Para TKW yang bekerja di Arab Saudi, pada umumnya memiliki impian untuk melaksanakan
umroh atau haji. Bilamana umroh atau haji tersebut telah tercapai, etos kerja mereka
cenderung menurun, bahkan ingin segera pulang dan menunjukkan tanda-tanda kurang betah.
Prosedur seleksi yang dilakukan PJTKI terhadap calon TKW terkesan sangat longgar.
Persyaratan seperti usia, daerah asal, surat izin orang tua/suami banyak yang tidak benar.
Tingginya permintaan dari Arab Saudi dan kemiskinan yang melilit mereka menjadi
penyebab terjadinya kondisi demikian. Kondisi ekonomi calon TKW dijadikan alasan PJTKI
bersikap longgar. Petugas PJTK mengaku merasa kasihan dan wajib membantu calon TKW
agar segera berangkat dan memperoleh penghasilan layak.
Masalah yang dihadapi TKW seringkali terjadi pada saat pemulangan, yaitu banyaknya kasus
pemerasan sejak dari bandara sampai ke tempat asalnya. Banyak pula mantan TKW yang
pulang dalam keadaan hamil tanpa suami yang jelas. Ada yang gajinya belum dibayar
secara penuh. Beberapa TKW juga menerima resiko rumah tangga berantakan, karena suami
kawin lagi atau menggunakan uang secara tidak semestinya.
Sumber: Syarif Muhidin, M. Fadhil Nurdin dan Teti Asiati Gunawan (2003:6-7).
dalam hal mendatangkan devisa untuk itu Negara sudah sepatutnya mengayomi
dan melindungi keberadaan mereka selama bekerja di luar negeri dengan
memberikan dan membuatkan kebijakan perlindungan terhadap TKI di luar negeri
untuk menjamin keselamatan TKI overstayer dan non procedural yang sedang
mengurus izin tinggal dan kerja di Arab Saudi.
DAFTAR PUSTAKA
http://nasional.kompas.com/read/2015/04/17/00280661/Menaker.Pastikan.Moratorium.TKI.k
e.Arab.Saudi.Masih.Berlaku.
http://buruhmigran.or.id/2015/03/25/sesat-pikir-kebijakan-moratorium-tki-dan-zero-prt/
Putra, Dinas W. Kebijakan Pemerintahan Tentang Analisis Kekerasan Terhadap TKW.
Diakses pada https://www.academia.edu/. 7 November 2015.