Anda di halaman 1dari 17

ANALISIS DAN DESAIN SISTEM INFORMASI

IDA BAGUS SUBARGAWA M.B (1504505037)


I GEDE WAHYU HARDI NUGRAHA (1504505038)
I MADE YOGA MARDIA WARA HARMANA (1504505039)
I PUTU TUNTUN ARTAWAN (1504505059)

TEKNOLOGI INFORMASI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi informasi
diikuti dengan perkembangan

saat ini sangatlah cepat, hal ini

disegala

bidang.

Dengan

adanya

perkembangan teknologi, maka penyebaran informasi sangatlah cepat dan


mudah.

Untuk memenuhi

kebutuhan informasi, memerlukan pengolahan

yang sistematis dengan cara membentuk suatu sistem informasi.


Dalam penerapan sistem informasi perlu ditunjang dengan teknologi
informasi yaitu pemanfaatan komputer beserta aplikasi-aplikasinya dan
penggunaan jaringan (network) komputer sebagai alat untuk mempercepat
pendistribusian

data

dan

informasi.

Sistem informasi

menggunakan

database sangat mendukung terhadap penyimpanan informasi secara


cepat, tepat, seragam, dan mudah disesuaikan.
Disamping itu, sistem informasi yang dimiliki seringkali tidak dapat
bekerja dengan baik. Masalah utamanya adalah bahwa sistem informasi
tersebut terlalu banyak informasi yang tidak bermanfaat atau berarti sistem
terlalu banyak data. Memahami konsep dasar informasi adalah sangat penting
dalam mendesain sebuah sistem informasi yang efektif (effective business
system). Menyiapkan langkah atau metode dalam menyediakan informasi
yang berkualitas adalah tujuan dalam mendesain sistem sedangkan
menganalisis segala kekurangan, kesalahan dan kelebihan adalah tujuan dari
analisis sistem.
1.2 Batasan Masalah
1. Apa itu siklus sistem informasi?
2. Apa itu SDLC?
3. Bagaimana cara menganalisis sistem informasi termasuk komponen yang
harus diperhatikan?

4. Bagaimana cara mendesain sistem informasi termasuk komponen yang


harus diperhatikan?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui siklus sistem informasi
2. Mengetahui SDLC
3. Mengetahui bagaimana cara menganalisis sistem informasi termasuk
komponen yang harus diperhatikan?
4. Mengetahui bagaimana cara mendesain sistem informasi termasuk
komponen yang harus diperhatikan?

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Siklus Sistem Informasi
Untuk memperoleh informasi yang bermanfaat bagi penerimanya, perlu
untuk dijelaskan bagaimana siklus yang terjadi atau dibutuhkan dalam
menghasilkan informasi.
Pertama-tama data dimasukkan ke dalam model yang umumnya memiliki
urutan proses tertentu dan pasti, setelah diproses akan dihasilkan informasi
tertentu yang bermanfaat bagi penerima (level management) sebagai dasar
dalam membuat suatu keputusan atau melakukan tindakan tertentu, Dari
keputusan atau tindakan tersebut akan menghasilkan atau diperoleh kejadiankejadian tertentu yang akan digunakan kembali sebagai data yang nantinya
akan dimasukkan ke dalam proses dan begitu seterusnya.
Dengan demikian akan membentuk suatu siklus informasi (information
cycle) atau siklus pengolahan data (data processing cycles).
a.

Kualitas Informasi
Kualitas informasi (quality of in formation) sangat dipengaruhi atau
ditentukan oleh beberapa hal, yaitu :
1) Relevan (relevancy)
Berarti informasi harus memberikan manfaat bagi pemakainya.
Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya
berbeda. Misalnya informasi mengenai sebab kerusakan mesin
produksi kepada akuntan perusahaan adalah kurang relevan dan akan
lebih relevan bila ditujukan kepada ahli teknik perusahaan.
2) Akurat (accuracy)
Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias
atau menyesatkan, dan harus jelas mencerminkan maksudnya.

