TUGAS
STRUKTUR BETON II
DESAIN
DI PEKANBARU
Oleh:
BOBBY ANSYARI
NIM.1207136372
2015
LEMBAR PENGESAHAN
TUGAS DESAII\ STRTIKTTIR BE,TOI\
Disusun OIeh
BOBBYANSYARI
h[rM. 1207136372
Asisten Pembimbing
tt-Af -?Ci$.
GALUII RAHMADYARTO
NIM.
1107 120936
l-\!
Oe
1.
SM
2847-2013 dan
SM
1726-
20t2
2. Diketahui strul:tur
denatr
;.
*r
(2)
Tampak Atas
Jumtah
,,ffit li,*'tt,antai,
tmtrmi
-,
J.
,t
#@r
Diminta:
b.
).
Sajikan hasil desain komponen struktur sesuai dengan standar gambar teknik.
Asisten
( 0'&x$ )
T{IM
1107114856
1207113564
1207113573
12071136{B
1207136381
1207121251
1207136441
12A7L54444
1207113066
1207136345
1207113667
Asisten
Fikrl Hidayat
Randa l(urniawan
Bagus Rlzkra Putra
Harlst Febrie R Z
Rlzkl Eka Putra
Abryan Raltaslwl
Sadewa Sabihl
U Ludrv Fadlllah
Dosen
F
lP
tE
F
=
ut
pr!
s(!,
L.
5.
-o
E'
UJ
Nanant Hidaptullah
Mustika Joni
Jasman Adi Putra
Novelia Miranda Hilman
r!
L
6
J
.l}-
E
N
tLJ
T{IM
1107136055
12071t3597
t207172176
120772130p,
1207121220
1207121334
1207136399
1207135411
1207121236
a-'
b
{!
t
5
1207113513
1207136450
le
1207135485
M Adithva H Ranskutl
1207113633
12071212m
1207113569
1207121277
1207136239
1107114354
1207136511
x207136416
1207121203
1207113620
1207173624
FI
L
Guspi
Rldho Rinanda
Muhammad A?iafi tisuait
Halim Kasuma
Rlzkl Gustian Nst
Klky Yahdita
F.idho llahi
Rlfql Zahri
Cici Amelia Hilman
Bri Aulia Mudrtar
r!
-tt
1207136s01
L.
,E
;
L.
.!
=o
t(!
Kalron Wka
M Nurmandra Muas
1207113604
1207113619
1207121218
1207136358
Rizki Sahputra
139?!a6*ra
Afif Ramda
Zulfikar
Eka Chandra Safrizal
1207113625
1207114129
12a7t2t268
tfo
;c
T'
E
,D
&
TE
(,
F-
=
d
l},
Okl Chandra
Ralhan Arim
Una S.sormin
Rohman Rosvld
t207tr22g8
1?n11 I ft R?
Syahrul Ramadhani
Vnmrnic
i vtlr9rttg
1207121206
t207L2r2t9
Wahvu Setiawan
Akhbar Putra
Vivi Widla Zahra
Husnul Hldayat
1207121223
1107114267
1207112156
Unzi Manran
Nurhasanah
1207t21241
Sinta Afdeni
Fiqri Fansnrri Sara*lh
Hllda Febrina
RanBga Fernando
t207t21298
1207154298
CB
la
|!
t!
g
E
E
s
5
Y
x
o
)-
Adetia Saputra
BahrulJunaidl
Muhammad Walid
--L^J-
=
F
.g
Girang Rahmanul H
Randi Ran*kud Pr
,!i
l-
L2A7tj227t
o
g
c
ctt
1207113548
tg
o
ur
Alvon
.E
{D
c)
Putra Hasibuan
Fauzan Mahdinal
12071364S)
1207121280
1207136498
Arif Rahman
t2a7t3u23
1107136521
--vr
c
c
trl
oc,
ts
-g
E
-5
ilD
(!
1207135390
1207113596
1207154308
:,
Etr
Vennl Devltit
t107$2AT7
L.
.E'
F
=
rr)
Wendl Nofrlandi
Mustalnul Murtadho
Syuhava Wanisakdlah
il{ Geun Ardl
Yudha Muharbl Pratama
Fitri Amalia Pesa
Gina Khusnul Khotimah
-)
.!
Syausul-Etrt--:S
Thessalonika
Anestria S
Blan Falrl Samadanas
1207121258
Faris Syafiq
Glrl Prayogo
Doaen
Vitc Charly
Fandy Aglsman
Bardra Yolandha
Asisten
1?07113565
1207113610
1207113622
1207113643
.E
lUama
lsdianto
=
F
vl
.g
..Cl
q,'
l!
to
l-
to
'r,
E
]
,
Y
5!,
.g
tr
L
x(u
tc
=
F
ttt
=
E
f
E'
tr
l!
t^
=
(tr
N
(!
3
t!
c
!(
x
o
Mahasiswa
htllvt
Nama
BmrV ArrryApl
Ilosen Pengampu
fi_e?__E$r.2?
Asisten
Selesai Tanggal
TAI{GGAL
NO.
PARAF ASISTENSI
TIRAIAN
l.
II
{.
-'[tog{r anhar \mtd ?,7
o
Qm3mg benutg 5
-t,Eqon Ccl"t, Yqhtor
tonllqt ? '.
2.
ul*-lo.s
T.
5/,t -Zo\5
1.
5.
(.
?.
I
q
-(rrd
S{cna
- t anyt $e\.rntoaryt
,,, Qj3ttrntrrarg Cnel.
cLaq.^t ?errrrddar,
ETABST!
