Disusun oleh:
Ika Krastanaya I11109002
Pembimbing
dr. Lucky Sutanto, Sp. OG
PENDAHULUAN
Ibu hamil tidak bebas dari kemungkinan infeksi saat kehamilan
dan dapat memberikan pengaruh buruk terhadap tumbuh
kembang janin intrauteri.
DEFINISI
EPIDEMIOLOGI
Demam tifoid masih merupakan penyakit endemik di Indonesia.
Di daerah endemic transmisi terjadi melalui air yang tercemar. Di
daerah nonendemik penyebaran terjadi melalui tinja.
Pada umumnya menyerang penderita kelompok umur 5 30
tahun, laki laki sama dengan wanita resikonya terinfeksi. Jarang
pada umur dibawah 2 tahun maupun diatas 60 tahun. Di
Indonesia rata-rata terdapat 900.000 kasus, 91% pada umur 3-19
tahun dengan 20.000 kematian setiap tahun.
Widodo, Djoko. Demam Tifoid. Buku Ajar Penyakit Dalam Jilid III. Edisi V. Interna Publishing. Jakarta. 2009: 1775-77
Putu Surya, I Gede. Penyakit Infeksi. dalam Ilmu Kebidanan. PT.Bina Pustaka. Jakarta. 2010: 917-18
Poonia S, Satia MN, Torame VP, Natraj G. Vertical transmission of Salmonella typhi. JPGO 2015. Volume 2 No. 1.
Available from: http://www.jpgo.org/2015/01/vertical-transmissionofsalmonella.html diakses tanggal 2 Februari 2016
ETIOLOGI
Demam tifoid disebabkan oleh
Salmonella enterik serotype typhi
dengan masa inkubasi antara 360 hari. Bakteri bersifat motil,
gram negatif, tidak berkapsul,
tidak berspora, yang berasal dari
famili Enterobacteriaceae.
Salmonella merupakan bakteri
anaerob
fakultatif
yang
memfermentasikan glukosa dan
mereduksi nitrat menjadi nitrit.
Salmonella typhi memiliki antigen
H yang terletak pada flagela, O
yang terletak pada badan, dan K
yang terletak pada amplop, serta
komponen
endotoksin
yang
membentuk bagian luar dari
dinding sel.
Widodo, Djoko. Demam Tifoid. Buku Ajar Penyakit Dalam Jilid III. Edisi V. Interna Publishing. Jakarta. 2009: 1775-77
ETIOLOGI
Poonia S, Satia MN, Torame VP, Natraj G. Vertical transmission of Salmonella typhi. JPGO 2015. Volume 2 No. 1. Available from
http://www.jpgo.org/2015/01/vertical-transmissionofsalmonella
html diakses tanggal 2 Februari 201
PATOGENESIS
PATOGENESIS
Widodo, Djoko. Demam Tifoid. Buku Ajar Penyakit Dalam Jilid III. Edisi V. Interna Publishing. Jakarta. 2009: 1775-77
PATOGENESIS
Makanan atau minuman
yang terkontaminasi
Penularan
Salmonella
Transmisi
vertikal
Poonia S, Satia MN, Torame VP, Natraj G.Vertical transmission of Salmonella typhi.JPGO 2015. Volume 2 No.
1. Available from:http://www.jpgo.org/2015/01/vertical-transmissionofsalmonella.
html diakses tanggal 2 Februari 2016
FAKTOR
PREDISPOSISI
Depkes RI. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Dasar dan Rujukan. Edisi Pertama. Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia. 2013: 165-66
MANIFESTASI
KLINIS
Widodo, Djoko. Demam Tifoid. Buku Ajar Penyakit Dalam Jilid III. Edisi V. Interna Publishing. Jakarta. 2009: 1775-77
DIAGNOSIS
Diagnosis berdasarkan kultur. Kultur darah positif pada 4060% pasien pada awal perjalanan penyakit. Kultur darah
berulang direkomendasikan.
Metode baru pada diagnosis cepat yaitu melalui deteksi
secara langsung dari S. typhi antigen spesifik pada serum
atau urin melalui metode PCR (Polymerase Chain
Reaction).
Tes serologi memiliki nilai klinis yang kecil
Chervenak, MD. Text Book Perinatal Medicine Third Edition, Volume 2. The Health Sciences Publisher: New
Delhi. 2015: 1487
Baker et al. Searching For The Elusive Typhoid Diagnostic. BMC Infectious Diseases 2010: 45
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Widodo, Djoko. Demam Tifoid. Buku Ajar Penyakit Dalam Jilid III. Edisi V. Interna Publishing. Jakarta. 2009: 1775-77
Chervenak, MD. Text Book Perinatal Medicine Third Edition, Volume 2. The Health Sciences Publisher: New Delhi. 2015: 1487
TATA LAKSANA
ANTIBIOTIK
FLUOROQUINOLON
Chervenak, MD. Text Book Perinatal Medicine Third Edition, Volume 2. The Health Sciences Publisher: New Delhi.
2015: 1487
ANTIBIOTIK
KLORAMFENIKOL
Kloramfenikol
relatif
toksik
dan
dapat
menyebabkan
agranulositosis yang berat.
Kloramfenikol dapat melewati dinding plasenta dan dapat
mencapat konsentrasi terapeutik pada janin.
Kloramfenikol tidak dianjurkan pada trimester ke-3 kehamilan
karena dikhawatirkan dapat terjadi partus premature, kematian
fetus intrauterine
Dosis kloramfenikol yang berlebihan pada neonatus dapat
menyebabkan gray baby syndrome, anoreksia, takipnea,
pucat, sianosis, dan kolaps vascular. Hepar yang belum matang,
kurangnya enzim glukoronuiltransferase yang adekuat, tidak
dapat memetabolisme kloramfenikol dengan cukup cepat, dan
toksik terakumulasi pada darah
ANTIBIOTIK
TIAMFENIKOL
Tiamfenikol
tidak
dianjurkan
digunakan
pada
trimester
pertama
kehamilan
karena
kemungkinan efek teratogenik
terhadap fetus pada manusia
belum dapat disingkirkan.
PENCEGAHAN
Chervenak, MD. Text Book Perinatal Medicine Third Edition, Volume 2. The Health Sciences Publisher: New
Delhi. 2015: 1487
KOMPLIKASI
Hanafiah, TM. Diagnosis Kehamilan dalam Ilmu Kebidanan. PT Bina Pustaka. Jakarta.
2010 : 216
PROGNOSIS
Vigliani. Bakardjiev. First Trimester Typhoid Fever with Vertical Transmission of Salmonella Typhi, an
Intracellular Organism. Case Reports in Medicine Volume 2013. 2013:1-5
KESIMPULAN
Angka kejadian infeksi Salmonella pada pasien
hamil adalah sama dengan populasi umum (0,2%).
Transmisi vertikal dari Salmonella terjadi melalui
transplasenta penyebaran atau karena bakteremia
selama persalinan atau karena kontaminasi tinja
pada jalan lahir.
Tatalaksana dari demam tifoid pada kehamilan
yaitu tirah baring, diet makanan encer, rehidrasi,
antipiretik, dan pemberian antibiotik. Antibiotik
yang direkomendasikan yaitu cefotaxime
200
mg/kgBB IV per 24
jam dibagi menjadi 3-4
dosis.
TERIMAKASIH
22
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.