Anda di halaman 1dari 53

KOMANDO RESOR MILITER 052/WIJAYAKRAMA

KOMANDO DISTRIK MILITER 0502/JU

HIMPUNAN PROSEDUR TETAP


KODIM 0502/JU TA 2013

JAKARTA,

MARET 2013

KOMANDO RESOR MILITER 052/WIJAYAKRAMA


KOMANDO DISTRIK MILITER 0502/JU
HIMPUNAN PROSEDUR TETAP
KODIM 0502/JU TA 2013
PENDAHULUAN

1.

Umum.

a.
Kodim 0502/JU adalah merupakan satuan Teritorial jajaran Korem
052/WKR Dam Jaya yang berkedudukan di Jl. Yos Sudarso Kec. Tg Priok
Jakarta Utara. Tugas pokok Kodim adalah pembinaan kesiapan jajarannya,
pembinaan teritorial dan pembinaan wilayah.
b.
Untuk menjamin terlaksananya tugas pokok tersebut perlu adanya
beberapa piranti lunak diantaranya adalah Prosedur Tetap.
2.
Maksud dan Tujuan.
Sebagai pedoman dan pegangan bagi Pa Staf
dan Satuan bawah agar seluruh anggota dapat memahami tentang tugas-tugas
yang harus dikerjakan secara tertib, lancar, terkendali dan aman serta berhasil dan
berdaya guna.
3.
Ruang lingkup.
Protap ini dibuat mulai tahap pendahuluan sampai
dengan penutup disusun dengan tatap urut sebagai berikut :
a.
b.
c.

Pendahuluan.
Kegiatan yang dilaksanakan.
Penutup.

4.
Dasar.
Surat Telegram Danrem 052/Wkr Nomor ST / 48-02 / III / 2003
tanggal 18 Maret 2003 tentang Revisi ulang Protap Satuan.
KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN

5.
Bidang Intel.
Kegiatan pengamanan mutlak harus dilaksanakan agar
tidak menimbulkan suatu kerugian fatal baik bagi individu maupun satuan.
6.
Bidang Operasi.
Pelaksanaaan operasi dapat berjalan dan berhasil
dengan baik apabila setiap kegiatan direncanakan dan diatur secara matang,
tentang :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Kesiapsiagaan.
Penanggulangan bahaya kebakaran.
Penanggulangan bahaya banjir.
Penyelenggaraan latihan.
Permohonan ijin penggunaan medan latihan.
Latihan menembak dengan peluru tajam.
Pam VVIP.

7.
Bidang Personel.
adalah salah satu bagia untuk dapat menyelesaikan
suatu tugas pelaksanaan dengan baik tentang Pengaturan urusan dinas dalam.

2
8.
Bidang Logistik.
Materiil satuan ada yang dipertanggung jawabkan
kepada perorangan dan ada juga yang merupakan tangung jawab Satuan, agar
materiil dapat digunakan dan dapat dipelihara dengan baik maka perlu adanya
aturan yang diberlakukan sebagai upaya untuk memanfaatkan dan memelihara
materiil yang ada.
9.
Bidang Teritorial.
Pelaksanaan pembinaan Teritorial dapat berjalan
dengan baik apabila dalam pelaksanaannya diatur dengan perencanaan yang
matang.
PENUTUP

10.
Demikin Prosedur Tetap Kodim 0502/JU ini disusun sebagai pedoman untuk
pelaksanaan tugas Satuan.
Dikeluarkan di Jakarta
Pada tanggal
Maret 2013
Komandan Kodim 0502/JU

Lampiran :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.

Joko Setiawan Sejati


Letnan Kolonel Kav NRP 11940028690472

Protap No.1 Pengamanan dokumen berita.


Protap No.2 Pengamanan gudang senjata dan munisi.
Protap No.3 Pengamanan markas.
Protap No.4 Pengamanan keuangan.
Protap No.5 pengamanan personel.
Protap No.6 Pengamanan materiil.
Protap No.7 Kesiapsiagaan.
Protap No.8 Alarm of Stelling.
Protap No.9 Embarkasi dan Debarkasi.
Protap No.10 Perkuatan bantuan Militer ke Polri.
Protap No.11 Penyelenggaraan latihan.
Protap No.12 Permohonan ijin penggunaan medan latihan.
Protap No.13 Latihan menembak dengan peluru tajam.
Protap No.14 Pengamanan latihan.
Ptotap No.15 Pengamanan VVIP.
Protap No.16 Penanggulangan bahaya banjir.
Protap No.17 Penanggulangan bahaya kebakaran.
Protap No.18 Petaruran urusan dinas dalam.
Protap No.19 Pengaturan pangkalan.
Protap No.20 Operasi Bakti TNI.
Protap No.21 Pengendalian KBT.
Protap No.22 Penanggulangan bencana alam dan penanganan pengungsi.

KOMANDO RESOR MILITER 052/WIJAYAKRAMA


KOMANDO DISTRIK MILITER 0502/JU

Prosedur Tetap
Nomor : Protap / 01 02 / III / 2013
tentang
PENGAMANAN DOKUMEN / BERITA

PENDAHULUAN

1.

Umum.

a.
Pengamanan terhadap dokumen/berita dalam suatu sirkulasi
kegiatan yang berjalan disetiap instansi Militer merupakan hal yang vital.
Tercapainya tugas pokok sangat tergantung pada keamanan
dokumen/berita yang erat kaitannya dengan kegiatan yang dilaksanakan.
Kebocoran atau hilangnya suatu dokumen/berita dapat diakibatkan oleh
pihak lawan maupun pihak sendiri antara lain karena perampasan,
pencurian, penyadapan, analisa, persandian, kecerobohan. Lancang mulut,
kurang waspada dll.
b.
Guna menghindari kebocoran, hilangnya dokumen/berita di instansi
Militer, sehingga penyelenggaraam setiap kegiatan dapat berjalan dengan
tertib dan aman, maka perlu dikeluarkan Prosedur Tetap (PROTAP) yang
mengatur tentang tata cara perlakuakn terhadap dokumen/berita sesuai
dengan klasifikasinya.
2.

Maksud dan Tujuan.

a.
Maksud.
Protap ini dimaksudkan untuk dapat dijadikan pedoman
bagi
unsur-unsur/badan
yang
berhubungan
langsung
dengan
dokumen/berita sehingga perlakuan terhadap dokumen/berita tersebut
sesuai dengan aturan yang telah ditentukan.
b.
Tujuan.
Untuk menyederhanakan perintah/ketentuan-ketentuan
yang
bersifat
rutin
dan
berulang-ulang,
memudahkan
pengertian/pemahaman serta menjamin kesamaan pola tindak bagi seluruh
unsur/badan
yang
terlihat
dalam
pelaksanaan
pengamanan
dokumen/berita.
Protap ini meliputi ketentuan dan tata cara
dalam pengamanan dan perlakuan terhadap dokumen/berita dilungkungan satuan
Kodim 0502/JU dengan tata urut, sbb :
3.

Ruang lingkup dan tata urut.

a.

Pendahuluan.

b.

Ketentuan pengamanan dokumen/berita.

c.

Penutup.

2
4.

Dasar.

a.
Surat Telegram Pangdam Jaya Nomor ST / 134-2 / VI / 2001 tanggal
16 Juni 2001 tentang Protap satuan.
b.
Surat Telegram Danrem 052/Wkr Nomro ST / 48-02 / 2005 tanggal 8
Maret 2005 tentang perintanh revisi, membuat dan mengecek protap satuan
yang disesuaikan dengan standar minimal bagi satuan jajaran Korem
052/Wkr.
c.
Rencana Kerja Kodim 0502/JU TA 2013 khususnya tentang
penyempurnaan Protap.
5.

Pengertian.

a.
Informasi adalah bahan keterangan yang belum diolah, satu dengan
yang lainnya masih berdiri sendiri sehingga belum bisa dijadikan dasar oleh
User untuk mengambil suatu keputusan/kebijaksanaan.
b.
Dokumen adalah merupakan hasil/produk pengolahan dari beberapa
informasi/hubungan sehingga dapat dijadikan dasar oleh User dalam
mengambil keputusan/kebijaksanaan.
Dokumen/berita yang menjadi sasaran/incaran oleh pihak
lawan melalui upaya pihak lawan itu sendiri maupun disebabkan oleh kelalaian
pihak sendiri, antara lain :
6.

Sasaran.

a.
Dokumen yang asli.
b.
Informasi/dokumen yang berklasifikasi.
c.
Gambar-gambar yang ada hubungannya dengan soal-soal yang
harus dirahasiakan.
d.
Foto dan film yang ada hubungannya dengan pertahanan suatu
daerah tertentu, peta-peta lokasi pasukan serta obyek-obyek penting
lainnya.
e.
Catatan harian/agenda.
f.
Rekaman-rekaman yang ada hubungannya dengan operasi.
7.

Golongan dokumen / berita.

Bahan

keterangan

(berita/dokumen)

digolongkan menjadi 2 golongan, yaitu :


a.
Dokumen biasa, yaitu dokumen yang apabila diketahui orang
lain/lawan tidak merugikan/membahayakan kita, sehingga tidak perlu
dirahasiakan.
b.
Dokumen yang memiliki tingkat kerahasiaan, yaitu dokumen/berita
yang apabila diketahui oleh orang lain/lawan yang tidak berhak atau yang
tidak
berkepentingan
untuk
mengetahuinya,
maka
dapat
merugikan/membahayakan kita sendiri. Oleh karena itu perlu
dirahasiakan/diperlakukan secara khusus dengan diberikan tingkat
klasifikasi RAHASIA dengan urutan, sbb :

3
1)
Sangat Rahasia (SR), yaitu itnkat klasifikasi tertinggi berisi
tulisan dinas/berita yang sangat erat hubungannya dengan
keamanan dan keselamatan negara, yang jika disiarkan secara tidak
syah atau jatuh ke tangan orang yang tidak berkepentingan akan
membahayakan dan menimbulkan kerugian besar pada keamanan
serta keselamatan negara.
2)
Rahasia (R), yaitu tingkat klasifikasi isi tulisan dinas/berita yang
berhubungan erat dengan keamanan dan keselamatan negara, yang
jika disiarkan secara tidak syah atau jatuh ke tangan pihak lawan
akan menimbulkan kerugian pada keamanan dan keselamatan serta
kepentingan negara.
3)
Konfidensial (K), yaitu tingkat klasifikasi isi suatu tulisan
dinas/berita yang berhubungan dengan keamanan dan keselamatan
negara yang jika jatuh ke tangan lawan akan mempengaruhi proses
kebijaksanaan lebih lanjut.
4)
Terbatas (T), yaitu itngkat klasifikasi isi surat tulisan
dinas/berita yang tidak termasuk dalam 4 klasifikasi tersebut diatas,
namun demikian ini bukan berarti isi tulisan dinas/berita tersebut
disampaikan
kepada
yang
tidak
berhak/berkepentingan
mengetahuinya.
KETENTUAN PENGAMANAN DOKUMEN / BERITA

Umum.
Untuk mendapatkan keamanan yang sempurna dan
mempermudah sistem dan tata cara pengamanan serta perlakuan terhadap
dokumen/berita maka perlu diadakan suatu ketentuan-ketentuan pengamanan
bersifat umum maupun yang bersifat khusus yang harus ditaati oleh semua
unsur/badan yang terlibat dalam pelaksanaan pengamanan dan perlakuan
terhadap dokumen/berita di Kodim 0502/JU.
8.

9.

Ketentuan pengamanan.

a.
Pejabat yang berwenang menentukan klasifikasi pada umumnya
yang berhak untuk menentukan klasifikasi dokumen/berita yang
berklasifikasi diatur sesuai dengan jabatan pada tingkatan wewenang
Komando yakni, sbb :
1)

Klasifikasi sangat rahasia (SR).


a)
Oleh Panglima/Komandan Komando Tinggi TNI.
b)
Oleh Panglima/Komandan Komando Utama pada
eselon strategis termasuk Staf.

2)

Klasifikasi rahasia (R).


a)

Oleh pejabat yang tersebut diatas.

4
b)
Panglima/Komandan Komando Satuan Taktis termasuk
Stafnya.
c)
Kepala dinas dan jawatan yang setingkat.
3)

Klasifikasi konfidensial dan terbatas.


a)
Oleh pejabat tersebut diatas (SR dan R).
b)
Oleh Perwira yang karena jabatannya
kompeten (Pasimin keatas dan setingkat).

dianggap

b.
Tata cara pemberian tanda klasifikasi.Tata
cara/aturan
dalam
pemberian tanda/cap klasifikasi pada dokumen disesuaikan dengan
berita/dokumennya yakni, sbb :
1)
Dokumen yang terlepas.
Surat, memorandum laporan,
radio gram dsb (halaman yang terlepas), tanda klasifikasinya
dicetak/dicap dengan warna merah pada bagian atas, bawah dan di
tengah-tengah setiap halaman dengan huruf tebal.
2)
Dokumen di jilid.
Dokumen yang dijilid seperti pamflet,
buku dsb, tanda klasifikasinya dicetak/dicap serta menyolok diatas
dan dibawah bagian luar pada halaman judul dan halaman pertama
serta terakhir.
3)
Dokumen yang diproduksi.
Semua dokumen yang ditiru,
disalin diringkas/direproduksi, diberi tanda klasifikasi yang serupa
dengan aslinya.
4)
Potret dan Film negatif.
Film-film negatif baik berbentuk
plat maupun sheet, tanda klasifikasinya sesuai dengan
kerahasiaannya kemudian disimpan dalam kotak dan diberi tanda
yang menyolok. Hasil cetak dari potret rahasia diberi tanda klasifikasi
pada bagian belakangnya diatas, tengah dan bawah.
5)
Cine film (Film bioskop).
Tanda klasifikasi dicapkan pada
bagian permulaan dan akhir dari setiap roll, setiap disimpan dalam
countainer yang diberi tanda yang mencolok.
6)
Rekaman suara.
Tanda klasifikasinya dicapkan pada
permulaan dan akhir tiap-tiap rekaman, kemudian disimpan dalam
countainer diberi tangda yang sangat mencolok.
7)
Peta, bagan, gambar, oleat, blue print dsb.
Tanda
klasifikasinya ditempatkan secara mencolok pada bagian legenda,
skala, judul sedemikian rupa sehingga dapat dibaca dengan jelas.
c.
Pemberian sampul.
Aturan/tata cara pemberian sampul pada
dokumen yang sudah diberi klasifikasi kemudian diberi sampul, dengan
menggunakan dua buah sampul untuk semua dokumen.
1)
Sampul pertama bagian dalam.
Pada sampul pertama
bagian dalam tertulis alamat, nomor surat, cap Satuan, cap derajat,
cap klasifikasi dilaksanakan dan dibubuhi stempel lak. Sering juga
digunakan tekan yang menggabungkan bagian depan dan belakang
sampul, bila sampul dibuka, sampul akan terlepas dan tidak bisa
digabungkan kembali.
2)
Sampul kedua (bagian luar) bertuliskan alamat lengkap,
nomor urut, cap Satuan dan cap derajat.