"lr,-?d$
'lo-2orS
lcrgncafiqan
ghlr
'D
\r"lkeit
gornbocl
, Gmbar oUt
' hhngh,t?m
Mengetatrui,
Pernbimbing Akademik,
I9zt.or Lfi.
oLl.
Atci.
1ln-2dls
NIP.
Ob
3{gt.
.NL . l.(xrt
fr
Semoga Desain Struktur Beton ini bermanfaat bagi rekan-rekan mahasiswa teknik sipil
umumnya dan juga bagi perencana sendiri khususnya.
Pekanbaru,
Desember 2015
Perencana
Hlm.
ii
Hlm.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN A (GAMBAR DESAIN)
LAMPIRAN B (ANALISA DENGAN ETABS)
LAMPIRAN C (ANALISA KOLOM DENGAN SPCOLUMN)
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Perencanaan struktur beton ini harus dilakukan sebaik mungkin, sesuai dengan
peraturan yang berlaku supaya bangunan aman dari kegagalan konstruksi.
Dari seluruh uraian pentingnya struktur pada bangunan, maka perencanaan struktur
beton ini harus dilakukan dengan baik dan benar, agar dapat memenuhi syarat keamanan,
efisien dan ekonomis.
Hlm. 1
Adapun tugas dalam desain struktur beton ini secara umum yaitu mendesain dimensi
dan penulangan pelat, balok dan kolom, serta menyajikan hasil desain komponen struktur
tersebut sesuai dengan gambar teknik.
1.2 Permasalahan
Dalam perencanaan struktur gedung, yang paling utama adalah kemampuan struktur
untuk menahan beban, yang dalam hal ini adalah struktur yang direncanakan adalah struktur
beton. Untuk mampu melayani pembebanan yang terjadi, maka perencanaan harus dilakukan
sebaik mungkin dan harus sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-2847-2013
tentang Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung dan Standar Nasional
Indonesia (SNI) 1726-2012 tentang Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk
Bangunan Gedung dan Non Gedung. Adapun data-data tugas pada desain ini yaitu sebagai
berikut:
1. Gedung yang direncanakan adalah gedung dengan fungsi sebagai perkantoran
2. Bangunan gedung terletak di Kota Pekanbaru
3. Bangunan gedung tersebut akan berdiri pada jenis tanah sedang
4. Gedung direncanakan memiliki 7 tingkat lantai dengan tinggi antar lantai adalah
sebesar 3,2 m, dan panjang bentang balok adalah sebesar 5 m.
Perhitungan konstruksi beton bertulang mengacu pada metode ultimit sesuai dengan
ketentuan Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-2847-2013 tentang Persyaratan Beton
Struktural untuk Bangunan Gedung, Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung
(PPIUG) tahun 1983 dan Standar Nasional Indonesia (SNI) 1726-2012 tentang Tata Cara
Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung dan Non Gedung.
Tugas yang harus dilakukan yaitu mendesain dimensi dan penulangan pelat, balok dan
kolom, serta menyajikan hasil desain komponen struktur tersebut sesuai dengan gambar
teknik.
Hlm. 2
BAB II
STUDI PUSTAKA
2.1 Pembebanan
Spesifikasi pembebanan dapat mengacu pada peraturan pembebanan Indonesia (SNI)
atau peraturan pembebanan Amerika (ACI).
a. Beban mati
Beban mati adalah berat dari seluruh bagian bangunan yang permanen, besar
beban tetap dan lokasinya juga tetap. Beban mati bergantung pada berat jenis
material bangunan. Sebagai contoh untuk material beton berat normal. Berat jenis
2400 kg/m3. Contoh beban mati antara lain:
Berat struktur seperti dinding, lantai, atap, langit-langit dan tangga.
Perlengkapan bangunan yang sifat tetap seperti HVAC, perpipaan, kabel
dan sebagainya.
b. Beban Hidup
Beban hidup adalah beban yang dihasilkan akibat pemanfaatan struktur, yang
biasanya berupa beban maksimum yang mungkin terjadi akibat pemanfaatan
bangunan. Besarnya beban hidup yang diambil tidak boleh lebih kecil dibandingkan
dengan yang telah ditetapkan dalam peraturan. Tergantung pada jenis elemen
struktur dan beban yang di tinjau, nilai beban hidup dapat direduksi.
c. Beban lingkungan
Gempa bumi
Angin
Tekanan tanah / air
Genangan air hujan
Perbedaan suhu dan perbedaan penurunan
d. Beban atap
Beban atap adalah beban minimum pekerja dan peralatan / material
konstruksi selama masa pembangunan dan perawatan / perbaikan.
Hlm. 3
Kombinasi-kombinasi beban:
Kombinasi beban mati dan beban hidup:
U = 1,2 DL + 1,6 LL + 0,5 (Lr atau R)
Jika dipengaruhi angin ikut diperhitungkan:
U = 1,2 DL + 1,6 (Lr atau R) + (LL atau 0,5 W)
U = 1,2 DL + 1,0 W + L + 0,5 (Lr atau R)
U = 0,9 DL + 1,0 W
Jika dipengaruhi gempa harus diperhitungkan:
U = 1,2 DL + 1,0 E + LL
U = 0,9 DL + 1,0 E
Hlm. 4
2) Material beton cocok digunakan untuk fungsi arsitektural (dapat dibentuk) dan
struktural
4) Kekakuan
Kekakuan dan massa yang lebih besar sehingga dapat mengurangi goyangan
akibat angin dan getaran lantai (akibat pengaruh orang berjalan).
6) Ketersediaan material
Pasir, kerikil, semen, air, dan fasilitas pencampuran beton mudah diperoleh.
Baja tulangan: lebih mudah dibawa ke lokasi konstruksi dibanding profil baja.