Ketidakakuratan dapat terjadi karena sumber informasi (data)


mengalami gangguan atau kesengajaan sehingga merusak atau
merubah data-data asli tersebut.
Komponen akurat :
a. Completeness
Berarti informasi yang dihasilkan atau dibutuhkan harus
memiliki kelengkapan yang baik, karena bila informasi yang
dihasilkan sebagian-sebagian tentunya

akan mempengaruhi

dalam pengambilan keputusan atau menentukan tindakan secara


keseluruhan,

sehingga

akan

berpengaruh

terhadap

kemampuannya untuk mengontrol atau memecahkan suatu


masalah dengan baik.
b. Correctness
Informasi yang dihasilkan atau dibutuhkan harus memiliki
tingkat kebenaran yang tinggi hingga tidak ada disampaikan
data yang, bersifat salah. Karena bila informasi yang dihasilkan
atau dibutuhkan salah maka akan berdampak negatif secara
langsung terhadap sistem dan komponennya.
c. Security
Menyangkut tentang keamanan dari informasi yang bersifat
vital dan rahasia termasuk informasi-informasi pribadi dan lainlain.
3) Tepat waktu (timeliness)
Informasi yang dihasilkan atau dibutuhkan tidak boleh
terlambat (usang). Informasi yang usang tidak mempunyai nilai yang
baik, sehingga kalau digunakan sebagai dasar dalam pengambilan
keputusan akan berakibat fatal atau kesalahan dalam keputusan dan
tindakan. Kondisi demikian menyebabkan mahalnya nilai suatu

informasi, sehingga kecepatan untuk mendapatkan, mengolah dan


mengirimkannya memerlukan teknologi-teknologi terbaru.
2.2 Siklus Hidup Pengembangan Sistem Informasi (System Development
Life Cycles) SDLC
Secara konseptual siklus pengembangan sebuah sistem informasi adalah:
a. Analisis

Sistem:

menganalisis

dan

mendefinisikan

masalah

dan

kemungkinan solusinya untuk sistem informasi dan proses organisasi.


b. Desain Sistem: merancang output, input, struktur file, program, prosedur,
perangkat keras dan perangkat lunak yang diperlukan untuk mendukung
sistem informasi
c. Pembangunan dan Testing Sistem: membangun perangkat lunak yang
diperlukan untuk mendukung sistem dan melakukan testing secara akurat.
Melakukan

instalasi

dan

testing

terhadap

perangkat

keras

dan

mengoperasikan perangkat lunak


d. Implementasi Sistem: beralih dari sistem lama ke sistem baru, melakukan
pelatihan dan panduan seperlunya.
e. Operasi dan Perawatan: mendukung operasi sistem informasi dan
melakukan perubahan atau tambahan fasilitas.
f. Evaluasi Sistem: mengevaluasi sejauh mana sistem telah dibangun dan
seberapa bagus sistem telah dioperasikan.
2.2 Analisis Sistem Informasi
Analisis sistem didefenisikan sebagai bagaimana memahami dan
menspefikasi dengan detail apa yg harus dilakukan oleh sistem. Sementara
sistem desain diartikan sebagai menjelaskan dengan detail bagaimana bagianbagian dari sistem informasi diimplementasikan. Dengan demikian analisis
dan desain sistem informasi (ADSI) bisa didefenisikan sebagai: proses
organisasional kompleks dimana sistem informasi berbasis komputer
diimplementasikan.