5
d.

Pengiriman dokumen.
1)
Pengiriman dokumen Sangat rahasia dan Rahasia yang tidak
ditulis dalam sandi dikirim melalui cara-cara berikut ini :
a)
Sangat pribadi oleh pejabat yang mengetahui
persoalan atau orang yang dapat dipercaya.
b)
Caraka yang telah mendapat SC dengan pesan supaya
disampaikan kepada alamat yang dituju secara pribadi.
c)
Melalui kantong diplomatik.
2)
Dokumen Sangat rahasia dan Rahasia ditulis dalam sandi
isinya dikirim melalui alat elektronik seperti telex, radio, telegram dsb.
3)
Dokumen rahasia dapat juga dikirim melalui :
a)
Anak buah pesawat terbang AD, AL, AU atau kapal laut
yang dapat dipercaya.
b)
Nahkoda kapal laut AD, AL, AU atau kapal laut
Indonesia yang dapat dipercaya.
c)
Pos Militer.
4)

Dokumen konfidensial/terbatas dapat dikirim melalui :


a)
b)
c)

Caraka.
Pos Militer.
Jawatan Pos dan Giro (terpaksa secara tercatat).

5)
Dilarang menggunakan pesawat telepon untuk mengirimkan
isi dokumen yang berklasifikasi.
e.
Cara penyimpanan dokumen. Perlu adanya pembatasan dalam
penggunaan tempat penyimpanan dokumen yang berklasifikasi, dilarang
sama sekali menyimpan uang, senjata atau barang berharga dalam lemari,
karena benda tersebut merupakan sasaran yang menarik bagi pencuri,
selain itu sulit menentukan motif pencurian apakah mau mencuri
dokumennya atau barang berharga tersebut.
1)

Cara penyimpanan dokumen SR.


a)
Dalam lemari besi.
b)
File kabinet yang dilengkapi kunci kombinasi dan
berlapis bahan isolasi (tahan air dan api).
c)
Kamar yang diperkuat (bila disetujui Komandan/Ka dan
terjamin keamanannya).

2)

Dokumen R.
a)
Dalam file kabinet dari besi yang memounyai kunci
kombinasi.
b)
File kabinet dari besi yang diperkuat dengan sebatang
besi serta diperkuat dengan kunci gembok kombinasi.
c)
Hal-hal yang perlu diperhatikan :

6
(1)
Anak kunci harus dibatasi.
(2)
Sebelum dipakai kunci dirubah terlebih dahulu.
(3)
Dalam waktu tertentu harus diganti (max 6
bulan).
(4)
Adakan pencatatan dan pengumpulan anak
kunci.
(5)
Anak kunci dimasukkan dalam sampul dan
disimpan disatu tempat yang aman.
(6)
Bila
pejabat/orang
yang
mengetahui
dipindahkan, diberhentikan/melarikan diri, maka semua
kunci harus diganti.
f.

Pemusnahan dokumen.
1)
Untuk kepentingan maka dokumen yang tidak digunakan lagi
perlu dimusnahkan.
a)
Dalam keadaan biasa pemusnahan harus dilakukan
atas dasar perintah Dan/Ka yang bersangkutan.
b)
Pemusnahan
dilakukan
dengan
pembakaran,
pembakaran dengan proses bahan kimia.
c)
Memakai alat pemotong halus.
d)
Abu dokumen harus dihancurkan sampai lumat.
2)
Pemusnahan dilakukan oleh pejabat yang diserahi tugas
menyimpan dan menjaga dengan disaksikan oleh pejabat lain dan
sudah mendapatkan SC untuk itu.
3)
Pemusnahan dokumen SR dan R dilakukan atas perintah
tertulis Dan/Ka yang bertanggung jawab.
4)
Setiap kali pemusnahan harus dibuat pencatatan tentang
dokumen yang dimusnahkan itu.

10.

Pengamanan dan Pengawasan.

a.

Langkah-langkah pengamanan.

1)
Mencegah terjadinya kebocoran dokumen yang diakibatkan
oleh kelalaian sendiri melalui :
a)
Penyaringan personel yang karena tugas dan
jabatannya mempunyai akses pada dokumen tersebut.
b)
Indoktronasi personel secara intensif dan terus
menerus
untuk
menanamkan
kesadaran
terhadap
pengamanan dokumen.
c)
Batasi penyimpanan dokumen hanya kepada mereka
yang betul-betul perlu mengetahui karena tugasnya.
d)
Adakan pengontrolan/inspeksi secara berkala dan
berlanjut terhadap pelaksanaan peraturan pengamanan.
2)
3)

Penempatan dokumen/berita sesuai ketentuan.


Penyimpanan dokumen/berita pada tempat yang aman.

7
4)
Mencegah kebocoran isi dokumen/berita oleh tindakan pihak
lawan melalui :
a)
Penggunaan azas pembatasan akses kepada
dokumen/berita.
b)
Perlakuan khusus terhadap pengkonsepan dan
pengetikan dokumen/berita.
c)
Pemberian klasifikasi kerahasiaan.
5)
lagi.
b.

Pemusnahan dokumen yang dianggap sudah tidak relefan

Langkah-langkah pengawasan.

1)
Melakukan inspeksi oleh pejabat yang diserahi tugas terhadap
tempat-tempat penyimpanan.
2)
Tempat-tempat penyimpanan harus selalu terkunci dan diberi
tanda Harap dikunci.
3)
Melaporkan kepada Komandan/pimpinan apabila ada
perubahan pada dokumen.
4)
Melakukan
pengecekan
dan
pengontrolan
terhadap
dokumen/berita satu persatu.
5)
Mengecek batas waktu berlakunya dokumen/berita untuk diuji
dan dimusnahkan.
6)
Pengawasan terhadap orang-orang yang mengetahui tempat
dokumen/berita.
7)
Mengawasi pengiriman dan penyampaian dokumen/berita
dengan cara pengecekan terhadap sipenerima dokumen/berita
8)
Pada tempat penyimpanan dokumen harus ada orang yang
ditunjuk untuk menjaga terutama diluar jam dinas/kantor.
PENUTUP

11.
Terhindarnya kebocoran/hilangnya dokumen/berita baik yang diakibatkan
oleh kelalaian pihak sendiri akibat dari upaya pihak lawan, serta kelancaran
pelaksanaan ketentuan/perintah yang telah tertuang dalam Protap ini sangat
tergantung pada penguasan materi dan kerja sama unsur-unsur/badan
pelaksanaan pengamanan dokumen/berita, sehingga keamanan dokumen/berita
dapat tercapai melalui langkah pengamanan dan pengawasan yang dilakukan
secara rutin dan terus menerus sesuai ketentuan yang telah digariskan dan sesuai
perkembangan dan kondisi.
Dikeluarkan di Jakarta
Pada tanggal
Maret 2013
Komandan Kodim 0502/JU

Joko Setiawan Sejati


Letnan Kolonel Kav NRP 11940028690472

KOMANDO RESOR MILITER 052/WIJAYAKRAMA


KOMANDO DISTRIK MILITER 0502/JU

Prosedur Tetap
Nomor : Protap / 02 02 / III / 2013
tentang
PENGAMANAN GUDANG SENJATA DAN AMUNISI

PENDAHULUAN

1.

Umum.

a.
Kodim 0502/JU Rem 052/WKR adalah instansi militer yang
dilengkapi dengan inventaris senjata dan munisi guna mendukung
pelaksanaan tugas pokoknya. Karena sangat rawan dan vitalnya senjata
dan munisi tersebut, sehingga perlu adanya tempat khusus untuk
penyimpanannya.
b.
Guna menjaga keamanan dari upaya-upaya sabotase pihak-pihak
lain serta menjaga senjata dan munisi tersebut dari kerusakan karena
cuaca maupun usia pakai, maka senjata dan munisi tersebut ditempatkan
didalam gudang senjata dan munisi.
c.
Dengan keberadaan gudang munisi dan senjata, sudah tentu
menjadi salah satu tempat/bangunan vital yang perlu mendapat perlakuan
dan sistem pengamanan yang khusus dari seluruh prajurit di Satuan Kodim
0502/JU. Khususnya bagi petugas gudang senjata dan munisi. Dengan
demikian perlu adanya suatu Protap satuan yang mengatur tentang
Pengamanan gudang munisi dan senjata, sehingga upaya pengamanan
terhadap gudang munisi dan senjata tersebut dapat dilakukan dengan
aman, tertib dan lancar.
2.

Maksud dan Tujuan.

a.
Maksud.
Untuk memberikan gambaran dan penjelasan kepada
petugas dan anggota Kodim 0502/JU tentang pelaksanaan pengamanan
terhadap gudang munisi dan senjata.
b.
Tujuan.
Agar dapat dipakai sebagai pedoman bagi petugas dan
seluruh anggota Kodim 0502/JU dalam melaksanakan pengamanan
terhadap munisi dan senjata, sehingga dapat dilaksanakan dengan efektif
dan efisien.
3.
Ruang lingkup dan Tata urut.
Ruang lingkup Protap satuan melipui
kegiatan-kegiatan yang mengatur pengamanan gudang munisi dan senjata yang
disusun dengan tata urut, sbb :

4.

a.

Pendahuluan.

b.

Tugas dan Tanggung jawab.

c.

Pengamanan gudang munisi.

d.

Pengamanan gudang senjata.

e.

Administrasi dan logistik.

f.

Komando san perhubungan.

g.

Penutup.

Dasar.

a.
Surat Telegram Pangdam Jaya Nomor ST/134-2 / 2001 tanggal 16
Juni 2001 tentang Protap satuan.
b.
Surat Telegram Danrem 052/Wkr Nomro ST/ 48-02 / 2005 tanggal 8
Maret 2005 tentang perintanh revisi, membuat dan mengecek protap satuan
yang disesuaikan dengan standar minimal bagi satuan jajaran Korem
052/Wkr.
c.
Rencana Kerja Kodim 0502/JU TA 2013 khususnya tentang
penyempurnaan Protap.
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB

5.

Tugas dan Tanggung jawab.

a.

Komandan Kodim 0502/JU.

1)
Bertanggung jawab atas pemakaian, pengeluaran serta
penerimaan munisi dan senjata.
2)
Melaksanakan pemeriksaaan secara insidentil (mendadak)
terhadap gudang munisi dan senjata.
3)
Menerima laporan tertulis/lisan atas penggunaan senjata
ringan dan munisi dari Pasimin.
4)
Memerintahkan serta mengadakan pengawasan kepada unsur
bawahan untuk mengadakan pengecekan gudang munisi dan
senjata setiap hari, sesuai jadwal perwira pengawas gudang senjata
dan munisi.
b.

Kasdoim 0502/JU.

1)
Bertanggun jawab aras pemakaian, pengeluaran serta
penerimaan munisi dan senjata.
2)
Mengatur, mengkoordinasikan dan mengawasi segala
kegiatan yang berkaitan dengan pemakaian, pengeluaran serta
penerimaan munisi dan senjata.

3
3)
Menentukan tata kerja secara umum, mengkoordinasikan dan
mengawasi semua kegiatan dalam hal pengamanan gudang munisi
dan senjata berdasarkan kebijaksanaan Dandim 0502/JU.
4)
melaksanakan pemeriksaan secara insidentil (mendadak)
terhadap gudang munisi dan senjata.
5)
Kasdim dalam pelaksanaan tugas kewajibannya bertanggung
jawab kepada Dandim.
c.

Pasi Intel.
1)
Bertanggung jawab untuk mengecek keamanan gudang
senjata dan munisi.
2)
Selalu mencari informasi diluar tentang situasi diluar maupun
didalam satuan yang berkaitan dengan gudang munisi dan senjata.
3)
Melaksanakan pengamanan pelaksanaan kegiatan/latihan
didalam dan diluar satuan yang menggunakan munisi dan senjata
(membuat Renpam),
4)
Melaksanakan laporan tentang pelanggaran anggota terhadap
penyalahgunaan munisi dan senjata serta menyampaikan informasi
tersebut kepada Kabag yang bersangkutan.
5)
Mengusut
dan
memproses
secepatnya
setiap
kejadian/pelanggaran yang harus ditangani oleh Pasi Intel.
6)
Membentuk Tim Komisi pemeriksaan gudang munisi dan
senjata atas perintah Dandim 0502/JU.
7)
Mencatat hal-hal yang menonjol setiap hari dan evaluasi serta
dicarikan jalan pemecahannya bila diperlukan.
8)
Mengadakan
pengawasan
dan
pengecekn
secara
rutin/insidentil ke gudang munisi dan senjata serta menandatangani
buku pemeriksaan.
9)
Pasi Intel dalam pelaksanaan tugas kewajibannya
bertanggung jawab kepada Dandim 0502/JU.

d.