Hlm. 5
Hlm. 6
BAB III
DESAIN PENDAHULUAN
(PRELIMINARY DESIGN)
7 @ 3,2 m
3@5m
3@5m
Hlm. 8
Karena dalam denah bangunan terdapat balok dengan satu ujung maupun dua ujung
menerus, maka untuk simplifikasi desain, digunakan tinggi balok yang paling besar, yaitu:
h1 = l/18,5 = 5000/18,5 = 270,27 mm
h2 = l/21 = 5000/21 = 238,10 mm
h = 270,27 mm
Karena fy tidak sama dengan 420 MPa, maka harus dikoreksi dengan faktor:
Memperhatikan runtuh struktur yang diperoleh dari software ETABS, maka digunakan
tinggi penampang balok dan lebar penampang balok, h = b = 450 mm.
Selain itu, tebal pelat perlu juga dikontrol terhadap SNI pasal 9.5.3.3:
Hlm. 9
Menurut Wight dan MacGregor (Reinforced Concrete Mechanics and Design), luasan
yang digunakan untuk menghitung Ib dan Is adalah:
Hlm. 10
Is = 1/12 b . h3
= 1/12 (5000/2 + 450/2)(1803)
= 1324350000,00 mm4
5m
Untuk menentukan Ib, perlu ditentukan dulu lokasi titik pusat luasan:
A = 180 (450+450-180) + (450 (450-180)) = 251100,00 mm2
yc = ((75600 . 90) + (36000 . 240))/111600 = 198, 871 mm (dari atas)
No
1
2
Luas
(mm2)
129600
121500
y
(mm)
90
315
y-yc
(mm)
-108,8709677
116,1290323
Io = 1/12 bh3
(mm4)
349920000
738112500
A(y-yc)2
(mm4)
1536134235
1638543184
Ib = I0 + A . y2 = 4262709919,35 mm4
Maka, 1 = Ib/Is = 4262709919,35/1324350000,00 = 3,219
720 mmb
180 mm
A1
450 mm
A2
450 mm
270 mm
270 mm
Hlm. 11
b
(mm)
2725
h
(mm)
180
Is
(mm4)
1324350000
2725
180
1324350000
3
4
5000
5000
180
180
2430000000
2430000000
No
No.
Balok
A2
y1 y2
Atot
yc
A.y
b
h
A
b
h
A
(mm) (mm) (mm2) (mm) (mm) (mm2)
1 & 2 720
180 129600 450
270 121500 90 315 251100 49936500 198,87
3 & 4 990
180 178200 450
270 121500 90 315 299700 54310500 181,22
Tabel perhitungan Is untuk Pelat A B 1 2:
No.
No.
Balok Luasan
1
1&2
2
1
3&4
2
Luas
y
(mm2) (mm)
129600
90
121500 315
178200
90
121500 315
y-yc (mm)
-108,8709677
116,1290323
-91,21621622
133,7837838
Io = 1/12 bh3
(mm4)
349920000
738112500
481140000
738112500
A (y-yc)2
(mm4)
1536134235
1638543184
1482694942
2174619248
Ib = (Io+Ay2)
(mm4)
4262709919,35
4876566689,19
No
1
2
3
4
Is (mm4)
1324350000
1324350000
2430000000
2430000000
= Ib/Is
3,219
3,219
2,007
2,007
4550*(0.8+490/1400)
36 + 9 . 1
= 116,278 mm
(tidak boleh kurang 90 mm)
Hlm. 12
180 mm
A2
270 mm
450 mm
5m
450 mm
5m
270 mm
b
(mm)
5000
5000
h
(mm)
180
180
Is (mm4)
2430000000
2430000000
A1
b
h
(mm) (mm)
990
180
A2
A
(mm2)
178200
b
h
(mm) (mm)
450
270
A
(mm2)
y1
y2
Atot
A.y
yc
y-yc (mm)
-91,21621622
133,7837838
Io = 1/12 bh3
A (y-yc)2
4
(mm )
(mm4)
481140000 1482694942
738112500 2174619248
Ib = (Io+Ay2)
(mm4)
4876566689
Ib (mm4)
4876566689
4876566689
4876566689
4876566689
Is (mm4)
2430000000
2430000000
2430000000
2430000000
= Ib/Is
2,007
2,007
2,007
2,007
m = (1+2+3+4)/4 = 2,007
Hlm. 13
4550*(0.8+490/1400)
36 + 9 . 1
Hlm. 14
BAB IV
PEMBEBANAN
(LOAD IDENTIFICATION)
4.2 Pembebanan
1. Pelat Lantai
A. Atap
Beban Mati (DL)
Plesteran (2,5 cm)
= 5 2, 5 0 kg/m2
Water proofing
= 2 5, 0 0 kg/m2
Plafon + penggantung
= 1 8, 0 0 kg/m2 +
5, 0 0 kg/m2
.B.Lantai 2 - 7
Beban Mati (DL)
Plesteran (2,5 cm)
= 5 2, 5 0 kg/m2
Keramik
= 2 4, 0 0 kg/m2
= 2 5, 0 0 kg/m2
Plafon + penggantung
= 1 8, 0 0 kg/m2 +
1 1 9, 5 0 kg/m2 = 1,172 kN/m2
Hlm. 15
C. Lantai 1 (Dasar)
Beban Mati (DL)
Plesteran (2,5 cm)
= 5 2, 5 0 kg/m2
Keramik
= 2 4, 0 0 kg/m2 +
7 6, 5 0 kg/m2 = 0,750 kN/m2
2. Balok Tepi
Beban balok tepi dimaksudkan bahwa hanya pada balok tepi struktur yang
menggunakan dinding, selanjutnya pembatas ruangan diasumsikan menggunakan
fiber yang dianggap tidak membebani balok interior ataupun struktur. Adapun beban
balok tepi hanya dibebankan pada balok tepi struktur lantai 1 (dasar) hingga lantai 7,
sedangkan atap tidak dibebani (tidak ada lagi dinding atau ruangan di atasnya), dan
beban balok tepi merupakan beban mati (DL).