Alasan pentingnya mengawali analisis sistem:


a. Problem-solving: sistem lama tidak berfungsi sesuai dengan kebutuhan.
Untuk itu analisis diperlukan untuk memperbaiki sistem sehingga dapat
berfungsi sesuai dengan kebutuhan.
b. Kebutuhan baru: adanya kebutuhan baru dalam organisasi atau
lingkungan sehingga diperlukan adanya modifikasi atau tambahan
sistem informasi untuk mendukung organisasi.
c. Mengimplementasikan ide atau teknologi baru.
d. Meningkatkan performansi sistem secara keseluruhan.
Sistem analisis adalah profesi yang menantang karena menggabungkan
banyak keahlian seperti keahlian analisis, teknis, interpersonal, dan
manajerial. Hal ini bisa dilihat dari tanggung jawab seorang analis
berdasarkan pendekatan ADSI yang meliputi:
a. Bagaimana membangun sistem informasi
b. Bagaimana menganalisis kebutuhan diri sistem informasi
c. Bagaimana merancang sebuah sistem informasi berbasis computer
d. Bagaimana memecahkan masalah dalam organisasi melalui sistem
informasi.
2.2.1 Tahapan Analisis Sistem Informasi
Tahapan analisis adalah tahapan dimana sistem yang sedang berjalan
dipelajari

dan

sistem

pengganti

diusulkan.

Dalam

tahapan

ini

dideskripsikan sistem yang sedang berjalan, masalah dan kesempatan


didefenisikan,

dan

rekomendasi

umum

bagaimana

memperbaiki,

meningkatkan atau mengganti sistem yang sedang berjalan diusukan.


Tujuan utama

dari fase analisis

adalah untuk memahami

dan

mendokumentasikan kebetuhan bisnis,dan persyaratan proses dari sistem


baru.
Ada enam aktifitas utama dalam fase ini:
1. Pengumpulan informasi.

2. Mendefenisiskan system requirement.


3. Memprioritaskan kebutuhan.
4. Menyususn dan mengevaluasi alternatif.
5. Mengulas kebutuhan dengan pihak manajemen.
2.2.2 Fase Analisis Sistem Informasi
Dalam fase ini :
1. Dilakukan proses penilaian, identifikasi dan evaluasi komponen dan
hubungan timbal-balik yang terkait dalam pengembangan sistem;
definisi

masalah,

tujuan,

kebutuhan,

prioritas

dan kendala-

kendala sistem; ditambah identifikasi biaya, keuntungan dan estimasi


jadwal untuk solusi yang berpotensi.
2. Fase analisis sistem adalah fase profesional sistem melakukan kegiatan
analisis sistem.
3. Laporan

yang

dihasilkan

menyediakan

suatu

landasan

untuk

membentuk suatu tim proyek sistem dan memulai fase analisis sistem.
4. Tim proyek sistem memperoleh pengertian yang lebih jelas tentang
alasan untuk mengembangkan suatu sistem baru.
5. Ruang lingkup analisis sistem ditentukan pada fase ini. Profesional
sistem mewawancarai calon pemakai dan bekerja dengan pemakai yang
bersangkutan untuk mencari penyelesaian masalah dan menentukan
kebutuhan pemakai.
6. Beberapa aspek sistem yang sedang dikembangkan mungkin tidak
diketahui secara penuh pada fase ini, jadi asumsi kritis dibuat untuk
memungkinkan berlanjutnya siklus hidup pengembangan sistem.
7. Pada akhir fase analisis sistem, laporan analisis sistem disiapkan.
Laporan ini berisi penemuan-penemuan dan rekomendasi. Bila laporan
ini disetujui, tim proyek sistem siap untuk memulai fase desain sistem
secara umum. Bila laporan tidak disetujui, tim proyek sistem harus
menjalankan analisis tambahan sampai semua peserta setuju.
8. Analisa Proses Bisnis ke dalam Model Proses Bisnis.
7