Pasi Min.

1)
Bertanggun jawab dalam segala kegiatan yang berkaitan
dengan pamakaian, pengeluaran serta penerimaan senjata dan
munisi.
2)
Mendata terhadap alat peralatan munisi dan senjata dalam
rangka Harcegah sebagai bahan pelaporan ke Ko atas. (kerusakan,
masa pakai dll).
3)
Pengecekan terhadap pendistribusian barang/material (munisi
dan senjata) ke bagian-bagian terutama dalam pengambilannya.
4)
Pengecekan terhadap gudang munisi dan senjata secara
rutin/insidentil.
5)
Pasi Min dalam pelaksanaannya tugas kewajibannya
bertanggung jawab kepada Dandim 0502/JU.
e.

Ba Harpal.

1)
Bertanggung jawab terhadap keamanan dan pengamanan
munisi di gudang yang menjadi tanggung jawabnya.
2)
Menerima dan mengeluarkan munisi sesuai prosedur.

4
3)
Melaksanakan pencatatan, penyimpanan data dan penyajian
data katalog munisi.
4)
Melaksanakan pemeriksaan rutin senjata ringan dan mencatat
kondisi terakhir senjata ringan yang ada di satuan.
5)
Bersama Ta Gudang Jatri bertanggun jawab terhadap
penyimpanan, penggudangan dan pengamanan senjata ringan.
6)
Mencatat dan mengetahui penerimaan dan pengeluaran
munisi serta melaporkan kepada Pasi Min.
7)
Mengerti tentang prosedur tentang munisi.
8)
Ba Harpal dalam tugas kewajibannya bertanggung jawab
kepada Pasi Min.
f.

Pawas (perwira pengawas).

1)
Bertanggun jawab untuk melaksanakan pemeriksaan dan
pencatatan terhadap munisi dan senjata setiap hari sesuai jadwal
waktu yang telah ditentukan.
2)
Membuat laporan hasil pemeriksaan pada buku laporan.
3)
Pawas terdiri dari para Pama dan Bintara Tinggi yang ditunjuk
bertanggung jawab kepada Dandim 0502/JU.
PENGAMANAN GUDANG MUNISI

6.

Tindakan preventif terhadap pengamanan gudang munisi.

a.
Munisi yang menjadi tanggung jawab Dandim 0502/JU disimpan di
gudang munisi satuan.
b.
Petugas gudang berkewajiban untuk memeriksa gudang dan
sekitarnya melaporkan segera bila ada hal-hal yang mencurigakan kepada
Perwira piket dan Pasi Intel.
c.
Membuka pintu gudang pada pagi/siang hari diantara pukul 08.00 s/d
10.00 selama 15 menit agar udara berganti sambil mempersiapkan alatalat kerja.
d.

Pemeriksaan dan pencatatan :


1)
Persediaan munisi yang ada dalam gudang beserta
kondisinya.
2)
Semua barang inventaris beserta keterangan setiap hari.
3)
Suhu maksimal/minimum dan kelembaban setiap hari, segera
mengambil tindakan pengamanan dengan menyiram atap
gudang/dinding bagian luar dengan air bila suhu maksimum lebih
dari 35 C dan kelembaban lebih dari 90% atau bil perbedaan suhu
maksimum dan minimum lebih dari 10 C.
4)
Bila ada penerimaan dan pengeluaran munisi.
5)
Pelaksanaan suhu ulang :

5
a)
Kerapihan timbunan.
b)
Kelurusan timbunan.
c)
Jarak antara timbunan dengan timbunan + 25 cm.
d)
Jarak antara dinding dengan timbunan-timbunan + 60
cm.
e)
Setiap minggu sekali diadakan susunan ulang.
f)
Memberikan tanda silang/garis lurus dengan warna
tertentu pada umpukan munisi.
e.

Pembersihan dilaksanakan setiap hari, yaitu :


1)
Terhadap timbunan munisi.
2)
Terhadap ruangan gudang dari gangguan binatang atau
serangga rayap dan kotoran lain.
3)
Terhadap alat-alat kerja setelah dipakai.

f.

Pelaksanaan pengamanan dilaksanakan setiap hari, yaitu :


1)
Membersihkan lokasi sekitar gudang dari rumput, kotoran dan
benda lain yang mudah terbakar + 1 m dari pagar pengamanan.
2)
Memeriksa dan memelihara alat-alat pengaman.
3)
Menutup pintu dan melakukan penguncian rangkap masingmasing 4 buah kunci/gembok yang berbeda setiap selesai jam dinas.
4)
4 buah kunci gudang munisi masing-masing dipegang oleh :
a)
b)
c)
d)
e)

Dandim (seluruh anak kunci).


Pa piket/Pawas Dim 0502/JU.
Ba Harp[al Dim 0502/JU.
Piket Staf Intel.
Danru jaga.

5)
Memeriksa dan mengamati kembali lokasi sekitar gudang
sebelum meninggalkan gudang.
6)
Perwira piket anggota jaga dan Provost wajib melaksanakan
pengontrolan gudang munisi setiap satu jam.
7)
Seluruh Perwira dan Bintara tinggi melaksanakan pengecekan
gudang munisi maupun gudang senri sesuai jadwal yang sudah
dibuat dari Staf administrasi.
8)
Dilarang merokok atau menyalakan api digudang munisi.
9)
Dilarang menggunakan gudang munisi untuk tempat bermain.
g.

Kodefikasi.

1)
Melaksanakan/memberikan kode setiap peti munisi yang
disimpan dalam gudang satuan masing-masing.
2)
Sisi peti yang diberi tulisan/kodefikasi adalah sisi peti yang
tidak ada tulisan/belum ada tulisan dari pabrik.
3)
Ukuran untuk dasar lebar 3 cm tulisan tinggu 2 cm bisa
terbaca dengan jelas.
4)
Warna dasar tulisan putuh huruf anga warna hitam.
5)
Makodim
: JY0520502 MA.
6)
koramil-01/Koja
: JY052050201.

6
7)
8)
9)
10)
11)

Koramil-02/Penjaringan
Koramil-03/Tg priok
Koramil-04/Kep Seribu
Koramil-05/Cilincing
Koramil-06/Klp Gading

:
:
:
:
:

JY052050202.
JY052050203.
JY052050204.
JY052050205.
JY052050206.

h.
Anggota yang menjaga sebagai penjaga gudang munisi dan senjata
sebelum didudukan dalam jabatan terlebih dahulu diadakan pengusutan
kesetiaan/seleksi oleh Staf Intel/Pam.
7.

Tindakan refrensif terhadap pengamanan gudang munisi.

a.
Bagi anggota yang menyimpan munisi jenis apapun munisinya,
maka Pasi Min dan Pasi Intel segera mengambil atau mengamankan munisi
tersebut dan melaporkan kepada Dandim 0502/JU.
b.
Apabila terjadi kehilangan munisi dalam gudang, maka penjaga
gudang melapor kepada Pasi Min, kemudian Pasi Intel melaporkan kepada
Dandim, atas perintah Dandim 0502/JU, Pasi Intel mengusut sampai tuntas
hilangnya munisi tersebut.
c.
Apabila petugas jaga munisi tidak melaksanakan tugas-tugasnya dan
terjadi hal-hal yang merugikan satuan, maka Staf Intel/Pam melaporkan
kepada Dandim 0502/JU dan memproses petugas jaga munisi tersebut.
d.
Apabila gudang munisi digunakan untuk bermain dan kegiatankegiatan lain yang tidak berhubungan dengan penggunaan dan pengecekan
munisi, maka petugas gudang/anggota yang lain wajib memerintahkan
keluar dari lokasi gudang munisi tersebut jika tidak dihiraukan perintah
tersebut segera melaporkan kepada Perwira piket/Pasi Intel untuk ditindak
lanjuti.
e.
Apabila didalam gudang munisi merorok/menyalakan api, mala
petugas gudang/anggota yang lain wajib melarangnya. Apabila tetap
dilaksanakan segera melaporkan kepada P[erwira piket/Pasi Intel untuk
ditindak lanjuti.
f.
Apabila tindakan preventif untuk menormalkan suhu dan kelembaban
gudang munisi yang telah ditentukan tidak berhasil segera melaporkan
kepada Perwira piket/Pasi Intel untuk diambil tindakan pengamanan yaitu
dengan jalan memindahkan sementara isi gudang munisi dengan
kendaraan ketempat aman (sesuai dengan kondisi dan situasi saat itu)
selanjutnya melaksanakan pengamanan sesuai petunjuk dari Komando
atas.
g.

Jika gudang munisi meledak/kebakaran, maka diambil tindakan sbb :


1)
2)

Mengamankan seluruh personel dan materiil.


Menghubungi dinas kebakaran.

7
3)
Untuk seluruh anggota Kodim 0502/JU melaksanakan tugas
sesuai dengan ketentuan dari Protap bahaya kebakaran.
4)
Setelah situasi aman, maka seluruh anggota Kodim 0502/JU
kembali melaksanakan kegiatan masing-masing dengan tertib.
5)
Gudang muisi yang habis terbakar dinyatakan daerah tertutup
kecuali tim yang telah ditunjuk oleh Komando atas.
6)
Melaporkan ke Komando atas dan mengadakan pengusutan
oleh Pasi Intel beserta instansi yang terkait atas kejadian tersebut.
7)
Pasi Min mendata kerugian materiil yang ada setelah kejadian
tersebut terjadi, kemudian melaporkan data tersebut ke Dandim
0502/Ju pada kesempatan pertama.
h.
Apabila Perwira piket menemukan hal-hal yang tidak sesuai dengan
ketentuan maka segera melaporkan kepada Dandim 0502/JU baik secara
lisan atau tertulis.
8.

Pengurusan pengajuan munisi.

a.
Dari Pasi Ops mengkalkulasikan jumlah kebutuhan yang ada
digunakan latihan sesuai dengan jumlah personel.
b.
Selanjutnya mengajukan permohonan dukungan munisi kepada
Pangdam Jaua Up. Asops Kasdam Jaya.
c.
Setelah setuju Asops Kasdam Jaya selanjutnyaa dikirim Nota Dinas
kepada Aslog Kasdam Jaya.
d.
Dari Aslog Kasdam Jaya membuat surat perintah atas nama
Pangdam jaya kepada Kapaldam Jaya.
e.
Kapaldam Jaya mengeluarkan PPM munisi sesuai dengan jumlah
pengajuan.
f.
Setelah menerima PPM dari Kapaldam Jaya Komandan Kodim
membuat surat perintah pengambilan munisi ke Gudmurah (gudang munisi
daerah) di Bekasi dengan surat kuasa yang diketahui Ka Gudmurah.
9.

Pengambilan munisi.

a.
Membawa surat perintah Dandim 0502/JU yang ditujukan kepada
pejabat yang mengurusi munisi atau pejabat yang terkait (pejabat munisi,
provost dan pengemudi).
b.
Membawa surat kuasa dari Dandim 0502/JU kepada pejabat munisi
mengetahui Kabengrah.
c.

Membawa PPM munisi dari Kapaldam Jaya.

8
d.
Sebelum ke Gudmurah terlebih dahulu melapor ke aparat setempat
untuk mengambil munisi ke Gudmurah.
e.
Selanjutnya setelah sampai ke Gudmurah melapor ke piket
Gudmurah kemudian diantar ke pejabat Gudmurah.
f.
Setelah munisi sampai di satuan. Pejabat munisi melaporkan kepada
Dandim 0502/JU kemudian disimpan di gudang satuan, disaksikan oleh
Pasimin, Pasi Intel dan Provost.
10.

Penggunaan/pengeluaran munisi.

a.
Pasi Ops membuat Nonta dinas kepada Pasi Min untuk meminta
dukungan munisi yang dibutuhkan dalam latihan.
b.
Pasi Min membuat rekomendasi pengeluaran munisi kepada Ba
Harpal setelah mendapat surat perintah dari dandim 0502/JU.
c.
Setelah selesai latihan Pasi Ops sebagai koordinator letihan
membuat laporan penggunaan munisi bentuk 28 kepada Pasi Min
mengetahui Dandim 0502/JU.
d.
11.

Kelongsong munisi dikembalikan kepada Paldam jaya.

Pelaksanaan pengawasan dan pemeriksaan.

a.

Rutin.

1)
2)
3)
4)
b.

Petugas/penjaga gudang.
Dandim 0502/JU, Pasi Min dan Pasi Intel.
Secara khusus oleh Pawas Gudjatmu yang telah ditunjuk.
Pengecekan/pemeriksaan sesuai jadwal.

Insidentil.

Dandim 0502/JU / Kasdim 0502/JU.

PENGAMANAN GUDANG SENJATA

12.

Tindakan preventif terhadap gudang senjata.

a.
Semua senjata yang menjad tanggung jawab Dandim 0502/JU
disimpan digudang senjata satuan.
b.
Petugas gudang senjata berkewajiban memeriksa gudang senjata
dan sekitarnya serta melaporkan kepada Perwira piket/Pasi Intel bila ada
hal-hal yang mecurigakan.
c.