Berikut besar beban balok tepi tersebut:
=2 5 0, 0 0 kg/m2
Maka berat dinding pada balok adalah berat dinding dikalikan dengan tinggi
dinding (per lantai), yaitu:
Berat dinding =
3. Beban Gempa
Data Bangunan
Lokasi
: Kota Pekanbaru
Jenis bangunan
Hlm. 16
Jenis tanah
Jumlah tingkat
:7
Tinggi bangunan
Data Lainnya
Faktor reduksi (R)
: 2828033,820
kg
(diperoleh
dari
software
ETABS)
A. Statik Equivalen
Fa
SMS
= Fa . SS = 0,621
SDS
CS
= SDS / (R / I) = 0,052
Zi
Wi
(m)
(Kg)
Atap
22,4 310834,22
Lantai 7 19,2 398782,99
Lantai 6
16
398782,99
Lantai 5 19,2 398782,99
Lantai 4
16
435035,06
Lantai 3 12,8 449225,31
Lantai 2
9,6
436590,26
Jumlah ()
Wi . Zi
6962686,5
7656633,4
6380527,8
7656633,4
6960561
5750084
4191266,5
45558393
(Kg)
22348,77
24576,19
20480,16
24576,19
22341,95
18456,57
13453,09
146232,92
Hlm. 17
Dengan memasukkan data SS, S1, Fa dan Fv, software ETABS secara
otomatis akan mengeluarkan grafik spektrum respons desain (grafik fungsi Sa
vs T).
Berikut data yang diperlukan untuk memperoleh spektrum respons
desain:
SS
Fa
S1
Fv
Berikut gambar hasil perhitungan fungsi dari spektrum respons desain pada
software ETABS.
Hlm. 18
lx
:5m
ly
:5m
Akolom
Dimensi kolom
= b = h = A0,5
= 0,335 m
Memperhatikan runtuh struktur yang diperoleh dari software ETABS, maka digunakan
tinggi penampang kolom dan lebar penampang kolom, h = b = 450 mm.
Kombinasi 1
2) 1,2 DL + 1,6 LL
Kombinasi 2
3) 1,2 DL + LL + E
Kombinasi 3
4) 0,9 DL + E
Kombinasi 4
Hlm. 19
Beban gempa (E) dianggap bekerja 100% pada sumbu utama (arah x) bersamaan
dengan 30% pada daerah tegak lurus sumbu utama (arah y). Maka kombinasi beban di atas
dapat dijabarkan menjadi 18 kombinasi sebagai berikut:
1) 1,4 DL
Kombinasi 1
2) 1,2 DL + 1,6 LL
Kombinasi 2
3) 1,2 DL + LL + Ex + 0,3 Ey
Kombinasi 3-1
4) 1,2 DL + LL + Ex - 0,3 Ey
Kombinasi 3-2
5) 1,2 DL + LL - Ex + 0,3 Ey
Kombinasi 3-3
6) 1,2 DL + LL - Ex - 0,3 Ey
Kombinasi 3-4
7) 1,2 DL + LL + 0,3 Ex + Ey
Kombinasi 3-5
8) 1,2 DL + LL + 0,3 Ex - Ey
Kombinasi 3-6
9) 1,2 DL + LL - 0,3 Ex + Ey
Kombinasi 3-7
Kombinasi 3-8
Kombinasi 4-1
Kombinasi 4-2
Kombinasi 4-3
Kombinasi 4-4
Kombinasi 4-5
Kombinasi 4-6
Kombinasi 4-7
Kombinasi 4-8
Keterangan:
DL = Beban mati (Dead Load)
LL = Beban hidup (Live Load)
E
Hlm. 20
BAB V
PERENCANAAN BALOK
(BEAM DESIGN)
5.1 Umum
Untuk penyederhanaan, balok yang akan direncanakan adalah balok dengan gaya
dalam yang terbesar. Dalam keruntuhan balok yang paling mempengaruhi adalah gaya
momen, maka dalam perencanaan balok ini didasarkan pada balok dengan gaya momen
terbesar.
Desain balok mencakup desain tuangan lentur (longitudinal bar) dan tulangan
transversal / sengkang (stirrups).
Balok yang direncanakan adalah balok B24 atau balok dengan nomor batang 425,
balok eksterior yang berada pada bagian belakang gedung kantor lantai 3.
Hlm. 21
83 , 95 kN.m
Acp
Pcp
Tth
Tu = -21,57 kN.m > Tth = 3,75 kN.m, maka balok butuh tulangan torsi
Vu
= 117,42 kN
Tu
= -21,57 kN.m
Vc
1,416 MPa < 2,476 MPa ... Besar penampang cukup !!!
Hlm. 22
Tn
= Tu/ = kN
Ao
fyt
= 490 MPa
Al
Hlm. 23
= 150 mm
fc = 25 MPa
hw = 300 mm
fy = 490 MPa
bw = 450 mm
hf
= 450 mm
= 1250 mm
beff 2 = l2
= 5000 mm
= 5000 mm
beff 3 = bw + 16 . hf = 2850 mm
Perkiraan Tulangan
= 0,95
= 0,90
Mu = 83,95 kN.m
d
= 501,43 mm2
Hlm. 24
= 0,85
= a/1 = 18,45 mm
fs
cc
= 50 mm (selimut bersih)
Karena smin < s < smax, maka spasi aktual tulangan memenuhi syarat.