2.2.3 Batasan Analisis Sistem Informasi


Aktifitas yang dilakukan dalam analisis sistem harus dapat
menjawab pertanyaan umum, adalah:
a. Sistem baru apakah yang akan dibangun? Atau
b. Sistem apakah yang akan ditambahkan atau dimodifikasi pada sistem
lama yang sudah ada?
Untuk itu secara detail harus dijawab pertanyaan-pertanyaan:
a. Informasi apakah yang dibutuhkan?
b. Oleh siapa?
c. Kapan?
d. Dimana?
e. Dalam bentuk apa?
f. Bagaimana cara memperolehnya?
g. Dari mana asalnya?
h. Bagaimana cara mengumpulkannya?
2.2.4 Sumber-sumber Fakta Analisis Sistem
a. Sistem yang ada.
b. Sumber internal lain: orang, dokumen, dan hubungan antara developer
dalam organisasi atau fungsi ada.
c. Sumber external: interface dengan sistem lain, seminar, vendor, jurnal,
textbook dan informasi atau ilmu lain yang berada diluar sistem
2.2.4 Kerangka Analisis
a. Analisis

terhadap

pembuat

keputusan

(manajemen

organisasi):

menganalisa organisasi, fungsi dan informasi yang dibutuhkan beserta


informasi yang dihasilkan.
b. Analisis terhadap flow informasi: mengidentifikasi informasi apa yang
diperlukan, siapa yang memerlukan, dari mana asalnya.
8

c. Analisis terhadap input dan output.


Dalam analisis ini digunakan teknik dan alat bantu, a.l: interview,
questionaire, observation, sampling and document gathering, charting
(organisasi, flow, dfd, ER, OO, dll), decision table and matric
2.2.5 Laporan Hasil Analisis
Laporan hasil analisis harus berisi:
a. Uraian alasan dan scope (batasan) analisis.
b. Deskripsi sistem yang ada dan operasinya.
c. Uraian tujuan (objektif) dan kendala system.
d. Deskripsi tentang masalah-masalah yang belum teratasi dan potensi
masalah.
e. Uraian tentang asumsi-asumsi yang diambil oleh analis sistem selama
proses analisis.
f. Rekomendasi-rekomendasi sistem yang baru dan kebutuhannya untuk
desain awal.
g. Proyeksi kebutuhan sumber daya dan biaya yang diharapkan termasuk
dalam desain sistem baru atau memodifikasinya. Proyeksi ini termasuk
kelayakan untuk proses selanjutnya.
2.2.6 Kategori Aspek Kelayakan
a. Kelayakan teknis: kelayakan perangkat keras dan perangkat lunak.
b. Kelayakan ekonomi: apakah ada keuntungan atau kerugian, efisiensi
biasa operasional organisasi.
c. Kelayakan operasi: berhubungan dengan prosedur operasi dan orang
yang menjalankan organisasi
d. Kelayakan

jadwal:

dapat

menggunakan model-model penjadwalan

seperti PERT dan GANTT CHART. Apakah jadwal pengembangan


layak atau tidak.

2.2.7 Hasil Akhir Analisis Sistem (keputusan)


a. Hentikan pekerjaan, karena proposal tidak layak.
b. Tunggu beberapa saat, karena masih ada pertimbangan lain.
c. Modifikasi, manajemen memutuskan untuk memodifikasi proposal
dengan subsistem lain.
d. Proses dengan syarat, ada persyaratan kelayakan.
e. Proses tanpa syarat, semua syarat terpenuhi. Proposal diterima dan
proses dilanjutkan ke desain awal.
3. Desain Sistem Informasi
Langkah dasar dalam proses desain:
1. Mendefinisikan tujuan sistem.
Tujuan sistem tidak hanya berdasarkan informasi pemakai, akan tetapi juga
berupa telaah dari abstraksi dan karakteristik keseluruhan kebutuhan
informasi sistem.
2. Membangun sebuah model.
Membangun sebuah model konseptual berupa gambaran sistem secara
keseluruhan yang menggambarkan satuan fungsional sebagai unit sistem.
3. Menerapkan kendala-kendala organisasi.
Menerapkan kendala-kendala sistem untuk memperoleh sistem yang
paling optimal. Elemen organisasi merupakan kendala, sedangkan fungsifungsi yang harus dioptimalkan adalah: performance, reliability, cost,
instalation schedule, maintenability, flexibility, grouwth potensial, life
expectancy. Model untuk sistem optimal dapat digambarkan sebagai sebuah
model yang mengandung: kebutuhan sistem dan sumber daya organisasi
sebagai input faktor bobot terdiri atas fungsi-fungsi optimal di atas dan total
nilai yang harus dioptimalkan dari faktor bobot tersebut.