Gudang senjata harus dalam keadaan rapi dan bersih.

9
d.
Perlengkapan alat pemadam kebakaran harus ditempatkan digudang
senjata.
e.
Membuka pintu gudang pada pagi/siang antara pukul 08.00 s/d 10.00
selama + 15 menit agar ada pergantian udara sambil mempersiapkan alatalat kerja.
f.
Senjata harus ditempatkan pada tempat nya sesuai dengan bagian
masing-masing.
g.
Gudang senjata harus bersifat rahasia dalam arti tidak boleh
diketahui oleh personel selain personel organik Kodim 0502/JU.
h.
Setiap meninggalkan gudang senjata petugas gudang senjata harus
mengunci gudang senjata dengan 4 kunci/gembok.
i.

Pemegang kunci gudang dipegang oleh :


a)
b)
c)
d)
e)

Piket Intel Kodim 0502/JU.


Pa piket Kodim 0502/JU.
Ba harpal Kodim 0502/JU.
Dan Ru Jaga.
Dandim 0502/JU (seluruh anak kunci).

j.
Sebelum mengambil/menerima senjata, petugas gudang terlebih
dahulu harus memeriksa seluruh senjata dan perlengkapan yang tersimpan
dengan sermat, teliti dan lengkap. Setelah yakin benar, maka senjata siap
untuk dibagikan ke anggota.
k.
Anggota dilarang masuk mengambil sendiri senjata dan alat
perlengkapan yang ada digudang senjata, baik diketahui maupun tanpa
sepengetahuan petugas gudang senjata dan semua kegiatan digudang
senjata dikerjakan oleh petugas gudang.
l.
Petugas gudang senjata harus memeriksa kembali perlengkapan
senjata jumlah senjata, jumlah sangkur dan meneliti kedudukan senjata
pada tempat yang benar yang telah ditentukan, kemudian mengikat dengan
rantai serta menguncinya. Apabila terdapat kekurangan, kerusakan dan
keganjilan supaya dicatat, dicek pada pemegangnya kemudian dilaporkan
kepada Bajat.
m.
Pada saat menerima senjata dan mengembalikan senjata kepada
petugas gudang senjata, harus dilaksanakan tindakan pengamanan dan
dalam keadaan bersih.
n.
Senjata yang tersimpan dalam almari/peti dan rak senjata harus
bersih, aman dan kunci ganda serta magazen harus dalam keadaan
terlepas.
o.
Seluruh wajib mengamankan gudang senjata bila ada ancaman
bahaya.

10
p.
Setiap penerimaan dan pengeluaran senjata dicatat dalam buku
absensi senjata, disusun sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
q.
Pergudangan senjata dilakukan oleh petugas gudang senjata dengan
diatur dan disusun sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
r.
Petugas gudang senjata wajib membuat laporan penggunaan senjata
kepada pasi Min diketahui oleh Dandim 0502/JU.
13.

Tindakan refresif terhadap gudang senjata.

a.
Apabila ada personel selain pejabat yang telah ditentukan
membawa/menyimpan senjata tidak digudang, maka yang bersangkutan
diperintahkan segera menyimpannya digudang senjata, jika tetap tidak
dilaksanakan maka penjaga gudang wajib untuk melaporkan kepada Pasi
Intel untuk diproses lebih lanjut.
b.
Jika gudang senjata terjadi kehilangan senjata maupun alat peralatan
yang lain, maka petugas gudang segera melaporkan kepada Perwira
piket/Pasi Intel yang selanjtunya akan diusut dan diproses verbal.
c.
Apabila gudang senjata terjadi kebakaran, maka lakukan
pemadaman dengan alat pemadam kebakaranyang ada, jika tidak bisa
diatasi maka segra lapor kepada Perwira piket/Pasi Intel untuk diambil
langka-langkah selanjutnya (Protap bahaya kebakaran).
d.
Apabila ada yang berusaha merusak/sabotase terhadap gudang
senjata bagi personel yang mengetahui hat tersebut segera menangkap
dan menyerahkan kepada Provost, Perwira piket/Pasi Intel untuk diproses
verbal.
e.
Apabila pawas menemukan hal-hal yang tidak sesuai mengenai
senjata, catat dalam buku laporan dan dilaporkan kepada Dandim 0502/JU
selanjutnya diproses oleh Pasi Intel dan Pasi Min.
f.
Apabila selama pemakaian senjata terjadi kerusakan pada saat
latihan harus diadakan pemeriksaan dalam rangka pertanggung jawaban
oleh sipemakai terhadap Satuan dan segera dilakukan oleh anggota Staf
Intel/Pam.
14.

Pelaksanaan pengawasan dan pemeriksaan.

a.

Rutin.

1)
2)
3)
4)
b.

Oleh penjaga gudang Jatri.


Pejabat perwira piket.
Sesuai jadwal pemeriksaan Jatri.
Secara khusus oleh tim yang telah ditunjuk.

Insidentil.

Dandim 0502/JU / Kasdim.

11
ADMINISTRASI DAN LOGISTIK

15.
Perwira jaga mencatat setiap kejadian/kegiatan dibuku kejadian dan
melaporkan secara langsung kepada Komandan Kodim 0502/JU apabila
dipandang perlu.
16.

Dukungan logistik disesuaikan dengan dukungan satuan yang ada.

KOMANDO DAN PERHUBUNGAN

17.

18.

Perhubungan.

a.

Menggunakan Instap dan Insops perhubungan yang berlaku.

b.

Manfaatkan sarana komunikasi yang ada.

Komando.

a.

Menggunakan jalur Komando yang berlaku.

b.
Posko Makodim 0502/JU Jl.Yos Sudarso Tg. Priok Telp.6510340 &
6512584
PENUTUP

19.
Demikian Prosedur Tetap Pengamanan gudang munisi dan senjata ini
dibuat untuk dijadikan pedoman bagi seluruh personel Kodim 0502/JU demi
menjamin keamanan ketertiban dan kelancaran tugas.

Dikeluarkan di Jakarta
Pada tanggal
Maret 2013
Komandan Kodim 0502/JU

Joko Setiawan Sejati


Letnan Kolonel Kav NRP 11940028690472

KOMANDO RESOR MILITER 052/WIJAYAKRAMA


KOMANDO DISTRIK MILITER 0502/JU

Prosedur Tetap
Nomor : Protap / 03 02 / III / 2013
tentang
PENGAMANAN MARKAS

PENDAHULUAN

1.

Umum.

a.
Dalam markas militer terdapat suatu kegiatan yang bersifat rutinitas
dan berlangsung secara terus menerus, untuk mendapatkan keamanan dan
kenyamanan kerja tersebut maka perlu dilakukan bahaya/ancaman yang
dapat mengakibatkan lumpuhnya aktivitas dalam Markas tersebut sepeti
pencurian baik pencurian sistematis maupun kesempatan, spionase,
infiltrasi dan huru-hara.
b.
Guna mendapatkan keamanan dan kenyamanan dalam suatu
Markas maka perlu dikeluarkan Prosedur Tetap (Protap) yang mengatur
tentang tata cara pengamanan untuk melindungi alat-alat, obyek instalasi
beserta isinya dari bahaya/ancaman yang dapat ditimbulkan oleh manusia,
binatang dan bencana alam.
2.

Maksud dan Tujuan.

a.
Maksud.
Protap ini dimaksudkan untuk dijadikan pedoman bagi
usnur-unsur/badan pengawasan pemeriksaan dalam menyelenggarakan
pengamanan Markas di lingkungan Satuan Kodim 0502/JU.
b.
Tujuan.
Protap ini bertujuan untuk menyederhanakan
perintah/ketentuan-ketentuan yang bersifat rutin dan berulang-ulang
memudahkan pengertian/pemahaman serta menjamin kesamaan pola
tindak bagi seluruh unsur yang terlibat dalam pengamanan markas.
3.
Ruang lingkup dan Tata urut.
Protap ini meliputi ketentuan tata cara
dalam pelaksanaan pengamanan markas dilingkungan satuan Kodim 0502/JU
dengan tata urut sbb :
a.

Pendahuluan.

b.

Ketentuan pengamanan markas.

c.

Penutup.

2
4.

Dasar.

a.
Surat Telegram Pangdam Jaya Nomor ST / 134-2 / 2001 tanggal 16
Juni 2001 tentang Protap satuan.
b.
Surat Telegram Danrem 052/Wkr Nomro ST/ 48-02 / 2005 tanggal 8
Maret 2005 tentang perintanh revisi, membuat dan mengecek protap satuan
yang disesuaikan dengan standar minimal bagi satuan jajaran Korem
052.Wkr.
c.
Rencana Kerja Kodim 0502/JU TA 2013 khususnya tentang
penyempurnaan Protap.
5.

Azas pengamanan Markas.

a.

Selalu bersifat preventif aktif.

b.

Keserasian prinsip security dan prinsip efisiensi.

c.

Security tanpa intelijen adalah buta.

d.

Suksesnya pengamanan markas karena dukungan manajemen yang

baik serta penetapan yang baik atau taktik dan teknik yang tepat.
e.

Pengamanan adalah pertahanan yang kenyal dan mendalam.

KETENTUAN PENGAMANAN MARKAS

6.
Umum.
Untuk mempermudah sistem dan tata cara pengamanan
markas guna mendapatkan keamanan dan kenyamanan kegiatan dan
perlengkapannya maka perlu diadakan ketentuan pengawasan yang harus ditaati
oleh semua unsur yang terlibat dalam pelaksanaan pengamanan markas Kodim
0502/JU.
7.

Ketentuan pengamanan.

a.

Pengklasifikasikan daerah.

1)
Daerah terlarang.
Daerah terlarang adalah daerah dimana
personel dan materiil diawasi serta dikendalikan untuk kepentingan
keamanan. Daerah terlarang ditentukan oleh Perwira keamanan
berdasarkan :
a)
Letak geografis.
b)
Pentingnya pekerjaan khusus dilakukan di instansi.
c)
Tindakan
pengamanan yang
dilakukan untuk
melindungi personel inti.
Untuk pengamanan daerah terlarang dilakukan tindakan sbb :

3
(1)
Dipasang pagar keliling, dipasang papan
peringatan yang berbunyi : DAERAH TERLARANG
YANG TIDAK BERKEPENTINGAN DILARANG MASUK

(2)
Personel dan kendaraan yang masuk diperiksa.
(3)
Diberi
peringatan,
dilarang
memotret,
menggambar dan membuat catatan di daerah tersebut.
Adapun daerah larangan Makodim 0502/JU, seluruh
Makodim yang dibatasi dengan pagar pembatas.
2)
Daerah terbatas.
Daerah terbatas adalah daerah yang
memerlukan tindakan pengamanan lebih rendah daripada daerah
tertutup tetapi keamanan akan terganggu bila kendaraan dan
personel dibiarkan bergerak leluasa.
a)
Gudang peralatan, senjata dan munisi.
b)
Gudang bahan bakar.
c)
Pusat instalasi listrik yang berada diruang piket, masjid
Makodim 0502/JU.
d)
Pusat instalasi air.
3)
Daerah tertutup.
Daerah ini terletak didaerah terlarang
dimana dilakukan kegiatan yang berklasifikasi rahasia atau sangat
rahasia, oleh karena itu memerlukan tingkat tindakan pengamanan
tertinggi, yang dinyatakan daerah tertutup dimana dilakukan kegiatan
yang bersifat rahasia dan disimpannya baranrg-barang dan
keterangan rahasia, antara lain :
a)
b)
c)

Ruang Komandan dan Kepala Staf.


Pusat Telekomunikasi (PHB) diruangan Pa piket.
Ruang data pada masing-masing Staf.

b.
Pemagaran.
Pemasangan pagar dilakukan dilingkungan
markas bertujuan untuk melingdungi dan menetapkan batas-batas suatu
obyek pengamanan markas dan guna kepentingan pengamanan dan
pengawasan. Obyek pemagaran dalam rangka pengamanan markas sendiri
dari tempat tertentu, organisasi dengan peralatan berikut orang dan fasilitas
yang perlu diamankan agar tidak terganggu atau terancam bahaya.
Pemagaran dalam markas ditujukan untuk :
1)
Melindungi instalasi.
2)
Menghambat pemasukan tanpa ijin.
3)
Memperkuat pengawasan dan pengamanan materiil.
4)
Membantu pengamanan bahan keterangan.
5)
Menghemat penggunaan pasukan.
6)
Memberikan petunjuk kepada personel, kendaraan untuk
melalui jalan yang telah ditentukan.
c.
Pemasangan lampu penerangan.
Penerangan dalam suatu
markas
sangat
berdampak
psikologis
bagi
unsur/badan
pengamanan/pengawasan juga berdampak terhadap lawan yang dapat
menimbulkan ancaman/bahaya terhadap markas tersebut.

4
1)

Tujuan pemasangan lampu penerangan.


a)
Untuk membantu pasukan pengamanan dan patroli
dalam melaksanakan tugas.
b)
Mempermudah penglihatan pada malam hari dan waktu
berkabut.

2)

Type penerangan.
a)
b)
c)
d)

3)

Penerangan terus menerus.


Penerangan yang disiapkan.
Penerangan yang dapat digerakkan.
Penerangan darurat.

Prinsip-prinsip penerangan.
a)
b)

Kontras antara yang dilindungi dan latar belakangnya.


Syarat-syarat :
(1)
(2)
(3)
(4)

Menerangi daerah batas dan jalan pendekat.