Tahanan momen positif menggunakan tulangan 3 tulangan D-19
Hlm. 25
Perkiraan Tulangan
= 0,95
= 0,90
Mu = -172,51 kN.m
d
= 1002,86 mm2
= 0,85
Hlm. 26
= a/1 = 24,60 mm
fs
cc
= 50 mm (selimut bersih)
Karena smin < s < smax, maka spasi aktual tulangan memenuhi syarat.
Tahanan momen negatif menggunakan tulangan 4 tulangan D-19
4 D-19
3 D-19
Hlm. 27
Dari hasil analisis struktur gedung dengan software ETABS, grafik distribusi
gaya geser terfaktor sepanjang balok dari pusat ke pusat tumpuan (5 m), Vu:
Vu kiri
= -117,42 kN
Vu kanan = 2,28 kN
Penampang geser kritis berada pada jarak d dari muka tumpuan, maka:
= 380,5 mm
Vu di d
bw = 450 mm
fc = 25 MPa
fyt = 490 MPa
Hlm. 28
Vc
0,5 . . Vc = 54,58 kN
Karena 0,5 . Vc = 54,58 kN < |Vu| = 102,93 kN, maka dibutuhkan sengkang
untuk membantu balok menahan gaya geser Vu.
Vs maks
Vc+Vs maks
At/s
= 0,30 mm2/mm
Hlm. 29
Av+t
Karena s > smaks, maka spasi sengkang perlu adalah s = 190,25 mm. Digunakan
spasi sengkang s = 190 mm.
Tahanan gaya geser menggunakan sengkang D-10 spasi 190 mm
SNI Pasal 11.5.6.2 menyatakan bahwa tulangan longitudinal untuk torsi harus
didistribusikan di sekeliling perimeter sengkang tertutup. Maka, perlu ditambah
tulangan longitudinal di tengah tinggi balok dengan diameter:
= 190 mm
Hlm. 30
BAB VI
PERENCANAAN KOLOM
(COLUMN DESIGN)
6.1 Umum
Untuk penyederhanaan, kolom-kolom bangunan akan didesain dengan dimensi dan
detail penulangan yang sama, menggunakan beban kolom terbesar (momen biaksial dan
gaya aksial).
Penggambaran diagram interaksi menggunakan software SPColumn, dengan
persyaratan lainnya akan dicek secara manual.
Kolom yang direncanakan adalah kolom C5 atau kolom dengan nomor batang 84,
kolom eksterior yang berada pada bagian depan gedung kantor lantai 1.
Hlm. 31
Material Beton
Dimensi Kolom
fc = 25 MPa
fy = 490 MPa
b = 450 mm
1 = 0,85
Es = 200000 MPa
h = 450 mm
Ec = 23500 MPa
Dari hasil software ETABS , kolom C5 memiliki gaya dalam sebagai berikut:
= -1666,45 kN
= -92,18 kN
Dengan software SPColumn, diperoleh penuangan dan diagram interaksi gaya aksial
- momen biaksial sebagai berikut:
50 mm
50 mm
Digunakan
Tulangan longitudinal:
20 D 22
450 mm
Tulangan transversal:
Sengkang persegi
D - 10
450 mm
Gambar detail penulangan kolom dengan software SPColumn
Hlm. 32
500
M y ( k N m)
M x ( k N m)
1
-500
500
-500
P = -1666.45 k N
P ( kN)
6000
(Pmax)
(Pmax)
-450
450
M (167) ( k N m)
(Pmin)
(Pmin)
-4000
Maka dari gambar diagram interaksi di atas dapat disimpulkan bahwa penulangan
kolom di atas sudah memenuhi syarat kekuatan. Akan tetapi, masih ada persyaratan detail
penulangan yang harus diperiksa secara manual.
Hlm. 33
bw = 450 mm
fc = 25 MPa
|Nu| = 1666,45 kN
|Vu| = 92,18 kN
= 1
0,5 . . Vc = 88,60 kN
Karena 0,5 . Vc = 88,60 kN < |Vu| = 92,18 kN, maka dibutuhkan sengkang untuk
membantu kolom menahan gaya geser Vu.
Vs maks
Vc+Vs maks
Hlm. 34
db Sengkang = 10 mm
( 10 mm ... OK!!! )
SNI 7.7.1
Hlm. 35
BAB VII
PERENCANAAN PELAT LANTAI
(FLOOR SLAB DESIGN)
7.1 Umum
Untuk penyederhanaan, desain pelat lantai 1 (dasar) sampai lantai atap akan disamakan
dengan mengambil gaya dalam terbesar.