10

4. Mendefinisikan aktifitas pemrosesan data (defining data processing


activities).
Pendefenisian ini dapat dilakukan dengan pendekatan input-prosesoutput. Untuk menentukan hal ini diperlukan proses interatif adalah:
a. Mengidentifikasn output terpenting untuk mendukung/mencapai tujuan
system.
b. Me-list field spesifik informasi yang diperlukan untuk menyediakan
output tersebut.
c. Mengidentifikasi

input data

spesifikik

yang

diperlukan

untuk

membangun field informasi yang diperlukan.


d. Mendeskripsikan operasi pemrosesan data yang diterapkan untuk
mengolah input menjadi output yang diperlukan.
e. Mengidentifikasi elemen input yang menjadi masukan dan bagian yang
disimpan selama pemrosesan input menjadi output.
f. Ulangi langkah (a) hingga terus menerus sampai semua output yang
dibutuhkan diperoleh.
g. Bangun basis data yang akan mendukung efektifitas sistem untuk
memenuhi kebutuhan sistem, cara pemrosesan data dan karakteristik
data.
h. Berdasarkan kendala-kendala pembangunan

sistem,

prioritas

pendukung, estimasi cost pembangunan; kurangi input, output dan


pemrosesan yang ekstrim
i. Definisikan berbagai titik kontrol untuk mengatur aktifitas pemrosesan
data yang menentukan kualitas umum pemrosesan data.
j. Selesaikan format input dan output yang terbaik untuk desain sistem.
5. Menyiapkan proposal sistem desain.
Proposal ini diperlukan untuk manajemen apakah proses selanjutnya
layak untuk dilanjutkan atau tidak. Hal-hal yang perlu disiapkan dalam
penyusunan proposal ini adalah:

11

a. Menyatakan ulang tentang alasan untuk mengawali kerja sistem


termasuk tujuan/objektif khusus dan yang berhubungan dengan
kebutuhan user dan desain sistem.
b. Menyiapkan model yang sederhana akan tetapi menyeluruh sistem yang
akan diajukan.
c. Menampilkan

semua

sumber

daya

yang

tersedia

untuk

mengimplementasikan dan merawat sistem.


d. Mengidentifikasi asumsi kritis dan masalah yang belum teratasi yang
mungkin berpengaruh terhadap desain sistem akhir. Sedangkan format
dari proposal desain ini sangat bervariasi akan tetapi mengandung halhal di atas.

3.1 Prinsip Dasar Desain Sistem Informasi


Ada 2 prinsip dasar desain, antara lain:
1. Desain sistem monolitik. Ditekankan pada integrasi sistem. Resource
mana yang bisa diintegrasikan untuk memperoleh sistem yang efektif
terutama dalam cost.
2. Desain sistem modular. Ditekankan pada pemecahan fungsi-fungsi yang
memiliki
fungsional)

idependensi
yang

rendah

terpisah

menjadi modul-modul(subsistem

sehingga

memudahkan

kita

untuk

berkonsentrasi mendesain per modul. Sebuah sistem informasi dapat


dipecah menjadi 7 subsistem fungsional, a.l: data collection, data
processing, file update, data storage, data retrival, information report
dan data processing controls.
Petunjuk umum dalam desain subsistem fungsional sebuah sistem
informasi:
1.

Sumber data sebaiknya hanya dikumpulkan sekali sebagai input ke


sistem informasi.

12

2.

Akurasi sumber data sangat tergantung pada banyaknya langkah


untuk me-record, collect dan prepare data untuk prosessing. Semakin
sedikit langkah semakin akurat.

3.

Data yang dihasilkan dari sistem berbasis komputer sebaiknya tidak


dimasukkan lagi ke sistem.

4.