Menerangi daerah bangunan dan instalasi.
Dapat mencegah penerobosan.
Mempengaruhi psikologis.

c)
Arah sinar ditujukan keluar, tidak boleh menyilaukan
pasukan keamanan.
d)
Mati atau rusaknya penerangan tidak boleh
menyebabkan suatu bagian atau seluruh instalasi menjadi
gelap.
e)
Penerangan harus cukup dan tersedia sumber listrik
cadangan.
d.
Ijin berlalu.
Ijin berlalu adalah suatu tulisan yang memberikan
hak kepada si pemegang untuk masuk atau berlalu disuatu markas militer
melalui proses tertentu oleh pihak security baik terhadap militer, PNS
ataupun Sipil/tamu.
Ijin berlalu terdiri dari :
1)

Ijin berlalu TNI.


a)
b)

2)
3)

Ijin berlalu tetap.


Ijin berlalu sementara.

Ijin berlalu permanen.


Ijin berlalu daerah tertutup.

e.
Pengawalan terhadap lalu lintas, personel dan kendaraan.
Cara
pengawalan bagi suatu daerah diatur menurut kebutuhan untuk dapat
mengatasi ancaman dari pihak-pihak lawan baik terhadap personel maupun
peralatan/barang-barang lainnya.
Pengamanan terhadap personel dilakukan dengan cara :

5
1)
2)
3)
4)

Pengawalan langsung.
Pengawalan tidak langsung.
Pengawalan pintu keluar masuk.
Pengawalan kendaraan.

f.
Pemasangan sistem alarm.
pengamanan bertujuan untuk :

Pemasangan alarm dalam sistem

1)
Membantu dan melengkapi pasukan keamanan untuk
mengendalikan pengamanan.
2)
Sebagai peringatan kepada pasukan keamanan tentang
adanya bunyi.
3)
Pemilihan type alarm dapat dilakukan dengan cara :
a)
b)
4)

Macam-macam alat alarm terdiri dari :


a)
b)
c)
d)

g.

Manual (bunyi lonceng).


Electric (bunyi bel, sirine dll).

Alat pelindung pagar.


Alat pelindung pintu.
Alat pelindung celah-celah.
Alat pelindung ruangan.

Pengamanan dan Pengawasan.

1)

Langkah-langkah pengamanan.

a)

Perwira piket.

(1)
Memberikan ketentuan tentang tugas yang harus
ditaati atau larangan terhadap petugas patroli atau
security.
(2)
Tanggung jawab pengamanan berada ditangan
Perwira pengamanan.
(3)
Pengecekan secara rutin terhadap bagian yang
merupakan alat pembantu pengamanan.
(4)
Khusus diluar jam dinas tanggung jawab
pengamanan markas dibebankan kepada Perwira piket
markas/satuan.
(5)
Melaksanakan pengamanan secara terus
menerus dengan memanfaatkan semua sarana
pengamanan yang telah disediakan.
b)

Provost.

(1)
Memberikan/menerima kartu ijin berlalu atau
kartu tanda pengenal tamu.
(2)
Mengantar dan melaporkan tamu kepada
Perwira/pejabat yang dituju.
(3)
Melakukan pencatatan terhadap personel yang
keluar masuk.

6
(4)
c)

Mengatur lalu lintas keluar/masuk markas.

Jaga planton.

(1)
Melakukan pemeriksaan terhadap personel dan
kendaraan yang keluar dan masuk daerah oleh
security.
(2)
Memberlakukan wajib lapor terhadap seburity.
(3)
Melakukan patroli/ronda yang dikeluarkan pada
siang dan malam hari atau menurut kebutuhan,
khususnya malam hari.
2)
Langkah-langkah pengawasan yang harus dilakukan oleh
petugas jaga.
a)
Meneliti lalu lintas personel dan kendaraan atau barang
keluar masuk.
b)
Meneliti/memeriksa kondisi pagar, penerangan dan
sarana pengamanan lainnya secara teratur dan teliti.
c)
Mengawasi tindakan pengamanan materiil maupun
pengamanan personel.
d)
Pengawasan dilaksanakan secara terus menerus.
e)
Laporkan setiap ada perubahan kepada Perwira
pengamanan dan Komandan Kodim 0502/JU.
PENUTUP

8.
Tercapainya kondisi aman dan nyaman dalam suatu markas dan kelancaran
pelaksanaan Protap ini tergantung pada penguasaan materi dan kerjasama unsurunsur/badan pelaksanaan pengamanan yang ada, sehingga keamanan markas
dapat tercapai melalui pengawasan yang harus dilakukan secara rutin sesuai
ketentuan yang telah digariskan dan perkembangan situasi dan kondisi.
Dikeluarkan di Jakarta
Pada tanggal
Maret 2013
Komandan Kodim 0502/JU

Joko Setiawan Sejati


Letnan Kolonel Kav NRP 11940028690472

KOMANDO RESOR MILITER 052/WIJAYAKRAMA


KOMANDO DISTRIK MILITER 0502/JU

Prosedur Tetap
Nomor : Protap / 04 02 / III / 2013
tentang
PENGAMANAN KEUANGAN

PENDAHULUAN

1.

Umum.

a.
Kegiatan penyelenggaraan pengamanan keuangan di Kodim
0502/JU secara umum menjadi pengamanan dalam hak-hak anggota/gaji
anggota dan pengamanan dana-dana rutin lainnya yang telah dianggarkan
oleh satuan atas sesuai dengan alokasi anggaran dan pembiayaan yang
telah ditentukan.
b.
Guna tertib administrasi dan tercapainya tujuan pengelolaan uang
negara dengan baik, benar dan tepat sasaran perlu dikeluarkan prosedur
tetap (Protap) di satuan Kodim 0502/JU.
2.

Maksud dan Tujuan.

a.
Maksud.
Protap ini dimaksudkan untuk dijadikan sebagai
pedoman bagi badan pengawasan pemeriksaan dalam penyelenggaraan
pengamanan keuangan dilingkungan satuan Kodim 0502/JU.
b.
Tujuan.
Protap ini bertujuan untuk mewujudkan ketertiban
administrasi keuangan dan untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan
dana yang diterima oleh anggota Kodim 0502/JU.
3.
Ruang lingkup dan Tata urut.
Meliputi ketentuan tata cara pengamanan
keuangan dilingkungan satuan Kodim 0502/JU dengan tata urut sbb :

4.

a.

Pendahuluan.

b.

Ketentuan pengambilan dan pendistribusian gaji prajurit.

c.

Ketentuan pengambilan dan penggunaan dana program.

d.

Penutup.

Dasar.

a.
Surat Telegram Pangdam Jaya Nomor ST / 134-2 / 2001 tanggal 16
Juni 2001 tentang Protap satuan.
2

b.
Surat Telegram Danrem 052/Wkr Nomro ST / 48-02 / 2005 tanggal 8
Maret 2005 tentang perintanh revisi, membuat dan mengecek protap satuan
yang disesuaikan dengan standar minimal bagi satuan jajaran Korem
052/Wkr.
c.
Rencana Kerja Kodim 0502/JU TA 2013 khususnya tentang
penyempurnaan Protap.
KETENTUAN PENGAMBILAN PENDISTRIBUSIAN GAJI PRAJURIT

5.
Umum.
Penyelesaian
(gaji)
merupakan
salah
satu
obyek
kesejahteraan bagi prajurit TNI dan PNS, untuk itu diperlukan pengelolaan secara
baik, benar dan tepat sampai pada yang berhak sesuai dengan jumlah haknya.
6.

Ketentuan pengambilan.

a.
Waktu pengambilan.
Sebelum memasuki tahap pengambilan
gaji, Kasi Pers bersama juru bayar melaksanakan tahap-tahap sbb :
1)

Tahap perencanaan dan persiapan.


a)
Pada H-25 menghimpun data dan dokumen yang
berkaitan dengan perubahan penghasilan personel.
b)
Pada H-20 membuat dan mengirimkan laporan mutasi
kepada Disfolahta.
c)
Pada H-15 menerima DPPK dari pekas melaksanakan
penelitian dan pengesahan.
d)
Pada H-10 mengajukan kebutuhan dana gaji ke Pekas
dengan data cek personel yang tepat diketahui oleh Dandim
0502/JU.
e)
Pada H-2 juru bayar mengambil Cek/Giro Bilyet ke
kantor Pekas dengan membawa perincian gaji yang ditanda
tangani oleh Kodim 0502/JU untuk dikirimkan ke BRI Cabang
Jatinegara.

2)

Tahap pengambilan (pelaksanaan) sbb :


a)
Setiap tanggal 1 Juru Bayar mengambil uang gaji di
BRI Cabang Jatinegara.
b)
Bila tanggal 1 jatuh pada hari libur, maka pengambilan
gaji dilakukan/dilaksanakan pada hari berikutnya.

b.
Personel yang berhak mengambil.
Personel yang berhak
mengambil gaji di BRI adalah Juru Bayar Kodim 0502/JU yang telah
ditunjuk oleh Dandim 0502/JU.

c.
Langkah pengamanan.
Untuk menghindari hal-hal yang tidak
diinginkan, pada saat pengambilan gaji di BRI, Juru Bayar harus dikawal
oleh minimal 2 orang Provost dan 2 orang Tim Intel bersepeda motor
dengan membawa senjata organik.
1)

Pada saat pengambilan di BRI.

a)
Juru bayar bersama 1 orang Provost menuju Kasir
pembayaran/teller.
b)
Provost bersiaga diluar pintu, Juru bayar masuk
kedalam Bank.
c)
1 orang Provost siaga di kendaraan.
d)
2 orang anggota unit Intel dengan berkendaraan
sepeda motor siaga ditempat yang mudah untuk melaksanakn
pengawasan.
2)

Diperjalanan.

a)
Juru bayar, Provost berada didalam satu kendaraan.
b)
Unit Intel yang mengendarai sepeda motor mengikuti
dibelakang kendaraan.
7.

Ketentuan pendistribusian.

a.
Tempat pendistribusian gaji anggota dilaksanakan di kantor Juru
bayar dibawah pengawasan Pasimin.
b.
Personel yang berhak menerima.
Personel yang berhak untuk
menerima penghasilan (gaji) sesuai dengan pengajuan Juru bayar yaitu :
1)
2)
3)

Anggota organik Kodim 0502/JU.


Anggota tumpang rawat.
Anggota MPP.

Pengambilan gaji harus dilaksanakan personel itu sendiri atau orang lain
yang dikuasakan sepengetahuan Dandim 0502/JU.
c.
Perlakuan gaji prajurit yang THTI/disersi.
Bagi personel yang
meninggalkan satuan/dinas tanpa ijin dari Komandan satuan, maka
diberlakukan ketentuan sbb :
1)
Bila anggota yang meninggalkan dinas dan telah ditertibkan
surat THTI, penghasilan (gaji) bulan selanjutnya masih dapat
diajukan, hal ini dilakukan untuk mengantisipasi bila personel
tersebut tertangkap atau kembali lagi ke kesatuan.
2)
Apabila dana penghasilan (gaji) sudah diajukan, sedangkan
pada saat penerimaan gaji, anggota yang disersi tersebut tidak
kembali, maka dana gaji tersebut harus dikembalikan ke negara per
KU-42 melalui Pekas yang melayani.
4

3)
Bagi anggota yang telah dinyatakan disersi, maka gaji yang
bersangkutan dihentikan.
d.
Langkah-langkah pengamanan.
Untuk mewujudkan tertib
administrasi dana dan hak (gaji) anggota, diterima sesuai dengan haknya
serta untuk menghindari tegoran dari tim Wasrik, maka Juru bayar harus
memperhatikan hal-hal sbb :
1)
Pada saat pengambilan gaji, anggota diharuskan untuk
menandatangani DPPK/M (KU-17).
2)
Anggota yang menerima gaji, wajib membandingkan antara
KU-17 dengan struk gaji yang diterima.
3)
Setelah seluruh anggota selesai menrima gaji, Juru bayar
diwajibkan untuk mengisi data pada Buku KU-17.
KETENTUAN PENGAMBILAN DAN PENGGUNAAN DANA PROGRAM

8.
Umum.
Selain dana penghasilan (gaji), dana rutin yang dialoksaikan
kepada Kodim 0502/JU adalah dana program yang digunakan untuk mendukung
program kerja satuan dalam 1 tahun anggaran, sehingga pelaksanaan setiap
kegiatan dapat tercapai secara tepat, efektif dan efesien tanpa mengurangi hak
prioritas sesuai peraturan dan ketentuan yang berlaku.
9.

Ketentuan pengambilan.

a.
Penyelesaian administrasi.
Pada tahap penyelesaian
administrasi, tugas dan tanggung jawab Dandim 0502/JU selaku pengguna
dana dalam pelaksanaan anggaran adalah sbb :
1)
Melaksanakan program, baik yang bersifat kegiatan rutin
maupun pembangunan atas dasar rencana yang telah disiapkan dan
sesuai dengan P3 yang diterima.
2)
Memerintahkan pejabat yang berkompeten dengan P3 untuk
melengkapi dan menyiapkan dokumen-dokumen syarat-syarat
tagihan sesuai ketentuan administrasi secara lengkap dan benar.
3)
Memriksa kelengkapan dan kebenaran dokumen-dokumen
syarat tagihan oleh pejabat yang ditunjuk.
4)
Memriksa hasil pelaksanaan program secara fisik dengan
membandingkan rencana dan anggaran.
5)
Menerbitkan surat permintaan pembayaran rutin (SPPR) atau
surat permintaan pembayaran pembangunan (SPPP).
5

b.
Personel yang mengambil.
Personel yang mengambil dalam hal
ini disebut pihak ketiga adalah pejabat yang ditunjuk yang namanya
tercantum dalam SPPR/SPPP, mempunyai tugas dan tanggung jawab sbb :
1)
Menyiapkan dokumen tagihan rutin/pembangunan atas dasar
SPPR/SPPP.
2)
Membuat dokumen tagihan sebanyak rangkap lima.
3)
Mengajukan tagihan ke Pekas.
4)
Menerima pembayaran tagihan dari Pekas.
5)
Bertanggung jawab kepada Dandim 0502/JU atas
pelaksanaan tugas.
c.
Langkah pengamanan.
Pihak ketiga/kepala seksi yang telah
ditunjuk namanya baik dalam SPPR/SPPP harus mengambil dana di Pekas
dengan membawa dokumen tagihan yang sah untuk dana yang berjumlah
lebih besar dari Rp. 5.000.000,- tidak dalam bentuk uang tunai, akan tetapi
dalam bentuk Cek/Giro Bilyet.
10.

