran
30 50 cm (awal /akhir galian)
S (%)
5.3.1.
78
Tujuan
1) Menentukan kedalaman galian saluran sesuai dengan kedalaman
saluran yang lain sesuai dalam satu jaringan drainase
2) Mengidentifikasi kebutuhan bangunan pelengkap pada jaringan
drainase
5.3.3.
5.3.4.
Instruksi Kerja
1) Rencanakan dan hitunglah kedaman saluran di awal galian dan akhir
saluran sesuai dengan jaringan drainase.
Contoh :
Jika panjang ruas L 1-3 = 5 m, Sloop S 1-3 = 3% =0.03, maka beda
tinggi di titik 3, H = 5 x 0.03 = 0.015 m
79
Gambar Kerja
Jika pola jaringan pada praktek sebelumnya digunakan, maka praktek
pembuatan jaringan dan perencanaan saluran adalh sebagai berikut :
6
3
2
5
4
7
8
Sal. 1-3
Sal. 2-3
80
Sal. 1-3
Sal. 2-3
Sal. 1-
Sal. 2-
81
Pas. Bata
Buis
Beton
Buis beton
Pasir Urug + 10
cm
83
Buis
Beton
Pasir Urug +
10 cm
Tampak Samping
Gambar 5.4c. Sambungan antar Buis Beton
84
Ruang
Inlet
Salura
n
Saring
an
Pagar
Jalan
Salura
n
II
86
Gorong-gorong
Pasir Urug + 10 cm
Gorong-gorong
Pasir Urug + 10 cm
kayu, baja atau beton, sesuai dengan skala pekerjaan galian yang akan
dikerjakan.
Untuk galian yang lebih dari 1 meter sebaiknya menggunakan turap,
kerena dimungkinkan akan terjadi longsor pada diding akibat beban yang ada
disekitarnya.
5.6.2. Tujuan Praktek
1) Memasang turap kaayu pada galian tanah sesuai dengan prosedur
yang benar
2) Menerapkan K3 dalam pekerjaan turap kayu pada galian tanah
3) Mengetahui secara langsung fungsi dan manfaat turap pada pekerjaan
galian
5.6.3. Bahan dan Alat
Bahan yang dibutuhkan pada pekerjaan turap adalah:
1) Kayu 5/7, 6/10 dan 8/12
2) Papan 3/30
3) Paku 1 2
4) Benang
Alat yang digunakan pada pekerjaan turap adalah :
1) Palu 5 10 Kg
2) Meteran
3) Gergaji Kayu
4) Pensil
5) Tangga
5.6.4. Instruksi Kerja
1) Persiapkan Alat dan bahan yang akan digunakan
2) Potonglah kayu sesuai dengan gambar kerja
3) Pasang papan kayu secara berurutan pada bidang galian tanah
4) Pasang balok kayu arah melintang diatas papan kayu pada bagian
bawah, atas dan atau tengah
88
Usuk/Balok
Kloss/Kayu
Tanah Bekas Galian
Min. 0,30
Paku/Skrup.Mur-Baut
89
Pipa Baja
Balok Penahan Papan Turap
Pada Kondisi Tanah :
5.7.
90
A
A
Potongan A - A
91
Buan
Tutup Kontrol
Pipa Ventilasi
UKURAN (METER)
A
2.000
3.000
2,40
2,50
1,20
0,80
0,80
1,00
1,00
4.000
2,60
1,40
1,00
1,00
5.000
2,60
1,40
1,00
1,25
10.000
3,00
1,50
1,50
1,50
15.000
20.000
3,50
3,80
1,75
1,90
1,75
2,00
1,65
1,80
93
A
Aanstamping
1800 Liter + 80 Liter / Orang
Buangan dari W.C & Dapur
2000 Liter + 200 Liter / Orang
Pipa Ventilasi
Seluruh Air Buangan
PERESAP SUMURAN Rumah Susun & Daerah
Potongan A - A
2000 Liter + 200 Liter / Orang
Pemukiman
3000 Liter +7 50 Liter / Pasien/Bed
Rumah Sakit
Termasuk Buangan Dari Cucian
3000 Liter + 200 Liter / Tamu
Hotel & Motel
Jika tersedia Caf + 5 Liter / Tamu
Perkemahan
2000 Liter + 500 Liter / Petak
2000 Liter + 50 Liter / Pegawai
Pabrik & Perkantoran
Jika tersedia kamar mandi + 50 Liter / Pegawai
Sekolahan
2000 Liter + 20 Liter / Orang
Restoran
2000 Liter + 15 Liter / Orang
Tempat Pemandian
2000 Liter + 10 Liter / Pengunjung
Bangunan Umum & Daerah
2000 Liter + 5 Liter / Orang
Rekreasi
3. Peresapan
Air buangan dari tangki septik dapat dialirkan menuju pipa saluran drainase
primer atau menuju ke peresapan.
Peresapan dapat dibuat bentuk sumuran atau bentuk lapangan. Peresapan
sumuran dapat dibuat pada lokasi dimana kondisi muka air tanah rendah,
misalnya sedalam 7 meter dari muka tanah. Untuk Muka air tanah sedalam
kurang dari 2 meter, sebaiknya menggunakan peresapan lapangan.
Peresapan lapangan dapat dibuat berbagai macam bentuk yang tergantung
dari tersedianya dana dan luas lahan (tanah) yang tersedia. Jika lahan untuk
peresapan cukup luas, peresapan lapangan dapat dibuat 2, 3 atau 4 lajur. Jika
lahan sempit, cukup dibuat 1 lajur saja.
Bahan pipa untuk peresapan lapangan, dapat dibuat dari pipa PVC/UPVC,
pipa beton atau pipa tanah liat lokal/pabrik. Tetapi untuk pipa-pipa tersebut
sebaiknya berbentuk pervorasi (berlubang-lubang) yang berfungsi untuk
menyebarkan aliran air buangan kesegala arah. Jika tidak didapat pipa bentuk
pervorasi, untuk pipa beton maupun pipa tanah liat, maka penyambungan pipa
tersebut tanpa spesi (adukan), cukup ditutup dengan batu bata. Sedangkan untuk
pipa PVC/UPVC dapat dibuatkan lubang-lubang.
94