(0;0)
a) Gambar Denah Pelat Lantai 1 (Dasar) - 4
(0;0)
b) Gambar Denah Pelat Lantai 5 - Atap
Hlm. 36
Material Beton
Dimensi Lantai
fc = 25 MPa
fy = 490 MPa
hs = 150 mm
1 = 0,85
Es = 200000 MPa
bw = 1000 mm
Ec = 23500 MPa
yx
Strip 1
xy
Strip 2
Strip 3
Strip 4
Strip 5
5m
3
5m
5m
Hlm. 37
Lebar strip 3:
W3 = 2 . 0,25 . l = 2 . 0,25 . 5000 = 2500 mm
( = 0,9)
Hlm. 38
(1 = 0,85)
( s > 0,005 ... = 0,9 )
Karena As min 2 > As perlu dan As min lainnya, maka As = As min 2 = 357,18 mm2
smax = 2 . hs = 300 mm
Satuan
Strip 1
Strip 2
Strip 3
Strip 4
Strip 5
|mx|
kN.m
12,93
14,93
13,43
15,12
13,95
|mxy|
kN.m
1,39
1,22
1,24
1,10
1,25
Mu = mr x
kN.m
14,32
16,14
14,67
16,22
15,20
db
mm
10,00
10,00
10,00
10,00
10,00
Ab
mm
78,54
78,54
78,54
78,54
78,54
mm
125,00
125,00
125,00
125,00
125,00
C1
5,65
5,65
5,65
5,65
5,65
C2
-61250,00
-61250,00
-61250,00
-61250,00
-61250,00
C3
15906666,67
17936666,67
16304444,44
18018888,89
16892222,22
As perlu
mm2
266,24
301,21
273,07
302,63
283,19
As min
mm2
357,14
357,14
357,14
357,14
357,14
As
mm2
357,14
357,14
357,14
357,14
357,14
sperlu
mm
219,91
219,91
219,91
219,91
219,91
smax
mm
300,00
300,00
300,00
300,00
300,00
saktual
mm
210,00
210,00
210,00
210,00
210,00
Hlm. 39
yx
Strip 1
x
y
Strip 2
Strip 3
Strip 4
Strip 5
5m
3
5m
5m
Lebar strip 3:
W3 = 2 . 0,25 . l = 2 . 0,25 . 5000 = 2500 mm
Hlm. 40
( = 0,9)
(1 = 0,85)
( s > 0,005 ... = 0,9 )
Karena As min 2 > As perlu dan As min lainnya, maka As = As min 2 = 328,57 mm2
smax = 2 . hs = 300 mm
Hlm. 41
Satuan
Strip 1
Strip 2
Strip 3
Strip 4
Strip 5
|my|
kN.m
6,46
6,17
9,70
5,81
11,64
|mxy|
kN.m
1,39
1,22
1,24
1,10
1,25
Mu = mr y
kN.m
7,85
7,39
10,94
6,91
12,88
db
mm
10,00
10,00
10,00
10,00
10,00
Ab
mm
78,54
78,54
78,54
78,54
78,54
mm
115,00
115,00
115,00
115,00
115,00
C1
5,65
5,65
5,65
5,65
5,65
C2
-56350,00
-56350,00
-56350,00
-56350,00
-56350,00
C3
8723333,33
8206666,67
12158888,89
7677777,78
14315555,56
As perlu
mm2
157,29
147,83
220,66
138,17
260,87
As min
mm2
328,57
328,57
328,57
328,57
328,57
As
mm
328,57
328,57
328,57
328,57
328,57
sperlu
mm
239,03
239,03
239,03
239,03
239,03
smax
mm
300,00
300,00
300,00
300,00
300,00
saktual
mm
230,00
230,00
230,00
230,00
230,00
y
x
Hlm. 42
Lebar strip 3:
W3 = 2 . 0,25 . l = 2 . 0,25 . 5000 = 2500 mm
W2 = W4
Satuan
Strip 1
Strip 2
Strip 3
Strip 4
Strip 5
|mx|
kN.m
11,23
14,61
13,33
14,71
13,35
|mxy|
kN.m
1,22
1,05
1,11
0,95
1,09
Mu = mr x
kN.m
12,44
15,66
14,43
15,66
14,44
db
mm
10,00
10,00
10,00
10,00
10,00
Ab
mm
78,54
78,54
78,54
78,54
78,54
mm
125,00
125,00
125,00
125,00
125,00
C1
5,65
5,65
5,65
5,65
5,65
C2
-61250,00
-61250,00
-61250,00
-61250,00
-61250,00
C3
13823333,33
17397777,78
16033333,33
17403333,33
16040000,00
As Perlu
mm2
230,59
291,90
268,41
292,00
268,53
mm
5,32
6,73
6,19
6,73
6,19
mm
6,26
7,92
7,28
7,92
7,28
0,06
0,04
0,05
0,04
0,05
s
As min
mm2
231,43
231,43
231,43
231,43
231,43
As min
mm2
357,14
357,14
357,14
357,14
357,14
As min
318,88
318,88
318,88
318,88
318,88
As
mm
357,14
357,14
357,14
357,14
357,14
sperlu
mm
219,91
219,91
219,91
219,91
219,91
smax
mm
300,00
300,00
300,00
300,00
300,00
saktual
mm
210,00
210,00
210,00
210,00
210,00
mm
Hlm. 43
y
x
Lebar strip 3:
W3 = 2 . 0,25 . l = 2 . 0,25 . 5000 = 2500 mm
W2 = W4
Hlm. 44
Properti
Satuan
Strip 1
Strip 2
Strip 3
Strip 4
Strip 5
|my|
kN.m
6,65
5,93
11,41
5,53
11,26
mxy
kN.m
1,22
1,05
1,11
0,95
1,09
Mu = mr x
kN.m
7,87
6,97
12,52
6,48
12,35
db
mm
10,00
10,00
10,00
10,00
10,00
Ab
mm
78,54
78,54
78,54
78,54
78,54
mm
115,00
115,00
115,00
115,00
115,00
C1
5,65
5,65
5,65
5,65
5,65
C2
-56350,00
-56350,00
-56350,00
-56350,00
-56350,00
8741111,11
7748888,89
13905555,56
7203333,33
13722222,22
C3
2
As Perlu
mm
157,61
139,46
253,20
129,51
249,77
mm
3,63
3,22
5,84
2,99
5,76
mm
4,28
3,78
6,87
3,51
6,78
0,08
0,09
0,05
0,10
0,05
231,43
231,43
231,43
231,43
231,43
As min
mm
328,57
328,57
328,57
328,57
328,57
As min
mm2
293,37
293,37
293,37
293,37
293,37
As
mm2
328,57
328,57
328,57
328,57
328,57
sperlu
mm
239,03
239,03
239,03
239,03
239,03
smax
mm
300,00
300,00
300,00
300,00
300,00
saktual
mm
230,00
230,00
230,00
230,00
230,00
As min
mm
Vu = 13,00 kN
Vc = 0,17 . . fc0,5 . bw . d = 106,25 kN
0,5 . . Vc = 39,84 kN
Karena 0,5 . . Vc = 39,84 kN > Vu = 13,00 kN, maka tidak perlu tulangan
geser pada pelat.