Ketentuan pengamanan.

a.
Pendistribusian.
Dana program yang telah diterima harus
disalurkan ke masing-masing bidang seperti yang telah diotorisasikan
dalam perintah pelaksanaan program (P3).
b.
Penggunaan dan pertanggung jawaban dana.
Dalam hal penggunaan dan pertanggung jawaban dana program harus mengacu kepada
program kerja yang ada dan P3 yang diterima untuk dana akhir triwulan dari
Komando atas yakni sbb :
1)
Dana kodal, giat inter dan binter.
Mengingat penggunaan
dana kodal, intel dan binter merupakan kegiatan yang sifatnya
tertutup, dalam arti senantiasa diperlukan kerahasiaan, maka untuk
pertanggung jawaban dana dibuat oleh Staf intel dan Staf ter dengan
bukti pertanggung jawaban dana sbb :
a)
KU-17 yang ditanda tangani oleh penerima SPPR.
b)
SPPR yang dikeluarkan oleh Komandan.
c)
P3 dari Pangkotama.
d)
Untuk dana kodal, SPPR ditertibkan oleh Komandan
ditujukan kepada pejabat yang berhak.
2)
Dana Latsat.
Mengingat penggunaan dana Latsat dan
Binsiapsat ditujukan untuk meningkatkan profesionalisme parjurit dan
berkenaan dengan Staf operasi, maka penggunaan dan pertanggung
jawaban dana dikhususkan untuk Staf Ops dengan bukti
pertanggung jawaban sbb :
a)
KU-17 yang ditanda tangani oleh penerima.
b)
SPPR dikeluarkan oleh Komandan (Penerima P3).
c)
Kwitansi umum dan faktur dari pihak ketiga yang
diketahui Komandan.
6

d)
e)
f)
g)
h)
3)

Dana
Manunggal.

Bukti PPH pasal 22.


Bukti pungutan PPN (bila ada).
Surat perintah pelaksanaan latihan.
NPWP atau PKP dari rekanan.
Copy P3 dari Pangjotama.
Ransum

D/F,

Watdok

Jarah

(bintal)

dan

Duklog

Untuk pertanggung jawaban dan penggunaan dana


Ransum D/F dikelola oleh Staf logistik dengan bukti pertanggung
jawaban keuangan sbb :
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
c.

KU-17 yang ditanda tangani oleh penerima.


SPPR yang dikeluarkan oleh Komandan.
P3 dari Pangkotama.
Kwitansi umum.
Faktur dari pihak ketiga.
Bukti pungutan PPN pasal 22 dan PPN.
NPWP atau PKP dari rekanan.

Pengamanan dan pengawasan.

1)
Pengamanan.
Setiap kepala seksi/pihak ketiga yang telah
dicantumkan dalam SPPR bertanggung jawab atas dana yang
diterima agar dana tersebut benar-benar digunakan untuk
mendukung kegiatan yang diprogramkan.
2)
Pengawasan.
Untuk menjamin sasaran yang diharapkan
sangat ditentukan oleh ketelitian dan kecermatan didalam
melaksanakan
kegiatan
pengawasan.
Pengawasan
harus
dilaksanakan secara terus menerus dan berjenjang dengan menitik
beratkan pada tindak pencegahan guna menghindari terjadinya,
penyimpangan penggunaan uang negara.
a)

Pelaksanaan pengawasan.
(1)

Pengawasan intern.
(a)
Pengawasan melekat oleh Komandan.
(b)
Pengawasan
teknis
oleh
badan
keuangan.
(c)
Pengawasan fungsional oleh pejabat
struktural.

(2)
Pengawasan ekstern.
Dilaksanakan
tim Wasrik baik intern maupun ekstern TNI-AD.
b)

Tehnik pengawasan.
(1)

Pengawasan langsung (komprehensip).


(a)
(b)

Melaksanakan giat Rik


Mengadakan inspeksi.
7

oleh

(2)

Pengawasan tidak langsung (administrasi).


(a)
Melaksanakan giat pencatatan dan
pencocokan terhadap laporan.
(b)
Memeriksa laporan penggunaan dana
secara periodik.

PENUTUP

11.
Demikian Protap pengamanan keuangan Kodim 0502/JU agar dapat
digunakan sebagai pedoman setiap pelaksanaan kegiatan sehari-hari. Hal-hal
yang belum tercantum dalam Protap ini akan ditentukan kemudian.

Dikeluarkan di Jakarta
Pada tanggal
Maret 2013
Komandan Kodim 0502/JU

Joko Setiawan Sejati


Letnan Kolonel Kav NRP 11940028690472

KOMANDO RESOR MILITER 052/WIJAYAKRAMA


KOMANDO DISTRIK MILITER 0502/JU

Prosedur Tetap
Nomor : Protap / 05 02 / III / 2013
tentang
PENGAMANAN PERSONEL

PENDAHULUAN

1.
Umum.
Kodim 0502/JU bertanggung jawab dalam pengamanan
pembinaan personel termasuk keluarganya agar terhindar dari pengaruh-pengaruh
yang menyesatkan.
2.

Maksud dan Tujuan.

a.

Maksud.
Protap ini sebagai pedoman khusus bagi unsur Komando
maupun seluruh anggota pada umumnya dala melaksanakan pengamanan
personel dan keluarganya baik tingkat perorangan maupun tingkat satuan.

b.
Tujuan.
Protap ini sebagai pedoman atau pegangan praktis
dalam pelaksanaan mengatasi agar anggota dan keluarganya terhindar dari
hal-hal yang bertentangan dengan Sapta marga dan Sumpah prajurit serta
petunjuk-petunjuk pimpinan.
3.

Dasar.

a.
Surat telegram Pangdam Jaya Nomor ST/134-2/VI/2001 tanggal 16
Juni 2001 tentang Protap satuan.
b.
Surat telegram Danrem 052/WKR Nomro ST/ 48-02/2005 tanggal 8
Maret 2005 tentang perintanh revisi, membuat dan mengecek protap satuan
yang disesuaikan dengan standar minimal bagi satuan jajaran Korem
052.WKR.
c.
Rencana kerja Kodim 0502/JU TA 2012 khususnya tentang
penyempurnaan Protap.
4.
Ruang lingkup dan Tata urut.
Protap ini disusun dengan titik berat
pelaksanaan pengamanan personil, dengan tata urut sbb :
a.

Pendahuluan.

b.

Pelaksanaan.

c.

Penutup.
2

PELAKSANAAN

5.

Pengamanan anggota.

a.

Kerawanan yang dihadapi.


1)
Bahaya latin G.30.S/PKI.
2)
Terpengaruhnya anggota terhadap kelompok NII.
3)
Terpengaruhnya anggota terhadap golonga ekstrim kanan
lanilla.
4)
Terpengaruhnya anggota terhadap usaha-usaha orang-orang
yang mempunyai niat jahat merangkul untuk berbuat kejahatan
bersenjata.
5)
Terpengaruhnya anggota terhadap tindakan kriminal lanilla.
6)
Terpengaruhnya anggota terhadap tingkah laku yang
indisipliner, mabuk-mabukan, asusila dll.
7)
Terpengaruhnya anggota terhadap akibat pamplet-pamplet,
ceramah-ceramah yang menghasut adu domba dll.
8)
Terpengaruhnya anggota terhadap aliran kebathinan yang
menyesatkan.

b.
Pembahasan
mengatasinya.
1)

terhadap

kerawanan

yang

dihadapi

dan

usa

Bahaya latin G.30.S/PKI.


a)

Prakiraan.
(1)
Kemungkinan usa bangkitnya kembali selalu
ada.
(2)
Jalar-jalur pengaruh akan ditanamkan kepada
para anggota yang kemungkinan orang tuanya,
saudaranya, mertuanya dll yang terlibat langsung/tidak
langsung G.30.S/PKI.
(3)
Kemungkinan lolosnya anggota dari selektif
penerimaan saat akan memasuki dinas Militer, sampai
dapat aktif sampai kini, sehingga Belem hilang
pengaruh jira komunis yang ada pada dirinya.

b)

Usaha mengatasi.
(1)
Pembinaan Santi aji,
Bahaya laten komunis,
UUD-1945, GBHN, Sapta narga, Sumpah prajurit
secara rutin.
(2)
Pemeriksaan dengan pengisian clearant test
secara ulang.
(3)
Selalu meneliti riwayat hidup personel.

(4)
Memonitor gerak-gerik/tingkah laku seluruh
anggota khususnya, peka terhadap leanehan-keanehan
yang timbul (utamanya kepada mereka yang disinyalir
mempunyai famili, keluarga G.30.S/PKI, walaupun dari
golongan C sekalipun).
(5)
Mengadakan seleksi baik wawancara/tertulis
dengan para calon istri anggota yang akan menikah.
(6)
Mengawasi seluruh tamu-tamu yang datang ke
Makodim (apalagi malam hari).
(7)
Segera tangkap dan laporkan ke Posko bila ada
yang dicurigai.
2)

Terpengaruhnya anggota terhadap kelompok NII.


a)
Prakiraan.
Tidak menutup kemungkinan para
anggota ada yang terpengaruh oleh aliran NII.
b)

Usaha mengatasi.
(1)
Waspada terhadap para anggota yang terlalu
fanatik terhadap agamanya, sehingga menimbulkan
tindakan, kata-kata yang ekstrim.
(2)
Waspada terhadap anggota yang sering izin,
yang tanpa diketahui mengikuti ceramah keagamaan
yang bersifat menghasut dan ekstrim, berjuang dengan
dibalik slogan mengaku Islam.
(3)
Pembekalan bintal secara intensif, santi aji yang
berisi antara lain : Wawasan kebangsaan, UUD-1945,
GBHN, Sapta marga dan Sumpah prajurit.
(4)
Pengawasan yang ketat terhadap kegiatan
anggotanya utamanya diluar jam dinas.

3)

Terpengaruhnya anggota dari golongan ekstrim kanan lainnya.


a)

Prakiraan.
(1)
Menyebarkan pamplet-pamplet.
(2)
Pok ini terdiri dari para cerdik cendikiawan,
pengusaha dan para senior TNI yang telah
purnawirawan,
sehingga
dalam
menyebarkan
pampletnya dapat menggunakan kata-kata halus
seolah-olah masuk diakal, namun tujuannya adalah
ingin menggulingkan pemerintahan yang sah.

b)

Usaha mengatasi.
(1)
Santi aji secara intensif antara lain tentang
wawasan kebangsaan, UUD-194, Sapta marga dan
Sumpah prajurit.
(2)
Jam komandan, untuk memberikan bekal
kewaspadaan berpikir.
4

(3)
Penanaman rasa loyalitas kepada satuan
sehingga tidak mudah dipengaruhi oleh unsur lain
diluar satuan sendiri.
(4)
Selalu tunduk mengikuti jalur hirarki yang telah
ada.
4)
Terpengaruhnya anggota dari orang-orang yang mempunyai
niat jahat tindak kriminal, asusila, amoral, mabuk-mabukan dll.
a).

Prakiraan.
(1)
Telah banyak kasus yane menyangkut anggota
ABRI sebagai pelaksana perampokan, penodongan,
backing jual beli senjata, disersi dll yang kesemuanya
akibat tidak tahunya pengaruh dari lingkungan luar.
(2)
Lingkungan disekitar asrama banyak didiami
tempat-tempat WTS, sehingga memudahkan para
anggota yang kurang kuat mentak/disiplinnnya untuk
melakukan pelanggaran disiplin.
(3)
Pancingan dari pihak luar akibat pergaulan yang
kurang selektif untuk memanfaatkan anggota TNI
sebagai backing.

b)

Usaha mengatasi.
(1)
Aktif membekali Santi aji antara lain : wawasan
kebangsaan, perang modern, UUD-1945, Sapta marga
dan Sumpah prajurit.
(2)
Memperbanyak jam komandan untuk membekali
rasa disiplin pribadi, rasa harga diri, rasa malu, rasa
bangga terhadap profesi dll.
(3)
Pengawasan yang intensif terhadap tindakantindakan diluar jam dinas.
(4)
Perhatian yang serius terhadap kesejahteraan
anggota.
(5)
Selalu
mengikuti
perkembangan
situasi
diluar/lingkungan, untuk segera mengambil langkahlangkah pencegahan.
(6)
Selalu teliti memeriksa siapa kawannya, dimana
tempat tinggal dan apa yang diperbuat para
anggotanya bila diluar jam dinas.
(7)
Penguasaan terhadap para anggota dengan
prinsip, tehnik, azas kepemimpinan yang telah dimiliki.
(8)
Segera waspada bila ada anggotanya yang jadi
OKB (Organisasi karya
baru) dengan
cara
mendapatkannya tidak syah.