Pewaktuan yang diperlukan untuk mengumpulkan data harus lebih


kecil dari pewaktuan informasi tersebut diperlukan.

5.

Perlu pemilihan cara pengumpulan data yang paling optimal

6.

Pengumpulan data tidak harus on-line, melainkan tergantung dari


kebutuhan informasi.

7.

Semua sumber data harus dapat di validasi dan diedit segera setelah di
kumpulkan.

8.

Data yang sudah divalidasi, sebaiknya tidak divalidasi pada proses


selanjutnya.

9.

Total kontrol harus segera di cek lagi sebelum dan sesudah sebuah
aktifitas prosesing yang besar dilakukan.

10. Data harus dapat disimpan hanya di 1 tempat dalam basis data kecuali
ada kendala sistem.
11. Semua field data sebaiknya memiliki prosedur entri dan maintenance.
12. Semua data harus dapat dicetak dalam format yang berarti untuk
keperluan audit.
13. File transaksi harus di maintain paling tidak dalam 1 siklus update ke
basis data.
14. Prosedur backup dan security harus disediakan untuk semua field data.
15. Setiap file non sequential perlu memiliki prosedur reorganisasi secara
periodik.
16. Semua field data harus memiliki tanggal update/akses penyimpanan
terakhir.

13

3.2 Tahapan Desain Sistem


Tahapan desain sistem dapat di bagi menjadi dua tahap,yaitu:
1. Desain Logis
2. Desain Fisik
Pada tahapan desain,ada beberapa aktifitas utama yg di lakukan yaitu:
a. Merancaang dan mengintegrasikan
b. Merancang arsitektur aplikasi
c. Mendesain antar muka pengguna
d. Mendesain sistem antar muka
e. Mendesain dan mengintegrasikan database
f. Membuat prototype untuk detail dari desain
g. Mendesain mengintregasikan kendali sistem

14

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sistem informasi yg baik di hasilkan dari pengembangan sistem dengan
metode yg terstandardisasi. Salah satunya adalah System Development Life
Cycle(SDLC).SDLC memiliki kelemahan,antara lain biaya dan waktu yg
tinggi, dan memiliki metode yg tidak fleksibel karena keseluruhan langka
harus diikuti. Beberapa pengembangan sistem di perkenalkan untuk
mengatasi kelemahan pada metode SDLC. Masing-masing pendektan
memiliki

kelebihan

dan

kekurangan

tersendiri.

Metode

re-usable

misalnya,sangat cocok untuk pengembangan sistem yg similar. Sementara


prototyping sangat tepat untuk pengembangan sistem dengan durasi proyek
yg sangat pendek. Dengan mengetahui beberapa pendekatan ini kita bisa
memiliki metode yg paling tepat untuk mengembangkan sistem sesuai dengan
situasi dan kondisi yg ada. Beberapa tool seperti CASE juga bisa digunakan
untuk memprermudah pengembangan sistem informasi yang dilakukan.

3.2 Saran
Dalam hal menganalisis dan mendesain sistem informasi perlu
diterapkan sesuai dengan kaidah dan teori yang telah dipaparkan sebelumnya
baik dari developer maupun penggiat akademis baik dosen atau
siswa/mahasiswa, sehingga dapat meminimalisir kesalahan (error) dalam
sistem informasi yang dibuat.

15

Daftar Pustaka
Bakrie

Taher.

2014.

Analisis

dan

Perancangan

Sistem.

http://padjefadishaydan.blogspot.co.id/2011/10/tugas-analisis-danperancangan-sistem.html diakses pada 13 Desember 2015


Adysta Rahadi, Mochammad Al Musadieq, Heru Sosilo. 2012. Analisis dan
Desain

Sistem

Informasi

Berbasis

Komputer.

http://academia.edu.documents/33432169/357-1480-1BD/ANALISIS_DAN_DESAIN_SISTEM_INFORMASI_PER.pdf
pada 13 Desember 2015

16

diakses

Anda mungkin juga menyukai