Hlm. 45
BAB VIII
PENUTUP
8.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan mengenai pengaruh kombinasi beban yang
dibantu dengan software ETABS, maka dari perencanaan struktur bangunan kantor 7 lantai
ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
Dari perhitungan kontrol masing-masing elemen aksial dan momen yang
menggunakan mutu beton fc = 25 MPa dan mutu tulangan fy = 490 MPa, diperoleh
bahwa desain masing-masing elemen telah memenuhi syarat dan aman digunakan
untuk portal gedung 7 lantai.
Balok menggunakan dimensi 450.450 mm, dengan tulangan momen negatif 4D19,
tulangan momen positif 3D19 dan sengkang D10-190. Balok aman terhadap
momen.
Kolom menggunakan dimensi 450.450 mm, dengan tulangan longitudinal 20D22
dan sengkang D10-175. Kolom aman terhadap gaya tekan aksial dan momen.
Pelat lantai menggunakan ketebalan sebesar 150 mm, dengan tulangan momen arah
X D10-210 dan momen arah Y D10-230. Pelat lantai aman terhadap momen.
8.2 Saran
Berdasarkan proses dalam perencanaan struktur bangunan kantor ini, saran yang perlu
dikembangkan pada perencanaan ini adalah:
Perlu dilakukan analisis struktur secara menyeluruh. Perlu ditambahkan beban
lateral yaitu angin agar struktur bangunan lebih teruji sebagai bangunan tingkat
tinggi yang berfungsi sebagai kantor.
Pada pembebanan yang ada, perlu ditambahkan beban yang lebih detail lagi, seperti
beban tangga, lift, pendingin ruangan dan lainnya.
Hlm. 46
DAFTAR PUSTAKA
Asroni, H. A. (2010). Balok dan Pelat Beton Bertulang. Yogyakarta: Graha Ilmu
Badan Standarisasi Nasional (BSN). (2002). SNI 07-2052-2002 Baja Tulangan Beton.
Jakarta: Badan Standarisasi Nasional
Badan Standarisasi Nasional (BSN). (2012). SNI 1726:2012 Tata Cara Perencanaan
Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung. Jakarta:
Badan Standarisasi Nasional
Badan Standarisasi Nasional (BSN). (2013). SNI 03-2847-2013 Persyaratan Beton
Struktural untuk Bangunan Gedung. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional
Departemen Pekerjaan Umum. (1983). Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung
(PPIUG) tahun 1983. Bandung: Departemen Pekerjaan Umum
Wight, K. J. dan MacGregor, G. J. (2012). Reinforced Concrete, Mechanics & Design 6th
Edition. New Jersey: Perason Education, Inc
LAMPIRAN A
GAMBAR DESAIN
Atap
3200
Lantai 7
Kolom 450.450
3200
Lantai 6
3200
Balok 450.450
Lantai 5
3200
Lantai 4
3200
Lanta 3
3200
Lantai 2
3200
Lantai 1 (Dasar)
5000
5000
5000
5000
5000
15000
PROYEK
PROJECT
PERENCANA
DESIGNER
5000
15000
Skala 1:225
Skala 1:225
PEMERIKSA
CHECKED BY
INSTITUSI
INSTITUTION
NAMA GAMBAR
DRAWING NAME
SATUAN UKURAN
DIMENSION UNIT
MILIMETER
DESAIN STRUKTUR
BETON II
BOBBY ANSYARI
NIM.1207136372
GALUH RAHMADYARTO
NIM.1107120936
TANGGAL REVISI
SKALA
REVISION DATE
SCALE
04 / 12 / 2015
1:225
Atap
3200
Lantai 7
Kolom 450.450
3200
Lantai 6
3200
Balok 450.450
Lantai 5
3200
Lantai 4
3200
Lanta 3
3200
Lantai 2
3200
Lantai 1 (Dasar)
5000
5000
5000
5000
15000
PROYEK
PROJECT
PERENCANA
DESIGNER
5000
5000
15000
Skala 1:225
Skala 1:225
PEMERIKSA
CHECKED BY
INSTITUSI
INSTITUTION
NAMA GAMBAR
DRAWING NAME
SATUAN UKURAN
DIMENSION UNIT
MILIMETER
DESAIN STRUKTUR
BETON II
BOBBY ANSYARI
NIM.1207136372
GALUH RAHMADYARTO
NIM.1107120936
TANGGAL REVISI
SKALA
REVISION DATE
SCALE
04 / 12 / 2015
1:225
Kolom 450.450
5000
Kolom 450.450
5000
Balok 450.450
Balok 450.450
5000 15000 5000
2
Pelat Lantai tebal 150 mm
5000
1
5000
5000
5000
5000
5000