5)
Terpengaruhnya anggota akibat pamplet, ceramah-ceramah
yang menghasut adu domba dll.

a)

Praanggapan.
(1)
Selebaran, pamplet dll yang berisi hasutan,
cacian, adu domba Sangay mudah mempengaruhi para
pembacanya.
(2)
Ceramah-ceramah
hasutan
baik
melalui
selubung dakwah maupun melalui siaran radio dll,
apabila tidak ada kedewasaan berpikir akan
menghanyutkan para anggota kesikap yang ragu-ragu
dan akhirnya anti pati terhadap pemerintah yang sah.

b)

Usaha mengatasi.
(1)
Intensif dalam pemberian santi aji : wawasan
kenagsaan, UUD 1945, GBHN, Sapta marga dan
Sumpah prajurit.
(2)
Kemunikasi dua arah antara unsur Dan dengan
bawahannya harus sering diadakan.
(3)
Penerangan terakhir terhadap menjalarnya isuisu negatif harus segera diatasi dengan penjelasan
yang sesuai.
(4)
Segera sita apabila ada selebaran, pamplet,
selogan-selogan dan laporkan ke atasan apabila hal tsb
bernada menghasut, memfitnah, mengadu domba dll.

6)
Terpengaruhnya anggota terhadap
kepercayaan yang dapat menyesatkan.
a)

aliran

kebatinan,

Praanggapan.
(1)
Adanya aliran-aliran yang dapat menyesatkan
anggota bertentangan dengan agama yang resma,
akhirnya anggota akan lebih mempercayai terhadap
ilmu-ilmu gaib.
(2)
Bahaya tersebut, anggota akan lebih percata,
tunduk terhadap Guru mereka dari pada terhadap
atasannya.

b)

Usaha mengatasi.
(1)
Intensipkan Bintal : pendalaman agama yang
dianut.
(2)
Intensipkan jam Dan : isi dengan kepercayaan
diri sendiri, rasa El sprit de coros dll.
(3)
Awasi tingkah laku anggota yang lain dari yang
lain.
(4)
Segera basmi apabila ada anggota yang
menyimpan benda-benda yang dikeramatkan, dengan
jalan seringnya diadakan pemeriksaan mendadak.

6.

Pengamanan keluarga.

a.

Kerawanan yang dihadapi.

1)
Bahaya laten G.30.S/PKI.
2)
Terpengaruhnya keluarga terhadap golongan Eka.
3)
Terpengaruhnya keluarga terhadap tetangga sesama
pangkatnya yang kehidupannya lebih baik.
4)
terpengaruhnya keluarga akibat pamplet-pamplet, ceramahceramah yang menghasut, mengadu domba dll.
5)
Terpengaruhnya keluarga terhadap aliran kebatinan yang
menyesatkan.
b.
Pembahasan terhadap kerawanan yang dihadapi dan usaha
mengatasinya.
1)

Bahaya laten G.30.S/PKI.

a)
Prakiraan.
Kemungkinan lolosnya keluarga dari
pengawasan pada waktu nikah sehingga belum hilang
pengaruh komunis dikarenakan belum bersih lingkungan.
b)

Usaha mengatasinya.

(1)
Pembinaan santi aji antara lain : Bahaya laten
komunis, wawasan kebangsaan, UUD 1945 dan
GBHN.
(2)
Selalu meneliti riwayat hidup.
(3)
Memonitor gerak-gerik, tingkah laku seluruh
keluarga, terutama mereka yang disinyalir mempunyai
famili/keluarga eks G.30.S/PKI sekalipun dari golongan
C.
(4)
Mengadakan seleksi baik wawancara/tertulis
dengan para calon istri yang akan dinikahi.
2)

Terpengaruhnya keluarga terhadap golongan Eka.

a)
Prakiraan.
Kemungkinan adanya keluarga anggota
yang terpengaruh terhadap golongan Eka.
b)

Usaha mengatasi.

(1)
Waspada terhadap para keluarga yang selalu
fanatik terhadap agama yang dianutnya.
(2)
Waspada terhadap para keluarga yang tanpa
diketahui mengikuti ceramah keagamaan yang bersifat
menghasut dan ekstrim, berjuang dengan berkedok
agama.
(3)
Pembekalan Bintal secara intensif santi aji yang
antara lain berisi : UUD 1945 dan GBHN.
(4)
Penelitian riwayat hidup.
7

3)
Terpengaruhnya keluarga terhadap
pangkatnya yang penghidupannya lebih baik.

tetangga

sesama

a)
Prakiraan.
Adanya kemungkinan kecemburuan
sosial dilingkungan keluarga anggota.
b)

Usaha mengatasi.

(1)
Kepala keluarga harus dapat memberikan
pengertian pada keluarganya agar tidak terpengaruh
terhadap situasi lingkungannya terutama yang hidup
dalam asrama.
(2)
Aktif mengikuti pertemuan kegiatan Persit
Chandra Kirana maupun kegiatan Dharma Pertiwi.
(3)
membatasi pergaulan dengan orang lain yang
tidak ada gunanya.
(4)
Aktif mengikuti kegiatan kerohanian yang
ditentukan atau diketahui oleh Dansat.
4)
Terpengaruhnya keluarga akibat pamplet-pamplet, ceramahceramah yang menghasut, adu domba dll.
(a)

Prakiraan.

(1)
Adanya selebaran, pamplet dll yang berisi
hasutan, cacian, adu domba, sangat mudah
mempengaruhi para pembacanya.
(2)
Adanya ceramah-ceramah hasutan baik melalui
selubung dakwah maupun melalui Mass media lain
apabila
tidak
kedewasaan
berpikir
akan
menghanyutkan para pendengar dan akhirnya anti pati
terhadap Pemerintah orde baru.
(3)
Penanganan terakhir terhadap menjalarnya isuisu negatif harus segera diatasi dengan penjelasan
yang sesuai.
5)
Terpengaruhnya keluarga terhadap
kepercayaan yang dapat menyesatkan.
(a)

aliran

kebatinan,

Prakiraan.

(1)
Adanya aliran-aliran yang dapat menyesatkan
keluarga bertentangan dengan agama yang resmi,
akhirnya anggota akan lebih mempercayai terhadap
ilmu-ilmu gaib, musrik dll.
(2)
Bahaya tersebut, keluarga akan lebih percaya
tunduk terhadap guru mereka dari pada suami maupun
arahan-arahan yang diberikan oleh Ketua Persit KCK
dan Dharma Pertiwi.
8

(b)

Usaha mengatasi.

(1)
Intensifkan Bintal dan pendalaman agama yang
dianut.
(2)
Intensifkan pada waktu ada pertemuan atau
kegiatan-kegiatan Persit Chandra Kirana dan Dharma
Pertiwi, pembina Persit Chandra Kirana memberikan
arahan-arahan yang positif.
(3)
Segera menyita apabila ada keluarga yang
menyimpan benda-benda yang dikeramatkan.
PENUTUP

7.
Hal-hal yang belum tercantum dalam Protap ini akan diatur kemudian
sesuai dengan situasi dan kondisinya.
8.
Protap ini berlaku sejak tanggal dikaluarkan, selanjutnya Protap lama
dinyatakan tidak berlaku lagi.

Dikeluarkan di Jakarta
Pada tanggal
Maret 2013
Komandan Kodim 0502/JU

Joko Setiawan Sejati


Letnan Kolonel Kav NRP 11940028690472

KOMANDO RESOR MILITER 052/WIJAYAKRAMA


KOMANDO DISTRIK MILITER 0502/JU

Prosedur Tetap
Nomor : Protap / 06 02 / III / 2013
tentang
PENGAMANAN MATERIIL

PENDAHULUAN

1.
Umum.
Kodim 0502/JU bertanggung jawab dalam pengamanan
materiil untuk mencegah penyalahgunaan materiil baik kepada Satuan maupun
perorangan.
2.

Maksud dan Tujuan.

a.

Maksud.
Sebagai pedoman utamanya bagi unsur pimpinan dalam
mengawasi anggotanya dalam mempergunakan materiil yang menjadi tanggung
jawabnya.

b.
Tujuan.
Protap ini dibuat atau disusun sebagai pedoman dalam
penggunaan materiil yang dipertanggung jawabkan baik pada satuan
maupun perorangan, sehingga tidak terjadi penyelahgunaan.
3.

Dasar.

a.
Surat telegram Pangdam Jaya Nomor ST/134-2/VI/2001 tanggal 16
Juni 2001 tentang Protap satuan.
b.
Surat telegram Danrem 052/WKR Nomro ST/ 48-02/2005 tanggal 8
Maret 2005 tentang perintanh revisi, membuat dan mengecek protap satuan
yang disesuaikan dengan standar minimal bagi satuan jajaran Korem
052.WKR.
c.
Rencana kerja Kodim 0502/JU TA 2012 khususnya tentang
penyempurnaan Protap.
PELAKSANAAN

4.

Yang termasuk dalam Pam Mat antara lain :

a.

Senjata.

b.

Munisi.

c.

Kendaraan.

d.

Alat-alat kesatrian.
2

5.

Pelaksanaan pengamanan.

a.

Senjata.

1)
Pistol.
Bagi anggota yang mendapatkan senjata inventaris
harus memperhatikan hal-hal, sbb :
a)
Pengambilan senjata.
Pengambilan senjata dari
petugas gudang senjata dan mencatat dibuku pengeluaran
senjata serta senjata harus sesuai dengan pemegangnya.
b)
Penggunaan senjata.
Tidak dibenarkan sama
sekali meminjamkan kepada orang lain dan tidak dibenarkan
digunakan untuk perbuatan yang melawan hukum.
c)
Pengembalian senjata.
Pengembalian senjata
kepada petugas gudang senjata dalam keadaan bersih, tidak
boleh dititipkan serta mencatat dibuku masuk senjata.
d)
Tindakan pengamanan.
Seluruh pemegang pistol
harus dilindungi dengan surat senjata sesuai dengan
pemegangnya.
2)

Senjata laras panjang/senapan.

a)
Pengambilan senjata.
Pengambilan senjata harus
dari petugas gudang, kalsanakan tindakan keamanan, catat
dibuku keluar/masuk senjata dan senjata sesuaikan dengan
pemegangnya.
b)
Penggunaan senjata.
Tidak
dibenarkan
meminjamkan senjata kepada orang lain, dan tidak
dibenarkan digunakan untuk perbuatan melanggar hukum.
c)
Pengembalian senjata.
Setiap perorangan harus
mengembalikan senjata pada petugas gudang dalam keadaan
bersih, laksanakan tindakan keamanan, catat dibuku
keluar/masuk senjata.
d)
Tindakan pengamanan.
Senjata di gudang harus
betul-betul teratur, rapi dan terkunci serta dipintu gudang
dipasang alarm.
e)
Pembersihan senjata.
Senjata yang masuk/ keluar
harus dalam keadaan bersih dan diadakan pengawasan dan
pengecekan terhadap kelengkapan dan kebersihan senjata
baik oleh unsur Dan masing-masing maupun oleh Staf yang
berwenang.
b.

Munisi.

1)
Pengeluaran munisi.
Pengeluaran munisi atas perintah
Komandan Kodim 0502/JU dan apabila melaksanakan latihan
menembak penggunaan munisi harus dilengkapi rencana latihan.
2)
Pengembalian munisi.
Munisi sisa latihan dikembalikan
sesuai prodesur pengembalian munisi.

3)

Penyimpanan munisi dengan ketentuan sbb :


a)

Sekitar gudang.

(1)
Bersihkan dari bahan-bahan yang mudah
terbakar.
(2)
Hindari genangan air sekitar gudang maupun
selokan gudang.
b)

Alat-alat pemadam kebakaran.

(1)
(2)
(3)
(4)
c)

Drum selalu berisi air.


Bak pasir selali berisi dan kering.
Pemadam kebakaran harus selalu siap dipakai.
Tersedia ember-ember dan skop.

Dalam gudang.

(1)
Bersih dari bahan-bahan yang mudah terbakar.
(2)
Gangguan rayap, semut harus dihindari dan
dapat digunakan DDT.
(3)
Dilarang dicampur dengan barang-barang : Oli,
bensin ataupun senjata lainnya.
(4)
Bersihkan dari sarang-sarang burung dan tikus.
(5)
Sinar matahari yang langsung kepenyimpanan
gudang harus dihindari.
(6)
Hindari dari udara lembab dan basah, gudang
setiap hari harus dibuka, kecuali udara lembab.
(7)
Suhu maksimal 30 C dan agar dijaga berada
dibawah 30 C.
(8)
Tiap tumpukan munisi harus diberi landasan.
(9)
Peti-peti tanpa kaki penumpukan harus diberi
antara.
(10) Tiap tumpukan harus sejenis.
(11) Yang jenis Phospor harus dipisahkan, misalnya :
granat isyarat, granat cahaya, granat asap dan gas
airmata.
(12) Antara langit-langit dan tumpukkan teratas 150
cm.
(13) Jarak antara tumpukan peti/coli + 120 cm.
(14) Untuk lebih mendetailnya lihat Harcegah.
c.

Kendaraan.

1)
Tidak dibenarkan menggunakan kendaraan tanpa yang
berwenang.
2)
Tidak dibenarkan mengemudikan kendaraan bila tidak
mempunyai :
a)
b)

Sim TNI untuk ran dinas.


