TEKNOLOGI INFORMASI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi informasi
diikuti dengan perkembangan
disegala
bidang.
Dengan
adanya
Untuk memenuhi
data
dan
informasi.
Sistem informasi
menggunakan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Siklus Sistem Informasi
Untuk memperoleh informasi yang bermanfaat bagi penerimanya, perlu
untuk dijelaskan bagaimana siklus yang terjadi atau dibutuhkan dalam
menghasilkan informasi.
Pertama-tama data dimasukkan ke dalam model yang umumnya memiliki
urutan proses tertentu dan pasti, setelah diproses akan dihasilkan informasi
tertentu yang bermanfaat bagi penerima (level management) sebagai dasar
dalam membuat suatu keputusan atau melakukan tindakan tertentu, Dari
keputusan atau tindakan tersebut akan menghasilkan atau diperoleh kejadiankejadian tertentu yang akan digunakan kembali sebagai data yang nantinya
akan dimasukkan ke dalam proses dan begitu seterusnya.
Dengan demikian akan membentuk suatu siklus informasi (information
cycle) atau siklus pengolahan data (data processing cycles).
a.
Kualitas Informasi
Kualitas informasi (quality of in formation) sangat dipengaruhi atau
ditentukan oleh beberapa hal, yaitu :
1) Relevan (relevancy)
Berarti informasi harus memberikan manfaat bagi pemakainya.
Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya
berbeda. Misalnya informasi mengenai sebab kerusakan mesin
produksi kepada akuntan perusahaan adalah kurang relevan dan akan
lebih relevan bila ditujukan kepada ahli teknik perusahaan.
2) Akurat (accuracy)
Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias
atau menyesatkan, dan harus jelas mencerminkan maksudnya.
akan mempengaruhi
sehingga
akan
berpengaruh
terhadap
Sistem:
menganalisis
dan
mendefinisikan
masalah
dan
instalasi
dan
testing
terhadap
perangkat
keras
dan
dan
sistem
pengganti
diusulkan.
Dalam
tahapan
ini
dan
rekomendasi
umum
bagaimana
memperbaiki,
dan
masalah,
tujuan,
kebutuhan,
prioritas
dan kendala-
yang
dihasilkan
menyediakan
suatu
landasan
untuk
membentuk suatu tim proyek sistem dan memulai fase analisis sistem.
4. Tim proyek sistem memperoleh pengertian yang lebih jelas tentang
alasan untuk mengembangkan suatu sistem baru.
5. Ruang lingkup analisis sistem ditentukan pada fase ini. Profesional
sistem mewawancarai calon pemakai dan bekerja dengan pemakai yang
bersangkutan untuk mencari penyelesaian masalah dan menentukan
kebutuhan pemakai.
6. Beberapa aspek sistem yang sedang dikembangkan mungkin tidak
diketahui secara penuh pada fase ini, jadi asumsi kritis dibuat untuk
memungkinkan berlanjutnya siklus hidup pengembangan sistem.
7. Pada akhir fase analisis sistem, laporan analisis sistem disiapkan.
Laporan ini berisi penemuan-penemuan dan rekomendasi. Bila laporan
ini disetujui, tim proyek sistem siap untuk memulai fase desain sistem
secara umum. Bila laporan tidak disetujui, tim proyek sistem harus
menjalankan analisis tambahan sampai semua peserta setuju.
8. Analisa Proses Bisnis ke dalam Model Proses Bisnis.
7
terhadap
pembuat
keputusan
(manajemen
organisasi):
jadwal:
dapat
10
input data
spesifikik
yang
diperlukan
untuk
sistem,
prioritas
11
semua
sumber
daya
yang
tersedia
untuk
idependensi
yang
rendah
terpisah
menjadi modul-modul(subsistem
sehingga
memudahkan
kita
untuk
12
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Semua sumber data harus dapat di validasi dan diedit segera setelah di
kumpulkan.
8.
9.
Total kontrol harus segera di cek lagi sebelum dan sesudah sebuah
aktifitas prosesing yang besar dilakukan.
10. Data harus dapat disimpan hanya di 1 tempat dalam basis data kecuali
ada kendala sistem.
11. Semua field data sebaiknya memiliki prosedur entri dan maintenance.
12. Semua data harus dapat dicetak dalam format yang berarti untuk
keperluan audit.
13. File transaksi harus di maintain paling tidak dalam 1 siklus update ke
basis data.
14. Prosedur backup dan security harus disediakan untuk semua field data.
15. Setiap file non sequential perlu memiliki prosedur reorganisasi secara
periodik.
16. Semua field data harus memiliki tanggal update/akses penyimpanan
terakhir.
13
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem informasi yg baik di hasilkan dari pengembangan sistem dengan
metode yg terstandardisasi. Salah satunya adalah System Development Life
Cycle(SDLC).SDLC memiliki kelemahan,antara lain biaya dan waktu yg
tinggi, dan memiliki metode yg tidak fleksibel karena keseluruhan langka
harus diikuti. Beberapa pengembangan sistem di perkenalkan untuk
mengatasi kelemahan pada metode SDLC. Masing-masing pendektan
memiliki
kelebihan
dan
kekurangan
tersendiri.
Metode
re-usable
3.2 Saran
Dalam hal menganalisis dan mendesain sistem informasi perlu
diterapkan sesuai dengan kaidah dan teori yang telah dipaparkan sebelumnya
baik dari developer maupun penggiat akademis baik dosen atau
siswa/mahasiswa, sehingga dapat meminimalisir kesalahan (error) dalam
sistem informasi yang dibuat.
15
Daftar Pustaka
Bakrie
Taher.
2014.
Analisis
dan
Perancangan
Sistem.
Sistem
Informasi
Berbasis
Komputer.
http://academia.edu.documents/33432169/357-1480-1BD/ANALISIS_DAN_DESAIN_SISTEM_INFORMASI_PER.pdf
pada 13 Desember 2015
16
diakses