15000
15000
Skala 1:175
PROYEK
PROJECT
PERENCANA
DESIGNER
5000
Skala 1:175
PEMERIKSA
CHECKED BY
INSTITUSI
INSTITUTION
NAMA GAMBAR
DRAWING NAME
SATUAN UKURAN
DIMENSION UNIT
MILIMETER
DESAIN STRUKTUR
BETON II
BOBBY ANSYARI
NIM.1207136372
GALUH RAHMADYARTO
NIM.1107120936
TANGGAL REVISI
SKALA
REVISION DATE
SCALE
04 / 12 / 2015
1:175
Kolom 450.450
Balok 450.450
62
Kolom 450.450
Tulangan Torsi
2 D10
Sengkang
D10 - 190
450
4550
Sengkang
D10 - 190
Sengkang
D10 - 190
450
4550
225
Kolom 450.450
100
50
4 D19
450
19
75
300
175
33
2 D10
102,5
125
125
19
24
Sengkang
D10 - 190
Diameter Bengkokan
Sengkang = 40 mm
10
20
115
50
211
211
3 D19
50
350
450
50
260
Diameter Bengkokan Tulangan
Momen Positif = 48 mm
Potongan A-A
Skala 1:15
Skala 1:15
Skala 1:10
PROYEK
PROJECT
PERENCANA
DESIGNER
PEMERIKSA
CHECKED BY
INSTITUSI
INSTITUTION
NAMA GAMBAR
DRAWING NAME
SATUAN UKURAN
DIMENSION UNIT
MILIMETER
DESAIN STRUKTUR
BETON II
BOBBY ANSYARI
NIM.1207136372
GALUH RAHMADYARTO
NIM.1107120936
TANGGAL REVISI
SKALA
REVISION DATE
SCALE
04 / 12 / 2015
Bervariasi
450
1
62,93
Kolom 450.450
66,67
43,6
Balok 450.450
63,6
40
63,6
43,6
450
63,6
66,67
62,93
63,6
450
Kolom 450.450
Sengkang Persegi
D10 - 175
Potongan A-A
Skala 1:10
Tulangan Longitudinal
20 D22
60
Footing
40
PERENCANA
DESIGNER
PEMERIKSA
CHECKED BY
INSTITUSI
INSTITUTION
NAMA GAMBAR
DRAWING NAME
SATUAN UKURAN
DIMENSION UNIT
MILIMETER
DESAIN STRUKTUR
BETON II
BOBBY ANSYARI
NIM.1207136372
GALUH RAHMADYARTO
NIM.1107120936
TANGGAL REVISI
SKALA
REVISION DATE
SCALE
04 / 12 / 2015
Bervariasi
5000
C
B
B
5000
5000
5000
5000
5000
PERENCANA
DESIGNER
PEMERIKSA
CHECKED BY
INSTITUSI
INSTITUTION
NAMA GAMBAR
DRAWING NAME
SATUAN UKURAN
DIMENSION UNIT
MILIMETER
DESAIN STRUKTUR
BETON II
BOBBY ANSYARI
NIM.1207136372
GALUH RAHMADYARTO
NIM.1107120936
TANGGAL REVISI
SKALA
REVISION DATE
SCALE
04 / 12 / 2015
1:125
PROYEK
PROJECT
PERENCANA
DESIGNER
PEMERIKSA
CHECKED BY
INSTITUSI
INSTITUTION
NAMA GAMBAR
DRAWING NAME
SATUAN UKURAN
DIMENSION UNIT
MILIMETER
DESAIN STRUKTUR
BETON II
BOBBY ANSYARI
NIM.1207136372
GALUH RAHMADYARTO
NIM.1107120936
Detail A
dari Denah Pelat Lantai
(Detail Lokasi Tulangan)
TANGGAL REVISI
SKALA
REVISION DATE
SCALE
04 / 12 / 2015
1:25
Tulangan Arah X
D10 - 210
Tulangan Arah Y
D10 - 230
40
20
150
20
450
Tulangan Arah Y
D10 - 230
Tulangan Arah X
D10 - 210
450
450
5000
PROYEK
PROJECT
PERENCANA
DESIGNER
PEMERIKSA
CHECKED BY
INSTITUSI
INSTITUTION
NAMA GAMBAR
DRAWING NAME
SATUAN UKURAN
DIMENSION UNIT
MILIMETER
DESAIN STRUKTUR
BETON II
BOBBY ANSYARI
NIM.1207136372
GALUH RAHMADYARTO
NIM.1107120936
Potongan B-B
dari Denah Pelat Lantai
TANGGAL REVISI
SKALA
REVISION DATE
SCALE
04 / 12 / 2015
1:10
Tulangan Arah X
D10 - 210
Tulangan Arah Y
D10 - 230
Tulangan Arah X
D10 - 210
Tulangan Arah Y
D10 - 230
40
20
150
20
450
450
450
5000
PROYEK
PROJECT
PERENCANA
DESIGNER
PEMERIKSA
CHECKED BY
INSTITUSI
INSTITUTION
NAMA GAMBAR
DRAWING NAME
SATUAN UKURAN
DIMENSION UNIT
MILIMETER
DESAIN STRUKTUR
BETON II
BOBBY ANSYARI
NIM.1207136372
GALUH RAHMADYARTO
NIM.1107120936
Potongan C-C
dari Denah Pelat Lantai
TANGGAL REVISI
SKALA
REVISION DATE
SCALE
04 / 12 / 2015
1:10
LAMPIRAN B
ANALISIS STRUKTUR
DENGAN ETABS 2015
Contoh Tipikal Distribusi Momen Maksimum Arah 1-1 untuk Pelat Lantai 3
Contoh Bending Moment Diagram (BMD) untuk Kombinasi Beban 2 (Tanpa Gempa)
Contoh Bending Moment Diagram (BMD) untuk Kombinasi Beban 3-3 (Dengan Gempa)
LAMPIRAN C
ANALISIS KOLOM
DENGAN SPCOLUMN