Sim umum untuk ran umum (sipil).
4

3)
Pemakaian kendaraan hanya untuk dinas, pengemudi (Ba/Ta)
harus berpakaian dinas lengkap.
4)
Pemakai kendaraan wajib mentaati peraturan lalu lintas (lalin).
5)
Khususnya didalam komplek dilarang keras melarikan
kendaraan diatas 30 km/jam.
6)
Tidak dibenarkan mencoba-coba, bermain-main dengan
kendaraan.
7)
Pemeliharaan dan perawatan kendaraan ikuti petunjuk
Harcegah yang berlaku.
8)
Untuk pengguna kendaraan roda dua, harus menggunakan
helm pengamanan.
9)
Dilarang berboncengan 3 orang diatas sepeda motor.
10)
Keluar masuk cantor, seluruh pengemudi harus melaporkan
diri lepada Pa piket/jaga Kodim dan harus dilindungi surat ijin jalan.
d.

Alat-alat kesatrian.

1)
Tidak dibenarkan merubah bentuk dan kedudukan alsatri yang
ada, tanpa seijin Dan/Kasdim.
2)
Tidak dibenarkan dan merupakan larangan keras
menggunkan alsatri untuk kepentingan diri sendiri/keluarga.
3)
Alsatri yang rusak harus segera dilaporkan ke Komando.
4)
Inventarisasi alsatri harus selalu diperhatikan dengan tercatat.
5)
Alsatri yang sudah tidak digunakan harus dilaporkan kepada
pejabat yang berwenang (Pasimin) untuk diinventarisir.
6)
Segala peminjaman alsatri harus selalu diikuti dengan
administrasi.
PENUTUP

6.
Dengan adanya Protap ini diharapkan semua materiil dapat dijaga
keamanannya dan dirawat dengan baik sehingga setiap saat dapat dipergunakan
dengan mudah dan cepat.
7.
Protap ini dapat ditambah/dikurangi apabila didalamnya masih terdapat
kekurangan sesuai dengan perkembangan situasi dan kondisi.

Dikeluarkan di Jakarta
Pada tanggal
Maret 2013
Komandan Kodim 0502/JU

Joko Setiawan Sejati


Letnan Kolonel Kav NRP 11940028690472
KOMANDO RESOR MILITER 052/WIJAYAKRAMA
KOMANDO DISTRIK MILITER 0502/JU

Prosedur Tetap
Nomor : Protap / 07 02 / III / 2013
tentang
KESIAPSIAGAAN
PENDAHULUAN
1.

Umum.
a.
Kesiapan merupakan syarat mutlak yang harus dimiliki oleh setiap
satuan militer baik satuan tempur, satuan banpur, satuan koter maupun
satuan Bappres, tanpa ada kesiapan baik secara perorangan maupun
kelompok maka sangat mustakhil tugas yang diberikan oleh komando atas
akan terselesaikan dengan baik.
b.
Dalam rangka menghadapi ancaman yang berada di wilayah
tanggung jawabnya, maka satuan harus memiliki kesiapan yang tinggi
dalam arti cepat dalam berkumpul, cepat dalam bergerak dan cepat dalam
bertindak sesuai prosedur yang telah ditentukan.
c.
Untuk menunjang keberhasilan dalam menghadapi ancaman yang
berada di wilayah tanggung jawabnya, maka perlu adanya buku petunjuk
dalam bentuk Protap.

2.

Maksud dan Tujuan.


a.
Maksud.
Protap ini disusun sebagai pedoman
melaksanakan kesiapsiagaan satuan Makodim 0502/JU.

dalam

b.
Tujuan.
Agar dalam pelaksanaannya dapat berjalan sesuai
dengan ketentuan.
3.
Ruang lingkup dan Tata urut. Protap ini disusun meliputi usaha-usaha
yang dilakukan Kodal dan kecepatan dengan tata urut, sbb :
a.

Pendahuluan.

b.

Macam situasi.

c.

Pelaksanaan.

d.

Penutup.

2
4.

Dasar.

a.
Surat telegram Pangdam Jaya Nomor ST/134-2/VI/2001 tanggal 16
Juni 2001 tentang Protap satuan.
b.
Surat telegram Danrem 052/WKR Nomro ST/ 48-02/2005 tanggal 8
Maret 2005 tentang perintanh revisi, membuat dan mengecek protap satuan
yang disesuaikan dengan standar minimal bagi satuan jajaran Korem
052.WKR.
c.
Rencana kerja Kodim 0502/JU TA 2012 khususnya tentang
penyempurnaan Protap.
MACAM SITUASI
5.

6.

7.

Macam.
a.

Keadaan tingkat Siaga-III disebut situasi hijau.

b.

Keadaan tingkat Siaga-II disebut situasi kuning.

c.

Keadaan Siaga-I disebut situasi merah.

Perubahan situasi.

Perubahan situasi dapat terjadi karena :

a.

Perintah komando atas.

b.

Perubahan situasi karena latihan.

Keterlibatan satuan.
a.

Pada situasi hijau, pasukan siaga 1/3 kekuatan.

b.

Pada situasi kuning, pasukan siaga 2/3 kekuatan.

c.

Pada situasi merah, pasukan siaga seluruhnya.

PELAKSANAAN
8.

Keadaan siaga tingkat-III (situasi hijau).


a.

Pasukan.
1)
Pasukan disiagakan sebanyak 1/3 kekuatan (1 SST).
2)
Pasukan siaga diambil dari Pok LF, sebagian Staf Kodim dan
Tuud.
3)
Pada keadaan biasa apel siaga jam 21.00 di halaman
Makodim.
3

4)
Dan siaga adalah perwira yang ditunjuk menurut jadwal giliran
yang ditanda tangani oleh Dandim.
5)
Dan siaga menjaga agar pasukan dapat digerakkan dengan
cepat apabila sewaktu-waktu dibutuhkan.
b.

Perlengkapan.
1)
2)
3)

c.

Perlengkapan perorangan.
Senjata dan munisi perorangan.
Kendaraan beserta pengemudi siaga di makodim.

Sistem Komando dan pengendalian.


1)
Sesuai dengan ketentuan yang berlaku dari Koamndo atas.
2)
Tiap-tiap Staf mengirimkan daftar nama-nama anggota siaga
kepada Pasiops Kodim.
3)
Anggota siaga dilarang meninggalkan Makodim tanpa seijin
dari Dan siaga.
4)
Bergerak atas perintah.

d.
Pelaku.
Dalam hal ini hanya berlaku bagi anggota Makodim
yang ditunjuk sewaktu-waktu dapat dikumpulkan dan digerakkan.
9.

Keadaan siaga tingkat-II (situasi kuning).


a.

Perubahan situasi.
1)
2)

b.

Perubahan situasi ditentukan oleh.

Komando atas.
Dandim 0502/JU.

Pasukan.
1)
Pasukan disiagakan sebanyak 2/3 kekuatan (2 SST).
2)
Pasukan siaga diambil dari Pok LF, Staf Makodim, Tuud
Kodim dan Staf Koramil.
3)
Apel siaga jam 21.00 di halaman Makodim 0502/JU.
4)
Dan siaga adalah perwira yang ditunjuk menurut jadwal giliran
yang ditanda tangani oleh Dandim.
5)
Dan siaga menjaga agar pasukan dapat digerakkan dengan
cepat apabila sewaktu-waktu dibutuhkan.
6)
Pasukan dapat dikumpulkan dan digerakkan sewaktu-waktu
dibutuhkan dalam waktu yang cepat.

c.

Perlengkapan.
1)
Perlengkapan perorangan.
2)
Senjata dan munisi perorangan, munisi cadangan berada di
piket Makodim.
3)
Kendaraan beserta pengemudinya tetap siaga di makodim.
4

d.

Sistem komando dan pengendalian.


1)
Sesuai dengan ketentuan yang berlaku dari komando atas.
2)
Tiap-tiap Staf/Koramil mengirimkan daftar nama-nama
anggota siaga kepada Pasiops Kodim.
3)
Anggota siaga dilarang meninggalkan Makodim tanpa ijin dari
Dan siaga.
4)
Bergerak atas perintah.

e.
Pelaku.
Dalam hal ini hanya berlaku bagi anggota Makodim dan
Staf Koramil yang ditunjuk sewaktu-waktu dapat dikumpulkan dan
digerakkan.
10.

Keadaan siaga tingkat-I (situasi merah)


a.

Perubahan situasi.
1)
2)

b.

Perubahan situasi ditentukan oleh :

Komando atas.
Dandim 0502/JU.

Pasukan.
1)
Pasukan disiagakan seluruhnya dengan kekuatan 1 SSK.
2)
Perwakilan yang ditinggalkan di masing-masing Staf dan
Babinsa sudah ditentukan oleh masing-masing Pa Staf/Danramil.
3)
Apel ditentukan tersendiri sesuai kebutuhan.
4)
Siap digerakkan dengan cepat.
5)
Istirahat berada di Makodim.

c.

Perlengkapan.
1)
2)
3)

d.

Perlengkapan perorangan.
Senjata dan munisi perorangan.
Kendaraan beserta pengemudi siaga di Makodim.

Sistem komando dan pengendalian.


1)
Sesuai dengan ketentuan yang berlaku dari komando atas.
2)
Tiap-tiap Staf dan Koramil mengirimkan daftar nama-nama
anggota siaga kepada Pasi Ops Kodim.
3)
Anggota siaga dilarang meninggalkan Makodim tanpa seijin
dari Dan siaga.
4)
Bergerak atas perintah.

e.
Pelaku.
Seluruh anggota Kodim kecuali perwakilan Staf dan
Babinsa yang ditinggalkan.

11.

Sistem pengumpulan anggota.


a.
Tingkat siaga-III.
0502/JU.
b.

Titik

kumpul

anggota

dihalaman

Makodim

Pada saat jam kerja.


1)
Kumpulkan anggota yang disiagakan, dan apabila masih
kurang ambilkan dari anggota Staf yang ada.
2)
Diapelkan dan diberangkatkan sesuai dengan tugas yang
diperlukan.

c.

Pada saat diluar jam kerja.


1)
Berikan tanda kumpul setelah lengkap diberangkatkan.
2)
Berangkat sesuai tugas yang diberikan.
3)
Bila anggota belum cukup segera hubungi anggota yang
terdekat.

12.

Pengamanan.
a.
b.
c.
d.

Adakan pengamanan terhadap personel dan materiil.


Senjata diisi atas perintah.
Senjata dalam keadaan kosong.
Dilarang bersendagurau dengan menggunakan senjata.

13.
Tanda kumpul.
Tanda kumpul siaga tingkat-I, II dan III menggunakan
lonceng titir 2 kali selama 5 menit.
14.

Type senjata.
a.

Type senjata dalam pengerahan pasukan.


1)
Type-A, pakaian PDLT senjata organik..
2)
Type-B, pakaian PDLT 2/3 kekuatan menggunakan senjata,
sedangkan sisanya menggunakan tongkat.
3)
Type-C, pakaian PDLT 1/3 kekuatan menggunakan senjata,
sedangkan 2/3 menggunakan tongkat.
4)
Type-D, pakaian PDLT seluruh kekuatan menggunakan rotan.

b.
Dalam suatu penugasan khususnya pakaian dapat disesuaikan
dengan jenis penugasan dan type senjata yang digunakan.

15.

Tugas perorangan apabila ada pengerahan pasukan secara mendadak.


a.

Tugas anggota.
1)
2)
3)

b.

Berkumpul dengan secepatnya.


Mengambil senjata perorangan.
Berkumpul sesuai dengan kelompok.

Tugas komandan regu.


1)
Berkumpul dengan secepatnya.
2)
Mengambil senjata perorangan.
3)
Mengecek terhadap anggotanya dan melaporkan kesiapannya
kepada Danton.

c.

Tugas komandan pleton.


1)
Berkumupl dengan cepat.
2)
Mengecek terhadap anggotanya dan melaporkan kesiapannya
kepada Danki.

d.

Tugas komandan kompi.


1)
Berkumpul dengan cepat.
2)
Mengecek terdapat anggotanya dan melaporkan kesiapannya
kepada Dandim.

e.

Tugas piket Kodim.


1)
Membunyikan tanda kumpul sesuai dengan prosedur atas
perintah Dandim 0502 atau yang ditunjuk.
2)
Membantu mengecek anggota dan mencari anggota yang
belum kumpul.

16.
Sangsi.
Bagi anggota yang lalai terhadap pelaksanaan ketentuan
diatas dapat dikenakan sangsi, sbb :
a.

Tindakan disiplin.
1)
Melaporkan perkembangan situasi atau hal-hal yang menonjol
yang terjadi langsung ke Dan/Kasdim.
2)
Melaporkan situasi dengan Insophub yang berlaku.

b.

Tata tertib.
1)
Selama melaksanakan Pam obyek sesuaikan dengan Protap
yang telah ditentukan.
2)
Gunakan gamad TNI yang telah ditentukan selama
pelaksanaan pam obyek.
3)
Menjaga citra TNI selama pelaksanaan tugas.
7

4)
Tetap
menjaga
hubungan
yang
baik
dengan
masyarakat/lingkungan dengan menerapkan Binter.
5)
Wajib lapor setiap perkembangan situasi dan menembak atas
perintah Dan/Kasdim.
c.
Tahap akhir.
Setelah selesai melaksanakan tugas, maka
kegiatan selanjutnya adalah konsolidasi meliputi :
1)
Pengecekan perlengkapan dan administrasi lainnya.
2)
Laporan pelaksanaan tugas.
3)
Membersihkan perlengkapan khususnya senjata sebelum
disimpan ke gudang.
4)
Menyimpan senjata dan munisi ke gudang.
PENUTUP
17.

Hal-hal yang belum tercantum dalam Protap ini akan diatur kemudian.

Dikeluarkan di Jakarta
Pada tanggal
Maret 2013
Komandan Kodim 0502/JU

Joko Setiawan Sejati


Letnan Kolonel Kav NRP 11940028690472

Anda mungkin juga menyukai